• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN OBAT TRADISIONAL PERCOBAAN III

N/A
N/A
Aisyah Sukarman

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN OBAT TRADISIONAL PERCOBAAN III "

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN OBAT TRADISIONAL PERCOBAAN III

Formulasi seduhan teh daun sirsak sebagai Antioksidan

DISUSUN OLEH:

NAMA NIM TTD DOSEN/ASISTEN

Aisyah Sukarman Michael Putera Anugerah

Nuriana Rodhia Putri Fadhilah Anggraeni

KELAS IV. A FARMASI

KELOMPOK I (Satu)

ASISTEN INGGIT SURYANINGSIH A.Md. Farm

TGL KOREKAI/ACC

LABORATORIUM FARMASI TERPADU PROGRAM STUDI D-III FARMASI POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI

2023

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Indonesia kaya akan kekayaan tradisi baik yang tradisi yang tertulis maupun tradisi turun-temurun yang disampaikan secara lisan. Hal ini menandakan bahwa masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu telah mengenal ilmu pengetahuan berdasarkan pengalaman sehari-hari mereka.

Pengetahuan tersebut antara lain perbintangan, arsitektur, pengobatan tradisional, kesusasteraan, dan lain sebagainya Indonesia kaya akan pengetahuan mengenai pengobatan tradisional. Hampir setiap suku bangsa di Indonesia memiliki khasanah pengetahuan dan cara tersendiri mengenai pengobatan tradisional. Sebelum dituliskan ke dalam naskah kuno, pengetahuan tersebut diturunkan secara turun-temurun melalui tradisi lisan.

Menurut Djojosugito (1985), dalam masyarakat tradisional obat tradisional dibagi menjadi 2 yaitu obat atau ramuan tradisional dan cara pengobatan tradisional. Obat tradisional adalah obat yang turun-temurun digunakan oleh masyarakat untuk mengobati beberapa penyakit tertentu dan dapat diperoleh secara bebas di alam. Perkembangan obat tradisional dan pengobatan tradisional saat ini berkembang pesat sekali khususnya obat tradisional yang berasal dari tumbuhtumbuhan. Hal ini bisa kita lihat semakin banyaknya bentuk-bentuk sediaan obat tradisional dalam bentuk kemasan yang sangat menarik konsumen.

(3)

Perkembangan ini membuat Pemerintah atau instansi terkait merasa perlu membuat aturan perundang-undangan yang mengatur dan mengawasi produksi dan peredaran 2 produk-produk obat tradisional agar masyarakat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan khususnya masalah kesehatan.

Menurut UU Kesehatan RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, dan Sediaan Farmasi. Dalam Undang Undang ini yang dimaksud Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika. Dalam Undang-undang ini juga disebutkan bahwa hakekat obat atau pengertian obat adalah bahan atau campuran yang dipergunakan untuk diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan atau menyembuhkan penyakit, luka atau kelainan badaniah dan mental pada manusia atau hewan, mempercantik badan atau bagian badan manusia.

Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 246/Menkes/Per/V/1990, tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional. Perkembangan selanjutnya obat tradisional kebanyakan berupa campuran yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sehingga dikenal dengan obat herbal Khusus untuk Obat herbal ada 3 : Jamu, obat herbal terstandarisasi dan fitofarmaka.

(4)

Obat tradisional merupakan salah satu warisan nenek moyang atau leluhur yang secara turun temurun dipergunakan dalam proses mencegah, mengurangi, menghilangkan atau menyembuhkan penyakit, luka dan mental pada manusia atau hewan. Sebagai warisan nenek moyang yang dipergunakan secara turun temurun 3 maka perlu kiranya dikembangkan dan diteliti agar dapat dipertanggungjawabkan secara medis.

Hal ini sebenarnya sudah dikembangkan puluhan tahun yang lalu sesuai dengan apa yang tercantum dalam GBHN 1993 yaitu Pemeliharaan

& Pengembangan Pengobatan tradisional sebagai warisan budaya bangsa (ETNOMEDISINE) terus ditingkatkan dan didorong pengembangannya melalui penggalian, penelitian, pengujian dan pengembangan serta penemuan obat-obatan termasuk budidaya tanaman obat tradisional yang secara medis dapat dipertanggungjawabkan .

Dalam hal ini dapat di formulasikan menjadi 5 hal fokok yang harus diperhatikan yaitu etnomedicine, agroindustri tanaman obat, iftek kefarmasian dan kedokteran, teknologi kimia dan proses, pembinaan dan pengawasan produksi atau pemasaran bahan dan produk obat tradisional.

Kesadaran akan pentingnya “back to nature” memang sering hadir dalam produk yang kita gunakan sehari-hari. Banyak ramuan-ramuan obat tradisional yang secara turun-temurun digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan. Sebagian dari mereka beranggapan bahwa pengobatan herbal tidak memiliki efek samping, tapi hal ini tidak selalu benar untuk semua tanaman obat.

(5)

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efek samping tanaman obat diantaranya yaitu kandungan zat aktif pada bagian tanaman berbeda- beda, misalnya saja Mahkota dewa, yang dijadikan obat adalah daging buahnya, namun jika biji kulit ikut tercampur bisa mengakibatkan pusing, mual, dan muntah. Selain itu waktu penggunaan misalnya Cabe jawa, bisa memperkuat rahim ibu hamil di awal-awal kehamilan, tapi kalau diminum di trisemester terakhir akan mempersulit proses 4 kelahiran. Hal ini perlu dibuktikan lebih lanjut agar obat tradsional ini dapat dibuktikan secara ilmiah.

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan umum Daun sirsak ( Annona muricata) 1. Identifikasi bahan baku

Morfologi dari daun sirsak adalah berbentuk bulat dan panjang, dengan bentuk daun menyirip dengan ujung daun meruncing,

permukaan daun mengkilap, serta berwarna hijau muda sampai hijau tua. Terdapat banyak putik di dalam satu bunga sehingga diberi nama bunga berpistil majemuk. Sebagian bunga terdapat dalam lingkaran, dan sebagian lagi membentuk spiral atau terpencar, tersusun secara hemisiklis. Mahkota bunga yang berjumlah 6 sepalum yang terdiri dari dua lingkaran, bentuknya hampir segitiga, tebal, dan kaku, berwarna kuning keputih-putiham, dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya. Bunga umumnya keluar dari ketiak daun, cabang, ranting, atau pohon bentuknya sempurna (hermaprodit) (Sunarjono, 2005)

2. Kalsifikasi Kencur (Kaempferia galanga .L) Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Polycarpiceae Familia : Annonaceae Genus : Annona

Spesies : Annona muricata L. (Sunarjono, 2005)

(7)

3. Kandungan kimia

Daun sirsak mengandung alkaloid, tanin, dan beberapa kandungan kimia lainnya termasuk Annonaceous acetogenins. Acetogenins merupakan senyawa yang memiliki potensi sitotoksik. Senyawa sitotoksik adalah senyawa yang dapat bersifat toksik untuk menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker (Mardiana, 2011). Acetogenins merupakan inhibitor kuat dari kompleks I mitokondria atau NADH dehidrogenase. Zat ini akan mengakibatkan penurunan produksi ATP yang akan menyebabkan kematian sel kanker, lalu kemudian memicu terjadinya aktivasi jalur apoptosis serta 13 mengaktifkan p53 yang dapat menghentikan siklus sel untuk mencegah terjadinya proliferasi tak terkendali (Retnani, 2011).

4. Khasiat

Daun sirsak dimanfaatkan sebagai pengobatan alternatif untuk pengobatan kanker, yakni dengan mengkonsumsi air rebusan daun sirsak.

Selain untuk pengobatan kanker, tanaman sirsak juga dimanfaatkan untuk pengobatan demam, diare, anti kejang, anti jamur, anti parasit, anti mikroba, sakit pinggang, asam urat, gatal-gatal, bisul, flu, dan lain lain (Mardiana, 2011).

5. Tinjauan umum seduhan

Obat tradisinonal merupakan ramuan bahan berupa bahan tumbuhan,bahan hewan,bahan mineral,sarian (Galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan sebagai pengobatan secara turun temurun dan diterapkan dalam masyarakat sesaui dengan norma yang berlaku (Permenkes RI.,2016)

(8)

Salah satu tanaman yang sering digunakan di Indonesia adalah tanaman kencur (Kaempferia galanga .L) . Kencur merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang banyak digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk ramuan atau sarian.

Sari rebusan kencur dikenal sebagai obat untuk mengembalikan kondisi tubuh yang kelelahan dengan memberikan efek penguat (tonik) (Depkes.,1989). Secara empiris sarian kencur juga digunakan sebagai penambah nafsu makan,infeksi bakteri,obat batuk dan ekspektoran,masuk angin dan sakit perut (Pujiharti.,2012)

B. Tinjauan antioksidan

Antioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat menghambat ataumencegah proses oksidasi senyawa lain yang diakibatkan oleh adanya suaturadikal bebas. Antioksidan dapat mencegah terjadinya kerusakan pada selterutama pada bagian-bagian sel seperti DNA, sel otak, jaringan kulit, dansebagainya. Antioksidan dapat berupa enzim yang terdapat dalam tubuh sepertisuperoksida dismutase, glutation peroksidase, dan katalase.

Selain itu, antioksidandapat pula merupakan senyawa non-enzim.

Antioksidan ini didapat dari asupanmakanan yaitu dari antioksidan alami yang terkandung dalam makanan maupunantioksidan sintetik yang sengaja ditambahkan pada suatu makanan. (Sunarni2007)

(9)

C. Tinjauan tentang bahan tambahan 1. Identitas daun the hijau

Tanaman (daun) teh (Camellia sinensis) adalah spesies tanaman yang daun dan pucuk daunnya digunakan untuk membuat teh. Teh adalah bahan minuman yang secara universal dikonsumsi di banyak negara serta berbagai lapisan masyarakat (Tuminah, 2004). Teh hijau memiliki nama ilmiah Camellia sinensis dan telah dianggap memiliki anti-kanker, anti-obesitas, anti-aterosklerosis, antidiabetes dan efek antimikroba (Ahmad et al, 2014).

2. Kandungan kimia daun the hijau

Komposisi senyawa-senyawa dalam teh hijau sangatlah kompleks yaitu protein (15-20%); asam amino seperti teanine, asam aspartat, tirosin, triptofan, glisin, serin, valin, leusin, arginin (1-4%); karbohidrat seperti selulosa, pektin, glukosa, fruktosa, sukrosa (5-7%); lemak dalam bentuk asam linoleat dan asam linolenat; sterol dalam bentuk stigmasterol; vitamin B, C, dan E; kafein dan teofilin; pigmen seperti karotenoid dan klorofil;

senyawa volatile seperti aldehida, alkohol, lakton, ester, dan hidrokarbon;

mineral dan elemen-elemen lain seperti Ca, Mg, Mn, Fe, Cu, Zn, Mo, Se, Na, P, Co, Sr, Ni, K, F, dan Al (5%) (Cabrera et al.,2006). 9 Teh telah dilaporkan memiliki lebih dari 4000 campuran bioaktif dimana sepertiganya merupakan senyawa-senyawa polifenol. Polifenol merupakan cincin benzene yang terikat pada gugus-gugus hidroksil. Polifenol dapat berupa senyawa flavonoid ataupun non-flavonoid. Namun, polifenol yang ditemukan dalam teh hampir semuanya merupakan senyawa flavonoid (Sumpio, 2006). Senyawa flavonoid tersebut merupakan hasil metabolisme sekunder dari tanaman yang

(10)

berasal dari reaksi kondensasi cinnamic acid bersama tiga gugus malonyl- CoA. Banyak jenis-jenis flavonoid yang ada di dalam teh, tetapi yang memiliki nilai gizi biasanya dibagi menjadi enam kelompok besar (Mahmood et al., 2010).

3. Khasiat daun teh hijau

Katekin adalah senyawa dominan dari polifenol teh hijau yang merupakan senyawa larut dalam air, tidak berwarna, dan memberikan rasa pahit. Flavanol sebagai antioksidan pada daun teh terdiri dai atas quersetin, kaemferol, dan miresetin. Sekitar 2-3% bagian teh yang larut dalam air merupakan senyawa flavanol. Sekitar 14 glikosida mirisetiin, quersetin, dan kaemferol dalam teh segar (Syah, 2006).

D. Master formula (Depkes.RI.,2012.,Formularium Ramuan Etnomedisin Obat asli Indonesia)

Bahan Komposisi/Jumlah Fungsi

Daun sirsak 50 mg Zat aktif

Daun teh hijau 50 mg Zat aktif

Daun pandan 50 mg Pewangi

Madu q.s Pemanis

Air q.s Pelarut

(11)

F. Modifikasi formula

Bahan Komposisi/Jumlah Fungsi

Daun sirsak 50 mg Zat aktif

Daun teh hijau 50 mg

Gula aren q.s Pemanis

Air q.s Pelarut

G. Alasan pemilihan Bahan baku dan bahan tambahan 1. Daun sirsak

Alasan penggunaan daun sirsak sebagai zat aktif karena daun sirsak dapat membunuh sel kanker dan pengganti kemoterapi karena memiliki kandungan antioksidan yang tinggi (Utari K.,Dkk.2013). dan memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi tersebut disebabkan oleh adanya senyawa acetogenia yang banyak terdapat pada daun sirsak.

2. Daun teh hijau

Alasan penggunaan daun teh sebagai bahan tambahan karena manfaat yang diberikan atau dihasilkan dari daun the hijau memberikan rasa segar dan memulihkan kesehatan badan dan terbukti tidak menimbulkan dampak negatif meski dikonsumsi sehari (Touahar,J dan balittri.,2013). The hijau juga diketahui memiliki antioksidan atau aktivitas antioksidan yang baik dibandingkan dengan the hitam. (Kusmayati,,dkk.2016)

3. Madu

(12)

Alasan pemilihan madu sebagai bahan tambahan yaitu dikarenakan madu memiliki rasa yang enak dan memiliki kandungan fructosa,glukosa,maltosa,sukrosa,mineral,asam bebas,nitrogen,ai dan protein. Sehingga madu dapat menjaga daya tahan tubuh untuk melawan mikroorganisme yang masuk kedalam tubuh.

4. Air

Alasan penggunaan air sebaga bahan tambahan yatu, karena air digunakan untuk melarutkan sari jahe dan madunya agar kedua bahan teseut tercampur.

(13)

BAB III METODE KERJA A. Alat dan bahan praktikum

1. Alat yang digunakan dalam praktikum

Alat yang digunakan dalam praktikum yaitu saringan, parutan, sendok teh dan sendok makan,kompor,panci, talenan, gelas, wadah, pisau dan handscon.

2. Bahan yang digunakan dalam praktikum

Bahan yang digunakan dalam praktikum yatu simplisia halus daun sirsak dan daun the hijau,gula aren,dan air mineral.

B. Prosedur kerja

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Ditimbang serbuk daun sirsak dan serbuk daun teh hijau masing masing sebanyak 50 mg

3. Disatukan serbuk daun sirsak dan serbuk daun teh hijau yang sudah ditimbang ke dalam kantung teh hijau yang sudah dijahit,lalu jahitan ditutup ketika semua serbuk telah masuk dalam kantung the.

4. Dididihkan air sebanyak 200 ml,lalu dipindahkan pada gelas

5. Dimasukan kantung teh berisi serbuk daun sirsak dan serbuk daun teh hijauke dalam gelas berisi air panas.

6. Ditunggu beberapa menit hingga seduhan the mengeluarkan sari (memberikan warna dari daun sirsak dan daun the hijau)

7. Dibiarkan hingga hangat lalu ditambahkan gula aren.

(14)

8. Seduhan daun sirsak sebagai antioksidan siap dikonsumsi.

(15)

BAB IV

HASIL PRAKKTIKUM

A. Master formula (Depkes.RI.,2012.,Formularium Ramuan Etnomedisin Obat asli Indonesia)

Bahan Komposisi/Jumlah Fungsi

Daun sirsak 50 mg Zat aktif

Daun teh hijau 50 mg Bahan tambahan

Daun pandan 50 mg Bahan Tambahan

Madu q.s Pemanis

Air q.s Pelarut

B. Modifikasi formula

Bahan Komposisi/Jumlah Fungsi

Daun sirsak 50 mg Zat aktif

Daun teh hijau 50 mg Bahan tambahan

Gula aren q.s Pemanis

Air q.s Pelarut

(16)

C. Monografi Bahan 1. Deskripsi bahan

Nama asli indoensia : Daun sirsak Nama daerah : Ririn sircaeya

Nama latin : Annona muricatta L.

Kencur merupakan terna tahunan ,berbatang babsal,tidak begitu tinggi ± 20 cm. tumbuh dalam rumpun,akar serabut berwarna cokelat kekuningan. Rimpan pendek berwarna cokelat, Berbentuk jari dan tumpul, bagian luarnya seperti bersisik, daging rimpang tidak keras, rapuh ,mudah patah dan bergetah,berbau harum dengan rasa pedah yang khas (Tyler.,1976). Daun tunggal,berwarna hijau dengan pinggiran merah kecoklatan bergelombang,bentuk daun jorong lebar sampai bundar,panjang 7-15 cm,lebar 2-8 cm,ujung runcing,tangkai berlekuk dan tepinya rata,permukaan daun bagian atas tidak berbulu,sedangkan bagian bawah berbulu halus,panjang 1,5-3,5 cm berawrna putih. Bunga tunggal berbentuk terompet,panjang sekitar 2,5-5 cm,benang sari panjanng sekitar 4 mm,berwarna kuning,putik berwarna putih atau putih keunguan (Tyler.,1976)

(17)

2. Alasan pemilihan Bahan baku dan bahan tambahan a. Bahan aktif daun sirsak

Alasan penggunaan daun sirsak sebagai zat aktif karena daun sirsak dapat membunuh sel kanker dan pengganti

kemoterapi karena memiliki kandungan antioksidan yang tinggi (Utari K.,Dkk.2013). dan memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi tersebut disebabkan oleh adanya senyawa acetogenia yang banyak terdapat pada daun sirsak.

b. Bahan tambahan 1.Daun teh hijau

Alasan penggunaan daun teh sebagai bahan tambahan karena manfaat yang diberikan atau dihasilkan dari daun the hijau memberikan rasa segar dan memulihkan kesehatan badan dan terbukti tidak menimbulkan dampak negatif meski dikonsumsi sehari (Touahar,J dan balittri.,2013). The hijau juga diketahui memiliki antioksidan atau aktivitas antioksidan yang baik dibandingkan dengan the hitam. (Kusmayati,,dkk.2016) 2. Gula aren

Alasan pemilihan madu sebagai bahan tambahan yaitu dikarenakan madu memiliki rasa yang enak dan memiliki kandungan fructosa,glukosa,maltosa,sukrosa,mineral,asam bebas,nitrogen,ai dan protein. Sehingga madu dapat menjaga

(18)

daya tahan tubuh untuk melawan mikroorganisme yang masuk kedalam tubuh.

3. Air

Alasan penggunaan air sebaga bahan tambahan yatu, karena air digunakan untuk melarutkan sari jahe dan madunya agar kedua bahan teseut tercampur.

(19)

BAB V PEMBAHASAN

Berdasarkan prakttikum yang telah dibuat,diperoleh hasil uji organoleptik sebagai berikut :

Warna Bau Rasa Bentuk

Uji kesukaan

Aisa Maikel Putri Dillah Intan Hijau

kekuning an

Bau teh hijau

Sedikit Manis dari

gula aren

Cair

Suka Suka Suka Suka Suka

Formulasi seduhan serbuk daun sirsak pada praktikum kali ini kami kami membuat satu sediaan seduhan dengan bahan tambahan yakni daun teh hijau sebagai peningkat efektivitas antioksidan dalam seduhan. Selain sebagai peningkat efektivitas antioksidan pada sediaan,daun teh hijau juga kami gunakan dengan alasan tersendiri yakni untuk menghilangkan rasa sepat dari daun sirsak,selain itu daun teh hijau juga memberikan sensasi pada seduhan yang kami buat agar tetap terjaga cita rasa dari seduhan karena berbau khas teh yang pada umumnya teh sudah sangat biasa dikonsumsi oleh masyarakat di indonesia agar tidak terganggu oleh rasa tidak enak dari bau daun sirsak. Kami juga menggunakan gula aren sebagai pemanis alami,bukan tanpa alasan gula aren kami gunakan karena gula aren juga memiliki kandungan senyawa kimia yang diketahui memiliki manfaat yang baik bagi tubuh,air sebagai pelarut kami gunakan karena pelarut paling umum dan tidak mengganggu efek farmakologi

(20)

atau tidak mengganggu efektivitas dari bahan aktif ataupun bahan tambahan yang kami gunakan pada formulasi seduhan teh daun sirsak yang kami buat.

Hasil dari seduhan daun sirsak ini diminum baik sebelum maupun sesudah beraktivitas, malam atau siang ketika dibutuhkan, baik diminum sebelum maupun sesudah makan. Pada hasil praktikum ini diperoleh seduhan teh sebanayk 200 ml yang dominan berbau teh hijau dengan rasa manis dari gula aren

Berdasarkan hasil praktikum dari dibuatnya 1 gelas seduhan teh daun sirsak yang kami buat menghasilkan sediaan seduhan yang enak. Dilakukan uji kesukaan terhadap sediaan oleh semua anggota kelompok kami kemudian di ikuti dengan uji organoleptik terhadap sediaan untuk melihat bagaimana bentuk,rasa,bau dan warna dari sediaan. Dari hasil uji kesukaan,diperoleh kesimpulan bahwa sediaan seduhan yang kami buat memiliki rasa yang enak terlebih lagi jika dikonsumsi sewaktu masiih hangat.

(21)

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

Jadi pada praktikum kali ini ini, kami melakukan formulasi seduhan teh dengan bahan aktif serbuk daun sirsak 50 mg dan bahan tambahan serbuk daun teh hijau,gula aren, dan air memiliki rasa yang enak dan berkhasiat sebagai antioksidan berdasarkan pada jurnal acuan.

B. Saran

Diharapkan agar penggunan obat tradisional seperti ramuan,seduhan,rebusan, atau sarian dalam mengobati penyakit ini tidak mudah terlupakan oleh masyarakat yang sudah sejak zam dahulu digunakan bahan bahan alam obat trasidional sebagai bahan baku pengobatan di rumah. Seperti yang diketahui meskipun efek farmakologis belum dibuktikan secara kliniki maupun praklinik tetapi ramuan atau sarian seperti ini sudah sejak dulu digunakan dan memberikan efek samping yang tidak sama seperti obat-obat sintetik pada jama sekarang.

(22)

LAMPIRAN 1. Dokumentasi praktikum

1. Disiapkan alat dan bahan 2. Diblender simplisia daun sirsak dan daun teh hijau.

3. Dtimbang serbuk daun sirsak dan daun teh hijau

4. Dimasukan serbuk daun sirsak dan daun teh hijau kedalam kantung teh.

5. Dijahit kantung teh yang sudah berisi serbuk daun teh dan serbuk daun sirsak

6. Didimasukan kantung teh kedalam gelas berisi air panas kemudian didiamkan

7. Ditambahkan gula aren

secukupnya lalu diaduk hingga merata.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Depkes .RI.,Formularium Ramuan Etnomedisin Obat Asli Indonesia.

Zulkifli ,Wiwi karnasih.,2022. Efektivitas Pemberian Kencur dan Madu Terhadap Keluhan Batuk Pada Mahasiswa .Hal.57.

Universitas Bangka Belitung

Sartono.,2000. Obat Wajib Apotek, Edisi Tiga . Gramedia Pustaka Utama;Jakarta

Haque,R.A., Chung.K.F.,2005. Cough : Meeting The Needs of A Growing Field, London

Kuffour,G.A.,Offori-Amoah,J.,Kyei,S dan

Abokyi,S.,2014.Antitussive,Mucosuppressant and Expectorant Properties, and the Safety Profile of a Hydro-ethanolic Extract of Scoparia dulcis.International Journal of Basic and Clinical Pharmacology.

Djunarko,I.& Hendrawati,D.,2011. Swamedikasi Yang Baik dan Benar.

Citra Aji Pratama. Yogyakarta

Nugroho,A.,& Kristianti,E.,2011 . Batuk efektif dalam Pengeluaran Dahak Pada Pasien Dengan Ketidakefektifan Bersihan jalan Nafas Di Instalasi Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Baptis Kediri. Stikes RS Baptis Kediri

Estuningtyas,A.,Arif,A.,2008. Obat lokal. In :Gunawan,S.G

Setiabudy,R.,Nafrialdi,Farmakologi dan Terapi .5th ed.Jakarta:

Fakultas kedokteran Universitas Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Selain wawancara, peneliti melakukan observasi pada akun TIKTOK @tiffanizivana terkait konten yang telah diunggah dengan range watu dari Desember 2021 bersamaan dengan dimulainya

10 Ngaliyan Semarang 50184, Semarang, 9, 50184 Kewarganegaraan : Indonesia Jenis Ciptaan : Buku Judul Ciptaan : Perpajakan Teori Dan Kebijakan Tanggal dan tempat diumumkan untuk