• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM TERINTEGRASI 1 MODUL 1 PERENCANAAN PROSES DAN PRODUKSI

N/A
N/A
NOVEL TRI BUANA

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM TERINTEGRASI 1 MODUL 1 PERENCANAAN PROSES DAN PRODUKSI "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM TERINTEGRASI 1 MODUL 1

PERENCANAAN PROSES DAN PRODUKSI

NOVEL TRI BUANA 21106077

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI DAN DESAIN INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

2023

(2)

1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN

Manufaktur adalah kata yang berasal dari bahasa Latin, yaitu manus factus yang berarti dibuat dengan tangan. Sedangkan kata manufacture muncul pertama kali pada tahun 1576, dan kata manufacturing muncul tahun 1683. Jika kita melihat kata

“manufaktur”, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi suatu produk. Proses merubah bahan baku menjadi suatu produk ini meliputi perancangan produk, pemilihan material, dan tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat. Pada konteks yang lebih modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan. Sesuai dengan definisi manufaktur, keilmuan teknik manufaktur mempelajari perancangan produk manufaktur dan perancangan proses pembuatannya serta pengelolaan sistem produksinya. Meskipun teknik manufaktur pada berbagai perguruan tinggi memiliki khas sendiri-sendiri namun selalu ada bagian yang sama pada jurusan-jurusan tersebut. Keilmuan teknik manufaktur selalu berbasis kepada aktifitas pembuatan produk manufaktur yang melibatkan berbagai aktivitas dan sumberdaya seperti yang telah diuraikan di atas. Jika dicermati, bidang ilmu teknik manufaktur sesungguhnya merupakan sinergi gabungan yang saling menguatkan dari jurusan teknik mesin dan teknik industry. (Afianti H. F., 2020)

Dari teknik mesin diadopsi ilmu-ilmu yang terkait dengan perancangan produk dan perancangan proses pembuatan, sedangkan dari teknik industri diadopsi ilmu-ilmu yang terkait dengan pengelolaan sistem di industri manufaktur (industri yang menghasilkan produk manufaktur). Seperti yang telah dituliskan sebelumnya, teknik manufaktur berhubungan dengan produk-produk manufaktur. Yang dimaksud produk manufaktur di sini adalah produk produk yang pembuatannya melalui berbagai proses manufaktur. Sebagai ilustrasi, mari kita perhatikan dan kita periksa beberapa obyek di sekitar kita: kursi, stapler, pensil, kalkulator,telpon,dispenser. Kita segera akan menyadari bahwa semua obyek tersebut mempunyai bentuk yang berbeda. Benda- benda tersebut

(3)

tidak akan bisa kita jumpai ada di alam ini sebagaimana seolah-olah tersedia begitu saja di ruangan kita. Benda-benda tersebut telah ditransformasikan, diciptakan atau dibuat dari berbagai material dan dirakit hingga menjadi benda-benda yang kita pergunakan sehari- hari. Semua benda-benda yang kita jumpai tersebut dibuat melalui berbagai proses yang disebut manufaktur manufacturing. Disamping produk-produk akhir tersebut, manufaktur juga melibatkan aktifitas dimana produk yang dibuat dipergunakan untuk membuat produk. Produk tersebut adalah mesin-mesin yang dipakai untuk membuat berbagai macam produk. Misalnya mesin press untuk membuat plat lembaran menjadi bodi mobil, mesin-mesin untuk membuat komponen, atau mesin jahit untuk memproduksi pakaian (Erlian, 2001)[2].

1.2. Rumusan Masalah

Dalam praktikum ini, kami mengidentifikasi sejumlah masalah terkait perencanaan dan produksi lampu hias. Kami berusaha memahami dampak perencanaan produksi terhadap kualitas lampu hias, mengeksplorasi kendala dalam menciptakan produk berkualitas tinggi, serta menganalisis konsekuensi kesalahan produksi terhadap harga jual dan reputasi produk. Selain itu, kami mengevaluasi langkah-langkah seperti Alur Proses Produksi, Presedence Diagram, Bill of Material, Assembly Chart, dan Operation Process Chart dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi. Terakhir, kami mengevaluasi dampak prinsip desain, manajemen waktu, dan penggunaan sumber daya dalam produksi lampu hias dan bagaimana hal ini memengaruhi keberlanjutan profitabilitas di pasar.

1.3. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum sebagai berikut:

1. Praktikan mampu mengetahui pengertian perencanaan proses.

2. Praktikan mampu mengetahui peran perencanaan proses dalam industri manufaktur.

3. Praktikan memahami alur proses produksi dan dapat menyusun sesuai kaidah yang berlaku.

(4)

1.4. Batasan Praktikum

Batasan praktikum yang terdapat pada praktikum ini antara lain :

1. Praktikum hanya dilakukan di ruang kelas Institut Teknologi Telkom Purwokerto

1.5. Manfaat Praktikum

Adapun manfaat praktikum sebagai berikut:

1. Peserta praktikum memiliki kesempatan untuk mendapatkan pengalaman praktis dalam merancang, memproduksi, dan menghasilkan lampu hias. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang proses produksi sebenarnya yang digunakan dalam industri manufaktur.

2. Proses manufaktur dan perencanaan produksi dapat diterapkan dengan menggunakan Precedence Diagram, Bill of Material, Assembly Chart, dan Operation Process Chart

(5)

2.1 Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam jurnal ini, perencanaan produksi produk olahan laut dalam menghadapi permintaan yang tidak pasti, tujuan penelitian ini adalah untuk membuat model yang mempertimbangkan ketidakpastian permintaan dan meminimalkan biaya produksi.

Kebutuhan akan dukungan teknis untuk mengelola perikanan di daerah pesisir adalah alasan penelitian ini. Banyak sumber daya laut penting bagi kehidupan, termasuk potensi perikanan, yang sangat penting bagi manusia. Dengan wilayah perairan yang luas, Indonesia telah memanfaatkan pengelolaan perikanan. Namun, dukungan teknologi masih diperlukan untuk mengoptimalkan hasilnya (Rachman & Mawengkang, 2023).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatasi kebutuhan ini dengan membuat model perencanaan produksi yang mempertimbangkan ketidakpastian permintaan.

Model ini akan dihitung menggunakan metode MILP, yang biasanya digunakan untuk memecahkan masalah optimisasi kompleks. Penelitian ini diharapkan dapat membantu perencanaan produksi industri perikanan untuk meningkatkan efisiensi dan keuntungan, permasalahan jurnal ini yaitu ketidakpastian permintaan disebabkan tidak adanya alur produksi yang terstruktur sehingga menyebabkan sistem produksi atau produk olahan laut tidak berjalan sesuai jadwal. Sedangakan dibandingkan dengan produksi lampu hias yang sudah dilaksanakan pada saat praktikum karena produksi lampu hias ini sudah terstruktur setiap bagian bagianya jadi hasil produksinya tepat waktu (Rachman &

Mawengkang, 2023) 2.2. Dasar Teori

2.2.1 Perencanaan Proses

Perencanaan proses merupakan tahapan untuk menentukan bagaimana suatu produk itu diproduksi. Tahapan tersebut mendefinisikan secara detail proses produksi dan perakitan, termasuk waktu produksi dari setiap komponen dan perakitannya, material serta peralatan yang dibutuhkan. Sehingga hasil proses Perencanaan ini dapat langsung digunakan untuk produk. Adapun prosedur Perencanaan proses meliputi beberapa tugas

(6)

yaitu membuat Pembuatan Alur Proses Produksi, Precedence Diagram, Operation Prosess Chart, Assembly Chart, BoM ( Bill of Material). (Tim Asisten Praktikum PTI, 2022).

2.2.2 Alur Proses Produksi

Tahapan produksi merupakan salah satu langkah penting dalam menjalankan bisnis. Tahapan produksi ini meliputi proses perencanaan, penentuan alur, hingga pengiriman produk dan follow up-nya. Menciptakan produk yang bisa memuaskan kebutuhan pelanggan merupakan tujuan inti dari bisnis.

2.2.3Peta Proses Operasi

Diagram Alur Proses Operasi, yang sering disebut juga sebagai Precedence diagram, adalah alat yang sangat penting dalam pengelolaan proses. Fungsinya adalah untuk secara visual menggambarkan langkah-langkah berurutan yang diperlukan dalam suatu operasi atau proses tertentu (Adisatriyo, Liquiddanu, and Suletra 2019). Dengan menggunakan diagram ini, tim atau organisasi dapat memperoleh pemahaman yang jelas tentang bagaimana suatu proses berlangsung, mengidentifikasi langkah-langkah kunci, dan menemukan area-area yang dapat ditingkatkan dalam hal efisiensi (Farida Risqi Nur Safitri 2022). Diagram Alur Proses Operasi ini sering digunakan dalam konteks perbaikan berkelanjutan serta manajemen kualitas produk atau layanan.

2.2.4Bagan Perakitan (Assembly Chart)

Proses perakitan adalah langkah penting dalam manufaktur produk dengan komponen yang lebih dari satu. Proses ini memerlukan urutan langkah yang terorganisir, dan untuk membantu memahaminya, digunakan alat bernama "Assembly Chart". Fungsi utama Assembly Chart adalah memberikan panduan visual bagi pekerja atau operator, membantu mereka mengikuti langkah-langkah yang benar dalam merakit produk (Nishida, Sawada, and Shirase 2023). Ini meminimalkan kesalahan dan meningkatkan efisiensi, serta memastikan kualitas produk yang konsisten. Dalam jurnal tersebut, penelitian mencatat pentingnya penggunaan Assembly Chart dalam mengoptimalkan proses perakitan dan mencapai produk yang berkualitas (Ginting and Khairani 2020).

2.2.5Daftar Bahan (Bill of Materials)

(7)

Bill of Material (BOM) adalah daftar dari semua material, parts, subassemblies, serta kuantitas dari masing-masing yang dibutuhkan untuk mengolah sebuah bahan baku menjadi sebuah barang atau produk jadi yang siap jual. BOM biasanya lebih sering digunakan pada perusahaan manufaktur. Secara umum, BOM dapat di sebut sebagai komposisi dalam suatu produk (Ginting, Ibnutama dan Suryanata, 2019).

(8)

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Objek dan Subjek Praktikum

Objek praktikum terintegrasi 1 pada kali ini merupakan aliran proses suatu material atau bahan dari Lampu Hias. Adapun ketentuan yang ada pada proses pembuatan diagram alir dengan memperhatikan simbol-simbol yang telah di tentukan.

Sedangkan subjek praktikum merupakan orang,kelompok,badan, atau instansi yang dijadikan sebagai sumber data atau sumber informasi untuk praktikum yang dilakukan. Pada praktikum terintegrasi 1 subjek praktikumnya adalah praktikan pribadi dan kelompok praktikan yang didapatkan dari pembagian kelompok pada awal pertemuan praktikum.

3.2 Alur Praktiktum

Tujuan diadakannya alur praktikum ialah agar setiap proses pengerjaannya dapat dilakukan secara berurutan. Alur tahap proses praktikum modul perencanaan proses dan produksi adalah:

(9)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pada praktikum terintegrasi 1 perakitan Lampu Hias, Teknik pengambilan data yang digunakan yaitu pengambilan data melalui observasi dan internet, alasannya yaitu karena selama melakukan praktikum mahasiswa mengamati secara langsung proses perakitan Lampu Hias dan ada beberapa pengertian yang diambil dari jurnnal di internet. Setelah melakukan pengamatan praktikan akan membuat dokumen perencanaan meliputi Alur Proses Produksi, Precedence Diagram, Operation Prosess Chart, Assembly Chart, BOM ( Bill of Material).

3.3 Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan praktikum perencanaan proses ini ditentukan oleh asisten praktikum. Dimana jadwal kegiatannya adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Praktikum

Kegiatan Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Perkenalan dan pemahaman praktikum

Pembagain modul 1

Penyusunan laporan bab 1-3 Pretest modul 1

Praktikum ke-1 Asistensi laporan ke-1

Revisi dan penyusunan laporan bab 4- 5-

Asitensi laporan ke-2 Pengumpulan laopran

(10)

4.1 Hasil

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Alur Proses Produksi

NO Nama Komponen Bahan Baku

1 Base Kayu MDF

2 Besi T Besi

3 Mur Besi

4 Baut Besi

5 Kisi MDF Kayu MDF

6 Besi Siku Besi Strip

7 Mur Besi

8 Baut Besi

9 Besi T Besi

10 Besi Siku Besi Strip

11 Besi Ip Besi Strip

12 Mur Besi

13 Baut Besi

14 Besi IT Besi Strip

15 Besi Siku Besi Strip

(11)

16 Kisi MDF Kayu MDF

17 Mur Besi

18 Baut Besi

b. Precedence Diagram

Gambar 4.1 Predence Diagram c. Operation Prosess Chart

Gambar 4.2 Operation Prosess Chart

(12)

d. Assembly Chart

Gambar 4.4 Assemby Chart

e. BOM ( Bill of Material)

Gambar 4.5 BOM ( Bill of Material)

(13)

4.2 Pembahasan

a. Alur Proses Produksi

Alur proses produksi lampu tidur yang praktikan buat langkah pertama gabungkan base dan besi T dengan mur dan baut, langkah kedua gabungkan kisi MDF dan besi siku dengan mur dan baut (lakukan dua kali karena terdapat dua sisi yang sama), Langkah ketiga gabungkan besi T, siku dan IP dengan mur dan baut (lakukan dua kali karena terdapat dua sisi yang sama), lalu Langkah terakhir menggabungkan kisi MDF, besi IT dan siku dengan mur dan baut.

b. Precedence Diagram

Precedence Diagram pada aliran proses pembuatan lampu tidur yang pertama merakit base dengan besi T, langkah ke-2 menggabungkan mur dan baut, langkah ke-3 dan 4 merakit sisi MDF dan besi siku secara bersamaan, langkah ke-5 menggabungkan sisi MDF dan besi siku dengan mur dan baut, langkah ke-6 dan 7 merakit besi T, siku dan IP secara bersamaan langkah ke-8 menggabungkan besi IT, siku, IP dengan mur dan baut, langkah ke-9 dan 10 merakit MDF, besi IT dan siku secara bersamaan ,Langkah terkahir ke-11 yaitu menggabungjan MDF, besi IT dan siku dengan mur dan baut.

c. Operation Prosess Chart

Tahap pertama yang akan dilakukan pada proses ini yaitu merakit base dengan besi T setelah itu lanjut ke bagian sisi kanan dan kiri yaitu tahap ke-2 merakit MDF dan besi siku tahap ke-3 gabungkan besi siku dengan mur dan baut, tahap ke-4 Rakit besi T, besi siku dan besi IP setelah itu dilanjut ke bagian sisi depan dan belakang yaitu tahap ke- 5 menggabungkan besi T, besi IP, dengan Mur dan baut tahap ke-6 merakit MDF, besi T, dan besi siku tahap ke-7 Menggabungkan MDF, besi IT, Besi siku, dengan mur dan baut terakhir terdapat pengecekan terhadap produk setelah itu baru menjadi produk yang utuh.

d. Assembly Chart

Bagian pertama yang akan dilakukan dalam perakitan lampu Hias yaitu Assembly- 1 dengan menggabungkan Base, Besi T dan Mur dan Baut. Sub-Assembly-1 yaitu merakit kisi MDF dan besi siku kemudian di gabungkan di Assembly-2 dengan Mur dan Baut. Sub-Assembly-2 yaitu merakit Besi T, BesiSiku, dan Besi IP kemudian gabungkan di

(14)

Assembly-3 dengan Mur dan Baut. Sub-Assembly-3 yaitu merakit Besi IT, Besi Siku, dan Kisi MDF lalu di gabungkan di Assembly-4.

Pada setiap Assembly terdapat pengecekan berkala yang berguna untuk memastikan agar setiap penyatuan bagian tidak ada bagian yang rusak / cacat setelah semua bagian terpasang barulah terbentuk produk lampu hias.

e. BOM (Bill of Material)

Tampilan pada produk lampu hias dibagi menjadi 3 bagian. Bagian Pertama diawali dengan base, Bagian ke-2 kerangka kanan dan kiri yang dibagi menjadi 5 komponen yaitu 2 MDF, 4 Besi T, 4 Besi Siku, 4 Besi IP dan 18 Mur dan Baut, Bagian ke-3 kerangka depan dan belakang dibagi menjadi 4 komponen yaitu 2 MDF, 4 Besi IT, 4 Besi Siku dan 18 Mur dan Baut.

5.1 Kesimpulan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Perencanaan Produksi Produksi merupakan salah satu fungsi bisnis dalam suatu perusahaan, yang berhubungan dengan perubahan bentuk dari input menjadi output dengan kualitas tertentu, sehingga produksi dapat dimasukkan sebagai proses penambahan nilai yang terdapatdalam setiap tahap produksi. Sebagai upaya untuk meningkatkan persaingan di industry manufaktur dibutuhkan suatu alat maupun system untuk mengatur aktivitas produksi untuk memaksimalkan sumber daya perusahaan.

Hasil penyusunan praktikum semuanya saling berketerkaitan satu sama lain, sehingga penyusunan alur produksi, precedence diagram, operation proces chart, bill of

(15)

material dan assembly chart, harus tepat agar salah satu dari penyusunan tersebut tidak ada yang salah. Penyusunan komponen produk harus dilakukan secara berurutan dan terstruktur agar hasilnya semua dengan bentuk lampu hias semula yang telah dibuat oleh asisten praktikum.

5.2 Saran

Saran yang diberikan penulis setelah melakukan praktikum perencanaan proses produksi ialah praktikum dapat mengimplentasikan segala hal yang telah dipelajari ke kehidupan agar semua hal yang akan dilakukan sesuai dengan perencanaan. Selain itu, semua kritik dan saran dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi asistensi praktikum agar praktikum selanjutnya dapat lebih memuaskan.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

1.Kalpakjian, S., Schmid, S. R., Manufacturing Engineering Technology, Prentice

Hall International, New Jersey,

2001.

2. A. K. S. Jardine Maintenance, Replacement & Reliability.

3.Antony Corde., Maintenance Management Techniqus

Afianti, H. F., Azwir, H. H., Studi, P., Industri, T., Teknik, F., Ki, J., Dewantara, H., Jababeka, K., & Indonesia, B. (2020). Bahan Baku Impor Dengan Metode Abc Analysis Di Pt Unilever Indonesia, Cikarang, Jawa Barat. Jurnal IPTEK, 21(2), 77–90.

Akande, O. (2019). An Integrated Approach To Production Planning And Control Systems In Small Scale Industry. In Proquest (Issue May).

Alam, W. P. (2020). Perencanaan Persediaan Bahan Baku Wajan Dengan Metode MRP (Material Requirement Planning) Pada Perusahaan Cor Alumunium Bintang Dua Di Kec. Cikoneng Kab. Ciamis. Jurnal Media Teknologi, 5(1), 41–62

Putra, I. K. A. A., Diasa, I. W., Sukawati, N. K. S. A., Partama, I. G. N. E., & Putra, I. M.

Y. A. (2023). Perbandingan Metode Penjadwalan Line Of Balance (LoB) Dengan Precedence Diagram Method (PDM) Pada Proyek Kontruksi Repetitif (Studi Kasus:

Proyek Pembangunan Struktur Villa Cemongkak Pecatu Kabupaten Badung). Jurnal Ilmiah Vastuwidya, 6(1), 9-24.

Lövestam, S., Li, D., Wagstaff, J. L., Kotecha, A., Kimanius, D., McLaughlin, S. H., ...

& Scheres, S. H. (2023). Disease-specific tau filaments assemble via polymorphic intermediates. bioRxiv, 2023-07.

Referensi

Dokumen terkait