• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PPK SEPTEMBER-DESEMBER 2022

N/A
N/A
HAPPY FIRDAYANTI

Academic year: 2023

Membagikan " LAPORAN PPK SEPTEMBER-DESEMBER 2022"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ii

LAPORAN IMPLEMENTASI

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) DI SMA N 1 KEPULAUAN SULA

PENYUSUN :

TIM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)

TAHUN PELAJARAN 2022 – 2023

(3)

i

KATA PENGANTAR

Kebijakan penerapan Kurikulum Merdeka merupakan upaya untuk memberikan layanan pembelajaran kepada peserta didik. Penerapan Kurikulum Merdeka dilaksanakan secara bertahap pada setiap jenjang satuan pendidikan. Dalam rangka melaksanakan ketentuan dalam Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran, perlu penetapan satuan pendidikan pelaksana implementasi Kurikulum Merdeka melalui jalur mandiri.

Kurikulum Merdeka merupakan terobosan yang baik untuk mengubah paradigma proses sampai kepada hasil pembelajaran yang ada. Beberapa karakteristik utama dari Kurikulum Merdeka yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah: Pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan aktivitas soft skills dan karakter siswa sesuai Profil Pelajar Pancasila, fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi, fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Nilai-nilai utama PPK adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas.

Nilai-nilai ini ingin ditanamkan dan dipraktikkan melalui sistem pendidikan nasional agar diketahui, dipahami, dan diterapkan di seluruh sendi kehidupan di sekolah dan di masyarakat.

PPK lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan yang semakin kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada banyak harapan bagi masa depan bangsa. Hal ini menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik secara keilmuan dan kepribadian, berupa individu-individu yang kokoh dalam nilai-nilai moral, spiritual dan keilmuan.

Secara umum, Kurikulum Merdeka memiliki beberapa keunikan. Beberapa hal yang menjadi pembeda, yaitu: peningkatan karakter, fokus pada materi yang esensial, memberikan keleluasaan pada guru, dan memanfaatkan aplikasi, serta beberapa penyesuaian tahapan Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Kondisi tersebut membutuhkan usaha yang besar untuk melakukan perubahan kurikulum. Kurikulum Merdeka sebagai upaya dari pengembangan kompetensi abad 21, Revolusi Industri 4.0, dan Digital Society 5.0. Penerapan Kurikulum Merdeka harus didukung semua komponen satuan pendidikan. Semua unsur dalam satuan Pendidikan memberikan dukungan positif untuk pencapaian hasil pembelajaran.

Indonesia emas 2045 adalah sebuah kondisi saat negara Indonesia diharapkan mampu bersaing dengan bangsa lainserta dapat menyelesaikan masalah-masalah kebangsaan seperti korupsi, dan kemiskinan. Indonesia emas diproyeksikan pada 100 tahun kemerdekaan negara Indonesia pada tahun 2045. Sumber daya manusia Indonesia merupakan salah satu faktor penting untuk mewujudkan negara Indonesia yang adil dan makmur. Kualitas sumber daya manusia tersebut dapat dilihat melalui kualitas generasi penerus bangsa Indonesia.

(4)

ii

Pemuda berperan sebagai generasi penerus bangsa yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa dan mengambil keputusan-keputusan terkait dengan kemajuan negara. Pendidikan karakter pun dijadikan sebagai media sosialisasi yang patut dimiliki setiap individu agar menjadikan mereka sebagai individu yang bermanfaat seluas-luasnya bagi lingkungan sekitar.

Laporan implementasi pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SMA N 1 Kepulauan Sula periode September - Desember merupakan fakta nyata yang dilaksanakan peserta didik dalam kegiatan sebelum pelaksanaan PBM. Peserta didik dibiasakan dengan kegiatan PPK yang mempunyai nilai-nilai religius, nasionalis, mandiri, integritas, dan gotong rotong. Kami sangat terbuka terhadap masukan dan akan terus melakukan perbaikan dan penympurnaan. Oleh karena itu kami mengundang para pembaca untuk memberikan kritik, saran, dan masukan guna perbaikan dan penyempurnaan untuk berikutnya.atas konstribusi tersebut, kami ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia merdeka (2045).

TIM PPK 2022-2023

(5)

iii DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ... ii

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Struktur, Tugas dan Jadwal ... 5

BAB II IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) ... 7

A. Progam Kerja ... 7

B. Implementasi Kegiatan PPK ... 8

C. Dokumentasi Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK) ... 9

BAB III PENUTUP ... 13

(6)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.

KURIKULUM merdeka merupakan upaya pemerintah dalam memberikan pelayanan pembelajaran lebih baik. Karakteristik utama kurikulum merdeka yang mendukung pemulihan pembelajaran pasca pandemi covid-19, adalah pembelajaran berbasis proyek untuk mengembangkan softskill dan karakter siswa sesuai profil pelajar Pancasila.

Kurikulum merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler beragam, agar peserta didik memiliki cukup waktu mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Sebelumnya ada lima nilai karakter pada kurikulum 2013 yaitu religius, nasionalis, integritas, mandiri, gotong royong. Dalam kurikulum merdeka ini, berubah menjadi enam nilai karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

Profil Pelajar Pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dengan enam ciri:

beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bernalar kritis, bergotong royong, mandiri, dan kreatif. Profil Pelajar Pancasila itu setara dengan 20-30 persen Jam Pembelajaran yang berupa Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), dengan tujuh tema selama SMA dan wajib diselesaikan hingga tuntas.

Tujuh tema P-5 yang wajib diselesaikan selama SMA adalah kearifan lokal, gaya hidup berkelanjutan, bhineka tunggal ika, bangunlah jiwa raganya, suara demokrasi, wirausaha, serta berekayasa dan berteknologi untuk NKRI. Siswa diwajibkan melaksanakan projek secara berkelompok di bawah bimbingan guru dan produk projek dapat berupa produk yang dipamerkan, dipentaskan, dipresentasikan, dijual sesuai dengan tema yang digarap. Muara P- 5 menegakkan empat pilar kebangsaan: Pancasila, UUD’45, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.

Pendidikan secara umum cenderung masih memprioritaskan aspek pengetahuan pada aspek keterampilan, termasuk nilai karakter. Padahal pendidikan di sekolah harus menerapkan konsep pendidikan karakter dalam kepribadian siswa. Pendidikan yang tidak dapat membentuk siswa yang memiliki kecerdasan rasa dan budi pekerti akan membentuk anak menjadi tidak dewasa dan tidak tanggung jawab. Bila siswa hidup di masyarakat yang majemuk, akan kurang menyesuaikan dengan kondisi kemajemukan masyarakat dan kurang menghargai perbedaan.

Penerapan Kurikulum Merdeka mendorong penguatan karakter. Proses penguatan karakter tersebut dapat dilakukan melalui pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek pada penguatan profil pelajar Pancasila. Siswa diberikan dorongan untuk memiliki karakter yang baik. Semua pelaksanaan pembelajaran akan membentuk karakter siswa.

Berdasarkan kondisi tersebut, pembelajaran menjadi lebih kolaboratif. Metode pembelajaran diharapkan menjadi stimulan untuk pelaksanaan kolaborasi siswa. Kolaborasi dapat dilakukan antar siswa dengan saling bekerja secara bersama-sama. Kolaborasi dapat dilakukan sesama siswa, lintas siswa, melalui guru, dan komponen lainnya. Dilihat dari kemampuan Revolusi Industri 4.0 dan keterampilan abad 21, siswa menjadi lebih kolaboratif satu sama lain. Pada tahapan revolusi industri tahap 4, beberapa hal menjadi penyesuaian.

(7)

2

Semua proses yang dilakukan untuk memperkuat pencapaian hasil belajar, penguatan karakter, dan upaya sinergi dengan berbagai pihak, baik nasional maupun internasional.

Penguatan karakter dan kolaborasi siswa merupakan proses penguatan profil pelajar Pancasila. Berbagai macam kegiatan dilakukan baik intrakurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler untuk meningkatkan kualitas siswa. Di dalam kurikulum ini terdapat projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila. Proses pembelajaran dan lainnya yang dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.

Kebijakan PPK ini terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik. Nilai-nilai utama PPK adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas. Nilai-nilai ini ingin ditanamkan dan dipraktikkan melalui sistem pendidikan nasional agar diketahui, dipahami, dan diterapkan di seluruh sendi kehidupan di sekolah dan di masyarakat. PPK lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan yang semakin kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada banyak harapan bagi masa depan bangsa. Hal ini menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik secara keilmuan dan kepribadian, berupa individu- individu yang kokoh dalam nilai-nilai moral, spiritual dan keilmuan. Memahami latar belakang, urgensi, dan konsep dasar PPK menjadi sangat penting bagi kepala sekolah agar dapat menerapkannya sesuai dengan konteks pendidikan di daerah masing-masing. Tujuan pelaksanaan PPK yaitu :

1) Membangun dan membekali Peserta Didik sebagai generasi emas Indonesia Tahun 2045 guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan;

2) Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia;

3) Merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi ekosistem pendidikan.

Kualitas karakter merupakan salah satu aspek untuk membangun Generasi Emas 2045, disertai kemampuan dalam aspek literasi dasar dan kompetensi abad 21.

(8)

3

Lahirnya pendidikan karakter bisa dikatakan sebagai sebuah usaha untuk menghidupkan spiritual yang ideal. Foerster seorang ilmuan pernah mengatakan bahwa tujuan utama dari pendidikan adalah untuk membentuk karakter karena karakter merupakan suatu evaluasi seorang pribadi atau individu serta karakter pun dapat memberi kesatuan atas kekuatan dalam mengambil sikap di setiap situasi. Pendidikan karakter pun dapat dijadikan sebagai strategi untuk mengatasi pengalaman yang selalu berubah sehingga mampu membentuk identitas yang kokoh dari setiap individu dalam hal ini dapat dilihat bahwa tujuan pendidikan karakter ialah untuk membentuk sikap yang dapat membawa kita kearah kemajuan tanpa harus bertentangan dengan norma yang berlaku. Pendidikan karakter pun dijadikan sebagai media sosialisasi yang patut dimiliki setiap individu agar menjadikan mereka sebagai individu yang bermanfaat seluas-luasnya bagi lingkungan sekitar.

Karakter akan membentuk kepribadian seseorang walaupun pada dasarnya semua orang yang lahir sudah membawa personality atau kepribadian sesuai gennya. Kepribadian bukanlah karakter, setiap orang punya kepribadian yang berbeda-beda dan memiliki kelemahan dan keunggulan tertentu dari kepribadian tersebut. Pendidikan karakter bagi individu bertujuan agar:

1) Mengetahui berbagai karakter baik manusia. Dapat mengartikan dan menjelaskan berbagai karakter.

2) Menunjukkan contoh perilaku berkarakter dalam kehidupan sehari-hari . 3) Memahami sisi baik menjalankan perilaku berkarakter.

Dalam kurikulum merdeka terdapat penerapan penguatan karakter siswa. Proses penguatan karakter tersebut dilakukan melalui pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek sesuai pada penguatan profil pelajar Pancasila. Siswa didorong memiliki karakter baik. Semua pelajaran diharapkan dapat membentuk karakter siswa.

Output dari kurikulum ini, akan terbentuk SDM unggul dan berkarakter. Semua proses pembelajaran dilaksanakan secara menyenangkan, berdasar potensi yang dimiliki sesuai dengan karakteristik yang ada. Kita melakukan berbagai kegiatan dan tahap yang akhirnya terwujud siswa berkarakter.

Tugas guru membentuk karakter siswa bukanlah hal mudah dan cepat. Tetapi memerlukan usaha dan proses dan juga diimbangi pembiasaan. Tentu, dukungan semua pihak dibutuhkan. Termasuk komite maupun masyarakat. Sehingga konsep nilai karakter dapat terus diimplementasikan dalam setiap kegiatan belajar.

(9)

4

Demikian juga bagi guru, tidak sekadar memerintah siswa. Namun juga harus bisa menjadi teladan dan melakukan tindakan nyata yang bisa dipahami siswa di sekolah. Guru harus

“digugu lan ditiru”, teladan bagi anak didiknya. Jadi, sebaiknya guru menyiapkan pembelajaran dengan penerapan nilai-nilai karakter dalam mapel yang diampu.

Menurut Lickona, ada sebelas prinsip dasar pendidikan karakter yang efektif yaitu:

1) Pendidikan karakter mempromosikan nilai-nilai etika inti sebagai dasar karakter yang baik seperti merawat, kejujuran, tanggung jawab, keadilan, dan menghormati diri sendiri dan orang lain.

2) Karakter harus didefinisikan secara komprehensif untuk mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku yang efektif, luas mencakup aspek kognitif, emosional, dan perilaku hidup moral.

3) Pendidikan karakter yang efektif memerlukan pendekatan yang disengaja, proaktif, dan komprehensif yang mempromosikan nilai-nilai inti dalam semua fase kehidupan sekolah.

4) Sekolah harus menjadi komunitas yang peduli dalam mewujudkan karakter yang baik melalui internalisasi nilai-nilai moral.

5) Untuk mengembangkan karakter, siswa membutuhkan kesempatan untuk tindakan moral dalam domain etis intelektual. Siswa adalah pembelajar yang konstruktif. Mereka belajar paling baik dengan melakukan.

6) Pendidikan karakter yang efektif termasuk kurikulum akademik yang bermakna dan menantang yang menghargai semua pelajar dan membantu mereka berhasil.

7) Pendidikan Karakter harus berusaha untuk mengembangkan motivasi instrinsik siswa.

Kepentingan subjek, keinginan untuk bekerja sama dengan siswa lain, dan pemenuhan menerima perbedaan secara positif dalam kehidupan orang lain atau di sekolah atau masyarakat.

8) Staf sekolah harus menjadi pembelajaran dan komunitas moral, di mana semua berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan berusaha untuk mematuhi nilai-nilai inti yang sama, yang membimbing pendidikan siswa keinginan untuk mengembangkan komunitas sekolah yang peduli.

9) Pendidikan karakter memerlukan kepemimpinan moral dari kedua staf dan mahasiswa.

10) Sekolah, orang tua, dan masyarakat sebagai mitra penuh dalam pembangunan karakter.

11) Evaluasi pendidikan karakter harus menilai karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai pendidik karakter, dan sejauh mana siswa mewujudkan karakter yang baik.

Karena itu, penting diterapkannya pendidikan karakter dalam kurikulum merdeka.

Perubahan yang perlu kita upayakan bersama. Bukan perubahan kurikulumnya, tapi lebih ke perubahan pola pikir para pengampu dunia pendidikan.

Perubahan yang dimaksud adalah pentingnya membangun budaya belajar yang benar- benar berpihak kepada peserta didik. Memberi ruang kepada siswa untuk tumbuh dan berkembang sesuai fitrah dan kodratnya sebagai manusia yang berpikir dan berkarakter.

Selain itu, siswa memiliki kecerdasan sosial sehingga saling berkolaborasi. Sesuai dengan harapan dari implementasi kurikulum merdeka, sehingga secara nasional memberikan ruang seluas-luasnya kepada satuan pendidikan untuk mengelolanya secara profesional dan proporsional.

Dalam mewujudkan manusia Indonesia berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, menghargai kebhinnekaan, bergotong royong, kreatif, demokrastis, mandiri dan bertanggung jawab, terutama dalam proses belajar pada kurikulum baru. Yaitu Kurikulum Merdeka

(10)

5 B. Struktur, Tugas dan Jadwal.

Berdasarkan keputusan kepala sekolah SMA N 1 Kepulauan Sula nomor 420/813/SMAN.1-KS/VII/2022 tentang Tim Pelaksana Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) SMA N 1 Kepulauan Sula tahun pelajaran 2022//2023, terdiri dari :

Dalam pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SMA N 1 Kepulauan Sula ada pembagian tugas yang dilakukan oleh Tim PPK 2022, yaitu:

NO NAMA PERAN UNSUR

1 Saidah Daeng Hanafi, S.Pd., M.Pd. Penanggung Jawab Kepala Sekolah

2 Happy Firdayanti, S.Pd.I Ketua Wakasek Humas

3 Rusna Joisangadji, S.Pd Guru Guru BK

4 Isram Umalekhoa, S.Pd.I, M.Pd Guru Guru Mapel

5 Aminah Sapsuha, S.Pd.I Guru Guru Mapel

6 Hartati Umahuk, S.Pd Guru Guru Mapel

7 Farini Fauji, S.Pd.I Guru Guru Mapel

8 Fitriana M. Hi. Djafar, S.Pd Guru Guru Mapel

9 Estevina Raatkey, S.Pd Guru Guru Mapel

SMA N 1 Kepulauan Sula telah melaksanakan nilai-nilai karakter Pancasila dari pendidikan karakter sesuai amanat Permendikbud No. 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal, walaupun belum seluruhnya dari nilai- nilai tersebut dilaksanakan secara sempurna yaitu :

1) Menumbuhkembangkan nilai-nilai moral dan spiritual, seperti membiasakan sholat berjamaah.

2) Menumbuhkembangkan nilai-nilai kebangsaan dan kebhinnekaan : menyanyikan lagu nasional setiap hari senin, membaca doa sebelum jam pertama dimulai dan setelah jam terakhir selesai.

3) Mengembangkan interaksi positif antara peserta didik dengan guru dan orangtua : memberi salam, senyum, dan sapa pada orang lain dikomunitas sekolah, pamitan pada orang tua sebelum berangkat, dan menyalami orang tua setelah pulang sekolah.

(11)

6

4) Mengembangkan interaksi positif antara peserta didik, seperti membantu teman yang mengalami musibah melalui penggalangan dana dari peserta didik lainnya.

5) Merawat diri dan lingkungan sekolah, membiasakan peserta didik untuk membaca buku pada 15 menit sebelum jam pertama dimulai (pada hari selasa dan kamis), melakukan olah raga pada hari jumat.

6) Mengembangkan potensi diri peserta didik secara utuh : melatih peserta didik untuk berani bertanya, melatih kepemimpinan peserta didik dengan memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk menjadi pemimpin di kelompoknya secara bergilir, membiasakan peserta didik untuk menabung.

7) Pelibatan orangtua dan masyarakat di sekolah : orang tua mendampingi anaknya selama 20 menit setiap malam, melibatkan masyarakat dalam berbagai profesi untuk berbagi ilmu dan pengalamannya di sekolah, ikut terlibat dalam kegiatan sosial anak-anaknya di sekolah.

Merujuk pada simulasi model implementasi PPK, kami tim PPK menyusun jadwal harian yaitu :

Hari Nilai Karakter Kegiatan Pembiasaan Penanggung Jawab Senin Nasionalis Upacara hari Senin.

Menyanyikan lagu nasional di kelas.

Peringatan Hari Besar Nasional

TIM PPK

Selasa Integritas Gerakan Literasi Sekolah TIM GLS

Rabu Integritas Kuliah Tujuh Menit (Perwakilan dari kelas 1 orang secara terjadwal)

TIM PPK

Kamis Mandiri Gerakan Literasi Sekolah TIM GLS

Jumat Gotong royong Gaya hidup sehat

Senam pagi

Kebersihan Lingkungan

TIM PPK Sabtu Religius Asma’ul Husna(Perwakilan dari kelas 1

orang secara terjadwal)

TIM PPK

Sedangkan jadwal mingguan tim PPK mengadakan kerjasama dengan lembaga pemerintah daerah setempat untuk mengadakan sosialisasi yang berhubungan dengan tujuan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) SMA N 1 Kepulauan Sula.

(12)

7 BAB II

IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) A. Progam Kerja

Format implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) SMA N 1 Kepulauan Sula dibagi menjadi tiga ranah yaitu :

1) Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis kelas.

2) Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis budaya sekolah.

3) Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis masyarakat

(13)

8

Dalam pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) SMA N 1 Kepulauan Sula, Tim PPK menyusum progam kerja yaitu :

1) Mengkoordinir kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) SMA N 1 Kepulauan Sula intra kurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler, dan non kurikuler.

2) Menjalankan progam harian, mingguan dan bulanan.

3) Mengkoordinir kegiatan shalat Dzuhur di Mushola sekolah bekerjasama dengan OSIS SMA N 1 Kepulauan Sula.

4) Bekerjasama dengan lembaga pemerintah daerah setempat untuk mengadakan sosialisasi yang berhubungan dengan tujuan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) SMA N 1 Kepulauan Sula.

B. Implementasi Kegiatan PPK.

NO NAMA KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN KETERANGAN 1 Mengkoordinir

kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) SMA N 1 Kepulauan Sula intra kurikuler,

kokurikuler,

ekstrakurikuler, dan non kurikuler.

September-Desember Sudah terlaksana

2 Menjalankan progam harian, mingguan dan bulanan.

September-Desember Sudah terlaksana

3 Mengkoordinir kegiatan shalat Dzuhur di Mushola sekolah bekerjasama dengan OSIS SMA N 1 Kepulauan Sula.

September-Desember Sudah terlaksana

4 Bekerjasama dengan lembaga pemerintah daerah setempat untuk mengadakan sosialisasi yang berhubungan dengan tujuan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) SMA N 1 Kepulauan Sula.

September-Desember Sudah terlaksana

(14)

9

C. Dokumentasi Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK).

1) Penerapan nilai karakter religius.

Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.

Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan).

Nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.

Nama Kegiatan Pembiasaan Pelaksanaan

senyum, salam, salim, sapa, sopan, santun Setiap hari Senin- Sabtu Shalat berjamaah dhuhur Setiap hari Senin- Sabtu Berdoa sebelum dan sesudah

pembelajaran Setiap awal dan akhir KBM

Peringatan hari besar islam Menyesuaikan momen

Halal bihalal Setiap awal masuk setelah libur hari raya Buka Puasa dan hatam Quran Setiap bulan Ramamdhan

Penyembelihan Hewan Qurban Setiap perayaan Hari Raya Idul Adha

Penyaluran Zakat Fitrah Setiap bulan Ramadhan menjelang Hari Raya Idul Fitri

2) Penerapan nilai karakter nasionalis.

Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku,dan agama.

3) Penerapan nilai karakter mandiri.

Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

4) Penerapan Nilai karakter gotong royong.

Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.

Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong- menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.

(15)

10 5) Penerapan nilai karakter integritas.

Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral).

DOKOMUENTASI FOTO-FOTO PPK PERIODE SEPTEMBER-DESEMBER 2022

(16)

11

(17)

12

(18)

13 BAB III

PENUTUP

Di era milenial terjadi perubahan pola perilaku kehidupan sosial dan tatanan nilainya, dibutuhkan sikap asertif dan altruistik masyarakat serta penerimaan nilai karakter, kreatif, tanggung jawab, jujur, mandiri, disiplin dan peduli sosial. Sikap dan nilai karakter yang penting untuk menjamin keseimbangan sosial. Menghadapi pendidikan karakter normal baru sangat mendesak.

Pendidikan karakter sebagai proses sosial bertanggung jawab terhadap internalisasi sikap dan nilai karakter tersebut oleh peserta didik. Implementasi PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) pada penerapan nilai religius dapat di tunjukkan pada kegiatan pembiasaan peserta didik, setiap hari Rabu pagi dengan jadwal ceramah agama Kultum yang disampaikan oleh peserta didik perwakilan dari kelas secara bergiliran. Hari Sabtu pagi yaitu pembacaan Asmaul Husna sebelum masuk ke kelas yang disampaikan oleh peserta didik perwakilan dari kelas secara bergiliran. Nilai karakter mandiri melalui keberanian siswa dalam menghadapi tantangan selama berada di lingkungan sekolah. Nilai karakter nasionalis melalui kegiatan belajar mengajar, pembiasaan upacara bendera setiap hari senin. Nilai karakter gotong royong melalui kerja bakti kelas, senam pagi di hari Jumat, dan integritas melalui pengumpulan tugas sesuai dengan deadline yang di berikan oleh guru.

Walaupun proses pembelajaran Belajar saat ini masih memiliki beberapa kendala maka semangat dan improvisasi para guru telah menunjukkan hasil nyata dengan produk yang telah dihasilkan para siswa. Pendidikan karakter bukanlah pelajaran berupa hapalan tetapi pendidikan perilaku yang terbentuk melalui pembiasaan, butuh waktu dan komitmen dari berbagai pihak untuk membentuknya. Disamping itu, elemen lingkungan harus juga ikut menjaga agar “nyawa” pendidikan karakter di masyarakat terus berjalan maka lakukan dengan penuh disiplin, tanggung jawab dan kontrol sosial juga diperlukan untuk menegakkannya.

Harapannya, terbentuk sumber daya manusia yang unggul dan berkarakter. Semua proses pembelajaran dilakukan secara menyenangkan. Pada tahapan ini, potensi yang dimiliki harus dikembangkan sesuai dengan karakteristik yang ada. Kita melakukan berbagai kegiatan dan tahapan yang pada akhirnya mewujudkan siswa yang berkarakter dan kolaboratif.

Mengetahui, Kepala Sekolah

SAIDAH DAENG HANAFI, S.Pd NIP: 19780221 200312 2 008

Sanana, 22 Desember 2022 Guru Mata Pelajaran

HAPPY FIRDAYANTI, S.Pd.I NIP: 19860409 201503 2 001

(19)

14

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Self-Efficacy, Budaya Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Organisasi [The Influence of Self Efficacy, Organizational Culture, and Work Motivation

EXPERIMENTAL Total eight clay brick samples including five archaeological brick samples from different historical sites and more than a century old three brick samples used in ancient