• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENELITIAN - Unigal Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PENELITIAN - Unigal Repository"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

i Oleh:

IR. JETI RACHMAWATI, M.P.

ROMDAH ROMANSYAH, S.PD., M.PD., M.SI.

DIBIAYAI OLEH LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS GALUH TAHUN ANGGARAN 2021

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GALUH

MARET, 2021

LAPORAN PENELITIAN

POTENSI EKSTRAK DAUN PUDING Polyscias guilfoylei SEBAGAI PENGHAMBAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN LALAT BUAH Bactrocera cucurbitae

(2)

ii

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN DENGAN PENDANAAN LPPM UNIGAL

………..……….………

1. a. Judul Penelitian : Potensi Ekstrak Daun Puding Polyscias guilfoylei Sebagai Penghambat Pertumbuhan dan Perkembangan Lalat Buah Bactrocera cucurbitae

b. Bidang Ilmu : Bioteknologi 2. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Jeti Rachmawati, M.P.

b. NIP/NIK : 3112770005

c. Pangkat/Golongan/Ruang : Penata Tk I/ III d d. Jabatan Fungsional : Lektor

e. Jabatan Struktural : WD 2

f. Fakultas/Program Studi : FKIP/ Prodi Pendidikan Biologi g. Pusat Penelitian : LPPM Universitas Galuh 3. Anggota Peneliti (Maks 2 orang) :

NO NAMA DAN GELAR NIP/NIK BIDANG

KEAHLIAN FAKULTAS

1. Romdah Romansyah, S.Pd., M.Pd., M.Si.

01.3112770177 Bioteknologi FKIP

4. Lokasi Penelitian : Universitas Gadjah Mada 5. Kerjsama dengan Lain Instansi

a. Nama : -

b. Alamat : -

6. Jangka Waktu Penelitian : 4 Bulan

7. Biaya yang digunakan : Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah)

Mengetahui Ciamis, 20 Maret 2021

Dekan FKIP, Ketua Peneliti,

Uung Runalan Soedarmo, Drs., M.Si. Ir. Jeti Rachmawati, M.P.

NIP: 195710161987031003 NIK: 01.3112770005

Mengetahui Ketua LPPM UNIGAL

Ir. Sudrajat, M.P.

NIK: 3112770087

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur seraya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan penelitian dengan judul “Potensi Ekstrak Daun Puding Polyscias guilfoylei Sebagai Penghambat Pertumbuhan dan Perkembangan Lalat Buah Bactrocera cucurbitae”.

Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, umumnya dunia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan khususnya bidang Penerapan Kajian Bioteknologi. Penulis menyadari akan segala keterbatasan dan kekurangan yang masih jauh dari sempurna di dalam penulisan laporan penelitian ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan tulisan ini.

Ciamis, Maret 2021

Penulis

(4)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPU ……… i

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN………..ii

KATA PENGANTAR ………. iii

DAFTAR ISI ………iv

INTISARI ………. v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ……… 1

B. Rumusan Masalah ……… 3

C. Tujuan penelitian ……….. 4

D. Hipotesis Penelitian ………. 4

E. Target Luaran ………4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Karakteritik Tanaman Polyscias guilfoylei ……… 5

B. Kandungan Senyawa Aktif Tanaman Polyscias guilfoylei ……….. 6

C. Bioaktivitas Senyawa Saponin ………. 7

D. Bioaktivitas Senyawa Saponin dalam Polyscias guilfoylei………. 8

E. Karakteristik Lalat Buah ……….. 10

F. Siklus Hidup Lalat Buah ……… 10

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ………. 13

B. Tempat dan Objek Penelitian ……….. 13

C. Alat dan Bahan Penelitian ……….. 13

D. Prosedur Penelitian ……….. 15

E. Analisis Data ………...16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……….17

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ……….. 21

DAFTAR PUSTAKA ……….. 22

LAMPIRAN……….. 25

(5)

v INTISARI

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih sulitnya pengendalian terhadap hama lalat buah yang menyerang buah-buahan, sehingga harus dicari upaya penemuan teknik pengendalian yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Salah satu teknik pengendalian lalat buah yaitu dengan cara menurunkan jumlah populasi di bawah ambang batas populasi yang merugikan dengan menggunakan insektisida nabati daun puding Polyscias guilfoylei yang mengandung saponin dan bersifat sebagai penghambat pertumbuhan dan perkembangan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui potensi dari ekstrak daun Polyscias guilfoylei sebagai penghambat pertumbuhan dan perkembangan lalat buah Bactrocera cucurbitae. Penelitian dilaksanakan di UGM. Metode penelitian yang digunakan adalah studi eksperimen yang yang terdiri dari dua faktor yaitu jenis ekstrak dan konsentrasi ekstrak dengan empat ulangan yang disusun secara faktorial dengan rancangan acak kekompok. Adapun perlakuan dalam penelitian ini adalah pemberian ekstrak etanol dan n-heksan daun P. guilfoylei dengan konsentrasi 0, 1.25, 2.5, dan 5%.

Data yang diperoleh dianalisis dengan Anava dua faktor dan dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian jenis ekstrak antara etanol dan n-heksan memberikan pengaruh yang sama. Akan tetapi pemberian konsentrasi ekstrak berpengaruh signifikan terhadap nilai GI dan RGI lalat buah B. cucurbitae. Nilai GI dan RGI yang diberi ekstrak daun P. guilfoylei hasilnya lebih rendah dibandingkan dengan yang kontrol dan konsentrasi 5%

menunjukkan nilai GI dan RGI yang paling rendah. Oleh karena itu maka ekstrak daun puding P. guilfoylei dapat menunjukan kemampuan sebagai penghambat pertumbuhan dan perkembangan lalat buah B. cucurbitae

Kata Kunci : Ekstrak etanol dan ekstrak n- heksan daun Polyscias guilfoylei, Pertumbuhan Perkembangan, Lalat buah Bactrocera cucurbitae

(6)

1 BAB I.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Daun puding (Polyscias guilfoylei) merupakan tanaman perdu yang termasuk kedalam famili Araliaceae yang sudah dikenal sebagai salah satu tanaman obat. P.guilfoylei merupakan tanaman asli Indonesia dan Malaysia yang menyebar luas meliputi daerah Sumatra, Jawa, Sulawesi dan Ambon. Di Indonesia, tanaman ini dibudidayakan dan digunakan sebagai tanaman pagar (Bailey cit Sundu et al. 2015).

Tanaman ini banyak mengandung senyawa aktif saponin yang berupa oleanane saponin (Cioffi et al. 2008; Tuyet et al. 2009; Elgindi et al. ,2015).

Senyawa aktif yang terkandung pada genus Polyscias yang lainnya berupa oleanane saponin (Tuyet & Phung, 2007; Hanh et al., 2016) dan oleanane glycosida (Eaton et al., 2015).

Saponin merupakan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada sebagian besat tanaman dan produk tanaman, yang berupa golongan triterpene dan glycosida steroid. Senyawa ini dapat membunuh protozoa dan molusca, serta berfungsi sebagai pelindung bagi tanaman dari serangan fatogen dan herbivora (Addisu & Assefa, 2016). Saponin juga sangat toksik bagi serangga dan bersifat sebagai penghambat makan untuk golongan hewan herbivora (Hussain et al., 2017). Saponin bersifat toksik, penghambat makan dan penghambat pertumbuhan (Agerbirk et al., 2003; Golawska, 2007; Saha et al., 2010; Dowd et al., 2011),

Berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tanaman P.

guilfoylei dapat mempengaruhi lalat buah betina meningggalkan tanaman pepaya

(7)

2

dan mendekati serta hinggap di bagian bawah daun P. guilfoylei pada kanopi paling atas. Kemampuan tanaman P guilfoylei sebagai atraktan didukung oleh hasil penelitian Jang, et al. (1997) yang dilakukan di laboratorium, menunjukkan bahwa senyawa volatile semiochemical dari daun tanaman P. guilfoylei dapat menarik lalat buah betina Bactrocera cucurbitae dan B. dorsalis. Apabila senyawa volatile semiochemical dari daun tanaman P. guilfoylei digunakan di lapangan kemungkinan dapat menarik lalat buah betina sehingga tanaman tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi dan mengontrol lalat buah betina di lapangan.

Lalat buah (Tephritidae, Diptera) merupakan hama potensial yang sangat merugikan produksi buah-buahan dan sayuran, baik secara kuantitas maupun kualitas (Rouse et al., 2005; Copeland et al., 2006). Salah satu hama terkenal yang bersifat polifagus pada tanaman famili cucurbitaceae di negara Nepal dan Asia Tenggara adalah Bactrocera cucurbitae Coquillett (Simkhada, 2015). Hama ini merupakan hama penting di pertanaman sayuran, banyak menyerang tanaman sayuran seperti Momordica charantia, Trichosanthes cucurmerina, Cucurbita moschata, Benincasa hispida dan Cucumis melo var. Conomon (Mohanadas &

Mukund, 2013). Lalat buah ini di daerah Indo-Malayan merupakan hama yang paling merusak untuk tanaman melon dan tanaman lainnya, dan di daerah Hawai hama ini sangat menurunkan produksi melon, mentimun dan tomat (Weems Jr., et al., 2015).

Pengendalian lalat buah yang biasa digunakan adalah secara kultur teknis yang meliputi sanitasi lahan, penggunaan lem kuning, pengasapan dan pembakaran sampah, serta pemasangan mulsa plastik; pengendalian secara fisik atau mekanis menggunakan perangkap dan atraktan; pengendalian secara biologis

(8)

3

dengan menghasilkan lalat jantan mandul serta menggunakan musuh alami, dan secara kimia dengan fogging dan pencampuran antara metyl eugenol dengan insektisida (Hasyim, et al., 2014). Teknik pengedalian lalat buah B. cucurbitae biasanya dengan menggunakan teknik eradikasi, kombinasi penyemprotan umpan dan perangkap lalat buah jantan, pelepasan lalat buah jantan steril dan introduksi parasitoid (Weems Jr., et al., 2015).

Berbagai macam bentuk teknik pengendalian lalat buah tersebut dilakukan dengan tujuan akhirnya adalah memusnahkan populasi lalat buah atau menjaga populasi lalat buah di bawah ambang batas yang tidak merugikan (Kardinan, 2011). Salah satu teknik pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida nabati yang berasal dari ekstrak daun tanaman. Daun P.

guilfoylei dapat digunakan sebagai insektisida nabati, karena daun tersebut mengandung senyawa aktif saponin yang bersifat sebagai penghambat pertumbuhan. Teknik tersebut diharapkan dapat menurunkan populasi lalat buah sehingga tidak merugikan. Oleh karena itu maka penting dilakukan penelitian untuk mengamati potensi dari ekstrak daun puding Polyscias guilfoylei sebagai penghambat pertumbuhan dan perkembangan lalat buah Bactrocera cucurbitae.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ekstrak daun Polyscias guilfoylei dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan lalat buah Bactrocera cucurbitae

(9)

4

2. Konsentrasi ekstrak daun Polyscias guilfoylei berapakah yang paling optimum sebagai penghambat pertumbuhan dan perkembangan lalat buah Bactrocera cucurbitae

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui potensi dari ekstrak daun Polyscias guilfoylei sebagai penghambat pertumbuhan dan perkembangan lalat buah Bactrocera cucurbitae

2. Untuk menentukan konsentrasi ekstrak daun Polyscias guilfoylei yang paling optimum sebagai penghambat pertumbuhan dan perkembangan lalat buah Bactrocera cucurbitae

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ekstrak daun Polyscias guilfoylei mempunyai potensi sebagai penghambat pertumbuhan dan perkembangan lalat buah Bactrocera cucurbitae

2. Terdapat satu konsentrasi ekstrak daun Polyscias guilfoylei yang paling optimum sebagai penghambat pertumbuhan dan perkembangan lalat buah Bactrocera cucurbitae

E. Target Luaran

Target luaran dari penelitian ini adalah:

1. Artikel diterbitkan dalam Jurnal Nasional Terakreditasi SINTA 2. Artikel publikasi dalam prosiding atau seminar nasional

(10)

5

3. Menghasilkan ekstrak daun Polyscias guilfoylei yang siap digunakan BAB II.

KAJIAN PUSTAKA

A. Karakteristik Tanaman Polyscias guilfoylei

Daun pudding (Polyscias guilfoylei) merupakan tanaman perdu yang termasuk kedalam famili Araliaceae yang sudah dikenal sebagai salah satu tanaman obat. P.guilfoylei merupakan tanaman asli Indonesia dan Malaysia yang menyebar luas meliputi daerah Sumatra, Jawa, Sulawesi dan Ambon. Di Indonesia, tanaman ini dibudidayakan dan digunakan sebagai tanaman pagar (Bailey cit Sundu et al. 2015). Pertumbuhan tanaman P.guilfoylei sangat cepat dan dalam satu tahun dapat tumbuh sampai 1.5 meter, oleh karena itu biasanya dilakukan pemangkasan. Tanaman ini dapat juga digunakan sebagai tanaman pemecah angin dan juga dapat ditanam sebagai tanaman hias (Anonim, 2012;

Teves, 2014).

P. guilfoylei merupakan tanaman perdu yang pertumbuhannya cepat dan mempunyai percabangan yang tegak, ketinggiannya dapat mencapai sekitar 7 m.

Bentuk helaian daunnya bervariasi, biasanya oval atau elips. Tepi daunnya bergigi kasar atau robek-robek. Warna daunnya beraneka macam, pinggir daunnya warna putih, kuning pucat atau kadang-kadang semuanya hijau gelap. Tanaman ini biasanya digunakan untuk tanaman pemecah angin (Duvauchelle, 2010; Joy, 2010; Chien, 2012).

(11)

6

A B

Gambar 1. A. Tanaman Polyscias guilfoylei, B. Daun Polyscias guilfoylei

B. Kandungan Senyawa Aktif Tanaman Polyscias guilfoylei

Polyscias guilfoylei merupakan tanaman perdu yang banyak mengandung oleanane saponin (Cioffi et al. 2008; Tuyet et al. 2009; Elgindi et al., 2015).

Menurut Cioffi et al. ( 2008), ekstrak daun P. guilfoylei mengandung empat senyawa aktif sebagai berikut :

a. rhamnopyranosyl, b. arabinopyranosyl, c. glucopyranosyl d. glucopyranoside.

Tuyet et al. (2009) menyatakan bahwa ekstrak daun P. guilfoylei mengandung lima jenis senyawa aktif saponin sebagai berikut :

a. β-D-glucuronopyranosyloleanolic acid

b. Campuran 3-O-β-D-glucopyranosyl-(13)-β-D-glucuronopyranosyloleanolic acid dengan 3-O-β-D–glucopyranosyl-(14)-β-D-glucurono- pyranosyloleanolic acid dengan rasio (2:3)

(12)

7

c. (2:3),3-O-β-D-glucopyranosyl-(13)-[β-D–gluco-pyranosyl-(14)]-β-D- glucuronopyranosyloleanolic acid

d. 3-O-β-D-glucopyranosyl-(12)-[β-D-glucopyranosyl-(14)]--D- glucuronopyranosyloleanolic acid

e. 3-O-β-D-glucopyranosyl-(14)-β-Dglucuronopyranosyloleanolicacid 28-O- β-D-glucopyranosyl ester .

Menurut Elgindi et al., (2015), daun P. guilfoylei mengandung saponin yang terdiri dari :

a. 3-O-*β-D-glucopyranosyl (1→3) β-D-glucuronopyranosyl-6`-methyl ester]

oleanolic acid-28-O-methyl ester,

b. 3-O- β-D- glucuronopyranosyl-6'-methyl ester oleanolic acid – 28 – O – β – D – glucopyranosyl and

c. 3-O-*β-D-glucopyranosyl (1→3) β-D-glucuronopyranosyl-6'- methyl ester]

oleanolic acid – 28 – O - β – D -glucopyranosyl ester.

C. Bioaktivitas Senyawa Saponin

Saponin merupakan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada sebagian besar tanaman dan produk tanaman, berupa senyawa golongan triterpene dan glycosida steroid. Saponin terdapat pada kurang lebih 100 famili tanaman dan beberapa sumber daya laut. Senyawa ini bersifat sebagai anti jamur, dapat membunuh protozoa dan molusca, serta berfungsi sebagai pelindung bagi tanaman dari serangan fatogen dan herbivora (Addisu & Assefa, 2016). Saponin juga sangat toksik bagi serangga dan bersifat sebagai penghambat makan untuk golongan hewan herbivora. Senyawa metabolit sekunder ini paling banyak

(13)

8

terdapat pada bagian daun yang muda. Daun muda mempunyai konsentrasi glucosinolate dan saponin yang sangat tinggi (Hussain et al., 2017).

Beberapa penelitian tentang pengaruh saponin terhadap hama tumbuhan telah banyak dilakukan, beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa saponin bersifat toksik, penghambat makan dan penghambat pertumbuhan (Agerbirk et al., 2003; Golawska, 2007; Saha et al., 2010; Dowd et al., 2011), Ekstrak saponin dari Barbera vulgaris dapat menyebabkan penurunan daya tahan hidup larva Plutella xylostella. Semakin tinggi konsentrasi saponin yang diberikan, maka ketahanan hidup larva P. Xylostella semakin rendah (Agerbirk et al., 2003).

Golawska, (2007) menyatakan bahwa konsentrasi saponin dari Alfalfa yang tinggi dapat menurunkan kemampuan Pea Aphid (Acyrthosiphon pisum) mengisap cairan floem dan xylem. Saha et al. (2010) menyatakan bahwa pemberian triterpen saponin dari Diploknema butyracea dan Sapindus mukorossi pada larva Spodoptera litura dapat menurunkan laju pertumbuhan dan bersifat sebagai antifeedant. Menurut Dowd et al. (2011), saponin yang berasal dari kedele, Gypsophila, asparagus memiliki aktivitas untuk menghambat makan (antifeedant) pada Helicoverpa zea dan Spodoptera frugiperda.

D. Bioaktivitas Senyawa Saponin Dalam Polyscias guilfoylei

Tanaman P. guilfoylei mempunyai metabolit sekunder yang berupa saponin. Penelitian yang sudah dilakukan oleh McQuate & Vargas (2007) menunjukkan bahwa tanaman P. guilfoylei sebagai tanaman border dapat digunakan sebagai penarik tempat bertenggernya lalat buah betina B. cucurbitae dan B. dorsalis. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Jang, et al. (1997) di

(14)

9

laboratorium, menunjukkan bahwa senyawa volatile semiochemical dari daun tanaman P. guilfoylei dapat menarik lalat buah betina B. dorsalis.

Sundu et al. (2015) menyatakan bahwa ekstrak metanol daun tanaman P.

guilfoylei mempunyai bioaktivitas sebagai antioksidan dan antimikroba.

Pengujian antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode uji radikal DPPH, uji hidrogen peroksida dan uji Hidroxyl. Hasil pengujian menunjukkan bahwa aktivitas anti oksidan tergantung pada konsentrasi ekstrak dengan IC50 dari masing-masing radikal sebesar 1.88, 1.32, dan 2.70 mg/ml. Pengujian anti mikroba dilakukan dengan menggunakan metode Kusuma et al. yang dimodifikasi. Ekstrak P. guilfoylei mempunyai aktifitas anti mikroba sebagai berikut : 48.0 % pada Salmonella thypii, 36.0% pada Propionibacterium acnes dan 43.1% pada Bacillus cereus.

Menurut Elya & Kusmana (2002), infus daun P. guilfoylei yang diberikan secara oral kepada tikus jantan selama 52 hari dengan dosis 50, 100, 200, 400, dan 800 mg/g bb dapat menurunkan konsentrasi dan kualitas spermatozoa tikus jantan galur DDY. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Elya et al. (2010) menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun P. guilfoylei secara oral setiap hari selama delapan minggu pada kelinci putih jantan galur New Zealand White (Oryctologus cuniculus) dengan dosis 327.56 dan 655.2 mg/1.5 kg bb dapat menurunkan kualitas dan konsentrasi spermatozoa kelinci putih jantan.

Kandungan senyawa-senyawa aktif yang beragam dari ekstrak daun P.

guilfoylei memungkinkan dilakukannya pengujian bioaktivitas dari daun tersebut terhadap hama tumbuhan.

(15)

10 E. Karakteristik Lalat Buah

Lalat buah (Diptera:Tephritidae) termasuk kedalam Ordo Diptera, Famili Tephritidae. Beberapa genus yang termasuk Famili Tephritidae mudah dibedakan antara genus yang satu dengan yang lainnya dari pembuluh sayap yang memiliki pola beranekaragam (White et al., 1992).

Lalat buah yang terdapat di Indonesia yaitu dari Genus Bactrocera yang merupakan jenis lalat buah penting yang berasosiasi dengan berbagai buah- buahan tropika. Jenis lalat buah yang termasuk hama penting yaitu B. albistrigata, B. carambolae, B. dorsalis, B. papayae yang semuanya mirip satu sama lain sehingga disebut Bactrocera dorsalis complex dan spesies lain yang menyerang tanaman famili Cucurbitaceae adalah B. cucurbitae dan yang menyerang tanaman nangka adalah B. umbrosus (Siwi et al., 2006).

Weems Jr., et al. (2015) menyatakan bahwa B. cucurbitae (Coquillett) merupakan spesies hama yang menyebar di sebagian besar daerah India dan Asia Tenggara. Spesies ini diintroduksikan ke pulau di Hawaii dari Jepang sekitar tahun 1895, dan sejak tahun 1897 sudah menjadi hama yang serius.

F. Siklus Hidup Lalat Buah

Lalat buah termasuk serangga yang bermetamorfosis sempurna. Lalat buah mengalami 4 stadium hidup (Gambar.1) yaitu telur, larva, pupa dan lalat dewasa (Suputa et al., 2006). Seekor lalat buah dapat hidup antara 24-46 hari (Kalie, 2000). Menurut Broto (2003) daur hidup lalat buah berlangsung selama 23-26 hari.

(16)

11

Menurut Weems Jr., et al. (2015), perkembangbiakan lalat buah mulai dari telur sampai dewasa pada kondisi musim panas memerlukan 12 - 28 hari, tergantung dari jenis individu dan keadaan cuaca nya. Pada temperatur 800F, lama hidup fase telur sekitar 1,73 hari, larva 4-9 hari, pupa 7-11 hari. Pada pengujian laboratorium yang dilakukan di Hawaii pada temperatur dingin, fase telur berkisar 11 hari, larva 30 hari dan pupa 51 hari.

1. Telur

Telur lalat buah berukuran panjang sekitar 2 mm dan berbentuk elips hampir datar di bagian ujung ventral, cekung di bagian dorsal. Telur berwarna putih berbentuk panjang dan runcing bagian ujungnya. Telur-telur tersebut sering kelihat melengkung (Weems Jr., et al., 2015). Telur diletakkan secara berkoloni di dalam buah, setelah dua hari telur akan menetas menjadi larva (Siwi et al., 2006).

2. Larva

Larva berbentuk panjang dengan salah satu ujungnya meruncing. Larva berukuran 7-9 mm, berwarna putih kekuningan dengan dua bintik hitam sebagai alat kait mulut. Larva berkembang di dalam daging buah selama 6-9 hari (Djatmiadi dan Djatnika, 2001). Menurut Weems Jr., et al. (2015), fase larva memilki tiga tahapan instar, berwarna putih kecuali pada saat ditutupi oleh warna dari makanan yang berada pada saluran pencernaan. Larva berbentuk silinder, memanjang, ujung anterior menyempit agak melengkung dengan kait-kait anterior di bagian ventral. Ukuran larva instar terakhir dapat mencapai panjang antara 7.5 – 11.8 mm.

(17)

12 3. Pupa

Pupa berwarna cokelat tua, berbentuk oval dengan panjang 5 mm. Masa perkembangan pupa antara 4-10 hari. Pupa berubah menjadi imago setelah 13-16 hari (Djatmiadi & Djatnika, 2001). Menurut Weems Jr., et al. (2015), panjang pupa antara 5-6 mm dan warna pupa bervariasi mulai dari warna merah kusam atau kuning kecoklatan sampai warna putih kusam tergantung pada inangnya.

Periode pupa yang normal terjadi di dalam tanah pada kedalam kurang lebih 5 cm.

4. Imago

Panjang tubuh lalat dewasa sekitar 3,5-5 mm, berwarna hitam kekuningan. Kepala dan kaki berwarna cokelat, dada berwarna hitam, abdomen jantan berbentuk bulat sedangkan betina terdapat ovipositor (Siwi, 2005).

Menurut Weems Jr., et al. (2015), imago berukuran antara 6-8 mm, mempunyai karakteristik yang khas pada pola sayap, segmen antena ketiga yang panjang, dorsum dada warna kuning merah dengan tanda kuning muda dan tanpa tanda hitam, kepala berwarna kekuningan dengan bintik hitam. Imago betina dapat meletakan kurang lebih 1.000 butir telur yang diletakkan pada buah muda atau batang tanaman inang yang bersifat sukulen menggunakan ovipositor yang tajam.

Imago dapat hidup lebih dari satu tahun.

Menurut Weems Jr. (2015), inang dari B. cucurbitae lebih dari 125 spesies tanaman, meliputi golongan Cucurbitaceae, tomat dan beberapa tanaman lainnya. Inang yang lebih disukai B. cucurbitae meliputi : Blewah, Kacang tunggak, labu, Squash, kacang panjang, tomat, semangka. Inang sesekali meliputi : terung, ara, mangga, jeruk, pepaya dan peach. Inang liar meliputi : apel balsam,

(18)

13

mentimun china, Momordica spp., Cucumis trigonus, Diplocyclos palmatus dan bunga dari Passiflora spp.

(19)

14 BAB III.

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas nya adalah ekstrak etanol dan n-heksan daun Polyscias guilfoylei dengan berbagai konsentrasi, sedangkan variabel terikat nya adalah pertumbuhan dan perkembangan lalat buah Bactrocera cucurbitae.

Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang yang terdiri dari dua faktor dengan empat perlakuan dan empat ulangan yang disusun secara faktorial dengan rancangan acak kekompok. Adapun perlakuan dalam penelitian ini adalah pemberian ekstrak etanol dan n-heksan daun P. guilfoylei dengan konsentrasi 0, 1.25, 2.5, dan 5%.

B. Tempat dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi Fakultas Farmasi dan Laboratorium Entomologi Dasar, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2020 sampai bulan Maret 2021.

Serangga uji yang digunakan adalah lalat buah Bactrocera cucurbitae yang direaring di Laboratorium Entomologi Dasar, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian UGM. Stadia serangga uji yang digunakan adalah stadia telur.

C. Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(20)

15 Tabel 1. Alat-alat penelitian

No. Alat-alat Penelitian Spesifikasi Jumlah

1 Kurungan Rearing Lalat Buah 30 x30 x 20 cm 2 buah

2 Tempat Peneluran Ukuran aqua gelas 2 buah

3 Kain Hitam 5 x 10 cm 10 lembar

4 Kain Hitam 15 x 15 cm 24 buah

4 Petri Diameter 5 cm 24 buah

5 Kotak plastic 10 x10 x 5 cm 24 buah

6 Kuas cat air Ukuran no. 1 2 buah

7 Karet tali 24 buah

8 Timbangan digital 1 buah

9 Alat tulis 1 set

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Bahan-bahan penelitian

No. Bahan-bahan Penelitian Spesifikasi Jumlah

1 Telur Lalat buah Umur 12 – 24 jam 480 buah

2 Pakan buatan dari dedak gandum Campuran pakan

buatan 240 gram

3 Serbuk gergaji Serbuk halus Secukupnya

4 Aquades 5 liter

5 Etanol 70 % 20 liter

6 n-Heksan 95 % 20 liter

7 Ekstrak etanol daun P guilfoylei Pasta / ekstrak

kental 10 gram

8 Ekstrak n-Heksan daun P guilfoylei

Pasta / ekstrak

kental 10 gram

(21)

16 D. Prosedur Penelitian

1. Pembuatan Ekstrak Daun Polyscias guilfoylei

Pembuatan ekstrak daun P. guilfoylei dilakukan di Laboratorium Farmasi Unit II, Fakultas Farmasi UGM. Daun P. guilfoylei yang diperoleh dari daerah Ciamis Jawa Barat dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 500C selama tiga hari, kemudian dipotong-potong, lalu digiling menggunakan blender buat daun hingga menjadi serbuk. Kemudian serbuk dari daun P. guilfoylei tersebut direndam dalam dua jenis pelarut, yaitu etanol 70%, dan heksan, dengan perbandingan 1:10 (w/v) selama 72 jam. Rendaman masing-masing pelarut kemudian disaring menggunakan corong buchner yang dialasi kertas saring. Hasil saringan kemudian diuapkan bengan menggunakan water bath untuk pelarut etanol sampai diperoleh ekstrak kental. Sedangkan untuk pelarut heksan, diuapkan dalam ruang vakum sampai diperoleh ekstrak kental.. Masing-masing ekstrak kental tersebut dimasukkan ke dalam botol gelas dan disimpan di lemari pendingin sampai siap digunakan.

2. Uji Penghambatan Pertumbuhan dan Perkembangan

Pengujian pertumbuhan dan perkembangan dilakukan dengan menggunakan pakan buatan. Pada perlakuan pertama, dalam petri yang berdiameter 5 cm dimasukkan 10 gram pakan buatan (160 g sekam gandum, 35 g gula pasir, 8.7 g fermipan, 0.33 g sodium benzoat, 0.33 g nipagin dan 180 ml aquades) yang telah dicampur dengan 2 ml ekstrak etanol daun P. guilfoylei 0%, 1.25%, 2.5%, dan 5%. Pada perlakuan kedua menggunakan ekstrak n-heksan dengan seri konsentrasi yang sama. Ke dalam petri tersebut dimasukkan 10 sampai 20 telur B.

cucurbitae yang diperoleh dari gelas peneluran lalat buah selama 12 jam. Petri

(22)

17

yang telah berisi telur diletakkan dalam kotak yang berukuran 10 X 10 X 5 cm yang bagian dasarnya telah diberi serbuk gergaji. Kemudian kotak tersebut ditutup dengan kain hitam dan dibiarkan selama 7 sampai 8 hari. Pada hari ke 8 kotak dibuka, kemudian pupa yang terbentuk dipanen dan ditimbang bobotnya. Desain penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial. Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak empat ulangan. Parameter yang diamati adalah menghitung Relative Growth Index (RGI) dan Growth Index (GI) ekstrak daun P. guilfoylei terhadap pertumbuhan B. cucurbitae. Jumlah larva yang berhasil menjadi pupa dan jumlah larva awal yang digunakan dalam pengujian ini digunakan untuk menghitung RGI dan GI. RGI dan GI dihitung berdasarkan Zhang et al. cit Munoz et al., (2013) sebagai berikut :

RGI perlakuan = GI perlakuan /GI kontrol

GI = Jumlah larva yang berhasil menjadi pupa / Jumlah larva awal

E. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan Anova yang disusun secara faktorial 2 X 4 dan dilanjutkan dengan Uji LSD.

(23)

18 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian dan pengamatan tentang pemberian ekstrak etanol dan n-heksan daun puding Polyscias guilfoylei kepada lalat buah Bactrocera cucurbitae, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3. Rerata Nilai GI dan RGI lalat buah Bactrocera cucurbitae yang diberi ekstrak etanol dan n-heksan daun Polyscias guilfoylei

Konsentrasi Perlakuan

(%)

Ekstrak Etanol Ekstrak n-Heksan

GI RGI GI RGI

0 0.89a 1.00a 0.90a 1.00a

1.25 0.82b 0.92b 0.80b 0.90b

2.50 0.78b 0.89b 0.74b 0.84b

5.00 0.65c 0.74c 0.67c 0.76c

Keterangan : Angka pada kolom sama yang diikuti oleh huruf sama menunjukkan tidak signifikan pada uji LSD 5%

Pemberian konsentrasi ekstrak etanol dan n-heksan daun puding berpengaruh terhadap nilai Growth Index (GI) dan Relative Growth Index (RGI) larva lalat buah B. cucurbitae. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang diberikan, semakin rendah indeks pertumbuhan dan pertumbuhan relatifnya. Jenis ekstrak daun puding baik ekstrak etanol maupun n-heksan memberikan pengaruh yang sama terhadap nilai indeks pertumbuhan dan pertumbuhan relatifnya.

B. Pembahasan

Pemberian konsentrasi ekstrak etanol dan n-heksan mampu memberikan pengaruh terhadap jumlah telur lalat buah B. cucurbitae yang menjadi pupa.

(24)

19

Semakin tinggi konsentrasi ekstrak sampai konsentrasi 5%, pupa lalat buah yang terbentuk semakin rendah. Pemberian konsentrasi ekstrak daun puding mulai 1.25% sampai 2.50% sudah secara nyata dapat menyebabkan penghambatan pertumbuhan dan perkembangan pada lalat buah B. cucurbitae. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai GI dan RGI yang lebih rendah dari pada nilai pada konsentrasi 0%. Pada konsentrasi 5%, ekstrak daun puding P. guilfoylei menunjukkan penghambatan pertumbuhan yang paling tinggi, karena nilai GI dan RGI nya paling rendah dibandingkan dengan konsentrasi yang lainnya. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan nilai GI dan RGI nya semakin rendah.

Nilai GI menunjukkan jumlah larva lalat buah yang dapat berubah menjadi pupa. Apabila nilai GI nya rendah artinya kemampuan larva berbuah menjadi pupa juga rendah. Pemberian ekstrak daun puding sampai konsentrasi 5%

dapat menyebabkan jumlah larva yang berubah menjadi pupa menurun dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi ekstrak daun puding dapat berpengaruh negatif terhadap jumlah larva lalat buah yang berubah menjadi pupa, sehingga pertumbuhan dan perkembangan lalat buah pun terhambat. Nilai RGI menunjukkan kemampuan pertumbuhan relatif, yaitu membandngkan antara pertumbuhan pada kontrol dengan pertumbuhan pada serangga yang diberi ekstrak. Apabila nilai RGI nya semakin rendah maka kemampuan pertumbuhan relatifnya juga semakin rendah, sehingga pertumbuhan dan perkembangan lalat buah akan terhambat.

Terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan lalat buah disebabkan karena senyawa aktif yang terkandung dalam ekstrak daun puding dapat menurunkan

(25)

20

jumlah pupa yang terbentuk. Ekstrak daun pudding yang termakan oleh serangga uji dapat memberikan pengaruh buruk terhadap kehidupan serangga tersebut.

Salah satu senyawa aktif yang terkandung dalam ekstrak puding adalah senyawa saponin. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa saponin bersifat toksik, penghambat makan dan penghambat pertumbuhan (Agerbirk et al., 2003;

Golawska, 2007; Saha et al., 2010; Dowd et al., 2011), Ekstrak saponin dari Barbera vulgaris dapat menyebabkan penurunan daya tahan hidup larva Plutella xylostella. Semakin tinggi konsentrasi saponin yang diberikan, maka ketahanan hidup larva P. Xylostella semakin rendah (Agerbirk et al., 2003). Golawska, (2007) menyatakan bahwa konsentrasi saponin dari Alfalfa yang tinggi dapat menurunkan kemampuan Pea Aphid (Acyrthosiphon pisum) mengisap cairan floem dan xylem. Saha et al. (2010) menyatakan bahwa pemberian triterpen saponin dari Diploknema butyracea dan Sapindus mukorossi pada larva Spodoptera litura dapat menurunkan laju pertumbuhan dan bersifat sebagai antifeedant. Menurut Dowd et al. (2011), saponin yang berasal dari kedele, Gypsophila, asparagus memiliki aktivitas untuk menghambat makan (antifeedant) pada Helicoverpa zea dan Spodoptera frugi.

Pemberian ekstrak daun puding P. guilfoylei pada lalat buah B.

cucurbitae pada penelitian ini memberikan pengaruh yang sama dengan penelitian sebelumnya. Salah satu bahan aktif yang terkandung dalam ekstrak daun puding adalah senyawa saponin. Saponin yang dimakan oleh larva lalat buah B.

cucurbitae berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada periode larva. Senyawa tersebut dapat bersifat toksik atau menghambat proses makan pada periode larva, sehingga kemungkinan dapat menyebabkan larva mati

(26)

21

atau terhambat pertumbuhan dan perkembangannya. Jumlah larva yang dapat bertahan hidup akan berkurang maka proses pembentukan pupanya akan terganggu sehingga pertumbuhan dan perkembangan lalat buah B. cucurbitae juga terhambat.

Pemberian ekstrak daun puding P. guilfoylei dapat menyebabkan proses pembentukan larva menjadi pupa pada lalat buah B. cucurbitae terhambat. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa apabila ekstrak daun puding P. guilfoylei digunakan dalam pengendalian lalat buah B. cucurbitae dapat menghambat salah satu fase dari siklus hidup nya, sehingga memungkinkan ekstrak daun puding P.

guilfoylei berpotensi sebagai penghambat pertumbuhan dan perkembangan lalat buah B. cucurbitae dan dapat dikembangkan sebagai pestisida nabati.

(27)

22 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan dalam penelitian ini adalah :

1. Ekstrak daun Polyscias guilfoylei mempunyai potensi sebagai penghambat pertumbuhan dan perkembangan lalat buah Bactrocera cucurbitae

2. Konsentrasi ekstrak 5 % dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan lalat buah Bactrocera cucurbitae yang paling tinggi

B. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah

1. Ekstrak daun puding Polyscias guilfoylei dapat digunakan sebagi pestisida nabati untuk penghambat pertumbuhan dan perkembangan lalat buah Bactrocera cucurbitae pada konsentrasi 5%

2. Sebaiknya dilakukan pengujian bioaktivitas lainnya dari ekstrak daun puding Polyscias guilfoylei

3. Sebaiknya dilakukan pengujian dengan menggunakan serangga uji yang lain

(28)

23

DAFTAR PUSTAKA

Addisu, S. & Assefa, A. 2016. Role of Plant Containing Saponin on Life Stock Production: A Review. Advances in Biological Research 10(5): 309-314.

Agerbirk, N., Olsen, C.E., Bibby, B.M., Frandsen, H.O., Brown, L.D., Nielsen, J.K., & Renwick, J.A.A. 2003. A saponin correlated with variable resistance of Barbarea vulgaris to the diamondback moth Plutella xylostella.

Journal of Chemical Ecology 29(6):1417-1433.

Anonim. 2012. Hubungan Tanaman dengan Serangga. [Online]. Tersedia : http://wisuda.unud.ac.id. [20 Februari 2016].

Chien, P.U. 2012. Enjoy the luxuriant foliage of Polyscias.

http://www.theborneopost.com/2012/07/01/enjoy-the-luxuriant-foliage-of- polyscias/

Cioffi, G., Lopere, L., Venturella, F., Piaz, F.D., & de Tommasi, N. 2008.

Antiproliferative Oleanane Saponins from Polyscias guilfoylei. Natural Product Communications 3: 1-5.

Copeland, R.S., Wharton, R.A., Luke, Q., Meyer, M.D., Lux, S., Zenz, N., Machera, P., & Okumu, M. 2006. Geographic distribution, host fruit, and parasitoids of African fruit fly Pest Ceratitis anonae, Ceratitis cosyra, Ceratitis fasciventris and Ceratitis rosa (Diptera : Tephritidae) in Kenya.

Ann. Entomol. Soc. Am. 99: 261-278.

Djatmiadi & Djatnika. 2001. Petunjuk Teknis Surveilans Lalat Buah. Pusat Teknis dan Metode Karantina Hewan dan Tumbuhan. Jakarta. Badan Karantina Pertanian.

Dowd, P.F., Berhow, M.A., & Johnson, E.T. 2011. Differential Activity of Multiple Saponins Against Omnivorous Insects with Varying Feeding Preferences. J. Chem. Ecol. 37: 443-449.

Duvauchelle, D. 2010. Panax. Polyscias guilfoylei (Bull ex Cogn. & E. March.) Bailey. Plant Symbol – POGU. USDA NRCS Hawaii. <http://Plant- Materials.nrcs.usda.gov>

Eaton, A.L., Brodie, P.J., Callmander, M.W., Rakotondrajaona, R., Rakotobe, E.

Rasamison, V. E., & Kingston, D.G.I. 2015. Bioactive Oleanane Glycosides from Polyscias duplicata from the Madagascar Dry Forest [1]. Nat Prod Commun 10(5): 567-570.

Elgindi, MR., Abd Alkhalik, SM., Melek FR, Hasan MA, & Abdelaziz HS. 2015.

Saponin isolated from Polyscias guilfoylei F. Araliaceae. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical 6(3): 545-549.

(29)

24

Elya, B. & Kusmana, D. 2002. Pengaruh Infus Daun Puding (Polyscias guilfoylei L.H. Bailey) Terhadap Kualitas Spermatozoa Tikus Jantan. Makara Sains 6(2): 99-105.

Elya, B., Kusmana, D., & Krinalawaty, N. 2010. Kualitas Spermatozoa Dari Tanaman Polyscias guilfoylei. Makara Sains 14(1): 51-56.

Golawska, S. 2007. Deterrence and Toxicity of Plant Saponins for the Pea Aphid Acyrthosiphon pisum Harris. J. Chem. Ecol. 33: 1598-1606.

Hanh, T.T.H., Dang N.H., & Dat, N.T. 2016. α-Amylase and α-Glucosidase Inhibitory Saponins from Polyscias fruticosa Leaves. Journal of Chemistry:

1-5. <http://dx.doi.org/10.1155/2016/2082946>

Hasyim. 2014. Teknologi Pengendalian Hama Lalat Buah pada Tanaman Cabai.

IPTEK Holtikultura. No. 10 Agustus 2014.

Hussain, M., Qasim, M., Bamisile, B.S. & Wang, L. 2017. Role of Saponin in Plant Defense Against the Diamondback Moth, Plutella xylostella (L.).

Article. www.preprints, doi:10.20944/preprints201706.0035.vf.

Jang, E.B., Carvalho, L.A., & Stark, J.D. 1997. Attraction Of Female Oriental Fruit Fly, Bactrocera dorsalis, To Volatile Semiochemicals From Leaves And Extracts Of A Nonhost Plant, Panax (Polyscias guilfoylei) In Laboratory And Olfactometer Assays. Journal Of Chemical Ecology 23(5):

1389-1401.

Joy, R.J. 2010. Plant Materials Specialist Report: A Summary of Promising Species in Field Plantings. The U.S. Department of Agricultur (USDA).

Kalie, M. B. 2000. Mengenal Buah Rontok, Busuk dan Berulat. Jakarta. Penebar Swadaya.

Kalshoven LGE. 1981. Pest of crops in Indonesia. Revised and Translated by PA Van Der Laan. PT. Ichtiar Baru. Jakarta.

Kardinan, A. 2011. Penggunaan pestisida nabati sebagai kearifan local dalam pengendalian hama tanaman menuju system pertanian organik.

Pengembangan Inovasi Pertanian 4(4): 262-278.

McQuate, G.T., & Vargas, R.I. 2007. Assessment of attractiveness of plants as roosting sites for the melon fly, Bactrocera cucurbitae, and oriental fruit fly, Bactrocera dorsalis. Journal of Insect Science 7(57): 1-13.

Mohamadas, K., & Mukund, K.N. 2013. A biochemichal methode for the management of vegetable and manggo fruit pests, Bactrocera cucurbitae and B. dorsalis (Diptera: Tephritidae). Acta Biologica Indica 2(1): 378-380.

(30)

25

Rouse, P., Duyck, P.F., Quilici, S. & Ryckewaert, P. 2005. Adjustment of field cage methodology for testing food attractants for friut flies (Diptera : Tephritidae). Annl. Entomol. Soc. Am. 98: 402-408.

Saha, S., Walia, S., Kumar, J., Dhingra, S., & Parmar, B.S. 2010. Screening for Feeding Deterrent and Insect Growth Regulatory Activity of Triterpenic Saponins from Diploknema butyracea and Sapindus mukorossi. J. Agric.

Food Chem. 58: 434-440.

Simkhada, R. 2015. Performance of Botanicals and Impacts of Pheromone Traps for Managing Fruit Fly (Bactrocera cucurbitae) in Summer Squash.

Agriculture Development Journal 11: 1-6.

Siwi S.S. 2005. Eko-biologi Hama Lalat Buah. BB-Biogen. Bogor.

Siwi SS, Hidayat P & Suputa. 2006. Taksonomi dan Bioteknologi Lalat buah penting di Indonesia (Diptera : Tephritidae). Bogor.

Sundu, R., Mingvanish, W., Arung, E.T., Ku spradini, H., & Khownium, K. 2015.

Antioxidant and Antimicrobial Activities Of Crude Methanolic Extract Of Polyscias guilfoylei Leaves. Pure and Applied Chemistry International Conference 2015.

Tuyet, N,T.A., & Phung, N.K.P. 2007. Chemical examination Of Polyscias serrata Balf. Family Araliaceae. Journal of Chemistry 45(1): 102-107.

Tuyet, N.T.A., Thu, N.T.A., Hang, N.T.T., Suong, N.N., & Phung, N.K.P. 2009.

Oleanane Saponins From Polyscias guilfoylei Bail. (Araliaceae). Science &

Technology Development 12(10): 21-28.

Teves, G.I. 2014. Taking a Wind Break. Molokai Native Hawaiian Beginning Farmer Program-Juli 2014 Newsletter. University of Hawaii at Manoa.

Weems jr., H.V., Heppner, J.B., & Fasulo, T.R. 2001. Melon Fly, Bactrocera cucurbitae (Ccoquillett) (Insecta: Diptera: Tephritidae).

http://entomology.ifas.ufl.edu/creatures. UF. IFAS Extension.

White, I.M., E.M., & Harris. 1992. Fruit Flies of Economic Significance: Their Identification and Bionomics. Wallingford, UK: CAB International.

(31)

26 Lampiran 1.

REKAPITULASI ANGGARAN PENELITIAN

NO JENIS PENGELUARAN PERSENTASE

BIAYA YANG DIUSULKAN

(RP)

1. Gaji dan Upah 25.8 % 1.290.000

2. Bahan habis pakai dan peralatan 49.2 % 2.460.000

3. Perjalanan 10 % 500.000

4. Publikasi, Laporan dan Lainnya 15 % 750.000

JUMLAH 100 % 5.000.000

JUSTIFIKASI ANGGARAN 1. Gaji dan Upah

No. Pelaksana Kegiatan Jumlah Jumlah Jam/

Minggu Honor/Jam Biaya (Rp)

1 Peneliti 1 7x4x6 5.000 840.000

2 Anggota 1 5x4x6 4.000 450.000

Jumlah 1.290.000

2. Bahan Habis Pakai dan Peralatan

No Bahan Justifikasi

Pemakaian Volume

Biaya Satuan

(Rp)

Total Biaya (Rp) 1 Daun Puding Pembuatan

ekstrak 10 Kg 10.000 100.000

2 Etanol Pembuatan

ekstrak 10 Liter 20.000 200.000 3 n-Heksan Pembuatan

ekstrak 10 Liter 40.000 400.000

4 Aquades Bahan untuk 4 Liter 5.000 20.000

(32)

27 pengujian 5 Sewa oven Pengeringan

daun 10 Hari 10.000 100.000

6 Sewa alat ekstraksi

Pembuatan

ekstrak 10 Hari 15.000 150.000 7 Pakan buatan Bahan untuk

pengujian 240 gram 1.000 240.000 8 Kain Hitam Alat untuk

pengujian 1 meter 40.000 40.000 9 Petri Alat untuk

pengujian 2 lusin 50.000 100.000 10 Kotak plastik Alat untuk

pengujian 2 lusin 50.000 100.000 11 Kertas HVS Pengumpulan

data, laporan 4 Rim 40.000 160.000 12 Tinta Printer

Rekap data, Pembuatan laporan

2 Buah 50.000 100.000

13 Alat tulis Pengumpulan

data 1 Set 50.000 50.000

14 Flashdisk Pengumpulan

data 1 Unit 100.000 100.000

15 Buku Pengumpulan

data 1 Unit 50.000 50.000

16

Administrasi surat menyurat dan perijinan

Pengumpulan

data 2 Paket 50.000 100.000

17 Catridge Printer

Pengumpulan

data 1 Buah 250.000 250.000

18 Biaya rearing lalat buah

Bahan

penelitian 2 Bulan 100.000 200.000

Jumlah 2.460.000

3. Perjalanan

No Kegiatan Volume Biaya Satuan

(Rp)

Total Biaya (Rp) 1 Perjalanan ke tempat

penelitian

1 250.000 250.000

2 Seminar Hasil Penelitian 1 250.000 250.000

Jumlah 500.000

(33)

28 4. Lain-lain

No Kegiatan Volume Biaya Satuan

(Rp)

Total Biaya (Rp)

1 Publikasi Nasional 1 500.000 500.000

2 Penggandaan Laporan 5 eks 50.000 250.000

Jumlah 750.000

(34)

29 Lampiran 2

1. Gambar Proses Pengeringan Daun Puding Polyscias guilfoylei

2. Gambar Proses Pembuatan Serbuk Daun Puding Polyscias guilfoylei

3. Gambar Proses Maserasi Ekstrak Daun Puding Polyscias guilfoylei

(35)

30

4. Gambar Proses Ekstraksi Dengan Water Bath

5. Ekstrak Kental Etanol dan n-Heksan Daun Puding Polyscias guilfoylei

(36)

31

6. Seri Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun Puding Polyscias guilfoylei

7. Seri Konsentrasi Ekstrak n-Heksan Daun Puding Polyscias guilfoylei

(37)

32 8. Pakan Buatan

9. Tata Letak Penelitian

10. Gambar Pupa Pada Perlakuan Ekstrak Etanol

(38)

33

11. Gambar Pupa Pada Perlakuan Ekstrak n-Heksan

(39)

34 Lampiran 4

GI

Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:GI

Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model .178a 7 .025 9.748 .000

Intercept 20.019 1 20.019 7671.810 .000

Zat .005 1 .005 2.013 .169

Konsentrasi .166 3 .055 21.245 .000

zat * Konsentrasi .006 3 .002 .828 .491

Error .063 24 .003

Total 20.259 32

Corrected Total .241 31

a. R Squared = ,740 (Adjusted R Squared = ,664)

Hasil analisis diperoleh nilai sig (p-value) variabel zat (Heksanol dan Etanol) = 0,169 lebih besar dari α = 0,05 sehingga hipotesis nol diterima yang artinya jenis ekstrak (n- heksan dan etanol) tidak berpengaruh signifikan terhadap GI dan nilai sig (p-value) variabel konsentrasi (5%, 10%, 15% dan 20%) = 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 sehingga hipotesis nol ditolak yang artinya besarnya konsentrasi ekstrak berpengaruh signifikan terhadap GI Interaksi zat dan konsentrasi zat mempunyai nilai sig (p-value) = 0,491 lebih besar dari α = 0,05 sehingga hipotesis nol diterima yang artinya jenis ekstrak (n-heksan dan methanol) dengan besar nya konsentrasi ekstrak tidak ada interaksinya

Multiple Comparisons GI

LSD (I) Konsentr asi

(J) Konsentr asi

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

0% 1,25% .08125* .025541 .004 .02854 .13396

2,5% .11375* .025541 .000 .06104 .16646

(40)

35

5% .20125* .025541 .000 .14854 .25396

1,25% 0% -.08125* .025541 .004 -.13396 -.02854

2,5% .03250 .025541 .215 -.02021 .08521

5% .12000* .025541 .000 .06729 .17271

2,5% 0% -.11375* .025541 .000 -.16646 -.06104

1,25% -.03250 .025541 .215 -.08521 .02021

5% .08750* .025541 .002 .03479 .14021

5% 0% -.20125* .025541 .000 -.25396 -.14854

1,25% -.12000* .025541 .000 -.17271 -.06729

2,5% -.08750* .025541 .002 -.14021 -.03479

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = ,003.

*. The mean difference is significant at the ,05 level.

RGI

Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:RGI

Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model .096a 5 .019 4.037 .012

(41)

36

Intercept 17.510 1 17.510 3686.404 .000

Zat .015 1 .015 3.158 .092

Konsentrasi .077 2 .039 8.148 .003

zat * Konsentrasi .003 2 .002 .366 .699

Error .085 18 .005

Total 17.692 24

Corrected Total .181 23

a. R Squared = ,529 (Adjusted R Squared = ,398)

Hasil analisis diperoleh nilai sig (p-value) variabel zat (Heksanol dan Etanol) = 0,092 lebih besar dari α = 0,05 sehingga hipotesis nol diterima yang artinya jenis ekstrak (n- heksan dan etanol) tidak berpengaruh signifikan terhadap RGI dan nilai sig (p-value) variabel konsentrasi (5%, 10%, 15% dan 20%) = 0,003 lebih kecil dari α = 0,05 sehingga hipotesis nol ditolak yang artinya besar nya konsentrasi ekstrak berpengaruh signifikan terhadap nilai RGI Interaksi zat dan konsentrasi zat mempunyai nilai sig (p-value) = 0,699 lebih besar dari α = 0,05 sehingga hipotesis nol diterima yang artinya jenis ekstrak (n-heksan dan methanol) dan besar nya konsentrasi ekstrak tidak ada interaksinya

Multiple Comparisons RGI

LSD (I) Konsentr asi

(J) Konsentr asi

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1,25% 2,5% .03375 .034460 .340 -.03865 .10615

5% .13375* .034460 .001 .06135 .20615

2,5% 1,25% -.03375 .034460 .340 -.10615 .03865

5% .10000* .034460 .010 .02760 .17240

5% 1,25% -.13375* .034460 .001 -.20615 -.06135

2,5% -.10000* .034460 .010 -.17240 -.02760

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = ,005.

*. The mean difference is significant at the ,05 level.

(42)

37 Lampiran 5.

I. Identitas Ketua Peneliti

1. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Ir. Jeti Rachmawati, M.P.

2 Jenis Kelamin Permpuan

3 Jabatan Fungsional Lektor

4 NIP/NIK/Identitas lainnya 01.3112770005

5 NIDN 0423066401

6 Tempat dan Tanggal Lahir Jatiwangi, 23 Juni 1964

7 E-mail [email protected]

8 Nomor Telepon/HP 08154663843

9 Alamat Kantor Jln. R.E. Martadinata No. 150 Ciamis 10 Nomor Telepon/Faks 0265-772192/ 771955

11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = 25 orang; S-2 = 0 orang; S-3 = 0 orang 12 Mata Kuliah yg Diampu 1. Morfologi Tumbuhan

2. Anatomi Tumbuhan 3. Botani Phanerogamae 4. Pengendalian Hayati

2. Pengalaman Penelitian

No Tahun Judul Penelitian

Pendanaan Sumber Jml

(Juta Rp) 1

2005

Toksisitas dan Bioaktivitas Ekstrak Daun Suren toona sureni Terhadap Ulat Grayak Spodoptera litura

Pribadi 1.5

2 2012 Analisis Populasi Tumbuhan Aren (Arenga pinnata) di Kebun Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Adat Kampung Kuta

LPPM Unigal

3

3 2014 Toksisitas Bio Insektisida Ekstrak Biji Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) Pada

Berbagai Pelarut Terhadap Mortalitas Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura)

LPPM

Unigal 3

4 2015 Efektivitas Bio Atraktan dari Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basillicum ) dan Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap Pengendalian Hama Lalat Buah (Bactrocera dorsalis) di perkebunan buah Mangga kabupaten Majalengka

B3IPTEK Jabar

50

(43)

38 II. Identitas Anggota Peneliti

1. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Romdah Romansyah, S.Pd, M.Pd, M.Si

2 Jenis Kelamin Laki-laki

3 Jabatan Fungsional Lektor

4 NIP/NIK/Identitas lainnya 01.311277.01.77

5 NIDN 0405087604

6 Tempat dan Tanggal Lahir Tasikmalaya, 5 Agustus 1976

7 E-mail [email protected]

8 Nomor Telepon/HP 082134697787

9 Alamat Kantor Jln. R.E. Martadinata No. 150 Ciamis 10 Nomor Telepon/Faks 0265-772192/ 771955

11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = 25 orang; S-2 = 0 orang; S-3 = 0 orang 12 Mata Kuliah yg Diampu 1. Biologi Umum

2. Struktur dan Perkembangan Hewan 3. Zoologi Vertebrata

4. Bioteknologi

2. Riwayat Pendidikan Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-2

Nama Perguruan Tinggi

FKIP Universitas Galuh Ciamis

PPs Universitas Galuh Ciamis

PPs Universitas Jenderal Soedirman Bidang Ilmu Pendidikan Biologi Manajemen

pendidikan

Ilmu Biologi Tahun Masuk-

Lulus

1997-2001 2009-2011 2012-2016

Judul

Skripsi/Thesis/

Disertasi

Hubungan antara sikap siswa terhadap praktikum Biologi di Laboratorium terhadap prestasi belajar siswa (studi deskriptif terhadap siswa SMU Negeri 1 Taraju)

Kontribusi Kepemimpinan kepala Sekolah dan Motivasi Guru terhadap Kinerja Guru

Keberhasilan androgenesis ikan tawes

(Barbonymus gonionotus Blkr.) pada iradiasi uv (λ 254 nm)

dan kejut panas 40oC Nama

Pembimbing/

Promotor

Tita Juita, Dra Prof. Dr. H. Endang Sumantri, M.Ed

Dra. Yulia Sistina., M.Sc.Stud, Ph.D

(44)

39 3. Pengalaman Penelitian

No Tahun Judul Penelitian

Pendanaan Sumber Jml

(Juta Rp) 1

2011

Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Paprika (Crysictrnaftumvr. grosnm)"

Pribadi 1.5

2 2014 Pengaruh Asam Borat (H3BO3) Terhadap Mortalitas Kecoa (Periplaneta american Linnaeus)

Pribadi 1.5

3 2015 Efektivitas Bio Atraktan dari Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basillicum ) dan Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap Pengendalian Hama Lalat Buah (Bactrocera dorsalis) di perkebunan buah Mangga kabupaten Majalengka

B3IPTEK Jabar

50

4 2016 Penggunaan Kotoran Ayam dan Kulit Pisang dengan Konsentrasi yang berbeda terhadap Populasi daphnia sp. sebagai Pakan Alternatif Alami Larva Lele (Clarias gariepenus)

LPPM Unigal

5

4. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat

No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendanaan Sumber Jml

(Juta Rp) 1 2010 PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK

BOKASI BAGI KELOMPOK TANI Pribadi 1jt 2 2011 Penyuluhan “ BAHAYA NARKOBA,

PSIKOTROPIKA BAGI GENERASI MUDA dan

PENANGGULANGANNYA “

Desa 1.5jt

4 2016 Penyuluhan pembuatan pakan ikan lele (Clarias gariepenus) alternatif dari Daphnia dengan menggunaan Kotoran Ayam dan Kulit Pisang di kecamatan Ciamaragas

LPPM Unigal

3jt

5.

5. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah

No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/

Tahun

Nama Jurnal

1 Kultur Stem Cell sebagai terapi sel penyakit Diabetes Melitus (DM)

Jurnal Kesehatan Bakhti Tunas Husada

Vol 12, no 1, Agustus 2014

Gambar

Gambar 1. A. Tanaman Polyscias guilfoylei,  B. Daun Polyscias guilfoylei
Tabel 2. Bahan-bahan penelitian
Tabel 3. Rerata Nilai GI dan RGI lalat buah Bactrocera cucurbitae yang diberi                 ekstrak etanol dan n-heksan daun Polyscias guilfoylei
10. Gambar Pupa Pada Perlakuan Ekstrak Etanol
+2

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-NYA, sehingga penulisan skripsi dengan judul : “ANALISIS PENGARUH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir yang berjudul

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian Tugas Akhir dan

iii KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr wb, Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga dapat

KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan guna memenuhi

x KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

iii KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan seluruh program

KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis yang berjudul