• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan pene efektivitas cold terhadap nyeri p di bidan praktik m

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "laporan pene efektivitas cold terhadap nyeri p di bidan praktik m"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

Proposal penelitian ini diajukan karena penulis melihat pentingnya pemberian terapi dingin dan lidah buaya terhadap nyeri perineum pada ibu pasca melahirkan untuk memenuhi kewajiban guru Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tujuan penelitian adalah menganalisis efektivitas terapi dingin dan lidah buaya terhadap nyeri perineum pada ibu nifas di RSUD Surakarta. Terdapat kelompok perlakuan dan kelompok kontrol Analisis data menggunakan uji Wilcoxon untuk mengetahui efektivitas terapi dingin dan lidah buaya terhadap nyeri perineum pada ibu nifas.

Dalam jangka panjang, nyeri perineum dapat mengganggu kemampuan dan kemauan ibu dalam merawat bayi baru lahir. Nyeri perineum dapat menyebabkan ibu mengalami dispareunia dan membuat ibu gelisah, depresi dan lelah (Fransisco, 2010). Banyak wanita ingin mengurangi nyeri perineum tanpa menggunakan obat-obatan seperti pereda nyeri atau epidural, dan ingin beralih ke terapi komplementer (non-farmakologis) untuk membantu mereka mengatasi nyeri pada periode postpartum (Eghdampour, 2013).

Berdasarkan latar belakang di atas dan fenomena yang terjadi dalam bidang ini, maka penting untuk dilakukan penelitian tentang “Efektivitas terapi dingin dan lidah buaya terhadap nyeri perineum pada ibu nifas oleh Bidan Praktek Mandiri Siyamtiningsih”.

RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Selain kompres es, salah satu tanaman yang ampuh untuk penyembuhan luka adalah lidah buaya. Secara tradisional, lidah buaya digunakan sebagai obat luka dengan cara menggosokkan bagian daunnya yang berlendir pada luka hingga lendir menutupi seluruh luka. Tanaman lidah buaya, daun dan akarnya mengandung saponin dan flavonoid, serta daunnya juga mengandung tanin dan polifenol.

Saponin ini mempunyai kemampuan sebagai pembersih sehingga efektif menyembuhkan luka terbuka, sedangkan tanin dapat digunakan untuk mencegah infeksi luka karena mempunyai sifat antiseptik dan penyembuhan luka. 34; Bagaimana efektivitas terapi dingin dan lidah buaya terhadap nyeri perineum pada ibu nifas di Bidan Praktek Mandiri Siyamtiningsih?”.

TARGET KELUARAN

Postpartum

Pengertian Postpartum atau Masa Nifas atau Puerperium

Adaptasi Fisiologis pada Masa Postpartum a. Sistem Reproduksi

Untuk mempertahankan kontraksi uterus, suntikan oksitosin intravena atau intramuskular diberikan segera setelah plasenta lahir (Bobak, 2005). c) Tempat plasenta. Segera setelah keluarnya plasenta dan selaput ketuban, kontraksi pembuluh darah dan trombus mereduksi lokasi plasenta menjadi area menonjol yang bernodulasi tidak teratur. Regenerasi endometrium selesai pada akhir minggu ketiga setelah kelahiran, kecuali bekas tempat plasenta (Bobak, 2005).

Lockea memiliki reaksi basa atau basa yang memungkinkan organisme tumbuh lebih cepat dibandingkan kondisi asam yang ada di vagina normal. Perubahan yang terjadi pada leher rahim adalah leher rahim sedikit menganga seperti corong, segera setelah bayi lahir. Bentuk ini disebabkan karena badan rahim dapat berkontraksi sedangkan leher rahim tidak, sehingga tampak seolah-olah batas antara badan dan leher rahim berbentuk seperti cincin (Sulistyawati vulva dan vagina.

Segera setelah lahir, perineum mengendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju.

Nyeri

Pengertian Nyeri

Fisiologi Nyeri

Nyeri adalah perasaan tidak nyaman dan bersifat sangat individual yang tidak dapat dirasakan atau dibagikan kepada orang lain. Secara anatomis, terdapat reseptor nyeri (nosiseptor) bermielin dan tidak bermielin pada saraf eferen. Serabut nyeri delta tipe A merupakan serabut nyeri yang lebih banyak dipengaruhi oleh rangsangan mekanik dibandingkan rangsangan panas dan kimia, sedangkan serabut nyeri tipe C lebih banyak dipengaruhi oleh rangsangan suhu, kimia, dan mekanik yang kuat (Tamsuri, 2006).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Nyeri

Peningkatan perhatian dikaitkan dengan peningkatan nyeri, sedangkan upaya distraksi dikaitkan dengan penurunan respons nyeri. Pengalaman sebelumnya seperti melahirkan sebelumnya akan membantu mengatasi nyeri karena ibu telah mempunyai keterampilan koping terhadap nyeri. Perawat menunjukkan skala nyeri kepada klien dan meminta klien memilih intensitas nyeri yang terakhir dirasakannya.

Intensitas nyeri skala 0 menyebabkan tidak nyeri, intensitas nyeri skala 1 sampai 3, nyeri seperti gatal atau tersengat listrik atau berdenyut atau memutar atau memukul atau menusuk atau memar. Intensitas nyerinya ada pada skala 4 sampai 6, seperti kram atau kaku atau tertekan atau sulit bergerak atau terbakar atau tertusuk. Skala Nyeri Oucher merupakan alat untuk mengukur intensitas nyeri pada anak dan terdiri dari dua skala terpisah.

Skala Penilaian Nyeri WAJAH Skala ini terdiri dari enam wajah dengan profil kartun yang memperlihatkan wajah dari wajah tersenyum, hal ini menunjukkan tidak adanya rasa sakit, kemudian secara bertahap meningkat menjadi wajah kurang bahagia, wajah sangat sedih, hingga wajah sangat ketakutan, ini menunjukkan adanya nyeri nyeri yang luar biasa (Potter & Perry, 2005). Gambaran gambar diatas adalah angka 0 menandakan sangat senang karena tidak ada rasa sakit, angka 1 menandakan sedikit sakit, angka 2 menandakan lebih menyakitkan, angka 3 menandakan lebih menyakitkan, angka 4 menandakan jauh lebih menyakitkan , dan angka 5 artinya sangat menyakitkan (Wong, 2004). NRS digunakan untuk menilai intensitas atau tingkat keparahan nyeri dan memberikan kebebasan penuh kepada klien dalam menentukan tingkat keparahan nyeri.

NRS merupakan skala nyeri yang populer dan lebih banyak digunakan di klinik terutama pada kondisi akut, mengukur intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik, mudah digunakan dan didokumentasikan (Datak, 2008). Intensitas nyeri skala 0 artinya tidak nyeri, intensitas nyeri ringan skala 1 sampai 3, intensitas nyeri sedang skala 4 sampai 6, intensitas nyeri berat skala 7 sampai 10. Cara menggunakan skala ini adalah : centang salah satu angka sesuai dengan intensitas nyeri yang dirasakan pasien.

NRS adalah skala nyeri yang dapat dipahami pasien. Dalam penelitian ini, skala nyeri NRS ditunjukkan dengan warna yang berbeda. Pada nyeri sedang, pasien secara objektif mendesis, tersenyum, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat menggambarkannya, dan mengikuti perintah dengan baik (Dharmayana, 2009).

Gambar 2.2 Skala Oucher (Potter & Perry, 2006) d. Wong-Baker
Gambar 2.2 Skala Oucher (Potter & Perry, 2006) d. Wong-Baker

Definisi Luka perineum

7-10 = nyeri hebat (merah), ada nyeri, terasa sangat mengganggu/tak tertahankan, sehingga harus meringis, menjerit, bahkan menjerit. Pada nyeri berat, pasien secara obyektif terkadang tidak mampu mengikuti perintah namun tetap berespon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri namun tidak dapat menggambarkannya, dan tidak dapat diatasi dengan mengubah posisi untuk menarik napas dalam (Dharmayana, 2009). Prosedur kultur atau non-terapeutik menghilangkan sebagian atau seluruh alat kelamin luar wanita dan/atau melukai alat kelamin dalam wanita.

Klasifikasi Luka Perineum

Metode Perawatan Luka Perineum 1. Penggunaan Ice Pack (Cold therapy)1.Penggunaan Ice Pack (Cold therapy)

Aloe Vera

Lidah buaya atau yang lebih dikenal dengan lidah buaya merupakan tanaman asli Afrika Selatan, Madagaskar, dan Arab. Ciri fisik tumbuhan ini adalah daunnya tebal, panjang, ujungnya menyempit, berwarna hijau dan berlendir. Massa berair mentah mengandung sekitar 98,5% air dengan 1,5% mengandung komposisi vitamin, mineral, enzim, polisakarida, senyawa polisakarida dan asam organik yang larut dalam air dan larut dalam lemak (Hamman, 2008).

Tanaman lidah buaya banyak dikembangkan dan dibudidayakan di Indonesia, namun yang dikenal sebagai sentra lidah buaya adalah Kalimantan Barat. Penyembuhan luka merupakan proses dinamis dan kompleks yang bertujuan untuk memulihkan struktur anatomi dan fungsi kulit. Penyembuhan luka dapat terganggu oleh beberapa hal antara lain nekrosis, hipoksia jaringan, eksudat, dan sitokin inflamasi yang berlebihan (Briquez et all, 2015).

Beberapa penelitian telah dilakukan pada hewan percobaan dengan menyebutkan efek lidah buaya dalam penyembuhan luka (Tarameshloo, 2012). Sebuah studi randomized control trial yang dilakukan pada wanita primipara di Iran mengenai manfaat lidah buaya dan calendula dalam penyembuhan luka perineum pasca episiotomi. Wanita pada kelompok eksperimen menggunakan salep lidah buaya dan calendula setiap 8 jam, dan kelompok kontrol menggunakan perawatan rutin di rumah sakit selama 5 hari.

Data dikumpulkan melalui kuesioner yang menunjukkan kemerahan, edema, ekimosis, keluarnya cairan dan pendekatan skala demografi dengan instrumen (REEDA) yang memeriksa penyembuhan episiotomi sebelum dan lima hari setelah intervensi pada dua kelompok. Menurut hasil penelitian, penggunaan lidah buaya dan calendula secara signifikan meningkatkan tingkat penyembuhan luka episiotomi, sehingga dapat digunakan untuk mempercepat penyembuhan episiotomi (Eghdampour, 2013).

ROADMAP PENELITIAN

Analisis perbedaan efek terapi dingin dan lidah buaya terhadap nyeri perineum pada ibu nifas.

MANFAAT PENELITIAN

DESAIN PENELITIAN

LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

POPULASI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 28 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Karena dari 30 penduduk, 1 ibu bersalin mengalami ruptur derajat 3 dan 1 ibu bersalin mengalami perdarahan postpartum. Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah perbedaan nyeri perineum pada ibu nifas yang mendapat terapi dingin dan lidah buaya.

ALAT DAN BAHAN PENELITIAN

Nipasol dilarutkan dalam TEA dan nipagin dilarutkan dalam gliserin, kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam bahan pembentuk gel. Ekstrak lidah buaya ditambahkan sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga diperoleh sediaan gel ekstrak lidah buaya yang homogen. Gel tersebut dibuat dengan menggunakan formula A karena berdasarkan hasil penelitian Wijaya pada tahun 2013 yang berjudul Formulasi Krim Ekstrak Lidah Buaya Sebagai Alternatif Penyembuhan Luka Bakar pada Tikus.

TAHAPAN PENELITIAN

Setelah menentukan kelompok responden, peneliti menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk pemberian terapi dingin dan salep lidah buaya. Intervensi yang diberikan pada kelompok kontrol adalah dengan menggunakan kompres es pada area luka perineum pada 24-72 jam setelah kelahiran dengan durasi intervensi 10-20 menit dengan selang waktu tidak lebih dari 2 jam. Pemberian intervensi pada kelompok perlakuan diberikan salep lidah buaya sebanyak 3 cc 8 jam setelah episiotomi dan dilanjutkan setiap 8 jam hingga 3 hari.

Setelah diberikan terapi, peneliti kembali melakukan observasi terhadap nyeri perineum yang dialami ibu dengan menggunakan skala NRS dan mencatatnya pada lembar yang telah disediakan.

INSTRUMEN PENELITIAN

7-10: nyeri hebat, ada nyeri, terasa sangat mengganggu/tak tertahankan, sehingga harus meringis, menjerit, bahkan membentak.

IDENTIFIKASI VARIABEL

ANALISIS DATA 1. Analisis Univariat

Analisis Bivariat

Effect of self-perineal care instructions on episiotomy pain and wound healing in postpartum women. The impact of aloe vera and calendula on perineal healing after episiotomy in primiparous women: a randomized clinical trial. Administration of phytosterols isolated from Aloe vera gel reduces visceral fat mass and improves hyperglycemia in Zucker diabetic fatty (ZDF) rats.

Uji aktivitas kombinasi ekstrak lidah buaya (Aloe vera L.) dan akar manis (Glycyrrhiza glabra L.) sebagai penyubur rambut. Sebagai peneliti, dengan ini saya mengirimkan permohonan untuk menjadi responden dalam penelitian saya yang berjudul “Efektivitas Terapi Dingin dan Lidah Buaya terhadap Nyeri Perineum pada Ibu Nifas di BPM Siyamtiningsih”. Efektivitas terapi dingin dan Aloe Vera terhadap nyeri perineum pada ibu nifas di BPM Siyamtiningsih.

LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN NYERI PERINEAL KELOMPOK INTERVENSI DENGAN TERAPI DINGIN DAN LIDAH BUAYA Identitas responden. Judul : Efektivitas Terapi Dingin dan Lidah Buaya Terhadap Nyeri Perineum Pada Ibu Nifas Di Bidan Praktek Mandiri Siyamtiningsih.

Gambar

Gambar 2.2 Skala Oucher (Potter & Perry, 2006) d. Wong-Baker
Gambar 2.3 Wong – Baker (Potter & Perry, 2006)
Gambar 2.4 Numerical Rating Scale
Tabel 2.2Derajat Luka Perineum
+3

Referensi

Dokumen terkait

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian Lampiran 8 Surat Balasan Penelitian Lampiran 9 Informed Consent Lampiran

Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN INFORMED CONSENT Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama Inisial : Usia : Menyetujui untuk menjadi responeden dalam