• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan penelitian - SIMAKIP

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "laporan penelitian - SIMAKIP"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN PENELITIAN HALAMAN SAMPUL PENELITIAN BAITUL ARQOM

ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN DAN RELIGIUSITAS TERHADAP NIAT PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK HALAL

Tim Pengusul:

NOVITA KUSUMA MAHARANI, SE.,M.Sc (0303119301) ANI SILVIA, S.TP, M.S.M (0306068307)

Nomor Surat Kontrak Penelitian: 239/F.03.07/2019 Nilai Kontrak : Rp 5.000.000,-

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR HAMKA TAHUN 2018

(2)
(3)

iii

(4)

iv

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJA iii

DAFTAR ISI v

IDENTITAS DAN URAIAN UMUM vi

RINGKASAN vii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 3

1.3. Tujuan Penelitian 3

1.4. Urgensi Penelitian 3

1.5. Luaran Kegiatan 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5

2.1. Produk Halal 5

2.2. Niat/Intensi (Intention) 6

2.3. Pengetahuan 6

2.4. Religiusitas 7

2.5. Penelitian Terdahulu 8

BAB III METODE PENELITIAN 10

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 10

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 10

3.3. Metode Penelitian 10

3.4. Alur Penelitian 11

3.5. Instrumen Penelitian 11

3.6. Teknik Analisis Data 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14

4.1. Statistik Deskriptif 14

4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas 14

4.3. Uji Asumsi Klasik 17

4.4. Pengujian Hipotesis 18

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 22

5.1. Kesimpulan 22

5.2. Saran 23

BAB VI LUARAN YANG DICAPAI 24

DAFTAR PUSTAKA 25

Lampiran 1. Susunan Organisasi dan Pembagian tugas tim peneliti. 27

Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota Peneliti 28

Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Peneliti 31

v

(6)

IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1. Judul Penelitian : Analisis Pengaruh Pengetahuan Dan Religiusitas Terhadap Niat Pembelian Produk Kosmetik Halal

2. Tim Peneliti

No Nama Jabatan Bidang Instansi Asal Alokasi Waktu

Keahlian (jam/minggu)

1 Novita Kusuma Ketua Manajemen FEB-UHAMKA 10 Jam

Maharani

2 Ani Silvia Anggota Manajemen FEB-UHAMKA 10 Jam

3. Tempat Penelitian : UHAMKA 4. Lama Penelitian : 6 Bulan

5. Usulan Biaya Penelitian : Biaya penelitian yang di setujui sebesar Rp 5.000.000,-

6. Temuan yang Ditargetkan : Jurnal Ilmiah Bereputasi Nasional 7. Kontribusi Mendasar pada Bidang Ilmu:

Mengetahui pengaruh pengetahuan dan religiusitas terhadap niat konsumen untuk membeli produk kosmetik halal dan menjadi acuan bagi oranisasi kemuhammadiyahan untuk meningkatkan Kesadaran dalam penggunaan produkkosmetik halal khusunya bagi wanita muslim.

8. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu (uraikan tidak lebih dari 50 kata,

tekankan pada gagasan fundamental dan orisinal yang akan mendukung pengembangan iptek)

Menambah kajian dan referensi keislaman bagi kalangan akademisi maupun praktisi.

vi

(7)

RINGKASAN

Berkembangnya ekonomi halal berasal dari konsumen muslim dunia yang memang hidup dengan gaya hidup halal (halal lifestyle). Gaya hidup yang halal yaitu meliputi makanan yang mereka makan, seputar farmasi dan obat-obatan, perawatan tubuh, kosmetik, pelayanan perbankan, travel, pendidikan, hiburan, dan sebagainya. Bahkan, nilai perdagangan halal (halal trade) secara global diperkirakan mencapai US$2,1 triliun per tahun. Isu tentang kosmetik halal mulai berkembang tepatnya setelah pesatnya kemajuan dari industri makanan dan keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah. Perkembangan kosmetik halal yang begitu pesat saat ini menjadi produk yang sangat mencuri perhatian kaum wanita. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dampak dari tingkat pengetahuan dan religiusitas terhadap intensi atau niat seseorang untuk membeli produk kosmetik halal. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan instrumen berupa kuisioner. Kuisoner akan dibagikan ke berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Responden dalam penelitian ini wanita dengan kisaran usia 18-25 tahun dengan pertimbangan memiliki pemahaman dan mampu membeli produk kosmetik. Penelitian ini sebelumnya diuji validitas dan reabilitasnya. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa pengetahuan menjadi faktor penting terhadap niat seseorang dalam pembelian produk kosmetik halal. sedangkan, pengaruh religiusitas bernilai positif namun tidak signifikan yang berarti tidak ada pengaruh yang berarti seseorang memiliki tingkat kereligiusan yang tinggi maupun rendah terhadap keinginannya membeli produk kosmetik halal.

Kata Kunci : Pengetahuan, Religiusitas, Niat, Produk kosmetik halal.

vii

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Halal dalam bahasa Arab berarti diizinkan (permissible) atau sah menurut hukum (lawful). Konsep dari halal adalah sesuatu yang dihubungkan dengan kata “baik” atau secara implisit memaparkan dalam konteks segala sesuatu yang baik (Said, Hassan, Musa, dan Rahman, 2014). Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 168 yang berbunyi, “Wahai manusia! Makanlah dari yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu”. Pada hakikatnya, kata halal semata-mata tidak dapat hanya berfokus pada makanan/minuman saja, tetapi dengan cakupan yang lebih luas untuk para pengkonsumsi, seperti kosmetik, farmasi, skincare, dan fungsi pelayanan termasuk keuangan, investasi, dan bisnis (Rahman dkk, 2015).

Berkembangnya ekonomi halal berasal dari konsumen muslim dunia yang memang hidup dengan gaya hidup halal (halal lifestyle). Gaya hidup yang halal yaitu meliputi makanan yang mereka makan, seputar farmasi dan obat-obatan, perawatan tubuh, kosmetik, pelayanan perbankan, travel, pendidikan, hiburan, dan sebagainya. Bahkan, nilai perdagangan halal (halal trade) secara global diperkirakan mencapai US$2,1 triliun per tahun (Said dkk, 2014). Pemintaan untuk produk halal secara drastis meningkat. Produk halal secara umum adalah produk yang tidak mengandung babi dan alkohol, serta hewan-hewan ternak yang disembelih sesuai dengan prinsip syariat islam (Rahman, Ebrahim, dan Rahman, 2015).

Isu tentang kosmetik halal mulai berkembang tepatnya setelah pesatnya kemajuan dari industri makanan dan keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah (Hashim dkk, 2014).

Perkembangan kosmetik halal yang begitu pesat saat ini menjadi produk yang sangat mencuri perhatian kaum wanita. Adanya rasa aman karena produk menggunakan bahan-bahan dan cara pengolahannya sesuai dengan ketentuan syariat islam (Widiastuti dan Sunart, 2017).

Terdapat peningkatan jumlah dari total populasi konsumen muslim yang berada pada kisaran 20% dari total populasi dunia (Hashim dkk, 2014). Hal ini memicu adanya kemungkinan peningkatan konsumen muslim terhadap pembelian produk kosmetik halal. Potensi

(9)

2

pertumbuhan produk kosmetik dan perawatan kecantikan yang halal didorong oleh peningkatan permintaan konsumen yang sangat memperhatikan masalah keamanan dan

keaslian produk, serta sesuai dengan tingkat religusitas dan budaya konsumen (Yeo dkk, 2016).

Terdapat beberapa hal yang ditemukan oleh literatur-literatur terdahulu yang menarik tentang produk halal. Pertama, masyarakat yang menggunakan produk halal memiliki tingkat loyalitas yang tinggi terhadap merek (brand) halal yang mana berdampak pada perkembangan ekonomi saat ini. Kedua, masyarakat non-muslim juga melakukan pembelian produk halal dikarenakan persepsi bahwa mereka merasa lebih aman menggunakan produk halal jika dibandingkan menggunakan produk non-halal (Rahman dkk, 2015).

Pengetahuan berarti keahlian dan kemampuan yang diperoleh seseorang atau kelompok melalui suatu pemahaman teori maupun praktek suatu subjek (Hashim dkk, 2014).

Pengetahuan tentang produk adalah faktor penting dalam pengambilan keputusan konsumen.

Hal ini dapat mempengaruhi bagaimana konsumen melakukan penilaian terhadap suatu produk. Pengetahuan juga dapat mempengaruhi niat untuk membeli (intention) melalui sikap, yang dengan demikian peningkatan pengetahuan akan mempengaruhi niat untuk membeli (Briliana dan Noviana, 2016). Religiusitas juga memiliki peran penting dalam hal mempengaruhi perilaku konsumen (Simanjuntak dan Dewantara, 2014). Dampak dari religiusitas terhadap perilaku konsumen tergantung pada tingkat komitmen seseorang terhadap agamanya, atau seberapa penting agama tersebut mempengaruhi kehidupan seseorang (Mokhlis, 2008).

Said dkk (2014) yang menguji hubungan pengetahuan dan religiusitas terhadap persepsi konsumen dalam pembelian produk makanan halal. Hasil menemukan bahwa pengetahuan, informasi, dan edukasi tentang halal oleh instansi pemerintah masih rendah.

Rahman dkk (2015) melakukan studi penilaian dampak dari pengetahuan dan religusitas terhadap sikap pembelian produk kosmetik halal dan menemukan bahwa pengetahuan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap sikap pembelian produk kosmetik halal.

Sedangkan, terhadap hubungan yang positif dan signifikan pada religusitas terhadap sikap.

Hasil dari literatur sebelumnya memiliki penemuan yang berbeda-beda terkait hubungannya dengan berbagai variabel. Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang terkait pengetahuan dan religiusitas dengan niat pembelian

(10)

3

produk kosmetik halal. “Analisis Pengaruh Pengetahuan dan Religiusitas Terhadap Niat Pembelian Produk Kosmetik Halal ”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaksan diatas dapat dirumusukan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Pengetahuan (Knowledge) konsumen dapat mempengaruhi niat untuk membeli (Intention) produk kosmetik halal?

2. Apakah Religiusitas (Religiosity) konsumen dapat mempengaruhi niat untuk membeli (Intention) produk kosmetik halal?

1.3.Tujuan Penelitian

Berikut ini adalah tujuan penelitian yang diharapakan dapat menjawab dari rumusan masalah:

1. Untuk menguji hubungan antara pengetahuan (Knowledge) konsumen terhadap niat untuk membeli (Intention) produk kosmetik halal.

2. Untuk memguji hubungan antara Religiusitas (Religiosity) konsumen terhadap niat untuk membeli (Intention) produk kosmetik halal.

1.4. Urgensi Penelitian

Penelitian ini memiliki kontribusi yang diharapkan dapat bermanfaat antara lain:

1. Bagi Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan literatur dalam bidang pemasaran terutama spesifikasi dalam bidang pemsaran syariah (Islamic Marketing) yang saat ini masih sangat terbatas baik pengetahuan dan referensi dari penelitian- penelitian sebelumnya.

2. Bagi Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

Penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi masyarakat dalam pengetahuan dan kesadaran untuk mengkonsumsi produk-produk yang memang sesuai dengan apa yang telah disyariatkan islam (halal). Islam sebagai agama yang Rahmatan Lil

„Alamiin menjadi way of life sehingga segala tata cara dan perilaku memang telah diatur dan menjadi jalan keselamatan.

(11)

4

1.5.Luaran Kegiatan

Penelitian ini memiliki luaran yang dicapai yakni, dapat dipublikasikan dalam jurnal terakreditasi baik jurnal nasional maupun jurnal internasional.

(12)

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Produk Halal

Halal dalam bahasa Arab berarti diizinkan (permissible) atau sah menurut hukum (lawful). Konsep dari halal adalah sesuatu yang dihubungkan dengan kata “baik” atau secara implisit memaparkan dalam konteks segala sesuatu yang baik (Said, Hassan, Musa, dan Rahman, 2014). Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 168 yang berbunyi, “Wahai manusia! Makanlah dari yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu”. Maksud dari halal juga dijelaskan dalam surat Al-Maidah ayat 4-5,” Mereka bertanya kepadamu, apakah yang dihalalkan bagi mereka? Katakanlah, yang dihalalkan bagimu adalah yang baik-baik danoleh binaang pemburu yang telah kamu latih menurut yang telah diajarkan Tuhanmu. Maka, makanlah apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah. Dan bertakwalah kepadaNya, sungguh, Allah sangat cepat perhitunganNya.

Pada hakikatnya, kata halal semata-mata tidak dapat hanya berfokus pada makanan/minuman saja, tetapi dengan cakupan yang lebih luas untuk para pengkonsumsi, seperti kosmetik, farmasi, skincare, dan fungsi pelayanan termasuk keuangan, investasi, dan bisnis (Rahman dkk, 2015). Permintaan akan produk halal sudah tidak lagi berfokus pada makanan tetapi juga berbagai macam produk konsumsi lain seperti kosmetik (Hashim dkk, 2014). Definisi produk halal secara umum adalah produk yang tidak mengandung babi dan alkohol, serta hewan-hewan ternak yang disembelih sesuai dengan prinsip syariat islam (Rahman, Ebrahim, dan Rahman, 2015). Berkembangnya ekonomi halal berasal dari konsumen muslim dunia yang memang hidup dengan gaya hidup halal (halal lifestyle). Gaya hidup yang halal yaitu meliputi makanan yang mereka makan, seputar farmasi dan obat- obatan, perawatan tubuh, kosmetik, pelayanan perbankan, travel, pendidikan, hiburan, dan sebagainya. Bahkan, nilai perdagangan halal (halal trade) secara global diperkirakan mencapai US$2,1 triliun per tahun (Said dkk, 2014).

Halal tidak hanya sekedar elemen dari sebuah merek (brand) tetapi juga sebagai bagian dari sistem kepercayaan dan kode etik moral dalam kehidupan sehari-hari (Hashim dkk, 2014). Halal bukan hanya sekedar isu agama saat ini, tetapi lebih kepada peluang untuk

(13)

6

meningkatkan penjualan dan memperoleh keuntungan kompetitif (Yeo, Mohammed, dan Muda, 2016).

2.2. Niat/Intensi (Intention)

Intensi menurut Briliana dkk (2016) adalah motivasi seseorang dalam mengerahkan upaya untuk menghasilkan suatu perilaku. Berdasarkan pada Teori Reasoned Action (TRA), intensi atau niat seseorang merupaka fungsi dari dua determinasi. Pertama, sifat seseorang secara pribadi, dan lainnya adalah pengaruh dari sosial. Sifat secara pribadi merupakan evaluasi dari positif dan negatifnya perilaku. Kedua, determinasi dari niat/intensi adalah persepsi dari tekana sosial yang dikenakan kepada seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang dimaksud (Lada dkk, 2009).

Pada literatur sebelumnya menemukan adanya hubungan yang positif antara intensi dengan beberapa variabel. Rahman dkk (2015) menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara sikap dan intensi untuk membeli produk ksometik halal. Penelitian yang dilakukan oleh Briliana dkk (2016) juga menemukan hubungan yang positif antara sikap dan intensi untuk membeli. Mukhtar dan Butt (2012) juga menghasilkan penemuan yang sama dimana ketika seseorang memiliki sikap yang baik terhadap suatu produk maka akan semakin tinggi pula intensi atau niat seseorang tersebut untuk membeli produk.

2.3. Pengetahuan

Pengetahuan berarti keahlian dan kemampuan yang diperoleh seseorang atau kelompok melalui suatu pemahaman teori maupun praktek suatu subjek (Hashim dkk, 2014).

Pengetahuan tentang produk adalah faktor penting dalam pengambilan keputusan konsumen.

Hal ini dapat mempengaruhi bagaimana konsumen melakukan penilaian terhadap suatu produk. Konstruksi dari pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua: (1) Pengetahuan Objektif, seperti informasi yang akurat tentang produk yang tersimpan dalam ingatan jangka panjang konsumen, (2) Pengetahuan Objektif, meliputi persepsi seseorang terhadap apa atau bagaimana mereka mengetahui suatu produk yang hanya didasarkan pada interprestasi subjektif mereka (Said dkk, 2014). Pengetahuan konsumen adalah konstruksi yang penting dalam perilaku konsumen dan berdampak dalam pencarian informasi. Konsumen dapat menentukan pilihan setelah mereka memperoleh informasi dan mengingat informasi berbeda berdasarkan pada perbedaan pola pengambilan keputusan. Mereka membuat keputusan berdasarkan informasi yang ada di dalam ingatan (Said dkk, 2014).

(14)

7

Simanjuntak dan Dewantara (2014) juga menyatakan bahwa pengetahuan konsumen terhadap suatu produk memiliki dampak yang berbeda terhadap perilaku, seperti perilaku mereka dalam pencarian informasi produk. Konsumen yang memiliki pengetahuan yang berlebih akan berpengaruh pada evaluasinya terhadap karakteristik produk. Pengetahuan juga dapat mempengaruhi niat untuk membeli (intention) melalui sikap, yang dengan demikian peningkatan pengetahuan akan mempengaruhi niat untuk membeli (Briliana dan Noviana, 2016).

2.4. Religiusitas

Agama menjadi salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menentukan sikap, nilai, dan perilaku dari konsumen, karena agama merupakan faktor paling utama dalam budaya (Simanjuntak dan Dewantara, 2014). Religiusitas didefinisikan sebagai individu yang memiliki keyakinan terhadap agamanya, serta merefleksikan sikap dan perilaku individu tersebut (Hashim dkk, 2014). Selanjutnya, Said dkk (2014) mengartikan religiusitas adalah sejauh mana seseorang berkomitmen terhadap agama dan ajarannya, seperti sikap dan perilaku seseorang yang mencerminkan komitmennya (Said dkk, 2014). Sehingga, komitmen pada religiusitas memiliki peran penting dalam kehidupan seseorang melalui pembentukan kepercayaan, pengetahuan, dan sikap terlepas dari orientasi agama masing-masing (Islam, Kristen, Buddha, dan lainnya). Komitmen dan keyakinan religius ini mempengaruhi perasaan dan sikap seseorang terhadap konsumsi.

Religiusitas juga memiliki peran penting dalam hal mempengaruhi perilaku konsumen (Simanjuntak dan Dewantara, 2014). Said dkk (2010) mengindikasi bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan perilaku konsumen pada produk makanan halal. Faktor-faktor tersebut meliputi tingkat religiusitas konsumen, keyakinan dan kepercayaan terhadap label halal, peningkatan pendapatan, tingkat pendidikan yang lebih tinggi, akses informasi tanpa batas, peningkatan permintaan barang, dan tingkat gizi dan kesehatan. Religiuitas juga berdampak pada tujuan hidup dan tanggung jawab seorang individu kepada Tuhan, diri sendiri, dan lainnya. Dampak dari religiusitas terhadap perilaku konsumen tergantung pada tingkat komitmen seseorang terhadap agamanya, atau seberapa penting agama tersebut mempengaruhi kehidupan seseorang (Mokhlis, 2008). Simanjuntak dan Dewantara (2014) juga menambahkan religiusitas dapat diukur sebagai sikap kognitif dari seseorang dimana nilai dari religiusitas oarang tersebut harus sesuai dengan kertarikan mereka.

(15)

8

2.5. Penelitian Terdahulu

Rahman dkk (2015) melakukan studi penilaian dampak dari pengetahuan dan religusitas terhadap sikap pembelian produk kosmetik halal dan menemukan bahwa pengetahuan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap sikap pembelian produk kosmetik halal.

Sedangkan, terhadap hubungan yang positif dan signifikan pada religusitas terhadap sikap.

Studi tersebut juga mengindikasi adanya hubungan positif antara sikap dan intention untuk memilik produk kosmetik halal. Selanjutnya, Hashim dkk (2014) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi niat (intention) untuk membeli produk kosmetik halal bagi kaum wanita muslim di Malaysia dan menemukan bahwa kesadaran halal (halal awareness) dalam membeli kosmetik adalah rendah dan “halal” bukan menjadi prioritas utama dalam pembelian kosmetik, namun faktor konten atau bahan dari kosmetik menjadi hal penting yang dapat mempengaruhi pembelian kosmetik.

Penelitian lainnya yang membahas sikap terhadap pembelian produk halal juga dilakukan oleh Said dkk (2014) yang menguji hubungan pengetahuan dan religiusitas terhadap persepsi konsumen dalam pembelian produk makanan halal. Hasil menemukan bahwa pengetahuan, informasi, dan edukasi tentang halal oleh instansi pemerintah masih rendah. Penelitian juga menemukan bahwa sebesar 40-50% dari konsumen memiliki pengetahuan yang tinggi pada religiusitas.

Simanjuntak dan Dewantara (2014) melakukan studi tentang dampak dari pengetahuan, nilai religiusitas, dan sikap terhadap label produk halal. Hasil menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada variabel pengetahuan, nilai religiusitas, dan sikap dimana skor rata-rata dari ketiga varianel tersebut memiliki nilai yang lebih tinggi pada responden wanita jika dibandingkan dengan responden pria. Religiusitas ternyata mempengaruhi perilaku membaca label halal. Selanjutnya, varibel pengetahuan tentang label halal adalah lebih baik pada responden muslim dibandingkan non-muslim, dan nilai religiusitas mempengaruhi sikap responden dalam membaca label halal.

Briliana dkk (2016) menguji dampak dari pengetahuan, religiusitas, dan identitas sosial terhadap sikapnya pada produk kosmetik halal, serta menguji pengaruh sikap terhadap instensi konsumen untuk membeli produk halal. Hasil menemukan bahwa pengetahuan memiliki dampak terbesar terhadap variabel lainnya, dan sikap memiliki dampak positif secara langsung terhadap intensi untuk membeli.

(16)

9

Dampak

Dampak pengetahuan,

religiusitas, dan pengetahuan

identitas sosial Dampak dan religiusitas

terhadap sikap pengetahuan, terhadap

pembelian religiusitas, dan produk

Hubungan produk (2016)

kosmetik halal sikap terhadap

pengetahuan

Determinan dan religiusitas label produk (2015) dari intensi terhadap halal (2014)

untuk membeli

persepsi (2014) produk

kosmetik halal (2014)

Gambar 1. Road Mad Penelitian Terkait dengan Topik Penelitian.

(17)

10

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di berbagai tepat dan seluruh wilayah Indonesia.

2. Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan akan dilaksanakan pada periode bulan Januari hingga Juni.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini menggunakan kuisioner sebagai alat untuk pengukuran masing-masing variabel. Kuisioner akan dibagikan kepada seluruh responden di seluruh wilayah Indonesia.

Teknik penelitian menggunakan teknik Purposive Sampling dimana sampel dan tujuan penelitian ditentukan sendiri oleh peneliti. Selanjutnya, sampel untuk penelitian ini adalah responden wanita muda usia 18-35 tahun dan memiliki pemahaman tentang kosmetik.

Pemilihan sampel tersebut dikarenakan terdapat beberapa pertimbangan antara lain:

Pertama, Wanita muda dengan kisaran usia 16 sampai 25 tahun keatas. Usia tersebut tergolong pada usia yang pada umumnya mampu membeli kosmetik. Kedua, wanita muda tentunya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih tentang produk kosmetik halal.

Ketiga, wanita muda yang telah berkomitmen menggunakan hijab lebih dari satu tahun dimana ini merupakan basis kesadaran (awareness) mereka terhadap segala seuatu yang diizinkan dalam islam.

3.3. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penggunaan metode kuantitatif menggambarkan secara sistemis hubungan-hubungan antar variabel. Proses pengukuran dalam penelitian kuantitatif memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif (Wikipedia, 2018). Penelitian ini menggunakan data empiris dimana data diambil berdasarkan pada pengalaman dan fakta di lapangan.

(18)

11

3.4. Alur Penelitian

Perencanaan ide dan

Identifikasi rumusan Pembagian gagasan penelitian

masalah kuisioner uji coba

Perancangan model dan

sampel penelitian

Pengumpulan data Pembagian kuisioner Pilot test

kuisioner revisi

Hasil pilot test Pengujian hipotesis Penyelesaian keseluruhan drop

penelitian (finishing)

Submit jurnal

3.5. Instrumen Penelitian

Berikut ini dijelaskan definisi operasional dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian antara lain:

1. Niat/Intention (Variabel Dependen)

Pada variabel intensi sebagai variabel dependen pengukuran menggunakan acuan instrumen yang diadaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh Rahman dkk (2015) dengan mempertimbangkan indikator-indikator dari variabel intensi yang meliputi keinginan untuk membeli produk kosmetik halal, loyalitas terhadap produk- produk kosmetik halal, kesediaan membeli produk, keinginan untuk melakukan pembelian di masa depan. Pengukuran intensi diukur menggunakan skala likert 1-5, dimulai dari skor 1 (sangat tidak setuju) hingga 5 (sangat setuju).

2. Pengetahuan (Variabel Independen)

Pengukuran pengetahuan dalam penelitian ini adalah menggunakan beberapa indikator yang diadaptasi dari Simanjuntak dkk (2014) dan Rahman dkk (2015) dengan pertimbangan pemahaman konsumen terhadap hukum syariat islam, pengetahuan tentang produk-produk yag dilarang dalam islam, mampu membedakan jenis produk yang dibolehkan untuk dikonsumsi, pemahaman isu yang berkembang

(19)

12

terkait topik, dan sebagainya. Selanjutnya, pengukuran intensi diukur menggunakan skala likert 1-5, dimulai dari skor 1 (sangat tidak setuju) hingga 5 (sangat setuju).

3. Religiusitas (Variabel Independen)

Religiusitas diukur menggunakan beberapa dimensi yang diadopsi dari penelitian Rehman dan Shabbir (2010). Dimensi tersebut meliputi dimensi ideological, intellectual, ritualistic, consequential, dan experimental. Dimensi tersebut disesuaikan dengan responden yang merupakan responden beragama islam.

Selanjutnya, pengukuran intensi diukur menggunakan skala likert 1-5, dimulai dari skor 1 (sangat tidak setuju) hingga 5 (sangat setuju).

3.6. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean) dari masing- masing variabel yang diamati. Selain melihat mean variabel juga dijabarkan nilai standar deviasi, nilai maksimum dan minimum tiap variabel individu.

2.Uji Validitas Data

Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dan valid instrumen tersebut harus melalui uji validitas yang bertujuan untuk mengukur apakah item-item pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner telah dapat mengukur apa yang akan diukur dalam penelitian tersebut (Ghozali, 2011). Peneliti melakukan pengujian KMO dan uji Bartlett’s. Uji KMO dilakukan untuk mengetahui apakah item pertanyaan yang digunakan dapat membentuk suatu kelompok yang menjelaskan variabel laten yang diteliti. Nilai KMO harus diatas 0,50 (Ghozali., 2010).

3. Uji Reliabilitas Data

Tahapan setelah uji validitas adalah melakukan pengujian reliabilitas. Tingkat reliabilitas sebuah intrumen dikatakan kuat ketika dapat bekerja dengan baik pada saat yang berbeda dan dibawah kondisi yang berbeda pula serta konsisten dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011). Setiap konstruk dari instrumen akan melewati tahapan uji statistik Cronbach’s Alpha. Konstruk tersebut dapat dikatakan reliabel jika nilai dari Cronbach’s Alpha > 0,60 sehingga dianggap kuesioner dapat diandalkan (Ghozali., 2010).

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pearson correlation dan data diolah menggunakan SPSS 22. Penelitian ini menguji hubungan antara

(20)

13

religiusitas, dimensi religiusitas dengan pemilihan fashion wanita muslim. Tingkat signifikansi dalam penelitian ini 0,05. Hal ini berarti bahwa hipotesis dikatakan terdukung apabila jika nilai signifikansi < 0,05. Sebaliknya jika nilai signifikasi dari hipotesis > 0,05 maka dinyatakan tidak terdukung.

(21)

14

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Statistik Deskriptif

Pada tahap awal penelitian dilakukan pengujian statistik deskriptif yang digunakan untuk mendeskripsikan samel pada penelitian ini. Pertama¸ pada Tabel 5.1 menunjukkan rentang usia responden penelitian dengan kisaran 16 sapai 25 keatas. Tabel menunjukkan sebanyak 128 responden berada pada rentang usia 16 sampai 20 tahun dengan persentase tertinggi sebesar 83%, selanjutnya pada usia 21 sampai 25 tahun jumlah responden sebesar 18 oranng dengan persentase 12%, dan terkahir usia > 25 tahun memiliki jumlah terkecil yaitu sebanyak 8 orang dengan persentase sebesar 5%.

Tabel 5.1

Rentang Usia Responden

Usia Jumlah Persentase (%)

16 – 20 tahun 128 83

21 – 25 tahun 18 12

> 25 tahun 8 5

Total 154 100

Selanjutnya, kedua, pada Tabel 5.2 menyatakan periode pemakaian hijab yang dibagi menjadi 4 kelompok. Hasil menunjukkan mayoritas responden telah mengenakan hijab lebih dari 5 tahun sebanyak 105 orang dengan persentase 68%. Selanjutnya, responden dengan lama pemakaian hijab rentang 1 sampai 3 tahun dengan persentase 20% (31 orang), responden dengan pemakaian hijab 3 sampai 5 tahun berjumlah 11 orang, sedangkan reponden yang baru mengenakan hijab dengan jangka waktu 1 tahun berjumah 7 orang (5%).

Tabel 5.2

Jangka Waktu Pemakaian Hijab

Lama Berhijab Jumlah Persentase (%)

1 tahun 7 5

1 – 3 tahun 31 20

3 - 5 tahun 11 7

> 5 tahun 105 68

Total 154 100

4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Untuk membuktikan apakah data yang digunakan telah valid dan terpercaya dilakukan suatu pengujian vaiditas dan realibilitas untuk data kuisioner yang telah dikumpulan.

(22)

15

Pengukuran validitas berarti mengukur seberapa akurat suatu pengukuran dan sejauh mana hasil pengukuran dapat merepresentasikan indikator penelitian (Ghozali, 2011). Pada penelitian ini variabel yang diuji validitas terdiri dari variabel pengetahuan (X1), religusitas ideologi (X2), religusitas intelektual (X3), religusitas ritual (X4), religusitas eksperimental (X5), dan religusitas konsekuensial (X6) sebagai variabel independen. Selanjutnya, untuk variabel yang akan dipengaruhi (dependen) yaitu Niat (Y).

Tabel 5.3

Hasil Uji Validitas tiap Variabel

Dimensi Pertanyaan Kuisioner Hasil

Validitas

Pengetahuan (X1)

Saya mengetahui/memahami produk-produk kosmetik yang halal dan sesuai dengan hukum islam.

0,737

Saya memiliki pengetahuan yang cukup tentang produk kosmetik yang tidak halal atau tidak sesuai dengan hukum islam.

0,806

Saya dapat membedakan produk kosmetik yang halal dan haram.

0,840

Saya mengetahui tentang sertifikasi halal khususnya pada produk kosmetik.

0.799

Ideological (X2)

Saya percaya hanya ada satu Tuhan yaitu Allah SWT

0,836

Saya percaya Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah

0,836

Saya percaya bahwa Kitab Suci Al-Quran adalah firman Allah

0,732

Saya memiliki keyakinan kuat atas semua dasar ideologi islam

0,798

Intellectual (X3)

Saya selalu mencoba untuk menghindari dosa besar dan kecil

0,812

Saya memiliki pengetahuan dasar dan pengetahuan yang diperlukan tentang agama saya

0,881

Saya selalu mencoba mengikuti perintah islam dalam segala hal dalam hidup saya

0,840

Saya secara teratur shalat lima waktu 0,732 Saya secara teratur membaca kitab suci Al-Quran 0,763 Saya percaya bahwa saya berkewajiban untuk melakukan Ibadah Haji jika mampu

0,597

Saya selalu berpuasa secara teratur saat Ramadhan 0,604

(23)

16 Ritualistic (X4)

Saya meyakini bahwa komitmen seseorang terhadap agama akan diganjar dengan hal baik dalam hidupnya dibandingkan dengan yang tidak berkomitmen dengan agamanya

0,553

Experimental (X5)

Saya merasakan kesedihan dan ketidakpuasan ketika saya melakukan sesuatu yang bertentangan dengan iman saya

0,871

Saya merasa takut pada Allah SWT 0,580 Saya merasa senang ketika melihat orang lain mengikuti ajaran islam

0,685

Consequential (X6)

Kewajiban saya untuk menghormati orang lain dan memberi hak mereka sesuai dengan perintah islam

0,735

Saya mencoba untuk menghindari perilaku yang dapat menyakiti orang lain

0,849

Saya selalu mencoba untuk menolong orang yang membutuhkan pertolongan

0,834

Saya mencoba untuk jujur dan adil dengan semua orang.

0,850

Niat (Y)

Saya bersedia membayar lebih untuk membeli produk kosmetik halal.

0,821

Saya bersedia untuk pergi belanja membeli produk kosmetik halal.

0,883

Saya bersedia melakukan perjalanan jauh untuk membeli produk kosmetik halal.

0,847

Saya akan membeli produk kosmetik halal di masa depan.

0,805

Berikut telah dijabarkan hasil uji validitas (Tabel 5.3) dimana data penelitian dikatakan valid jika nilai r hitung lebih besar daripada r tabel ( > 0,3 ). Hasil menunjukkan bahwa nilai r hitung pada masing-masing item bernilai lebih besar dari r tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian valid.

b. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dimaksudkan sebagai bentuk tingkat konsistensi alat penelitian yang digunakan peneliti. Syarat dari konsistennya suatu alat penelitian dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha yang menjadikannya sebagai dasar pengambilan keputusan. Syarat reliabelnya suatu variabel adalah jika nilai dari cronbach alpha > 0,6 (Hair et al, 2010).

Tabel 5.4

Hasil Uji Reliabilitas tiap Variabel

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Pengetahuan (X1) 0,807 Reliabel

(24)

17

Ideological (X2) 0,687 Reliabel

Intellectual (X3) 0,797 Reliabel

Ritualistic (X4) 0,663 Reliabel

Experimental (X5) 0,460 Tidak Reliabel

Consequential (X6) 0,834 Reliabel

Niat (Y) 0,855 Reliabel

Hasil uji reliabilitas pada masing-masing variabel diatas (Tabel 5.4) menunjukkan hasil yang reliabel untuk variabel (X1, X2, X3, X4, X6, dan Y) dengan nilai cronbach’s alpa diatas 0,6. Sedangkan, untuk variabel X5 hasil menunjukkan nilai yang lebih kecil dari 0,6 (0,460) sehingga harus dikeluarkan dalam penelitian.

4.3. Uji Asumsi Klasik a. Uji normalitas

Uji normalitas merupakan syarat yang harus dilakukan dalam pengujian asumsi klasik. Pada pengujian normalitas dapat terlihat apakah data berdistribusi normal atau tidak. Berikut ini disajikan hasil uji normalitas menggunakan one-sample kolmogorov-smirnov test. Hasil menunjukkan bahwa nilai signifikansi adalah sebesar 0,796 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian daat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Tabel 5.5 Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual

N 154

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.66352463 Most Extreme Differences Absolute .052

Positive .050

Negative -.052

Kolmogorov-Smirnov Z .647

Asymp. Sig. (2-tailed) .796

b. Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan (korelasi) antar variabel penelitian. Pada hasil uji dibawah ini menunjukkan tidak ada hubungan antar variabel yang ditunjukkan dengan nilai VIF lebih kecil dari 10 pada masing-masing variabel dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1.

Tabel 5.6

(25)

18

Hasil Uji Multikoleniaritas Collinearity Statistic

Variabel Tolerance VIF

Pengetahuan 0,801 1,248

Ideological 0,883 1,132

Intellectual 0,569 1,757

Ritual 0,661 1,513

Consequential 0,680 1,470

c. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian menggunakan uji glejser. Syarat uji glejser jika nilai signifikansi lebih besar dai 0,05 maka dapat disimpulkan tidak ada gejala heteroskedastisitas. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinearitas dalam penelitian.

Tabel 5.7

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -5,145 3,277 -1,570 ,119

Pengetahuan (X1) -,083 ,050 -,146 -1,642 ,103 ,801 1,248

Ideological (X2) ,208 ,167 ,105 1,249 ,214 ,883 1,132

Intellectual (X3) -,019 ,098 -,021 -,199 ,842 ,569 1,757

Ritualistic (X4) ,125 ,083 ,147 1,503 ,135 ,661 1,513

Consequential (X6) ,096 ,096 ,096 1,002 ,318 ,680 1,470

a. Dependent Variable: Abs_RES

4.4. Pengujian Hipotesis Uji regresi berganda

Selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis penelitian. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada masing-masing variabel, ditemukan bahwa variabel pengetahuan (X1) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel niat pembelian kosmetik (Y). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pemahaman seseorang terhadap produk kosmetik halal, maka akan semakin tinggi pula niat untuk melakukan pembelian produk kosmetik halal. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahman et al (2015) dengan hasil yang positif dan signifikan (0,260). Pengetahuan yang lebih baik merupakan tambahan informasi bagi seseorang sehingga mempengaruhi keinginan untuk membeli suatu produk. Pengetahuan yang baik pada umumnya sering digunakan sebagai dasar seseorang berkeinginan untuk membeli suatu barang. Dengan demikian, tingkat pengetahuan responden yang tinggi dapat mempengaruhi niat pembelian produk kosmetik halal.

(26)

19

Tabel 5.8

Hasil Pengujian Hipotesis

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 6,672 5,531 1,206 ,230

Pengetahuan (X1) ,260 ,085 ,262 3,054 ,003

Ideological (X2) -,051 ,282 -,015 -,179 ,858

Intellectual (X3) ,094 ,165 ,058 ,568 ,571

Ritualistic (X4) ,210 ,141 ,141 1,491 ,138

Consequential (X6) ,008 ,162 ,005 ,052 ,959

a. Dependent Variable: total_niat

Pada hipotesis selanjutnya, yaitu hubungan antara tingkat religusitas (Ideological, Intellectual, Ritual, dan Consequential) terhadap niat pembelian produk kosmetik halal (Y).

Hasil menyatakan bahwa tingkat religiusitas yang direpresentasikan dengan dasar ideologi Ketuhanan (X2) memiliki hubungan yang negatif dan tidak signifikan. tidak ada pengaruh yang berarti bahwa ideologi mempengaruhi seseorang dalam niat pembelian produk kosmetik halal. Dengan demikian, dapat disimpulkan hipotesis untuk pengaruh religiusitas dengan dimensi ideological tidak dapat diterima karena hasil negatif dan tidak signifikan dengan nilai koefisien sebesar -0,051). .

Selanjutnya, pengaruh religiusitas dengan dimensi intellectual (X3) memiliki nilai koefisien yang positif namun tidak signifikan sebesar 0,094. Dimensi intelectual menunjukkan tingkat pemahaman seseorang tantang ajaran islam, tentang hal-hal apa saja yang dilarang dalam islam. Semakin tinggi tingkat intelektual seseorang terhadap agama/keyakinannya maka akan semakin tinggi pula keinginan untuk membeli kosmetik yang sesuai prinsip syariah. Sehingga, hasil pengaruh dimensi intellectual terhadap niat pembelian produk kosmetik halal adalah terdukung (diterima) karena memiliki pengaruh yang positif terhadap variabel niat (Y).

Pengaruh religiusitas selanjutnya yang direpresentasikan dengan dimensi Ritualistic (X4) menghasilkan nilai koefisien yang positif sebesar 0,210. Semakin rajin seseorang melakukan ritual (aktivitas) ibadah seperti shalat, puasa, beramal shalih, dan sebagainya, semakin tinggi pula keinginannya untuk menggunakan produk-produk halal sebagai bentuk kelancaran dalam beribadah. Produk yang tidak jelas kehalalan dan kebaikkannya

(27)

20

kemungkinan dapat membuat mereka kurang khusyuk untuk beribadah karena masih terdapat unsur gharar (ketidakjelasan) bahan dan proses untuk membuat produk-produk kosmetik.

Pada dimensi consequential (X6) hasil juga menunjukkan hubungan yang positif (0,008) terhadap niat pembelian produk kosmetik halal namun tidak signifikan. Dimensi ini merujuk pada pentingnya sebuah agama atau keyakinan (Farraq et al, 2015). Hal ini yang dapat mendasari perilaku seseorang dalam bersikap dan bertindak. Agama yang membentuk sikap rendah hati, kepatuhan, dan tuntunan dalam berkehidupan. Keinginan yang besar seseorang untuk mengkonsumsi produk yang halal dapat dipengaruhi oleh ajaran agamanya.

Konsekuensi apa yang akan seseorang terima jika ia benar-benar mengamalkan apa yang telah diajarkan di agamanya dapat membawa mereka kepada perilaku yang lebih baik dan sesuai dengan ajaran islam.

(28)

21

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berkembangnya ekonomi halal berasal dari konsumen muslim dunia yang memang hidup dengan gaya hidup halal (halal lifestyle). Gaya hidup yang halal yaitu meliputi makanan yang mereka makan, seputar farmasi dan obat-obatan, perawatan tubuh, kosmetik, pelayanan perbankan, travel, pendidikan, hiburan, dan sebagainya. Isu tentang kosmetik halal mulai berkembang tepatnya setelah pesatnya kemajuan dari industri makanan dan keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah (Hashim dkk, 2014). Perkembangan kosmetik halal yang begitu pesat saat ini menjadi produk yang sangat mencuri perhatian kaum wanita. Adanya rasa aman karena produk menggunakan bahan-bahan dan cara pengolahannya sesuai dengan ketentuan syariat islam (Widiastuti dan Sunart, 2017).

Penelitian ini menguji hubungan antara tingkat pengetahuan dan religiusitas (ideological, intellectual, ritualistic, experiental, dan consequential) terhadap niat pembelian produk kosmetik halal. Penelitian ini menggunakan data kuisioner yang wajid diisikan oleh responden tertentu. Responden yang mengisi kuisoner penelitian ini memiliki kriteria tertentu, diantaranya yaitu berjenis kelamin perempuan dan berada pada kisaran usia 16 – 25 tahun keatas, pernah menggunakan produk kosmetik halal, dan menggunakan hijab.

Berdasarkan dari hasil penelitian dapat dismpulkan bahwa:

1. Tingkat pengetahuan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap niat pembelian produk kosmetik halal. Semakin tinggi tingkat pemahaman seseorang terhadap produk kosmetik halal, maka akan semakin tinggi pula niat untuk melakukan pembelian produk kosmetik halal. Hasil menyatakan bahwa pengetahuan merupakan faktor yang paling mempengaruhi niat pembelian produk kosmetik jika dibandingkan dengan pengaruh tingkat religiusitas seseorang.

2. Pengaruh religiusitas yang direpresentasikan dengan dimensi ideological memiliki arah yang negatif dan tidak signifikan. Tidak ada pengaruh yang berarti bahwa ideologi islam mempengaruhi seseorang dalam niat pembelian produk kosmetik halal. Sedangkan, untuk dimensi intellectual, ritualistic, dan consequential hasil menunjukkan hubungan yang positif terhadap niat seseorang dalam pembelian produk kosmetik.

(29)

22

3. Tingkat religusitas seseorang tidak terlalu mempengaruhi niat mereka untuk melakukan pembelian produk kosmetik halal. Meskipun tingkat religusitas seseorang rendah maupun tinggi tidak menjamin seseorang tersebut dalam menggunakan produk-produk halal dan yang sesuai dengan prinsip syariah.

5.2. Keterbatasan dan Saran

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan tersebut diantaranya, pertama, responden pada penelitian ini sebagian besar merupakan responden wanita yang mayoritas bertempat tinggal di Pulau Jawa sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapakan lebih beragam lagi sehingga menghasilkan data yang lebih baik dan beragam. Kedua, responden sebagian besar adalah mahasiswa dengan kisaran usia 18 sampai 25 tahun.

Diharapkan pada penelitian berikutnya lebih banyak profesi yang digunakan untuk menghasilkan luaran penelitian yang lebih baik lagi.

(30)

23

BAB VI

LUARAN YANG DICAPAI

IDENTITAS JURNAL

Nama Jurnal Jurnal Ekonomi Syariah dan Filantropi Islam Website Jurnal http://journal.uhamka.ac.id/index.php/al-urban

Status Artikel Submitted

Jenis Jurnal Jurnal Nasional Terakreditasi

Tanggal Submit 27 Agustus 2019

Bukti Screenshot Submit

(31)

24

DAFTAR PUSTAKA

Said, M, Hassan, F,Musa, R, & Rahman. (2014). Assessing Consumers‟ Perception, Knowledge, and Religiosity on Malaysia‟s Halal Food Products.

Procedia-Socialand Behavioral Sciences. 130 (2014), pp 120-128.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Briliana, V, Noviana, R. (2016). The Antecedents and Outcome of Halal Cosmetic Products: A Case Study in Jakarta, Indonesia. International Journal of Business, Economics, and Law. Vol. 11 issue 2 (December).

Simanjuntak, M, Dewantara, M,M. (2014). The Effects of Knowledge, Religiosity Value, and Attitude on Halal Label Reading Behaviour of Undergraduate Students. ASEAN Marketing Journal. December 2014. Vol. IV. No. 2. Pp 65-76.

Hair, J.F., et al. (2010). Multivariate data analysis. 7th edition. New Jersey : Pearso Education Inc.

Hashim, C, Musa, R. (2014). Factors Influencing Attitude Towards Halal Cosmetic Among Young Adult Urban Muslim Women: A Focus Group Analysis.

Procedia-Social and Behavioral Sciences. 120 (2014), pp 129-134.

Rahman, A, Ebrahim, A, Rahman, S. (2015). Consumers and Halal Cosmetic Products: Knowledge, Religiosity, Attitude, and Intention. Journal of Islamic Marketing. Bingley, Vol. 6, Issue 1 (2015), PP 148-163.

Yeo, L, B, Mohamed, N, Muda, M. (2016). A Study of Malaysian Customers Purcahese Motivation of Halal Cosmetic Retail Products: Examining Theory of Consumption Value and Customer Satisfaction. Procedia Economics and Finance. 37 (2016), pp 176-182.

Mokhlis, S. (2008). Consumer Religiosity and the Importance of Store Attributes.

The Journal of Human Resource and Adult Learning. Vol 4. No 2, Desember 2008.

Widiastuti,K, Sunarti. (2017). Pengaruh Persepsi Risiko, Kualitas, Harga, dan Nilai Konsumen, Wanita Terhadap Citra Merek Kosmetik Berlabel Halal (Survei Konsumen Kosmetik Wardah di Kota Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol, 51, No. 1, Oktober 2017.

Lada, S, Tanakinjal, H, Amin, H. (2012). Predicting Intention to Choose Halal Products Using Theory of Reasoned Action. International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management. Vol 2, Issue 1, pp 66-76.

(32)

25

Mukhtar, A, Butt, M,M. (2012). Intention to Choose Halal Products: The Role of Religiosity.

Journal of Islamic Marketing. Vol 3, Issue 2, pp 108-120.

Rehman, A, U, Shabbir, M,S. (2010). The Relationship Between Religiosity and New Product Adoption. Journal of Islamic Marketing. Vol 1, pp 63-69.

(33)

26

Lampiran 1. Susunan Organisasi dan Pembagian tugas tim peneliti.

Nama Jabatan Tugas Penelitian

No NIDN / NIM Alokasi Waktu

(Uraian secara rinci) jam/minggu

1 Novita Kusuma Ketua • Mengkoordinasikan seluruh kegiatan

Maharani 10 jam

• penelitian.

0303119301 Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

• penelitian

Melakukan penelitian

• Membuat laporan penelitian dan

manuscript artikel untuk publikasi ilmiah 2 Ani Silvia Anggota • Membantu ketua peneliti dalam melakukan

0306068307 10 jam

• kegiatan penelitian Melakukan penelitian

• Melakukan analisa hasil

• Membantu ketua peneliti dalam pembuatan laporan penelitian dan manuscript artikel publikasi ilmiah

(34)

27

Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota Peneliti

(35)

28

(36)

29

(37)

30

Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI MUHAMMADIYAH UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

Jl. Limau II, Kebayoran Baru, Jakarta 12130 Telp. (021) 7208177, 7222886, Fax. (021) 7261226, 7256620 Website: www.uhamka.ac.id e-mail: info.uhamka@uhamka.ac.id, uhamka1997@yahoo.com

SURAT PERNYATAAN PENELITI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Novita Kusuma Maharani SE., M.Sc

NIDN : 0303119301

Fakultas/Program Studi: FEB/Fakultas Ekonomika dan Bisnis Pangkat/Golongan : Penata Muda / IIIb

Jabatan Fungsional : Tenaga Pendidik

Menyatakan bahwa Laporan Penelitian Dosen Pemula dengan judul Analisis Pengaruh Pengetahuan dan Religiusitas Terhadap Niat Pembelian Produk Kosmetik Halal yang diusulkan dalam skema Dana Hibah Penelitian Universitas Muhammadiyah Prof DR.HAMKA pada batch 2 tahun 2018 merupakan karya tulis bebas plagiarsm.

Demikian pernyataan ini ditulis untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 27 Agustus 2019 Mengetahui

Ketua Lembaga Penelitian UHAMKA Yang menyatakan

Prof. Dr. Suswandari, M.Pd Novita Kusuma Maharani SE, M.Sc

NIDN.0020116601 NIDN.0303119301

(38)

31

Gambar

Gambar 1. Road Mad Penelitian Terkait dengan Topik Penelitian.
Tabel 5.5  Hasil Uji Normalitas

Referensi

Dokumen terkait

Customer Experience memiliki pengaruh tidak langsung melalui Customer Satisfaction terhadap Repurchase Intention yang signifikan yang berarti bahwa semakin positif

Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa berarti Ho ditolak dan Hi diterima yang berarti tidak terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan antara variabel perilaku