• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN - Perpustakaan Poltekkes Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN - Perpustakaan Poltekkes Malang"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

Asap rokok yang dihembuskan oleh perokok membahayakan kesehatan perempuan, anak dan anggota keluarga lainnya yang tidak merokok. Apalagi program pembangunan rumah bebas rokok di Dusun Krajan, Kecamatan Bintoro, dan Kecamatan Patrang berupaya menerapkan teori difusi dan inovasi melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD). Program rumah bebas rokok bagi keluarga ibu hamil sangat bermanfaat sehingga perlu dikembangkan di daerah lain.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan penelitian bertajuk “Upaya Perlindungan Ibu Hamil Sebagai Perokok Pasif Melalui Kegiatan Rumah Bebas Rokok di Desa Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember” dapat terselesaikan. Padahal, asap rokok yang dihembuskan perokok membahayakan kesehatan perempuan, anak, dan anggota keluarga lain yang tidak merokok.

Perumusan Masalah

Sedangkan alasan utama merokok adalah untuk diterima secara sosial, melihat orang tuanya merokok, menghilangkan rasa bosan, kecanduan dan menghilangkan stres (Aditama, 2006). Merokok adalah kegiatan membakar salah satu ujungnya dan membiarkannya membara hingga asapnya dapat terhirup melalui ujung yang lain. Sebagai perokok di Indonesia, kami meyakini bahwa merokok merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dihindari, sehingga merokok merupakan hal yang lumrah bagi generasi muda.

Asap rokok yang dihembuskan oleh perokok aktif dan dihirup oleh perokok pasif mengandung karbon monoksida lima kali lebih banyak, tar dan nikotin empat kali lebih banyak (Wardoyo, 1996). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perokok aktif adalah orang yang merokok dan menghisap rokok secara langsung dan dapat menimbulkan kerugian bagi kesehatan dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya.

Perilaku Merokok

Faktor-faktor penyebab perilaku merokok seperti yang dikemukakan oleh Mu'tadin (2002) antara lain: . 1) Pengaruh orang tua 2) Pengaruh teman 3) Faktor kepribadian 4) Pengaruh iklan. Relaksasi kesenangan, perilaku merokok hanya untuk menambah atau menambah kenikmatan yang sudah diperoleh, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan. Tahap ini meliputi pengembangan sikap dan intensitas terhadap perilaku dan gambaran merokok yang muncul dari pengamatan pribadi terhadap orang dewasa yang merokok (terutama orang tua dan kenalannya) dan kesan yang terbentuk dari iklan rokok atau media di masyarakat.

Pada masa remaja, tekanan teman sebaya diketahui memegang peranan penting dalam berperilaku, khususnya perilaku merokok. Pada tahap ini individu akan memasukkan konsep-konsep yang berkaitan dengan perilaku merokok, misalnya rutinitas merokok (cara memegang rokok pada waktu dan waktu yang tepat untuk merokok, sikap terhadap perlunya sesuatu yang berhubungan dengan merokok (asbak atau korek api) atau kecenderungannya. terhadap produk rokok (Kaplan & Sacuzzo, 1993).

Kawasan Tanpa Rokok

Tidak semua orang yang mencoba merokok akan menjadi perokok tetap, namun 70% sampai 90% remaja yang merokok 4 batang atau lebih akan menjadi perokok tetap (Salber, et al., 1968 dalam Kaplan, et al., 1993). Fase ini merupakan fase terakhir dimana fase psikologis dan mekanisme biologis (tingkat kecanduan nikotin yang stabil) saling membentuk pola perilaku yang sama. Kaplan & Sacuzzo, 1993) menyatakan bahwa proses menuju tahap ini memakan waktu kurang lebih dua tahun merokok, dimana merokok mulai ditujukan untuk mengurangi perasaan cemas atau gangguan kecemasan dibandingkan kepercayaan sosial. Perokok percaya bahwa merokok dapat membuat mereka lebih antusias, lebih penuh perhatian, lebih perhatian, lebih konsentrasi atau lebih dewasa.

Pengendalian perokok penghasil asap rokok yang sangat berbahaya bagi kesehatan perokok aktif dan perokok pasif merupakan solusi menghirup udara segar tanpa paparan asap rokok atau biasa disebut dengan penetapan KTR. Mengurangi angka kesakitan dan/atau kematian dengan mengubah perilaku masyarakat untuk hidup sehat.

Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok

Penerapan diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari dalam situasi atau kondisi nyata (aktual). Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan suatu materi atau suatu objek secara komponen-komponen, namun tetap dalam suatu struktur organisasi dan masih berkaitan satu sama lain. Sintesis mengacu pada kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian menjadi bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang sudah ada.

Evaluasi berkaitan dengan masalah kemampuan menilai suatu materi atau benda berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria yang sudah ada atau telah ditentukan. Kecerdasan diartikan sebagai kemampuan belajar dan berpikir abstrak guna beradaptasi secara mental terhadap situasi baru. Namun di zaman sekarang hal tersebut terbantahkan karena apapun jenis kelamin seseorang, apabila ia masih produktif, berpendidikan atau berpengalaman maka ia akan cenderung memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi.

Tingkat pendidikan juga menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami ilmu yang diperoleh. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya fasilitas yang diperlukan untuk melakukan kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Dari kedua jenis soal tersebut, soal objektif terutama pilihan ganda dan benar salah lebih disukai sebagai alat ukur karena lebih mudah beradaptasi dengan pengetahuan yang akan diukur dan lebih cepat.

Menurut Rosid (2011), pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin kita ukur dari subjek penelitian atau responden, Pengetahuan yang ingin kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkat pengetahuannya. yang meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada pada diri seseorang yang mempersepsikan stimulus, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang melekat pada objeknya.

Faktor Internal

Faktor Eksternal a. Kontras

  • Hipotesis
  • Tujuan Penelitian .1 Tujuan Umum
    • Tujuan Khusus
  • Manfaat Penelitian
  • Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Sampling
  • Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .1 Identifikasi Variabel
    • Definisi Operasional Variabel
  • Teknik Pengumpulan data
  • Instrumen / Bahan
  • Pengolahan dan Analisa Data
  • Penyajian Data Hasil Penelitian
  • Etika Penelitian
  • Hasil Penelitian
    • Data Umum Ibu Hamil (Responden)
    • Data Umum Suami Ibu Hamil
    • Analisis Hasil Penelitian

H2 = Terdapat perubahan paparan kadar CO2 dan kelembaban udara di rumah ibu hamil sebelum dan sesudah diberlakukannya rumah bebas rokok. H3 = Program rumah bebas asap rokok dapat dijadikan model untuk melindungi ibu hamil dari bahaya asap rokok. Tujuan penelitian ini adalah merancang model perlindungan ibu hamil dari perokok pasif melalui kegiatan program rumah bebas rokok di Kecamatan Bintoro, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember.

Analisis perubahan pengetahuan keluarga tentang risiko asap rokok dan perokok pasif ibu hamil sebelum dan sesudah konseling. Implementasi program “Rumah Bebas Rokok” bagi keluarga ibu hamil dengan pengawasan oleh anggota keluarga dan tenaga kesehatan. Evaluasi keberhasilan program Rumah Tanpa Rokok dengan menganalisis perubahan tingkat paparan asap rokok di rumah ibu hamil sebelum dan sesudah pelaksanaan Program Rumah Tanpa Rokok.

Merumuskan model upaya perlindungan ibu hamil dari perokok pasif melalui pencanangan program “Rumah Bebas Rokok” melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) di Kecamatan Bintoro, Kecamatan Patrang dan Kabupaten Jember. Dan ibu hamil terlindungi dari paparan asap rokok, sehingga tidak timbul komplikasi pada kehamilan dan janinnya. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari seluruh keluarga ibu hamil yang berdomisili di Kecamatan Bintoro, Kecamatan Patrang, dan Kabupaten Jember.

Berdasarkan data kelompok ibu hamil di Ponkesdes Kecamatan Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember jumlah ibu hamil pada bulan September 2018 sebanyak 50 orang. Kadar udara di rumah ibu hamil perokok pasif akibat paparan asap rokok dari anggota keluarga. Sedangkan untuk mengetahui keberhasilan program rumah bebas asap rokok dengan mengkaji tingkat emisi paparan asap rokok di rumah ibu hamil.

Selanjutnya penggunaan stiker tentang rumah bebas rokok dan poster tentang perlindungan perokok pasif. Terlihat pada Tabel 5.2 terlihat bahwa sebagian besar suami ibu hamil sebagai responden mempunyai pendidikan sekolah menengah yaitu sebanyak 22 orang (44%), hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran dan kemampuan suami ibu hamil di Kecamatan Bintoro adalah sedang.

Gambar : 2.1 Kerangka konsep penelitian Keterangan :
Gambar : 2.1 Kerangka konsep penelitian Keterangan :

Tingkat Pengetahuan Keluarga Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Sekali lagi ditegaskan bahwa usia dan siklus hidup keluarga merupakan tahapan yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap perilaku masyarakat. Hasil survei pada Tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar suami ibu hamil yang menjadi responden adalah buruh bangunan22 (44%). Hal ini menunjukkan dan mempengaruhi pendapatan dan pendapatan rumah tangga ibu hamil. Hasil survei pada Tabel 5.2 menunjukkan bahwa responden survei ini menyimpulkan bahwa sebagian besar suami ibu hamil merokok dan mengonsumsi sebanyak 7-12 batang rokok per hari sebanyak 26 (52%). Hal ini akan mempengaruhi tingkat paparan asap. di rumah, yang mempengaruhi kesehatan ibu hamil.

Dari hasil penelitian pada Tabel 5.3 terlihat nilai probabilitas hasil uji Wilcoxon sebesar 0,000 < a (0,05). Artinya H0 ditolak, hal ini menunjukkan terdapat pengaruh edukasi menggunakan media poster terhadap tingkat pengetahuan keluarga tentang bahaya merokok.

Tingkat Paparan Asap Rokok Sebelum dan Sesudah Program Rumah Bebas Asap Rokok

  • Pembahasan
  • Hasil Kegiatan Focus Group Discussion
  • Keterbatasan Penelitian
  • Saran

Artinya H0 ditolak, hal ini menunjukkan adanya dampak program rumah bebas asap rokok terhadap penurunan tingkat kelembaban di rumah ibu hamil. Artinya setelah 1 bulan penerapan program rumah bebas asap rokok dapat menurunkan kelembaban udara di rumah ibu hamil di Kecamatan Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh edukasi menggunakan media poster terhadap tingkat kesadaran keluarga terhadap bahaya asap rokok.

Artinya H0 ditolak dan H2 diterima Hal ini menunjukkan adanya pengaruh program rumah bebas asap rokok terhadap penurunan paparan asap rokok (dengan indikator CO2 dan kelembaban udara) di rumah ibu hamil. Artinya setelah 1 bulan penerapan program rumah bebas rokok dapat menurunkan kadar CO2 di rumah ibu hamil di Kecamatan Bintoro, Kecamatan Patrang, dan Kabupaten Jember. Dengan demikian, program “Rumah Tanpa Asap” merupakan implementasi dari Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri No.

Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) diperlukan untuk mengaplikasikan temuan penelitian berupa pernyataan tentang Program Rumah Tanpa Rokok di Desa Bintoro, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember. Pendidikan kesehatan dengan menggunakan media poster bahaya asap rokok dapat meningkatkan pengetahuan keluarga ibu hamil tentang bahaya asap rokok. Keluarga ibu hamil di Kecamatan Bintoro, Kecamatan Patrang, dan Kabupaten Jember yang pengetahuannya tentang bahaya asap rokok termasuk dalam kategori baik, menyetujui dan mendukung Program Rumah Tanpa Rokok.

Program Rumah Bebas Rokok pada keluarga ibu hamil di Kelurahan Bintoro, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember selama 1 bulan, dapat menurunkan kadar CO2 dan kelembaban udara di rumah ibu hamil. Program “Rumah Bebas Rokok” dapat dijadikan model untuk melindungi ibu hamil dari paparan asap rokok agar terhindar dari komplikasi pada janin dan kehamilan. Perlu dikembangkan kawasan program bebas rokok, misalnya desa atau kota bebas rokok.

UPAYA PERLINDUNGAN IBU HAMIL SEBAGAI PEROKOK PASIF MELALUI KEGIATAN RUMAH BEBAS ROKOK DI KABUPATEN BINTORO. Wildan dan Tim, dengan judul “Upaya Perlindungan Ibu Hamil Sebagai Perokok Pasif Melalui Kegiatan Rumah Tanpa Rokok di Desa Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember”.

Gambar

Gambar : 2.1 Kerangka konsep penelitian Keterangan :
Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian Variabel Definisi
Tabel 5.1 menunjukkan ibu  hamil  sebagai  responden sebagian  besar berpendidikan  SD 28 (56%), Hal  ini  mengindikasikan  tingkat  kesadaran  dan kemampuan ibu  hamil  di  kelurahan  Bintoro  tergolong  rendah
Tabel  5.2 menunjukkan  bahwa suami ibu  hamil  sebagai  responden terbanyak adalah berumur 21-25 tahun sebanyak 28 (56%)

Referensi

Dokumen terkait

ix Preface xv Chapter 1 INTRODUCTION: THE NATURE OF LEADERSHIP 1 Definitions of Leadership 2 Indicators of Leadership Effectiveness 8 Major Perspectives in Leadership