• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENDAHULUAN POST SECTIO CAESAREA

N/A
N/A
Siti Fariatun Isma

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PENDAHULUAN POST SECTIO CAESAREA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAPORAN PENDAHULUAN POST SECTIO CAESAREA

Disusun oleh :

Nama : Siti Fariatun Isma Nim : 2007082

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN BISNIS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG

TA 2021/2022

(3)

A. KONSEP DASAR TEORI 1. Definisi

Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2015).

Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina; atau Sectio Caesarea adalah suatu histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar R, 2013:

117).

Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi untuk melahirkan janin dari dalam rahim.

a. Sectio primer (efektif) yaitu sectio dari semula telah direncanakan karena tidak diharapkan lagi kelahiran biasa, misalnya panggul sempit conjugata vera (CV kurang 8 cm).

b. Sectio sekunder, dalam hal ini kita bersikap mencoba menunggu kelahiran biasa (partus percobaan) dan bila tidak ada kemajuan atau partus percobaan gagal, baru dilakukan sectio.

c. Sectio caesarea ulang (repeat caesarean section) ibu pada kehamilan yang lalu mengalami sectio caesarea (previos caesarean secton) dan pada kehamilan selanjutnya dilakukan sectio caesarea ulang.

d. Sectio caesarea histerektomi (caesarean section hysterectomy) adalah suatu operasi dimana setelah janin dilahirkan dengan sectio caesarea, langsung dilakukan histerektomi oleh karena suatu indikasi.

e. Operasi Porro (Porro operation) adalah suatu operasi tanpa mengeluarkan janin dari kavum uteri (tentunya janin sudah mati), dan langsung dilakukan histerektomi, misalnya pada keadaan infeksi rahim yang berat.

Jenis-Jenis Sectio Caesaria

a. Section caesaria klasik atau corporal : insisi meanjang pada segmen atas uterus b. Section caesaria transperineals profunda : insisi pada bawah rahim, bisa dengan teknik melintang (kerr) atau memanjang (kronij).

c. Section caesaria extra peritonilis : Rongga peritoneum tidak dibuka, dilakukan pada pasien infeksi uterin berat.

d. Section caesaria Hysteroctomi : Setelah section sesaria dilakukan hysteroktomy dengan indikasi: Atonia uteri, plasenta accrete, myoma uteri, infeksi intra uterin berat

2. Etiologi

Menurut Damayanti et all, 2015 Adapun indikasi untuk melakukan Sectio Caesarea adalah sebagai berikut :

a. Indikasi Ibu :

1) Plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior) dan totalis, 2) Panggul sempit,

(4)

3) Disproporsi sefalo-pelvik: yaitu ketidakseimbangan antara ukuran kepala dengan panggul,

4) Partus lama (prolonged labor), 5) Ruptur uteri mengancam.

6) Partus tak maju (obstructed labor), 7) Distosia serviks,

8) Pre-eklampsia dan hipertensi, 9) Disfungsi uterus,

10) Distosia jaringan lunak.

b. Indikasi janin : 1) Letak lintang, 2) Letak bokong,

3) Presentasi rangkap bila reposisi tidak berhasil,

4) Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dengan cara-cara lain tidak berhasil,

3. Manifestasi Klinis

Menurut Prawirohardjo,2016 manifestasi klinis pada klien dengan post sectio caesarea, antara lain :

a. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan 600-800 ml, b. Terpasang kateter : urine jernih dan pucat,

c. Abdomen lunak dan tidak ada distensi, d. Bising usus tidak ada,

e. Ketidakmampuan untuk menghadapi situasi baru, f. Balutan abdomen tampak sedikit noda,

g. Aliran lokhia sedang dan bebas bekuan, berlebihan dan banyak.

4. Patofisiologi

SC merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gr dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distorsi kepala panggul, disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak lintang setelah dilakukan SC ibu akan mengalami adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa kurang pengetahuan. Akibat kurang informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yang tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan menjadi post de entris bagi kuman.

Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril.

Nyeri adalah salah utama karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa nyaman.

Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa bersifat regional dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya terhadap janin maupun ibu anestesi janin sehingga kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang tidak dapat diatasi dengan mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan pengaruhnya anestesi bagi ibu sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa

(5)

atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret yan berlebihan karena kerja otot nafas silia yang menutup. Anestesi ini juga mempengaruhi saluran pencernaan dengan menurunkan mobilitas usus.

Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi proses penghancuran dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian diserap untuk metabolisme sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat dari mortilitas yang menurun maka peristaltik juga menurun. Makanan yang ada di lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga menurun. Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang pipa endotracheal. Selain itu motilitas yang menurun juga berakibat pada perubahan pola eliminasi yaitu konstipasi. (Saifudin, Mansjoer & Prawiroharjo, 2013)

(6)

5. Pathways

Menurut Anjarsari,2019 Buku post sectio Caesaria pathways keperawatan sc yaitu:

(7)

6. Pemeriksaan Penunjang

a. Darah lengkap, golongan darah (ABO) b. Urinalis untuk mengetahui kadar albumin

c. Kultur mengidentifikasi adanya virus herpes simplex II

d. Ultrasonografi melokalisasi lasenta, menentukan pertumbuhan dan presentasi janin (Prawiroharjo, 2015)

7. Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi pada ibu dengan sectio caesarea menurut (Mochtar R, 2012) adalah sebagai berikut :

a. Infeksi puerperal (nifas)

1) Ringan dengan kenaikan suhu beberapa hari saja.

2) Sedang dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi disertai dehidrasi dan perut sedikit kembung.

3) Berat dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik.

b. Perdarahan

1) Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka.

2) Atonia uteri.

3) Perdarahan pada placental bed.

c. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemihbila reperitonealisasi terlalu tinggi.

d. Kemungkinan ruptura uteri spontan pada kehamilan mendatang.

8. Penatalaksanaan

Menurut Karina, 2015 Teknik SC transperitaneal profunda a. Persiapan pasien

Pasien dalam posisi trandenburg ringan. Dilakukan anastesi spinal / peridural pada oprasi efektif atau anastesi umum pada darurat alat operasi, obat dan darah dipersiapkan.

b. Pelaksanaan

1) Mula-mula dilakukan disinfeksi pada dinding perut dan lapangan oprasi dipersempit dengan kain suci hama.

2) Pada dinding perut dibuat insisi mediana mulai dari atas simpisis ampai dibawah umbilikus lapis demi lais sehingga kavum peritonium terbuka.

3) dalam rongga perut disekitar rahim dilingkari dengan kasa laparotomi

4) Dibuat bladder flap yaitu dengan menggunting peritonium kandung kencing di depn segmen bawah rahim secara melintang pada vesikouterma ini disisihkan secara tumpul ke arah bawah dan samping dilindungi dengan spekulum kandung kencing

5) Dibuat insisi pada segmen bawah rahim 1 cm dibawah irisan plikavesikouretra tadi sc tajam dengan pisau sedang ± 2 cm. Kemudian diperlebar sc melintang secara

(8)

tumpul dengan kedua jari telunjuk operator. Arah insisi pada segmen bawah rahim dapat melintang (transversal)

6) Setelah kavum uteri terbuka selaput ketuban dipecahkan, janin dilahirkan.

Badan janin dilahirkan dengan mengait kedua ketiaknya. Tali pusat dijepit dan diotong plasenta dilahirkan secara manual ke dalam otot rahim intramuscular disuntik oksitosin. Laisan dinding rahim dijahit :

Lapisan I : Dijahit jelujur pada endometrium dan miometrium Lapisan II : Dijahit jelujur hanya pada miometrium saja

Lapisan III : Dijahit jelujur pada plika vesikoureterina

7) Setelah dinding rahim selesai dijahit kedua admeksa dieksplorasi

8) Rongga perut dibersihkan dari sisa-sisa darah dan akhirnya luka dinding perut dijahit.

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN 1. Pengkajian Fokus

a. Identitas

Mengkaji identitas pasien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat.

b. Alasan Dirawat

Kaji apakah ibu merasakan keluhan pada masa nifas. Kaji adanya sakit perut, perdarahan, dan ketakutan untuk bergerak

c. Riwayat Masuk Rumah Sakit

Kaji riwayat kesehatan ibu dan keluarga serta keadaan bayi saat ini meliputi berat badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut, dan lain-lain.

d. Riwayat Obstertri dan Ginokologi

Kaji riwayat menstruasi yang meliputi menarche, siklus, banyak, lama, keluhan, dan HPHT. Kaji juga riwayat pernikahan, riwayat kelahiran, persalinan, nifas yang lal, dan riwayat keluarga berencana yang meliputi akseptor KB, msalah, dan rencana KB.

e. Pola Kebutuhan Sehari-Hari 1) Bernafas

Kaji kemampuan ibu dalam bernafas secara sepontan.

2) Nutrisi

Kaji pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan (Kalori, protein, vitamin, tinggi serat), frekuensi, konsumsi snack (makanan ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah, frekuensi. Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan kira- kira hari ketiga.

3) Eliminasi

Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah inkontinensia (hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas, terjadi over distensi blass, apakah perlu bantuan saat BAK. Pola BAB, frekuensi, konsistensi, rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan penggunaan toilet. Diuresis biasanya terjadi diantara hari kedua dan kelima.

(9)

4) Aktivitas

Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan, kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan bekerja dan menyusui.

5) Istirahat dan Tidur

Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak nyaman yang mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-remang atau gelap, apakah mudah terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur (penekanan pada perineum).

Insomnia mungkin teramati.

6) Personal Hygine

Yang dikaji yaitu, pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan pembalut dan kebersihan genitalia, pola berpakaian, tata rias rambut dan wajah.

7) Rasa nyaman

Nyeri tekan payudara/pembesaran dapat terjadi diantara hari 3 sampai ke-5 pasca partum.

8) Rasa Aman

Peka rangsang, takut/menangis (“postpartum blues”sering terlihat kira-kira 3 hari setelah melahirkan).

9) Suhu

Kaji ada tidaknya perubahan suhu badan ibu dengan rentang normal yaitu 36-37oC.

10) Ibadah

Kaji adakah perubahan cara atau waktu ibadah ibu selama masa nifas.

11) Hubungan sosial dan komunikasi

Kaji adakah perubahan pola komunikasi ibu pada keluarga dan lingkungannya selama fase nifas.

12) Produktivitas

Kaji adakah perubahan produktivitas ibu selama berada dalam fase nifas.

13) Rekreasi dan hiburan

Yang dikaji situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang membuat fresh dan relaks.

14) Kebutuhan belajar

Kaji adakah perubahan minat ibu untuk mempelajari tentang perawatan ibu dan bayi selama masa nifas.

f. Pemeriksaan Fisik 1) Keadaan Umum

Observasi tingkat kesadaran dan keadaan emosi ibu 2) Tanda-tanda vital

a) Tekanan darah

Tekanan darah bisa meningkat pada 1-3 hari post partum. Setelah persalinan sebagian besar wanita mengalami peningkatan tekananan darah sementara waktu.

Keadaan ini akan kembali normal selama beberapa hari. Bila tekanan darah menjadi rendah menunjukkan adanya perdarahan post partum. Sebaliknya bila tekanan darah tinggi, dapat menunjuk kemungkinan adanya pre-eklampsi yang bisa timbul pada masa nifas.

(10)

b) Suhu

Pada hari ke 4 setelah persalinan suhu ibu bisa naik sedikit kemungkinan disebabkan dari aktivitas payudara. Bila kenaikan mencapai lebih dari 38oC pada hari kedua sampai hari-hari berikutnya, harus diwaspadai adanya infeksi atau sepsis nifas.

c) Nadi

Denyut nadi ibu akan melambat sampai sekitar 60 x/menit yakni pada waktu habis persalinan karena ibu dalam keadaan istiraha penuh. Ini terjadi utamanya pada minggu pertama post partum. Pada ibu yang nervus nadinya bisa cepat, kira-kira 110x/menit. Bisa juga terjadi gejala shock karena infeksi khususnya bila disertai peningkatan

d) Pernafasan

Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal. Bila ada respirasi cepat pospartum (> 30 x/menit) mungkin karena adanya ikutan dari tanda-tanda syok.

3) Pemeriksaan fisik a) Kepala

Memeriksa apakah terjadi edema pada wajah. Memeriksa apakah konjungtiva pucat, apakah skelera ikterus, dan lain-lain

b) Leher

Hiperpigmentasi perlahan berkurang, kaji pembesaran kelejar tiroid, pembuluh limfe, dan pelebaran vena jugularis.

c) Thorak

- Payudara: payudara membesar, uting mudah erektil, pruduksi kolostrums /48 jam.

Kaji ada tidaknya massa, atau pembesaran pembuluh limfe.

- Jantung: kaji munculnya bradikardi, S1S2 reguler tunggal - Paru: kaji pernafasa ibu

d) Abdomen

Kaji bising usus pada empat kuadran, konsistensi, kekuatan kontraksi, posisi, tinggi fundus. Kaji adanya linea gravidarum, strie alba, albican.

e) Genetalia

- Uterus: kaji apakah kondisi uterus sudah kembali dalam kondisi normal.

- Lokhea: periksa tipe, jumlah, bau, dan komposisi lokhea

- Serviks: kaji adanya edema, distensi, dan perubahn struktur internal dan eksternal.

- Vagina: kaji adanya berugae, perubahan bentuk, dan produksi mukus normal.

f) Perinium dan Anus

Pemeriksaan perineum: REEDA (red, edema, ecchymosis, discharge, loss of approximation). Dan kaji ada tidaknya hemoroid.

g) Ekstremitas

Periksa apakah tangan dan kaki edema, pucat pada kuku jari, hangat, adanya nyeri dan kemerahan, varises, refleks patella, dan kaji homans’ sign (nyeri saat kaki dorsofleksi pasif).

(11)

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa yang mungkin muncul antara lain:

a. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik dibuktikan dengan tampak meringis (D.0077)

b. Ketidaknyamanan post operasi SC dengan efek samping post SC dibuktikan dengan hati-hati bila kaki di gerakan (D.0075)

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilisasi dibuktikan dengan pasien merasa lemah (D.0056)

3. Intervensi

NO DX

KEPERAWATAN

TUJUAN &

KRITERIA HASIL

INTERVENSI 1. Nyeri berhubungan

dengan agen cedera fisik dibuktikan dengan tampak meringis (D.0077)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan tingkat nyeri menurun.

Kriteris Hasil : 1. Tampak meringis menurun 2. Keluhan nyeri menurun, tetapi

terkadang nyeri timbul Sikap protektif

menurun

1. Observasi tingkat nyeri

2. Observasi tanda- tanda vital 3. Ajarkan teknik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri 4. Kolaborasi

pemberian analgesik

2. Ketidaknyamanan post operasi SC dengan efek samping post SC dibuktikan dengan hati-hati bila kaki di gerakan (D.0075)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan efek samping post operasi SC menurun Kriteria hasil : 1. Tampak hati- hati kaki digerakan menurun

2. Keluhan kaki kebas menurun

1. Monitor ketidaknyam anan yang dirasakan pasien 2. Jelaskan

ketidaknyam anan yang dirasakan oleh pasien

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilisasi

dibuktikan dengan pasien merasa lemah (D.0056)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan toleransi aktivitas meningkat

Kriteris Hasil : 1. Perasaan lemah

menurun

1. Monitor tanda- tanda vital serta tanda-tanda infeksi (jumlah, warna, dan bau dari luka operasi dan perdarahan pervaginam)

(12)

2. Kemudahan dalam melakukan aktivitas 3. Mobilisasi

meningkat

2. Anjurkan pasien melakukan mobilisasi secara bertahap

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito. 2014. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, Diagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif. Jakarta: EGC

Johnson, M., et all. 2012. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Saifudin, Mansjoer & Prawiroharjo, 2013.

Mansjoer, A. 2012. Asuhan Keperawatn Maternitas. Jakarta : Salemba Medika

Manuaba, Ida Bagus Gede. 2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, Jakarta : EGC

Anjarsari, Buku post sectio Caesaria, 2019

Mc Closkey, C.J., et all. 2014. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Muchtar. 2015. Obstetri patologi, Cetakan I. Jakarta : EGC

Nurjannah Intansari. 2014. Proses Keperawatan SLKI, SIKI, SDKI. Yogyakarta : mocaMedia Santosa, Budi. 2014. Panduan Diagnosa Keperawatan SIKI. Jakarta: Prima Medika

Saifuddin, AB. 2012. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.

Jakarta : penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo

Sarwono Prawiroharjo. 2015. Ilmu Kebidanan, Edisi 4 Cetakan II. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Prawirohardjo, 2016.

Damayanti et all, 2015.

Karina, 2015.

PPNI, T. p. (2017). STANDAR DIAGNOSA KEPERAWATAN INDONESIA. Jakarta Selatan:

Dewan Pengurus Pusat PPNI.

PPNI, T. p. (2018). STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA. Jakarta Selatan:

Dewan Pengurus Pusat PPNI.

PPNI, T. p. (2019). STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA. Jakarta Selatan:

Dewan Pengurus Pusat PPNI.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai perilaku ibu post Sectio Caesarea terhadap perawatan luka Sectio Caesarea di RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2011 diperoleh

Mampu dalam melakukan tindakan keprawatan sesuai dengan rencana keperawatan pada pasien post sectio caesarea dengan indikasi janin letak lintang.. Mampu

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.B DENGAN POST SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI PRE- EKLAMSIA RINGAN DI RUANG ANYELIR RSUD

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN POST SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI SEROTINUS DI RS T IV SLAMET

keperawatan pada pasien post operasi sectio caesarea dengan indikasi. eklampsia.

keperawatan pada pasien post operasi sectio caesarea atas indikasi. ketuban

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY R P1A0 POST SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI PREEKLAMPSIA BERATi. (PEB) DI RUANG MAWAR

Sectio caesarea adalah cara melahirkan anak dengan cara melakukan pembedahan/operasi lewat dinding perut dan dinding uterus untuk melahirkan anak yang tidak bisa