• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) PROGRAM REGULAR PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PEDESAAN SWADAYA (P4S) SIDEMEN

N/A
N/A
najwa haniza

Academic year: 2023

Membagikan "PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) PROGRAM REGULAR PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PEDESAAN SWADAYA (P4S) SIDEMEN"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Maksud dan Tujuan

Manfaat Praktik Kerja Lapangan

Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

Jadwal Praktik Kerja Lapangan

TUJUAN UMUM TEMPAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Gambaran Umum Lokasi PKL Reguler

Balai Diklat Mandiri Pertanian dan Perdesaan yang selanjutnya disebut P4S adalah lembaga pelatihan dengan metode pembelajaran pertanian dan perdesaan yang didirikan, dimiliki, dan dikelola secara mandiri, baik secara perseorangan maupun kelompok, oleh pelaku utama dan pelaku usaha. Sejarah kehadiran Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) dimulai pada tanggal 20 – 25 Agustus 1983, ketika muncul ide awal untuk mengembangkan pelatihan dan magang oleh dan untuk sesama petani dan nelayan. Pada awal tahun 1990-an disepakati nama pelatihan/magang tersebut adalah Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S), yang tujuan utama didirikannya P4S adalah untuk mempercepat akses dan penerapan informasi teknologi melalui proses pembelajaran. . proses bagi petani dan keluarganya sesuai dengan kondisi nyata di lapangan.

Pengolahan lahan di P4S menggunakan mesin pertanian yaitu traktor roda dua sehingga lebih efisien dan efektif. Dalam membudidayakan tanaman salah satu bagian yang penting adalah persemaian dimana dalam proses persemaian ini jenis bibit tanaman dapat diperoleh dengan dua cara yaitu generatif dan vegetatif. Tanaman melon dan cabai pada P4S menggunakan dua bibit yaitu bibit tanaman jantan dan tanaman betina.

Proses penanaman meliputi beberapa langkah penting seperti penyiapan tanah, pemilihan tanaman, dan penyiapan benih atau bibit yang akan ditanam. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan yang baik, mencegah dan mengatasi permasalahan penyakit atau hama serta menjamin produksi yang optimal. Kegiatan yang berkaitan dengan usaha budidaya tanaman Budidaya tanaman meliputi berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mengelola, merawat, dan memanen tanaman agar dapat mencapai hasil yang optimal.

Untuk hasil panennya sendiri misalnya tanaman cabai merah akan diolah menjadi benih/bibit yang melalui proses pemisahan benih cabai merah yang kemudian dijemur hingga kering dan siap untuk dijual. Hal ini juga dilakukan pada tanaman melon dan mentimun, sedangkan tanaman seperti tomat, cabai merah, terong, dan buncis akan dijual oleh pengepul. Penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai jenis hasil produksi Kegiatan pemasaran ini dilakukan pada saat hasil pertanian di P4S sedang memasuki masa panen dan pemasaran, terdapat berbagai jenis hasil produksi seperti tomat, cabai merah, cabai merah, timun, buncis. dan melon.

Kegiatan perdagangan ini akan dilakukan di pasar tradisional terdekat dan khusus benih melon dan cabai merah akan diperdagangkan dengan perusahaan luar negeri. Bentuk agribisnis dalam P4S adalah dengan menjalin kerjasama dengan perusahaan asing dan pengepul yang ada di Desa Karang Sidemen. P4S mengoptimalkan sumber daya yaitu melalui perdagangan, rumah mode, pusat perbelanjaan, pengembangan kawasan industri, pariwisata dan jasa profesional.

Struktur Organisasi

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Sistem Irigasi Tanaman Melon

Tujuan dari perkawinan silang adalah untuk menghasilkan keturunan baru yang memiliki kombinasi sifat-sifat unggul dari kedua induknya. Hasil persilangan melon emas jenis ini masih belum memiliki nama khusus, saat ini melon yang dihasilkan diberi kode 0046. Teknik persilangan budidaya melon pada P4S melalui beberapa tahapan mulai dari pengolahan tanah, penyiapan benih, penanaman, pemeliharaan. dimulai dari pemupukan, pengikatan batang, pembersihan pucuk 1-7, kemudian penyilangan pucuk bunga kedelapan dan seterusnya, kemudian pada saat buah melon mulai tumbuh, buah melon akan diikat hingga panen. .

Pemberian air irigasi yang efisien tidak menurunkan produksi tanaman melon, namun justru dapat meningkatkan efektivitas penggunaan air (Sulistyno & Riyanti, 2016). Secara umum perlakuan volume irigasi mempengaruhi tinggi tanaman dan jumlah daun, serta produksi buah melon. Pemberian air irigasi pada hakikatnya merupakan salah satu hal penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Pasokan air irigasi yang tidak memadai berdampak besar pada hasil dan kualitas buah (Anas et al, 2013). Irigasi minimal (evapotranspirasi 50%) meningkatkan pertumbuhan akar tetapi menurunkan pertumbuhan tunas tanaman melon (Sharma et al., 2014). Kualitas buah melon akan lebih baik jika perbedaan suhu siang dan malam cukup besar (Alamtani, 2014).

Budidaya melon pada P4S sidemen dapat dijumpai di dua tempat yaitu di rumah kaca dan di lahan terbuka. Pada Gambar 3.1 merupakan lahan penanaman melon pada rumah kaca, sedangkan pada Gambar 3.2 merupakan lahan penanaman melon pada lahan terbuka. Luas lahan untuk budidaya melon adalah 0,14 ha dengan tiga bangunan rumah kaca dan satu lahan terbuka.

Di kedua tempat tersebut digunakan sistem irigasi terbuka yaitu dengan parit atau parit yang lebih kecil dan dilakukan budidaya yang sama. Jadi dari segi biaya, sistem irigasi ini relatif murah pengoperasiannya karena tidak memerlukan listrik atau bahan bakar. Sistem pengairan terbuka dengan cara pengairan yang lebih dalam, yaitu dengan penyiraman setengah hari pada melon, hingga air yang menggenang cepat (seluruhnya) terkuras habis.

Gambar 3.1. Lahan Budidaya Melon Pada Greenhouse (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.1. Lahan Budidaya Melon Pada Greenhouse (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Manajemen Sistem Irigasi Pada Budidaya Tanaman Melon

Kabupaten Lombok Tengah dikenal sebagai daerah pertanian, hal ini tercermin dari dominasi penggunaan lahan pada sektor pertanian seluas 120.839 Ha (79%). Kedua, delapan kecamatan di Lombok Tengah mulai mengalami kekurangan air untuk irigasi sawah pada musim kemarau. Pasokan air untuk irigasi di Lombok Tengah bergantung pada mata air yang ada di Lombok Barat.

Berdasarkan peta irigasi pada Gambar 3.4, pemetaan jaringan irigasi dan waduk di Lombok Tengah menggunakan sistem data spasial dan non spasial yang hingga saat ini masih menggunakan peta konvensional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Lombok Tengah, di kawasan Batukliang bagian utara luas areal persawahan yang menggunakan irigasi seluas 1.776 hektar. Dengan demikian, hampir seluruh persawahan di kawasan Batukliang menggunakan irigasi yang mengalir dari saluran irigasi yang ada di kawasan tersebut.

Pengelolaan irigasi merupakan suatu bentuk pengelolaan pengambilan dan pendistribusian air irigasi terutama pada daerah kering atau yang mengalami kelangkaan air secara musiman dengan tujuan untuk meningkatkan produksi tanaman pertanian. Pada P4S pengelolaan irigasi atau penyiraman tanaman melon dilakukan sesuai kondisi, hal ini terlihat dari pohon yang terlihat layu atau kelembaban tanah pada siang hari yang terlihat kering seperti pada Gambar 3.5 dibawah ini, maka tanaman melon tersebut akan diairi. pada malam hari. Pengairan biasanya dilakukan sekitar pukul 19.00 agar pengairan selesai pada esok paginya, maka pada pagi harinya tanah pada lahan akan lembab dan sedikit basah seperti pada gambar 3.6 dibawah ini.

Pengelolaan irigasi tanaman melon pada P4S masih belum efisien karena waktu pengairan yang tidak menentu dan jumlah air yang digunakan tidak menentu. Teknik budidaya melon yang diterapkan pada P4S adalah teknik persilangan antara tanaman jantan dan betina. Budidaya melon di P4S masih menggunakan sistem irigasi terbuka manual atau sistem irigasi tetes (menggenangi areal tanam).

Pengelolaan irigasi pada tanaman melon masih belum efisien karena waktu pengairan dan jumlah air yang digunakan untuk irigasi tidak merata. Waktu pengairan yang dilakukan adalah 10-11 jam, yang setiap kali pengairan tersebut belum tentu dapat memenuhi kebutuhan air pada tanaman melon. Usulan saya untuk kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) dan dalam laporan ini adalah agar tanaman melon dan tanaman lainnya dapat diairi dengan sistem yang telah dikembangkan.

Gambar 3.4. Peta Irigasi Daerah Lombok Tengah (Sumber: https://peta-kota.blogspot.com)
Gambar 3.4. Peta Irigasi Daerah Lombok Tengah (Sumber: https://peta-kota.blogspot.com)

PENUTUP

Kesimpulan

Suhu rata-rata yang cocok untuk budidaya melon adalah sekitar 25-30oC dengan curah hujan 1500-2500 mm/tahun. Sistem pengairan terbuka menggunakan cara leb (menggenangi areal tanam), yaitu menggenangi lahan melon selama setengah hari hingga air yang tergenang cepat habis (seluruhnya).

Saran

Root growth, yield, and fruit quality responses of reticulatus and inodorus melons (Cucumis melo L.) to subsurface drip irrigation deficits.

Gambar

Tabel 1.1. Jadwal Praktik Kerja Lapangan
Gambar 2.1.  Kantor P4S Sidemen (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Gambar 2.2. Diagram Alir Struktur Organisasi Praktik Kerja Lapangan
Gambar 3.2. Lahan Budidaya Melon Pada Lahan Terbuka (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
+5

Referensi

Dokumen terkait