• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTKUM SOP SARAF KRANIAL

N/A
N/A
Hasna Sholihah

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTKUM SOP SARAF KRANIAL"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH: PRAKTIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

“Pemeriksaan Saraf Kranial”

oleh:

(Silvia Putri Darmawangsa 215070200111045)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

DEPARTERMEN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah- Nya, sehingga dapat menyelesaikan tugas Makalah Laporan Pendahuluan Praktikum yang berjudul “Pemeriksaan Saraf Kranial” dengan tepat waktu.

Makalah disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktik Keperawatan Medikal Bedah. Selain itu, tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk menambah wawasan, pemahaman dan pengetahuan bagi penulis maupun pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ners Alfrina Hany, S.Kp.

MNg(AC), selaku dosen pengampu Mata Kuliah Praktik Keperawatan Medikal Bedah. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Penulis memohon maaf bila terapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah laporan ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 31 Maret 2023

Penulis

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tubuh manusia adalah satu kesatuan yang terdiri dari berbagai sistem organ. Setiap sistem organ terdiri dari organ-organ atau alat-alat tubuh yang bekerja bersama dalam melaksanakan fungsi-fungsinya. Untuk memastikan kerja sistem organ berjalan dengan baik, diperlukan sistem pengendalian atau koordinasi. Sistem ini mencakup sistem saraf, sistem indera dan sistem endokrin.

Sistem saraf adalah sistem pengendali utama dalam tubuh manusia.

Memungkinkan tubuh merespons perubahan lingkungan dengan mengambil sikap tertentu. Seluruh aktivitass tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Sistem saraf memiliki kemampuan untuk mendeteksi rangsangan dan mengirimkan pesan atau impuls saraf ke pusat susunan saraf, dan selanjutnya memberikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsangan tersebut. Impuls saraf ini dikirim melalui serabut-serabut saraf.

Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks dan saling terhubung satu dengan yang lain. sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dan lingkungan lainnya. Sistem saraf juga mengatur banyak aktivitas sistem tubuh lainnya.

Melalui pengaturan saraf ini, terjadi komunikasi antara berbagai sistem tubuh yang berbeda, yang pada akhirnya memungkinkan tubuh berfungsi secara harmonis sebagai satu kesatuan.

Pemeriksaan saraf kranial dilakukan untuk mendiagnosis dan mengobati berbagai gangguan saraf yang mempengaruhi fungsi kepala dan leher. Pemeriksaan saraf kranial dilakukan untuk mengetahui cara kerja dan fungsi dari 12 pasang saraf kranial yang erasal dari otak. Pemeriksaan saraf kranial dapat membantu mendiagnosis berbagai gangguan saraf, seperti kelumpuhan saraf kranial, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran dan gangguan bicara.

(4)

Saraf kranial adalah kumpulan dari 12 pasang saraf yang keluar dari otak dan batang otak yang bertanggung jawab atas berbagai fungsi motorik dan sensorik di berbagai bagian tubuh. Pemeriksaan saraf kranial adalah prosedur klinis yang dilakukan untuk mengevaluasi integritas dan fungsi dari setiap pasang saraf kranial. Pasangan saraf kranial diberikan nomor sesuai dengan letaknya dari depan sampai belakang. Dari 12 pasang saraf kranial, terdapat 3 saraf kranial yang berperan sebagai saraf sensorik, 5 pasang sebagai saraf motorik dan 4 pasang saraf sebagai saraf gabungan (motorik dan sensorik).

1.2 Tujuan

a. Untuk mengidentifikasi lokasi dan luas kerusakan b. Untuk menilai tingkat keparahan

c. Untuk memantau perkembangan stroke d. Untuk mengidentifikasi gangguan fungsi 1.3 Manfaat

a. Untuk mendiagnosis dini

b. Untuk menentukan tindakan medis yang sesuai c. Untuk perencanaan rehabilitasi

d. Untuk memonitor respons terhadap perawatan dan terapi

(5)

BAB II ISI

2.1 Pemeriksaan Saraf Kranial

Pemeriksaan saraf kranial dilakukan untuk mendiagnosis dan mengobati berbagai gangguan saraf yang mempengaruhi fungsi kepala dan leher. Pemeriksaan saraf kranial dilakukan untuk mengetahui cara kerja dan fungsi dari 12 pasang saraf kranial yang erasal dari otak. Pemeriksaan saraf kranial dapat membantu mendiagnosis berbagai gangguan saraf, seperti kelumpuhan saraf kranial, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran dan gangguan bicara.

Saraf kranial adalah kumpulan dari 12 pasang saraf yang keluar dari otak dan batang otak yang bertanggung jawab atas berbagai fungsi motorik dan sensorik di berbagai bagian tubuh. Pemeriksaan saraf kranial adalah prosedur klinis yang dilakukan untuk mengevaluasi integritas dan fungsi dari setiap pasang saraf kranial. Pasangan saraf kranial diberikan nomor sesuai dengan letaknya dari depan sampai belakang. Dari 12 pasang saraf kranial, terdapat 3 saraf kranial yang berperan sebagai saraf sensorik, 5 pasang sebagai saraf motorik dan 4 pasang saraf sebagai saraf gabungan (motorik dan sensorik)

2.2 Jenis-jenis Stroke dan Dampak pada Saraf Kranial

Pemeriksaan saraf kranial pada pasien stroke memiliki tujuan untuk mengidentifikasi jenis dan dampak stroke terhadap fungsi saraf kranial.

Terdapat dua jenis stroke utama: stroke iskemik dan stroke hemoragik.

 Stroke Iskemik: Pada stroke iskemik, terjadi penyumbatan pembuluh darah yang menghalangi pasokan darah dan oksigen ke otak. Dampak dari stroke iskemik pada saraf kranial dapat bervariasi tergantung pada area otak yang terkena, tetapi biasanya melibatkan gangguan sensoris atau motorik yang terkait dengan fungsi saraf kranial.

 Stroke Hemoragik: Pada stroke hemoragik, terjadi perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah dalam otak. Ini dapat menyebabkan

(6)

kerusakan otak yang luas dan berpotensi merusak banyak fungsi saraf kranial.

2.3 Pemeriksaan Saraf Kranial pada Pasien Stroke

Pemeriksaan saraf kranial pada pasien stroke melibatkan evaluasi masing- masing fungsi dari 12 pasang saraf kranial. Beberapa langkah pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

 Pemeriksaan saraf kranial I (olfaktori) melibatkan pengecekan kemampuan penciuman.

 Pemeriksaan saraf kranial II (optik) melibatkan pengecekan penglihatan dan lapangan visual.

 Pemeriksaan saraf kranial III, IV, dan VI (okulomotor, troklear, dan abdusens) melibatkan pengecekan gerakan mata dan koordinasi mata.

 Pemeriksaan saraf kranial V (trigeminus) melibatkan pengecekan sensasi dan fungsi motorik pada wajah.

 Pemeriksaan saraf kranial VII (fasialis) melibatkan pengecekan gerakan wajah dan ekspresi.

 Pemeriksaan saraf kranial VIII (vestibulokoklear) melibatkan pengecekan pendengaran dan keseimbangan.

 Pemeriksaan saraf kranial IX dan X (glossofaringeal dan vagus) melibatkan pengecekan fungsi pada tenggorokan dan pita suara.

 Pemeriksaan saraf kranial XI (aksesorius) melibatkan pengecekan kekuatan otot leher dan bahu.

 Pemeriksaan saraf kranial XII (hipoglosus) melibatkan pengecekan gerakan lidah.

Referensi

Dokumen terkait

Slametiningsih, S.Kep, Ns, M.Kep,Sp.Kep.J Ninik Yunitri, S.Kep, Ns, M.Kep,Sp.Kep.J, Ph.D, SP.Kep.J, M.Kep Laporan Nilai Perkuliahan Mahasiswa " Kembali ke Daftar!.