• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TANAMAN “PENGANTAR BIOKIMIA DAN LARUTAN”

N/A
N/A
Helena Tampubolon

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TANAMAN “PENGANTAR BIOKIMIA DAN LARUTAN”"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TANAMAN

“PENGANTAR BIOKIMIA DAN LARUTAN”

Disusun Oleh

Nama : Abdillah Amirul Saleh NIM : 205040200111050 Kelas : C

Asisten : Bagas Hadameon

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2021

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Biokimia merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari proses kimia yang berkaitan dengan organisme hidup. Biokimia akan menjelaskan tentang molekul-molekul dasar dari suatu kehidupan makhluk hidup dan mempelajari cara komponen-komponen kimia di sintesis dan digunakan oleh organisme di dalam proses kehidupannya. Biokimia terbagi kembali pada masing-masing bidang penerapan seperti bidang pertanian, dalam bidang pertanian terdapat suatu ilmu yang mempelajari tentang biokimia pada tanaman. Biokimia tanaman merupakan ilmu yang mempelajari tentang dasar-dasar kimia pada kehidupan tanaman, zat- zat penyusun tubuh tanaman, serta reaksi-reaksi dan proses kimia yang berlangsung pada komponen tubuh tanaman.

Dalam mempelajari biokimia pastinya tidak akan terlepas dari sebuah larutan-larutan kimia yang akan dilakukan dalam percobaan biokimia pada suatu tanaman. Larutan merupakan suatu campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih dan terbagi menjadi dua jenis yaitu zat terlarut dan pelarut. Larutan ini dapat digunakan dalam indikasi terjadinya proses-proses biokimia yang ada pada tanaman yang sangat bermacam-macam. Maka dari itu, dilakukan praktikum kali ini bertujuan untuk memahami lebih dalam tentang biokimia dan larutan.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya praktikum kali ini adalah sebagai berikut.

1. Memahami definisi biokimia dan larutan

2. Mengetahui manfaat biokimia di bidang pertanian 3. Mengetahui macam-macam dan sifat-sifat larutan 4. Mengetahui indikator asam dan basa

5. Mengetahui teknik melarutkan zat yang sukar terlarut 1.3. Manfaat

Manfaat dari dilakukannya praktikum ini yaitu mahasiswa dapat memahami definisi biokimia dan larutan, mengetahui macam-macam larutan, mengetahui indikator asam dan basa, seta mengetahui teknik melarutkan zat yang sukar terlarut

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Biokimia Tanaman

Biokimia tanaman adalah studi molekul dasar dari kehidupan tanaman yang mencakup sintesis (anabolisme) dan juga pembongkaran (katabolisme) dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilakukan oleh tanaman (Sitompul, 2015).

Biokimia merupakan ilmu yang menjelaskan tentang molekul-molekul dasar dari suatu kehidupan makhluk hidup dan mempelajari cara komponen-komponen kimia di sintesis dan digunakan oleh organisme di dalam proses kehidupannya (Arti, 2019).3

Plant biochemistry is the study of biochemistry of autotrophic organism such as and other biochemical processes specific to plants (Butnariu, 2018).

Biokimia tanaman adalah ilmu yang mempelajari tentang biokimia organisme autotrofik seperti fotosintesis dan proses biokimia lainnya yang khusus pada tanaman (Butnariu, 2018).

Plant biochemistry is a study that explain the molecular mechanisms of plant life, such as plant physiology and the cell biology of plants (Heldt, 2011).

Biokimia tanaman merupakan suatu ilmu yang menjelaskan tentang mekanisme molekuler dari kehidupan tanaman, seperti fisiologi tanaman dan biologi sel dari tumbuhan (Heldt, 2005).

Plant biochemistry is the study of chemical processes within and relating to living organism like a plants (Bonner and Varner, 2012).

Biokimia tanaman adalah studi tentang proses kimia yang berkaitan dengan organisme hidup seperti tanaman (Bonner and Varner, 2012).

2.2. Manfaat Biokimia di Bidang Pertanian

Biokimia memiliki beberapa manfaaat pada beberapa bidang industri seperti bidang pertanian. Dalam bidang pertanian, biokimia dapat bermanfaat untuk mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi di dalam tanaman, dapat melakukan rekayasa genetik pada tanaman, dan sebagainya yang dapat meningkatkan kualitas

(4)

dan kuantitas dari produksi tanaman. Menurut Aryantha et al. (2002), Biokimia dapat dimanfaatkan sebagai media untuk memperbaiki kualitas kesuburan tanah dengan memanfaatkan mikroorganisme yang dapat menghasilkan senyawa kimia pertumbuhan seperti giberellin dan sitokinin serta dapat menambat nitrogen dan phospat untuk tanah. Biokimia juga dapat dimanfaatkan dalam pengolahan pangan menggunakan enzim (Sutrisno, 2017).

2.3. Definisi Larutan

Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih yang terdiri atas zat pelarut (solvent) dan satu atau lebih zat terlarut (solute) (Sumardjo, 2006).

Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Petrucci dalam Putri et al. (2017) yang menyatakan bahwa larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dua atau lebih zat dalam komposisi yang bervariasi yang menyatu.

Solution is defined as a type of homogeneous mixture consisting of two or more substances in which substance (solute) is dissolved in another (solvent) (Lew, 2009).

Larutan didefinisikan sebagai jenis campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat (zat terlarut) yang dilarutkan dalam zat lain (pelarut) (Lew, 2009).

Solution is a mixture consist of a solute and a solvent, with the solute is the substance that is dissolved in the solvent (Lema et al. 2015).

Larutan adalah suatu campuran yang tediri dari zat terlarut dan zat pelarut, dengan zat terlarut adalah zat yang akan larut dalam zat pelarut (Lema et al.

2015).

Solution is a homogenous mixture of two or more substances in a single state, and the solven is described as the dissolving in a solution (Calik and Alipasa, 2005).

Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih zat dalam satu keadaan, dan pelarut ditujukan sebagai pelarutan dalam suatu larutan (Calik and Alipasa, 2005).

2.4. Sifat-sifat Larutan

Menurut Sastrohamidjojo (2018), menjelaskan bahwa sifat-sifat larutan pada suatu reaksi kimia diantaranya yaitu bersifat homogen antar molekul, komponen

(5)

larutan dapat berubah sesuai situasi, komponen larutan terdiri dari pelarut dan zat terlarut yang dapat berupa gas, padatan, ataupun cair.

2.5. Macam-macam Larutan

Larutan terbagi menjadi beberapa macam jenis yang dibagi berdasarkan beberapa hal yaitu berdasarkan konsentrasi, daya hantar, dan tingkat kejenuhan larutan (Sastrohamidjojo, 2018). Berdasarkan konsentrasinya larutan dibagi menjadi dua yaitu larutan pekat dan encer yang dibedakan pada jumlah solven dan solut. Larutan pekat memiliki jumlah solut yang cenderung lebih banyak dibandingkan dengan solven dan sebaliknya juga terhadap larutan encer.

Berdasarkan daya hantarnya larutan dibedakan menjadi larutan elektrolit dan non elektrolit (Sastrohamidjojo, 2018). Larutan elektrolit merupakan larutan yang dapat menghantarkan listrik, larutan ini terbagi kembali menjadi dua yaitu elektrolit kuat dan lemah. Elektrolit kuat merupakan larutan yang seluruh molekulnya terbagi menjadi inon-ion yang terionisasi sempurna sedangkan elektrolit lemah tidak semuanya menjadi ion-ion. Larutan yang dapat menghantarkan listrik (elektrolit) yaitu larutan garam, larutan asam, dan larutan basa. Larutan non elektrolit merupakan larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik karena semua molekulnya tidak mengalami ionisasi.

Berdasarkan kejenuhan larutan larutan dibagi menjadi larutan jenuh, tidak jenuh, dan sangat jenuh (Sastrohamidjojo, 2018). Larutan jenuh memuat beberapa solute yang larut dan mengalami kesetimbangan terhadap solute padatnya, sedangkan larutan tidak jenuh kurnag memuat solute dibandingkan larutan jenuh.

Lalu, larutan sangat jenuh memuat solute lebih banyak dibandingkan jumlah solut yang dibutuhkan pada larutan jenuh.

2.6. Indikator Asam – Basa

Asam dan Basa suatu larutan dapat diindikasikan oleh berbagai jenis indikator antara lain kertas lakmus, larutan indikator, indikator universal, indikator alami, dan pH meter (Melati, 2019). Penjelasan dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut.

1. Kertas Lakmus

(6)

Kertas lakmus merupakan indikator yang paling banyak digunakan untuk membedakan larutan asam dan basa. Kertas lakmus adalah indikator asam basa yang dibuat dari senyawa kimia yang dikeringkan pada kertas. Terdapat dua jenis kertas lakmus yaitu lakmus biru dan lakmus merah. Kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah apabila larutan yang diuji adalah larutan asam dan jika warnanya tetap maka larutan tersebut adalah larutan basa ataupun garam.

Sedangkan, lakmus merah akan berubah menjadi biru apabila larutan uji merupakan larutan basa dan jik warnanya tetap maka larutan tersebut asam ataupun garam.

2. Larutan Indikator

Larutan indikator akan memberikan warna yang berbeda dalam larutan asam dan basa. Uji perubahan warna larutan indikator terhadap larutan asam dan basa diantaranya adalah sebagai berikut.

No. Larutan Indikator Perubahan Warna Trayek pH

1 Metil jingga Merah ke kuning 3,1-4,4

2 Metil merah Merah ke kuning 4,2-6,2

3 Fenolftalein Tidak berwarna ke merah ungu 8,3-9,6

4 Alizarin kuning R Kuning ke violet 10,1-12,0

5 Bromtiml biru Ke biru 6,0-7,6

3. Indikator Universal

Indikator universal merupakan kertas yang mengandung bahan tertentu yang dapat berubah warna tertentu sesuai tingkat keasaman atau kebasaan zat. Warna Indikator universal pada berbagai pH adalah sebagai berikut.

4.

No. Warna Indikator Universal pH

1 Merah 1

2 Merah lebih muda 2

3 Merah muda 3

4 Merah jingga 4

5 Jingga 5

6 Kuning 6

7 Hijau 7

8 Biru 8

9 Indigo 9

10 Ungu sangat muda 10

11 Ungu muda 11

12 Ungu 12

13 Ungu tua 13

14 Ungu tua 14

(7)

Indikator Alami

Indikator alami dapat dibuat dari beberapa tumbuhan yang dapat memperlihatkan beberapa perubahan warna pada larutan asam, basa, atau netral.

Beberapa jenis tanaman yang dapat dijadikan indikator asam dan basa antara lain mawar, bunga sepatu, bunga bougenville, kulit manggis, dan kunyit.

5. pH Meter

pH meter merupakan alat yang dapat menentukan pH larutan dengan cara mengukur menggunakan elektrode yang akan mengukur jumlah H3O+ di dalam larutan. pH meter juga dapat mengukur pH larutan menggunakan pH digital yang didasarkan terhadap daya hantar listrik pada larutan.

2.7. Teknik Melarutkan Zat yang Sukar Larut

Suatu zat apabila sukar terlarut dipengaruh beberapa faktor seperti terdapat senyawa polar yang sukar larut pada senyawa non polar atau sebaliknya, dan juga terdapat larutan dengan pH tinggi yang sukar larut dan mengendap, ataupun pengaruh suhu larutan sehingga sukar melarutkannya (Puspitasari, 2013). Hal tersebut dapat diatasi dengan beberapa teknik seperti melakukan pengadukan hinga larut, memperkecil ukuran partikel, menambahkan volume zat pelarut, dan menaikkan suhu (Puspitasari, 2013).

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Soal dan Jawaban

1. Berapa jumlah mol dari 7 gram HCl? (Ar H = 1, Ar Cl = 35,5) Jawab:

Dik: massa HCl = 7 gram, Mr = 36,5 mol = gr

Mr = 7

36,5 = 0,19 mol

(8)

Maka, jumlah mol dari 7 gram HCl tersebut yaitu 0,19 mol

2. 10 gram NaOH dilarutkan dalam 300 gram air, Mr NaOH = 40 gr/mol.

Berapa molalitas NaOH?

Jawab:

Dik: massa NaOH = 10 gr, massa pelarut = 300 gr, Mr = 40 molalitas (m) = gr

mrx1000

P = 10

40x1000

300 = 0,83 molal Maka, molalitas dari larutan NaOH tersebut yaitu 0,83 molal

3. NaOH sebanyak 72 gram dilarutkan dengan aquadest hingga volume 1000 ml, Mr NaOH = 40 gr/mol. Berapa normalitas NaOH?

Jawab:

Dik: massa NaOH = 72 gr, massa pelarut = 1000 ml, Mr = 40 Na+ + OH-

a = 1

Molaritas (M) = gr

mrx1000

V = 72

40x1000

1000 = 1,8 molar Normalita (N) = M x a = 1,8 x 1 = 1,8 molar

Maka, normalitas dari larutan NaOH tersebut yaitu 1,8 N

4. 100 gram KOH (Mr = 56) dilarutkan dengan aquadest hingga volume 400 ml. Berapa Molaritas KOH tersebut?

Jawab:

Dik: massa KOH = 100 gr, Mr = 56, Massa pelarut = 400 ml Molaritas (M) = gr

mrx1000

V = 100

56 x1000

400 = 4,46 molar Maka, molaritas dari larutan KOH tersebut yaitu 4,46 molar

5. Suatu larutan yang dibuat dari 8,7 gram garam dapur (Mr= 58,5) yang dilarutkan dalam 90 gram air (Mr = 18) Maka berapa fraksi mol garam dapur dan fraksi mol air?

Jawab:

(9)

Dik: massa garam (a) = 8,7 gr, Mr garam = 58,5, massa air (b) = 900 gr, Mr air = 18

na = gr

Mr = 8,7

58,5 = 0,14 mol nb = gr

Mr = 900

18 = 50 mol xa = na

na+nb = 0,14

0,14+50 = 0,0027 xb = na

na+nb = 50

0,14+50 = 0,9972 xa + xb = 0,0027 + 0,9972 = 0,9999 = 1

Maka, fraksi mol garam dan fraksi mol air berturut-turut yaitu 0,0027 dan 0,997

6. Berapa liter volume dari larutan H2SO4 3 M yang diperlukan untuk membuat larutan 600 ml H2SO4 1,5 M?

Jawab:

Dik: V1 H2SO4 = 600 ml, M1 = 1,5 M, M2 = 3 M M1 x V1 = M2 x V2

1,5 x 600 = 3 x V2

V2 = 900

3 = 300 ml

Maka, untuk membuat 600 ml H2SO4 1,5 M dibutuhkan 300 ml H2SO4 3 M 7. Diketahui normalitas pada larutan Sr(OH)2 adalah 0,4. Berapa osmolaritas

larutan tersebut?

Jawab:

Dik: Normalitas Sr(OH)2 = 0,4 N Sr(OH)2 Sr2+ + 2OH- a = 2

b = 3 M = N

a = 0,4

2 = 0,2 M

Osmolaritas (o) = b x M = 3 x 0,2 = 0,6

(10)

Maka, osmolaritas dari larutan Sr(OH)2 tersebut adalah 0,6 8. Hitung jumlah molaritas jika sebanyak 20 ml CH3COOH 0,4 M

ditambahkan dengan 40 ml CH3COOH yang 0,5M!

Jawab:

Dik: V1 = 20 ml, M1 = 0,4 M, V2 = 40 ml, M2 = 0,5 M Mc = V1x M1+V2x M2

Vc = 20x0,4+40x0,5

20+40 = 0,46 M

Maka, jumlah molaritas dari campuran kedua larutan CH3COOH tersebut yaitu 0,46 M

9. Suatu larutan memiliki nilai Molaritas 0,4. Larutan tersebut sebanyak 70 gram yang dilarutkan ke dalam 400 ml air. Hitung Massa relatif larutan tersebut!

Jawab:

Dik: M = 0,4 M, massa larutan = 70 gr, massa pelarut = 400 ml M = gr

mrx1000 V 0,4 = 70

mrx1000 400 Mr = 175

0,4 = 437,5

Maka, Massa relatif dari larutan tersebut yaitu 437,5 gr/mol 10. Berapa massa CH3COOH yang memiliki nilai n = 0,5 mol?

Jawab:

Dik: n = 0,5 mol, Mr = 60

Massa = n x Mr = 0,5 x 60 =30 gr

Maka, massa CH3COOH yang memiliki nilai n= 0,5 mol yaitu 30 gr

BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan

(11)

Biokimia tanaman adalah suatu cabang ilmu yang bermanfaat untuk mengetahui tentang tentang dasar-dasar kimia pada kehidupan tanaman, zat-zat penyusun tubuh tanaman, serta reaksi-reaksi dan proses kimia yang berlangsung pada komponen tubuh tanaman. Semua pengetahuan tersebut dapat bermanfaat di bidang pertanian untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas yang lebih baik dari hasil panen tanaman. Dalam mempelajari biokimia terdapat suatu larutan pada setiap rekasi yang dilakukan. Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih yang terdiri atas zat pelarut (solvent) dan satu atau lebih zat terlarut (solute). Larutan memiliki berbagai macam jenis dan sifatnya. Larutan menurut pH dibedakan menjadi asam, basa, dan netral (garam), untuk mengetahui pH dari suatu zat terdapat beberapa indikator yang dapat dipakai yaitu kertas lakmus, larutan indikator, indikator universal, indikator alami, dan pH meter. Jika terdapat larutan yang sukar terlarut, dapat dilakukan suatu cara seperti melakukan pengadukan hinga larut, memperkecil ukuran partikel, menambahkan volume zat pelarut, dan menaikkan suhu sehingga larutan dapat dengan mudah larut.

4.2. Saran

Biokimia tanaman merupakan ilmu yang sangat bermanfaat di bidang pertanian untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil dari tanaman. Maka, diharapkan untuk para mahasiswa dapat memahami dan menguasai ilmu ini untuk digunakan dalam kegiatan bertani nantinya.

DAFTAR PUSTAKA

Arti, Inti Mulyo. 2018. Biokimia Tanaman. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Bonner, James dan Joseph E. Varner. 2012. Plant Biochemistry Third Edition.

(12)

New York: Academic Press.

Aryantha, I.N.P., Noorsalam R., Sukrasno, dan E. Nandina. 2002. Pengembangan dan Penerapan Pupuk Mikroba dalam Sistim Pertanian Organik. In Development of Suistanable Agricultural System One Day Discussion on The minimization of Fertilizer Usage, Menristek-BPPT. Jakarta.

Butnario, Monica. 2018. General Concepts of Plant Biochemistry. Journal of Biochem Physiol. 7 (2): 1-4.

Calik, Muammer dan Alipasa Ayas. 2005. A Cross-Age Study on The Understanding of chemical Solutions and Their Components. Internasional education Journal. 6 (1): 30-41.

Heldt, Hans-Walter. 2005. Plant Biochemistry Third Edition. California: Elsevier Academic Press.

Lema, Jose, Jseth A.O., Jose D.M., Mary L.A., Felipo B., Edgar D.C., Lino H., dan Vito L. 2015. Solution Equilibria and Stabilities of Binary and Ternary System of Nickel(II) complexes with Dipicolinic Acid and the Amino Acids (Histidine, Cysteine, Aspartic, and Glutamic Acids). Journal Solution Chem.

44 (1): 2144-2153.

Lew, Kristi. 2009. “Homogeneous” Acid and Basses, Essential Chemistry. New York: Chelsea House Publishing.

Melati, Ratna Rima. 2019. Asam, Basa, dan Garam. Bandung: Penerbit Duta.

Putri, Ari M.L., Trapsilo P., dan Bambang S. 2017. Pengaruh Konsentrasi Larutan terhadap Laju Kenaikan Suhu Larutan. Jurnal Pembelajaran Fisika. 6 (2):

147-153.

Sastrohamidjojo, Hardjono. 2018. Kimia Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sitompul, S.M. 2015. Biokimia Tanaman. Malang: Universitas Brawijaya.

Sumardjo, Damin. 2009. Penganttar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC.

Sutrisno, Aji. 2017. Teknologi Enzim. Malang: UB Press.

LAMPIRAN

(13)
(14)

Referensi

Dokumen terkait

Halsil penelitialn menunjukkaln balhwal Ukuraln Kalp tidalk berpengalruh terhaldalp Kuallitals Aludit paldal perusalhalaln Malnufalktur Sub Sektor Malkalnaln Daln Minumaln Yalng