• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM SURVEI PERTAMBANGAN Minggu ke-IX

N/A
N/A
aulia dwr

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM SURVEI PERTAMBANGAN Minggu ke-IX"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM SURVEI PERTAMBANGAN

Minggu ke-IX

Topik: Perhitungan Volume Seam Batubara

Disusun oleh:

Aulia Dwi Rachmawati 19/443660/TK/48856

Kelas A

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK GEODESI DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

2022

Daftar Isi

(2)

A. Alat dan Bahan ... 3

B. Dasar Teori ... 3

C. Langkah Kerja ... 4

D. Hasil dan Pembahasan ... 15

E. Kesimpulan ... 26

Daftar Pustaka ... 27

(3)

A. Alat dan Bahan

 Data praktikum Minggu ke-8

Software Surpac

B. Dasar Teori

Pekerjaan tambang seperti pengukuran topografi, staking out, penentuan batas penambangan (boundary) dan perhitungan jumlah volume galian merupakan bidang pekerjaan yang berhubungan dengan disiplin ilmu Teknik Geomatika (Oktavian A. 2008). Dalam dunia pertambangan batu bara dikenal istilah joint survey, yaitu proses pengukuran dan perhitungan galian tambang yang dilakukan bersama-sama antara kontraktor dan owner tambang. Dalam joint survey yang digunakan parameter pembayaran oleh owner kepada kontraktor adalah volume bersih galian dan timbunan atau net volume, oleh karena itu volume bersih galian dan timbunan harus diukur dan dihitung dengan metode maupun perangkat lunak yang sesuai.

Perangkat lunak yang digunakan dalam bidang pertambangan sebagai alat penunjang pengolahan data seperti penghitungan volume kini semakin banyak ditemui, seperti surpac vision. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, berpengaruh pada perkembangan perangkat lunak.

Perhitungan volume blok batubara dapat menggunakan block model yang berguna untuk mempermudahkan dalam mengestimasi dan mnginterprestasi suatu cadangan. Dalam block model data mengenai ketebalan, kedalaman, volume batubara, volume tanah penutup bisa diinterprestasikan dalam atribut-atribut suatu block odel. Cara estimasinya dengan menjumlahkan block-blocknya.

Salah satu pertimbangan perancangan tambang berdasarkan hasil eksplorasi adalah factor ekonomi. Salah satu parameter ang dapat digunakan untuk meningkatkan keuntungan produksi adalah dengan mempertimbangkan nilai Stripping Ratio (SR). Stripping Ratio (SR) didefinisikan sebagai “Perbandingan jumlah volume tanah penutup yang

(4)

harus dipindahkan untuk mendapatkan satu ton batubara”. Faktor rank, kualitas, nilai kalori, dan harga jual menjadi sangat penting dalam perumusan nilai Stripping Ratio. Stripping ratio(SR) merupakan nilai perbandingan antara tonase batubara yang didapatkan (dalam satuan Metric Ton/MT) dengan volume overburden yang harus diambil (dalam satuan BCM). Nilai SR menentukan layak tidaknya/nilai keekonomiannya lokasitersebut dilakukan penambangan. Secara umum SR didefinisikan sebagai jumlah volume overburden yang diambil untuk mendapatkan 1 MT batubara. Nilai SR berupa suatu perbandingan d ari 1 : 1 s/d 1 : tak terhingga.

Secara umum, SR yangekonomis saat ini adalah 1:12, b erarti didapatkan 1 MT batubara dengan menggali sebesar 12 BCM OB/IB dan berlaku kelipatannya. Jika nilai SR > 1:12 maka daerah tersebut tidak menguntungkan untuk ditambang.

Gambar B.1 Model Penambangan Batubara

C. Langkah Kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan, membuka software Surpac.

(5)

Gambar C.1 Software Surpac

2) Mempersiapkan data titik bor dan menambahkan kolom string.

Kemudian simpan dalam format .csv.

Gambar C.2 Data Titik Bor

3) Memasukkan data titik bor tersebut ke dalam Surpac dengan cara file >

import > memberi nilai 5 pada number of descriptions fields sesuai dengan jumlah deskripsi yang ingin ditampilkan.

(6)

Gambar C.3 Import Titik Bor pada Surpac

Gambar C.4 Convert text files to Str

Gambar C.5 Tampilan Data Titik Bor pada Surpac

4) Membuat DTM dari file topografi dengan klik surface > DTM file functions > Create DTM from string file

(7)

Gambar C.6 DTM Topografi

5) Menempelkan titik – titik bor pada DTM topografi agar elevasinya sesuai dengan klik Drape String Over DTM, lalu pilih string yang akan ditempel. Pada jendela String Over DTM, hilangkan tanda cek pada Interpolate new points lalu Apply. Simpan layer titik bor yang telah ditempel.

Gambar C.7 Jendela String Over

Gambar C.8 Hasil String Over

6) Mengaktifkan nama titik – titik dengan klik Display point untuk mengetahui titik DH21 yang akan kita buat bloknya.

(8)

Gambar C.9 Mengaktifkan nama-nama titik

7) Membuat blok sebagai titik DH21 sebagai titik tengah dengan klik Edit

> Point > Insert, lalu klik titiknya, kemudian membuat 4 titik yang akan membentuk blok persegi dengan masing – masing antar titik berjarak 80 m dengan cara mengubah nilai X dan Y seperti berikut :

Gambar C.10 Jendela insert point

(9)

Gambar C.11 Jendela Edit a point

Sehingga akan membentuk blok seperti ini:

Gambar C.12 Hasil Insert Point

8) Mengatur elevasi roof E, floor E, roof F, dan floor Fdengan elevasi sesuai dengan file *.csv yang telah diberikan asisten dosen. Klik Edit > Segment

> Maths > pada Field pilih Z > pada expression isikan elevasinya.

Ulangi langkah hingga blok ke empat.

Roof E

Gambar C.13 Mengatur elevasi roof E

(10)

Floor E

Gambar C.14 Mengatur elevasi floor E

Roof F

Gambar C.15 Mengatur elevasi roof F

Floor F

Gambar C.16 Mengatur elevasi floor F

Sehingga akan terbentuk seperti berikut :

(11)

Gambar C.17 Hasil elevasi DH21

9) Melakukan pembuatan DTM tiap roof E, floor E, roof F, dan floor F

Gambar C.18 Jendela pembuatan DTM tiap roof E, floor E, roof F, dan floor F

Gambar C.19 Hasil pembuatan DTM tiap roof E, floor E, roof F, dan floor F

(12)

10) Setelah itu lakukan perhitungan volume overburden, seam E, interburden, dan seam F menggunakan menu Surface > DTM File functions > Create DTM from string file

Gambar C.20 Create DTM from string file

 Untuk volume overburden (menggunakan surface roof seam E dan topografi)

Gambar C.21 Jendela Pengaturan volume OB

 Untuk volume seam E (menggunakan surface floor seam E dan roof seam E)

(13)

Gambar C.22 Jendela Pengaturan volume seam E

 Untuk volume interburden (menggunakan surface roof seam F dan floor seam E)

(14)

Gambar C.23 Jendela Pengaturan volume IB

 Untuk volume seam F (menggunakan surface floor seam F dan roof seam F)

Gambar C.24 Jendela Pengaturan volume seam F

11) Selanjutnya lakukan perhitungan secara manual tiap blok menggunakan rumus kubus, yaitu panjang x lebar x tinggi

(15)

12) Lalu buat juga model blok untuk 3 titik bor lain dan lakukan perhitungan volume dengan cara yang sama seperti di atas.

D. Hasil dan Pembahasan

Pada praktikum survei pertambangan minggu ke-9 ini dilakukan perhitungan volume seam batubara dengan perhitungan volume blok batubara yang terdiri dari volume overburden, volume seam E, volume interburden F, volume seam F dan stripping ratio. Berikut ini hasil dari praktikum tersebut,

Gambar D.1 Rumus Stripping Ratio

1) Estimasi volume seam E, seam F, OB, dan IB pada area blok tersebut dengan menggunakan hitungan volume kubus (p x l x t). Berikut ini untuk titik 21 :

 Volume OB pada perhitungan surpac 207462,4 m3

Gambar D.2 Hasil Perhitungan Volume OB DH21 pada Surpac

Atau apabila dengan hitungan volume balok

= p x l x t ; t = elevasi topografi – elevasi roof seam E

= 80 x 80 x (120,916 – 88,5)

= 207462,4 m3

(16)

 Volume seam E pada perhitungan surpac 19334,4 m3

Gambar D.3 Hasil Perhitungan Volume Seam E DH21 pada Surpac

Atau apabila dengan hitungan volume balok

= p x l x t ; t = elevasi roof seam E – elevasi floor seam E

= 80 x 80 x (88,5 – 85,479)

= 19334,4 m3

 Volume IB pada perhitungan surpac 19334,4 m3

Gambar D.4 Hasil Perhitungan Volume IB DH21 pada Surpac

Atau apabila dengan hitungan volume balok

= p x l x t ; t = elevasi floor seam E – elevasi roof seam F

= 80 x 80 x (85,479 – 72,619)

= c m3

 Volume seam F pada perhitungan surpac 46144 m3

(17)

Gambar D.5 Hasil Perhitungan Volume Seam F DH21 pada Surpac

Atau apabila dengan hitungan volume balok

= p x l x t ; t = elevasi roof seam F – elevasi floor seam F

= 80 x 80 x (72,619 – 65,409)

= 46144 m3

2) Hitung juga tonnage seam E dan F jika diketahui densitas = 1,32 ton/𝒎𝟑

Tonnage seam E

= volume x densitas

= 19334,4 x 1,32

= 25521,408 MT

Tonnage seam F

= volume x densitas

= 46144 x 1,32

= 60910,08 MT

3) Hitunglah nilai Stripping Ratio blok tersebut

 Total overburden + interburden

= 207462,4 + 820304

= 289766,4 𝑚3

 Total seam

= Tonnage seam E + tonnage seam F

= 25521,408 + 60910,08

= 86431,488 MT

(18)

 Nilai stripping ratio

= total seam : total OB + IB

= 86431,488 : 289766,4

= 1 : 3,352556

4) Lakukan hal yang sama pada 3 blok yanglain yang berdekatan.

 Volume overburden, interburden, seam E, dan seam F pada 3 titik bor lain (m3)

Tabel D.1 Hasil Volume overburden, interburden, seam E, dan seam F pada 3 titik bor lain

- DH20 Volume OB

Gambar D.6 Hasil Perhitungan Volume OB DH20 pada Surpac

Volume seam E

Surpac Manual Surpac Manual Surpac Manual OB 357619.2 357619.2 218246.4 218246.4 127974.4 127974.4

IB 82304 82304 82304 82304 75904 75904

Seam E 19334.4 19334.4 19334.4 19334.4 19334.4 19334.4

Seam F 46144 46144 46144 46144 46144 46144

DH 20 DH 1 DH23

Volume

(19)

Gambar D.7 Hasil Perhitungan Volume Seam E DH20 pada Surpac

Volume IB

Gambar D.8 Hasil Perhitungan Volume IB DH20 pada Surpac

Volume seam F

Gambar D.9 Hasil Perhitungan Volume Seam F DH20 pada Surpac

- DH1

(20)

Volume OB

Gambar D.10 Hasil Perhitungan Volume OB DH1 pada Surpac

Volume seam E

Gambar D.11 Hasil Perhitungan Volume Seam E DH1 pada Surpac

Volume IB

Gambar D.12 Hasil Perhitungan Volume IB DH1 pada Surpac

(21)

Volume seam F

Gambar D.13 Hasil Perhitungan Volume Seam F DH1 pada Surpac

- DH23 Volume OB

Gambar D.14 Hasil Perhitungan Volume OB DH23 pada Surpac

Volume seam E

(22)

Gambar D.15 Hasil Perhitungan Volume Seam E DH23 pada Surpac

Volume IB

Gambar D.16 Hasil Perhitungan Volume IB DH23 pada Surpac

Volume seam F

Gambar D.17 Hasil Perhitungan Volume Seam F DH23 pada Surpac

(23)

Tonnage seam E dan seam F pada ketiga titik bor lain (MT)

Tabel D.2 Hasil Volume Tonnage seam E, dan seam F pada 3 titik bor lain

Stripping ratio pada ketiga titik bor lain

Tabel D.3 Hasil Stripping ratio pada 3 titik bor lain

5) Gabungan dari ke-empat blok tersebut

Volume overburden, interburden, seam E, dan seam F (m3)

 Volume OB pada perhitungan surpac 162943,32 m3

Gambar D.18 Hasil Perhitungan Volume OB DHgabungan pada Surpac

 Volume Seam E pada perhitungan surpac 142664.598 m3

SEAM E SEAM F

DH23

25521.408 25521.408 25521.408

60910.08 60910.08 60910.08

Volume DH 20 DH 1

total OB+IB Total Seam

Stripping Ratio 1/ 5.089849 1/ 3.477325 1/ 2.358844 86431.488 86431.488

86431.488

Volume DH 20 DH 1 DH23

439923.2 300550.4 203878.4

(24)

Gambar D.19 Hasil Perhitungan Volume Seam E DHgabungan pada Surpac

 Volume IB pada perhitungan surpac 406952,684 m3

Gambar D.20 Hasil Perhitungan Volume IB DHgabungan pada Surpac

 Volume Seam F pada perhitungan surpac 552689,09 m3

Gambar D.21 Hasil Perhitungan Volume Seam F DHgabungan pada Surpac

(25)

Hitung juga tonnage seam E dan F jika diketahui densitas = 1,32 ton/𝒎𝟑

Tonnage seam E

= volume x densitas

= 142664.598 x 1,32

= 188317,2694 MT

Tonnage seam F

= volume x densitas

= 552689,09 x 1,32

= 729549,5988 MT

Hitunglah nilai Stripping Ratio blok tersebut

 Total overburden + interburden

= 162943,32 + 406952,684

= 2036384 𝑚3

 Total seam

= Tonnage seam E + tonnage seam F

= 188317,2694 + 729549,5988

= 917866,868 MT

 Nilai stripping ratio

= total seam : total OB + IB

= 917866,868 : 2036384

= 1 : 2,218605

6) Perbandingan Tugas 1 dengan Tugas 2

Tabel D.4 Perbedaan Hasil Volume dan stripping ratio tugas 1 dan tugas 2

Didapatkan bahwa untuk nilai dari volume overburden, interburden, seam E, dan seam F dari Tugas 1 dengan gabungan ke-empat blok tersebut berbeda. Selain itu Tonnage dari Seam E dan F, Total volume

ID DH OB Seam E IB seam F Tonnage Seam E Tonnage Seam F Total OB+IB Total Seam SR

DH1 218246.4 19334.4 82304 46144 25521.408 60910.08 300550.4 86431.488 3.477325301

DH20 357619.2 19334.4 82304 46144 25521.408 60910.08 439923.2 86431.488 5.089848737

DH21 207462.4 19334.4 82304 46144 25521.408 60910.08 289766.4 86431.488 3.352555957

DH23 127974.4 19334.4 75904 46144 25521.408 60910.08 203878.4 86431.488 2.358844036

DHGabungan 1629431.32 142664.598 406952.684 552689.09 188317.2694 729549.5988 2036384.004 917866.8682 2.218604979

(26)

OB+IB, Total seam, dan stripping ratio juga memiliki nilai yang berbeda pula. Hasil tersebut dapat dilihat melalui tabel diatas untuk DH 1, DH 20, DH 21, DH 23 dan DH Gabungan.

E. Kesimpulan

Pada praktikum survei pertambangan minggu ke-9, dapat didapatkan bahwa mahasiswa dapat membuat model blok pada titik bor batubara yang selanjutnya dihitung volume overburden, interburden, dan seam batubara dengan menggunakan metode cut and fill melalui software Surpac. Di praktikum kali ini titik bor yang dipakai adalah DH1, DH21, DH23, DH20 dan DH Gabungan ke-empat blok tersebut. Hasil perhitungan volume sudah tercantum pada hasil dan pembahasan di atas. Secara umum, stripping ratio yang didapatkan memiliki nilai ekonomis karena nilainya kurang dari 1 : 12.

(27)

Daftar Pustaka

Khairul, A. (2021, December). Perancangan Tambang (Pit Design) dan Pentahapan Tambang Batubara Pit Blok 3 dengan Stripping Ratio 7: 1 di PT XYZ, Desa Lubuk Sini, Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu. In Bandung Conference Series: Mining Engineering (Vol. 1, No. 1, pp. 1-7).

Modul praktikum Survei Pertambangan minggu 8

Tulloh, M. U. R. R., Yuwono, Y., & Kurniawan, A. (2021). Analisis Perbandingan Perhitungan Volume Bersih Galian dan Timbunan (Net Volume) dengan Metode Trapezoidal dan Borrow Pit pada Perangkat Lunak Autocad Civil 3D. Geoid, 16(1), 106-120.

Gambar

Gambar B.1 Model Penambangan Batubara
Gambar C.1 Software Surpac
Gambar C.2 Data Titik Bor
Gambar C.4 Convert text files to Str
+7

Referensi

Dokumen terkait