• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Ekologi Perairan di air laut RIFA RIZKI 02

N/A
N/A
Muhammad Faaiz

Academic year: 2024

Membagikan "Laporan Praktikum Ekologi Perairan di air laut RIFA RIZKI 02"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum Ekologi Perairan

EKOLOGI PERAIRAN AIR LAUT

Oleh:

MUHAMMAD FAAIZ 2211103010029

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH

SEPTEMBER, 202

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan seluruh alam. Yang mana telah melimpah kan rahmat dan karunianya kepada penulis. Sehingga dapat terbentuknya laporan pratikum ekologi perairan yang berjudul ekologi perairan air laut, guna untuk memenuhi tugas mata kuliah lab ekologi perairan.

Tidak menutup adanya kemungkinan bahwa pada saat penulisan laporan pratikum ini tidak terlepas dari bantuan banyak nya pihak-pihak yang terlibat. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terdapat banyak nya kekurangan dalam penulisan laporan pratikum kali ini. Baik dari segi penulisan maupun segi pemahaman yang masih kurang.

Maka dari itu penulis dengan tangan terbuka menerima saran, kritik, dan masukan dari para pembaca. Yang mana saran, kritik, dan masukan tersebut dapat menjadi patokan bagi penulis dalam proses pembuatan laporan pratikum kedepannya. Mungkin hanya sekian lebih dari kurang mohon maaf, wassalam.

Banda Aceh. 2 Oktober 2023

praktikan

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR GAMBAR... iv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Tujuan Praktikum... 3

1.3 Manfaat Praktikum... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 4

BAB III METODELOGI PRAKTIKUM... 7

3.1 Waktu dan Tempat... 7

3.2 Alat dan Bahan... 7

3.3 Cara Kerja... 8

3.4 Analisi Data ………9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 10

4.1 Hasil Pengamatan... 10

4.2 Pembahasan... 12

BAB V PENUTUP... 15

5.1 Kesimpulan... 15

5.2 Saran... 15

DAFTAR PUSTAKA... 16

LAMPIRAN……….. …… 17

(4)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.2.1 Alat Praktikum...3 Tabel 3.2.2 Bahan Praktikum...3

(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Benthos ...

Gambar 2. .Plankton...

Gambar 3. Fitoplankton ……….

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekosistem adalah suatu system ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya . Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara kehendak unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi . Pembahasan dan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu system abiotikdan biotik.

Faktor system antara lain suhu, udara, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan system biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkat-tingkat organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu ystem yang menunjukkan kesatuan.

Benthos merupakan organisme yang mendiami dasar perairan dan tinggal didalam atau di permukaan substrat dasar perairan. Organisme ini terdiri atas kelompok hewan zoobenthos dan tumbuhan fitobnthos. Hewan benthos terdiri atas tiga golongan yaitu makrofauna atau makrozoobenthos, yang merupakan 156 kelompok hewan benthos yang berukuran 0,5 mm, mesofauna atau mesozoobenthos yang merupakan kelompok hewan benthos yang berukuran 0,5-0,1 mm, mikrofauna atau mikrozoobenthos yang merupakan kelompok hewan benthos berukuran lebih kecil dari 0,1 mm. Benthos adalah semua organisme hidup pada lumpur, pasir, batu, krikil, maupun sampah organik baik di dasar perairan laut, danau, kolam, ataupun sungai, merupakan hewan melata, menetap, menempel, memendam, dan meliang di dasar perairan.

Plankton adalah benda hidup berukuran kecil yang melayang di dalam air,baik air laut maupun air tawar. Plankton dapat dibedakan menjadi duamacam, yaitu fitoplankton dan zooplankton. Sitoplankton adalah golongantumbuhan berdinding sel yang melayang bebas dalam air, karena merupakantumbuhan fitoplankton disebut sebagai mikroalga.

$itoplankton merupakanbagian dari rantai makanan yaitu sebagai produktifitas primer.

zooplanktonadalah hewan yang bisa melawan arus atau melayang dalam air dan memilikiukuran antara 0,1-0,5 mm.

Suatu perairan dikatakan produktivitas jika dalam perairan tersebut selain intensitas cahaya dapat menembus jauh sampai kekedalaman perairan sertakecerahan perairan

(7)

tersebut baik, jumlah fitoplankton dan zooplankton jugamempengaruhi produktivitas suatu perairan karena jumlahnya yang melimpahdidalam perairan tersebut akan meningkatkan jumlah produksi dari ikan maupunorganisme yang membutuhkan jasad renik berupa zooplankton dan fitoplankton di perairan tersebut. Tetapi dibalik fenomenanya ini, plankton dapat berdampak buruk bagi sumberdaya perairan, dengan meningkatnya plankton secara besar-besaranatau terjadi blooming, akan mengganggu organisme perairan, dimanakeberadaannya dapat membuat organisme lain yang berada disuatu perairan mati.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini sebagai berikut :

1. Untuk mengidentifikasi plankton dan benthos pada air laut.

2. Untuk mengetahui salinitas, kecerahan, dan kecepatan arus pada perairan laut.

1.3 Manfaat praktikum

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah sebagai beriku : 1. Pratikan mengetahui apa itu plankton.

2. Pratikan mengetahui salinitas, kecerahan, dan kecepatan arus pada perairan laut.

(8)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Perairan adalah suatu kumpulan massa air pada suatu wilayah tertentu, baik yang bersifat dinamis (bergerak dan menggalir) seperti laut dan sungai mupun yang bersifat statis (tidak bergerak atau tenang) seperti danau. Perairan dapat berupa perairan tawar, payau maupun asin atau laut. Perairan daratan adalah semua badan air yang ada di daratan terdiri atas perairan umum daratan (sungai, danau, waduk, rawa) dan yang bukan perairan umum (kolam, tambak dan sawah) (Gasing, 2017).

Kehidupan manusia lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi dan gejala lingkungan alam sekitarnya. Faktor lingkungan memiliki ketergantungan satu sama lain dengan faktor biotiknya menjadikan kehidupan dapat berjalan dengan seimbang dalam ekosistem. Lingkungan perairan memiliki peran kunci dalam keberlangsungan hidup dan kehidupan makhluk yang mendiami bumi (Arif Mustafa, 2023).

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi atau hubungan timbal balik antara makhluk hidup satu dengan yang lain ataupun antara makhlup hidup dangan lingkungannya. Adapula batasan pokok bahasan atau ruang lingkup ekologi yakni, induvidu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Dengan adanya ilmu ini, manusia dapat mengetahui berbagai mahluk hidup dan hubungannya terhadap tempat tinggalnya. Ekologi dapat membantu manusia mengetahuil perilaku mahluk hidup selain masusia yang memilki manfaat bagi manusia, dampak produk yang di produksi manusia pada lingkungannya, struktur dan skala makanan setiap makhlup hidup,

(9)

dapat memecahkan masalah pertanian, energi, kesehatan dan masih banyak lagi (Qoriah, 2016).

Ekologi Perairan membahas pokok pokok bahasan yang meliputi ekosistem perairan laut, estuaria, sungai dan danau. Interaksi antara faktor abiotik (pH, temperature, kekeruhan, salinitas, DO, COD, konduktivitas, dll.) dan biotik (organisme planktonik, nekton, dan benthos) dalam ekosistem untuk mengantarkan mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan faktor-faktor pembatas, dampak aktivitas manusia, dan teknik pemantauan lingkungan (Hariyati, 2019).

Kedudukan ekologi dalam biologi, konsep dan fungsi sistem ekologi serta manfaat ekologi, struktur ekosistem, daur biogeokimia, produktivitas primer dan rantai makanan pada ekosistem laut, karakteristik umum perairan laut dan pantai dan ekosistem daerah tropik, ekologi organisme laut dalam, ekologi intertidal, ekosistem bentik, ekosistem interstitial, ekosistem estuari, degradasi sumber daya hayati laut (SDHL) dan strategi pengelolaannya, analisis kadar pencemaran logam berat (PB, CU) (Cahyanurani, 2023).

Derajat keasaman atau pH air menunjukkan aktivitas ion hidrogen dalam larutan tersebut dan dinyatakan sebagai konsentrasi ion hodrogen (dalam mol per iter) pada suhu tertentu. Nilai pH pada banyak perairan alam berkisar antara 4-9, walaupun demikian, pada perairan di daerah rawa-rawa, pH dapat mencapai nilai sangat rendah karena kandungan asam sulfat pada tanah dasar perairan tersebut tinggi (Kordi, 2017).

Derajat kecerahan air disuatu daerah di pengaruhi oleh tingkat pencemaran air pada daerah tersebut. Penggunaan alat secchi disk berperan dalam mengetahui seberapa besar tingkat kecerahan perairan tersebut. Pengukuran optimal dilakukan ketika tengah hari karena posisi cahaya matahari berpengaruh terhadap jatuhnyacahaya ke dalam perairan. Secchi disk memiliki warna hitam putih yang berselang-seling. Derajat kecerahan merupakan hasil rata-rata pengukuran dandinyatakan dalam satuan cm atau m. (Nontji 2016).

Plankton adalah benda hidup berukuran kecil yang melayang di dalam air,baik air laut maupun air tawar. Plankton dapat dibedakan menjadi duamacam, yaitu fitoplankton dan zooplankton. Sitoplankton adalah golongantumbuhan berdinding sel yang melayang bebas dalam air, karena merupakantumbuhan fitoplankton disebut sebagai mikroalga. $itoplankton merupakanbagian dari rantai makanan yaitu sebagai produktifitas primer. zooplanktonadalah hewan yang bisa melawan arus atau melayang dalam air dan memilikiukuran antara 0,1-0,5 mm ( yudita 2017).

(10)

Benthos merupakan organisme yang mendiami dasar perairan dan tinggal didalam atau di permukaan substrat dasar perairan. Organisme ini terdiri atas kelompok hewan zoobenthos dan tumbuhan fitobnthos. Hewan benthos terdiri atas tiga golongan yaitu: makrofauna atau makrozoobenthos, yang merupakan 156 kelompok hewan benthos yang berukuran 0,5 mm, mesofauna atau mesozoobenthos yang merupakan kelompok hewan benthos yang berukuran 0,5-0,1 mm, mikrofauna atau mikrozoobenthos yang merupakan kelompok hewan benthos berukuran lebih kecil dari 0,1 mm. Benthos adalah semua organisme hidup pada lumpur, pasir, batu, krikil, maupun sampah organik baik di dasar perairan laut, danau, kolam, ataupun sungai, merupakan hewan melata, menetap, menempel, memendam, dan meliang di dasar perairan.(Agustian ,2018).

fitoplankton menempati tempat yang terendah sebagai produser primer. Rantai makanan grazing di laut dimulai dari fitoplankton sebagai produser dan zooplankton sebagai konsumer (grazer). Apabila terjadikematian baik fitoplankton maupun zooplankton maka akan menjadimata rantai pertama dalam rantai makan detritus (detritus food chain).Kedua rantai makanan tersebut menjadi siklus dasar dalam produksi dilaut (Sunarto, 2019).

(11)

BAB III

METODE KERJA

3.1 Waktu Dan Tempat

Telah dilaksanakan praktikum ekologi peraiain Yang dilakukan pada dua hari, Yang mana pada tanggal 1 Oktober 2023 bertempat di laut ulele, dan pada tanggal 2 oktober 2023 bertempat di lab Fakultas Kelautan Dan perikanan, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh.

3.2 Alat Dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:

(12)

3.2.1 Alat Praktikum No

.

Nama Alat Jumlah (unit) Fungsi

1. Secchi Disk 1 unit sebagai alat ukur kecerahan perairan

2. Papan skala 1 unit sebagai skala pembacaan meter.

3. Floating grade 4. Ayakan 5. Pipa paralon 6. Transek kuadrat 7. Botol sampel

8. Plastic sampel 9. Ember 25L

1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 9 buah

9 buah 1 buah

Untuk mengukur kecepatan arus air Untuk menyaring bentos

Untuk pertanda wilayah

memantau makrobentos di perairan menyimpan sampel yang akan di bawa ke laboratorium

untuk menyimpan sampel untuk mengambil pasir

Tabel 3.2.2 Bahan Praktikum

No. Nama Bahan Jumlah Fungsi

1. Bentos 3 botol Untuk bahan percobaan praktikum

2. Sampel air laut 1 botol Sebagai bahan penelitian di laboratorium

3.3 Cara Kerja

Adapun cara kerja saat di lapanngan pada praktikum kali ini adalah:

1. Diidentifikasi pertama kali adalah kedalaman air laut dengan meletakkan papan skala pada area transek kuadrat.

2. Diidentifikasi yang kedua yaitu arus dengan menggunakan floating grade 3. Diidentifikasi yang ketiga yaitu kecerahan perairandengan menggunakan seicchi disk

4. Diambil bentoz dengan menggunakan pipa paralon lalu di ayak menggunakan ayakan

5. Diidentifikasi suhu, salinitas, dan pH

6. Diambil sampel untuk diiden di laboratorium

(13)

Adapun cara kerja saat di laboratorium adalah :

1. Diambil mikroskop untuk mengidentifikasi plankton 2. Digunakan metode lapang pandang

3. Diidentifikasi sampel yang di ambil dari praktikum lapangan yaitu plankton

4. Diidentifikasi bentoz yang di dapat

5. Diambil dokumentasi yang di dapat dari hasil ngiden.

3.4 Analisi Data

3.4.1 Kepadatan Benthos

Kepadatan adalah jumlah individu persatuan luas. Kepadatan Bentos persatuan luas dapat dihitung dengan rumus:

D= Ni A

Dimana :

D = Kepadatan benthos (ind/m2)

Ni = Jumlah Individu per satu satuan alat A = Luas bukaan mulut alat (m2)

3.3.2 Kelimpahan Plankton

Kelimpahan Plankton dengan metode lapang pandang dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

N ( ind/l)= n( ind ) Vt ( ml )

Vcg( ml ) x Acg ( mm )

2

Aa ( mm )

2

x 1

Vd (l )

Dimana:

N = Kelimpahan plankton (ind/l) Vt = Volume yang tersaring (30 ml)

Vd = Volume yang diambil (50 l) atau (100 l) Acg = Luas cover glass (1000 mm2)

Aa = Luas lapang pandang Vcg = Volume cover glass (1 ml) n = Jumlah plakton yang tercacah

Aa = Jumlah lapang pandang x luas lingkaran (Πr2)

(14)

Ex : Diameter lensa = 1,8 mm Aa = 5 x (3,14 x 0,92) = 12,717 mm2

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini, yaitu : 4.1.1 Pengukuran parameter fisika

Tabel 4.1.1 Parameter fisika No

.

Parameter fisika

Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

1. Kecerahan 60 cm 70 cm 75 cm

2. Kedalaman 60 cm 100 cm 120 cm

3. Suhu 30c 30c 30c

(15)

4. Kecepatan arus 3 s 8,35 s 3 s

4.1.2 Parameter kimia Tabel 4.1.2 Parameter kimia No

.

Parameter kimia Keterangan

1. Salinitas 34 ppt

2. PH 6 (asam)

4.1.3 Parameter Biologi Plankton Tabel 4.1.3 Parameter Biologi Plankton

No .

Gambar Klasifikasi

1.

Filum : Cyannophyta Kelas : Cynophyceae Ordo : Oscillatoriales Family : Oscillatoriacea

Spesies : Trichraeum eryhreaum

4.1.4 Parameter piologi benthos Tabel 4.1.4 Parameter biologi benthos No

.

Gambar Klasifikasi

(16)

1.

Kingdom : Animalia Filum : Mollusca Class : Bivalvia Ordo : Myidae Family : Myidae Genus: Mya

Spesies : Mya arenaria

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di perairan wilayah laut ule lheu mendapatkan hasil pada parameter fisika. Untuk parameter fisika yang diamati adalah kedalaman, arus, dan kecerahan. Untuk kedalaman perairan laut pada titik pertama yaitu 60 cm, pada titik kedua yaitu 100 cm, dan pada titik ketiga 120 cm. Selanjutnya kecepatan arus, pada titik pertama diperoleh hasil kuat, pada titik kedua juga kuat, dan pada titik ketiga juga memperoleh arus yang kuat. Selanjutnya untuk tingkat kecerahan pada ketiga titik yang di lakukan percobaan memperoleg hasil cerah.

Untuk parameter kimia yang diamati adalah salinitas, pH, dan oksigen. Untuk sanilitas air laut pada titik pertama diperoleh hasil 34 ppt, titik kedua 34 ppt, dan pada titk ketiga 34 ppt,. Selanjutnya pengukuran pH air laut pada titik pertama 6, pada titik kedua 6, dan pada titik ketiga 6.

Pada praktikum kali ini kami menemukan beberapa jenis benthos, ssetelah hampir sejam melakukan pencarian menggunakan pipa yang digunakan untuk mengambil sampel benthos di tanah, sedangkan untuk plankton kami menemukan dua jenis setelah melakukan praktik di ruangan menggunakan mikroskop, kebanyakan kami menemukan benthos yang telah mati hanya tinggal kerangka atau rumahnya saja.

Struktur komunitas plankton di perairan air laut dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk parameter kualitas air. Beberapa parameter kualitas air yang penting untuk dipertimbangkan adalah tingkat keasaman (pH), tingkat oksigen terlarut, suhu, konsentrasi nutrisi (seperti nitrat dan fosfat), dan konsentrasi bahan organik terlarut.

Konsentrasi nutrisi, terutama nitrogen dan fosfor, merupakan faktor penting dalam menentukan kelimpahan plankton di perairan air laut. Konsentrasi nutrisi yang tinggi

(17)

dapat menyebabkan pertumbuhan cepat dan bertahap plankton, dan kadang-kadang dapat menyebabkan ledakan populasi plankton yang dikenal sebagai "bloom". Bloom dapat memiliki efek negatif pada ekosistem karena dapat menyebabkan penurunan oksigen terlarut yang menyebabkan kematian ikan dan organisme lainnya.

Konsentrasi bahan organik terlarut juga dapat mempengaruhi struktur komunitas plankton di perairan air laut. Konsentrasi bahan organik yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan pertumbuhan plankton yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kelimpahan dan komposisi plankton. Namun, konsentrasi bahan organik yang terlalu tinggi dapat menyebabkan ketersediaan oksigen terlarut yang rendah dan dapat membahayakan organisme di dalam air.

Tingkat keasaman (pH) dan tingkat oksigen terlarut juga dapat mempengaruhi struktur komunitas plankton di perairan air asin. Tingkat keasaman yang rendah atau tingkat oksigen terlarut yang rendah dapat mempengaruhi kelimpahan dan komposisi plankton. Sebagai contoh, beberapa spesies plankton mungkin lebih toleran terhadap pH yang rendah atau tingkat oksigen terlarut yang rendah daripada spesies lain.

Selain itu, suhu juga dapat mempengaruhi kelimpahan dan komposisi plankton di perairan air asin seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Secara keseluruhan, parameter kualitas air adalah faktor penting yang dapat mempengaruhi struktur komunitas plankton di perairan air asin. Pengelolaan kualitas air yang baik dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi kemungkinan ledakan populasi plankton yang merugikan.

Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut dalam air. Definisi ini juga dapat mengacu pada tingkatan kadar garam yang terdapat pada tanah. Jenis-jenis mineral yang dapat ditemukan di laut terdiri dari Klorida sebesar 55%, Natrium 31%, Sulfat 8%, Magnesium 4%, dan garam lainnya dengan komposisi sebesar 2%.

Salinitas secara umum diartikan sebagai tingkat keasinan pada suatu larutan air dan benda cair lainnya. Sekitar 72% dari permukaan bumi tertutupi oleh air. Sebanyak 96,5%

diantaranya merupakan air laut yang mempunyai tingkat keasinan yang tinggi. Tapi tidak semua laut mempunyai salinitas yang sama. Berdasarkan penelitian rata-rata tingkat keasinan laut di dunia di angka 3,5%.

Suhu perairan dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari di perairan tersebut.

Semakin tinggi intensitas cahaya yang masuk kedalam air, maka semakin tinggi pula kondisi suhu di perairan tersebut. Suhu perairan dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang masuk kedalam air. Suhu selain berpengaruh terhadap berat jenis, viskositas dan densitas

(18)

air, juga berpengaruh terhadap kelarutan gas dan unsur-unsur dalam air. Oleh sebab itu, perubahan suhu dalam kolom air akan menimbulkan arus secara vertikal. Secara langsung maupun tidak langsung, suhu berperan dalam ekologi dan distribusi plankton baik fitoplankton maupun zooplankton.

Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai pH sekitar 7-8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan misalnya proses nitrifikasi akan berakhir jika pH rendah. Toksisitas meperlihatkan penigkatan pada pH rendah. Organisme air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air. Pada umumnya terdapat antara 7 sampai 8,5. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi.

Konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam suatu cairan dikatakan denag pH. Organisme sangat sensitive terhadap perubahan ion hidrogen. Pada proses penjernihan air limbah.

Ph menjadi indikator untuk meningkatkan efensiensi proses penjernihan. Air limbah pertambangan atau petanian mengakibatkan tingginya kosentrasi ion hydrogen sehingga membahayakan kehidupan air. Dalam pengukuran pH perairan menggunakan kertas pH dan pH meter dengan cara mencelupkan kertas pH kedalam perairan lalu amati perubahan yang terjadi pada kertas tersebut dan sesuaikan dengan menggunakan pH meter.

Hewan yang hidup didasar perairan adalah mikrozoobenthos, makrozoobenthos merupakan salah satu kelompok terpenting dalam ekosistem perairan sehubungan dengan peranannya sebagai organisme kunci dalam jarring makanan selain itu tingkat kenea ragaman yang terdapat di lingkungan perairan dapat digunakan sebagai indicator pencemaran. Dengan adanya kelompok bonthos yang hidup melekat (sessile) dan daya adaptasi berfariasi terhadap kondisi lingkungan membuat hewan benthos seringkali digunakan sebagai petunjuk bagi penilaian kualitas air. Jika ditemukan umper air tawar, kijina, kerang cacing pipih, siput memiliki over operkulum dan siput tidak beroperkulum yang hidup di perairan tersebut maka dapat digolongkan ke dalam perairan yang berkulitas sedang.

BAB V

PENUTUP

(19)

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:

Kita dapat mengetahui dan memahami serta dapat mengidentifikasi air dengan parameter fisika kimia dan biologi.

5.2 Saran

Diharapkan pada praktikum kedepannya dapat lebih santuy baik dari segi tugas maupun saat di lab.

DAFTAR PUSTAKA

(20)

Agustian .(2013). Telaah kualitas air, bagi pengelolaan sumerdaya dan lingkungan perairan. Kanisus, Yogyakarta.

Arif Mustofa, S. T. 2023. Buku Ajar Mata Kuliah Ekologi Perairan. UNISNU PRESS.

Cahyanurani, 2023. Ekologi Perairan. Global Eksekutif Teknologi.

Kordi . (2017, January). Keanekaragaman makrozoobenthos sebagai bioindikator pencemaran di kawasan payau krueng Aceh. In Prosiding Seminar Nasional Biotik (Vol. 6, No. 1).

Gasing, 2017. Ekologi perairan tropis: prinsip dasar pengelolaan sumber daya hayati perairan. UGM PRESS.

Nontji. (2016). Kelimpahan dan keanekaragaman plankton di perairan Selat Bali.

Ilmu Kelautan, 18(4), 193-202.

Sunarto. (2019). Hubungan Antar Kelimpahan Fitoplankton Dan Kilometer Fisik.

Qoriah, 2016. Ekosistem Pesisir di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat.

Yudita , E.P. 2019. Dasar-Dasar Ekologi. Jilid ketiga. Gajah Mada University press.

Yogyakarta : xxi + 697 hlm.

LAMPIRAN

(21)

(22)
(23)

Gambar

Tabel 3.2.2 Bahan Praktikum
Gambar Klasifikasi

Referensi

Dokumen terkait