• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM HIGIENE INDUSTRI FAKTOR FISIKA I PENGUKURAN GETARAN MEKANIS, HAND ARM VIBRATION, DAN WHOLE BODY VIBRATION

N/A
N/A
Aisyah Rani Sholichah

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM HIGIENE INDUSTRI FAKTOR FISIKA I PENGUKURAN GETARAN MEKANIS, HAND ARM VIBRATION, DAN WHOLE BODY VIBRATION "

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Dosen Pengampu:

Bachtiar Chahyadhi, SST., M.KKK

Disusun Oleh:

Nama : Aisyah Rani Sholichah NIM : V8122007

Kelas : A

PROGRAM STUDI D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2023

(2)

ii

Pengukuran Getaran Mekanis, Hand Arm Vibration, dan Whole Body Vibration

Aisyah Rani Sholichah, NIM: V8122007, Tahun: 2023

telah disahkan pada:

Hari ………….Tanggal ……….…….. 20 …….

Dosen Pengampu,

Bachtiar Chahyadhi, SST., M.KKK.

NIP. 1991030320200801

Pembimbing Praktikum,

Ica Yuniar Sari, SST NIP. 1988060120150401

(3)

iii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Manfaat ... 2

BAB II LANDASAN TEORI ... 3

A. Tinjauan Pustaka ... 3

B. Perundang-undangan ... 12

BAB III HASIL ... 14

A. Gambar Alat, Cara Kerja, dan Prosedur Pengukuran... 14

B. Hasil Pengukuran dan Perhitungan ... 19

BAB IV PEMBAHASAN ... 23

A. Pembahasan ... 23

B. Pengendalian ... 25

BAB V PENUTUP ... 27

A. Simpulan ... 27

B. Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 30

LAMPIRAN ... 30

(4)

1 A. Latar Belakang

Aplikasi teknologi yang semakin modern tercermin dalam meningkatnya penggunaan mesin dan alat mekanis yang digerakkan oleh banyak motor. Mesin-mesin tersebut merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting dalam proses produksi. Banyak perangkat dan mesin mekanis digunakan di berbagai industri seperti pengerjaan logam, pengerjaan kayu, pertambangan, pertanian, konstruksi, dan manufaktur. Paparan pekerja di berbagai industri terhadap getaran merupakan masalah yang memerlukan perhatian khusus karena dapat menimbulkan penyakit atau kecelakaan akibat kerja.

Getaran yang terjadi di lingkungan dapat berdampak pada kehidupan manusia. Dalam SK Menteri Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 ditetapkan tingkat baku getaran berdasar tingkat kenyamanan dan kesehatan dalam kategori mengganggu, tidak nyaman dan menyakitkan.

Baku tingkat getaran mekanik dan getaran kejut adalah batas maksimal tingkat getaran mekanik yang diperbolehkan dari usaha atau kegiatan pada media padat sehingga tidak menimbulkan gangguan pada kenyamanan, kesehatan serta keutuhan bangunan.

Dalam konteks ini, penting untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam mencegah dan mengatasi dampak penyakit kerja akibat getaran.

Hal ini penting untuk menjaga peningkatan produktivitas kerja yang berkelanjutan. Dalam penelitian ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai efek negatif getaran terhadap struktur dan kesehatan pekerja. Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi strategi pencegahan yang efektif dan metode penanganan yang tepat untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan dan meningkatkan kualitas kerja dalam lingkungan yang terkena getaran. Dengan demikian, upaya yang terencana dan terstruktur akan dilakukan untuk memastikan bahwa dampak negatif

(5)

getaran pada struktur dan pekerja dapat diminimalkan, sehingga meningkatkan efisiensi, kenyamanan, dan keberlanjutan kerja.

B. Tujuan

1. Mengetahui Pengertian, Jenis-jenis, dan Dampak Getaran Mekanis 2. Mengetahui Nilai Ambang Batas dan Baku Tingkat Getaran

3. Mengetahui tingkat paparan getaran Getaran Mekanis, Hand Arm, dan Whole Body

4. Mengetahui Pengukuran Getaran Mekanis, Hand Arm, dan Whole Body Vibration

5. Mengetahui Cara Pengendalian Getaran Mekanis, Hand Arm, dan Whole Body Vibration

C. Manfaat

1. Bagi praktikan

Hasil dari praktikum ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa mengenai intensitas getaran yang diterima ketika mengendarai motor atau mobil, serta mampu mengoperasikan alat pengukuran vibration meter.

2. Bagi program studi D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Hasil dari praktikum ini dapat menjadi bahan ajar dan sumber acuan untuk program studi D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja mengenai pengukuran getaran mekanis pada sepeda motor dan mobil.

(6)

3 A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Getaran

Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangan. Getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis (Budiono dkk, 2003). Getaran (vibrasi) adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh manusia, mulai dari tangan sampai ke seluruh tubuh turut bergetar (oscilation) akibat getaran peralatan mekanis yang dipergunakan dalam tempat kerja (Salim, 2002). Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya.

Getaran mekanis adalah salah satu faktor berbahaya di tempat kerja yang disebabkan oleh peralatan atau mesin yang sedang dioperasikan (Depnaker, 1996). Getaran (vibrasi) adalah suatu faktor fisik yang menjalar ketubuh manusia, mulai dari tangan samapi keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation) akibat getaran peralatan mekanis yang digunakan dalam tempat kerja (Emil Salim, 2002) 2. Jenis Getaran Mekanis

Getaran mekanis dikelompokkan kembali menjadi 2 yaitu:

a. Getaran seluruh tubuh (whole body vibration)

Getaran seluruh tubuh atau umum (whole body vibration) yaitu terjadinya getaran pada tubuh pekerja yang bekerja sambil duduk atau sedang berdiri dimana landasannya yang menimbulkan getaran.. Biasanya frekuensi getaranini adalah sebesar 5-20 Hz (Emil Salim, 2002). Getaran seluruh badan terutama pada alat angkut dalam kegiatan industri, traktor pertanian dan perlengkapan lainya untuk mengerjakan tanah. Selain getaran seluruh badan oleh alat angkut tersebut, seseluruhan badan dapat ikut bergetar oleh

(7)

beroprasinya alat-alat berat yang memindahkan getaran mekanis dari alat berat dimaksud ke suluruh badan tenaga kerja lewat getaran lantai melalui kaki. Percepatan getaran mekanis pada alat angkutan, biasanya berfrekuensi 1-20Hz, walaupun kadang- kadamg frekuensinya dapat meningkat menjadi beberapa ratus Hz, berkisar antara 0,1 – 0,3g (g = 9,81 m/s2 ), sedangkan pada getaran mekanis pekerjaan konstruksi bangunan dan juga pada traktor pertanian percepatannya sering melebihi 1g. Getaran mekanis demikian jauh dari bentuk senusoid, melainkan terdiri dari komponen tidak teratur dengan puncak percepatan maksimumnya (Suma’mur, 2014).

b. Getaran lengan tangan (hands arm vibration)

Getaran setempat yaitu getaran yang merambat melalui tangan akibat pemakaian peralatatan yang bergetar, frekuensinya biasanya antara 20-500 Hz. Frekuensi yang paling berbahaya adalah pada 128 Hz, karena tubuh manusia sangat peka pada frekuensi ini. Getaran ini berbahaya pada pekerjaan seperti: Supir bajarj, operator gergaji rantai, tukang potong rumput, gerinda, penempa palu dsb (Emil Salim, 2002).

Berbagai pekerjaan dalam industri manufaktur, perkebunan, kehutanan, konstruksi dan pertambagan secara terus menerus menggunakan mesi atau peralatan bergetar. Dalam pertambangan alat demikian adalah tukul yang secara mekanis dipukul alat pengebor; yang dinegara maju telah diganti deng mesin. Di pengeboran dan pengecoran logam, biasanya dipakai gerinda mesin sehingga pekerjaan menggerinda dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Tukul mekanis sering diganti dengan mesin kempa, yang beroprasi secara otomatis. Pada pekerjaan kehutanan dipakai gergaji mesin yang menimbulkan getaran- getaran tangan kepada operatornya. Demiklian pula mesin

(8)

pengeras jalan yang digunakan pada pekerjaan konstruksi dan pemeliharaan jalan (Suma’mur, 2014).

3. Nilai Ambang Batas (NAB) Getaran

Untuk mengetahui pengaruh getaran pada kesehatan kerja, maka perlu diketahui nilai ambang batas dari getaran tersebut. Hasil pengukuran getaran ini akan dibandingkan dengan NAB yang diizinkan.

Menurut Canadian Government Specification CDA/MS/NVSH 107 Vibration Limited Maintenance untuk mesin-mesin jenis elektrik motor yang kondisinya tidak baru, getaran yang ditimbulkan telah melampaui 130 dB atau 3,3 mm/detik (velocity) maka mesin tersebut perlu dilakukan pengecekan. Jika getaran yang ditimbulkan telah melampaui 135 dB atau 5,6 mm/detik (velocity) maka kondisi mesin harus diperbarui. Nilai ambang batas yang dipakai Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor PER.13/MEN/X/2011.

Berikut ini NAB getaran berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : PER.13/MEN/X/2011 mengenai Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.

Tabel 2.1 Nilai Ambang Batas Getaran Untuk Pemaparan Lengan Dan Tangan

Jumlah waktu pemaparan Per hari kerja

Nilai percepatan pada frekuensi dominan

Meter per detik

kuadrat (m/det2) Gravitasi

4 jam dan kurang dari 8 jam 4 0,40

2 jam dan kurang dari 4 jam 6 0,61

1 jam dan kurang dari 2 jam 8 0,81

Kurang dari 1 jam 12 1,22

Catatan: 1 Gravitasi = 9,81 m/det2

Selain itu, disebutkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja danTransmigrasi bahwa Nilai Ambang Batas (NAB) getaran alat kerja

(9)

yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 meter per detik kuadrat (m/det2).

Sedangkan NAB getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung pada seluruh tubuh ditetapkan sebesar 0,5 meter per detik kuadrat (m/det2).

Peraturan ISO terhadap getaran mekanis lebih menekankan pada kenyamanan dan keamanan pekerja di tempat kerja. Tenaga kerja yang terpajan getaran melampaui nilai ambang batas (NAB) secara kontinyu akan merasakan kelelahan (fatique) sehingga mempengaruhi produktivitas kerja, Aturan ISO memberikan hubungan antara frekuensi dan besarnya amplitudo getaran yang diijinkan untuk lama pemaparan 8 jam dalam satu hari kerja. Menurut ISO tubuh akan merasa sangat tidak nyaman ketika NAB getaran mekanis diatas 0,8m/det2.

Tabel 2.2. Tabel mengenai level kenyamanan tubuh ketika terpapar getaran mekanis menurut ISO 2631-1 (1997)

Skala Nilai Percepatan (m/dt2) Sangat tidak nyaman ekstrim Lebih dari 2,0

Sangat tidak nyaman 1,6 – 2,0

Tidak nyaman 1,0 – 1,6

Agak tidak nyaman 0,63 – 1,0

Sedikit kurang nyaman 0,315 – 0,63

Nyaman Kurang dari 0,315

4. Baku Tingkat Getaran Mekanis

Batas maksimum tingkat getaran mekanik yang diizinkan dari suatu kegiatan pada media padat sehingga tidak menimbulkan gangguan kenyamanan dan keutuhan bangunan. Berikut merupakan baku tingkat getaran yang diperkenenkan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran.

Tabel 2.3 Baku Tingkat Getaran untuk Kenyamanan dan Kesehatan

Frekuensi (Hz)

Nilai Tingkat getaran, dalam mikron (10 - 6 meter) Tidak

Mengganggu Mengganggu Tidak Nyaman Menyakitkan

(10)

4 < 100 100 – 500 > 500 – 1000 > 1000

5 < 80 80 – 350 > 350 – 1000 > 1000

6,3 < 70 70 – 275 > 275 – 1000 > 1000

8 < 50 50 – 160 > 160 – 500 > 500

10 < 37 37 – 120 > 120 – 300 > 300

12,5 < 32 32 – 90 > 90 – 220 > 220

16 < 25 25 – 60 > 60 – 120 > 120

20 < 20 20 – 40 > 40 – 85 > 85

25 < 17 17 – 30 > 30 – 50 > 50

31,5 < 12 12 – 20 > 20 – 30 > 30

40 < 9 9 – 15 > 15 – 20 > 20

50 < 8 8 – 12 > 12 – 15 > 15

Konversi:

Percepatan = (2πf)2 × simpangan Kecepatan = 2πf × simpangan π = 3.14

5. Efek Getaran Mekanis

Menurut Suma’mur (2009), penyebab terjadinya keluhan atau gangguan kesehatan dari getaran mekanis pada tenaga kerja adalah:

a. Efek mekanis getaran mekanis kepada jaringan tubuh.

b. Rangsangan oleh getaran mekanis kepada reseptor saraf didalam jaringan.

Getaran mekanis dapat menyebabkan beberapa efek terhadap manusia, antara lain Efek mekanis terhadap jaringan dan Rangsangan reseptor syaraf didalam jaringan. Pada gangguan mekanik sel-sel jaringan rusak atau metabolismenya terganggu. Pada rangsangan reseptor, gangguan terjadi mungkin melalui syaraf sentral atau langsung pada syaraf autonom. Kedua mekanisme ini terjadi secara bersama- sama. Untuk maksud praktis, dibedakan tiga tingkat efek getaran mekanik adalah sebagai berikut :

a. Gangguan kenyamanan kerja; dalam hal ini, pengaruh getaran mekanis kepada tenaga kerja hanya terbatas pada tidak

dimungkinkannya bekerja secara nyaman.

(11)

b. Terganggunya tugas yang terjadi bersama-sama dengan cepatnya kelelahan.

c. Bahaya terhadap kesehatan.

Dampak getaran terhadap tubuh manusia sangat tergantung pada sifat pemaparan, yaitu bagian tubuh yang kontak dengan sumber getaran. Bentuk pemaparan dapat dibagi dalam 2 katagori sebagai berikut :

a. Pemaparan seluruh tubuh (Whole body vibration)

Getaran seluruh tubuh terutama terjadi pada alat pengangkut, misalnya truk, alat-alat berat dapat pula dipindahkan ke seluruh tubuh lewat getaran lantai melalui kaki. Getaran yang penting adalah getaran dari tempat duduk dan topangan kaki, karena diteruskan ke tubuh.

Efek getaran dalam tubuh tergantung dari jaringan. Hal ini didapatkan pada frekuensi alami, yaitu 3-9 Hz untuk kesatuan getaran pada bagian tubuh seperti dada dan perut. Frekuensi lebih tinggi dapat mempengaruhi alat-alat dengan frekeunsi alami yang lebih tinggi pula. Leher, kepala, dan pinggul, beresonansi baik terhadap getaran pada frekuensi 10 Hz. Getaran-getaran kuat dapat menyebabkan rasa nyeri yang luar biasa.

b. Hand Arm Vibration

Pada kebanyakan tenaga kerja, tingkat akhir dari penyakit masih memungkinkan mereka bekerja dengan alat-alat yang bergetar. Namun pada berbagai hal, penyakit demikian memburuk, sehingga kapasitas kerja terganggudan tenaga kerja harus menghentikan pekerjaannya. Dari sudut cacat kerja, perasaan nyeri kurang pentingnya di banding dengan hilangnya perasaan tangan dan tidak dapat digunakan sebagai semestinya. Hal ini terutama berat bagi pekerjaan dengan tangan kanan yang memerlukan ketelitian terutama dengan alat kecil yang berputar. Otot-otot yang

(12)

menjadi lemah biasanya abduktor jari kelingking, otototot interossea, dan fleksin dari jari-jari (Suma’mur, 2014).

6. Pengukuran Getaran Mekanis

Komponen-komponen dari suatu sistem pengukuran getaran terdiri dari elemen elemen mekanik, atau kombinasi elemen mekanik, elektrik dan optik. Sistem yang biasa dipergunakan memakai vibration pick-up untuk mentransformasikan gerakan mekanik menjadi suatu signal elektrik, kemudian signal tersebut diperkuat menggunakan amplifier dan untuk menseleksi dan mengukur getaran dalam spesifik range-frekwensi mempergunakan vibration record (matering) (Depkes, 1991).

Metoda Pengukuran dan Analisis Tingkat Getaran menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: Kep- 49/Menlh/Ii/1996 adalah sebagai berikut:

a. Peralatan Pedoman yang dipakai ialah:

1) Alat penangkap getaran (Accelerometer atau seismometer) 2) Alat ukur atau alat analisis getaran (Vibration meter atau

vibration analyzer)

3) Tapis pita 1/3 oktaf atau pita sempit (Filter 1/3 oktaf atau Narrow Band)

4) Pencatat tingkat getaran (Level atau X - Y recorder) 5) Alat analisis pengukur tingkat getaran (FTT- Analyzer)

Getaran disebut melampaui baku tingkat getaran apabila getaran pada salah satu frekuensi sudah melampaui nilai baku getaran yang ditetapkan. Baku tingkat Getaran dibagi dalam 4 kelas, yaitu a, b, c dan d dengan batas mseperti pada Grafik II.2 dalam Kep-49/Menlh/Ii/1996.

b. Pengujian Getaran Mekanis di Tempat Kerja

1) Segmental Vibration atau biasanya Hand Arm Vibration (HAV)

Satuan: Accelerasi (m/s2)

(13)

Yang diukur: Handle mesin atau bagian mesin yang sering bersentuhan dengan tenaga kerja dan berpengaruh pada sebagian tubuh tenaga kerja

Standar: Permenakertrans RI No.Per 13/MEN/X/2011 tentang NAB faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja.

2) Whole Body Vibration (WBV) Satuan : Accelerasi (m/s2)

Yang diukur : Bagian yang menopang tubuh tenaga kerja. Bila tenaga kerja duduk pada alas duduknya dan sandarannya, bila tenaga kerja berdiri pada lantainya.

Standar: berdasarkan ISO 2631, dibagi menjadi 3 kategori yaitu;

a) Menganggu kenyamanan b) Meningkatkan kelelahan

c) Menganggu kesehatan (batas pemaparan) 3) Getaran Mesin

Satuan: Accelerasi (mm/s2) Yang diukur: pada dasar mesin

Standar: berdasarkan ISO 2372, dibagi menjadi 3 kategori yaitu:

a) Baik (Good)

b) Dapat diterapkan (Accetable) c) Masih diijinkan (Still Permissible)

d) Berbahaya (Dangerous) Mesin dikelompokkan menjadi 4 group yaitu; Group K (small Machines), Group M (Medium Machines), Group G (Large Machines), Group T (Largest Machines)

Kecepatan Getaran (mm/s)

Kategori Group K Group M Group G Group T

s/d 0.71 s/d 1.12 s/d 1.80 s/d 2.80 Baik (Good)

(14)

0.72 - 1.80 1.13 – 2.80 1.81 – 4.50 2.81 – 7.10 Dapat di terapkan (Acceptable) 1.81 – 4.50 2.81 – 7.1 4.51 – 11.2 7.11 – 18.0 Masih dijinkan

(Still Permissible)

> 4.5 > 7.1 > 11.2 > 18.0 Berbahaya (Dangerous) Sumber : ISO 2732 dan VDI 2056

7. Pengendalian Getaran

Efek-efek berbahaya dari paparan kerja terhadap getaran paling baik dicegah dengan memperbaiki desain alat yang bergetar tersebut, adan pemakaian sarung tangan pelindung anti getaran. Risiko dapat juga dikurangi dengan memperpendek waktu paparan. Pemeriksaan sebelum penempatan dan pemeriksaan berkala mempermudah pengenalan dini individu-individu yang terutama rentan dan membantu mengurangi meluasnya masalah (Suyono, 1995).

a. Pemakaian APD yang cocok untuk getaran yang dirambatkan melalui alat kerja tangan adalah sarung tangan dengan bahan busa dan pemberian damping atau peredam dari karet pada alat yang berhubungan langsung dengan tangan pekerja, dengan demikian getaran yang merambat ketangan dapat dikurangi hingga dibawah nilai ambang batas yang ditetapkan yaitu 4 m/det2 (Tarwaka, 2008).

Tingkat kesadaran yang rendah tentang penggunaan alat pelindung diri yaitu sarung tangan dan alas kaki dapat juga berpengaruh memperparah pemaparan getaran yang menjalar ke lengan pekerja, dimana getaran yang ada lagsung merambat ke lengan tangan pekerja tanpa adanya pengurangan intensitas getaran alat kerja (Anies (2005) dalam Yusuf dan Herry, 2010).

b. Aktivitas Fisik Selain Pekerjaan Untuk paparan 8 jam kerja maka nilai ambang batas yang ditetapkan menurut Permenaker No.

(15)

Per.13/MEN/X/2011 yaitu 4 m/det2. Apabila jam kerja pada perusahaan sudah 8 jam kerja dan pada saat pulang ditambah dengan aktivitas yang dapat menimbulkan getaran yang merambat ke tubuh dapat dipastikan akan ada penambahan waktu kerja lebih besar dari 8 jam kerja. Hal tersebut akan memperbesar risiko terkena penyakit Carpal Tunnel Syndrome (CTS) (Rusdi, 2007).

Secara garis besar ada 3 pendekatan yang digunakan untuk mengendalikan getaran, yaitu:

a. Mencegah atau mengurangi pemaparan getaran sesuai dengan nilai ambang batas NAB, misalnya dengan memperbaiki desain dari sistem suspensi kendaraan/ mesin/ peralatan dan melakukan perawatan mesin/peralatan secara teratur.

b. Isolasi terhadap getaran, misalnya menjauhkan tenaga kerja dari sumber getaran mekanis, menggunakan penyekat atau bantalan peredam, menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan.

c. Mengurangi waktu pemaparan dengan rotasi kerja, istirahat kerja 10-15 menit tiap 1 jam kerja)

B. Perundang-undangan

1. Undang-undang No. 9 tahun 1960 tentang Kesehatan Kerja.

2. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Pasal 3 ayat 1 huruf (g), yang berbunyi “Mencegah dan mengendalikan timbul dan menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, sinar dan radiasi, suara dan getaran.”

3. Undang-undang No. 13 tahun 2003 Pasal 86

4. Perlindungan terhadap getaran mekanis, ISO 2631 – 1974 yang dipakai sebagai pedoman dalam perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.

5. Keputusan Menteri No. 51 Tahun 1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.

6. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran.

(16)

7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Kep-51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tenaga Kerja

(17)

14 1. Getaran Mekanis

a. Gambar Alat

Nama alat : Vibration Meter Merk : Rion

Model : Riovibro VM-63 Buatan : Jepang

Keterangan dan fungsi Vibration Meter:

1) Display: menunjukkan nilai pengukuran, mode pengukuran, rentang frekuensi getaran, dan indikator penggantian baterai.

2) Vibration Detector Attachment: tekan bagian ini terhadap objek pengukuran.

3) MEANS button: tekan tombol MEANS untuk melakukan pengukuran.

4) Frequency Range: untuk menentukan besarnya frekuensi yang akan diukur apakah “Low” (10Hz-1000Hz) ataukah “High

(1KHz – 15KHz).

5) Velocity/Acceleration/Deplacement Selector: digunakan untuk memilih mode pengukuran

(18)

Acceleration: mengukur percepatan getaran dengan satuan m/det2

Velocity: mengukur percepatan getarandengan satuan cm/det2 Deplacement: mengukur perpindahan getaran dengan satuan mm 6) Display Low Batt Mark: jika tanda tersebut tampil pada display

maka kapasitas baterai sangat rendah dan secepat mungkin diisi ulang.

b. Cara Kerja

1) Mula-mula cek baterai dengan menekan tombol MEAS. Bila muncul titik dobel pada display berarti baterai harus diganti.

2) Tekan MEAS atau power ON kurang lebih 10 detik. Pilih skala pengukuran yang sesuai. Alat siap untuk pengukuran.

3) Selama pengukuran berlangsung, tombol MEAS ditekan dan tahan. Ujung alat ditempelkan pada objek yang diukur dengan posisi tegak lurus. Nilai getaran mekanik ditunjukkan pada display. Setelah itu, alat dapat dilepas dari objek. Baca dan catat angka pada display.

4) Tekan tombol MEAS kembali untuk pengukuran selanjutnya.

Satu menit setelah tombol MEAS dilepas, alat akan mati secara otomatis.

c. Prosedur Pengukuran

Pengukuran Getaran Mesin Sepeda Motor 1) Hidupkan mesin sepeda motor.

2) Tentukan titik pengukuran yaitu pada stang kanan, stang kiri, pijakan kaki kanan, pijakan kaki kiri, jok, tangki, dan behel motor.

3) Nyalakan Vibration Meter.

4) Alat Vibration Meter ditempelkan pada titik yang akan diukur dengan posisi tegak lurus dengan bidang yang diukur.

5) Untuk mengukur acceleration arahkan range ke acceleration dan untuk mengukur velocity arahkan range ke velocity.

(19)

6) Lakukan pengukuran pada titik yang telah ditentukan.

7) Catat hasil pengukuran

Pengukuran Getaran Mesin Mobil 1) Hidupkan mesin mobil.

2) Tentukan titik pengukuran yaitu pada stir kemudi, jok, dan footrest.

3) Nyalakan Vibration Meter.

4) Alat Vibration Meter ditempelkan pada titik yang akan diukur dengan posisi tegak lurus dengan bidang yang diukur.

5) Untuk mengukur acceleration arahkan range ke acceleration dan untuk mengukur velocity arahkan range ke velocity.

6) Lakukan pengukuran pada titik yang telah ditentukan.

7) Catat hasil pengukuran 2. Hand Arm Vibration

a. Gambar Alat

Nama Alat : Vibration Meter Merk/Type : PCE-VM 31

b. Cara Kerja

1) Nyalakan alat dengan menekan tombol power.

2) Pasang akeslometer pada adapter yang sesuai.

3) Tekan menu F3 untuk memilih menu pengukuran, sorot menu

“measuring mode” dengan menekan tombol “▼” dan tekan OK

(20)

4) Pilih menu “Human vibration” dan tekan OK.

5) Pilih “Hand-arm ISO 5349” dan tekan OK”.

6) Lalu tekan “Health” dan tekan OK.

7) Tekan panah “►” untuk memulai pengukuran.

8) Pada pojok kanan atas menunjukkan durasi pengukuran.

Pengkuran dilakukan minimal 30 detik.

9) Setelah melakukan pengukuran simpan dengan menekan tombol

‘▼’.

10) Tulis nama kelompok dengan menekan tombol “▼” untuk menulis dan F1 untuk berpindah baris dan tekan OK untuk menyimpan.

11) Untuk melihat hasil pengukuran tekan tombol F3 12) Pilih “Data Memory”.

13) Pilih “view/delete measurement”.

14) Tekan panah atas “▲” dan panah bawah “▼” untuk melihat data tersimpan yang ingin dilihat.

15) Tekan panah kiri “◄” untuk menghapus data dan F3 untuk keluar.

c. Prosedur Pengukuran

1) Prosedur pengukuran getaran lengan tangan pada pekerja gerindra sebagai berikut:

a) Siapkan alat vibration meter dan atur untuk penggunaan Hand- Arm.

b) Ukuran getaran lengan tangan pada pekerja gerindra

c) Setelah melakukan pengukuran pada pekerja gerindra, simpan data

d) Olah data pengukuran tersebut dengan aplikasi

e) Catat hasil pengukuran below limits dan MTVV pada laporan sementara.

2) Prosedur pengukuran getaran lengan tangan pada sepeda motor sebagai berikut:

(21)

a) Siapkan alat vibration meter dan atur untuk penggunaan Hand- Arm.

b) Ukur getaran lengan tangan pada motor vario lalu simpan.

c) Setelah itu lakukan pengukuran pada getaran lengan dengan motor lalu simpan.

d) Olah data pengkuran dengan aplikasi.

e) Catat hasil pengukuran below limits dan MTVV pada laporan sementara.

3. Whole Body Vibration a. Gambar Alat

Nama Alat : Vibration Meter Merk/type : PCE-VM 31

b. Cara Kerja

c. Nyalakan alat dengan menekan tombol power.

d. Pasang akeslometer pada adapter yang sesuai.

e. Tekan menu f3 untuk memilih menu pengukuran, sorot menu

“measuring mode” dengan menekan tombol “▼” dan tekan OK.

f. Pilih menu “Human vibration” dan tekan OK.

g. Pilih “Whole-body ISO 2631 dan tekan OK”.

h. Lalu tekan “Health” dan tekan OK.

i. Tekan panah “►” untuk memulai pengukuran.

j. Pada pojok kanan atas menunjukkan durasi pengukuran.

k. Setelah melakukan pengukuran simpan dengan menekan tombol

‘▼’.

(22)

l. Tulis nama kelompok dengan menekan tombol “▼” untuk menulis dan F1 untuk berpindah baris dan tekan OK untuk menyimpan.

m. Untuk melihat hasil pengukuran tekan tombol F3 n. Pilih “Data Memory”.

o. Pilih “view/delete measurement”.

p. Tekan panah atas “▲” dan panah bawah “▼” untuk melihat data tersimpan yang ingin dilihat.

q. Tekan panah kiri “◄” untuk menghapus data dan F3 untuk keluar.

r. Prosedur Pengukuran

1) Prosedur pengukuran getaran seluruh tubuh pada pengemudi golfcart adalah sebagai berikut

a) Siapkan alat vibration meter dan atur untuk penggunaan Whole- body.

b) Ukur getaran seluruh tubuh pada pengemudi golfcart c) Simpan hasil pengukuran

d) Olah data pengkuran menggunakan aplikasi.

e) Catat hasil pengukuran below limits dan MTVV pada laporan sementara.

2) Prosedur pengukuran getaran seluruh tubuh pada pengemudi motor adalah sebagai berikut

a) Siapkan alat vibration meter dan atur untuk penggunaan Whole- body.

b) Ukur getaran seluruh tubuh pada pengemudi motor c) Simpan hasil pengukuran

d) Olah data pengkuran menggunakan aplikasi.

e) Catat hasil pengukuran below limits dan MTVV pada laporan sementara.

B. Hasil Pengukuran dan Perhitungan 1. Getaran Mekanis

(23)

a. Hasil Pengukuran Getaran Mesin Motor

Berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada:

Hari, Tanggal : Jumat, 12 Mei 2023 Waktu : 09.00 – selesai

Tempat : Halaman Gedung F Fakultas Kedokteran UNS Alat : Vibraton Meter Riovibro VM-63

Obyek : Motor Matic Beat 2016 (109 cc) Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Getaran Mesin Motor Lokasi Mesin

Sampel

Daya Mesin

Titik Pengukuran

Velocity (mm/s)

Kategori

Getaran*) Keterangan

Halaman Gedung F

Motor

matic 109cc

Stang kiri 8,3 Group K Dangerous Stang kanan 22,5 Group K Dangerous Footstep kiri 7,6 Group K Dangerous Footstep

kanan 10,5 Group K Dangerous

Jok 17 Group K Dangerous

Tangki 12,2 Group K Dangerous

Behel motor 21,8 Group K Dangerous b. Hasil Pengukuran Getaran Mesin Motor

Berdasarkan pengukuran getaran mekanis dengan Vibration Meter yang dilakukan pada:

Hari, Tanggal : Jumat, 12 Mei 2023 Waktu : 09.00 – selesai

Tempat : Halaman Gedung F Fakultas Kedokteran UNS Alat : Vibraton Meter, Rion tipe Riovibro VM-63 Obyek : Mobil Xenia (1000 cc)

Tabel 3.2 Hasil Pengukuran Getaran Mesin Mobil Lokasi Mesin

Sampel

Daya Mesin

Titik Pengukuran

Velocity (mm/s)

Kategori

Getaran*) Keterangan Halaman

Gedung F

Mobil 1000cc

Stir 2,4 Group K Still

permisible

Jok 2,7 Group K Still

permisible Footrest 0,4 Group K Good 2. Hand Arm Vibration

(24)

Berdasarkan pengukuran getaran Hand Arm Vibration yang dilakukan pada:

Hari, Tanggal : Jumat, 9 Juni 2023 Waktu : 09.30 – selesai

Tempat : Jalan Kabut, Surakarta Alat : Vibraton Meter PCE-VM 31 Obyek : Motor Vario & Mesin Gerindra a. Berdasarkan ISO 5439-1:2001

Tabel 3.3 Hasil Pengukuran Getaran Berdasarkan ISO b. Berdasarkan Permenaker No 5 Tahun 2018

Tabel 3.3 Hasil Pengukuran Getaran Berdasarkan Permenaker Sumber

Getaran

X (m/s2)

Y (m/s2)

Z (m/s2)

MTVV

(m/s2) Keterangan

Mesin Motor

Vario 2,62 0,85 1,97 7,87

Maksimal pemakaian 1 jam dan kurang dari 2

jam

Mesin

Gerindra 7,03 2,19 4,57 12,56

Maksimal pemakaian 0,5 jam

dan kurang dari 1

jam 3. Whole Body Vibration

Berdasarkan pengukuran getaran Whole Body Vibration yang dilakukan pada:

Hari, Tanggal : Jumat, 16 Juni 2023 Waktu : 08.30 – selesai

Tempat : Universitas Sebelas Maret Lokasi Nama

Probandus

Jenis Pekerjaan

Sumber Getaran

Durasi Pemaparan

Hasil Uji (m/s2)

NAB

(m/s2) Ket.

Jalan Kabut

Ferry Mengendarai motor

Mesin Motor Vario

5 menit 0,35 2,5 Di bawah NAB Subianto Memotong

keramik

Mesin Gerindra

1 menit 0,40 2,5 Di bawah NAB

(25)

Alat : Vibraton Meter PCE-VM 31 Obyek : Mobil Golf & Motor Vario

a. Berdasarkan ISO 2631-1:1997 dan Peraturan UE 2022/44EC

b. Berdasarkan Permenaker No. 5 Tahun 2018 Nama Bagian Sumber

Getaran

Titik Pengukuran

Hasil Pengukuran RMS

NAB Keterangan Aksis

X

Aksis Y

Aksis Z

Resultan Trial Aksis (Aw) Pak

Aan

Pengemudi mobil golf

Mobil Golf

Jok mobil 0,38 0,31 0,58 0,75 1,15 m/s2

Dibawah NAB Ferry Pengemudi

sepeda motor

Motor Vario

Jok motor 0,82 0,58 0,77 1,26 1,15 m/s2

Dibawah NAB

Nama Bagian Sumber Getaran

Titik Pengu kuran

Hasil Pengukuran RMS

MTVV NAB Ketera ngan Aksis

X

Aksis Y

Aksis Z

Resultan Trial Aksis

(Aw) Pak

Aan

Penge mudi mobil

golf

Mobil Golf

Jok

mobil 0,38 0,31 0,58 0,75 3,94

0,866 1 / 8 jam

Dibawa h NAB

Ferry

Penge mudi sepeda

motor

Motor Vario

Jok

motor 0,82 0,58 0,77 1,26 3,74

0,866 1 / 8 jam

Dibawa h NAB

(26)

23 A. Pembahasan

Pengukuran dilakukan di halaman Gedung F Fakultas Kedokteran UNS, Jebres, Surakarta. Sumber getaran diambil dari kendaraan bermotor yaitu berasal dari sepeda motor dan mobil. Dimana sepeda motor adalah salah satu mesin yang dijalankan dengan tenaga motor sehingga menimbulkan getaran mekanis. Faktor bahaya fisik tersebut dapat terpapar kepada para pengendara motor dan dapat mempercepat kerusakan pada sepeda motor bila nilai ambang getaran mekanis melibihi ambang batas yang ditentukan.

Untuk mengetahui apakah intensias getaran mekanis disuatu mesin atau alat mekanik tertentu melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) atau tidak, maka harus dilakukan pengukuran dan perhitungan tingkat getaran mekanis rata-rata yang diterima oleh pekerja. Dalam praktikum pengukuran getaran mekanis, kelompok satu mengukur getaran pada mesin sepeda motor dan mobil. Untuk Getaran Mesin digunakan standard baku tingkat oleh International Organization for Standardization (ISO) 2372 atau VDI 2056 Standards.

Pengukuran pertama menggunakan sepede motor jenis Matic Honda Beat 109cc Tahun 2016. Titik pengukuran yaitu pada stang kanan, stang kiri, pijakan kaki kanan, pijakan kaki kiri, jok, tangki, dan behel motor.

Pengukuran kedua menggunakan mobil Daihatsu Xenia dengan daya 1000cc. Titik pengukuran yaitu pada stir kemudi, jok, dan footrest.

Pengukuran getaran menggunakan alat Vibration Meter. Hasil pengukuran yang didapat adalah sebagai berikut:

1. Sepeda Motor Matic Honda Beat 109cc 2016 menghasilkan pengukuran getaran pada stang kiri sebesar 8,3 mm/s, stang kanan sebesar 22,5 mm/s, footstep kanan sebesar 10,5 mm/s, footstep kiri sebesar 7,6 mm/s, jok sebesar 7,6 mm/s, tangki sebear 12,2 mm/s, dan

(27)

behel motor sebesar 21,8 mm/s. Dari hasil tersebut menurut ISO 2372 mesin motor termasuk pada mesin Group K (Small Machines) dan getaran yang dihasilkan dikategorikan pada katgori Berbahaya (Dangerous) dengan batas getaran > 4,5 mm/s;

2. Mobil Daihatsu Xenia 1000cc Tahun 2016 menghasilkan pengukuran getaran pada stir kemudi sebesar 2,4 mm/s, jok sebesar 2,7 mm/s, dan footrest sebesar 0,4 mm/s. Dari hasil tersebut menurut ISO 2372 mesin motor termasuk pada mesin Group K (Small Machines) dan getaran yang dihasilkan dikategorikan pada katgori Masih Diizinkan (Still Permissible) dengan batas getaran 1,81-4,50 mm/s dan kategori Baik (Good) dengan batas getaran sampai dengan 0,71 mm/s.

Dari hasil yang kita dapat dan dari hasil perbandingan dengan NAB yang sudah ditentukan menunjukan bahwa untuk nilai abang batas yang di perkenankan adalah senilai 12 m/s2 .Apabila lebih dari 12 m/s2 maka harus dilakukan pengendalian.

Pengukuran kedua yaitu getaran lengan tangan dilakukan pada pengenda sepeda motor dan pekerja gerindra yang dilakukan di pembangunan kos di Jalan Kabut.

1. Hasil yang didapat dari pengukuran getaran lengan tangan dengan vibration meter yaitu pada pengendara sepeda motor vario didapatkan hasil uji sebesar 0,35 m/s2 dan didapatkan MTVV pada pengendara sepeda motor yaitu 7,87 m/s2. Berdasarkan Permenaker No. 5 Tahun 2018, penggunaan motor Vario diizinkan selama maksimal 1 jam dan kurang dari 2 jam;

2. Pada pengukuran kedua dengan jenis pekerjaan memotong keramik dengan alat gerindra, didapatkan hasil uji sebesar 0,40 m/s2 dan didapatkan MTVV pada pekerja gerindra sebesar 12,56 m/s2. Berdasarkan Permenaker No. 5 Tahun 2018, penggunaan mesin gerindra diperbolehkan selama maksimal 0,5 jam dan kurang dari 1 jam dengan memperhatikan batasan nilai getaran yang telah ditentukan.

(28)

Pada kedua pekerjaan tersebut, hasil pengukuran getaran berada di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan oleh standar ISO 5349- 1:2001. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat getaran dalam pekerjaan tersebut masih berada dalam batas yang dapat diterima.

Pengukuran getaran seluruh tubuh dilakukan pada pengemudi mobil golf dan pengemudi sepeda motor yang dilakukan di Kawasan Universitas Sebelas Maret.

1. Hasil dari pengukuran getaran seluruh tubuh pada pengemudi mobil golf didapatkan hasil MTTV sebesar 3,94 m/s2. Berdasarkan Permenaker No 5 Tahun 2018, hasil MTTV yang didapatkan masih dibawah NAB, penggunaan mobil golf diizinkan selama maksimal 8 jam per hari;

2. Hasil dari pengukuran getaran seluruh tubuh pada pengemudi sepeda motor didapatkan hasil MTTV sebesar 3,74 m/s2. Berdasarkan Permenaker No 5 Tahun 2018, hasil MTTV yang didapatkan masih dibawah NAB, penggunaan motor Vario diizinkan selama maksimal 4 jam per haridengan memperhatikan batasan nilai getaran yang telah ditentukan.

Hasil yang didapatkan dari pengukuran getaran seluruh tubuh menunjukkan bahwa nilai RMS (Root Mean Square) dari getaran pada titik pengukuran berada di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan oleh standar ISO 2631-1:1997 dan Peraturan UE 2022/44EC. Dengan demikian, getaran yang dialami oleh individu saat mengemudi mobil golf atau sepeda motor berada dalam batas yang diterima.

B. Pengendalian

Setelah dilakukan pengukuran getaran pada mesin ternyata ada yang melebihi ambang batas atau termasuk dalam kategori kurang Baik (Good) sampai kategori Berbahaya (Dangerous) maka peru diperhatikan hal-hal berikut :

(29)

1. Sebaiknya periksa atau lakukan servis rutin pada mesin motor dan mobil.

2. Periksa baut-baut pegangan mesinnya yang kemungkinan kendur atau tidak kencang. Hal ini menyebabkan tidak dapat meredam getaran mesin dengan baik. Jika ternyata itu penyebabnya, segera kencangkan baut- baut pegangan mesin tersebut.

3. Periksa juga baut-baut bodi, poros lengan ayun, as roda, mur komstir, dan komponen lainnya.

4. Periksa putaran kedua roda. Pelek yang tidak presisi juga dapat menyebabkan sepeda motor bergetar.

Dari hasil pengkuran pada pengukuran Honda Beat 109cc didapatkan hasil rata-rata yang melibihi NAB, sehingga perlu adanya pengendalian yang dilakuan antara lain dengan:

1. Untuk meredam getaran di tangan, dapat mengaplikasikan Stabilizer atau Dumper stang kemudi.

2. Memasang atau mengganti karet grip stang yang lebih tebal dan lebih baik menyerap getaran pada stang motor

3. Memasang Jalu atau sering disebut juga End Grip yaitu logam yang menoncol di ujung stang yang tidak hanya berfungsi sebagai aksesoris tapi juga sebagai peredam getaran dan menambah kenyamanan saat berkendara. Pilih Jalu yang berat agar lebih efektif menyerap getaran.

4. Mengisi lubang pada stang motor dengan mengunakan kain atau busa secara penuh dan padat untuk menggurangi getaran yang pada stang.

5. Mengurangi getaran pada mesin motor dengan Insulation.

6. Pemeriksaan dan pengencangan baut-baut, kendurnya baut merupakan salah satu penyebab utama getaran pada stang.

7. Melakukan perawatan atau service sepeda motor secara rutin.

8. Menggunakan sarung tangan saat mengendari sepeda motor.

Maka dari itu getaran mekanis yang berlebih harus dicegah atau dikurangi agar tidak mempengaruhi kesehatan tenaga kerja yang dapat menurunkan produktivitas kerja.

(30)

27 A. Simpulan

Getaran mekanis adalah salah satu faktor berbahaya di tempat kerja yang disebabkan oleh peralatan atau mesin yang sedang dioperasikan (Depnaker, 1996). Jenis getaran mekanis dibedakan menjadi dua, yaitu getaran seluruh badan (Whole body vibration) dan Getaran pada lengan (Hand arm vibration). Nilai Ambang Batas dan Baku Tingkat getaran mekanis tergantung dari jenis getaran yang diukur serta berbeda-beda standar ambang batas yang digunakan. Getaran Mesin menggunkan standar kategori getaran berdasarkan ISO 2372 dan VDI 2056. Efek getaran mekanis dapat berakibat; efek pada jaringan dan terganggunya rangsangan reseptor syaraf dalam jaringan. Pengukuran getaran mekanis menggunakan alat Vibration Meter menunjukkan adanya nilai getaran yang melebihi ambang batas pada beberapa mesin. Untuk mengatasi masalah ini, perlu dilakukan pengendalian melalui langkah-langkah pencegahan dan perbaikan, seperti melakukan servis rutin pada mesin, memeriksa dan mengencangkan baut-baut yang kendur, serta memeriksa keadaan komponen lain yang dapat menyebabkan getaran mekanis.

Pengukuran getaran lengan tangan pada pengemudi sepeda motor dan pekerja gerindra. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa tingkat getaran dalam pekerjaan tersebut masih berada dalam batas yang dapat diterima berdasarkan standar ISO 5349-1:2001. Penggunaan motor Vario diizinkan selama maksimal 1 jam dan kurang dari 2 jam, sedangkan penggunaan mesin gerindra diperbolehkan selama maksimal 0,5 jam dan kurang dari 1 jam dengan memperhatikan batasan nilai getaran.

Pengukuran getaran seluruh tubuh pada pengemudi mobil golf dan pengemudi sepeda motor. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai RMS dari getaran pada titik pengukuran berada di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan oleh standar ISO 2631-1:1997 dan Peraturan UE

(31)

2022/44EC. Dengan demikian, getaran yang dialami oleh individu saat mengemudi mobil golf atau sepeda motor berada dalam batas yang diterima.

Penggunaan mobil golf diizinkan selama maksimal 8 jam per hari, sedangkan penggunaan motor Vario diizinkan selama maksimal 4 jam per hari dengan memperhatikan batasan nilai getaran.

B. Saran

1. Sebelum praktikum dimulai, sebaiknya praktikan memahami dan mengetahui prosedur dan cara kerja pengukuran dengan benar dalam menggunakan alat ukur Vibration Meter.

2. Sebaiknya pada saat melakukan alat yang digunakan sudah dipastikan dalam kondisi baik dan tidak rusak sehingga mendapatkan hasil yang valid.

3. Praktikan dapat menambah variasi objek sumber getaran mekanis yang diukur selain mesin sepeda motor dan mobil, yaitu mesin atau alat mekanik lainnya, seperti mesin kendaraan berat, mesin industri, atau alat-alat rumah tangga yang menghasilkan getaran mekanis, sehingga variasi data yang didapat lebih luas dan lebih mendalam.

4. Sebaiknya dilakukan perawatan secara rutin seperti pengecekan baterai dan mengkalibrasi alat sehingga alat tetap dalam keadaan baik saat digunakan sewaktu-waktu.

(32)

29 Gunung Agung.

A.M. Sugeng Budiono Z, dkk, 2003. Bunga Rampai Higiene Perusahaan Ergonomi (HIPERKES) dan Keselamatan Kerja. Semarang: Badan Penerbit Universitas diponegoro.

Suma’mur, 2014. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : CV Sagung Seto.

Sumardiyono, S.Km, M.Kes. 2010. Buku Pedoman Praktikum Semester III.Surakarta : UNS.

Seviana Rinawati, 2013. Analisis Hubungan Paparan Getaran Mekanis dan Kebisingan dengan Kelelahan Kerja Pekerja Bagian Mesin Tenun di PT.

Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. digilib.uns.ac.id

(33)

30

(34)

Lampiran 2. Hand Arm Vibration

(35)

Lampiran 3. Whole Body Vibration

Gambar

Tabel 2.1 Nilai Ambang Batas Getaran Untuk Pemaparan Lengan Dan  Tangan
Tabel 3.3 Hasil Pengukuran Getaran Berdasarkan ISO  b.  Berdasarkan Permenaker No 5 Tahun 2018

Referensi

Dokumen terkait