• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGROTEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (Zea mays saccharata)

N/A
N/A
Alot Ortega

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGROTEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (Zea mays saccharata)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR AGROTEKNOLOGI

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (Zea mays saccharata) Dosen : Adelina Maryanti, S.Si, M.Sc.

Asisten Dosen : Noer Arif Hardi, S.P, M.P

DI SUSUN OLEH:

NAMA : Raditya Adi Putra NPM : 224110160

KELAS : C. Semester 2

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT, karena rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum Dasar-Dasar Agroteknologi.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Adelina Maryanti, S.Si, M.Sc dan Noer Arif Hardi, S.P, M.P yang telah mengarahkan dan membimbing dalam penulisan laporan.

Laporan praktikum ini menjelaskan tentang judul praktikum, tujuan, pelaksanaan praktikum, parameter, dan jadwal kegiatan praktikum mata kuliah Dasar-Dasar Agroteknologi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan praktikum ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki kesalahan laporan praktikum ini. Akhirnya, penulis berharap semoga laporan praktikum Dasar-Dasar Agroteknologi ini dapat bermanfaat sebagai pedoman dalam pelaksanaan praktikum dalam usaha peningkatan kemampuan mahasiswa/i dalam bidang ilmu pertanian baik teori ataupun praktikum.

Pekanbaru,10 Maret 2023

Raditya Adi Putra

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI...3

BAB I PENDAHULUAN...4

1.1 Latar Belakang...4

1.2 Tujuan Praktikum...5

1.3 Manfaat Praktikum...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...6

BAB III BAHAN DAN METODE...11

3.1 Tempat dan Waktu...11

3.2 Bahan dan Alat...11

3.3 Pelaksanaan Praktikum...11

3.4 Parameter Pengamatan...13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...14

4.1 Tinggi Tanaman...14

4.2 Umur Berbunga...15

4.3 Umur Panen...16

4.4 Jumlah Buah Per Tanaman...17

BAB V PENUTUP...19

5.1 Kesimpulan...19

5.2 Saran...19

RINGKASAN...20

DAFTAR PUSTAKA...21

LAMPIRAN...22

(4)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

I.2 Tujuan Praktikum

Ada pun kegiatan praktikum ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut

1. Untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi tanaman jagung berdasarkan pengaturan jarak tanam.

2. Untuk melihat dan mengetahui penampilan tanaman akibat persaingan antara tanaman dalam memperebutkan faktor-faktor lingkungan (cahaya, air, hara, dll).

I.3 Manfaat Praktikum

(5)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jagung (Zea Mays L) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Berdasarkan temuan-temuan genetik, antropologi, dan arkeologi di ketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Anonim, 2012).

Klasifikasi Tanaman Jagung

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Liliopsida (berkeping satu/monokotil) Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Poales Famili: Poaceae(suku rumput-rumputan)

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L.

Jagung manis atau yang sering disebut sweetcorn dikenal di Indonesia pada awal 1980 melalui hasil persilangan (Koswara, 1986). Sejak itu jagung manis di Indonesia mulai ditanam secara komersial karena penanamannya yang sederhana dan digemari oleh masyarakat.

(6)

BAB III BAHAN DAN METODE

III.1 Tempat dan Waktu

Praktikum Mata Kuliah Dasar-Dasar agroteknologi ini di laksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution Km 11, Kelurahan simpang tiga, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru. Waktu praktikum di laksanakan dari tanggal 9 maret 2023 sampai .

III.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah benih jagung, pupuk Urea, NPK, KCL dan pupuk kandang. Sedangkan alat yang yang digunakan pada praktikum ini adalah gembor, cangkul, meteran, dan alat tulis.

III.3 Pelaksanaan Praktikum 1. Pengolahan lahan

Lahan dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman sebelumnya, kemudian dicangkul dan tanah digemburkan. Masing-masing individu luas bedengan 2 m x 2 m, tinggi bedengan 30 cm dan luas parit 50 cm.

2. Pemberian pupuk kandang atau pupuk dasar.

Pupuk kandang yang sudah matang diberikan pada setiap bedengan setelah dilakukan pengolahan tanah. Masing-masing bedengan diberikan 1 karung pupuk kandang dan dibiarkan 1-2 minggu sebelum tanam.

3. Penanaman

Penanaman jagung dilakukan secara serentak. Pada praktikum ini pola tanam tanam bervariasi. Berikut pola tanam yang digunakan pada praktikum ini.

Gambar 1. pola tanam 1 Gambar 2. pola tanam 2

(7)

Gambar 3. Pola tanam 3 Gambar 4. Pola tanam 4

Saya menggunakan pola tanam 1 (85 cm x 42,5 cm) dengan populasi 30 tanaman/bedengan. Penanaman dilakukan dengan cara tunggal dengan kedalaman lobang tanam 5 cm dengan jumlah 2 benih/lubang tanam. Penyisipan dilakukan 1 minggu setelah tanam, terhadap benih yang tidak tumbuh.

4. Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk Urea, NPK, dan KCL. Pada praktikum ini perlakuan pemupukan pertama dilakukan pada saat penanaman benih.

Pemupukan kedua seminggu setelah penanaman menggunakan pupuk Urea, NPK, dan KCL deangan dosis 5g/ lubang tanaman. Pemupukan ketiga dilakukan pada minggu ke 7 dengan memberikan pupuk NPK

5. Pemeliharaan a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi kelembaban tanah. Hal ini menyangkut ketersediaan air bagi pertumbuhan tanaman. Apabila di rasa kurang air perlu dilakukan penyiraman. Tetapi penyiraman biasanya dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.

b. Penyiangan

Penyiangan dilakukan 1 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.

(8)

6. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pada praktikum ini hanya hama saja yang menyerang tanaman jagung yaitu semut, untuk pengendaliannya di lakukan dengan pemberian furadan sesuai dengan dosis. Pemberian furadan ini dilakukan setelah penyiraman pada sore hari dengan cara taburkan disekitar tanaman. Untuk penyakit yang menyerang tanaman jagung pada praktikum ini tidak ada.

7. Panen

Panen dilakukan pada saat bunga betina pada tongkol sudah terlihat kecoklatan pekat, atau pemanenan juga dapat di tandai dengan biji yang kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas. Pemanenan dilakukan dengan cara mematahkan tongkol dari batang tanaman jagung tersebut.

III.4 Parameter Pengamatan

Pada praktikum ini di lakukan pengamatan dengan cara menghitung dan mengukur:

1. Tinggi tanaman

Pada pengamatan tinggi tanaman ini dilakukan pada saat tanaman mulai berumur sekitar 2 minggu setelah tanam, pengamatan selanjutnya dengan interval 1 minggu sekali sampai munculnya bunga. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan menggunakan penggaris dan meteran, pengukuran ini dilakukan dengan cara mengukur dari titik tumbuh (pangkal batang) sampai pada daun dibagian paling atas.

3. Umur berbunga

Pada pengamatan umur berbunga ini dihitung mulai dari setelah tanam hingga munculnya bunga, yang di amati pada tanaman ini adalah umur munculnya bunga jantan (pollen) dan umur munculnya bunga betina (stigma)

4. Umur panen

Pada pengamatan umur panen ini dihitung mulai dari saat tanam sampai pada saat panen.

5. Jumlah buah per tanaman

Pengamatan jumlah buah per tanaman ini dilakukan pada saat setelah panen dengan cara menghitung jumlah buah per tanaman.

(9)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tinggi Tanaman

Data hasil pengamatan tinggi tanaman jagung dengan perlakuan jarak tanam 85cm x 42,5 cm dapat dilihat pada tabel

Sampel Tinggi Tanaman(cm)

Minggu 2 Minggu 4 Minggu 7 Minggu 8 Minggu 9

1 10,2 43 167 171 173,2

2 11 48 170 177 177,9

3 9 38 168,5 173 174

4 8,6 29,5 Patah - -

5 12,5 46 171 176 Patah

6 7,4 27 Patah - -

7 13,1 36 110 134 Patah

8 15,2 51 174 Patah -

9 7,8 25 Busuk batang - -

10 8 39 165 Patah -

11 14 47 166 Patah -

12 10 40 140,4 Patah -

13 9,5 37 142 Patah -

14 10 35 155 Patah -

15 6,8 28 152 Patah -

Rata-rata

Pertumbuhan tanaman jagung dari segi tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di atas bahwa pertumbuhan tinggi tanaman jagung terhambat tidak seperti pada tanaman jagung biasanya, hal ini disebabkan karna ternaungnya tanaman jagung oleh pohon karet yang berada di sekitar area lahan, sehingga kualitas dan kuantitas cahaya yang dibutuhkan tanaman jagung jadi berkurang. Pada dasarnya tanaman jagung ini sangat rakus terhadap cahaya.

Dapat dilihat data pada tabel dimulai pada minggu ke 7 dan seterusnya terjadi hujan deras beserta angin kencang yang menyebabkan banyak tanaman yang tumbang dan patah. untuk mendirikannya kembali dengan bantuan pancang namun beberapa hari kemudian kembali hujan beserta angin kencang sehingga batang jagung patah dan layu.

Tanaman jagung memiliki bentuk batang tak bercabang. Ia cenderung silindris dan terdiri atas beberapa ruas serta buku ruas. Di buku ruas tersebut dijumpai tunas, yang di kemudian waktu akan tumbuh menjadi tongkol. Bagian tunas paling ataslah yang akan berkembang menjadi tongkol yang menghasilkan biji jagung. Bagian batang

(10)

jagung ini mempunyai 3 komponen jaringan utama, yakni bagian kulit atau epidermis, jaringan pembuluh atau bundles vaskuler. pusat batang atau pith.

IV.2 Umur Berbunga

Data hasil pengamatan umur berbunga tanaman jagung dengan perlakuan jarak tanam 85 cm x 42,5cm

Sampel Umur Berbunga (Hari)

Bungan Jantan Bunga Betina

1 48 56

2 46 55

3 48 56

4 - -

5 46 55

6 - -

7 - -

8 46 55

9 - -

10 46 -

11 46 55

12 54 -

13 48 56

14 46 55

15 46 55

Rata-rata

Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa terbentuknya bunga tanaman jagung sangat lambat, hal ini juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang kurang.

Tanaman jagung dikenal dengan istilah Monoeciuos sebab ia tergolong tumbuhan berumah satu. Artinya istilah tersebut bermakna bunga jagung, baik jantan maupun betina ada dalam satu tanaman. Kedua bunga ini diklin atau terpisah. Pada tiap kuntum bunga jagung terdapat struktur yang khas dari kelompok Poaceae yang dinamakan floret. Pada tanaman jagung sendiri, floret menjadi terbatas sebab terdapat gulmae. Bunga jantan jagung tumbuh pada bagian puncak tanaman. Ia berupa inflorescence atau karangan bunga. Bagian serbuk sarin pada bunga jagung berwarna kuning dengan aroma yang cukup khas. Adapun bunga betina tersusun dalam bentuk tongkol yang tumbuh dari bagian buku. Ia ada di antara bagian pelepah daun dan batang.

(11)

Bunga jantan dan bunga betina pada jagung terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Bunga jantan jagung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih awal dari bunga betinanya (protandri).

IV.3 Umur Panen

Data hasil pengamatan umur panen tanaman jagung dengan perlakuan jarak tanam 85 cm x 42,5 cm

Sampel Umur Panen (Hari)

1 72

2 72

3 72

4-15 -

Rata-rata

Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa hanya 3 sampel yang dapat dipanen hasilnya, sedangkan pada sampel 4 hingga 15 tidak dapat dipanen karena tanaman jagung mengalami kerusakan oleh angin saat cuaca buruk. Sehingga menyebabkan kondisi batang menjadi patah dan tidak dapat diberdirikan kembali.

Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tua/matang fisiologis, tergantung dari tujuan panen. Seperti pada tanaman padi, tingkat kemasakan buah jagung juga dapat dibedakan dalam 4 tingkat: masak susu, masak lunak, masak tua dan masak kering/ masak mati.

Ciri jagung manis yang siap dipanen adalah:

1. Umur panen adalah 86-96 hari setelah tanam.

2. Jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga.

3. Biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas.

Jagung untuk keperluan sayur, dapat dipetik 15 sampai dengan 21 hari setelah tanaman berbunga. Pemetikan jagung untuk dikonsumsi sebagai jagung rebus, tidak harus menunggu sampai biji masak, tetapi dapat dilakukan ± 4 minggu setelah tanaman berbunga atau dapat mengambil waktu panen antara umur panen jagung sayur dan umur panen jagung masak mati.

IV.4 Jumlah Buah Per Tanaman

(12)
(13)

BAB V PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai budidaya tanaman jagung ini dapat disimpulkan bahwa hasil produksi dari segi kualitas dan kuantitas tidak optimal, hal ini disebabkan oleh tanaman karet di area lahan yang menaungi tanaman jagung. Pada dasarnya tanaman jagung ini sangat rakus terhadap cahaya, oleh karna itu pertumbuhan dan hasil produksi tidak optimal.

Cara panen jagung yang matang fisiologis adalah dengan cara memutar tongkol berikut kelobotnya, atau dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai buah jagung.

Pada lahan yang luas dan rata sangat cocok bila menggunakan alat mesin pemetikan.

Dari segi hasil, tongkol ukurannya kecil dan padatongkol terdapat biji yang ompong, hal ini disebabkan rambut bunga betina tidak bekerja dan berfungsi secara normal, pada dasarnya bunga betina ini terletak di ketiak daun dan akan mengeluarkan stil dan stigma. Setiap satu helai rambut bunga betina terdapat satu biji didalam tongkol tersebut.

V.2 Saran

Saran saya sebaiknya prosedur dalam pelaksanaan praktek kedepannya harus dilakukan secara lebih intensif dari yang sebelumnya. Lalu pada pohon yang tinggi yang berada di dekat area lahan lebih baik ditebang agar faktor lingkungan lebih seragam dan hasil perlakuan yang di berikan lebih efisien

(14)

RINGKASAN

(15)

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

No Kegiatan Bulan

Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan lahan a.land clearing b.pembagian lahan/ individu c.pengolahan tanah dan pembuatan bedengan 2 Penandaan

lubang tanam sesuai pola yang diberikan

3 Pemberian pupuk dasar 4 Penanaman 5 Pemupukan 6 Pemeliharaan

a.penyiraman b.penyiangan c.pengendalian hama dan penyakit 7 Pengamatan

a.tinggi tanaman b.umur berbunga c.umur panen d.jumlah buah per tanaman 8 Panen 9 Laporan

Referensi

Dokumen terkait

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan tinggi tanaman jagung manis menunjukkan bahwa perlakuan umur pindah tanam benih dan penambahan berbagai macam pupuk nitrogen

Perlakuan empat varietas jagung manis dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 terhadap diameter jagung manis pada umur 24 dan 34 hari setelah tanam, tinggi tanaman pada umur 24 dan 54

Rata-rata bobot segar tongkol dengan klobot per tanaman, per petak dan per hektar akibat perlakuan jarak tanam jagung manis dan varietas kedelai pada sistem tumpangsari disajikan

Rata – rata berat tongkol jagung tanpa kelobot pada berbagai jarak tanam. dapat dilihat pada

tongkol tanaman jagung dengan jarak tanam dapat dilihat pada Gambar 3. Berat Tongkol Tanaman Jagung dengan

Data pengamatan tinggi tanaman jagung dan sidik ragamnya pada umur 1-5 minggu setelah tanam (MST) dapat dilihat pada Lampiran 5-14 yang menunjukkan bahwa

Selain dalam pengendalian pertumbuhan gulma petani harus menimbang dalam melaksanakan penanaman jagung manis, dengan jarak tanam yang akan dilakukan, karena akan

Data hasil pengamatan tinggi tanaman jagung dengan perlakuan jarak tanam 100. cm x 25 cm dan dosis pupuk urea 90 g/plot (J1U1) dapat dilihat pada