• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kuliah Kerja Nyata Berbasis Profesi Apotek Langon Sehat

N/A
N/A
Adelya

Academic year: 2024

Membagikan "Laporan Kuliah Kerja Nyata Berbasis Profesi Apotek Langon Sehat"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA BERBASIS PROFESI

APOTEK LANGON SEHAT

Disusun Oleh :

1. Lita Meliana E0021021

2. Putri Ariani Yasmin E0021032

3. Ria Ajheng Eka. S E0021034

4. Adelya Putri Angkasa E0021141

PROGRAM STUDI FARMASI S1 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

2024/2025

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA BERBASIS PROFESI

APOTEK LANGON SEHAT

Disusun Oleh :

1. Lita Meliana E0021021

2. Putri Ariani Yasmin E0021032

3. Ria Ajheng E.S E0021034

4. Adelya Putri Angkasa E0021141

Slawi, November 2024

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

apt. Annisa Wirda Rizkia, S.Farm apt. Shofa Khoirun Nida, M.Farm

NIP. NIDN.

Mengetahui

Ketua Program Studi Farmasi S1

apt. Endang Istriningsih, M.Clin.Pharm

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami semua sehingga dapat melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) berbasis profesi di RSUD Kardinah Kota Tegal.

Laporan ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan akademik untuk mendapatkan nilai akhir sebagai bukti kerja nyata di lapangan yaitu RSUD Kardinah Kota Tegal. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Maufur, M.Pd selaku Rektor Universitas Bhamada Slawi.

2. Ibu Dwi Budi Prastiani, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bhamada Slawi.

3. Ibu apt. Endang Istriningsih, M.Clin.Pharm. selaku Ketua Program Studi Farmasi S1 Universitas Bhamada Slawi.

4. Ibu Shofa Khoirunnida, M.Farm., Apt selaku Dosen Pembimbing dan Dosen Pengampu Mata Kuliah Kerja Nyata (KKN) Program Studi Farmasi S1 Universitas Bhamada Slawi,.

5. Bapak apt. Annisa Wirda Rizkia, S.Farm selaku Pembimbing Lapangan di Apotek Langon Sehat.

6. Seluruh staf dan karyawan Apotek Langon Sehat atas segala bantuan, keramahan, pengarahan, dan bimbingan selama pelaksanaan kuliah kerja nyata (KKN).

7. Serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungannya baik berupa moral ataupun material.

(4)

Penulis menyadari bahwa dalam laporan KKN ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak untuk mencapai laporan yang lebih baik pada kesempatan lain, semoga dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca.

Slawi, November 2024

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER...i

LEMBAR PENGESAHAN...ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR GAMBAR...v

DAFTAR LAMPIRAN... vi

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Tujuan Kuliah Kerja Nyata...2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...3

2.1 Sejarah Apotek Langon Sehat...3

2.2 Visi dan Misi... 4

2.3 Lokasi Apotek Langon Sehat...5

2.4 Tugas dan Fungsi... 6

2.5 Struktur Organisasi dan Personalia...7

BAB III TINJAUAN KHUSUS...9

3.1 Standar Pelayanan Kefarmasian...9

3.2 Administrasi...13

3.3 Pelayanan... 14

BAB IV TINJAUAN KASUS...16

4.1 Kasus 1... 16

4.2 Kasus 2... 18

BAB V PEMBAHASAN...21

BAB VI PENUTUP...28

6.1 Kesimpulan...28

6.2 Saran...28

DAFTAR PUSTAKA... 29

LAMPIRAN...30

(6)
(7)

DAFTAR GAMBAR

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

(9)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Republik Iindonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 20 ayat 2 menyatakan bahwa: “Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat”. Pada pasal 24 ayat 2 disebutkan:

“Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian masyarakat”. Ketiga aspek dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut dilaksanakan dengan proporsi yang seimban, harmonis, dan terpadu dengan harapan agar kelak para lulusan Perguruan Tinggi dapat menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, memadai dalam bidang masing-masing, mampu melakukan penelitian, dan bersedia mengabdikan diri demi masyarakat.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan yang mewujudkan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan pemberian pengalaman belajar dan bekerja kepada mahasiswa tentang penerapan dan pengembangan ilmu dan teknologi di luar kampus. Mahasiswa sebagai elemen perguruan tinggi sekaligus generasi muda yang dibekali intelektualitas, memiliki tanggung jawab melaksanakan hal tersebut. Sehingga mahasiswa dijuluki “agent of change”, dalam KKN mahasiswa belajar mengaitkan antara dunia akademik-teoritik dengan dunia empirik-praktik bagi pemecahan permasalahn masyarakat agar masyarakat dapat memberdayakan dirinya untuk menolong diri mereka sendiri.

Kesehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap orang mempunyai hak hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk didalamnya mendapatkan makanan, pakaian, perumahan, dan pelayanan kesehatan serta pelayanan sosial lain yang diperlukan. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan

(10)

kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelmpok dan atau masyarakat.

Salah satu tempat pelayanan kesehatan di Indonesia adalah Apotek.

Apotek merupakan suatu sarana untuk melakukan pekerjaan kefarmasian dan sarana untuk penyaluran perbekala farmasi kepada masyarakat. Tugas dan fungsi apotek adalah tempat pengabdian apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan, sarana farmasi untuk melakukan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan penyerahan obat dan sarana penyaluran perbekalan farmasi, termasuk obat yang diperlukan masyarakat secara luas dan merata (KepMenkes, 2002).

1.2 Tujuan Kuliah Kerja Nyata

Tujuan dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa dapat mengenal dan memahami tentang pelayanan, manajemen dan administrasi di apotek Langon Sehat sehingga muncul jiwa enterpreuner dan profesionsl ketika memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.

2. Mahasiswa mampu menerapkan konsep, teori dan prinsip ilmu sosial, perilaku dan ilmu kefarmasian dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian kepada pasien secara propesional dan bertanggung jawab berdasarkan kode etik profesi, undang-undang yang berlaku dan peraturan profesi yang ditetapkan.

3. Mahasiswa mampu melaksanakan pelayanan kefarmasian dari masalah yang sederhana sampai masalah yang kompleks secara koprehensif melalui proses kefarmasian.

4. Mahasiswa mampu memahami pengobatan herbal di puskesmas.

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Apotek Langon Sehat

Apotek Langon Sehat pertama kali didirikan oleh ibu apt. Malichatun S.Si pada tahun 2016 dengan nomo SIA (Surat Izin Apotek):

031/SIA/11.03/2019 Nomor telepon: (0283)356101 dan apt. Annisa Wirda Rizkia S.Farm sebagai APA (Apoteker Pengelola Apotek) dengan SIPA (Surat Izin Praktek Apoteker): 503.440/022/429.111/2024.

2.2 Visi dan Misi 1. Visi

Menjadikan apotek yang menerapkan pelayanan kefarmasian yang bermutu, berkualitas dan terpercaya bagi masyarakat dengan memberikan pelayanan yang optimal sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kualita hidup masyarakat

2. Misi

a) Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang tepat, cepat, ramah, dan informative dengan menerapkan pharmaceutical care kepada masyarakat.

b) Menyediakan obat, alat kesehatan serta perbekelan farmasi lainnya yang bermutu, berkualitas, dan terjangkau oleh masyarakat.

c) Mengevaluasi kinerja di apotek secara rutin dan menyeluruh serta senatiasa melakukan perbaikan.

2.3 Lokasi Apotek Langon Sehat

Apotek langon sehat berlokasi di Jalan Sumbodro no 46A, Kelurahan Slerok, Keceamatan Tegal Timur, Kabupaten Kota Tegal (sebelah barat pasar

(12)

Langon). Apotek Langon Sehat menghadap ke timur dan sebelah barat pasar Langon. Dengan melihat lokasi yang strategis maka diharapkan apotek langon Sehat dapat bersaing dengan apotek lainnya.

2.4 Tugas dan Fungsi

Apotek Langon Sehat didirikan dengan tugas dan fungsi sebagai berikut:

1. Dalam rangka ikut mendukung program pemerintah dibidang kesehatan, khususnya menjamin ketersediaan obat yang baik dan bermutu.

2. Dalam rangka mendekatkan pelayanan sediaan farmasi dan perbekelan kesehatan lainnya pada masyarakat.

3. Memberikan alternatif pilihan bagi masyarakat pengguna layanan dalam menjamin keputusan layanan.

4. Memperluas jangkauan komunikasi dan informasi kepada masyarakat prihal obat dan penyakit sehingga dapat meningkatkan kesadaran hidup sehat bagi masyarakat.

2.5 Struktur Organisasi dan Personalia

Stuktur organisasi dan personalia di apotek Langon sehat meliputi:

1. Struktur Organisasi Apotek Langon

Apotek Langon Sehat dikepalai oleh seorang APA (Apoteker Pengelola Apotek) yang disebut juga manager apotek pelayanan, dibawah pewngawasan pemilik apotek Langon Sehat. Kemudian APA (Apoteker Pengelola Apotek) didampingi oleh 2 asisten apoteker, 1 administrasi serta 4 staf Apotek Langon Sehat.

(13)

Bagan 1. Struktur Organisasi Apotek Langon Sehat 2. Personalia

Personalia apotek Langon Sehat dibagi menurut tugasnya sebagai berikut:

a) Pemilik Sarana Apotek b) Apoteker Pengelola Apotek

c) Tenaga Teknis Kefarmasian 2 orang d) Administrasi 1 orang

e) Staf Apotek 4 orang

Staf Apotek Langon Sehat Diah Pratiwi Suciati

Alivia

Widya Putri Handayani Shintia Bagastica Sari

Administrasi Yuni Hastuti Hijriyah

Tenaga Teknis Kefarmasian Laila Ma’rufah, A.Md.farm Tenaga Teknis Kefarmasian

Nur Allifa, A.Md.farm

Apoteker Pengelola Apotek Apt. Annisa Wirda Rizkia,S.Farm

Pemilik Sarana Apotek Apt. Maslichatun, S.Si

(14)

Tugas dan wewenang dari masing-masing struktur organisasi 1. Pemilik Sarana Apotek (PSA)

1) Bertanggung jawab atas kelancaran seluruh kegiatan apotek 2) Mengawasi Seluruh Kegiatan karyawan, penjualan, dan pembeli

an obat

3) Membuat visi dan misi bersama APA

4) Membuat strategi, tujuan, sasaran, dan program kerja bersama A PA

5) Membuat dan menetapkan peraturan pada setiap fungsi kegiatan apotek

6) Membuat sistem pengawasan dan pengendalian dan program ker ja pada setiap kegiatan apotek

2. Apoteker Penanggung Jawab Apotek (APA) 1) Memimpin seluruh kegiatan apotek

2) Memeriksa penjualan per shift, laporan pembelian 3) Mengatur jadwal asisten apoteker

4) Mengontrol kinerja karyawan

5) Tanggung jawab semua operasional yang bersifat operasi kepada Dinas Kesehatan

6) Memuat laporan penjualan

7) Bertanggung jawab atas semua kelancaran hidup apotek yang dip impin

8) Melakukan pekerjaan berdasarkan profesinya meliputi : Pelayan an kefarmasian (pelayanan obat bebas dan obat dengan resep) ses uai petunjuk SOP

9) Mengerjakan pengubahan bentuk pembuatan sediaan racikan da n meracik

10) Menghubungi dokter yang bersangkutan apabila resep tidak dapa t dibaca

(15)

12) Mencatat laporan penggunaan obat dan perbekalan farmasi yaitu golongan obat psikotropika dan narkotika, obat resep, obat wajib apotek (OWA), Obat Generik Bermerek (OGB), dan waktu kadal uwarsa obat

13) Mendata kebutuhan obat dalam rangka defekta dan membantu ke lancaran kegiatan pembelian

14) Menerima barang pesanan, memeriksa dan menandatangi faktur, mencatat kedalam buku pembelian, dan menjaga agar daftar harg a tetap up to date

15) Memelihara kebersihan, kerapihan, serta keteraturan ruang pelay anan dan peracikan obat

16) Menyusun, menata, dan mengelompokkan obat dan menata berd asarkan alfabetis, bentuk sediaan, golongan dan indikasinya 17) Bertanggung jawab atas selisih obat yang ada di stock

18) Melakukan kesesuaian jumlah barang yang masuk dengan yang di stock

3. Asisten Apotek/Tenaga Teknis Kefarmasian

1) Membantu pelayanan kefarmasian (penjualan obat bebas, obat w ajib apotek, obat dengan resep dokter) dibawah pengawasan APA 2) Melakukan peracikan, pencampuran, dan pengubahan bentuk se

diaan sesuai dengan resep dokter

3) Menyusun, membendel, dan menyimpan resep dengan baik 4) Mencatat obat yang habis dalam buku defecta sebagai dasar pem

belian obat

5) Menerima barang pesanan, memeriksa dan mencatat barang yan g datang dalam buku pembelian

6) Menyusun, menata dan mengelompokkan obat sesuai alfabetis, b entuk sediaan, golongan dan indikasinya.

4. Administrasi

1) Membuat laporan realisasi data dan anggaran setiap lahan.

2) Membuat laporan penutupan buku.

(16)

3) Melakukan rekapitulasi buku penjualan tunai yang dihitung berdasarkan jumlah resep dan buku pembelian.

5. Tenaga Pembantu Umum/Karyawan

1) Membantu dalam pengadaan dan penyiapan obat 2) Menghitung modal awal

3) Melayani customer sesuai visi dan misi apotek

4) Melakukan transaksi seperti menerima dan mengembalikan uang 5) Bertanggungjawab langsung kepada pimpinan apotek dan melak

sanakan tugas sesuai instruksi dan petunjuk pimpinan apotek

(17)

BAB III

TINJAUAN KHUSUS 3.1 Standar Pelayanan Kefarmasian

Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 9 tahun 2017 menyebutkan bahwa apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian dimana tempat untuk dilakukannya praktek kefarmasian oleh apoteker. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud untuk mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mut kehidupan pasien (Kemenkes RI, 2016).

Pelayanan kefarmasian telah memiliki standar dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek. Peraturan standar pelayanan kefarmasian di apotek ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian kepada masyarakat, menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian, serta melindungi pasien, dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).

Pelayanan kefarmasian di apotek meliputi 2 kegiatan yaitu kegiatan yang bersifat manajerial seperti pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai. Kemudian kegiatan farmasi klinik yang meliputi kajian resep, dispensing, pelayanan informasi obat, dan konseling. Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia, sarana, dan prasarana (Kemenkes RI, 2016)

(18)

Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 73 tahun 2016 tentang pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan.

A. Perencanaan

Dalam membuat perencanaan pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi, budaya dan kemampuan masyarakat.

B. Pengadaan

Untuk menjamin kualitas Pelayanan Kefarmasian maka pengadaan Sediaan Farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

C. Penerimaan

Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis sp esifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam s urat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.

D. Penyimpanan

1. Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang- kurangnya memuat nama obat, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa.

(19)

2. Semua obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya.

3. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.

4. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi obat serta disusun secara alfabetis.

5. Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO (First In First Out)

E. Pemusnahan dan penarikan

1. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan.

Pemusnahan obat kadaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Pemusnahan obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan.

2. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat dimusnahkan.

Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara

(20)

Pemusnahan Resep menggunakan Formulir dan selanjutnya dilaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.

3. Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standard/ketentuan peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM.

5. Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri.

F. Pengendalian

Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian pesanan. Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok sekurang- kurangnya memuat nama Obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan.

G. Pencatatan dan Pelaporan

(21)

1. Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan.

2. Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal merupakan pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek, meliputi keuangan, barang dan laporan lainnya.

Pelaporan eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan, meliputi pelaporan narkotika, psikotropika dan pelaporan lainnya.

3. Petunjuk teknis mengenai pencatatan dan pelaporan akan diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal.

3.2 Administrasi

Dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian di apotek perlu dilaksanakan kegiatan administrasi yang meliputi:

1) Administrasi Umum

Pencacatan, pengarsipan, pelaporan narkotika, psikotropika dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2) Administrasi Pelayanan

Apoteker pengelola apotek mengatur resep yang telah dikerjakan menurut urutan tanggal dan nomor urut penerimaan resep dan harus

(22)

disimpan sekurang-kurangnya selama tiga tahun, resep yang mengandung narkotika harus dipisahkan dari resep lainnya (Menkes, 2004)

3.3 Pelayanan

Pelayanan farmasi klinik di Apotek merupakan bagian dari Pelayanan Kef armasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan den gan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien A. Pengkajian dan Pelayanan Resep

Kegiatan pengkajian Resep meliputi administrasi, kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis.

Kajian administratif meliputi:

1. Nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat badan

2. Nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor telepon dan paraf; dan

3. Tanggal penulisan Resep.

Kajian kesesuaian farmasetik meliputi:

1. Bentuk dan kekuatan sediaan 2. Stabilitas

3. Kompatibilitas (ketercampuran Obat.

Pertimbangan klinis meliputi:

1. Ketepatan indikasi dan dosis Obat

(23)

3. Duplikasi dan/atau polifarmasi

4. Reaksi Obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping Obat, manifestasi klinis lain)

5. Kontra indikasi 6. Interaksi.

Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian dari hasil pengkajian maka Apote ker harus menghubungi dokter penulis Resep.

B. Dispensing

Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi Obat. Setelah melakukan pengkajian Resep dilakukan hal sebagai berikut:

1. Menyiapkan Obat sesuai dengan permintaan Resep:

a. menghitung kebutuhan jumlah Obat sesuai dengan Resep

b. mengambil Obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan memperhatikan nama Obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik Obat.

2. Melakukan peracikan Obat bila diperlukan 3. Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi:

a. warna putih untuk Obat dalam/oral b. warna biru untuk Obat luar dan suntik

c. menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan bentuk suspensi atau emulsi.

(24)

4. Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk Obat yang berbeda untuk menjaga mutu Obat dan menghindari penggunaan yang salah.

C. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker dalam pemberian informasi mengenai obat yang tidak memihak, dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat.

Informasi mengenai obat termasuk obat resep, obat bebas dan herbal.

D. Konseling

Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan Obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien. Untuk mengawali konseling, Apoteker menggunakan three prime questions. Apabila tingkat kepatuhan pasien dinilai rendah, perlu dilanjutkan dengan metode Health Belief Model. Apoteker harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah memahami Obat yang digunakan.

F. Pemantauan Terapi Obat (PTO)

Pelayanan Terapi Obat (PTO) merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi Obat yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping.

(25)

1. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.

2. Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis.

3. Adanya multidiagnosis.

4. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.

5. Menerima Obat dengan indeks terapi sempit.

6. Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang merugikan.

G. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis.

(26)

BAB IV TINJAUAN KASUS 4.1 Kasus 1

a. Keluhan

Tn. AS yang berusia 40 tahun bertempat tinggal di talang, datang dengan keluhan batuk, ruam pada kulit dan pembengkakan pada kelopak mata serta memiliki riwayat magh.

1. Skrining Administratif

No. Uraian Ada Tidak ada

1. Inskriptio

Id. Dokter, Alamat praktik, SIP, dst 2. Invocatio

Tanda R/

3. Prescriptio/Ordinatio Nama obat

Kekuatan obat Jumlah obat 4. Signatura

Aturan pakai obat Iter/tanda lain Nama pasien Jenis kelamin Umur

BB Alamat 5. Subcriptio

Tanda tangan/paraf dokter 2. Skrining Farmasetika

No. Kriteria Permasalahan Solusi

1. Bentuk sediaan 2. Stabilitas obat 3. Inkompatibilitas 4. Cara pemberian

5. Jumlah dan aturan pakai 3. Dosis

No. Nama obat Dosis diberikan Dosis literatur

(27)

3.

4.

4. Skrining Klinis

No. Kriteria Permasalahan Solusi

1. Indikasi 2. Kontraindikasi 3. Interaksi Obat

4. Duplikasi/polifarmasi 5. Alergi

6. ES

5. SOAP

a. Subyektif b. Obyektif c. Assesment d. Plan 4.2 Kasus 2

1. Skrining Administratif

No. Uraian Ada Tidak ada

1. Inskriptio

(28)

Id. Dokter, Alamat praktik, SIP, dst 2. Invocatio

Tanda R/

3. Prescriptio/Ordinatio Nama obat

Kekuatan obat Jumlah obat 4. Signatura

Aturan pakai obat Iter/tanda lain Nama pasien Jenis kelamin Umur

BB Alamat 5. Subcriptio

Tanda tangan/paraf dokter 2. Skrining Farmasetika

No. Kriteria Permasalahan Solusi

1. Bentuk sediaan 2. Stabilitas obat 3. Inkompatibilitas 4. Cara pemberian

5. Jumlah dan aturan pakai 3. Dosis

No. Nama obat Dosis diberikan Dosis literatur 1.

2.

3.

4.

4. Skrining Klinis

No. Kriteria Permasalahan Solusi

1. Indikasi 2. Kontraindikasi 3. Interaksi Obat

4. Duplikasi/polifarmasi 5. Alergi

(29)

5. SOAP

a. Subyektif b. Obyektif c. Assesment d. Plan

(30)

BAB V PEMBAHASAN

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu jenis pendidikan keilmuan k emasyarakatan yang tidak hanya harus dilakukan, tetapi juga harus dipahami dan digunakan oleh semua mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitas KKN a dalah program kerja, baik yang telah direncanakan sebelumnya maupun yang ber sifat kondisional. Hal ini memberikan pendidikan dan pengalaman tentang masya rakat kepada mahasiswa. Dengan cara ini, mahasiswa diharapkan dapat menghad api dan menangani masalah yang muncul di masyarakat di masa depan dan menja di lebih peka terhadap lingkungannya sendiri. Mahasiswa akan mengalami perub ahan yang positif dalam berbagai bidang, baik fisik maupun nonfisik, mental mau pun spiritual, berdasarkan pengetahuan yang mereka peroleh dari proses pembela jaran di perkuliahan, serta rasa tanggung jawab yang tulus terhadap masyarakat. d an kemampuan berinteraksi sosial yang baik untuk memahami dan memecahkan masalah.

Kuliah Kerja Nyata Berbasis Profesi Universitas Bhamada Slawi dilakuka n di Apotek Langon Sehat. Penerjunan dilaksanakan pada tanggal 18 November 2 024 dan penarikan dilaksanakan pada tanggal 23 November 2024 telah berjalan d engan lancar. Kegiatan KKN dapat terselenggara dengan lancar berkat kerja sama yang baik antara mahasiswa dengan tenaga teknis kefarmasian, apoteker maupun karyawan di apotek.

Mahasiswa diwajibkan mengikuti kegiatan yang telah diprogramkan.

Mahasiswa diwajibkan melakukan pembagian tugas setiap shift terdapat 2 orang

(31)

yang dimana shift pagi pukul 07.30-14.00 dan shift siang pukul 14.00-20.30. hal ini dilakukan agar KKN kondusif dan berjalan lancar. Setiap hari hal ini dilakuka n dan dilakukan juga pergantian. Pelayanan yang terdapat di apotek Langon Sehat meliputi pelayanan obat tanpa resep, pelayanan obat dengan resep dan pela yanan perbekalan alat kesehatan. Pelayanan yang paling dominan yang paling ser ing dilakukan yaitu pelayanan obat tanpa resep.

(32)

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) berbasis profesi yang dilakukan di Apotek Langon Sehat, dapat disimpulkan bahwa:

1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu kefarmasian dan menjalankan tugas serta fungsinya dalam pelayanan kefarmasian di Apotek Langon Sehat.

2. Mahasiswa dapat melaksanakan pelayanan kefarmasian dari masalah yang sederhana sampai masalah yang kompleks.

6.2 Saran

Saran yang dapat Kami sampaikan dalam kegiatan kuliah kerja nyata berbasis profesi di Apotek Langon Sehat, yaitu agar ke depan program ini dapat terus berlanjut serta dapat mengembangkan dan melaksanakan kompetensi-kompetensi yang telah ditentukan oleh Perguruan Tinggi sehingga mahasiswa-mahasiswa yang menjalankan KKN berbasis profesi ini nantinya mampu menjalankan tugas-tugasnya dalam pelayanan kefarmasian ketika memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI .2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasan di apotek. Jakarta: Ke mentrian Kesehatan Republik Indonesia.

(34)

LAMPIRAN Lampiran 1.

Referensi

Dokumen terkait

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UNGGULAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN.. Lokasi Kuliah

LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA NYATA.. PEMBELAJARAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KKN

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan akademik yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa S1 untuk mengembangkan kemampuan berkehidupan masyarakat sesuai dengan

PENGESAHAN LAPORAN KULIAH KERJA NYATA REGULER UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN PERIODE 88 TAHUN AKADEMIK 2021/2022 Telah dilaksanakan Kuliah Kerja Nyata Universitas Ahmad Dahlan oleh [I.B.2]

Telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Profesi KKN-P yang dilaksanakan pada tanggal 20 Januari sampai dengan 05 Maret 2020 di Panin Dubai Syariah Bank PDSB Makassar Makassar, 13 Maret

Penyusunan laporan Kuliah Kerja Nyata dan saat pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata ini kami banyak mendapat saran, dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang

Dana pada kolom PT diisi sesuai dana stimulan kali jumlah mahasiswa dalam satu unit REKAPITULASI LAPORAN PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN PERIODE 89 TAHUN

Laporan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Industri Alben Ayub Andal, menyajikan rangkuman kegiatan mahasiswa selama pelaksanaan program pengabdian