LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG I
PENGENALAN ALAT & PROSES PENGOLAHAN GULA DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X
PG. DJOMBANG BARU
Oleh :
NAMA : IRVAN KUSFARI NIM : 14.01.027
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA POLITEKNIK LPP
YOGYAKARTA 2015
LEMBAR PERNYATAAN
Saya mahasiswa Program Studi Teknik Kimia, Politeknik LPP, Nama : Irvan Kusfari
NIM : 14.01.027
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Laporan Kerja Praktek yang telah saya buat dengan judul “PENGENALAN ALAT DAN PROSES PENGOLAHAN GULA” adalah :
1. Dibuat dan diselesaikan sendiri, dengan menggunakan data-data hasil pelaksanaan praktek di lokasi PKL
2. Bukan merupakan duplikasi karya tulis yang sudah dipublikasikan, kecuali pada bagian-bagian sumber informasi dicantumkan dengan cara referensi yang semestinya
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksa
Penulis
Irvan Kusfari
ABSTRAK
Pabrik gula Djombang Baru didirikan pada tahun 1895 yang dimiliki oleh modal Belanda atas nama DIREKSI ANEMAET dan Co. Setelah itu tahun 1957 diambil alih oleh pemerintahan Indonesia dan diurus oleh PPN (Perusahaan Perkebunan Negara), pusatnya di Jawa Timur dan unit gula di tiap Karesidenan.
Pabrik gula Djombang Baru termasuk dalam Karesidenan Surabaya, pada tahun 1963 terjadi reorganisasi I berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 dan 2 tahun 1963 yang menyatakan ”Unit gula di Karesidenan dirubah menjadi kantor Inspeksi”.
Pabrik Gula Djombang Baru memiliki kapasitas giling 3000 ton tebu per hari, produk utama dari pabrik gula ini adalah gula SHS sedangkan hasil sampingnya berupa tetes, blotong dan abu.
Proses pemurniannya menggunakan susu kapur dan belerang untuk memurnikan nira mentah menjadi nira jernih. Faktor yang menentukan kualitas gula produk adalah bahan baku dan bahan pembantu proses, juga operasional alat pabrik.
Proses produksi gula di pabrik gula Djombang Baru dibagi dalam beberapa tahapan proses yaitu : penggilingan, pemurnian, penguapan, kristalisasi, putaran, pengeringan, pengemasan dan penyimpanan.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas rahmat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat sehat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan I dengan baik.
Politeknik LPP Yogyakarta memberikan tugas kepada seluruh mahasiswa untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Pabrik Gula (PG) yang telah dipilih, dalam PKL ini PG yang dipilih adalah PG. Djombang Baru.
Penyusunan laporan ini tidak akan pernah terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari semua pihak, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Ibu Ir. Galuh Banowati, M.Sc. , Direktur Politeknik LPP Yogyakarta
2. Bapak H.Moch. Arif Efendi, S.T.,M.M. , selaku general manager PG.Djombang Baru
3. Bapak Kukuh Saputro, selaku manajer pengolahan PG.Djombang Baru
4. Bapak Drs. Suratno Cahyo Saputro, M.M. selaku pembimbing praktek kerja lapang I
5. Bapak Dany Pratama Putra, S.T. , selaku pembimbing lapangan praktek kerja lapang I
6. Bapak Fathur Rahman R,S.T.,M.Eng., Ketua Progam Studi Teknik Kimia Politeknik LPP Yogyakarta.
7. Bapak Paiman Iman Santoso selaku pembimbing Praktek Kerja Lapang I 8. Ibu Ratna Sri Harjanti, S.T., M. Eng., Sekretaris Progam Studi Teknik Kimia
Politeknik LPP Yogyakarta.
9. Kepada orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan dan doa yang tiada hentinya.
10. Serta kepada teman-teman yang membantu dalam penyusunan laporan PKL I ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Jombang, 18 Agustus 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan Dosen Pembimbing Dan Penguji Kerja Praktek ii Halaman Pengesahan Dari Lokasi Kerja Praktek iii Surat Keterangan Selesai PKL iv Halaman Pernyataan Keaslian Laporan Kerja Praktek v Abstrak vi KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ... xix
BAB I ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 1
C. Batasan Masalah ... 1
D. Metodelogi Penyusunan Laporan ... 2
E. SistematikaPenulisan ... 2
BAB II ... 5
A. Sejarah Singkat Pabrik ... 5
B. Lokasi Pabrik ... 6
C. Struktur Organisasi ... 7
BAB III ... 10
A. Jenis Timbangan Tebu yang Digunakan ... 11
1. Jembatan Timbang ... 11
2. Lori dan Truk ... 13
3. Digital Crane Scale (DCS) ... 15
4. Ketelitian Timbangan... 17
BAB IV ... 18
A. Alat Transportasi Tebu Dari Lahan Ke Pabrik ... 20
B. Cara Pengaturan Tebu Di Halaman Pabrik ... 20
1. Tebu MBS (Manis Bersih Segar) / JMT (Jalur Meja Tebu) ... 21
2. Tebu Jalur Crane Lori ... 21
3. Tebu Kotor ... 21
C. Cara Menghitung Tebu Yang Digiling ... 21
D. Cara Mengatur Tebu Yang Akan Digiling ... 22
BAB V ... 23
A. Alat Pengangkut Tebu ... 23
1. Cane Unloading Crane ... 23
2. Meja Tebu ... 25
3. Krepyak Tebu (Cane Carrier) ... 27
B. Alat Pendahuluan (Cane Preparation) ... 28
1. Pisau Tebu (Cane Leveller) ... 29
2. Unigrator ... 31
C. Gilingan ... 33
D. Alat Penekanan Roll Gilingan ... 37
E. Roll Gilingan ... 40
F. Cakar Ampas (Intermediate Carrier) ... 41
G. Bagan Imbibisi “Majemuk” (air dan nira yang telah diencerkan) ... 43
H. Talang Getar ... 45
I. Saringan Nira pada Gilingan ... 46
1. Rotary Juice Screen (Cush-cush) ... 46
BAB VI ... 50
A. Flowmeter ... 52
B. Vapour Line Juice Heater ( VLJH ) ... 54
C. Turbular Juice Heater ( TJH )... 56
D. Sulf Reactor ... 60
E. Direct Contact Heater ... 63
F. Flash Tank ... 64
G. Snow Balling Tank ... 65
H. Door Clarifier ... 67
I. Saringan Nira Encer ( DSM SCREEN ) ... 70
J. Rotary Vacuum Filter (Alat Penapisan) ... 72
K. Sulfitator Nira Kental ... 76
L. Alat Pembuat Susu Kapur ... 78
M. Tobong Belerang ... 81
1. Proses Pembuatan Gas SO2 ... 85
N. Melter ... 86
O. Dapur Belerang ... 87
P. Pengeluaran Air Embun ... 88
1. Pompa centrifugal ... 89
Q. Jenis Pompa Berdasarkan Zat Yang Dipindahkan ... 90
1. Pompa Centrifugal ... 90
2. Pompa Plugner ... 91
BAB VII ... 92
A. Skema Stasiun Penguapan ... 92
B. Spesifikasi Alat Stasiun Penguapan ... 95
1. Badan Penguapan (Evaporator Semi Kestner) ... 95
2. Badan Penguapan (Evaporator Robert) ... 97
C. Pipa Amonia, Pipa Air dan Penangkap Nira ... 101
1. Pipa Amonia... 101
2. Alat Penangkap Nira ... 102
D. Verkliker ... 104
E. Perjalanan Uap, Nira dan Air Embun pada Proses Penguapan ... 105
1. Perjalanan Uap ... 105
2. Perjalanan Nira... 105
3. Perjalanan Air Embun ... 106
F. Cooling Tower ... 109
G. Spray Pond ... 110
H. Alat Pengeluaran Air Embun ... 111
I. Alat Ukur ... 112
1. Manometer Clock / Logam ... 112
J. Safety Valve/Pengaman Steam ... 114
BAB VIII ... 116
A. Bagan Tingkat Kristalisasi ... 118
1. Batch Vacuum Pan A ... 118
2. Batch Vacuum Pan C ... 118
3. Batch Vacuum Pan D2 ... 118
4. Continuous Vacuum Pan D1 ... 119
5. Data Tingkat Kristalisasi... 119
6. Penambahan air/ larutan-larutan lain ... 119
B. Pan Masakan ... 120
1. Data Spesifikasi Batch Vacuum Pan Masakan Tipe CalandriaTABEL 8. 2. Spesifikasi Batch Vacuum Pan ... 121
2. Pengoperasian pan kristalisasi tipe calandria ... 124
3. Graining Volume Pan ... 126
C. Continuous vacuum Pan ... 126
D. Afsluiter Nira, Uap, dan Masakan ... 133
1. Afsluiter Nira ... 133
2. Afsluiter Uap ... 134
3. Afsluiter Penurunan Masakan ... 135
E. Melter ... 137
F. Palung Pendingin ... 139
BAB IX ... 142
A. Alat Pemutar Continue (Low Grade Fugal) ... 144
1. Low Grade Fugal (LGF) D ... 147
2. Low Grade Fugal (LGF) C ... 147
B. High Grade Fugal (HGF) A ... 148
1. Alat Pemutar Single Curing Discontimue (High Grade Fugal) ... 148
C. Mono Vertical Crystallizer ... 153
D. Alat Pengering Gula (Sugar Dryer and Cooler) ... 156
E. Saringan Gula ... 158
F. Timbangan Tetes ... 161
G. Bagan Perjalanan Tetes ... 163
H. Pengemasan ... 166
I. Gudang Gula ... 166
1. Jumlah Dan Kapasitas ... 166
2. Lapisan Lantai Gudang Gula di PG. Djombang Baru ... 167
2. Pengemasan Dan Penimbunan Gula ... 167
BAB X ... 170
A. Jenis – jenis analisa dan frekuensinya ... 170
1. Analisis tiap jam ... 170
2. Analisis tiap 2 jam ... 170
3. Analisis Tiap 8 Jam (Hasil Kumpulan Analisa Tiap Jam) ... 171
4. Analisis Terus Menerus/ Tiap Waktu ... 171
5. Analisis Tiap Putar ... 171
6. Analisa Tiap Turun ... 171
7. Analisis Tipa 15 Hari ... 171
B. Lokasi dan Pengambilan Contoh ... 172
1. Nira Mentah ... 172
2. Nira Gilingan ... 172
3. Ampas ... 173
4. Blotong ... 174
5. Nira Encer ... 175
6. Nira Kental ... 176
7. Stroop ... 177
8. Tetes ... 177
C. Alat Ekstraki Ampas ... 178
D. Alat Analisa PI ( Prepparation Index ) ... 181
1. Tumbler ... 181
2. Jeffco ... 182
3. Sucromat ... 184
4. Analisa Kejernihan Nira / Turbidity ... 185
E. Cara Mengetahui Berat Bahan ... 186
1. Berat Ampas... 186
2. Berat Nira Imbibisi ... 187
3. Berat Nira ... 187
4. Berat Blotong ... 187
5. Berat tetes... 188
6. Berat Gula ... 188
F. Cara Mendapatkan Hasil Analisa 8 Jam/24 Jam/15 Hari ... 188
1. Dari Analisa Tiap Jam ... 188
2. Dari Analisa Tiap 2 Jam ... 188
3. Dari Analisa Tiap 24 Jam ... 189
4. Dari Analisa Tiap Putar ... 189
5. Dari Analisa Tiap 15 Hari ... 189
BAB XI ... 190
A. Kesimpulan ... 190
B. Saran ... 191
DAFTAR PUSTAKA ... 192
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 3. 1 JEMBATAN TIMBANG KAPASITAS 20 TON ... 11
GAMBAR 3. 2 JEMBATAN TIMBANG KAPASITAS 60 TON ... 12
GAMBAR 3. 3 LORI ... 14
GAMBAR 3. 4 TIMBANGAN TEBU DIGITAL CRANE SCALE ... 15
GAMBAR 4. 1 HALAMAN PABRIK ... 19
GAMBAR 5. 1CANE UNLOADING CRANE ... 23
GAMBAR 5. 2 MEJA TEBU ... 25
GAMBAR 5. 3 CANE CARRIER I DAN II ... 27
GAMBAR 5. 4 CANE LEVELLER ... 30
GAMBAR 5. 5 UNIGRATOR ... 32
GAMBAR 5. 6 GILINGAN/PEMERAHAN ... 35
GAMBAR 5. 7 ALAT PENEKAN ROL GILINGAN ... 37
GAMBAR 5. 8 ROLL GILINGAN ... 40
GAMBAR 5. 9 CAKAR AMPAS ... 41
GAMBAR 5. 10 BAGAN IMBIBISI... 43
GAMBAR 5. 11 TALANG GETAR ... 45
GAMBAR 5. 12 SARINGAN NIRA MENTAH (ROTARY JUICE SCREEN) . 48 GAMBAR 6. 1 SKEMA STASIUN PEMURNIAN ... 51
GAMBAR 6. 2 FLOWMETER ... 53
GAMBAR 6. 3 VAPOUR LINE JUICE HEATER ... 54
GAMBAR 6. 4 TURBULAR JUICE HEATER (TJH) ... 57
GAMBAR 6. 5 SULF REACTOR ... 61
GAMBAR 6. 6 JUICE FLOW STABILATION SYSTEM ... 62
GAMBAR 6. 7 DIRECT CONTACT HEATER ... 63
GAMBAR 6. 8 FLASH TANK ... 64
GAMBAR 6. 9 SNOW BALLING TANK ... 66
GAMBAR 6. 10 DOOR CLARIFIER ... 68
GAMBAR 6. 11 SARINGAN NIRA ENCER ... 71
GAMBAR 6. 12 ROTARY VACUUM FILTER ... 73
GAMBAR 6. 13 SULFITATOR NIRA KENTAL ... 76
GAMBAR 6. 14 ALAT PEMBUAT SUSU KAPUR ... 78
GAMBAR 6. 15 TOBONG BELERANG ... 82
GAMBAR 6. 16 MELTER ... 87
GAMBAR 6. 17 DAPUR BELERANG ... 87
GAMBAR 6. 18 POMPA CENTRIFUGAL ... 89
GAMBAR 6. 19 POMPA CENTRIFUGAL ... 90
GAMBAR 6. 20 POMPA PLUGNER ... 91
GAMBAR 7. 1 SKEMA STASIUN PENGUAPAN ... 94
GAMBAR 7. 2 EVAPORATOR SEMI KESTNER ... 95
GAMBAR 7. 3 BADAN PENGUAPAN ( EVAPORATOR ROBERT ) ... 97
GAMBAR 7. 4 PIPA AMONIA ... 101
GAMBAR 7. 5 PENANGKAP NIRA ... 102
GAMBAR 7. 6 VERKLIKER ... 104
GAMBAR 7. 7 PERJALANAN UAP NIRA DAN AIR EMBUN ... 106
GAMBAR 7. 8 ALAT JET KONDENSOR ... 107
GAMBAR 7. 9 TAMPILAN KOMPUTER JET KONDENSOR ... 109
GAMBAR 7. 10 COOLING TOWER ... 109
GAMBAR 7. 11 SPRAY POND ... 110
GAMBAR 7. 12 ALAT PENGELUARAN AIR EMBUN ... 111
GAMBAR 7. 13 MANOMETER CLOCK/LOGAM ... 112
GAMBAR 7. 14 SAFETY VALVE/PENGAMAN STEAM ... 114
GAMBAR 8. 1 PAN CALANDRIA ... 122
GAMBAR 8. 2 BAGAN PEMBERIAN MOLASE DAN AIR PADA CVP ... 126
GAMBAR 8. 3 DESAIN CVP DARI BAGIAN DEPAN DAN BELAKANG . 129 GAMBAR 8. 4 CVP TAMPAK SAMPING ... 130
GAMBAR 8. 5 AFSLUITER NIRA ... 133
GAMBAR 8. 6 AFSLUITER UAP ... 134
GAMBAR 8. 7 AFSLUITER PENURUNAN MASAKAN ... 135
GAMBAR 8. 8 MELTER ... 137
GAMBAR 8. 9 PALUNG PENDINGIN ... 140
GAMBAR 9. 1 BAGAN STASIUN PUTARAN DAN PENYELESAIAN ... 143
GAMBAR 9. 2 LOW GRADE FUGAL (LGF) ... 144
GAMBAR 9. 3 SINGLE CURING HIGH GRADE FUGAL (HGF) ... 150
GAMBAR 9. 4 HIGH GRADE FUGAL (HGF) ... 150
GAMBAR 9. 5 MONO VERTICAL CRYSTALLIZER (MVC) ... 154
GAMBAR 9. 6 ALAT PENGERING GULA (SUGAR DRYER AND COOLER) ... 156
GAMBAR 9. 7 SARINGAN GULA, BELT CONVEYOR DAN SUGAR BIN 159 GAMBAR 9. 8 TIMBANGAN TETES ... 161
GAMBAR 9. 9 BAGAN PERJALANAN TETES ... 164
GAMBAR 9. 10 PENDINGIN TETES ... 165
GAMBAR 9. 11 STAPEL GULA PRODUK DALAM GUDANG GULA ... 169
GAMBAR 10. 1 LOKASI PENGAMBILAN CONTOH NIRA MENTAH ... 172
GAMBAR 10. 2 LOKASI DAN PENGAMBILAN CONTOH NIRA GILINGAN ... 173
GAMBAR 10. 3 LOKASI DAN PENGAMBILAN CONTOH AMPAS ... 174
GAMBAR 10. 4 LOKASI DAN PENGAMBILAN CONTOH BLOTONG ... 174
GAMBAR 10. 5 LOKASI DAN PENGAMBILAN CONTOH NIRA ENCER 175 GAMBAR 10. 6 LOKASI DAN PENGAMBILAN CONTOH NIRA KENTAL ... 176
GAMBAR 10. 7 LOKASI DAN PENGAMBILAN STROOP ... 177
GAMBAR 10. 8 LOKASI DAN PENGAMBILAN CONTOH MOLASE ... 177
GAMBAR 10. 9 EKSTRAKSI AMPAS ... 178
GAMBAR 10. 10 TUMBLER ... 181
GAMBAR 10. 11 JEFFCO ... 182
GAMBAR 10. 12 SUCROMAT ... 184
GAMBAR 10. 13 SPECTRUMLAB 22pc ... 185
DAFTAR TABEL
TABEL 5. 1.Data Cane Crane... 24
TABEL 5. 2.Data Meja Tebu ... 26
TABEL 5. 3. Data Krepyak Tebu ... 27
TABEL 5. 4.Data Cane Leveller ... 29
TABEL 5. 5. Data Unigrator ... 31
TABEL 5. 6. Data Roll Gilingan ... 34
TABEL 5. 7. Data Alat Penekan Roll Gilingan ... 39
TABEL 5. 8. Data Intermediate Carrier ... 42
TABEL 5. 9. Data Talang Getar ... 46
TABEL 6. 1. Turbular Juice Heater ... 58
TABEL 6. 2. Data Flash Tank ... 65
TABEL 6. 3. Data Preflok Tower ... 67
TABEL 6. 4. Data Door Clarifier ... 70
TABEL 6. 5. Data Saringan Nira Encer ... 72
TABEL 6. 6. Data Rotary Vacuum Filter ... 75
TABEL 6. 7. Data Alat Pendukung Rotary Vacuum Filter ... 75
TABEL 6. 8. Data Alat Pembuat Susu kapur ... 80
TABEL 6. 9. Data Tobong Belerang ... 85
TABEL 6. 10. Data Alat Pendukung Tobong Belerang... 86
TABEL 7. 1. Data Badan Penguapan... 101
TABEL 7. 2. Data Jet Kondensor ... 108
TABEL 7. 3. Data Pompa Air Injeksi ... 108
TABEL 8. 1. Tingkat Kristalisasi ... 119
TABEL 8. 2. Spesifikasi Batch Vacuum Pan ... 121
TABEL 8. 3. Spesifikasi Continuous Vacuum Pan D1 ... 128
TABEL 8. 4. Fungsi Bagian CVP ... 131
TABEL 8. 5. Fungsi Bagian Melter ... 138
TABEL 8. 6. Data Palung Pendingin ... 141
TABEL 9. 1. Data Low Grade Fugal (LGF) ... 146
TABEL 9. 2. Data High Grade Fugal ... 152
TABEL 9. 3. Data Screen Pada HGF ... 152
TABEL 9. 4. Data Alat Pengering Gula ... 158
TABEL 9. 5. Data Timbangan Tetes ... 163
TABEL 9. 6. Data Tangki Penampung Tetes ... 165
TABEL 9. 7. Data Jumlah Dan Kapasitas Gudang Gula ... 166
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan dunia yang semakin maju telah menuntut peningkatan adanya kualitas sumber daya manusia. Perguruan tinggi sebagai lembaga pengembangan ilmu dan teknologi diharapkan mampu mencetak lulusan berkualitas secara teoritis dan praktis siap pakai.
Berkaitan dengan hal tersebut dan berpedoman pada kurikulum akademik yang ada di Politeknik Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) mahasiswa di wajibkan untuk mengikuti PKL yang dilaksanakan di pabrik gula atau perusahaan yang sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari.
Dengan adanya kegiatan PKL I ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memperoleh pengetahuan baik secara teoritis maupun praktis sehingga kelak dapat digunakan dengan baik dalam penerapan didunia kerja serta mengetahui teknologi yang digunakan dalam industri gula khususnya alat-alat pengolahan gula.
B. Tujuan
Adapun tujuan Praktek Kerja Lapang I adalah:
1. Memahami diagram alir pengolahan tebu menjadi gula 2. Mengenal operasi pengolahan gula dan alat pengolahan gula
3. Memahami pengambilan contoh dan mengenal analisis di pabrik gula
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan masalah dalam PKL I ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari tujuan maka perlu dilakukan batasan-batasan permasalahan. Adapun batasan permasalahan tersebut antara lain :
a. Gambar alat pengolahan gula beserta bagian-bagiannya
b. Fungsi dari bagian-bagian alat pengolahan gula c. Cara kerja alat pengolahan gula
D. Metodelogi Penyusunan Laporan
Untuk menyusun laporan ini digunakan metodelogi sebagai berikut:
1. Memperhatikan, mengenal, dan mendalami operasi pengolahan kerja alat pengolahan dan analisis di pabrik gula.
2. Melakukan diskusi antar mahasiswa dan diskusi kelas dipimpim oleh Pembimbing Praktek.
3. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pabrik tempat praktek.
Metode penyusunan laporan ini dengan mengumpulkan laporan sementara disetiap akhir minggu kegiatan PKL sesuai dengan yang dijadwalkan yang kemudian laporan sementara tersebut dikoreksi. Dari laporan sementara tersebut disusun sehingga menjadi laporan resmi.
E. SistematikaPenulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan ini merupakan bab yang berisi tentang penguraian latar belakang permasalahan, tujuan PKL I, pembatasan permasalahan dan metode yang dipakai.
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini menjelaskan tentang keadaan umum perusahaan yang meliputi profil dan sejarah singkat perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi dan kepegawaian perusahaan dan bagan secara umum proses pembuatan gula di PG. Djombang Baru.
BAB III TIMBANGAN TEBU
Pada bab ini dijelaskan tentang gambaran alat penimbang tebu beserta fungsi dari setiap bagian-bagiannya, cara menimbang tebu dan cara mengetahui ketelitian timbangan tebu di Pabrik Gula Djombang Baru
BAB IV HALAMAN PABRIK
Bab ini menggambarkan halaman pabrik (emplasemen) serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk menunjang kelancaran proses dalam pabrik.
BAB V PEMERAHAN NIRA
Bab ini berisi tentang alat-alat yang digunakan untuk pemerahan tebu baik itu alat persiapan pemerahan ataupun alat pemerahan nira serta fungsi dari bagian-bagian alat tersebut dan bagan imbibisi serta sanitasi yang dilakukan di stasiun gilingan.
BAB VI PEMURNIAN NIRA
Pada bab ini dijelaskan tentang alat dan bagian-bagiannya serta fungsi dari bagian-bagian tersebut, cara kerja alat pengolahan yang ada di stasiun pemurnian.
BAB VII PENGUAPAN
Bab ini berisi tentang alat-alat penguapan dan alat pengembun, fungsi bagian-bagian alat dan spesifikasinya, peralatan pengaman serta parameter yang ada.
BAB VIII KRISTALISASI
Bab ini menjelaskan tentang alat kristalisasi dan tipenya, spesifikasi alat, cara kerja alat afsluiter nira, uap dan masakan, bagan tingkat kristalisasi secara umum serta parameter (brix, pol dan HK).
BAB IX PEMUTARAN DAN PENYELESAIAN
Bab ini menjelaskan tentang jenis alat puteran yang digunakan, pengering gula, saringan dan peleburan gula, timbangan tetes, cara pengepakan serta tempat penyimpanan gula dan tetes.
BAB X LABORATORIUM
Bab ini berisi tentang jenis-jenis analisa yang dilakukan setiap 1 jam, 8 jam, 24 jam dan periode (15 hari), tempat dan cara pengambilan contoh, cara untuk mengetahui berat ampas, nira air imbibisi, nira, blotong melasse dan gula, UPLC, penangkap debu dan pengendap abu.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Pabrik
Pabrik gula Djombang Baru didirikan pada tahun 1895 yang dimiliki oleh modal Belanda atas nama DIREKSI ANEMAET dan Co. Setelah itu tahun 1957 diambil alih oleh pemerintahan Indonesia dan diurus oleh PPN (Perusahaan Perkebunan Negara), pusatnya di Jawa Timur dan unit gula di tiap Karesidenan. Pabrik gula Djombang Baru termasuk dalam Karesidenan Surabaya, pada tahun 1963 terjadi reorganisasi I berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 dan 2 tahun 1963 yang menyatakan ”Unit gula di Karesidenan dirubah menjadi kantor Inspeksi”.
Pabrik gula Djombang Baru termasuk dalam inspeksi X, pada tahun 1968 terjadi reorganisasi II berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1968 yang menyatakan ”BPU- BPN Gula dibubarkan dan di daerah-daerah direksi yang berdiri sendiri dengan nama PNP XXI”. Daerah Karesidenan Surabaya membawahi 7 buah pabrik gula dan 1 buah rumah sakit, yaitu : 1. PG : Krian, Toelangan, Watoetoelis, Kremboong, Gempol Krep,
Tjoekir, Djombang Baru.
2. Rumah sakit : GATOEL Mojokerto
Pada tahun 1973 terjadi reorganisasi III berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1973 yang isinya :
1. Membubarkan PNP dan membentuk PTP (Perseroan Terbatas Perkebunan) XXII yang berbentuk Persero.
2. Menggabungkan PNP II (Ex Karesidenan Surabaya) dengan PNP XXI (Ex Karesidenan Kediri) yang terdiri dari 5 pabrik dan 1 buah rumah sakit, yaitu :
a. PG : Lestari, Meritjan, Pesantren Baru, Ngadirejo, Modjo Panggoong.
b. Rumah sakit : TOELOENGREDJO Kediri.
Penggabungan PNP XXII dan PNP XXI menjadi PT Perkebunan XXI- XXII (Persero) yang dipimpin oleh Direktur Utama, berpusat di Surabaya Jalan Jembatan Merah No. 3-5. Sejak 11 Maret 1996 setelah restrukturisasi BUMN Departemen Pertanian berada di bawah PT. Perkebunan Nusantara X (Persero). Sejalan dengan program restrukturisasi unit produksi, sejak tanggal 29 juni 1996 PG. Djombang Baru dipimpin oleh seorang Administratur yang juga merangkap dengan PG. Tjoekir.
Dasar hukum perubahan PTPN X (persero) menjadi PTPN X adalah keputusan para pemegang saham perusahaan perseroan PT Perkebunan Nusantara X No :PTPNX/RUPS/01/X/2014 dan No : SK- 57/D1.MBU/10/2014 tentang perubahan anggaran dasar. PTPN X memiliki 11 unit pabrik gula yang tersebar di wilayah jawa timur yaitu PG Krembong, PG Watoetoelis, PG Toelangan, PG Gempolkerp, PG Djombang Baru, PG Tjoekir, PG Lestari, PG Maritjan, PG Pesantren Baru, PG Ngadirejo dan PG Modjopanggoong
Bisnis utama PTPN X adalah industri gula yang dipasarkan didalam negeri melalui persaingan bebas dan terkoordinir, sedang kan pembeli produk tetes adalah pabrikan dan tender. Tembakau juga merupakan bisini utama PTPN X yang dijual langsung pada pembeli.
PTPN X mempunyai bidang pelayanan kesehatan berjumlah 3 rumah sakit yaitu :
1. RS Gatoel di Mojokerto
2. RS Toeloengredjo di Pare, Kediri 3. RS Perkebunan di Jember.
B. Lokasi Pabrik
Letak Geografis PG. Djombang Baru adalah sebagai berikut termasuk :
Desa : Pulo Lor
Kecamatan : Jombang
Kabupaten : Jombang Karesidenan : Surabaya Propinsi : Jawa Timur Lokasi Pabrik dibatasi :
Selatan : Desa Pulo Lor
Barat : Jalan Kapten Tandean Utara : Jalan Panglima Sudirman Timur : Desa Jagalan
Luas Lokasi : 131. 546 m2
C. Struktur Organisasi
PG. Djombang Baru oleh seorang General Manager dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh manager bagian yang terdiri dari : 1. Manager bagian Tanaman
2. Manager bagian Pengolahan 3. Manager bagian Instalasi
4. Manager bagian Quality Control
5. Manager bagian Keuangan, dan Umum.
6. Manager bagian Sumber Daya Manusia 1. Bagian Tanaman
Tugas pokok bagian tanaman adalah melaksanakan dan menangani segala kegiatan produksi tebu di kebun dan persiapan lahan, kegiatan tebang dan angkut sampai timbangan dalam rangka penyediaan dan pemasukan bahan baku tebu.
2. Bagian Pengolahan
Tugas pengolahan adalah melaksanakan kegiatan operasional dan tebu menjadi gula berdasarkan metode-metode dan syarat-syarat pengolahan dengan tujuan agar terpenuhi kualitas dan kuantitas produksi sesuai standar yang ditetapkan.
3. Bagian Instalasi
Tugas pokok bagian instalasi adalah melaksanakan kegiatan operasional di bidang mesin, peralatan, dan persiapan pemakaian selama giling dengan tujuan agar diperoleh efisiensi setinggi mungkin berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
4. Bagian Quality Control
Tugas pokok bagian QC adalah mengontrol kualitas bahan, produk serta hasil samping.
5. Bagian Keuangan, dan Umum
Tugas pokok bagian K, dan U adalah melaksanakan kegiatan operasional di bidang administrasi yang meliputi perencanaan atau pengawasan pengendalian dan pembukuan dana sesuai dengan yang ditetapkan dalam RKAP serta melakukan pengadaan barang/van sesuai kebutuhan dan ketenagakerjaan yang meliputi : perencanaan, pengadaan dan perawatan serta pembinaan tenaga kerja, mengawasi incompany training serta penyusun, mengawasi dan mengendalikan biaya kerja.
6. Bagian Sumber Daya Manusia
Tugas SDM adalah mengatur jumlah tenaga kerja, kualitas tenaga kerja serta keselamatan tenaga kerja di Pabrik.
Dalam rangka membina karyawan/tenaga kerja perusahaan berusaha meningkatkan karyawan serta keluarganya sesuai dengan kemampuan perusahaan. Untuk meningkatkan kemampuan karyawan telah dilaksanakan oleh kantor Direksi PTPN X (Persero) program pendidikan, latihan, kursus loka karya sesuai kebutuhan yang diselenggarakan di Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogyakarta, serta lembaga- lembaga pendidikan managemen di Surabaya dan Jakarta.
Semua karyawan mendapatkan fasilitas kesehatan secara cuma-cuma di poliklinik dan dokter di Rumah Sakit Gatoel Mojokerja. Semua karyawan staff dan bulanan tetap diikut sertakan dalam program ASTEK yang meliputi Asuransi Kecelakaan Kerja, tabungan Hari Tua. Bagi karyawan tetap dan bulanan mendapatkan fasilitas perumahan dinas
emplassement PG. Sebagai sarana penunjang dalam pembinaan kesejahteraan karyawan dan keluarga disediakan unit koperasi PG.
Jam kerja karyawan selama masa giling dibagi menjadi 3 shift, yaitu : 1. Shift pagi : 06.00 – 14.00 WIB
2. Shift siang : 14.00 – 22.00 WIB 3. Shift malam : 22.00 – 06.00 WIB
Jam kerja untuk karyawan staff adalah pukul 06.30 – 15.00 WIB.
BAB III
TIMBANGAN TEBU
Tebu yang sudah ditebang akan diantar ke pabrik menggunakan alat transportasi yaitu truk. Setelah tiba di halaman pabrik, tebu yang sudah sampai akan ditimbang untuk mengetahui berat tebu yang diangkut. Pada penimbangan ini, dibagi menjadi dua jalur, yaitu dari truk langsung ke penimbang tebu DCS (Digital Crane Scale) yang langsung dipindahkan ke meja tebu, dan ada juga yang ditimbang kemudian dipindahkan terlebih dahulu ke lori. Tujuan pembagian dua jalur ini untuk memisahkan tebu lokal dan tebu dari luar daerah, tebu dari luar daerah lebih diutamakan langsung digiling karena tebu dari luar daerah telah menempuh waktu yang lama dalam perjalanannya, sehingga jika tidak langsung digiling maka akan menyebabkan kandungan gula yang terdapat dalam tebu akan semakin berkurang dan rawan terjadinya inversi. Tebu yang dimasukkan ke lori sebagian besar berasal dari daerah sekitar pabrik (lokal) yang digunakan sebagai cadangan untuk giling pada malam hari karena tebu dari luar daerah datang mulai pada pagi hari.
Pengutamaan tebu dari luar daerah didasari pada kualitas tebu yang lebih bagus dari tebu lokal, namun tebu lokal bisa langsung digiling apabila kapasitas lori yang dimiliki pabrik telah penuh, sedangkan tebu lokal terus berdatangan.
Hal ini sangat penting karena hasil penimbangan akan dipakai sebagai dasar perhitungan :
1. Pengawasan pabrikasi
2. Perhitungan upah tebang dan angkut tebu
3. Untuk mengetahui jumlah tebu yang masuk, digiling dan sisa tebu 4. Perhitungan bagi hasil
A. Jenis Timbangan Tebu yang Digunakan PG. Djombang Baru menggunakan timbangan :
1. Jembatan Timbang
Pada giling tahun 2015, di PG. Djombang baru, jembatan timbang tidak digunakan untuk menimbang tebu, melainkan digunakan untuk menimbang bahan pembantu proses, hasil samping dan bahan buangan.
Jembatan timbang menggunakan sistem SHB, yaitu data hasil penimbangan langsung terhubung ke kantor.
a. Jembatan timbang kapasitas 20 ton
Jembatan timbang ini digunakan untuk menimbang truk pengangkut blotong dan abu.
GAMBAR 3.1. JEMBATAN TIMBANG KAPASITAS 20 TON
Keterangan :
1. Indikator 4. Load cell
2. Monitor 5. Rel
3. CPU 6. Box kabel
15.000 kg
15.000
1
2 3
4
5 6
GAMBAR 3. 1 JEMBATAN TIMBANG KAPASITAS 20 TON
Fungsi bagian :
1. Indikator : Menerima sinyal dari Load Sel dan meneruskannya ke Monitor
2. Monitor : Menerima data dari indikator dan mengirim data pada CPU untuk dimunculkan nilai angka beban
3. CPU : Menerima data dan mengeluarkan Struk 4. Load cell : Sensor
5. Rel : Lintasan lori
6. Box kabel : Tempat menyambungnya semua kabel load sel
Cara Kerja Jembatan Timbang Kapasitas 20 Ton
Bila landasan timbang menerima beban akan diteruskan ke sensor yang akan mengirim sinyal pada indikator. Setelah itu dari indikator diteruskan ke layar monitor pada CPU. Maka akan diketahui nilai dari beban yang berada diatas jembatan timbang kapasitas 20 ton.
b. Jembatan Timbang Kapasitas 60 Ton
Di gunakan untuk menimbang tetes dan BPP yang beratnya lebih dari 20 ton.
1
4 60.000 kg 5
60.000 kg
3 2
GAMBAR 3. 2 JEMBATAN TIMBANG KAPASITAS 60 TON
Fungsi bagian : Load cell : Sensor
Indikator : Menerima sinyal dari Load Sel dan meneruskannya ke
Monitor
Monitor : Menerima data dari indikator dan mengirim data pada CPU untuk dimunculkan nilai angka beban
CPU : Menerima data dan mengeluarkan Struk Box Kabel : Tempat menyambungnya semua kabel load sel
Cara Kerja Jembatan Timbang Kapasitas 60 Ton
Bila landasan timbang menerima beban akan menyentuh sensor load sel.
Selanjutnya load sel akan mengirimkan sinyal pada indikator, lalu indikator akan mengirim data ke layar monitor pada CPU. Maka akan diketahui nilai dari beban yang berada diatas jembatan timbang kapasitas 60 ton.
2. Lori dan Truk a. Lori
Lori merupakan alat transportasi yang digunakan untuk membawa bahan baku tebu. Jumlah lori keseluruhan pada PG Djombang Baru ± 342 unit.
Keterangan :
1. Load cell 4.Monitor 2. Box kabel 5.CPU 3. Indikator
Keterangan Gambar :
1. Tajuk 2. Gerbel 3. Roda 4. Rantai
5. Buffer 6. Cucuk bango 8. No lori 9. Tarra lori
Bagian dan Fungsi Masing-Masing Bagian 1. Tajuk : batas muatan tebu
2. Gerbel : menjaga lori tetap membentuk siku 3. Roda : agar lori bisa berjalan
4. Rantai : penyambungan antar lori
5. Buffer : sebagai pegas jika terjadi benturan antar lori 6. Cucuk bango : pengait antar lori
7. No lori : mengetahui no urut lori 8. Tarra lori : mengetahui berat lori kosong
Lori didorong/ditarik menggunakan traktor sebagai pengganti lokomotif yang dulunya dipakai.
GAMBAR 3. 3 LORI
b. Truk
Seperti halnya fungsi dari lori, truk juga digunakan untuk mengangkut tebu. Hanya saja truk dapat mencakup tempat yang jauh sedangkan lori hanya mencakup tempat disekitar pabrik.
3. Digital Crane Scale (DCS)
PG.Djombang Baru menggunakan timbangan DCS yang berfungsi untuk menimbang tebu langsung dari truk. Timbangan ini mempunyai kelebihan yaitu langsung mengetahui berat tebu tanpa menimbang berat truk terlebih dahulu. Sehingga berat bersih tebu langsung diketahui. DCS mempunyai kapasitas 15 ton. Dengan menggunakan beban rantai 30 kg, maka display timbangan awal adalah -30 kg. DCS menggunakan alat teledisplay untuk membaca berat tebu yang ditimbang sehingga langsung terbaca oleh monitor. Untuk menghubungkan teledisplay dengan crane menggunakan komunikasi wireless.
1 2
4
3 5
6 7
11 10
8 9
15t
12
14
13
GAMBAR 3. 4TIMBANGAN TEBU DIGITAL CRANE SCALE
Keterangan :
1. Motor penggerak horizontal 8. Truk 2. Motor penggerak vertical 9. Lori
3. Roda 10. Ruang operator crane
4. Stall drad 11. Ruang operator komputer
5. Gabaral 12. Meja tebu
6. Digital scale 13. Cane Carier
7. Rantai 14. Ruang operator cane carier
Fungsi bagian :
1. Motor penggerak horizontal : Untuk menggerakkan ke arah horizontal 2. Motor penggerak vertical : Untuk menggerakkan ke arah vertical 3. Motor : Menggerakkan naik dan turunnya stall drad 4. Stall drad : Tali pengangkat tebu
5. Gabaral : Tempat digital scale
6. Digital scale : Alat penimbang / pembacaan skala berat
7. Rantai : Pengikat tebu
8. Truk : Pengangkut tebu
9. Lori : Tempat tebu setelah ditimbang
10. Ruang operator crane : Tempat pengoperasian crane
11. Ruang operator computer : Ruang pengoperasian unit computer dan pencatat hasil penimbangan
12. Meja tebu : Tempat tebu setelah diangkat dari truk/lori 13. Cane carier : Alat angkut menuju ke gilingan
14. Ruang operator cane carier : Tempat operator mengatur gerakan rantai meja tebu dan cane carier
Cara Penimbangan
Truk masuk ke tempat penimbangan. Petugas pencatat menerima SP, kemudian tebu diangkat dengan cane crane dan digital scale akan menunjukkan berat tebu. Data kemudian diterima teledisplay dan masuk ke monitor, angka berat tebu kemudian di cetak. Setelah itu tebu di pindahkan ke meja tebu untuk digiling.
4. Ketelitian Timbangan
Ketelitian timbangan dapat diketahui dengan mengambil angka maksimal tanpa tersentuh oleh truk, angka yang diambil yaitu pada posisi tebu terangkat dan angka maksimal tersebut muncul.
BAB IV
HALAMAN PABRIK
Halaman pabrik merupakan suatu tempat yang cukup vital bagi Pabrik Gula karena merupakan bagian awal dalam melakukan proses produksi, sebab di sini lori/truk bermutan tebu yang hendak di giling diatur dengan urutannya, tenggang waktu antara penebangan dan penggilingan tidak lebih dari 24 jam untuk menghindari kehilangan gula dalam batang tebu dapat ditekan seminim mungkin.
Sedang gangguan fisis oleh sinar matahari langsung, ada kemungkinan matinya sel-sel tebu yang mengandung sukrosa maka akan terjadi :
i. Cairan dalam sel tebu akan bersifat asam, sedangkan sukrosa tidak tahan dalam suasana asam karena akan terjadi hidrolisa menjadi glukosa dan fruktosa.
ii. Sifat permeabilitas dinding sel akan hilang, sehingga memungkinkan cairan dapat menembus dinding sel sehingga terjadilah penguapan, maka konsentrasi bahan dalam larutan akan mati yang berarti peristiwa keasaman dan hidrolisa akan meningkat.
Kedua komponen ini yang menyebabkan terjadinya pengasaman, sedangkan sifat sukrosa tidak tahan terhadap suasana asam. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa halaman Pabrik merupakan tempat yang perlu mendapat perhatian dalam menekan kehilangan sukrosa/gula.
GAMBAR 4.1. HALAMAN PABRIK 10
6
1
2
3
7
5
4
11 8 9
Keterangan :
1. Rel antrian giling 7. Pabrik
2. Rel Lori kosong 8. Kantor Tebang Angkut 3. Rel antrian bongkar 9. Timbangan
4. Cane Crane 10. Rel Ke Timbangan 5. Meja Tebu 11. Rel Pengembalian 6. Stasiun Gilingan
GAMBAR 4. 1 HALAMAN PABRIK
Fungsi bagian :
1. Rel antrian giling : Rel tempat antrian tebu yang diangkut lori untuk di giling sesuai urutan FIFO.
2. Rel Lori kosong : Rel tempat lori kosongan dari meja tebu.
3. Rel antrian bongkar : Tempat pembongkaran tebu dari Truk di pindah ke Lori tebu.
4. Cane Crane : Alat pengangkat tebu dari Truk ke Lori.
5. Meja Tebu : Meja tempat meletakkan tebu dari Lori / Truk sebelum tebu digiling.
6. Stasiun Gilingan : Tempat pemerahan / penggilingan tebu.
7. Pabrik : Lokasi proses pengolahan tebu sampai menjadi gula / SHS.
8. Kantor Tebang Angkut : Kantor tempat mengatur proses penebangan sampai ke tempat penggilingan
9. Timbangan : Tempat penimbangan tebu 10. Rel ke Timbangan : Jalur lori menuju timbangan
11. Rel pengembalian : Jalur lori kembali / langsir ke rel antrian
A. Alat Transportasi Tebu Dari Lahan Ke Pabrik
Semua alat transportasi tebu dari lahan ke halaman pabrik di Pabrik Gula Djombang Baru menggunakan truk sejak tahun 2003,yang sebelumnya menggunakan alat transportasi dengan lori yang ditarik oleh sapi atau kerbau dan traktor dari kebun menuju pabrik, namun transportasi dengan cara seperti itu sangat mahal sehingga beralih ke truk.
B. Cara Pengaturan Tebu Di Halaman Pabrik
Tebu sebelum masuk ke pabrik di cek dulu SPTA nya harus sesuai dengan nama kontrak yang bersangkutan, kemudian diseleksi menjadi 3(tiga) bagian yaitu:
1. Tebu MBS (Manis Bersih Segar) / JMT (Jalur Meja Tebu)
Awal penerimaan tebu MBS bila sisa tebu pagi hari 200-300 ton yaitu ±10% kapasitas giling, sehingga sebelum sisa yang ditentukan harus menunggu di lokasi luar pabrik yang telah disediakan, setelah di ijinkan masuk, ditimbang dan dicek lagi SPTA nya oleh petugas timbangan kemudian langsung menuju meja tebu untuk digiling.
2. Tebu Jalur Crane Lori
Sebelum tebu ditimbang, tebu dari truk dipindahkan ke lori dengan menggunakan crane, selanjutnya tebu ditarik dengan traktor dan ditimbang untuk diketahui beratnya.
3. Tebu Kotor
Tebu Kotor dikembalikan / tidak diterima, semua peraturan ini adalah kesepakatan bersama antara petani tebu dengan Pabrik Gula.
C. Cara Menghitung Tebu Yang Digiling
Menghitung tebu yang digiling tiap hari dilakukan pada setiap jam 06.00 WIB sebab pada jam-jam tersebut tebu sudah tidak ada yang masuk, dengan demikian perhitungan tidak akan mengalami kesulitan dan perubahan. Sedang perhitungan tebu yang masuk hingga jam 14.00 WIB merupakan perhitungan yang bersifat sementara, digunakan sebagai data taksaksi jumlah tebu yang harus di tebang pada hari berikutnya, Taksaksi ini harus disesuaikan dengan kapasitas giling yang direncanakan pada hari itu, Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya sisa tebu yang berlebihan dihalaman pabrik atau sebaliknya tebu kurang atau terlambat.Cara menghitung tebu yang digiling tiap hari adalah :
Tebu masuk hari ini:
Jalur Meja Tebu : ...a... ku Jalur Lori : ...b... ku ...a + b... ku Sisa kemarin : ...c... ku Total tersedia : .. a + b + c…. ku Digiling : ...d... ku Sisa : ..(a+b+c) - d.. ku
D. Cara Mengatur Tebu Yang Akan Digiling
Untuk digiling tebu harus antri dulu di jalur rel yang tersedia. Jalur rel ini ada 14 jalur yang kesemuanya mengarah dari timbangan ke stasiun gilingan sesuai dengan urutan, tebu yang masuk dulu berada pada jalur 14 digiling dulu dan tebu yang masuk pada jalur 13 - 1 digiling belakang, hal seperti ini dikenal dengan istilah FIFO (First In First Out).
9 7
1
2
3
4
5 6
8
10 BAB V
PEMERAHAN NIRA A. Alat Pengangkut Tebu
1. Cane Unloading Crane
Alat ini berfungsi untuk mengangkat dan menurunkan tebu serta dapat bergerak maju dan mundur serta ke kiri dan ke kanan untuk diletakkan ke bagian meja tebu.
Keterangan :
1. Rantai pengait 6. Ruang operator I 2. Lori/truk tebu 7. Rel crane
3. Pengangkat 8. Crane lori/truk 4. Meja tebu 9. Penggerak
5. Cane carrier 10. Ruang operator II
GAMBAR 5. 1CANE UNLOADING CRANE
Fungsi bagian :
1. Rantai pengait : Rantai untuk mengaitkan tebu dengan pengangkat 2. Lori/truk tebu : Alat angkut yang digunakan
3. Pengangkat : Bagian yang mengangkat tebu
4. Meja tebu : Tempat tebu setelah diangkat dari truk/lori 5. Cane carrier : Alat angkut menuju ke gilingan
6. Ruang operator I : Tempat operator mengoperasikan cane crane 7. Rel crane : Rel untuk tempat berjalannya crane
8. Crane lori/truk : Crane lori untuk tebu yang diangkut lori dan crane truk untuk tebu yang yang diangkut dengan truk 9. Penggerak : Maju/mundur dan kanan/kiri
10.Ruang operator II : Tempat operator mengatur gerakan rantai meja tebu
TABEL 5. 1.Data Cane Crane
Uraian Data-data
Kapasitas angkat Penggerak Merk Type
Tinggi angkut Cane travel Daya
Kecepatan motor Kecepatan rantai
10 ton Elektromotor Demag Ex Jerman
Double rel EZDH 1050-H16-KV-3-2/1 16 m
2 buah 2 x 28,5 KW 955 RPM 16 M/mnt
Cara kerja
Tebu yang berada disamping (dalam lori/truk) diikat dengan rantai pengikat, ujung rantai diikatkan pada gebral. Kemudian tebu diangkat keatas dengan motor penggerak, kemudian motor penggerak dijalankan agar tebu
berada diatas meja tebu. Selanjutnya rantai pengikat dilepas dan rantai ditarik lagi keatas untuk mengangkat tebu selanjutnya. Kemudian tebu yang berada diatas meja tebu digerakkan oleh rantai menuju ke cane carrier yang ketebalannya diatur oleh operator penggerak meja tebu agar bisa merata.
2. Meja Tebu
Alat ini berfungsi untuk menampung dan mengatur tebu yang akan dipindahkan ke cane carrier dengan menggunakan rantai yang dapat berputar.
1
2
4
5 6
3
Keterangan : 1. Landasan 2. Staging 3. Sproket 4. Rantai 5. Penghantar 6. Cane carrier
GAMBAR 5. 2 MEJA TEBU
Fungsi Bagian :
1. Landasan : Tempat tebu diletakkan 2. Staging : Penyangga alat
3. Sproket : Roda gigi untuk menggerakkan rantai
4. Rantai : Bagian yang berfungsi sebagai perantara gerakan karena tebu berada di atasnya maka ikut berjalan 5. Penghantar : Untuk menyangga rantai saat posisi di bawah agar
tidak kendor
6. Cane Carrier : Alat angkut menuju ke gilingan
TABEL 5. 2.Data Meja Tebu
Uraian Data-data
Panjang Lebar
Sudut kemirigan Tinggi meja depan Tinggi meja belakang Kapasitas
Penggerak Panjang rantai Jumlah set rantai Kecepatan rantai
7,5 m 6,7 m
± 150 1,90 m 1,20 m 15 ton Elektromotor 15 m
5 set 9 m/mnt
Cara kerja :
Tebu ditempatkan diatas meja tebu dengan alat pengangkut tebu, sehingga tebu melintang di atas meja tebu yang berfungsi untuk menarik dan mendorong tebu masuk ke krepyak tebu secara bertahap dan perlahan- lahan.
3. Krepyak Tebu (Cane Carrier)
Krepyak tebu tersusun dari plat-plat yang dirangkai pada rantai yang berfungsi untuk mengangkut tebu dari meja tebu ke alat kerja pendahuluan dan selanjutnya ke alat pemerahan/gilingan.
TABEL 5. 3. Data Krepyak Tebu
Uraian Cane Carrier I Cane Carrier II Panjang mata rantai
Lebar mata rantai Tebal mata rantai Jumlah plat Kecepatan Elmo
0,22 m 0,04 m 0,014 m 340 buah 1.500 rpm 11 KW
0,22 m 0,04 m 0,014 m 154 buah 1.500 rpm 45 KW
CC I
CC II
1 1
2
3
4 4
5 6
7
Keterangan : 1. Rantai carrier 2. Cane leveller 3. Unigrator 4. Slate carrier /
plate baja 5. Gaston pen 6. Rol penghantar 7. Roda penggerak
GAMBAR 5. 3 CANE CARRIER I DAN II
Fungsi bagian :
1. Rantai carrier : Tempat kedudukan plat baja di susun
2. Cane leveller : Untuk memotong batang tebu menjadi bagian yang kecil
3. Unigrator : Untuk memukul/menghancurkan batang tebu menjadi bagian yang kecil dan halus
4. Slate carrier : Landasan tempat tebu yang akan di bawa ke cane cutter juga sebagai landasan cacahan
5. Gaston pen : Pen penghantar antar rol 6. Rol penghantar : Penghantar bergeraknya rantai
7. Roda penggerak : Untuk menggerakan rantai carrier dengan bantuan
elektromotor
Cara Kerja :
Krepyak tebu/cane carrier berupa lempengan plate bergelombang dan disusun berjajar, sisinya dihubungkan dengan rantai sebagai penggerak elektromotor. Motor penggerak dijalankan agar tebu yang jatuh dari meja tebu dibawa menuju ke pisau tebu dan unigrator.
Kecepatan krepyak tebu diatur dan disesuaikan dengan kecepatan giling untuk mencegah terakumulasinya tebu pada suatu alat.
B. Alat Pendahuluan (Cane Preparation)
Alat ini bertujuan untuk mempersiapkan tebu sebelum diperas di unit gilingan. Alat ini bekerja dengan cara memotong, memecah dan menyayat tebu sehingga tebu menjadi potongan-potongan kecil sehingga diharapkan memperingan kerja gilingan dan meningkatkan ekstraksi. PG Djombang Baru memiliki 2 unit cane preparation, yaitu Cane Leveller dan Unigrator.
1. Pisau Tebu (Cane Leveller)
Alat ini berfungsi untuk memotong tebu menjadi bagian-bagian yang lebih pendek dan dipasang searah dengan gerakan batang tebu.
TABEL 5. 4.Data Cane Leveller
Uraian Data-data
Diameter piringan Tebal bahan Panjang pisau Lebar pisau Jumlah piringan
Jumlah pisau tiap piringan Jumlah pisau total
Penggerak Kecepatan Tenaga Clearent Berat
380 mm 240 mm 300 mm 100 mm 10 buah 4 buah 40 buah Elektro motor 1.490 rpm 355 KW 300 mm 2,8 Ton
Pandangan Muka
Fungsi bagian :
1. Mata pisau : Sebagai alat pemotong dan pencacah batang tebu 2. Baut pengikat : Sebagai pengait pisau dengan piringan 3. Disc : Tempat menempelnya piringan
4. Poros : Tempat kedudukan/penyusunan piringan 5. Piringan : Tempat dipasangnya pisau-pisau pemotong 6. Bearing : Penahan poros agar dapat berputar stabil 2 6
3 4
1
5 Pandangan Samping
Keterangan : 1.Mata pisau 2.Baut pengikat 3.Disc
4.Poros 5.Piringan 6.Bearing
GAMBAR 5. 4 CANE LEVELLER
Cara Kerja
Tebu yang berada di meja tebu selanjutnya dibawa oleh krepyak tebu/cane carrier menuju pisau tebu. Oleh pisau tebu dipotong-potong dan dicacah menjadi bagian kecil-kecil, sehingga sel-sel tebu terbuka dan pemerahan nira lebih mudah.
Pisau dipasang pada ujung atas tangkai pisau, tangkai pisau dikaitkan pada piringan yang terdapat pada disc dengan menggunakan tiga baut. Arah ujung pisau sama dengan arah putaran piringan.
2. Unigrator
Alat ini berfungsi sebagai perusak struktur tebu, membuka sel-sel batang tebu sehingga nira yang terdapat dalam batang tebu dapat diambil dengan sempurna. Bekerja dengan cara memotong, memukul dan menghaluskan batang tebu.
TABEL 5. 5. Data Unigrator
Uraian Data-data
Jumlah hammer Jumlah Piringan Anvil
Penggerak Kecepatan Jumlah Tenaga Clearent
32 buah 8 buah 1 buah
Elektro motor 1.490 rpm 1 unit 450 KW 250mm
4
3
7
1
6
5
2
8
Keterangan :
1.Poros 5. Anvil
2.Baut pengikat 6. Pengatur Anvil 3.Disc 7. Cane Carrier Tebu 4.Hummer Tip 8. Deflector plate
GAMBAR 5. 5 UNIGRATOR
Fungsi bagian :
1. Poros : As yang berhubungan dengan elektromotor sebagai pusat perputaran
2. Baut pengikat : Baut untuk mengikat/menempelkan pisau 3. Disc : Tempat diikatnya/ditempelkannya pisau 4. Hummer Tip : Bagian yang berfungsi memukul-mukul tebu sehingga sel-selnya terbuka
5. Anvil : Jarak antara hammer dengan dasar 6. Pengatur Anvil : Pengatur jarak anvil
7. Cane Carrier tebu : Carrier untuk membawa/menggerakkan tebu
8. Deflector plate : Untuk mengatur agar serpihan tebu mengikuti arah putaran dari hammer
Cara Kerja :
Pemukul/hammer pada unigrator terbagi menjadi empat deret selang- seling dan saling tegak lurus, sehingga bersamaan unigrator bekerja dengan putaran tinggi hammer memecah tebu.
Rumah unigrator dibuat sedemikian rupa sehingga tebu dapat dipukul oleh hammer secara optimal. Anvil untuk pengaturan jarak terdapat pada bagian bawah rumah unigrator.
Tebu yang keluar dari unigrator dalam keadaan hancur sehingga luas permukaan sel-sel yang terbuka menjadi besar. Keberhasilan kerja alat ini ditentukan dengan hasil analisa PI yang besarnya sekitar ± 86 %.
C. Gilingan
Gilingan berfungsi sebagai alat untuk memerah nira dalam tebu/ampas sebanyak-banyaknya sehingga diharapkan pol ampas sekecil-kecilnya. PG Djombang Baru menggunakan 5 unit gilingan yang tiap unit terdiri dari rol atas, rol depan, rol belakang dan rol pengumpan/feeding rol, tapi pada glingan
1 terdapat 4 unit rol yakni rol tambahan yang berfungsi menambah daya pemerahan agar mendapat nira lebih banyak.
TABEL 5. 6. Data Roll Gilingan
Data Spesifikasi I II III IV V
Diameter luar (mm)
Atas 870,00 840,00 815,00 815,00 815,00 Depan 846,00 819,00 784,00 796,00 791,00 Belakang 890,00 825,00 793,00 815,00 804,00 Koreksi
Alur (k)
Atas 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00
Depan 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00
Belakang 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 Diameter
koreksi
Atas
820,00 790,00 765,00 765,00 765,00 depan 796,00 769,00 734,00 746,00 741,00 Belakang 840,00 775,00 743,00 765,00 754,00 Panjang
mantel L 1524 1524 1524 1524 1524
Putaran rol/jam
169,00 160,00 160,00 160,00 175,00 Tekanan
hidraulik
175,00 165,00 165,00 165,00 175,00 Putaran
mesin/menit
501 52 60 52 54
E-7 E-8
E-10 E-9
E-11 E-12 E-14
E-15 E-16 E-3
E-17 E-2
E-1
I-1
E-20
9 7
6
5 4 2 3
1
Keterangan :
1. Feeding roll 5. Roll atas 9. Ampas plat 2. Plat peluncur 6. Skrap ampas 10. Standart gilingan 3. Pipa minyak 7. Roll depan 11. Bed plat
4. Metal gilingan 8. Roll belakang
GAMBAR 5.6. 1 GILINGAN / PEMERAHAN GAMBAR 5. 6 GILINGAN/PEMERAHAN
8
11 10
Fungsi Bagian :
1. Feeding roll : Rol pengumpan ampas yang masuk pada gilingan 2. Plat peluncur : Laluan ampas menuju gilingan
3. Pipa minyak : Saluran minyak hydrolis penekan gilingan 4. Metal gilingan : Sebagai bantalan as gilingan agar berputar pada
sumbunya
5. Roll atas : Memberikan tekanan pada ampas tebu yang masuk terhadap rol depan saat pemerahan pertama dan memberikan tekanan pemerahan kedua saat masuk terhadap roll belakang
6. Skrap ampas : Membersihkan ampas yang menempel pada roll gilingan
7. Roll depan : Melakukan pemerahan pertama terhadap roll atas 8. Roll belakang : Melakukan pemerahan kedua terhadap roll atas 9. Ampas plat : Jembatan ampas dari pemerahan pertama menuju
pemerahan kedua
10. Standard gilingan : Sebagai tempat tumpuan ketiga roll gilingan 11. Bed plat : Plat bagian bawah / bak penampung nira hasil
pemerahan
Cara kerja :
Cacahan tebu yang masuk ke celah antara roll gilingan atas dan depan, akan mendapatkan tekanan dari roll gilingan atas dan roll gilingan depan tadi, mengakibatkan nira yang ada dalam sel-sel tebu keluar, selanjutnya ampas hasil pemerahan pertama melalui plat ampas masuk ke celah antara roll gilingan atas dan belakang yang mempunyai celah lebih sempit dibandingkan dengan celah antara roll gilingan atas dan depan, sehingga ampas yang volumenya lebih kecil tetap mendapatkan tekanan yang besar, maka nira yang masih tertinggal dalam sel tebu dapat keluar.
Nira perahan pertama mengalir melalui alur-alur roll gilingan dan diatur sedemikian rupa, baik arah aliran nira, penyetelan roll-roll gilingan maupun kedudukan plat ampas, agar nira yang telah terperah tidak terserap kembali oleh ampas, Rpm gilingan pertama ± 76.
D. Alat Penekanan Roll Gilingan
Fungsi alat penekanan gilingan untuk mendapatkan tekanan pada rol atas yang konstan terhadap tebal tipisnya ampas yang biasanya dengan tekanan ± 200 kg/cm2.
Keterangan :
1. Bola berisi gas nitrogen 8. Ruang minyak 2. Tabung accumulator 9. Piston
3. Katup minyak 10. Packing
4. Pompa minyak 11. Standard gilingan 5. Tangki minyak 12. Metal gilingan 6. Pipa pengembalian minyak 13. As rol gilingan
7. Manometer 14. Pipa minyak ke penekan rol sisi lain 13
11 12 9 10
8
6
4 3
2
1
5
7 14
GAMBAR 5. 7 ALAT PENEKAN ROL GILINGAN
Fungsi bagian :
1. Bola berisi gas nitrogen : Sebagai alat penekan keseimbangan tekanan 2. Tabung accumulator : Tabung besi yang berisi gas nitrogen dan
minyak
3. Katup minyak : Sebagai pengatur keluar masuknya minyak hidrolis
4. Pompa minyak : Untuk memompa minyak pada accumulator saat pengisian
5. Tangki minyak : Tempat menampung minyak hidrolis
6. Pipa pengembalian minyak : Sebagai saluran minyak yang masuk kembali ke tangki
7. Manometer : Sebagai alat pengukur tekanan minyak hidrolis pada metal rol atas gilingan
8. Ruang minyak : Ruang berisi minyak hidrolis
9. Piston : Sebagai alat mekanis penekan metal rol atas gilingan
10. Packing : Pencegah terjadinya bocoran minyak pada gerak mekanis piston
11. Standard gilingan : Tempat tumpuan roll gilingan
12. Metal gilingan : Sebagai penahan as gilingan agar tetap berputar pada sumbunya
13. As rol gilingan : Poros gilingan yang mendapat tekanan dari alat penekan
14. Pipa minyak ke penekan : Saluran minyak hidrolis ke penekan sisi lain
roll sisi lain
TABEL 5. 7. Data Alat Penekan Roll Gilingan
Uraian Data-data
Tekanan kerja maks Tinggi angkat System pelumasan
200 kg/cm2 4 mm Hidrolik
Cara kerja :
Gas nitrogen dimasukkan pada tabung accumulator, kemudian minyak dipompa ke ruang minyak pada tekanan yang sama, yaitu ditunjukkan oleh manometer kemudian aflsuiter/valve pipa tekan dan pipa isap ditutup. Bila ampas yang masuk tebal, rol gilingan atas menekan metal diteruskan oleh torak yang akan menekan minyak ke accumulator, gas nitrogen akan memberi tekanan kontra sehingga tekanan tetap stabil, apabila ampas yang masuk tipis accumulator memberi tekanan yang sama seperti saat ampas yang masuk tebal (tekanan tetap stabil).
E. Roll Gilingan
Untuk Gilingan 3, 4, dan 5 Ukuran Roll 32” X 60”
GAMBAR Untuk Gil 1 dan 2 Ukuran Roll 34” X 60” Gil 1 Ukuran Roll 32” X 60” Gil 2 6
4
2 1 5
3
Keterangan : 1. As roll gilingan 2. As Hals
3. Saflend 4. Alur nira 5. As Rounsel 6. Kopel As
GAMBAR 5. 8 ROLL GILINGAN
F. Cakar Ampas (Intermediate Carrier)
Alat ini berfungsi untuk mengantarkan ampas dari gilingan no.1 sampai ke gilingan no.5 dengan sudut kemiringan 450, selanjutnya ampas dari gilingan no.5 dibawah oleh bagasse carrier untuk dikirim ke stasiun ketel.
Data Spesifikasi Alat
Penggerak : Elektro motor Jumlah : 21 buah Kemiringan : 45o
4
8 1
2
3 5
6
7
Keterangan : 1. Plat samping 2. Cakar ampas 3. Plat dasar 4. Bantalan cakar 5. Rantai
6. Gear box
7. Roda gigi/sprocket
8. elektromotor GAMBAR 5. 9 CAKAR AMPAS
Fungsi bagian :
1. Plat samping : Sebagai penutup samping kiri/kanan
2. Cakar ampas : Untuk mencakar ampas yang jatuh dari roll gilingan untuk dibawah ke gilingan berikutnya 3. Plat dasar : Sebagai penutup bagian bawah carrier juga
sebagai tempat jalannya ampas 4. Bantalan cakar : Sebagai tempat/kedudukan cakar
5. Rantai : Sebagai tempat penyusunan deretan cakar ampas 6. Gear Box : Tempat roda gigi melakukan transmisi/perubahan
putaran
7. Roda gigi/sproket : Roda gigi yang menggerakkan rantai cakar ampas 8. Elektromotor : Sebagai penggerak roda melalui gear box
TABEL 5. 8. Data Intermediate Carrier
Gilingan Kecepatan motor ( rpm)
Tenaga Kecepatan (m/mnt)
I/II 1400 22 10,5
II/III 1480 22 10,5
III/IV 960 22 10,5
IV/V 1460 22 10,5
Cara kerja :
Sebagai penggerak digunakan elektromotor, sehingga kecepatan carrier konstan, roda gigi penggerak dihubungkan dengan roda gigi sprokret yang akan menarik rantai cakar yang dibawahnya terdapat bantalan, cakar dapat berputar sehingga ampas yang ada diplat dasar dapat terbawa sampai puncak dan ampas jatuh ke peluncur menuju ke gilingan berikutnya.
Untuk mengimbangi banyaknya ampas yang masuk maka operator dapat menyesuaikan putaran gilingan.
G. Bagan Imbibisi “Majemuk” (air dan nira yang telah diencerkan)
Ampas
Keterangan :
Imbibisi air : Air sebagai pengencer
Imbibisi nira : Nira yang sudah encer dikembalikan sebagai pengencer Pemberian imbibisi yang tujuannya untuk melarutkan nira yang tertinggal di dalam ampas. Pemberian imbibisi akan efektif bila sel tebu terbuka dan pencampuran sempurna. Sistim imbibisi di PG Djombamg Baru adalah memakai sistim imbibisi majemuk, air imbibisi yang digunakan mempunyai suhu sekitar > 80oC.
Metode penambahan air imbibisi di PG Djombang Baru adalah menggunakan pipa yang dilubangi dan pengaturan air imbibisi dilakukan dengan pengaturan afsluiter sedangkan jumlahnya diukur dengan menggunakan timbangan imbibisi, sehingga pemakain per jam dapat diketahui dari jumlah baknya.
N.G.I
N.G.II N.G.III N.G.IV N.G.V
N.M
Air Imbibisi
GAMBAR 5. 10 BAGAN IMBIBISI
Pengawasan air imbibisi ditentukan pada pengamatan pol ampas gilingan akhir, serta imbibisi % tebu setiap satu jam dilakukan analisa ampas untuk mengetahui jumlah pol yang terbawa ampas. Disamping itu, pemberian air imbibisi ditentukan pula oleh kemampuan stasiun penguapan.
Cara pemberian air imbibisi :
Air imbibisi pada suhu > 80oC diberikan pada ampas yang keluar dari gilingan IIIdan IV secara merata melalui sistim pipa yang berlubang. Air panas berasal dari bak air imbibisi yang dipompa melalui pipa penyemprot dengan debit yang telah ditentukan. Tujuan daripada penggunaan air panas sebagai air imbibisi adalah untuk mempercepat pencampuran dan pelarutan nira dengan air.
Nira gilingan V untuk ampas gilingan III, nira gilingan III untuk ampas gilingan I dan nira gilingan IV untuk imbibisi ampas gilingan II.
Jumlah air imbibisi yang diberikan pencatatannya dilakukan tiap jam sekali Jumlah bak dalam 1jam : ... a... ku
Berat penimbangan tiap bak : ... b... ku Berat imbibisi 1 jam : ...a x b...ku
Peralatan imbibisi :
Terdiri dari bak penampung dan dua pompa.
Data spesifikasi bak penampung air imbibisi : Panjang : 1500 mm
Lebar : 1500 mm Tinggi : 1500 mm
H. Talang Getar
GAMBAR 5. 11. TALANG GETAR
Fungsi bagian :
1. Talang Nira : Saluran nira masuk
2. Talang getar : Saringan yang bergetar sehingga dapat memisahkan nira dengan ampas yang terbawa
3. Kayu : Sebagai per yang dapat bergetar 4. Penampung : Bak penampung
5. Bak tunggu : Tempat nira untuk di pompa ke Stasiun Pemurnian
4
5 1
2
3
6
Keterangan :
1. Talang nira 4. Penampung 2. Talang getar 5. Bak tunggu
3. Kayu 6. Saput ampas/Reclaimer
GAMBAR 5. 11 TALANG GETAR
6. Saput ampas / Reclaimer : Saput yang membawa ampas hasil saringan untuk dikembalikan ke gilingan
TABEL 5. 9. Data Talang Getar
Uraian Data-data
Panjang Lebar Luas
Diameter lubang Kecepatan Jumlah/inchi
3 m 0.7 m 2.1 m 1 mm 380 rpm 8 x 10
Cara Kerja :
Nira dari gilingan I dan II mengalir ke talang getar, dengan getaran talang akibat dari per yang digerakkan oleh elektromotor maka nira akan jatuh kebawah dan ampas yang terbawah nira akan bergerak kedepan sampai ke sabut ampas dan dikembalikan ke ampas gilingan I untuk di perah lagi.
Nira hasil dari saringan talang getar selanjutnya dipompa ke St.Pemurnian menuju saringan nira mentah (DSM Screen) sebelum masuk timbangan.
I. Saringan Nira pada Gilingan
Saringan nira mentah berfungsi untuk menyaring nira mentah dari hasil pemerahan nira agar kotoran yang terikut dalam nira terutama ampas halus tidak terbawa ke proses berikutnya. Ampas yang tersaring akan jatuh ke IMC 1 untuk selanjutnya di bawa ke gilingan II.
1. Rotary Juice Screen (Cush-cush)
Rotary cush-cush (gbr 1) merupakan saringan berbentuk silinder yang berputar dimana ujung yang satu sebagai saluran input, saluran yang satunya sebagai output ampas yang terjebak dari dalam saringan. Pada
sisi bawah terdapat bak penampung yang terdapat saluran pompa untuk mengirim nira tersaring ke timbangan boulogne di St. Pemurnian.
Sedangkan ampasnya melalui talang ulir dikembalikan ke unit gilingan.
GAMBAR 5. 12 SARINGAN NIRA MENTAH (ROTARY JUICE SCREEN)
Fungsi Bagian :
1. Saringan ( mesh) : Terbuat dari stainless steel untuk menyaring nira.
2. Pipa nira : Saluran untuk pemasukan nira yang akan disaring.
3. Talang ampas : Sebagai penampung ampas hasil penyaringan.
4. Screw/poros ulir : Untuk menggaruk ampas (mengaliri ampas kembali masuk gilingan II)
5. Corong penampung nira : Saluran nira hasil penyaringan menuju boulogne.
6. Motor penggerak : Digunakan untuk menggerakkan drum penyaring nira melalui gigi penghubung.
7. Bantal rol tumpuan : Rol yang digunakan untuk menyangga drum.
8. Rantai penggerak :Rantai yang digunakan untuk membantu menggerakan drum penyaring nira.