• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktik Asuhan Kebidanan pada Ny. M dengan KB Suntik DMPA dan IVA Test di Puskesmas Karang Intan 1 Tahun 2022

N/A
N/A
Aprodhita Anggraini Putri

Academic year: 2025

Membagikan "Laporan Praktik Asuhan Kebidanan pada Ny. M dengan KB Suntik DMPA dan IVA Test di Puskesmas Karang Intan 1 Tahun 2022"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. M DENGAN KB SUNTIK DMPA DAN IVA TEST

DI PUSKESMAS KARANG INTAN 1 TAHUN 2022 Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Klinik Kebidanan III

Pembimbing : Hj. Zakiah, SST,M.Keb

Disusun Oleh :

APRODHITA ANGGRAINI PUTRI Nim P07124220008

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEBIDANAN

2022

(2)

PENGAMBILAN KASUS DAN BIMBINGAN KASUS

Judul : Laporan Praktik Asuhan Kebidanan Pada NY. M dengan kb suntik dmpa dan IVA di Puskesmas Karang intan 1 Tahun 2022.

Nama : An. N

Umur : 33 Tahun Alamat : Desa Mekar

Telah dikonsultasikan dan disetujui oleh Clinical Instructur (CI) untuk diajukan sebagai tugas pembuatan dokumentasi Asuhan Kebidanan Mata Kuliah Praktik Klinik Kebidanan III oleh :

Nama : Siti Fatimah

NIM : P07124220065

Semester : Semester V

Program : Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan

Banjarbaru, November 2022

Mengetahui,

Pembimbing Lahan Praktik Mahasiwa

Hj. Sri Yanti Astuti, S.ST Siti Fatimah

NIP.197601272006042012 NIM.P07124220065

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Telah dikonsultasikan dan disetujui oleh Dosen Pembimbing Laporan untuk diajukan sebagai salah satu tugas Praktik Mata Kuliah Asuhan Kebidanan KB dan Kespro oleh:

Nama : Siti Fatimah

NIM : P07124220065

Semester : V (Lima)

Program : Sarjana Terapan Kebidanan

Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Banjarmasin

Pembimbing Praktik, Mahasiswa,

Hj. Sri Yanti Astuti. S.ST Siti Fatimah

NIP.197601272006042012 NIM.P07124220065

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha Penyanyang. Atas terselesaikan Laporan Praktik Klinik Kebidanan (PKK III) Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan Politeknik Kesehatan Banjarmasin. Berjudul

“Laporan Praktik Asuhan Kebidanan Pada NY. M dengan suntik DMPA bulan dan IVA test di Puskesmas Karang intan 1 Tahun 2022.”

Dalam hal ini, Penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Hapisah S.Si.T, M.Kes selaku Ketua Jurusan Studi Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Banjarmasin yang telah mendukung dan mengarahkan untuk melaksanakan praktik Klinik Kebidanan III ini.

2. Vonny Khresna Dewi, S.Si.T., M.Kes selaku Ketua Program Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Banjarmasin yang telah mendukung dan mengarahkan untuk melaksanakan praktik Klinik Kebidanan III ini.

3. Hj.Rahmawati. S.SiT Selaku Critical Intruction (CI) yang telah membimbing dan mengarahkan selama melaksanakan praktik Klinik Kebidanan III ini.

4. Teristimewa kepada orangtua yang telah memberikan dukungan moril dan materil serta kasih sayang dan doa yang tulus kepada penulis dalam melaksanakan praktik Klinik Kebidanan III ini.

5. Rekan seangkatan, kaka bidan diklinik dan pihak-pihak yang terkait dan banyak membantu dalam melaksanakan praktik Klinik Kebidanan III ini.

Semoga Allah yang maha pengasih memberikan balasan berkah atas segala amal baik yang diberikan dan semoga laporan praktik Klinik Kebidanan III ini berguna bagi semua pihak yang dimanfaatkan. Akhir kata saya ucapkan terimakasih banyak.

Karang Intan 1, 02 Desember 2022

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER...i

PENGAMBILAN KASUS DAN BIMBINGAN KASUS...ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI...v

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Tujuan...2

BAB II TINJAUAN TEORI...3

KONSEP DASAR... 3

A. Pengertian IVA………... ………3

B. Tujuan IVA ……….. ………...…3

C. Jadwal IVA…….……….... ……….4

D. Syarat mengikuti IVA………. ……….4

E. Kategori pemeriksaan IVA…….……….. ………4

F. Manfaat pemeriksaan IVA………...……….6

BAB III TINJAUAN KASUS………..7

BAB IV PEMBAHASAN………..………11

BAB V PENUTUP……….12

A. Kesimpulan ………12

(6)

B. Saran………...12 DAFTAR PUSTAKA………...12

(7)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kesehatan adalah suatu hal yang penting bagi manusia, tanpa kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan sehat menurut World Helath Organization (WHO) merupakan suatu keadaan sejahtera meliputi fisik, mental, dan sosial yang bebas dari penyakit atau kecacatan. Kesehatan merupakan faktor yang penting untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara sosial dan ekonomi (Maulana, 2009).

Hasil sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia telah mencapai sekitar 237,6 juta jiwa (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, 2011). Jumlah penduduk yang cukup besar tersebut harus diimbangi pula dengan upaya peningkatan kualitas hidup penduduk. Penyebaran penduduk yang belum merata, tingkat sosial ekonomi dan pendidikan yang belum memadai, menyebabkan masyarakat kurang mampu menjangkau tingkat kesehatan tertentu.

Salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian dalam masyarakat adalah kesehatan reproduksi. Kesehatan reproduksi menurut International Conference on Population and Development (ICPD) (1994) dalam Efendi & Makhfudli (2009) merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial dalam berbagai hal yang berkaitan dengan fungsi, peran, dan sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi yang cukup mendapatkan perhatian yaitu kesehatan reproduksi pada wanita. Banyak permasalahan yang menyangkut tentang kesehatan reproduksi, salah satunya 2 adalah kanker serviks yang merupakan jenis kanker pembunuh nomor dua setelah kanker payudara pada wanita (Irianto, 2014).

Menurut Sukaca (2009), kanker serviks merupakan suatu jenis kanker yang terjadi pada daerah leher rahim, yaitu bagian rahim yang terletak di bawah yang membuka ke arah lubang vagina. Kanker ini disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Menurut WHO (2008) dalam Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2010) sekitar 490.000 wanita di seluruh dunia didagnosa menderita kanker serviks dan 240.000 kasus kematian wanita akibat kanker serviks dan 80% kasus terjadi di negara berkembang. Menurut Yayasan Peduli Kanker Serviks Indonesia tahun 2012 penderita kanker serviks di Indonesia mencapai 15.000 kasus, sedangkan di provinsi Jawa Tengah terdapat 2.259 kasus (Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2012), dan di provinsi Kalimantan selatan jumlah kasus lama sebanyak 2155 kasus (Dinas Kesehatan

(8)

Kalimantan Selatan 2022). Beberapa faktor yang dapat meningkatkan kejadian kanker leher rahim tersebut antara lain paritas tinggi dengan jarak persalinan pendek, melakukan hubungan seksual pada usia muda atau menikah di usia muda, berganti- ganti pasangan seksual, perokok pasif dan aktif, penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu yang lama lebih dari 5 tahun, penyakit menular seksual, dan status ekonomi yang rendah (Irianto, 2014).

Salah satu faktor penyebab tingginya angka kejadian kanker serviks pada wanita akibat rendahnya cakupan deteksi secara dini akibat kurangnya informasi pada masyarakat. Deteksi dini pada kanker serviks ini merupakan sebuah terobosan yang inovatif dalam kesehatan untuk mengurangi angka 3 kematian dan kesakitan akibat kanker tersebut (Depkes RI, 2008). Sebagian besar wanita yang didiagnosis kanker leher rahim tidak melakukan skrinning test atau menindak lanjuti setelah ditemukan hasil yang abnormal, selain itu biaya untuk pemeriksaan dini kanker serviks tersebut tidak murah, sehingga keterlambatan pemeriksaanpun terjadi akibat kurangnya pengetahuan pada masyarakat tentang kanker serviks, sehingga kesadaran untuk melakukan deteksi dini kanker serviks tidak dilaksanakan (Hananta, 2010).

Deteksi dini kanker pada leher rahim tersebut sangat penting dilakukan, karena potensi kesembuhan akan sangat tinggi jika masih ditemukan pada tahap prakanker (Mansjoer, 2007). Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan program deteksi dini (skrinning) dan pemberian vaksinasi. Adanya program deteksi dini di negara maju, angka kejadian kanker serviks dapat menurun (Rasjidi, 2009). Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan menurut Rasjidi (2009) antara lain dengan Pap Smear (mengambil lendir serviks untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium), kolposkopi (pemeriksaan yang dilakukan dengan menggunakan teropong), biopsy (pemeriksaan dengan mengambil sedikit jaringan serviks yang dicurigai), dan IVA Test (Inspeksi Visual Asam Asetat).

Tes IVA adalah sebuah pemeriksaan skrinning pada kanker serviks dengan menggunakan asam asetat 3-5% pada inspekulo dan dapat dilihat dengan pengamatan secara langsung (Nugroho, 2010 dalam Rahayu 2015). Berdasarkan hasil uji diagnostik, pemeriksaan IVA memiliki sensitifitas 84%, spesifisitas 89%, nilai duga positif 87%, dan nilai duga negatif 88%, 4 sedangkan pemeriksaan pap smear memiliki sensitifitas 55%, spesifisitas 90%, nilai duga positif 84%, dan nilai duga negatif 69%, sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan IVA lebih cepat memberikan hasil sensitivitas yang tinggi (Wiyono dkk, 2008). Metode IVA ini merupakan sebuah metode skrinning yang praktis dan murah, sehingga diharapkan

(9)

temuan kanker serviks dapat diketahui secara dini (Rasjidi, 2012). Penyebab yang menjadi kendala pada wanita dalam melakukan deteksi dini kanker serviks adalah keraguan akan pentingnya pemeriksaan, kurang pengetahuan, dan takut akan rasa sakit serta keengganan karena malu saat dilakukannya pemeriksaan (Maharsie & Indarwati, 2012). Kesadaran yang rendah pada masyarakat tersebut menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian kanker leher rahim di Indonesia B. Tujuan

1. Tujuan umum

Mampu memberikan asuhan kebidanan kepada ny.M dengan kb suntik DMPA dan pelayanan IVA test

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada Ny. M di Puskesmas karang intan 1 Tahun 2022.

b. Mampu menetapkan analisis data pada Ny. M di Puskesmas karang intan 1 Tahun 2022.

c. Mampu memberikan penatalaksanaan pada Ny. M di Puskesmas karang intan 1 Tahun 2022

d. Mampu memberikan evaluasi pada Ny. M di Puskesmas Karang Intan 1 Tahun 2022

3. Manfaat

a. Masyarakat

Meningkatkan partisipasi wanita tentang metode deteksi dini kanker serviks dengan menggunakan pemeriksaan Test IVA.

b. Mahasiswa

Mampu memberikan pelayanan dan mengembangkan pelayanan kesehatan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti tentang kanker serviks dan Test IVA.

(10)

BAB II TINJAUAN TEORI 1. Pemeriksaan IVA

a. Pengertian IVA

Merupakan tes visual menggunakan larutan asam cuka (asam asetat 2%) dan larutan iodium lugol pada serviks dan melihat perubahan warna yang terjadi setelah dilakukan olesan. IVA adalah suatu pemeriksaan serviks secara langsung (dengan mata telanjang) setelah pemberian asam asetat (cuka) 3-5%. Pemberian asam asetat akan mempengaruhi epitel abnormal dimana akan terjadi peningkatan osmolaritas cairan ekstra celuler, yang bersifat hipertonik ini akan menarik cairan dari intra celuler sehingga membran sel akan kolaps dan jarak antar sel akan semakin dekat. Akibatnya bayangan kemerahan dari pembuluh darah di dalam stroma akan tertutup dan serviks akan tampak berwarna lebih putih.

b. Tujuan Pemeriksaan IVA Pemeriksaan IVA bertujuan untuk :

a. Melihat adanya sel yang mengalami displasi sebagai salah satu penapisan kanker serviks.

b. Dapat segera diterapi.

c. Mengurangi morbiditas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan untuk mengetahui kelainan pada leher rahim

c. Jadwal IVA

Program skinning yang direkkomendasikan WHO adalah :

1. Skrining pada setiap wanita minimal satu kali pada usia 35-40 tahun, jika fasilitas memungkinkan lakukan setiap sepuluh tahun pada usia 35-55 tahun, namun jika fasilitas tersedia lebih lakukan lima tahun pada usia 35-55 tahun.

2. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap tiga tahun pada wanita usia 25-60 tahun.

3. Skrining yang dilakukan sekali dalam sepuluh tahun atau sekali seumur hidup memiliki dampak yang signifikan. Di Indonesia anjuran untuk

(11)

melakukan pemeriksaan IVA bila hasil positif (+) adakah satu tahun dan apabila hasil negative (-) adalah lima tahun.

d. Syarat mengikuti pemeriksaan IVA : 1. Sudah pernah melakukan hubungan seksual 2. Tidak sedang datang bulan/haid

3. Tidak sedang hamil

4. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual

e. Kategori Pemeriksaan IVA :

1. IVA negative Tidak ada tanda atau gejala kanker serviks atau serviks normal berbentuk licin, merah muda, bentuk porsio normal.

2. IVA radang Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya seperti polip serviks.

3. IVA positif Ditemukan bercak putih (aceto white epithelium).

4. IVA kanker serviks Pertumbuhan seperti bunga kol, dan pertumbuhan mudah berdarah. Ini masih memberikan harapan hidup bagi penderitanya jika masih pada stadium invasive dini (Stadium IB-IIA).

f. Manfaat Pemeriksaan IVA

1. Mendeteksi adanya warna putih (acetowhite) pada serviks yang merupakan tanda pra kanker sejak dini.

2. Jika pra kanker atau kanker dapat diketahui maka dapat dilakukan upaya pengobatan sejak dini.

3. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pada wanita akibat kanker serviks.

2. Suntik DMPA

Kontrasepsi hormonal berperan sebagai alat yang mempertinggi pertumbuhan neoplasma. Akseptor yang menggunakan kontrasespsi hormonal sering ditemukan displasia serviks. Hal tersebut ditunjukkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh

(12)

Damaryani tahun 2015 bahwa kontrasepsi hormonal memiliki hubungan yang bermakna pada kejadian kanker serviks.

Penggunaan alat kontrasepsi hormonal yang lama dapat mengacaukan keseimbangan hormon estrogen dalam tubuh sehingga mengakibatkan perubahan sel yang normal menjadi tidak normal. Estrogen kemungkinan menjadi salah satu faktor yang dapat membuat replikasi DNA HPV. Pemakaian kontrasepsi lebih dari 4 atau 5 tahun dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar responden penderita kanker serviks menggunakan kontrasepsi hormonal yaitu sebanyak 29 responden (58,0%) dengan populasi 50 responden. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Dwi Putri pada tahun 2017 menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal meningkatkan risiko kanker serviks dengan metode kontrasepsi pil sebesar 3,94 kali, suntik 1,90 kali, dan implan 2,44 kali. Kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka 26 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta panjang lebih dari 5 tahun dapat meningkatkan risiko relatif seseorang menjadi 2 kali daripada orang normal. Proses tersebut diduga karena regulasi trasnkrip DNA virus dapat mengenali hormon dalam kontrasepsi pil, sehingga meningkatkan karsinogenesis virus. WHO melaporkan peningkatan risiko relatif pada pemakaian kontrasepsi oral/pil sebesar 1,19 kali dari normal yang meningkat seiring dengan lamanya pemakaian.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Paramita, dkk tahun 2010 juga menunjukkan bahwa lama penggunaan kontrasepsi hormonal 5 hingga 25 tahun memiliki peluang 4,48 kali untuk mengalami kanker serviks. Hal tersebut menunjukkan bahwa lama penggunaan kontrasepsi hormonal meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks. Penelitian lain yang dilakukan Norma tahun 2008 menunjukkan hasil bahwa lama penggunaan kontrasepsi hormonal >4 tahun memiliki risiko 3,56 kali untuk memicu kanker serviks dan memiliki risiko sebesar 4,43 untuk memperberat penyakit kanker serviks. Kontrasepsi hormonal dimungkinkan bertindak sebagai penambah untuk bertumbuhnya neoplasma.

(13)

BAB III TINJAUAN KASUS

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PELAYANAN IVA DI PUSKESMAS KARANG INTAN 1

TAHUN 2022 A. Pengkajian

Hari/ Tanggal : 02 Desember 2022

Pukul : 09 : 10 Wita

Subjektif

Keterangan

Nama Ny. M

Umur 32 Tahun

Agama Islam

Suku/Bangsa Banjar/Indonesia

Pendidikan SMA

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Alamat Sungai besar

a. Keluhan utama :

Ibu mengatakan ingin melakukan kunjungan ulang suntik 3 bulan (DMPA), saat ini ibu mengatakan tidak ada keluhan pada daerah kewanitaannya

b. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu sedang tidak sakit jantung, paru, TBC, Asma, Hipertensi, Preeklampsia, DM, Hepatitis B, Penyakit Kelamin, dan HIV AIDS

2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

(14)

Ibu tidak memiliki sakit jantung, paru, TBC, Asma, Hipertensi, Preeklampsia, DM, Hepatitis B, Penyakit Kelamin, dan HIV AIDS

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu tidak memiliki penyakit menurun seperti jantung, paru, TBC, Asma, Hipertensi, Preeklampsia, DM, Hepatitis B, Penyakit Kelamin, dan HIV AIDS

c. Riwayat Menstruasi

HPHT : 10 November 2022

Menarche : 13 tahun

Siklus : 28 hari

Lama Mens : 3-4 hari

Keluhan : ibu tidak mengalami disminore atau gangguan haid lainnya d. Pola Kehidupan Sehari hari

1. Makan : Ibu makan nasi lauk dan sayur ditambah buah buahan 2. Minum : 8 gelas sehari

3. Eliminasi : BAK : 4-5 kai sehari BAB : 1 kali sehari.

e. Status Pernikahan

Menikah 1 kali dengan Tn. M saat berusia 26 tahun Riwayat hubungan seksual terakhir 20 November 2022 f. Riwayat Obstetri dan Kb

no Kehamilan Persalinan Penolong Aterm BBL/JK Keadaan Penyulit KB

1 1 normal bidan + 2900/L baik Tidak ada Suntik

3 bulan

2 2 normal bidan + 3000/L baik Tidak ada Suntik

3 bulan

(15)

Objektif

1. Pemeriksaan Umum Keadaan umum : baik,

Kesadaran : composmentis

TTV

TD : 116/80 mmhg,

N : 77x/m,

R : 22 x/M,

T : 36, O C

TB :160cm

BB :60kg

IMT :23

BB yang lalu :59kg

2. Pemeriksaan fisik:

INSPEKSI

 Kepala : Bersih, tidak ada rambut rontok

 Muka : Wajah simetris, tidak pucat, tidak ada oedema

 Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih

 Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi

 Genetalia : Tidak ada keluhan PALPASI

 Payudara : Benjolan : Tidak ada

 Nyeri tekan : Tidak ada

 Leher : tidak teraba pembesaran vena jugularis, tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan limfe

INSPEKULO

(16)

 Vagina: tidak ada bercak darah, tidak terdapat erosi pada porsio, tidak ada benjolan dan cairan abnormal

Analisa

Ny. M usia 32 tahun akseptor lama KB suntik DMPA Penatalaksanaan

1. Menyampaikan kepada ibu hasil pemeriksaan umum secara menyeluruh baik TD: 116/80 mmhg, N: 77x/m, R: 22 x/M, T: 36, O C, TB:160cm, BB :60kg, IMT:23

Ibu mengerti

2. Melakukan informed consent tentang pemeriksaan IVA Ibu mengerti

3. Melakukan tindakan IVA test sesuai SOP Tindakan IVA sudah selesai dilakukan

4. Menyampaikan hasil pemeriksaan IVA (-) negatif Ibu mengerti

5. Memberikan suntikan 3 bulan kepada ibu secara Intra Muscular di area bokong ibu

Suntikan sudah di berikan

6. Menganjurkan ibu untuk melakukan kontrol ulang pemeriksaan IVA selama 1 tahun lagi yaitu pada tanggal 2 Desember 2023

Ibu bersedia

BAB IV

(17)

PEMBAHASAN

Pelayanan pada IVA test dilakukan pada Ny. M akseptor KB suntik dan IVA test untuk menilai keadaan ibu untuk mencegah, mendeteksi dan mengenai masalah yang terjadi. Pada saat pelayanan diberikan dilakukan anamnesis data didapatkan bahwa ibu tidak mengalami keluhan namun ingin melakukan kunjungan ulang KB suntik dan pemeriksaan IVA.

Tujuan dari pelayanan IVA ini yaitu untuk menjaga kesehatan ibu, baik fisik maupun psikologis, memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, dan pelayanan KB.

Berdasarkan asuhan kebidanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi didapatkan data ny.M usia 32 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan pemeriksaan IVA yang dilakukan pada tanggal 2 Desember 2022. Pada anamnesa tidak di temukan keluhan pada ibu namun ibu ingin melakukan kunjungan ulang suntik KB 3 bulan dan berdasarkan program puskesmas karang intan 1 yaitu mewajibkan ibu-ibu untuk melakukan IVA test untuk mengetahui apakah adanya gangguan reproduksi. Dilakukan pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik dalam batas normal. Dilakukan pemeriksaan IVA test hasilnya tidak ada bercak darah dan tidak tgerdapat bercak putih pada rahim. Hal ini tidak menjadi kesenjangan karena proses pemeriksaan IVA test (-) di tandai dengan tidak ada bercak putih pada rahim.

Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif dan reversible untuk mencegah terjadinya kehamilan. Metode kontrasepsi hormonal dibagi menjadi 3 yaitu: metode kontrasepsi pil, suntik, dan implant. Dalam penggunaan metode hormonal memiliki efek samping, diantaranya: perubahan pola mestruasi, kenaikan berat badan, mual, hipertensi, sakit kepala, payudara terasa penuh (Handayani, 2017).

Penelitian yang dilakukan oleh Paramita, dkk tahun 2010 juga menunjukkan bahwa lama penggunaan kontrasepsi hormonal 5 hingga 25 tahun

(18)

memiliki peluang 4,48 kali untuk mengalami kanker serviks. Hal tersebut menunjukkan bahwa lama penggunaan kontrasepsi hormonal meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks. Penelitian lain yang dilakukan Norma tahun 2008 menunjukkan hasil bahwa lama penggunaan kontrasepsi hormonal >4 tahun memiliki risiko 3,56 kali untuk memicu kanker serviks dan memiliki risiko sebesar 4,43 untuk memperberat penyakit kanker serviks. Kontrasepsi hormonal dimungkinkan bertindak sebagai penambah untuk bertumbuhnya neoplasma.

(19)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan diatas maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

a. Telah dilakukan pengkajian pada tanggal 2 Desember 2022 diperoleh data subjektif yaitu Ny. M datang ke PKM mengatakan ingin melakukan kunjungan ulang suntik KB 3 bulan dan melakukan pemeriksaan IVA test

b. Telah dilakukan asuhan kebidanan KB dan kespro terhadap Ny. M berikut hasil observasi Asuhan kebidanan yaitu pemeriksaan tanda- tanda vital meliputi TD 116/80 mmhg, N 77x/m, R 22 x/M, T 36, O C, TB 160cm, BB 60kg, IMT 23.

c. Telah ditetapkan diagnosa kebidanan yaitu Ny.M umur 32 tahun akseptor KB suntik dan IVA test dengan hasil negatif

d. Telah dilakukan tindakan sebagai wujud nyata Asuhan kebidanan keluarga berencana. Menganjurkan ibu untuk kembali melakukan kunjungan ulang IVA test 1 tahun lagi

B. Saran

1. Bagi penulis diharapkan memperkaya pengetahuan serta wawasan penulis dan dapat mempraktekkan dan memberikan asuhan kebidanan pada tindakan IVA sehingga dapat meningkatkan keterampilan penulis dalam mendokumentasikan Asuhan Kebidanan dalam bentuk SOAP

2. Bagi klien diharapkan setelah dilakukannya asuhan kebidanan dapat bermanfaat dan dapat diaplikasikan langsung oleh klien serta sebagai pembelajaran.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Anggreni, N. 2020. “Pemeriksaan Iva Test Kerjasama PKBI Jawa Tengah"tersedia dalam https://jurnal.unimus.ac.id./index.php/JPMK/ diakses pada tanggal 20 Oktober 2020

Arifatulul. 2013. “Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap Wus Dan Dukungan Tenaga Kesehatan Tentang Kanker Serviks dengan Perilaku Wus Dalam Pemeriksaan Iva Di Wilayah Kerja Puskesmas Lempake Samarinda”

https://dspace.umkt.ac.id/bitstream/handle/463.2017/563/SKRIPSI.pdf?seq uence=1&isAllowed=y diakses pada tanggal 24 Oktober 2020.

Candra. 2016. “Hubungan Antara Motivasi Belajar Intrinsik Dan Ekstrinsik Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Teknik Audio”http://eprints.uny.ac.id/42744/1/Vreedy%20Frans%20Danar%2008 502244024.pdf diakses pada tanggal 23 Oktober 2020.

Depkes RI. 2010. “Kanker Leher Rahim Metode Inspeksi Visual Asam Asetat“

http://scholar.unand.ac.id/29719/4/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf diakses pada tanggal 22 November 2020.

Farida, F. 2017. “Pengetahuan Kanker Serviks Dalam Tindakan Melakukan Pap Smear Pada Wanita Usia Subur.” http://jurnal.strada.ac.id/jnp diakses pada tanggal 25 Oktober 2020.

Referensi

Dokumen terkait

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY S UMUR 24 TAHUN DI PUSKESMAS PAJANG SURAKARTA.. LAPORAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS, DAN KELUARGA BERENCANA (KONTRASEPSI.. SUNTIK 3 BULAN)

Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Terintegrasi Pada Ny S Umur 21 Tahun Di Puskesmas Gambirsari Surakarta” sebagai salah satu syarat

Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi dapat diketahui bahwa gambaran pengetahuan ibu tentang amenorea pada akseptor KB suntik DMPA di Puskesmas Kretek Bantul

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat responden yang berat badannya bertambah untuk pemakaian alat kontrasepsi KB suntik DMPA maupun yang tidak memakai

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya, tahun 2015 dengan judul “ Asuhan Kebidanan pada Ny M di Puskesmas Tanah Kali Kedinding..

Program Studi Kebidanan Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta 2022 ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny.T DI UPT PUSKESMAS GAJAHAN

LAPORAN SOAP KEGIATAN MBKM MAGANG ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY.S USIA 27 TAHUN DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK KOMBINASI DI TPMB MUNJIANAH SURABAYA TANGGAL 3 MARET s.d