• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laprak Manhut 1 kelompok 7 KPH Way Terusan[1][1]

N/A
N/A
Nexus Airov

Academic year: 2025

Membagikan "Laprak Manhut 1 kelompok 7 KPH Way Terusan[1][1]"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA MANAJEMEN HUTAN KPHP WAY TERUSAN (Laporan Praktikum Manajemen Hutan)

Oleh :

Abnes Fada Pratama 2214151077 Muhammad Naufal Hakim 2214151089 Bery Hamdan 2214151078

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2023

(2)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hutan adalah salah satu sumber daya alam yang memiliki peran penting bagi keberlangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Dalam UU No. 41 Tahun 1999 Hutan diartikan sebagai suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Keberadaan hutan menjadi potensi sumber daya alam yang menguntungkan bagi devisa negara.

Di samping itu hutan memiliki aneka fungsi serta manfaat terhadap kelangsungan kehidupan manusia. baik secara tidak langsung maupun tidak langsung.

(Kusumaningtyas, R., 2013).

Hutan memiliki manfaat langsung seperti penyediaan kayu, satwa, dan hasil tambang. Sedangkan manfaat tidak langsung seperti manfaat rekreasi, perlindungan dan pengaturan tata air, pencegahan erosi. Untuk terus memperoleh manfaat yang diberikan hutan, diperlukan pengelolaan hutan yang dilakukan secara lestari. Selain itu pengelolaan SDH dapat menyediakan lapangan kerja dan ini merupakan hal yang penting bagi masyarakat terutama yang tinggal diwilayah sekitar atau dalam hutan. Pemanfaatan fungsi hutan secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan merupakan definisi pengelolaan hutan. (Nasikh, 2015).

Pengelolaan hutan secara lestari dapat diwujudkan dengan membagi habis seluruh kawasan hutan ke dalam Kesatuan Pengelolaan Hutan. KPH memiliki peran kunci dalam upaya menuju pembangunan berkelanjutan dalam segi ekonomi, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta konservasi keanekaragaman hayati.21 Dengan adanya KPH, integrasi instrumen dan sumber daya yang ada untuk mewujudkan

(3)

transformasi dan desentralisasi kepemerintahan dan kelembagaan pengelolaan hutan dapat disinergikan. Pentingnya dibentuknya KPH tidak hanya terkait dengan pengelolaan hutan secara lestari, tetapi juga untuk menjaga hak masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya hutan menjaga hak masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya hutan. KPH memperkuat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan hutan. Masyarakat dapat berperan aktif dalam mengelola hutan secara berkelanjutan dan meraih manfaat ekonomi dari hasil hutan tanpa merusak lingkungan (Rahmadanty, A., dkk., 2021).

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari pelaksanaan praktikum kali ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui sistem pengelolaan hutan yang terdapat di Taman Nasional, Hutan Mangrove, maupun KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) yang ada di Indonesia.

2. Menjelaskan POAC dari masing-masing sistem pengelolaan hutan yang ada.

3. Menjelaskan SWOT dari masing-masing sistem pengelolaan hutan yang ada.

(4)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perhutanan Sosial

Perhutanan sosial adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku utama. Dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraannya, keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial budaya. Dilakukan dalam bentuk Hutan Desa, Hutan kemasyarakatan, Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Rakyat, Hutan Adat dan Kemitraan Kehutanan. Dalam perhutanan sosial, masyarakat diberi hak untuk mengelola hutan secara berkelanjutan, seperti melakukan kegiatan penanaman, pengelolaan dan pemanfaatan kayu serta non-kayu, pengelolaan satwa liar dan tumbuhan obat-obatan, serta menjaga kelestarian lingkungan. Masyarakat juga diberi tanggung jawab untuk mengelola hutan dengan cara yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, dengan memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

(Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, 2016).

2.2. Manajemen Hutan

Manajemen hutan merupakan suatu pengertian luas dari pengetrapan/aplikasi pengetahuan tentang kehutanan dan ilmu yang sejenis dalam mengelola hutan untuk kepentingan umat manusia. Tugas manajer dalam mengelola lahan ialah melaksanakan keinginan dari pemilik. Ia akan menggunakan pengetahuannya dalam membuat perencanaan manajemen dan memperhitungkan untuk mewujudkannya dalam suatu cara yang paling efektif dan efisien. Manajemen hutan

(5)

dapat diarahkan untuk memenuhi berbagai kombinasi tujuan atau fungsi dalam rangka memenuhi hajat hidup orang banyak. Manajemen hutan melibatkan berbagai aspek, seperti penelitian, perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan evaluasi kegiatan yang dilakukan dalam hutan (Umar, syukur. 2021)

2.3. Kesatuan Pengelolaan Hutan

Pengertian KPH sebagai suatu unit pengelolaan hutan secara formal mulai muncul di dalam Undang-UndangNomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, yaitu pada penjelasan pasal 17: “Yang dimaksud dengan unit pengelolaan adalah kesatuan pengelolaan hutan terkecil sesuai fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari” Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah sebuah lembaga yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan pemantauan hutan di wilayahnya. KPH dibentuk sebagai bagian dari sistem pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan merupakan inisiatif dari pemerintah Indonesia dalam upaya melestarikan hutan dan mengurangi deforestasi. Di dalam KPH terdapat berbagai macam kegiatan, seperti pemantauan kondisi hutan, pengawasan terhadap aktivitas manusia yang dilakukan di dalam hutan, penyusunan rencana tata kelola hutan, penegakan hukum terhadap pelanggaran yang terjadi di dalam hutan, serta pelaksanaan kegiatan rehabilitasi hutan. (Surwanto, 2016)

2.4. Hutan

Hutan adalah suatu ekosistem yang terdiri dari sejumlah besar pohon, tumbuhan, dan makhluk hidup lainnya yang hidup dan berinteraksi dalam lingkungan yang sama. Hutan juga dikenal sebagai suatu lahan yang luas yang ditumbuhi oleh pepohonan. Hutan memainkan peran penting dalam menjaga keberlangsungan hidup manusia dan lingkungan. Hutan berfungsi sebagai penyerap karbon dioksida, menghasilkan oksigen, dan memberikan perlindungan terhadap erosi tanah dan banjir. Hutan juga merupakan tempat tinggal bagi berbagai spesies flora dan fauna.

hutan juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, seperti kayu, hasil hutan non-kayu, serta potensi pariwisata dan pendapatan lainnya. Di Indonesia hutan

(6)

memiliki pengertian secara resmi yaitu suatu kesatuan ekosisitem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (UndangUndang Kehutanan No. 41 tahun 1999).

2.5 POAC

POAC adalah dasar manajemen untuk organisasi manajerial. Terdapat beberapa konsep proses manajemen, misalnya saja PDCE (Plan, Do, Check, Evaluate), dan PDCA (Plan, Do, Check, Action). Namun, konsep POAC lebih banyak digunakan dan diterapkan karena lebih sesuai untuk setiap tingkat manajemen. POAC biasanya digunakan untuk memberikan panduan bagi tim dalam mencapai tujuan dan sasaran proyek. POAC harus mencakup rencana tindakan yang spesifik, jangka waktu yang realistis untuk mencapai setiap tugas, dan daftar tanggung jawab dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap tugas. POAC terdiri dari Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (Peggerakan) dan Controlling (pengawasan) (Yohannes Dakhi, 2016).

(7)

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Manajemen Hutan mengenai Analisa Manajemen Hutan Kphp Way Terusan dilaksanaan pada hari Rabu, 29 Februari 2023. Melalui Zoom dan berlangsung mulai pukul 13.00 hingga 14.40.

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum ini yaitu alat tulis, laptop serta bahan yang digunakan sebagai refrensi sumber baik buku maupun jurnal dan RPHJP dari KPH terkait.

3.3. Cara Kerja

Prosedur yang diterapkan dalam praktikum sebagai berikut:

1. Peserta praktikum berbagi menjadi 5 kelompok praktikum.

2. Setiap kelompok browsing manajemen hutan di KPHL, KPHK, dan KPHP melalui website Kementrian Kehutanan, Lingkungan Hidup, Pertanian dan Kelautan danPerikanan.

3. Identifikasi keterkaitan antara subtansi POAC manajemen hutan yang diperoleh darikuliah dengan impelementasi di lapangan.

4. Susunlah bahasan keterkaitannya dan juga kelemahan atau kekurangannya.

(8)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Tabel 4.1. POAC Planning (Perencanaan)

VISI :

“Hutan Produksi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat”

MISI :

1. Memantapkan keberadaan kawasan hutan dan mewujudkan fungsi ekonomi, ekologi dan sosial kawasan hutan.

2. Mengembangkan Kemitraan antara KPH dengan masyarakat dalampengelolaan kawasan hutan.

3. Menumbuhkan sikap masyarakat dalam pengelolaan kawasan hutan yang sesuai dengan prinsip hutan lestari.

4. Mewujudkan pengelolaan KPH yang tangguh dan professional.

5. Menyelenggarakan sistem pengelolaan hutan yang memenuhi standar pengelolaan hutan lestari.

(9)

Tabel 4.1 lanjutan Organizing (Pengorganisasian)

Actuating (Pelaksanaan)

1. Inventarisasi biogeofisik diwilayah KPHP Way Terusan, dilakukan pada blok pemberdayaan dan blok perlindungan.

2. Inventarisasi sosial ekonomi dan budaya, dilakukan pada blok pemberdayaan

3. Pemanfaatan hasil hutan kayu (HHK), hasil hutan bukan kayu (HHBK), karbon, dan pemanfaatan jasa lingkungan.

4. Melakukan pemberdayaan masyarakat dengan melakuakan sosialisasi dan penyuluhan 5. Penyelenggaraan rehabilitasi diselenggarakan

berdasarkan hasil inventarisasi identifikasi lahan kritis yang telah dilakukan di awamenyelenggarakan

perlindungan dan konservasi alam pembangunan KPH.

6. menyelenggarakan perlindungan dan konservasi alam.

(10)

Tabel 4.1 Lanjutan.

Controlling (Pengawasan)

1. Pemantauan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi pada areal yang sudah ada hak atau izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutannya

2. Pemantauan . pada areal KPH yang telah ada hak atau izin pemanfaatan maupun penggunaan kawasan hutan.

3. Penyelenggaraan koordinasi dan singkronisasi antara pemegang ijin.

4.2. Pembahasan

Manajemen merupakan suatu system berupa kerangka kerja yang terdiri dari berbagai bagian/komponen yang secara keseluruhan saling berkaitan. Manajemen adalah suatu proses yang dapat dibedakan atas: Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (Peggerakan) dan Controlling (pengawasan) atau yang sering disebut POAC, dengan memanfaatkan ilmu maupun seni agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) merupakan penilaian menyeluruh dalam analisis SWOT. Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis situasi dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dari lingkungan untuk merumuskan strategi organisasi.Dengan analisa SWOT akan didapatkan karakteristik dari kekuatan utama, kekuatan tambahan, faktor netral, kelemahan utama dan kelemahan tambahan berdasarkan analisa lingkungan internal dan eksternal yang dilakukan (Istiqomah, 2017).

4.2.1 Planning (Perencanaan) Abnes Fada Pratama 2214151077

UPTD KPHP Register 47 Way Terusan Visi yaitu Hutan Produksi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat. Untuk dapat mencapai visi, maka ditetapkan Mis I UPTD KPHP Register 47 Way Terusan antara lain: Memantapkan keberadaan kawasan hutan dan mewujudkan fungsi ekonomi, ekologi dan sosial kawasan hutan,

(11)

Mengembangkan Kemitraan antara KPH dengan masyarakat dalam pengelolaan kawasan hutan. Menumbuhkan sikap masyarakat dalam pengelolaan kawasan hutan yang sesuai dengan prinsip hutan lestari. Mewujudkan pengelolaan KPH yang tangguh dan professional dan Menyelenggarakan sistem pengelolaan hutan yang memenuhi standar pengelolaan hutan lestari..

4.2.2 Organizing (Pengorganisasian) Abnes Fada Pratama 2214151077

UPTD KPHP Register 47 Way Terusan di ketuai oleh Dikki Aryanto. SP selaku Kepala Pengelolaan Hutan Produksi Way Terusan.Wilayah KPHP Register 47 Way Terusan dibagi menjadi 9 umbul dengan masing-masing ketua dan sekretaris yang berbeda. Umbul Rahmat Agung diketuai oleh A. Gani dan sukiran sebagai sekretaris. Umbul Rahmat Agung diketuai oleh A. Gani dan Sukiran sebagai sekretaris. Umbul Talib jaya diketuai oleh Wayan Suartame dan Ct. Maryadi sebagai sekretaris. Umbul Sekring Bawah diketuai oleh M.toni dan Joko Pujianto sebagai sekretaris. Umbul Sekring Atas diketuai oleh M. Natsir dan Tugiyanto sebagai sekretaris. Umbul H.T.I diketuai oleh Ketut Mustika dan Sarkun sebagai sekretaris. Umbul Buana Makmur diketuai oleh Wy. Baglur dan Sukamto sebagai sekretaris. Umbul SP 4 Harapan Jaya diketuai oleh Ali Mghfur dan Joko Lukito sebagai sekretaris. Umbul Tinggi Suka Makmur diketuai oleh Supriyadi dan Mashudin sebagai sekretaris dan Umbul Rukun Salam diketuai oleh Suyitno dan Sawarto sebagai sekretaris. Informasi terkait struktur organisasi atau kepengurusan dalam KPHP Way Terusan tidak dapat kami temukan pada rphj maupun data lain di internet.

4.2.3. Actuating (Pelaksanaan) Berry Hamdan (224151078)

Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan KPHP Register 47 Way Terusan meliputi Inventarisasi hutan yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi potensi, karakteristik bentang alam, kondisi sosial ekonomi, serta informasi lain pada

(12)

wilayah kelola KPH. Pemanfaatan Sumberdaya hutan baik berupa kayu maupun non kayu serta jasa lingkungan. Pemberdayaan masyarakat juga menjadi prioritas, dengan sdm yang berwawasan maka pelaksanaan kegiatan dapat berjalan lancar.

Seteah dilakukan nya pemanfaatan, rehabilitasi turun diselenggarakan terutama pada areal lahan kritis dengan reboisasi, pemeliharaan, pengkayaan tanaman, dan penerapan teknik konservasi lahan. Konservasi pada wilayah KPHP pun turut dilalukan dengan tujuan menjaga hasil, kawasan, dan fungsi dari hutan tetap terjaga secara optimal dan lestari.

4.2.4. Controlling (Pengawasan) Muhammad Naufal Hakim 2214151089

Pengawasan yang dilaksanakan oleh KPHP Register 47 Way Terusan meliputi kegiatan pembinaan dan controlling terhadap pemegang izin. Kegiatan pembinaan dilakukan untuk memberikan pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kepada pemegang izin agar melaksanakan tugas dan fungsinya secara berdaya guna dan berhasil guna. Kegiatan pembinaan ini dilakukan secara periodik dan mengacu pada peraturan yang berlaku. Setelah itu ada pemantauan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi pada areal yang sudah ada hak atau izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan maka pengelola KPH dengan melakukan identifikasi masalah yang dihadapi oleh pihak pemegang izin termasuk saran pemecahan masalah dalam pelaksanaannya. Serta koordinasi dan sinkronisasi dengan pemegang izin dan para pemangku kepentingan lainnya dilakukan agar selama pelaksanaan berlangsung. tidak tejadi missinformasi antar pihak terkait, hal ini dilakukan dengan dilakukan nya pertemuan rutin antar pengelola KPHP dan pemegang izin.

4.2.5. Strength (Kekuatan)

Muhammad Naufal Hakim 2214151089

KPHP Way Terusan telah mendapat dukungan pemerintah daerah terhadap pengelolaan kawasan hutan yang efektif, dan efisien serta optimal dengan wujud

(13)

pembentukan organisasi dan tata kerja KPHP Register 47 Way Terusan Kabupaten Lampung Tengah melalui Peraturan Bupati Lampung Tengah Nomor. 10 Tahun 2008. Pengelola pada KPHP Register 47 Way Terusan berlatar belakang kehutanan dan memiliki kejelasan wilayah melalui batas penataan. serta KPH Way Terusan meiliki keberadaan tegakan hutan (standing stock) di dalam kawasannya

4.2.6. Weakness (Kelemahan) Abnes Fada Pratama 2214151077

Adanya keterbatasan dalam jumlah pegawai berkompetensi, dukungan dana operasional, serta kurang nya dukungan dari tenaga penyuluh kehutanan menjadi penghambat dilaksankanannya kegiatan yang dimilik KPHP Register 47 Way terusan. Selain itu pemanfaatan Sumber Daya Hutan yang dilakukan masyarakat belum optimal dan kesadaran komunitas di dalam Kawasan KPH Way Terusan terkait konservasi, perlindungan dan rehabilitasi lahan masih kurang dan cenderung tidak memenuhi kaidah-kaidah konservasi sumber daya hutan. Lemahnya koordinasi antara KPHP Register 47 Way Terusan dengan para pihak yang memiliki kepentingan menimbulkan potensi terjadinya konflik lahan.

4.2.7. Opportunity (Peluang) Abnes Fada Pratama 2214151077

Dengan lebih dari 15.226 jiwa sudah mengakui keberadaan kawasan hutan di wilayah KPHP Register 47 Way Terusan menunjukkan bahwa ada nya potensi masyarakat yang besar terkait pengelolaan. Kolaborasi para pihak baik swasta maupun lembaga pemerintah dapat mendukung pengelolaan KPH secara lestari, efektif dan efisein, baik dari segi pendanaan maupun penyedia tenaga ahli. Selain itu wilayah KPHP Register 47 Way Terusan memiliki potensi hasil hutan kayu, hasil hutan bukan kayu, cadangan karbon dan pemanfaatan jasa lingkungan.

(14)

4.2.8. Threat (Ancaman) Berry Hamdan (224151078)

Pencurian dan illegal logging menjadi ancaman dalam pengelolaan KPH, hal ini dapat menyebabkan kerugian baik secara ekonomi maupun ekologi. Adanya potensi konflik antara pemangku kepentingan dalam pengelolaan hutan, memungkinkan terjadi nya perebutan lahan yang dapat berakibat terhambatnya kegiatan atau bahkan jatuhnya korban. Selain itu terdapat pula ancaman yang berasal dari alam seperti perubahan iklim, peningkatan suhu dan kekeringan dapat menyebabkan penurunan produktivitas hutan dan meningkatkan risiko kebakaran hutan. Penyakit dan hama juga dapat menyebar dalam hutan dan merusak pohon secara massal, sehingga dapat mengancam produksi hutan.

(15)

V. KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain :

1. Sistem pengelolaan hutan yang ada di Indonesia umum nya dikategorikan menjadi tiga, yaitu hutan lindung, hutan produksi, dan hutan konservasi. Adapun KPH diselenggarakan atau dijalankan melalui perhutanan sosial, yang terbagi menjadi lima skema antara lain Hutan Desa, Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Kemasyarakatan, Hutan Rakyat, Hutan Adat dan Kemitraan Kehutanan.KPHP Register 47 Way Terusan termasuk kedalam kategori Hutan Tanaman Rakyat yang dilaksanakan di wilayah hutan produksi

2. POAC pada tiap system cenderung sama. Pada KPHP Register 47 Way Terusan, Perencanaan berisi dibentuknya tujuan yang akan dicapai dan cara mencapai tujuan itu. Pengorganisasian berupa disusun nya kepengurusan pada masing masing bagian yang telah direncanakan. Pelaksanaan dan Pengawasan mencakup kegiatan pemanfaatan hutan dan penjagaan hutan mulai dari inventarisasi, pengawasan wilayah, serta penyuluhan pada masyarakat.

3. SWOT pada system pengelolaan hutan umum nya sebagai berikut. Kekuatan, berupa dukungan dukungan dari banyak pihak dalam pengelolaan hutan serta sumberdaya yang dimiliki hutan itu sendiri. Kelemahan dapat berupa minim nya sdm berkualitas dan keberadaan tenaga ahli. Peluang yang dimiliki mencakup nilai yang bisa dimanfaatkan dari sumberdaya hutan dan permintaan pasar.

Ancaman dalam menajalankan sistem pengelolaan hutan meliputi pelanggaran kebijakan kebijakan seperti pencurian dan penebangan liar serta konflik yang menyangkut masalah lahan.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Istiqomah, I., & Andriyanto, I. 2018. Analisis SWOT dalam Pengembangan Bisnis (Studi pada Sentra Jenang di Desa Kaliputu Kudus).BISNIS: Jurnal Bisnis Dan Manajemen Islam,5(2), 363-38

Kusumaningtyas, R., & Chofyan, I. 2013. Pengelolaan hutan dalam mengatasi alih fungsi lahan hutan di Wilayah Kabupaten Subang.Jurnal Perencanaan wilayah dan kota,13(2).

Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, 2016. . Tentang perhutanan sosial. Peraturan menteri lingkunagn hidup dan kehutanan Republik indonesia. Nomor P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016

Umar, S. 2021. Manajemen Hutan Sistem Redd+. Absolute Media. Yogyakarta.

Pemerintah Indonesia. Undang-undang (UU).Tentang Kehutanan. Nomor 41 Tahun 1999 Pasal 47.

Rahmadanty, A., Handayani, I. G. A. K. R., & Najicha, F. U. 2021. Kebijakan pembangunan kesatuan pengelolaan hutan di Indonesia: suatu terobosan dalam menciptakan pengelolaan hutan lestari. Al-Adl: Jurnal Hukum, 13(2), 264-283.

Surwanto, E, Ambar. 2016. Implikasi terbitnya undang-undang nomor 23 tahun 2014 terhadap pembangunan kesatuan pengelolaan hutan di provinsi Riau.

Jurnal kehutanan. 11(1): 9-21

Yohannes D. 2016. Implementasi POAC terhadap kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan tertentu. Jurnal Warta Edisi : 5

(17)

Referensi

Dokumen terkait