1
LAPORAN PRATIKUM PENGELASAN SMAW PADA POSISI 1G
Untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Pengelasan dan Penyambungan Logam 1 Oleh Dosen Pengampu Muhammad Ilman Nur Sasongko, S.Pd., M.T.
Disusun oleh:
Chusnul Chasanah (230933604852)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS VOKASI
PROGAM STUDI D-IV TEKNOLOGI REKAYASA MANUFAKTUR NOVEMBER 2024
2
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Allah S.W.T. karena hanya atas izin--Nya Laporan Pratikum Pengelasan SMAW pada posisi 1G ini dapat diselesaikan.
Laporan ini memberikan penjelasan terkait Hasil Pengelesan SMAW pada posisi 1G, membahas teknik serta cacat yang terjadi pada hasil benda kerja.
Saya berharap isi dari laporan pratikum ini bebas dari kekurangan maupun kesalahan, namun kesempurnaan itu hal yang mustahil. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas laporan pratikum ini dapat lebih baik lagi
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih, semoga hasil laporan pratikum say aini bermanfaat
Wassalamualaikum wr.wb
Malang 10 November 2024
Chusnul Chasanah
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... 2
DAFTAR ISI ... 3
BAB 1 ... 4
PENDAHULUAN ... 4
A. Latar Belakang ... 4
B. Rumusan Masalah ... 5
BAB 2 ... 6
KAJIAN PUSTAKA ... 6
A. Teknik Pengelasan SMAW ... 6
B. Cara Mengelas yang Bagus untuk Ampere 50, 60, 70, 80 ... 7
C. Cacat Pengelasan SMAW ... 8
BAB III ... 13
PEMBAHASAN ... 13
A. Perbandingan Hasil Pengelasan SMAW yang Baik dan Benar dengan Hasil Pengelasan Mahasiswa... 13
1. Analisis Cacat Hasil Pengelasan berdasarkan Variasi Ampere 50 ... 13
2. Analisis Cacat Hasil Pengelasan berdasarkan Variasi Ampere 60 ... 14
3. Analisis Cacat Hasil Pengelasan berdasarkan Variasi Ampere 70 ... 15
4. Analisis Cacat Hasil Pengelasan berdasarkan Variasi Ampere 80 ... 17
BAB IV ... 18
PENUTUP ... 18
A. Kesimpulan ... 18
B. Saran ... 19
C. Daftar Pustaka ... 19
4
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangLas atau kimpal (bahasa Inggris: welding) adalah tindakan menyambung besi dan sebagainya dengan cara membakar. Lebih lanjut, pengelasan adalah salah satu proses fabrikasi logam, termoplastik, atau semacamnya yang berupa penggabungan dua benda dari bahan-bahan tersebut dengan cara melelehkan ujung kedua benda bersama-sama menggunakan panas tinggi dan kemudian membiarkannya menjadi dingin sehingga kedua ujung tersebut menyatu. Pengelasan berbeda dengan teknik penyambungan logam bersuhu lebih rendah seperti pematrian dan penyolderan, yang harus menggunakan logam tambahan yang mudah meleleh dan tidak melelehkan logam dasar.
Tergantung penerapannya, las boleh menggunakan logam pengisi pada sambungannya.
Jenis-jenis pengelasan berdasarkan bahan yang dielas, seperti pengelasan MIG, TIG, SMAW, Submerged Arc Welding, dan pengelasan Alumunium. Pengelasan juga dapat dibagi berdasarkan klasifikasi menjadi pengelasan cair, pengelasan tekan, dan pematrian. SMAW (Shield Metal Arc Welding) adalah pengelasan yang menggunakan elektroda terbungkus yang ikut mencair dan sekaligus menjadi bahan pengisi. Elektroda berfungsi sebagai kutub negatif dan benda kerja sebagai kutub positif. Panas yang dihasilkan berasal dari adanya busur listrik yang menyebabkan elektroda dan logam dasar melebur secara bersamaan. Pengelasan SMAW digunakan hampir pada semua jenis material karena caranya yang sederhana, dan biaya yang ringan atau SMAW juga bisa disebut pengelasan batang atau “Stick Welding”.
Proses pengelasan berkaitan dengan lempengan baja yang dibuat dari kristal besi dan karbon sesuai struktur mikronya, dengan bentuk dan arah tertentu. Lalu sebagian dari lempengan logam tersebut dipanaskan hingga meleleh. Kalau tepi lempengan logam itu disatukan, terbentuklah sambungan. Umumnya, pada proses pengelasan juga ditambahkan dengan bahan penyambung seperti kawat atau batang las. Kalau campuran tersebut sudah dingin, molekul kawat las yang semula merupakan bagian lain kini menyatu.
Proses pengelasan tidak sama dengan menyolder di mana untuk menyolder bahan dasar tidak meleleh. Sambungan terjadi dengan melelehkan logam lunak misalnya timah, yang meresap ke pori-pori di permukaan bahan yang akan disambung. Setelah timah solder dingin maka terjadilah sambungan. Perbedaan antara solder keras dan lunak adalah pada suhu kerjanya di mana batas kedua proses tersebut ialah pada suhu 450 derajat Celcius. Pada pengelasan, suhu yang digunakan jauh lebih tinggi, antara 1500 hingga 1600 derajat Celcius.
Proses pengelasan SMAW mempunyai berbagai kekurangan diantaranya Tidak dapat mengelas logam dengan suhu leleh rendah seperti timbal, timah, dan seng, serta paduannya tidak dapat dilas. Ini karena mereka memiliki titik didih yang rendah dan
5 untuk proses pengelasan ini menghasilkan panas yang hebat. Ini akan menyebabkan penguapan langsung dari keadaan padat. Elektroda arus yang terlalu tinggi dan terlalu panjang menghasilkan panas yang berlebihan di dalam elektroda. Hal ini akan menyebabkan kerusakan dini pada fluks saat pengelasan dimulai. Kerusakan ini memicu penurunan karakteristik busur dan mengurangi tingkat pelindung.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengelasan SMAW ?
2. Bagaimana Teknik pengelasan yang benar, serta karakteristik pada pada variasi arus listrik (50, 60, 70, dan 80 ampere)?
3. Apa saja cacat pengelasan yang terjadi pada pengelasan SMAW ?
4. Bagaimana perbandingan hasil pengelasan pratikum dengan hasil pengelasan SMAW yang baik dan benar berdasarkan variasi arus Listrik ( perbedaan tiap ampere ?
5. Teknik pengelasan apa yang direkomendasikan untuk mengurangi cacat pengelasan berdasarkan variasi arus listrik (50, 60, 70, dan 80 ampere)?
6
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
A. Teknik Pengelasan SMAW
Pengelasan SMAW adalah proses pengelasan yang memanfaatkan percikan panas dari busur arus listrik bertemperatur sangat tinggi. Energi panas tersebut diciptakan karena adanya lompatan ion listrik diantara anoda dan katoda. Panas inilah yang kemudian digunakan untuk mencairkan elektroda (bahan pengisi) dan logam induk (material dasar). Oh iya, SMAW merupakan singkatan dari Shield Metal Arc Welding.
Selain menggunakan elektroda sebagai logam pengisi, pengelasan SMAW juga melibatkan sebuah salutan. Salutan ini berguna untuk melindungi cairan logam pengelasan sehingga tidak membutuhkan lagi tekanan dari gas inert.
Teknik las Shield Metal Arc Welding terbagi menjadi beberapa macam, yaitu pengelasan SMAW 1G, 2G, 3G dan 6G.
Pengelasan SMAW diawali dengan adanya kontak antara permukaan logam yang hendak di las dan ujung elektroda. Kontak ini menimbulkan perbedaan tegangan listrik (potensial) dan hambatan arus listrik, sehingga terjadi hubungan singkat arus listrik di permukaan logam.
Ketika hubungan pendek arus listrik terjadi, tukang las perlu menarik elektroda untuk menciptakan sebuah percikan busur api. Busur api ada karena lompatan ion yang menciptakan panas. Lompatan ion listrik tersebut mampu menghasilkan panas mencapai 4.0000-4.5000
Celcius.
Kemudian, energi panas ini mencairkan logam yang hendak di las dan elektroda menjadi satu bagian. Pada tahap ini, salutan elektroda (fluks) naik ke bagian permukaan logam cair.
Selanjutnya ia mengeras dan melindungi hasil pengelasan dari beraneka macam pengaruh lingkungan sekitar, sehingga kualitas pengelasan terjamin bagus dan tidak mengalami cacat.
Agar burus api yang dihasilkan bagus dan konstan, tukang las perlu mempertahankan jarak
7 antara permukaan material dasar (logam yang hendak di las) dan ujung elektroda tetap sama.
Adapun jarak idealnya adalah 1,5 x diameter elektroda yang digunakan.
B. Cara Mengelas yang Bagus untuk Ampere 50, 60, 70, 80 1) Pengelasan dengan Ampere 50
Teknik : Gunakan elektroda kecil, seperti 2.0-2.5mm. Mulailah dengan kecepatan pengelasan yang lambat untuk memastikan penetrasi yang cukup.
Karakteristik: Hasil lasan cenderung memiliki penetrasi yang dangkal, cocok untuk bahan tipis.
Tips: Pastikan kontrol lengkungan listrik stabil untuk menghindari porositas dan cacat las lainnya.
2) Pengelasan dengan Ampere 60
Teknik: Gunakan elektroda ukuran sedang, seperti 2.5-3.0mm. Pertahankan kecepatan pengelasan sedang.
Karakteristik: Penetrasi lebih dalam dibandingkan ampere 50, tetapi tetap memerlukan kontrol yang baik untuk menghindari cacat.
Tips: Jaga sudut elektroda agar tidak terlalu tajam atau tumpul untuk menghindari undercut atau overlap.
3) Pengelasan dengan Ampere 70
Teknik: Gunakan elektroda ukuran sedang hingga besar, seperti 3.0-3.2mm. Pertahankan kecepatan pengelasan yang stabil.
Karakteristik: Penetrasi lebih dalam dan hasil lasan lebih kuat, cocok untuk material dengan ketebalan sedang.
Tips: Sesuaikan sudut elektroda dan kecepatan pengelasan untuk menghindari pembentukan spatter.
4) Pengelasan dengan Ampere 80
Teknik: Gunakan elektroda besar, seperti 3.2-4.0mm. Kecepatan pengelasan harus disesuaikan untuk mengimbangi panas yang lebih tinggi.
8 Karakteristik: Penetrasi sangat dalam, cocok untuk material tebal. Hasil lasan biasanya lebih kuat dan tahan lama.
Tips: Jaga kestabilan arus dan lengkungan listrik untuk mencegah overheating dan distorsi.
Tips Umum untuk Semua Arus
• Pemilihan Elektroda: Pilih elektroda yang sesuai dengan jenis bahan dan ketebalan material.
• Kontrol Panas: Sesuaikan kecepatan pengelasan untuk mengontrol panas dan mencegah distorsi atau overheating.
• Konsistensi: Pertahankan kecepatan dan sudut elektroda yang konsisten selama pengelasan.
• Pembersihan: Pastikan area pengelasan bersih dari kotoran dan oksida untuk hasil lasan yang berkualitas.
C. Cacat Pengelasan SMAW
1. Porositas
Porositas adalah cacat pengelasan yang terjadi ketika gas terperangkap dalam logam cair dan membentuk rongga-rongga kecil saat logam mengeras. Rongga-rongga ini bisa mengurangi kekuatan sambungan las dan membuatnya rentan terhadap kerusakan.
Penyebab:
Kontaminasi permukaan pada kawat logam atau pengelasan: Puing-puing, minyak, atau kelembapan dapat menyebabkan kantong gas terjebak. Gas pelindung yang tidak memadai: Dalam pengelasan dengan gas pelindung, aliran gas yang tidak cukup atau terganggu bisa menyebabkan porositas.
Pengaturan parameter pengelasan yang tidak tepat: Parameter seperti arus dan tegangan yang tidak sesuai dapat menyebabkan gas terperangkap.
Cara Menghindari:
• Bersihkan permukaan logam dan kawat las sebelum pengelasan untuk menghilangkan kotoran dan minyak.
9
• Pastikan aliran gas pelindung mencukupi dan tidak terganggu oleh angin atau draft.
• Gunakan parameter pengelasan yang tepat sesuai dengan rekomendasi pabrik kawat las dan material yang akan dilas.
2. Retak
Retak adalah cacat pengelasan di mana terdapat celah atau pecahan pada logam las atau logam dasar yang dilas. Retak ini bisa terjadi selama atau setelah proses pendinginan dan bisa disebabkan oleh tegangan termal, komposisi material yang tidak sesuai, atau tekanan sisa.
Penyebab:
Retak pada las bisa terjadi karena beberapa alasan, di antaranya:
Pendinginan yang terlalu cepat: Ketika logam mendingin terlalu cepat, tegangan termal bisa menyebabkan retak.
Komposisi material yang tidak sesuai: Beberapa material lebih rentan terhadap retak karena komposisi kimianya.
Tekanan sisa: Tegangan yang tertinggal di dalam logam setelah pengelasan dapat menyebabkan retak.
Cara Menghindari:
Kontrol pendinginan dengan membiarkan lasan mendingin secara alami atau menggunakan insulation covers.
Gunakan kawat las yang sesuai dengan material yang akan dilas, mengikuti panduan pabrik dan standar yang berlaku.
Reduksi tegangan sisa dengan teknik pengelasan yang tepat dan PWHT jika diperlukan.
3. Underfill dan Undercut
Underfill adalah kondisi di mana logam pengisi tidak mencukupi untuk memenuhi sambungan las, sehingga meninggalkan area yang tidak terisi dengan baik.
Undercut adalah alur atau cekungan yang terjadi di sepanjang tepi sambungan las, di mana logam dasar tergerus dan menyebabkan sambungan yang lemah.
10 Penyebab:
Kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi: Bisa menyebabkan kurangnya pengisian logam.
Pengaturan arus dan tegangan yang tidak tepat: Bisa menyebabkan logam dasar tergerus.
Posisi pengelasan yang tidak sesuai: Bisa menyebabkan distribusi logam yang tidak merata.
Cara Menghindari:
Atur kecepatan pengelasan yang sesuai agar logam pengisi cukup mengisi sambungan.
Sesuaikan arus dan tegangan sesuai dengan spesifikasi kawat las dan material yang dilas.
Gunakan posisi pengelasan yang tepat dan pastikan pengelasan dilakukan dengan teknik yang benar.
4. Slag Inclusion
Slag inclusion adalah cacat dimana sisa-sisa slag dari proses pengelasan terperangkap dalam logam las. Ini bisa mengurangi kekuatan sambungan dan menyebabkan ketidakseragaman pada area lasan.
Penyebab:
Penghapusan slag yang tidak sempurna: Terak yang tidak dibersihkan pada lapisan las sebelumnya bisa terperangkap.
Teknik pengelasan yang buruk: Gerakan elektroda yang tidak tepat bisa menyebabkan slag terjebak.
Penggunaan kawat las yang tidak sesuai: Beberapa jenis kawat las lebih rentan terhadap slag inclusion.
Cara Menghindari:
• Bersihkan terak dengan hati-hati setelah setiap lapisan pengelasan.
• Gunakan teknik pengelasan yang tepat dengan gerakan elektroda yang benar.
• Pilih kawat las yang sesuai untuk aplikasi dan material yang dilas.
5. Lack of Fusion
Lack of fusion terjadi ketika dua bagian logam yang dilas tidak menyatu dengan sempurna. Hal ini bisa disebabkan oleh arus pengelasan yang terlalu rendah, kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi, atau kontaminasi pada permukaan logam.
11 Penyebab:
Arus pengelasan yang terlalu rendah: Tidak cukup panas untuk melelehkan logam.
Kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi: Logam tidak cukup waktu untuk menyatu.
Kontaminasi pada permukaan: Kotoran atau oksida pada permukaan logam bisa menghalangi fusi.
Cara Menghindari:
Atur arus pengelasan yang cukup tinggi untuk memastikan logam meleleh dengan baik.
Sesuaikan kecepatan pengelasan agar logam punya cukup waktu untuk menyatu.
Bersihkan permukaan logam dan kawat las sebelum pengelasan untuk menghilangkan kotoran dan oksida.
6. Distorsi
Distorsi adalah perubahan bentuk logam yang terjadi karena panas pengelasan. Distorsi bisa disebabkan oleh pemanasan yang tidak merata, desain sambungan yang buruk, atau kekuatan pegang yang tidak memadai selama proses pengelasan.
Penyebab:
Pemanasan yang tidak merata: Bisa menyebabkan bagian logam yang berbeda mengembang dan menyusut dengan kecepatan yang berbeda.
Desain sambungan yang buruk: Desain sambungan yang tidak tepat bisa memperburuk distorsi.
Kekuatan pegang yang tidak memadai: Logam yang tidak ditahan dengan baik bisa berubah bentuk saat pengelasan.
Cara Menghindari:
Gunakan teknik pengelasan yang mengurangi panas seperti pengelasan berurutan atau intermiten.
Desain sambungan yang baik dengan mempertimbangkan pengaruh panas pada material.
Gunakan penahan dan jig untuk menjaga logam tetap pada tempatnya selama pengelasan.
7. Spatter
Spatter adalah percikan kecil logam cair yang terjadi selama pengelasan. Spatter ini bisa menyebabkan permukaan las menjadi kasar dan memerlukan pembersihan tambahan.
Spatter biasanya disebabkan oleh arus pengelasan yang terlalu tinggi, teknik pengelasan yang tidak tepat, atau penggunaan kawat las yang tidak sesuai.
12 Penyebab:
Arus pengelasan yang terlalu tinggi: Bisa menyebabkan logam meleleh terlalu banyak dan percikan.
Teknik pengelasan yang tidak tepat: Sudut elektroda yang salah atau jarak yang tidak sesuai bisa menyebabkan spatter.
Kawat las yang tidak sesuai: Beberapa kawat las lebih cenderung menghasilkan spatter.
Cara Menghindari:
Atur arus pengelasan sesuai dengan spesifikasi kawat las dan material.
Gunakan teknik pengelasan yang benar dengan sudut dan jarak elektroda yang tepat.
Pilih kawat las yang sesuai untuk aplikasi dan kondisi pengelasan.
13
BAB III PEMBAHASAN
A. Perbandingan Hasil Pengelasan SMAW yang Baik dan Benar dengan Hasil Pengelasan Mahasiswa
1. Analisis Cacat Hasil Pengelasan berdasarkan Variasi Ampere 50
➢ Kualitas dan Cacat yang Ditemukan
Terjadinya cacat Spatter
Spatter adalah percikan las/logam panas yang menempel pada base material. Jika terlalu banyak maka daerah bekas spatter akan mengalami crack., sebenarnya jika spater dapat dibersihkan maka tidak termasuk cacat. Namun jika jumlahnya berlebih dan tidak dapat dibersihkan maka dikategorikan dalam cacat visual.
Penyebab Spater atau percikan las berlebih:
• Ampere terlalu tinggi.
• Jarak elektroda dengan base metal terlalu jauh.
• Elektroda lembab.
Solusinya adalah menyesuaikan setting mesin yaitu antara ampere dan travel speed pengelasan.
b. Teknik Pengelasan yang Bagus Berdasarkan Sumber Proses Pengelasan
• Posisi Elektroda: Pegang elektroda pada sudut sekitar 15-20 derajat dari vertikal, mengarah ke arah las.
14
• Menyalakan Busur: Nyalakan busur las dengan menyentuh elektroda ke permukaan material dan kemudian menjauhkan sedikit untuk menciptakan busur.
• Gerakan Pengelasan: Gunakan gerakan konstan dan lambat, baik maju-mundur atau dengan pola melingkar kecil untuk memastikan penetrasi yang baik dan menghindari cacat.
• Kecepatan Pengelasan: Pertahankan kecepatan pengelasan yang lambat untuk memastikan penetrasi yang cukup dalam dan pengisian material yang merata.
Pengawasan dan Kontrol
• Kontrol Panas: Jaga agar panas tetap terkendali untuk menghindari distorsi dan memastikan sambungan yang kuat.
• Penambahan Material: Pastikan elektroda selalu berada dalam kontak yang baik dengan logam dasar dan terus menambahkan logam pengisi dengan merata.
• Pembersihan Terak: Setelah setiap lapisan las, bersihkan terak dengan palu terak dan sikat baja untuk memastikan tidak ada kotoran yang terperangkap.
2. Analisis Cacat Hasil Pengelasan berdasarkan Variasi Ampere 60
➢ Kualitas dan Cacat yang Ditemukan
Terjadinya cacat Porositas
Cacat Porositas adalah sebuah cacat pengelasan yang berupa sebuah lubang lubang kecil pada weld metal (logam las), dapat berada pada permukaan maupun didalamnya. Porosity ini mempunyai beberapa tipe yaitu Cluster Porosity, Blow Hole dan Gas Pore.
Penyebab Cacat Las Porositas:
• Elektroda yang digunakan masih lembab atau terkena air.
• Busur las terlalu panjang.
15
• Arus pengelasan terlalu rendah.
• Travel Speed terlalu tinggi.
• Adanya zat pengotor pada benda kerja (karat, minyak, air dll).
• Gas Hidrogen tercipta karena panas las.
Cara Mengatasi Cacat Las Porositas:
• Pastikan elektroda yang digunakan sudah dioven (jika disyaratkan), jangan sampai kawat las terkena air atau lembab.
• Atur tinggi busur kurang lebih 1,5 x diameter kawat las.
• Ampere disesuaikan dengan prosedur atau rekomendasi dari produsen elektroda.
• Persiapan pengelasan yang benar, memastikan tidak ada pengotor dalam benda kerja.
• Untuk material tertentu panas tidak boleh terlalu tinggi, sehingga perlu perlakukan panas.
➢ Teknik Pengelasan yang Bagus Berdasarkan Sumber
Untuk pengelasan dengan arus 60A, teknik yang benar adalah menggunakan variasi tegangan 20V, 30V, atau 40V dengan kecepatan pengelasan 50 mm/min.
Pastikan untuk menjaga stabilitas busur dan kontrol panas masuk agar tidak mengurangi kekuatan tarik hasil las. Penggunaan arus yang tepat akan mempengaruhi kualitas dan kekuatan sambungan las.
3. Analisis Cacat Hasil Pengelasan berdasarkan Variasi Ampere 70
➢ Kualitas dan Cacat yang Ditemukan
16 Cacat yang terjadi adalah Undercut dan Overlap
Cacat Las Undercut
Undercut adalah sebuah cacat las yang berada di bagian permukaan atau akar, bentuk cacat ini seperti cerukan yang terjadi pada base metal atau logam induk. Jenis cacat pengelasan ini dapat terjadi pada semua sambungan las, baik fillet, butt, lap, corner dan edge joint.
Penyebab Cacat Las Undercut:
• Arus pengelasan yang digunakan terlalu besar.
• Travel speed / kecepatan las terlalu tinggi.
• Panjang busur las terlalu tinggi.
• Posisi elektroda kurang tepat.
• Ayunan tangan kurang merata, waktu ayunan pada saat disamping terlalu cepat.
Overlap dapat terjadi pada permukaan dan akar las, cacat ini terjadi jika hasil lasan lebarnya melebihi dari kampuh las dan pada ujungnya tidak fusi dengan logam induk.
Penyebab Overlap dikarenakan gerakan pengelasan yang salah yaitu terlalu melebar.
➢ Teknik Pengelasan yang Bagus Berdasarkan Sumber
cc Proses Pengelasan
1. Posisi Elektroda: Pegang elektroda pada sudut sekitar 15-20 derajat dari vertikal, mengarah ke arah las.
2. Menyalakan Busur: Nyalakan busur las dengan menyentuh elektroda ke permukaan material dan kemudian menjauhkan sedikit untuk menciptakan busur.
3. Gerakan Pengelasan: Gunakan gerakan konstan dan stabil, baik maju-mundur atau dengan pola melingkar kecil untuk memastikan penetrasi yang baik dan menghindari cacat. Gerakan ini harus lebih mantap dibandingkan dengan arus yang lebih rendah untuk mengimbangi penetrasi yang lebih dalam.
17 4. Kecepatan Pengelasan: Pertahankan kecepatan pengelasan yang stabil untuk memastikan penetrasi yang cukup dalam dan pengisian material yang merata.
Kecepatan yang terlalu lambat dapat menyebabkan overheating, sementara terlalu cepat bisa menyebabkan penetrasi yang tidak memadai.
4. Analisis Cacat Hasil Pengelasan berdasarkan Variasi Ampere 80
➢ Kualitas dan Cacat yang Ditemukan
Cacat yang terjadi adalah Spatter atau percikan las
➢ Teknik Pengelasan yang Bagus Berdasarkan Sumber
Gunakan kecepatan harus stabil untuk menghindari overheating.
18
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengujian pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc Welding) dengan variasi arus 50, 60, 70, dan 80 ampere pada posisi I-G, dapat disimpulkan beberapa poin penting:
1. Pengaruh Arus Listrik terhadap Kualitas Hasil Las:
o Pada arus 50 ampere, hasil las menunjukkan penetrasi yang dangkal dengan kecenderungan cacat seperti Spatter. Arus ini cocok untuk material tipis namun memerlukan teknik pengelasan yang baik untuk menghindari cacat.
o Arus 60 ampere cacat yang dihasilkan adalah porositas Arus ini ideal untuk bahan dengan ketebalan menengah.
o Arus 70 ampere menghasilkan penetrasi yang dalam dan hasil cacat las Undercut, bila teknik pengelasan dilakukan dengan benar. Cocok untuk bahan dengan ketebalan menengah hingga tebal.
o Pada arus 80 ampere, hasil cacat las adalah Spatter. Arus ini cocok untuk material tebal dengan teknik pengelasan yang tepat.
2. Analisis Cacat Pengelasan:
Caccat terjadi karena Teknik yang dilakukan kurang benar 3. Rekomendasi Teknik Pengelasan:
o Untuk arus 50 ampere, gunakan kecepatan pengelasan yang lambat dan pastikan kontrol panas yang baik untuk menghindari undercut dan incomplete fusion.
o Pada arus 60 ampere, stabilkan kecepatan pengelasan dan gunakan pola gerakan yang konstan untuk hasil las yang lebih merata.
19 o Untuk arus 70 ampere, pertahankan kecepatan pengelasan yang stabil dan
kontrol panas untuk menghindari cacat seperti porositas.
o Pada arus 80 ampere, gunakan pola pengelasan yang memungkinkan penyebaran panas yang merata untuk menghindari overheating dan distorsi.
B. Saran
1. Peningkatan Teknik Pengelasan: Pelatihan lebih lanjut untuk mahasiswa dalam teknik pengelasan yang optimal, terutama dalam mengelola arus tinggi seperti 80 ampere untuk menghindari cacat seperti overheating dan distorsi. Praktik tambahan sangat dianjurkan untuk memastikan pemahaman yang mendalam tentang kontrol panas dan teknik gerakan elektroda yang benar.
2. Pengembangan Materi Pembelajaran: Mengembangkan modul pelatihan yang lebih menyeluruh tentang pengelasan SMAW dengan variasi arus, termasuk studi kasus dan analisis cacat pengelasan.
C. Daftar Pustaka
jayastainless.com 2021. Pengertian Teknik Pengelasan SMAW dan Komponen-Komponennya, Online ) , (
https://jayastainless.com/2021/02/11/pengertian-teknik-pengelasan-smaw-dan- komponen-komponennya/ ) diakses pada 30 Oktober 2024
Achmadi . 2024.18 Macam Cacat Las dan Penyebabnya Serta Cara Mengatasi ( Online ) ( https://www.pengelasan.net/cacat-las/ ) diakses pada 30 Oktober 2024
Nugroho. 2024 13 Macam Jenis Cacat Las Sering Terjadi ( Online ) , https://www.expertlas.com/cacat-las/ ) diakses pada 30 Oktober 2024
20