LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KASUS ASMA
DI RUANGAN IGD
Disusun Oleh
Nama :Kiki Khusnul Khotimah NPM :4006200075
Pembimbing Akademik
( )
PROGRAM PROFESI NERS
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG
2020
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT A.Identitas Klien
Nama Pasien : Tn. A
Umur : 28 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki No. RM : 23073 Nama Keluarga : Ny C
Agama : Islam Pekerjaan : Karyawan Diagnosa Medis : Asma Bronkhial Datang Ke Rs Tanggal : 16-03-2021 16.03 Kendaraan : Kendaraan Pribadi B.Anamnesa
1. Keluhan Utama : Sesak Nafas 2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas dan batuk berdahak serta pasien mengatakan kesulitan mengeluarkan dahak, Waktu timbulnya serangan sesak sering terjadi tiba-tiba dan terjadi di malam hari, klien juga mengatakan serangan asma terjadi jika ia merasa kedinginan, atau terkena paparan debu, dan ketika serangan terjadi nafas menjadi cepat dan dangkal, gejala lain yang di timbulkan yaitu pilek dan batuk berdahak. Tn A juga mengatakan badan terasa lemas karena sesak sehingga tidur kurang dan aktivitas terhambat.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien sebelumnya ± 3 tahun yang lalu pernah dirawat dirumah sakit dengan penyakit yang sama
4. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien mempunyai Riwayat penyakit asma yaitu ibu pasien
5. Pemeriksaan ttv
Ttd : 110/70 mmHg RR : 36 x/menit N : 88 x/menit
S : 37 C
Pengkajian keperawatan
Masalah/Diagnosa Keperawatan
Tindakan Keperawatan
A. Airway Bebas
Tidak Bebas Pangkal lidah jatuh
Sputum Darah Spasme Benda asing Suara nafas :
Normal Stidor
Wheezing Tidak ada suara nafas
Aktual Resiko
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Membersihkan jalan nafas
Memberikan posisi nyaman fowler/semi fowler
Mengajarkan teknik batuk efektif
Melakukan pengisapan lendir
Melakukan auskultasi paru secara periodic
Memasang oro/naso faringeal airway
Memberikan posisi miring mantap jika pasien tidak sadar
Melakukan jaw thrust, chin lift
B. Breating Pola nafas :
Apneu
Dyspneu Bradipneu
Aktual Resiko
Pola nafas tidak efektif
Mengobservasi frekwensi, irama, kedalaman suara nafas
Mengobservasi penggunaan otot bantu pernafasan
Memberikan posisi semi
Takhypneu Orthopneu Bunyi nafas :
Vesikuler Stidor
Wheezing Ronchi Irama nafas:
Teratur
Tidak teratur Penggunaan otot bantu nafas :
Retraksi dada
Cuping hidung Jenis pernafasan :
Pernafasan dada Pernafasan perut 36x/menit
fowler jika tidak ada kontra indikasi
Memperhatikan
pengembangan dinding dada
Melakukan fisioterapi dada jika tidak ada kontra indikasi
Kolaborasi : pemberian O2, dan pemeriksaan AGD
C. Circulation Akral : Hangat/dingin Pucat :ya/tidak
Cianosis :ya/tidak Pengisian kapiler :>2 detik/<2 detik
Nadi :teraba lemah/tidak teraba Nadi 88x/Menit
Tekanan darah: 110/70 mmHg
Perdarahan :ya/tidak,
Aktual
Resiko
Gangguan pertukaran gas
Monitor saturasi Oksigen
Monitor nilai AGD
Monitor aliran kecepatan oksigen secara
periodikdan pastikan fraksi yang diberikan cukup
Monitor efektifitas terapi oksigen
Gunakan perangkat
jika ya...cc
Lokasi perdarahan...
Kelembaban kulit : lembab/kering
Turgor : normal/kurang
okksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas pasien
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Monitor kelelahan otot- otot diafragma dengan pergerakan parasoksikal D. Disability
Tingkat kesadaran:
Nilai GCS dewasa : E=4, M=6, V=5 Pupil : normal/tidak Reapon cahaya : +/- Ukuran pupil : isokor/anisokor Diameter :1mm/2 mm/3mm/4mm Penilaian ekstermitas Sensorik : ya/tidak Motorik : ya/tidak Kekuatan otot :
Aktual Resiko
CLEAR
Mengkaji kebutuhan oksigen
Monitor efektifitas terapi oksigen
Mengukur tanda-tanda vital
Mengobservasi perubahan tingkat kesadaran
Memberikan posisi nyaman fowler/semi fowler
KOLABORASI:
Pemberian oksigen
Pemasangan infuse
Monitor hasil AGD dan laporkan hasilnya
Memberikan terapi sesuai indikasi
Sesak nafas
Penggunaan otot
Aktual Identifikasi gangguan
fungsi tubuh yang
bantu pernafasan
Badan terasa lemas
Aktivitas terhambat
Risiko
Intoleransi Aktivitas
mengakibatkan kelelahan
Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang
konsisten sesuai
kemampuan fisik,
fsikologis dan social
Monitor kecepatan aliran oksigen
Pertahankan kepatenan jalan napas
E. Exposure Adanya trauma pada daerah...
Adanya jejas/luka pada daerah....
Ukuran luas...cm Kedalaman luka : Tidak terdapat gangguan
CLEAR
Mengkaji karakteristik nyeri, gunakan
pendekatan PQRST
Mengajarkan teknik relaksasi
Membatasi aktivitas yang meningkatkan intensitas nyeri
Kolaborasi untuk pemberian terapi ( ) analgetik, ( ) oksigen, ( ) infuse, () perekaman EKG F. Fahrenheit (suhu
tubuh) Suhu : 37,0C
Lamanya terpapar suhu panas/dingin 4 jam Riwayat pemakaian obat...
Riwayat penyakit :
Monitor TTV, Tingkat kesadaran, saturasi oksigen, irama jantung Melindungi pasien dari lingkungan yang dingin Membuka semua pakaian pasien yang basah
Melakukan penghangatan
- Metabolic - Kehilangan
cairan
- Penyakit SSP - Cedera kepala - Hipoglikemia - Dampak
tindakan medis ( )pemberian cairan infuse yang terlalu dingin
( ) pemberian tranfuse darah yang masih dingin
CLEAR
tubuh pasien secara bertahap (1 cc/jam) dg selimut tebal
Mengkaji tanda-tanda cedera fisik akibat cedera dingin : kulit melepuh, edema, timbulnya bula/vesikel, menggigil Menganjurkan agar pasien tidak menggaruk kulit yang melepuh
Mengantisipasi jika tindakan gagal melakukan gastric lavage dengan air hangat
Kolaborasi untuk :
Memberikan oksigen sesuai dengan instruksi Memberikan cairan melalui intra vena dengan cairan yang hangat
Menyiapkan alat-alat inkubasi jika diperlukan
C. Analisa data
No Data Penunjang Etiologi Symptom 1 Data Subjektif
Pasien mengatakan nafasnya terasa sesak
Pasien mengatakan batuk berdahak dan kesulitan mengeluarkan dahak
Pasien mengatakan memiliki Riwayat penyakit asma dan sering kambu apabila terpapasr udara dingin dan debu
Data Objektif
Adanya suara nafas tambahan Wheezing
Klien tampak batuk berdahak
Frekuensi nafas cepat dan dangkal
Batuk tidak efektif
Tampak menggunakan otot bantu pernafasan (cuping hidung dan retraksi dinding dada)
Ttd : 110/70 mmHg
Factor infeksi dan factor non
infeksi
Ditangkap makrofag
Allergen di permeabilitas ke
sel Th
Sel Th memberi signal ke sel β
dengan cara melepasskan interlukin 2
IgE diiikat mastosit (dijaringan) &
bahophil (sirkulasi)
Penurunan kadar Camp
Digranulasi sel
Melepaskan
D.0001
Bersihan jalan nafas tidak efektif
RR : 36 x/menit
N : 88 x/menit
S : 37 C
mediator kimia
Peningkatan sekresi kelenjar
mukosa Peningkatan mukosa mucus Pengisian bronki
dengan mucus Bersihan jalan nafas tidak efektif 2 Data Subjekstif
Pasien mengeluh sesak nafas Data Objektif
Terdapat Bunyi nafas tambahan wheezing
Pasien tampak lemas
Ttd : 110/70 mmHg
RR : 36 x/menit
N : 88 x/menit
S : 37 C
Warna kulit pasien tampak pucat
Melepaskan mediator kimia
Kontraksi otot polos Penyeempitan
saluran paru Gangguan pertukaran gas
D.0003
Gangguan pertukaran Gas
Crt > 2 detik
3 Data Subjectif
Pasien mengatakan badannya terasa lemas
Pasien mengeluh sesak nafas
Pasien mengatakan waktu timbulnya serangan sesak sering terjadi tiba-tiba dan terjadi di malam hari
Data Objektif
Pasien tampak lemas
Pasien tampak menggunakan otot bantu pernafasan (cuping hidung dan retraksi dinding dada)
Ttd : 110/70 mmHg
RR : 36 x/menit
N : 88 x/menit
S : 37 C
Tidur terganggu Keletihan Intoleransi
Aktivitas
D.0056
Intoleransi Aktivitas
II. Perencanaan
A. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi tertahan
2. Gangguan pertukaran Gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi/perfusi
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
B. Rencana Tindakan Keperawatan N
O DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi tertahan
Data Subjektif
Pasien mengatakan nafasnya terasa sesak
Pasien mengatakan batuk
berdahak dan kesulitan mengeluarkan
Tujuan:
Setelah dilakukan
intervensi selama 2x24 jam, maka pola nafas tidak efektif dapat teratasi
Kriteria Hasil
Dipsnea menurun
Penggunaan otot bantu nafas
1. Monitor ttv
2. Monitor jalan nafas (frekuensi,
kedalaman, usaha napas)
3. Monitor bunyi nafas tambahan (gurgling, mengi,
wheezing,ronkhi) 4. Berikan posisi semi
fowler atau fowler 5. Latih batuk efektif 6. Monitor saturasi
oksigen
7. Mmonitor nilao AGD
8. Kaloborasi
1. Tanda-tanda vital merupakan acuhan mengetahui kadar umum pasien.
2. Membantu dalam mengatasi sumbatan jalan napas baik yang parsial maupun yang total 3. Bunyi nafas
tambahan merupakan tanda bahwa terdapat gangguan pada
dahak
Pasien mengatakan memiliki Riwayat penyakit asma dan sering kambu apabila terpapasr udara dingin dan debu Data Objektif
Adanya suara nafas
tambahan Wheezing
Klien tampak batuk
berdahak
Frekuensi nafas cepat dan dangkal
Batuk tidak efektif
Tampak menggunakan otot bantu pernafasan
menurun
Frekuensi nafas membaik
Kedalaman nafas membaik
Kapasitas vital membaik
pemberian obat nebulizer
(combiven).
sistem pernafasan 4. Dengan posisi
semi fowler dapat
meningkatkan ekspansi paru sehingga memungkinkan upaya napas lebih dalam dan lebih kuat serta menurunkan ketidaknyamana n dada
5. Batuk efektif diberikan Dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal.
6. Untuk mengetahui keseimbangan oksigen yang sangat tepat dan spesifik dalam darah
(cuping
hidung dan retraksi
dinding dada)
Ttd :
110/70 mmHg
RR : 36 x/menit
N : 88
x/menit
S : 37 C
7. untuk mengukur kadar oksigen, karbon dioksida di dalam darah 8. Combivent
bekerja dengan cara melebarkan saluran napas bawah sehingga keluhan sesak napas berangsur- ansur hilang.
2. Gangguan
pertukaran Gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan ventilasi/perfusi Data Subjekstif
Pasien
mengeluh sesak nafas
Data Objektif
Terdapat Bunyi nafas tambahan wheezing
Pasien tampak lemas
Tujuan:
Setelah dilakukan
intervensi selama 2x24
jam, maka
Gangguan pertukaran gas dapat teratasi Kriteria Hasil
Pola nafas membaik
Warna kulit membaik
1. Monitor aliran kecepatan oksigen secara periodikdan pastikan fraksi yang diberikan cukup
2. Monitor efektifitas terapi oksigen 3. Gunakan
perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas pasien 4. Palpasi
kesimetrisan ekspansi paru
1. Untuk mengetahui keseimbangan oksigen sesuai dengan
kebutuhan tubuh pasien 2. Efektifitas
terapi oksigen membantu meringankan sesak nafas pada pasien 3. Perangkat
oksigen yang sesuai dapat mencegah kerusakan
Ttd : 110/70 mmHg
RR : 36
x/menit
N : 88
x/menit
S : 37 C
Warna kulit pasien tampak pucat
Crt > 2 detik
jaringan ataupun kematian sel 4. Pemeriksaan
ekspansi dada dilakukan untuk menilai kedalaman dan kualitas pergerakan dari setiap sisi dada.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen Data Subjectif
Pasien mengatakan badannya terasa lemas
Pasien mengeluh sesak nafas
Pasien
Tujuan:
Setelah dilakukan
intervensi selama 2x24
jam, maka
Intoleransi Aktivitas dapat teratasi
Kriteria Hasil
keluhan Lelah menurun
perasaan lemah menurun
1. Obsevasi Ttv 2. Identifikasi
gangguan fungsi
tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
3. Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten sesuai kemampuan fisik, fsikologis dan social
4. Monitor kecepatan aliran oksigen 5. Identifikasi apakah
ada retraksi
1. Pemeriksaan ttv membantu perawat mengetahui perkembangan pasien
2. Dapat membantu perawat dalam memberikan Tindakan yang tepat pada pasien 3. Aktivitas yang
konsisten dan sesuai mampu membantu energi pasien tetap stabil
4. Aliran oksigen
mengatakan waktu timbulnya serangan sesak sering terjadi tiba-
tiba dan
terjadi di malam hari Data Objektif
Pasien tampak lemas
Pasien tampak menggunakan otot bantu pernafasan (cuping
hidung dan retraksi
dinding dada)
Ttd :
110/70 mmHg
RR : 36 x/menit
N : 88
x/menit
S : 37 C
frekuensi napas membaik
dinding dada yang tidak stabil makan sistem respirasi mengalami gangguan dan berdampak pada pemenuhan oksigen dalam tubuh
5. Penggunaan alat bantu nafas retraksi dinding dada
membutuhkan bantuan ekstra dari otot-otot sehingga dapat menyebabkan kelelahan pada pasien
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI DX
KEPERAWATAN
TANGGAL /JAM
IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi tertahan
16-03-2020 21.00 WIB
S : O : A : P : Gangguan
pertukaran Gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan ventilasi/perfusi
17-03-2020 08.00 WIB
S : O : A : P :
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
17-03-2020 10.00 WIB
S : O : A : P :