BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Kimia analisa merupakan cabang ilmu kimia yang memiliki fokus pada analisis cuplikan material untuk dapat mengetahui komposisi, struktur, serta juga fungsi kimiawinya. Secara bahasa, analisis dapat diartikan ialah sebagai suatu proses pengkajian guna mendapatkan data ataupun kesimpulan di dalam sebuah pekerjaan atau mengenai hal tertentu, namun disini pengertiannya akan dipersempit bahwa analisis tersebut berarti suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan di laboratorium dalam memeriksa kandungan pada suatu zat dalam sampel, sedangkan pengertian kimia adalah cabang ilmu yang mempelajari komposisi,struktur,sifat zat serta juga materi yang berhubungan dengan adanya interaksia itu mulai dari skala atom sampai molekul (Parta Ibeg, 2023).
Alkohol merupakan suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Sifat lain dari alkohol dapat ditentukan dari letak gugus hidroksil pada atom C yang dikenal sebagai; alkohol primer dimana gugus hidroksida terikat oleh atom karbon primer; alkohol sekunder dimana gugus hidroksida terikat oleh atom sekunder; alkohol tertier dimana gugus hidroksida terikat oleh atom karbon tersier. Sedangkan fenol mempunyai rumus struktur yang seripa dengan alkohol tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada cincin aromatik, dan dengan Ar-(sebagai aril) maka rumus umum fenol dituliskan sebagai Ar-OH. Fenol lebih asam dari alkohol karena anion yang dihasilkan dan distabilkan oleh resonansi, dengan muatan negatifnya disebar (delokalissai) oleh cincin aromatik ( Ayu Melinda, 2021).
Istilah alkohol dalam kehidupan sehari-hari sering dikaitkan dengan minuman keras. Bahan aktif dalam minuman keras atau minuman beralkohol adalah etanol atau etil alkohol. Berbeda dengan
alcohol adalah etanol atau etil alcohol. Berbeda dengan alkohol yang sudah tidak asing lagi bagi orang awam, fenol justru sangat jarang disebut di kalangan masyarakat. Padahal, fenol juga termasuk golongan alkohol dan biasa disebut alkohol aromatic. Sedangkan, alkohol yang dimaksud oleh kebanyakan orang merupakan alkohol alifatik (Ayu Melinda, 2021).
1.2. Maksud dan Tujuan Percobaan 1.2.1. Maksud percobaan
Mempelajari beberapa sifat fisika dan kimia dari alkohol dan fenol.Membedakan antara alkohol primer, sekunder, dan tersiar 1.2.2. Tujuan percobaan
Mahasiswa maMpu melakukan analisis kualitatif senyawa golongan alkohol
BAB ll
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori
Alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus fungsi hidroksil yang terikat pada atom krabin jenuh. Alkohol mempunyai rumus umum ROH, R merupakan alkil,alil tersubstitusi, atau hidrokarbon siklik. Alkohol tidak termasuk fenol (gugus hidroksil berikatan dengan cincin aromatik), enol (gugus hidroksil yang berikatan dengan karbon vinilik) karena sifatnya kadang berbeda.
Alkohol dapat dianggap merupakan turunan dair air (H—O--H), dimana satu atom hidrogennya diganti dengan gugus alkil (Nabillah, 2019).
Menurut (Brady, 1999), alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan alkana-alkana yan jumlah atom C nya sama (Veryna, 2019).
Menurut (Fessenden, 1997), alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus - OH dan memiliki rumus umum R—OH dimana R merupakan gugus alkil. Adapaun rumus molekul yaitu CnH2n+2O. Alkohol dapat dibagi berdasarkan dimana gugus –OH terikat pada atom karbon (Veryna, 2019) Berdasarkan perbedaan letak terikatnya gugus –OH pada atom C, yaitu:
1. Alkohol primer
Alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C primer (atom C yang mengikat 1 atom C yang lain). Contoh: H3C-CH2- OH (etanol). Alkohol primer dapat dioksidasi menjadi Aldehid dan kemudian dioksidasi lagi menjadi asam karboksilat.
[O] [O]
R.C H2-OH → R-C=O → R-C=O
Alkohol primer Aldehida Asam karboksila 2. Alkohol sekunder
Alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat 2 atom C yang lain). Contoh:
(H3C)2CH-OH (2-metil-etenol). Alkohol sekunder dapat di oksidasi menjadi keton.
[O]
R.C H-R→ R-C-R Alkohol sekunder Keton 3. Alkohol Tersier
Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C tersier (atom C yang mengikat 3 atom C yang lain). Contoh : (CH3)C-OH (2,2-dimetil-etanol). Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi (Veryna, 2019).
Pada umumnya alkohol memiliki dua sifat yaitu:
1. Sifat Fisika a. Suhu
Pada suhu kamar, alkohol bersuku rendah akan berwujud cair, sedangkan yang bersuku tinggi berwujud padat.
b. Titik didih dan titik leleh.
Alkohol dengan suhu makin tinggi akan mempunyai titik didih dan titik leleh yang makin tinggi.
c. Kelarutan.
Alkohol larut dalam air, tetapi kelarutannya berkurang jika suku makin tinggi. Khusus untuk metanol, etanol, dan propanol larut dalam air pada semua perbandingan.
d. Daya hantar listrik.
Alkohol merupakan senyawa nonelektrolit.
2. Sifat Kimia
a. katan hidrogen.
Antarmolekul alkohol terdapat ikatan hidrogen.
b. Kepolaran.
Alkohol bersifat polar karena memiliki gugus OH. Kepolaran alkohol akan makin kecil jika suhunya makin tinggi.
c. Kereaktifan
Alkohol kering dapat bereaksi dengan logam K dan Na.
Alkohol primer dan sekunder dapat dioksidasi dengan menggunakan oksidator, tetapi alkohol tersier tidak
2.2. Uraian Bahan
1. Air Suling (Dirjen POM.FI III, 1979: 96)
Nama resmi : Aqua Destillata Nama lain : Air suling Rumus molekul : H2O Berat molekul : 18,02
Pemerian : Cairan transparan tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Sebagai pelarut
2. Asam sulfat (Dirjen POM,1995)
Nama Resmi : ACIDUM SULFURICUM Nama Lain : Asam sulfat
RM/BM : H2SO4/98.07
Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosif tidak berwarna, jika di tambahkan kedalam air menimbulkan panas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat Kegunaan : Zat tambahan
3. Etanol (FI edisi III Hal: 65)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Etanol, alcohol Rumus molekul: C2H6
Pemerian : Putih atau praktis putih, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Jika terpapar di udara, akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab. Massa melebur, berbentuk pelet kecil, serpihan atau batang atau bentuk lain.
Kelarutan : Dapat dicampur dengan air, dengan etanol (95%) P dengan gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah Asam asetat glacial tertutup rapat.
4. Eter (FI III, hal 650)
Nama Resmi : AETHER
Nama Lain : Eter
RM/BM : C2H5OC2H5/74,42
Pemerian : Cairan mudah mengalir, mudah menguap, tak berwarna, berbau khas Penyimpanan:
Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya
Kegunaan : Pelarut 5. Kloroform (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : CHLOROFORM Nama lain : Kloroform
Rumus molekul : CHCIs
Pemerian : Cairan tidak berwarna, mudah menguap, bau khas, rasa manis dan membakar
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 200 bagian air, mudah larut dalam etanol mutlak P, dalam eter P, dalam sebagian besar pelarut organik,dalam minyak atsiri dan dalam minyak lemak.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik 6. Menthol (FI III, 1979)
Nama resmi : MENTHOLUM Nama lain : Mentol
Rumus molekul : C10H20O
Berat Molekul : 156,30 g/mol
Pemerian : Berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna, bau taja seperti minyak permen rasa panas dan aromatic diikuti rasa dingin.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol (95%) adalah kloroform dan eter P mudah larut dalam parafin cair P dan dalam minyak aksin.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik 7. Metanol (Fl lll,1979)
Nama resmi : Metanol
Nama lain : Metanol absolute Rumus molekul : CH3OH
Pemerian : Cairan tidak berwarna,jernih,bau khas
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air,membentuk cairan jernih tidak berwarna
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Sebagai pengendap protein 8. NaOH (FI V, 2014; MSDS, 2013; HOPE 6th)
Nama resmi : Natrium Hidroksida
Nama lain : Soda kaustik, natrium hidrat Rumus molekul : NaOH
Pemerian : Putih atau praktis putih, keras, rapuh dan
menunjukkan pecahan hablur. Jika terpapar di udara, akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab. Massa melebur, berbentuk pelet kecil, serpihan atau batang atau bentuk lain.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanolpelarut organik,dalam minyak atsiri dan dalam minyak lemak.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik 9. Gliserin (FI III, 1979)
Nama resmi : GLYSEROLUM Nama lain : Gliserin, gliserol Berat molekul : 92,09 g/mol Rumus molekul : C7H8O3
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, berbau khas lemah (tajam/tidak enak), higroskopis netral terhadap kertas lakmus.
Kelarutan : Dapat bercampur denga etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam minyak menguap.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik 10. Kupri Sulfat (FI III, 179)
Nama resmi : CUPRU SULFAS
Nama lain : Tembaga (II) sulfat Berat molekul : 159,61 g/mol Rumus molekul : CuSO4
Pemerian : Prisma triklini atau serbuk hablur biru Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air dan dalam 3
bagian gliserol P, sangat sukar larut dalam etanol (95%)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik 11. Kalium Dikromat (FI IV : 687)
Nama resmi : KALIUM DIKROMAT Nama lain : Kalium Dikromat Rumus molekul : K2Cr2O7
Berat molekul : 294,18
Pemerian : Hablur atau sebruk hablur merah jingga Kelarutan : Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
BAB III METODE KERJA 3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan yaitu, cawan uap, gelas kimia, lampu spritus, lemari asam, pipet tetes, plat tetes, rak tabung reaksi dan tabung reaksi.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan yaitu, aquades, CuSO4, etanol, eter, gliserin, H2SO4, K2CrO7, kloroform, metanol, dan mentol.
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Uji Organoleptis
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengambil sampel etanol, gliserin, mentol, dan metanol 3. Mengamati bentuk, warna, dan bau dari masing-masing
sampel
4. Mengidentifikasi dan catat hasil pengamatan 3.2.2 Uji Kelarutan
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Masukkan masing-masing sampel ke dalam tabung reaksi 3. Menambahkan dengan masing-masing pelarut (aquades,
eter, dan kloroform)
4. Mengamati kelararutannya dan catat hasilnya 3.2.3 Uji Keasaman
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memasukkan masing-masing sampel ke dalam cawan porselin
3. Menambahkan aquades secukupnya
4. Mencelupkan kertas lakmus pada masing-masing sampel 5. Mengamati perubahan warna pada kertas lakmus dan catat
hasilnya
3.2.4 Reaksi Warna a. Methanol
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memasukkan etanol 1 ml ke dalam tabung reaksi + 2-3 tetes K2Cr2O7 + 1 tetes H2SO4 50%
3. Mengamati perubahan warna b. Etanol
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memasukkan etanol 1 ml ke dalam tabung reaksi + 2-3 tetes Ki-Iodium + 1 tetes NaOH
3. Mengamati perubahan warna c. Gliserol
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memasukkan gliserin 1 ml ke dalam tabung reaksi + 2-3 tetes CuSO4 + 2 tetes NaOH
3. Mengamati perubahan warna d. Mentol
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Masukkan mentol ke dalam tabung reaksi + vanilin secukupnya + H2SO4 50% (lebih banyak dari sampel) 3. Mengamati perubahan warna
3.2.5 Esterifikasi
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memasukkan sampel (methanol dan etanol) ke dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak 1 ml
3. Menambahkan asam salisilat ¼ sdt ke dalam tabung reaksi, homogenkan
4. Menambahkan H2SO4 pekat 2-3 tetes tutup mulut tabung reaksi menggunakan tisu atau kapas
5. Masukkan tabung reaksi tersebut ke dalam gelas kimia yang berisi air panas (dipanaskan diatas bunsen), biarkan sampai uapnya menguap sampai ke penutup tabung reaksi
6. Mengamati perubahan bau pada kapas
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil pengamatan
4.1.1 Tabel hasil pengamatan
No Identifikasi Etanol Menthol Metanol Gliserin 1. Organoleptis:
Bentuk Warna Bau
Cair Bening Alkohol
Kristal Bening
Khas
Cair Bening
Khas
Cair Bening
Khas 2. Kelarutan
- Air
- Eter - kloroform
Tidak larut Larut Tidak
larut
Tidak larut
Larut Tidak
larut
Larut
Larut Larut
Larut
Larut Larut
3. Keasaman
pH zat Asam Basa Basa Basa
4. Reaksi Warna
TIdak terjadi perubaha n warna
Tidak terjadi perubaha n warna
Orange/
Merah
Biru
5. Esterifikasi Bau gandapur a
- Bau
gandap ura
-
4.2 Pembahasan
Alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus fungsi hidroksil yang terikat pada atom karbon jenuh. Alkohol mempunyai rumus umum ROH, dimana R merupakan alkil, alkil tersubtitusi, atau hidrokarbon siklik (Nabilah, 2019).
Hasil pengamatan yang didapatkan pada percobaan organoleptis yaitu pada sampel etanol, memiliki bentuk cair berwarna bening dan memiliki bau alkohol. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa etanol cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna bau alkohol /khas dan rasa terbakar pada lidah (Mutia, 2019). Hasil pengamatan yang didapatkan pada sampel menthol yaitu memiliki bentuk kristal bewarna bening dan memiliki bau khas. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa menthol memiliki bentuk kristal berwarna bening biasanya berbentuk jarum, memiliki bau khas seperti minyak permen (Nisa, 2020). Hasil pengamatan yang didapatkan pada sampel metanol yaitu memiliki bentuk cairan, berwarna bening dan memiliki bau khas. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa metanol merupakan cairan tak berwarna, jernih dan memiliki bau
khas (Mutia, 2019). Hasil pengamatan yang didapatkan pada sampel gliserin yaitu memiliki bentuk cairan, berwarna bening dan memiliki bau khas. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa gliserin merupakan cairan jernih seperti sirup, tidak bewarna, rasa manis dan hanya berbau khas lemah (Salman, 2021).
Hasil pengamatan yang didapatkan pada percobaan kelarutan pada sampel etanol ditambahkan dengan air tidak larut, Ketika etanol ditambahkan dengan eter maka dia larut, sampel etanol ditambahkan dengan klorofrom tidak larut. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa etanol sangat mudah larut dalam air, dalam klorofrom, dan dalam eter. Hal ini dikarenakan bahan yang digunakan sudah lama sehingga dalam melakukan pengujian tidak akurat (Mutia, 2019). Hasil pengamatan yang didapatkan pada sampel menthol yaitu tidak larut dalam air, larut dalam eter, dan tidak larut dalam klorofrom. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa menthol sangat sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam dalam etanol (Nisa, 2020). Hasil yang didapatkan pada sampel metanol yaitu larut didalam air, larut dalam eter, dan dalam klorofrom. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa metanol sangat mudah larut dalam air, dalam eter dan klorofrom (Mutia, 2019). Hasil pengamatan yang didapatkan pada sampel gliserin yaitu larut dalam air, larut dalam eter dan juga klorofrom. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan kelarutan gliserin dapat percampur dengan air dan dalam etanol, serta praktis tidak larut dalam klorofrom dalam eter. Hal ini dikarenakan bahan yang digunakan tidak steril (Mala, 2020).
Hasil pengamatan yang didapatkan pada percobaan keasaman menggunakan kertas lakmus didapatkan pada sampel etanol yaitu asam, pada menthol Ketika ditambahkan dengan air
dia bersifat basa, pada sampel metanol bersifat basa, dan pada gliserin yaitu bersifat basa. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa etanol memiliki gugus hidroksil, etanol membuat molekul ini sedikit basa, sedangkan pada griserin bersifat asam karena H+ tidak distabilkan, dan gliserin adalah asam yang sangat lemah (Mega, 2020).
Hasil pengamatan yang didapatkan pada reaksi warna yaitu pada sampel etanol ketika ditambahkan dengan pereaksi K-iodium dan NaOH tidak terjadi perubahan warna. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa etanol ditambahkan dengan pereaksi K-iodium dan NaOH akan terbentuk warna hijau.
Hal ini dikarenakan bahan yang digunakan tidak steril sehingga tidak terbentuk reaksi (Hanan, 2020). Hasil yang didapatkan pada sampel menthol ketika ditambahkan k2Cr2O7 dan H2SO4 tidak terjadi perubahan warna. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa ketika menthol ditambahkan dengan pereaksi K2Cr2O7 dan H2SO4 akan terbentuk warna hijau. dikarenakan bahan yang digunakan tidak steril sehingga tidak terbentuk warna hijau (Muhammad, 2020). Hasil pengamatan yang didapatkan pada sampel gliserin ketika ditambahkan pereaksi CuSO4 dan NaOH akan terbentuk warna biru. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa ketika gliserin ditambahkan dengan CuSO4 dan NaOH maka akan terbentuk warna biru (Hanan, 2020).
Hasil pengamatan yang didapatkan pada reaksi esterifikasi pada sampel etanol dan metanol ketika ditambahkan pereaksi H2SO4 teridentifikasi berbau gandapura. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa ketika sampel etanol dan mentol ditambahkan pereaksi H2SO4 dan dilakukan pemanasan maka akan tercium bau gandapura (Hardiansah, 2021). Hasil pengamatan yang didapatkan pada sampel menthol dan gliserin tidak tercium bau gandapura. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang
menyatakan ketika etanol dan metanol ketika ditambahkan pereaksi H2SO4. Hal ini dikarenakan kesalahan dan ketidak telitian pada saat proses pembuatan (Hardiansah, 2021).
Hubungan farmasi dengan praktikum analisis kualitatif senyawa alkohol adalah untuk mengetahui senyawa alkohol dalam pembuatan sediaan obat dan sediaan kosmetika yang meliputi bahan berhasiat, pelarut, pengawet (preserfati) dan penyegar rasa (flavourant) (Achmad, 2019).
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus fungsi hidroksil yang terikat pada atom karbon jenuh. Alkohol mempunyai rumus umum ROH, dimana R merupakan alkil, alkil tersubtitusi, atau hidrokarbon siklik.
2. Hasil pengamatan yang didapatkan pada percobaan organoleptis yaitu pada sampel etanol, memiliki bentuk cair berwarna bening dan memiliki bau alkohol. Hasil pengamatan yang didapatkan pada sampel menthol yaitu memiliki bentuk kristal bewarna bening dan memiliki bau khas. Hasil pengamatan yang didapatkan pada sampel metanol yaitu memiliki bentuk cairan, berwarna bening dan memiliki bau khas. Hasil pengamatan yang didapatkan pada sampel gliserin yaitu memiliki bentuk cairan, berwarna bening dan memiliki bau khas.
3. Hasil pengamatan yang didapatkan pada percobaan kelarutan pada sampel etanol ditambahkan dengan air tidak larut, Ketika etanol
ditambahkan dengan eter maka dia larut, sampel etanol ditambahkan dengan klorofrom tidak larut. Hasil pengamatan yang didapatkan pada sampel menthol yaitu tidak larut dalam air, larut dalam eter, dan tidak larut dalam klorofrom. Hasil yang didapatkan pada sampel metanol yaitu larut didalam air, larut dalam eter, dan dalam klorofrom. Hasil pengamatan yang didapatkan pada sampel gliserin yaitu larut dalam air, larut dalam eter dan juga klorofrom.
4. Hasil pengamatan yang didapatkan pada percobaan keasaman menggunakan kertas lakmus didapatkan pada sampel etanol yaitu asam, pada menthol Ketika ditambahkan dengan air dia bersifat basa, pada sampel metanol bersifat basa, dan pada gliserin yaitu bersifat basa.
5. Hasil pengamatan yang didapatkan pada reaksi warna yaitu pada sampel etanol ketika ditambahkan dengan pereaksi K-iodium dan NaOH tidak terjadi perubahan warna. Hasil yang didapatkan pada sampel menthol ketika ditambahkan k2Cr2O7 dan H2SO4 tidak terjadi perubahan warna. Hasil pengamatan yang didapatkan pada sampel gliserin ketika ditambahkan pereaksi CuSO4 dan NaOH akan terbentuk warna biru.
6. Hasil pengamatan yang didapatkan pada reaksi esterifikasi pada sampel etanol dan metanol ketika ditambahkan pereaksi H2SO4
teridentifikasi berbau gandapura. Hasil pengamatan yang didapatkan pada sampel menthol dan gliserin tidak tercium bau gandapura.
7. Hubungan farmasi dengan praktikum analisis kualitatif senyawa alkohol adalah untuk mengetahui senyawa alkohol dalam pembuatan sediaan obat dan sediaan kosmetika yang meliputi bahan berhasiat, pelarut, pengawet (preserfati) dan penyegar rasa (flavourant).
5.2 Saran
5.2.1 Saran Asisten
Diharapkan agar kaka asisten lebih mengarahkan praktikan pada saat praktikum berlangsung.
5.2.2 Saran Praktikan
Diharapkan agar praktikan disiplin waktu dan tidak berbicara pada saat asisten mengarahkan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Aisya Sebrina, 2019. “Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam”.
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Achmad Mursyidi, 2020. “Alkohol Dalam Obat dan Kosmetika”. Universitas Negeri Malang.
Ayu Melinda, 2021. “Laporan Prakatikum Kimia Organik Alkohol dan Fenol”.
Universitas Mulawarman Samarinda Kalimantan Timur.
Ditjen Pom, 1979. “Farmakope Edisi ke-III”. Departemen Kesehatan Indonesia Republik Indonesia.
Ditjen Pom, 1995. “Farmakope Edidi ke-IV”. Departemen Kesehatan Indonesia Republik Indonesia.
Ditjen Pom, 2013. “Farmakope Edisi ke-V”. Departemen Kesehatan Indonesia
Republik Indonesia.
Intan Ayu Kusuma,2021. “Kimia Organic”. Universitas Padjajaran.
Muhammad Ehsan, 2020. “Laporan Praktikum Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam”. Universitas Lampung Mangkurat Banjarbaru.
Nabillah R Alsy, 2019. “Laporan Praktikum Kimia Organic Identifikasi Alkohol
Fenol”. Universitas Surabaya.
Noviana Mery,2022. “Pengaruh Perlakuan Awal Ampas Biji Jewawut dengan
microwave irradiation Untuk Produksi Bioethanol”. Universitas Perjuangan Tasikmalaya.
Parta Ibeg, 2023. “Pengertian Kimia Analisis Jenis dan Metode”.
Universitas
Setiabudi Surakarta Jawa Tengah.
Mariyani, 2023. “Modul Praktikum Kimia Analisis Farmasi”. STIFA Pelita Mas Palu.
DOKUMENTASI
Analisis Kualitatif Senyawa Golongan Alkohol
No Gambar Keterangan
1. Hasil organoleptis dari sampel
etanol
2. Hasil organoleptis dari sampel
Metanol
3. Hasil organoleptis dari sampel gliserin
4. Hasil organoleptis dari sampel
mentol
5. Hasil uji kelarutan dengan sampel
(etanol,metanol,gliserin,mentol) dan pelarut
(aquades,kloroform,eter)
6. Hasil uji keasaman dari sampel
etanol
7. Hasil uji keasaman dari sampel
metanol
8. Hasil uji keasaman dari sampel gliserin
9. Hasil uji keasaman dari sampel
mentol
10. Hasil dari reaksi warna sampel
etanol dan gliserol
11. Hasil dari reaksi warna sampel
mentol
12. Hasil dari uji esterifikasi