• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN “ISOLASI DNA”

N/A
N/A
Angelika Pasaribu

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN “ISOLASI DNA” "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN

“ISOLASI DNA”

Disusun oleh:

Nama : Angelika Pasaribu

NIM : 215040201111216

Kelas : N

Asisten : Amrul Mubarok

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2022

(2)

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

DNA adalah polimer asam nukleat yang tersusun secara sistematis dan merupakan pembawa informasi genetik yang diturunkan kepada keturunannya. DNA memiliki struktur pilinan utas ganda yang antiparalel dengan komponen- komponennya, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat, dan pasangan basa. Molekulnya berbentuk double helix yang kemudian membentuk pilinan. DNA yang menyusun kromosom ini merupakan nukleotida rangkap yang tersusun heliks ganda atau double helix, dimana basa nitrogen dan kedua benang polinukleotida saling berpasangan dalam pasangan yang tetap melalui ikatan hidrogen. Mitokondria dan kloroplas pada DNA memiliki ciri khas, yakni hanya mewariskan sifat-sifat yang berasal dari garis ibu sedangkan nukleus memiliki pola pewarisan sifat dari kedua orangtua.

Pada tumbuhan, DNA terdapat di dalam inti sel dan beberapa organ lain di dalam sel seperti mitokondria dan kloroplas. Isolasi DNA adalah suatu teknik yang digunakan untuk mendapatkan DNA murni. Mekanisme proses isolasi DNA yakni dengan pengeluaran DNA dari tempatnya berada (ekstraksi atau lisis) biasanya dilakukan homogenasi dan penambahan buffer ekstraksi dan buffer lisis untuk pencegahan DNA rusak. Isolasi DNA memiliki prinsip dimana memisahkan DNA genom dari komponen-komponen sel lain (Triani, 2020). Setelah dilakukan isolasi DNA, DNA tersebut dapat digunakan sebagai bahan uji lanjutan contohnya dalam menganalisa kode genetik untuk keperluan medis atau forensik. Sedangkan dalam bidang pertanian dapat digunakan untuk mengetahui kode genetik untuk melakukan perbaikan sifat tanaman

1.2 Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan praktikum isolasi DNA adalah praktikan dapat mengetahui dan melakukan proses-proses yang berkaitan langsung untuk melakukan isolasi DNA. Serta mahasiswa dapat menginterpretasi data terkait hasil PCR.

1.3 Manfaat.

Untuk menambah wawasan praktikan mengenai proses–proses yang berkaitan dengan isolasi DNA.

(3)

Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Pengertian DNA

Deoxyribonucleic acid (DNA) merupakan makromolekul berupa benang sangat panjang yang terbentuk dari sejumlah besar deoksiribonukleotida, yang masing-masing tersusun dari satu basa, satu gula dan satu gugus fosfat (Rosana, 2014). Menurut Zulfahmi (2013) DNA merupakan sumber informasi genetik pada makhluk hidup yang sangat akurat yang menjadikan penanda atau identitas dari suatu organisme.

2.2 Pengertian Isolasi DNA

Isolasi DNA genom merupakan langkah awal dan sangat menentukan dalam studi genetika dan molekuler suatu spesies (Masdalifah dan Pujiyanto, 2013)

DNA extraction is a method to purify DNA by using physical and/or chemical methods from a sample separating DNA from cell membranes, proteins, and other cellular components (Cytol, 2019)” “Ekstraksi DNA adalah suatu metode untuk memurnikan DNA dengan menggunakan metode fisik dan/atau kimia dari suatu sampel yang memisahkan DNA dari membran sel, protein, dan komponen seluler lainnya (Cytol, 2019)”

2.3 Tujuan Isolasi DNA

Isolasi DNA dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan DNA dari bahan lain seperti protein, lemak, dan karbohidrat. Isolasi DNA/RNA merupakan langkah awal yang harus dikerjakan dalam rekayasa genetika sebelum melangkah ke proses selanjutnya. Berdasarkan prinsip isolasi DNA, isolasi DNA melalui proses dengan memecah dan mengekstraksi jaringan tersebut sehingga akan terbentuk ekstrak sel yang terdiri atas sel-sel jaringan, DNA, dan RNA (Faatih, 2009). Selain itu, isolasi DNA juga bertujuan untuk memastikan kemurnian dan konsentrasi hasil ekstraski DNA (Siswoyo, 2020).

2.4 Jenis-Jenis Metode Isolasi DNA

Terdapat beberapa jenis-jenis metode isolasi DNA menurut Romlah et al.

(2018):

a. Metode boilling, yakni pemanasan tinggi selama beberapa menit dimana akan menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding sel yang berakibat pada masuknya cairan dan materi lain di sekitar sel dan keluarnya materi- materi dari dalam sel. Suhu tinggi juga bermanfaat untuk inaktivasi enzim, terutama DNase yang dapat merusak DNA.

b. Metode Cetyl Trimethyl Ammonium Bromide (CTAB), yakni menggunakan nitrogen cair pada tahap awal ekstraksi untuk menghasilkan kualitas DNA terbaik. CTAB merupakan sejenis deterjen yang dapat mendegradasi dinding sel, denaturasi protein, memisahkan karbohidrat Menurut Mulyani et al. (2011) metode yang digunakan untuk isolasi DNA yaitu Metode dengan menggunakan kit ekstraksi DNA (Wizard Genomic DNA Purification, Promega), Metode CTAB (Cationic Hexadecyl

(4)

Trimethyl Ammonium Bromide) dengan Phenol, metode modifikasi CTAB (Cationic Hexadecyl Trimethyl Ammonium Bromide), dan metode ekstraksi DNA dengan thermal lysis.

(5)

Bab III Metodologi 3.1 Alat dan Fungsi

No Alat Fungsi

1 Mortar dan pistil Untuk menghaluskan spesimen

2 Tips Sebagai tempat bahan yang diuji

3 Gelas Ukur Untuk mengukur larutan

4 Tubes 1,5 ml Sebagai wadah spesimen

5 Tissue Untuk membersihkan sisa air pada

alat

6 Gunting Untuk memotong daun (spesimen)

7 Mikro Pipet Untuk memindahkan larutan

8 Spatula Untuk mengaduk dan mengambil

bahan praktikum

9 Erlenmeyer Untuk wadah bahan yang akan diuji

10 Microwave Untuk menginkubasi spesimen

11 Mesin PCR Untuk memperbanyak DNA

12 Oven Untuk sterilisasi bahan secara kering dengan suhu yang ditentukan

13 Vortex Untuk menghomogenkan larutan

14 Timbangan Analitik Untuk menimbang spesimen

15 Stirer Untuk mengaduk dan memanaskan

bahan

16 pH meter Untuk mengukur larutan ph

17 Mesin Elektroforesis Untuk menguji kualitas DNA

18 Waterbath Membuat suhu konstan

19 Centrifuge Untuk memisahkan larutan

20 Autoclave Untuk mensterilkan bergbagai alat

21 Gel Doc Untuk mendeteksi pita-pita DNA

22 Lemari Es Untuk pendinginan bahan

3.2 Bahan dan Fungsi

No Bahan Fungsi

1 Kit Isolasi DNA Tanaman (Promega) Sebagai bahan lisis dalam isolasi DNA

2 Nitrogen cair Untuk mengawetkan sampel

3 Buffer TE RNAse Sebagai pengelusi DNA

4 Ethanol 70% Untuk menurunkan aktivitas

molekul air 5 Isopropanol DNA ladder Untuk menarik air atau

mengkondisikan dehidrasi

6 Agarosa Untuk memisahkan DNA

(6)

dari bahan lain 7 Buffer Elektroforesis (TAE/TBE) Untuk meneruskan arus

listrik

8 Loading dye Pewarna untuk memantau

migrasi molekul

9 Ethidum Bromida Pewarna DNA pada gel

elektroforensis

10 PCR reaction kit Untuk memisahkan DNA

dari bahan lain 11 Primer mikrosatelit SSR Untuk memperbanyak atau

amplifikasi DNA pada PCR

3.3 Diagram Alir

Menyiapkan alat dan bahan (Isolation Genomic s

DNA Kit Promega) Timbang 0,1 g sampel daun

Inkubasi pada oven atau waterbath pada tempertur 65 C selama 15 menit Masukkan 600 µL Nucleic Lysis Solution ke dalam tube ukuran 1.5 mL dan tambhakan sampel daun yang sudah dihaluskan, tutup kembali tube (jangan lupa beri label di tube)

Masukan dalam mortar, tambahkan N2 Cair, segera di gerus sampai

halus (jangan sampai mencair)

Tambahkan 3 µL RNase dan homogenkan dengan cara inverting

Inkubasi pada temperature 37 C selama 15 menit

Dinginkan pada temperature ruang selama 5 menit

(7)

Sentrifuge pada 14.000 rpm selama 1 menit pada temperature ruang

Sentrifuge pada kecepatan 14.000 rpm selama 3 menit

Tambahkan 600 µL isopropanol pada temperature ruang

Homogenkan dengan pelan dengan cara inverting atau tap/bolak balik tube

Vortex selama 20 detik

Pindahkan secara hati-hati supernatant pada bagian atas kedalam tube baru 1,5 mL, jangan

sampai residu ikut terpipet

Buang supernatant secara hati-hati, jangan sampai pellet pada bagian bawah ikut terbuang

Tambahkan 200 µL Protein Precipitation Solution

Tambahkan 600 µL ethanol 70% pada temperature ruang, homogenkan dengan pelan

(8)

Simpan Dalam Freezer pada temperature 2-8 C Sentrifuge pada 14.000 rpm selama 1 menit

pada temperature ruang

Isolasi DNA

Inkubasi pada temperature 65 C selama 1 jam atau inkubasi pada temperature 4 oC selama 1

malam

Tambahkan DNA Rehydration sebanyak 100 µl dan larutkan pellet DNA dengan cara mengetuk-

ketuk tube secara perlahan

Kering anginkan sisa ethanol selama 15 menit, dengan cara di balik dengan alas kertas tissue Buang Kembali supernatant secara hati-hati, jangan sampai pellet DNA ikut terbuang atau

terpipet

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student teams Achievement Division) dengan pendekatan kontekstual

TAHAP 1 KELAS XI SMT 3 2.1 Memahami fungsi konsep penggunaan alat ukur 1.1 Memahami fungsi peralatan dan kelengkapan gambar teknik 1.2 Memahami aturan standarisasi dalam gambar teknik