LAPORAN MAGANG MBKM MAGANG MANDIRI
JUDUL KEGIATAN
Survei Populasi Tokek rumah, Gekko gecko (Linnaeus, 1758) di Desa Sri Kuncoro, Bengkulu Tengah
Disusun Oleh :
1. Aziza Mutiara Irman (F1D020071) 2. Jenni Christiani Tekoan (F1D020017)
Dosen Pembimbing Prodi : 1. Dr. Sipriyadi, S.Si, M.Si 2. Dra. Novia Duya, M.S.
Pembimbing Lapangan : 1. Wahyu Purnama, A.Md.
PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BENGKULU
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Balai KSDA Bengkulu-Lampung merupakan balai konservasi sumber daya alam yang memiliki tiga seksi konservasi wilayah, dengan luas wilayah sebesar ± 1.978.870 ha. Seksi Konservasi Wilayah I berada di Curup yang memiliki wilayah administrasi, antara lain Kabupaten Kepahiang, Rejang Lebong, Lebong, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, dan Muko-Muko. Seksi Konservasi Wilayah II berada di Tais yang memiliki wilayah administrasi, antara lain Kota Bengkulu, Kabupaten Seluma, Bengkulu Selatan dan Kaur.
Seksi Konservasi Wilayah III berada di Lampung yang memiliki wilayah administrasi, antara lain seluruh kabupaten yang berada di Provinsi Lampung (Sophian et al., 2022).
Seksi Konservasi Wilayah I memiliki beberapa wilayah administrasi, salah satunya berada di kabupaten Bengkulu Tengah. Kabupaten Bengkulu Tengah memiliki 11 kecamatan dan 143 desa. Salah satu desa di kabupaten Bengkulu Tengah yaitu Desa Sri Kuncoro yang berbatasan dengan Taman Hutan Raya.
Desa Sri Kuncoro akan menjadi lokasi kegiatan survei populasi tokek rumah (Gekko gecko) yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa magang MBKM Mandiri tahun ajaran 2023.
Survei ini dilakukan terhadap masyarakat guna mengetahui karakteristik Gekko dan persebaran populasinya. Menurut Meijaard & Achdiawan (2011), populasi tokek rumah secara global belum banyak diketahui di wilayah persebarannya.
Salah satu upaya untuk menjawab permasalahan tersebut, perlu dilakukan survei lapangan, guna mendapatkan gambaran mengenai kondisi pemanfaatan dan dampak Gekko terhadap ketersediaan populasi di alam (Kurniati, 2019). Survei populasi tokek rumah dilaksanakan dengan metode wawancara dan observasi langsung di rumah-rumah warga Desa Srikuncoro. Metode wawancara lebih efektif untuk mendapatkan gambaran terkini mengenai pemanfaatan Gekko dan mengetahui status populasi tokek rumah pada durasi penelitian yang relatif singkat.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan survei populasi ini, yaitu untuk mengetahui jumlah populasi dan persebaran estimasi individu tokek rumah (Gekko gecko) di Desa Srikuncoro.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan survei populasi ini, yaitu pembaca dapat membagi informasi mengenai jumlah persebaran populasi tokek rumah (Gekko gecko) di Desa Srikuncoro.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wilayah Luasan Desa Sri Kuncoro
Desa Sri Kuncoro merupakan salah satu bagian dari Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, yang dimana desa Sri Kuncoro sangat dekat dengan Kota Bengkulu meskipun termasuk Kabupaten Bengkulu Tengah, dan lokasi terletak di jalan lintas Tugu Hiu menuju Pasar Pedati. Desa Sri Kuncoro termasuk desa berkembang di Kecamatan Pondok Kelapa bersama dengan dua belas desa lainnya (BPS, 2018). Menurut Azansyah et al. (2022) Sri Kuncoro secara administratif memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Srikaton dan Desa Panca Mukti 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Bentiring Permai 3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Bintang Selatan
4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Pekik Nyaring 2.2 Pengertian Populasi
Secara umum, populasi adalah bagian dari total individu dengan ciri tertentu, yang hidup atau menempati suatu wilayah. Dalam ilmu pengetahuan, umumnya kajian tentang populasi digunakan dalam konteks ilmu biologi dan ilmu statistik. Istilah populasi berasal dari bahasa Latin "populus" yang berarti sekelompok individu sejenis dalam satu tempat dan waktu yang sama.
Adapun tingkatan ekologi yang lebih tinggi dari individu adalah populasi, dimana interaksi antar populasi berguna untuk menjaga kestabilan suatu ekosistem, maksud ekosistem yaitu hubungan timbal balik antara makhluk hidup pada lingkungan sekitarnya. Dalam Biologi, Populasi adalah sekelompok atau sekumpulan individu dari satu spesies yang sama, yang berkembang biak dan hidup di suatu daerah tertentu pada waktu yang sama. Populasi merupakan kesatuan yang cenderung selalu berubah jumlahnya.
Populasi memiliki sifat-sifat tertentu seperti kelimpahan (densitas), laju atau tingkat kelahiran (natalitas), tingkat kematian (mortalitas), sebaran ukuran dan rasio kelamin. Sifat- sifat ini dapat dijadikan parameter untuk mengetahui kondisi populasi secara alami maupun perubahan populasi karena perubahan lingkungan (Syahailatua, 1993). Ada pula populasi spesies tokek yang telah menurun akibat pemanfaatannya dalam bidang pengobatan, sumber makanan, maupun sebagai satwa koleksi (Amanda et al., 2021).
2.2 Definisi Gekko
Tokek adalah nama umum untuk menyebut cicak besar atau spesies kadal dari anggota famili Gekkonidae yang secara sempit merujuk pada spesies dari anggota genus Gekko (Amanda et al., 2021), dan biasanya ditemukan pada sekitar permukiman. Tokek termasuk dalam famili Gekkonidae dan dapat dibedakan dari anggota genus lainnya dari kombinasi karakter berikut: tubuh pipih dorsoventral; tanpa kelopak mata; pupil mata vertikal; ujung jari melebar; jari pertama tungkai depan dan belakang berkembang dengan baik tanpa cakar;
lamella subdigiti terbelah; terdapat sisik submaksila; dan sisik pada bagian tengah subcaudal melebar (Malkmus et al., 2002).
2.2 Klasifikasi Gekko gecko
Saat ini terdata 86 spesies dan 9 spesies diantaranya terdapat di Indonesia yaitu Gekko albofasciolatus, G. brooksii, G. cicakterbang, G. gecko, G. horsfieldii, G. iskandari, G. kuhli, G. monarchus, dan G. vittatus. Adapun klasifikasi ilmiahnya, sebagai berikut :
Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Gekkonidae
Genus : Gekko
Spesies : Gekko gecko (Linnaeus, 1758)
Gambar 1. Contoh Genus Gekko.
2.3 Sebaran Populasi Gekko gecko
Keberadaan tokek rumah umumnya dapat dijumpai pada kondisi rumah yang masih memiliki perabotan kayu dan keadaan rumah yang terbilang masih. Tokek memiliki persebaran yang luas dari Jepang, Korea, China, Asia Tenggara, Papua Nugini, dan untuk
jenis G. gecko ditemukan juga di benua Amerika (Das, 2010; GBIF.org, 2022). Gekko monarchus adalah salah satu jenis tokek yang terdistribusi luas di Indonesia (Sumatra, Kepulauan Mentawai, Nias, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Ambon, Seram, dan Irian Jaya) (Uetz et al., 2022).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat
Survei estimasi populasi tokek dilakukan di Kabupaten Bengkulu Tengah, Kecamatan Pondok Kelapa, Desa Sri Kuncoro pada tanggal 22 September 2023 dan 27 September 2023. Pengambilan data untuk metode wawancara dilakukan pada pagi hingga siang hari mulai pukul 08.00 – 14.00 WIB. Metode penjumpaan langsung dilakukan pada malam hari mulai pukul 19.00 – 22.00 WIB. Observasi secara langsung dilakukan pada malam hari karena anggota Genus Gekko adalah hewan nokturnal (Gamble et al., 2015).
Gambar 2. Peta Lokasi Survei Populasi G. gecko di Desa Sri Kuncoro, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah (sumber peta: Google Earth, 2022).
3.2 Metode (Random Sampling)
Pada pelaksanaan survei ini, digunakan metoode sampling sebesar 5% dengan jumlah kartu keluarga di desa Sri Kuncoro sebanyak 490. Survei keberadaan tokek dilakukan menggunakan 2 metode yaitu wawancara dan observasi secara langsung (Visual Encountered Survey) di area permukiman warga. Survei wawancara dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan mengenai Gekko sambil membawa contoh gambar Gekko dan survei observasi langsung dengan menghitung tokek pada habitat rumah penduduk (termasuk dalam rumah ketika mendapat ijin) di Desa Srikuncoro.
3.3 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan selama pelaksanaan survei populasi Gekko gecko, sebagai berikut kamera handphone, aplikasi Google Earth, Google Maps, print out gambar Gekko, dan alat tulis.
3.4 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang telah dilaksanakan pada survei populasi ini, diantaranya : 1. Melakukan wawancara secara langsung dan menentukan lokasi survei yang mungkin
ditempati oleh tokek rumah pada siang hari.
2. Melakukan observasi secara langsung pada malam hari di tempat-tempat yang potensial akan keberadaan tokek rumah, dan mengecek keberadaan tokek rumah hasil wawancara kepada warga, serta menghitung dan mencatat jumlah temuan tokek rumah yang dijumpai.
3. Menandai titik koordinat penjumpaan tokek rumah di dalam aplikasi Google Maps sebagai penanda lokasi keberadaan tokek rumah dan setiap individu yang dijumpai di foto sebagai bukti keberadaan tokek rumah.
4. Menentukan luasan area pengamatan menggunakan Google Earth dan luasan area yang bukan merupakan habitat dari tokek rumah.
5. Dilakukan penghitungan estimasi populasi tokek rumah menggunakan rumus ekstrapolasi estimasi populasi merujuk Kurniati (2020), sebagai berikut :
Estimasi individu tokek = A x B Keterangan rumus :
A : kepadatan populasi tokek hasil wawancara/ observasi yang diperoleh dengan membagi jumlah individu tokek hasil wawancara/ observasi dengan luas area observasi.
B : luas area yang akan dievaluasi yang diperoleh dengan menghitung luas total area potensi habitat tokek
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
Adapun hasil survei populasi tokek yang telah didapatkan, sebagai berikut : Tabel 1. Hasil survei pada desa Sri Kuncoro
No Hari/Tanggal Jumlah yang didapatkan
Hasil wawancara Hasil observasi langsung
1. 22 September 2023 7 ekor 2 ekor
2. 27 September 2023 15 ekor 6 ekor
Total 22 ekor 8 ekor
Selain itu, ada pula peta sebagai letak posisi rumah yang terdapat Gekko gecko, sebagai berikut :
Gambar 3. Titik Lokasi Rumah Yang Terdapat Gekko gecko melalui observasi secara langsung.
Untuk mendapatkan estimasi persebarannya, adapun ekstrapolasi estimasi populasi, sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil ekstrapolasi estimasi populasi Gekko gecko di Desa Sri Kuncoro Jumlah total
individu
Luas area survei (Ha)
Rerata Kepadatan G.
gecko (individu/ha) A
Luas Permukiman (Ha)
B
Ekstrapolasi estimasi populasi
A x B
W O W O W O
22 8 0,749 29,372 10,68 1,265 37 13
Keterangan : W = Hasil wawancara; O = Hasil observasi; A dan B merupakan konstanta rumus estimasi populasi
.
Ekstrapolasi dilakukan dengan mengalihkan kepadatan rata-rata hasil wawancara dan observasi dengan luas habitat tokek rumah (Gekko gecko) di area perumahan warga desa Sri Kuncoro.
4.2 Pembahasan
Jumlah total luas areal pada desa Sri Kuncoro adalah sekitar 1.132,38 km2 dengan jumlah KK penduduk 490, yang berarti kisaran rumah penduduk bisa mencapai ± 490 rumah.
Dari jumlah total rumah tersebut, data yang diambil sekitar 5% dari jumlah total rumah, dimana rumah yang dikunjungi hanya sebanyak 25 rumah. Dari jumlah total rumah yang dikunjungi terdapat tokek rumah sebanyak 25 rumah dari hasil wawancara.
Jarak antar rumah pada umumnya antar rumah dibatasi oleh perkarangan, hampir semua rumah merupakan bangunan yang permanen. Tokek pada umumnya ditemukan di tembok dan atap kayu bangunan rumah warga (Atmaja et al., 2022), maka dari itu rumah yang dikunjungi yaitu rumah tembok yang memiliki atap kayu. Rekapitulasi hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil survei pada desa Sri Kuncoro.
Kepadatan G. gecko
Jumlah individu tokek rumah yang ditemukan saat observasi langsung yaitu terdapat 8 individu dari 25 rumah dan jumlah individu tokek rumah hasil wawancara terdapat 22 individu dari 25 responden. Jumlah individu tokek yang terlihat pada obsevasi langsung jumlahnya lebih rendah dibandingkan dengan jumlah tokek hasil wawancara (Tabel 2. Hasil ekstrapolasi estimasi populasi Gekko gecko di Desa Sri Kuncoro). Hal ini disebabkan karena tokek suka bersembunyi di tempat yang gelap dan lubang yang sempit, sehingga sulit terlihat saat pengamatan. Selain itu tokek memiliki pendengaran yang sensitif sebagai salah satu bentuk pertahanan dirinya, sehingga jika ada pergerakan di sekitar, tokek akan cepat bersembunyi (Atmaja et al., 2022).
Gambar 4. Tokek rumah (Gekkko gecko) hasil survei observasi. a) Terdapat di belakang lemari, b) Dinding kayu c) Dimasukkan dalam toples, d) Kayu plafon, e) Kayu penyangga pintu dapur, f) Celah antara tembok dan kayu. (Dokumentasi pribadi) Tokek lebih banyak ditemukan pada rumah warga dibandingkan pekarangan dan kebun di sekitar permukiman. Tokek merupakan salah satu reptil yang tertarik pada cahaya lampu dan menggunakannya sebagai tempat mencari makan. Namun demikian, tokek tidak terus menerus berada di lingkungan terang, dan beberapa individu secara muncul bergantian (Kobayashi & Mori, 2020).
Kepadatan rerata tokek pada hasil observasi langsung dan wawancara tidak memiliki perbedaan yang jauh (Tabel 2. Hasil ekstrapolasi estimasi populasi Gekko gecko di Desa Sri Kuncoro), sehingga dapat diasumsikan kepadatan tokek mendekati akurat. Dalam penelitian serupa yaitu Kurniati (2019), menyimpulkan bahwa kepadatan tokek rumah (G. gecko) metode wawancara (3,66 individu/ha) diasumsikan sebagai kepadatan yang logis, jika dibandingkan dengan hasil observasinya yaitu 1,15 individu/ha. Pada penelitian estimasi tokek rumah di Kepulauan Seribu, kepadatan tokek hasil observasi langsung (8,33–20,17 individu/ha) dan wawancara (2,31–8,81 individu/ha) berbeda jauh (Fauzan et al., 2022).
Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa data hasil observasi langsung lebih akurat dikarenakan saat waktu wawancara pemilik rumah banyak yang tidak di tempat.
Data Hasil Ekstrapolasi
e
d f
c
a b
Total luasan desa Sri Kuncoro yang disurvei yaitu 1,265 ha. Jenis penggunaan lahan desa tersebut yaitu permukiman, persawahan, pertanian, tanah kering semusim, perkebunan (karet, sawit, dan buah–buahan lainnya) dan hutan. Lahan desa yang disurvei hanya di area permukiman perumahan warga untul menemukan habitat tokek rumah (Gekko gecko).
Spesies Gekko gecko, umumnya dapat ditemukan di rumah warga tokek ditemukan pada: 41,2% sela dinding kayu, 29,4% pada dinding tembok, 12,5% plafon rumah, 10 % seng/genteng rumah, dan 6,9% di pohon pekarangan rumah. Tokek dominan ditemukan sedang bersembunyi, hanya 23% tokek sedang berkumpul mendekati lampu. Hal ini dikarenakan selepas hujan, banyak laron (Isoptera) berkumpul di dekat lampu dan tokek mendekat untuk memangsa laron (Atmaja et al., 2022).
Berdasarkan pada estimasi populasi Tokek Rumah di desa Sri Kuncoro yaitu sekitar 13 (observasi langsung) – 37 (wawancara) individu. Dalam estimasi populasi dengan ekstrapolasi perlu hanya mempertimbangkan potensi habitat dari spesies yang diamati, agar data yang diperoleh mendekati kenyataan sebenarnya. Dalam (Colwell & Coddington, 1994) menyatakan bahwa, metode ekstrapolasi, prediksi, modelling diperlukan dalam mengevaluasi biodiversitas, karena keadaan saat ini para peneliti sedang berpacu dengan perubahan iklim global, transformasi habitat besar–besaran, dan ancaman kepunahan.
BAB V KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa estimasi populasi tokek rumah (Gekko gecko) di Desa Sri kuncoro yaitu 13 – 37 ekor. Dengan adanya data jumlah populasi tokek rumah dan data pendukung lainnya, pembaca dapat memperoleh gambaran untuk otoritas pengelola dan keilmuan konservasi tumbuhan dan satwa liar dalam menentukan kuota pemanfaatan tahunan sehingga tetap menjaga kelestariannya di alam.
DAFTAR PUSTAKA
Amanda, F., Riyanto, A., & Mumtazah, D. F. (2021). Dua Kelompok Besar Spesies Gekko di Indonesia Berdasarkan Spesimen Museum Zoologicum Bogoriense Puslit Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha.
8(2): 70–82.
Artikel detikjabar, "Populasi: Arti, Ciri, Jenis, dan Faktor yang Mempengaruhi"
selengkapnya https://www.detik.com/jabar/berita/d-6267188/populasi-arti-ciri-jenis- dan-faktor-yang-mempengaruhi.
Azansyah., Anitasari, M., dan Hadiyanto, H. (2022). Sosialisasi Pemanfaatan Online Marketplace Untuk Perluasan Pelanggan Di Desa Sri Kuncoro Bengkulu Tengah.
Journal Of Community Empowerment. 1(1): 46-52.
Atmaja, V. Y., Parlindungan, D., Sipriyadi, Sinaga, F. F., Saputri, I., Novianti, R., Priadi, U.,
& Gusti, W. (2022). Estimasi Populasi Tokek Berbintik, Gekko monarchus (Schlegel, 1836) di Lima Kabupaten di Provinsi Bengkulu. Jurnal Pembelajaran Dan Biologi Nukleus. 8(3): 593-607.
Badan Pusat Statistik. (2018). Data Kecamatan Pondok Kelapa dalam Angka 2018 : BPS Bengkulu https://kominfo.go.id/content/detail/4286/pengguna-internet-indonesia- nomor-enam-dunia/0/sorotan_media, diakses pada tanggal 24 juni 2019.
Colwell, R. K., & Coddington, J. A. (1994). Estimating terrestrial biodiversity through extrapolation. Philosophical Transactions: Biological Sciences. 345(1311): 101–118.
Das, I. (2010). A Field Guide to The Reptiles of South-East Asia. New Holland Publishers (UK) Ltd.
Fakhri Fauzan, M., Zakky, Q., Hibban Hartono, I., Riyanto, A., & Hamidy, A. (2022). Habitat Preference and Population Study of House Gecko (Gekko gecko) in Seribu Islands, Special Capital Region of Jakarta. Jurnal Biologi Indonesia. 18(2): 205–212.
https://doi.org/10.47349/jbi/18022022/205
Gamble, T., Greenbaum, E., Jackman, T. R., & Bauer, A. M. (2015). Into the light: diurnality has evolved multiple times in geckos. Biological Journal of the Linnean Society.
115(4): 896–910. https://doi.org/10.1111/bij.12536
Gekko monarchus (Schlegel, 1836) in GBIF Secretariat. (2021). Gekko monarchus.
https://doi.org/https://doi.org/10.15468/39omei
Kobayashi, K., & Mori, A. (2020). Site Fidelity of Gekko japonicus to Artificially Lit Environments. Current Herpetology. 39(2): 184. https://doi.org/10.5358/hsj.39.184 Kurniati, H. (2019). Estimasi Populasi Tokek Rumah , Gekko gecko ( Linnaeus , 1758 ) di
Kaki Gunung Karang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Jawa Bagian Barat.
Jurnal Biologi Indonesia. 15(2): 141–151.
Kurniati, H. (2020). Metode Survei Populasi Tokek Rumah, Gekko gecko (Linnaeus, 1758) di Alam dan Estimasi Populasinya (I. Maryanto (ed.)). Laboratorium Herpetologi Bidang Zoologi: Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Malkmus, R., Manthey, U., Vogel, G., Hoffman, P., & Kosuch, J. (2002). Amphibians and Reptiles of Mount Kinabalu (North Borneo). In A.R.G. Gantner Verlag Kommandilgesellschaft.
Sophian, E., Juliadi, G., Parluhutan, S., Setiawan, B., dan Hamsun, P. (2022). Profil 37 Kawasan Konservasi Lingkup Balai KSDA Bengkulu. Bengkulu : Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu. https://bksdabengkulu.ksdae.menlhk.go.id
Uetz, P., Freed, P., Aguilar, R., & Hosek, J. (2022). The Reptile Database. Choice Reviews Online. https://doi.org/10.5860/choice.49-6294
LAMPIRAN
Dokumentasi Keterangan
Kegiatan wawancara warga yang dilakukan pada siang hari
Izin melaksanakan observasi ke dalam rumah warga yang biasa menjumpai tokek rumah (Gekko gecko) dari hasil wawancara.
Observasi ke rumah warga untuk melihat tokek rumah (Gekko gecko) secara langsung yang dilaksanakan pada malam hari.