PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Salah satu contoh penggelapan pajak yang terjadi di Indonesia adalah kasus yang menjerat PT. Adaro Energy Tbk merupakan perusahaan tambang di subsektor batubara yang diduga melakukan penggelapan pajak melalui skema transfer pricing melalui anak usahanya di Singapura, yaitu Coaltrade Services International, yang dapat bebas pajak atau memiliki tarif pajak yang rendah. Adaro Energy Tbk diduga melakukan penggelapan pajak, sehingga perseroan mampu membayar pajak sebesar USD 125 juta lebih rendah dari jumlah yang seharusnya dibayarkan di Indonesia (CNBC Indonesia, 2019).
Financial distress merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong wajib pajak untuk melakukan penghindaran pajak. Salah satu caranya adalah penghindaran pajak untuk mengurangi jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk membayar pajak. Afif (2021) berpendapat bahwa financial distress berpengaruh positif signifikan terhadap penghindaran pajak, karena semakin sulit financial distress yang terjadi pada perusahaan maka semakin tidak patuh perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Suhaidar, Erwandy, Ridwan, & Sitorus (2022) yang menyatakan bahwa financial distress berpengaruh negatif signifikan terhadap penghindaran pajak. Artinya, semakin suatu perusahaan dalam keadaan financial distress, maka semakin besar keinginan perusahaan tersebut untuk membayar pajak, karena investor melihat kegiatan penghindaran pajak sebagai tindakan berisiko tinggi ketika perusahaan mengalami kesulitan keuangan.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan adalah Return on Assets (ROA). Jika nilai ROA perusahaan tinggi maka laba atau laba perusahaan akan semakin tinggi, sehingga jika laba yang dihasilkan semakin tinggi maka beban pajak perusahaan akan semakin besar.
Perumusan Masalah Penelitian
Apakah pertumbuhan penjualan memengaruhi penghindaran pajak di perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Indonesia? Apakah profitabilitas mempengaruhi penghindaran pajak di perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Indonesia. Apakah kesulitan keuangan, pertumbuhan penjualan dan profitabilitas mempengaruhi penghindaran pajak di perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Indonesia.
TINJAUAN LITERATUR
- Landasan Teori
- Kerangka Pemikiran
- Hipotesis..........l
- Desain Penelitian
2010) dalam penelitian Afif (2021), financial distress atau kesulitan keuangan adalah ketidakmampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo. Semua perusahaan hampir selalu menginginkan usahanya bertahan lama dan mampu menjalankan operasinya dalam jangka panjang. Dengan mengetahui keadaan financial distress suatu perusahaan sejak dini diharapkan dapat memprediksi kelangsungan atau kelangsungan hidup perusahaan serta mengantisipasi potensi kebangkrutan dengan mengambil prosedur pengambilan keputusan yang tepat.
Ketika sebuah perusahaan tidak dapat memenuhi tenggat waktu pembayaran atau ketika perkiraan arus kas menunjukkan bahwa perusahaan tidak akan dapat memenuhi kewajibannya, keadaan kesulitan keuangan dapat terjadi. Perusahaan akan menarik ketika berada dalam kondisi pertumbuhan, periode pertumbuhan akan menentukan berapa lama perusahaan akan bertahan, salah satunya dapat dilihat dari sisi pertumbuhan penjualan perusahaan (Toto Prihadi, 2019, hlm. 96). Menurut Brigham dan Houston (2011) dalam (Angelina & Mustanda, 2016), perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil mungkin lebih percaya diri dalam memperoleh lebih banyak pinjaman dan mempertahankan biaya tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang digunakan untuk membiayai pertumbuhan penjualan yang lebih besar.
Perusahaan dapat menggunakan rasio pertumbuhan penjualan ini untuk melihat bagaimana pertumbuhan bisnis mereka dari tahun ke tahun. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik kemampuan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya dan kemungkinan untuk memaksimalkan keuntungan. Profitabilitas perusahaan menggambarkan kemampuannya untuk menghasilkan laba selama periode waktu tertentu dengan mempertahankan tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu (Kasmir, 2014).
Profitabilitas merupakan gambaran kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari pengelolaan aset (Mahdiana & Amin, 2020). Adanya kondisi financial distress akan mendorong perusahaan untuk lebih agresif dalam meminimalkan kewajiban perpajakannya, karena pada saat perusahaan mengalami financial distress, perusahaan lebih mengutamakan kegiatannya untuk meminimalkan pengeluaran perusahaan daripada memaksimalkan keuntungan, salah satunya adalah meminimalkan beban pajak yang dikeluarkan. dari perusahaan. Semakin tinggi pertumbuhan penjualan perusahaan maka semakin tinggi juga aktivitas penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan karena pertumbuhan penjualan yang meningkat dapat memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan kapasitas operasi karena pertumbuhan penjualan yang meningkat, laba juga akan meningkat.
Untuk meningkatkan profitabilitas yang diperoleh, besaran pajak penghasilan juga dapat meningkat sesuai dengan peningkatan laba perusahaan. Kesulitan keuangan, pertumbuhan penjualan, dan profitabilitas merupakan bagian integral dari bisnis dan semuanya merupakan faktor yang memiliki pengaruh penting terhadap perkembangan bisnis.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel atau Obyek Penelitian
Operasionalisasi Variabel
Variabel Tax Avoidance (ETR) menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,309034, nilai tertinggi sebesar 0,653484 terjadi pada PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) pada tahun 2019, kemudian nilai terendah sebesar 0,060319 terjadi pada PT Harum Energy Tbk (HRUM) pada tahun 2020, dengan nilai standar deviasi sebesar 0,103456. Variabel Financial Distress (FD) menunjukkan nilai rata-rata sebesar 2,954788, nilai tertinggi sebesar 5,819408 terjadi pada PT Harum Energy Tbk (HRUM) pada tahun 2020, kemudian nilai terendah sebesar 0,685585 terjadi pada PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) pada tahun 2019, dengan nilai standar deviasi sebesar 1,360521. Hal ini menjelaskan bahwa rata-rata perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2016-2020 lebih dominan berada pada zona abu-abu atau berpotensi mengalami kesulitan keuangan hingga kebangkrutan karena nilai rata-ratanya adalah 2.954.
Variabel Sales Growth (PP) menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,040731, nilai tertinggi sebesar 0,937542 terjadi pada PT Bayan Resources Tbk (BYAN) pada tahun 2017, kemudian nilai terendah sebesar -0,390172 terjadi pada PT Harum Energy Tbk (HRUM) pada tahun 2020, dengan nilai standar deviasi 0,277341. Hal ini menjelaskan bahwa rata-rata perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020 mengalami peningkatan penjualan, namun tidak tergolong peningkatan yang signifikan, dimana dari 11 perusahaan tersebut mampu mencapai peningkatan penjualan dari tahun 2016-2020 dari 0,04. Variabel ROA menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,127297, nilai tertinggi sebesar 0,455579 terjadi pada PT Bayan Resources Tbk (BYAN) pada tahun 2018, kemudian nilai terendah sebesar 0,002027 terjadi pada PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) pada tahun 2020, dengan standar nilai deviasi sebesar 0.105588.
Hasil uji normalitas regresi dapat dilihat dari nilai probabilitas sebesar 0,000670 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa nilai p (Prob. Chi-square) (kecuali nilai Obs*R-square) adalah 0,2508 yang berarti lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Pertumbuhan Penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap Penghindaran Pajak secara parsial.
Berdasarkan hasil pengujian di atas, Fstatistik memiliki nilai 13,60135 atau lebih tinggi dari Ftabel 2,7862288. Artinya variabel Financial Distress, Sales Growth dan Profitability secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh financial distress, sales growth dan profitabilitas terhadap penghindaran pajak pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di.
Pengaruh Economic Distress, Conservatism dan Sales Growth Terhadap Penghindaran Pajak Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di BEI Periode 2017-2019). PENGARUH PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI Periode 2016-2020). Pengaruh financial distress, corporate governance dan konservatisme akuntansi terhadap penghindaran pajak (studi empiris pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Hasil analisis statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah observasi data penelitian adalah 55 (setelah mengeluarkan 2 perusahaan yang merupakan data eksternal). Hal ini menjelaskan bahwa rata-rata perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020 tidak lebih banyak melakukan penggelapan pajak karena rata-rata nilainya sebesar 0,309 atau 30,9%. Hal ini menjelaskan bahwa rata-rata perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2016-2020 mengalami peningkatan profitabilitas (laba) namun tidak tergolong peningkatan yang tinggi manakah diantara 11 perusahaan tersebut yang mampu mencapai peningkatan profitabilitas (laba) dari 0,12.
Uji Analisis Regresi Data Panel
Dari tabel 4.3 terlihat bahwa tidak ada variabel yang memiliki nilai lebih dari 0,8, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat multikolinearitas pada model. Dari Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien regresi masing-masing variabel bebas menunjukkan nilai probabilitas (p-value) > 0,05 yang berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model penelitian. Subtes dilakukan untuk menguji apakah variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ketika perusahaan tidak mengalami financial distress maka tingkat profitabilitasnya lebih tinggi. Pengaruh Financial Distress, Profitabilitas dan Umur Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Multi Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode. Pengaruh Financial Distress, Corporate Governance Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Penghindaran Pajak (An Empiris Kajian Perusahaan Manufaktur di Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2019 P.
Pengaruh Return On Assets (ROA), Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012-2015. LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN PENJUALAN, ELEMEN KOMISARIS INDEPENDEN DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016). Pengaruh financial distress, likuiditas dan pertumbuhan penjualan terhadap penghindaran pajak pada perusahaan real estate dan real estate.
Uji Uji Asumsi Klasik
KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI
Kesimpulan
Implikasi
Seiring dengan meningkatnya beban pajak yang ditanggung pelaku usaha, maka pelaku usaha menyadari perlunya mengidentifikasi strategi untuk mengurangi atau menghindari beban pajak yang berat untuk mencapai keuntungan yang lebih optimal, sehingga sebagian besar pelaku usaha akan mencari berbagai cara untuk menghindari pajak, seperti transfer pricing, penghematan pajak atau bahkan cara ilegal. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi perusahaan atau dunia usaha untuk tidak menghindari penggelapan pajak yang legal maupun illegal, mengingat ketika fraud diketahui oleh publik maka reputasi dan citra perusahaan akan berkurang, misalnya lebih sedikit investor. kepercayaan dalam berinvestasi di perusahaan. Dengan metode yang sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku, kami berharap citra perusahaan semakin menarik bagi investor, sehingga perusahaan dapat bertahan dalam jangka panjang.
Saran