SAMBUTAN GUBERNUR SUMATERA BARAT
PADA LOKAKARYA MENYIAPKAN SKEMA PENGELOLAAN HUTAN BERBASISKAN MASYARAKAT SEBAGAI PENERIMA MANFAAT
UTAMA PENDANAAN KARBON DAN MENDUKUNG TARGET PENURUNAN EMISI GRK DI INDONESIA, HOTEL MERCURE PADANG
TANGGAL 29 – 31 MEI 2012
Assalamu’alaikum warahmatulahi wabarakatuh
Yang Terhormat :
- Bapak Ketua Satgas Persiapan Kelembagaan REDD+ atau yang mewakili
- Saudara Bupati/Walikota di Sumatera Barat dan Jambi
- Saudara Direktur Bina Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan
- Saudara Asisten Deputi Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Lingkungan Hidup
- Saudara Kepala Dinas/Badan Lingkup Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota Sumatera Barat dan Jambi
- Saudara Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Donor, Lembaga Penelitian Internasional dan Perguruan Tinggi
- Saudara Wali Nagari/Kepala Desa atau Tokoh Masyarakat Nagari/Desa Pengelola Hutan Berbasis Masyarakat di Sumatera Barat dan Jambi
- Rekan-rekan pers lokal dan nasional. Hadirin peserta lokakarya yang berbahagia.
Salam sejahtera bagi kita semua,
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-NYA yang dilimpahkan kepada kita semua sehingga pada hari
ini kita dapat berkumpul di Hotel Mercure ini dalam rangka mengikuti Lokakarya Menyiapkan Skema Pengelolaan Hutan Berbasiskan Masyarakat Sebagai Penerima Manfaat Utama Pendanaan Karbon Dan Mendukung Target Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Di Indonesia.
Salawat dan salam kita sampaikan untuk Nabi Besar Muhammad SAW yang merupakan suri tauladan bagi seluruh umat, yang membawa kebaikan bagi kita semua.
Bapak/Ibu yang kami hormati,
Saya, mewakili Pemerintah dan Masyarakat Sumatera
Barat, sangat menyambut baik inisiatif
penyelenggaraan lokakarya ini. Kami memberikan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Satgas Persiapan Kelembagaan REDD+ yang bersedia hadir dan menjadi narasumber pada lokakarya ini. Semoga kedatangan Bapak dapat mendorong upaya-upaya pengelolaan sumber daya alam secara arif dan
bijaksana serta mendorong peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Apresiasi juga kami berikan kepada teman-teman Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi yang telah menjadi inisiator bagi terselenggaranya lokakarya ini. Peran dari teman-teman KKI Warsi dan
LSM peduli lingkungan lainnya dalam
mengembangkan kapasitas kelembagaan masyarakat pengelola sumber daya alam (hutan) telah membantu
kami dalam memotivasi masyarakat untuk
daya alam secara arif dan bijaksana sesuai dengan tujuan dan arah pembangunan Sumatera Barat kedepan.
Bapak/Ibu yang kami hormati,
Sumatera Barat merupakan salah satu propinsi penting di Pulau Sumatera yang akan sangat berperan dalam rangka penyelamatan ekosistem Pulau Sumatera yang sudah semakin rusak. Ekosistem hutan dengan kekayaan biodiversitasnya masih menjadi tutupan lahan yang mendominasi bentang lahan Propinsi Sumatera Barat. Lebih dari 55 % wilayahnya merupakan kawasan hutan dengan vegetasi hutan yang relatif baik dibandingkan dengan propinsi lain di Pulau Sumatera. Oleh karena itu, ekosistem hutan Propinsi Sumatera Barat akan
menjadi ekosistem kunci dalam penyelamatan hutan tersisa di Pulau Sumatera yang diperkirakan hanya tersisa sekitar 29 persen.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa masih terjadi gangguan keamanan hutan di Sumatera Barat berupa penebangan liar, perambahan hutan, pembakaran hutan dan lahan serta aktifitas destruktif lainnya. Menurut data BPDAS Agam Kuantan, Indragiri Rokan dan Batanghari tahun 2009, diperkirakan ± 400.000 ha lahan di Propinsi Sumatera Barat termasuk dalam kategori kritis dan sangat kritis.
Akan tetapi, sesuai dengan komitmen Pemerintah
Daerah untuk mewujudkan pembangunan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
sebagaimana tertuang dalam RPJMD Propinsi Sumatera Barat tahun 2010-2015, Pemerintah
Daerah dan seluruh komponen masyarakat Sumatera Barat terus menggalakkan upaya Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL). Setiap tahun ditargetkan penanaman pohon seluas ± 30.000 ha lahan kosong yang diantaranya diharapkan dengan anggaran Pemerintah Daerah dapat merehabilitasi seluas 5.000-10.000 ha, selebihnya didorong swadaya masyarakat dengan memanfaatkan bibit-bibit pohon yang disediakan oleh pihak-pihak BUMN/Swasta sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya atau bibit-bibit yang tersedia pada tiap-tiap nagari/desa melalui Kebun-Kebun Bibit Rakyat.
Komitmen tersebut kami perkuat dengan
meluncurkan sejumlah program pemberdayaan masyarakat/petani seperti Gerakan Pensejahteraan Petani (GPP), Gerakan Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Pesisir (GEPEMP), dan lain sebagainya. Gerakan-gerakan tersebut dilaksanakan secara terpadu dengan melibatkan seluruh sektor yang terkait seperti pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, kelautan dan perikanan, peternakan, perindustrian, koperasi dan sektor-sektor lainnya. Pada intinya, gerakan-gerakan tersebut untuk mendorong masyarakat/petani memanfaatkan lahan-lahan yang potensial dengan mengembangkan
beragam usaha yang dapat meningkatkan
kesejahteraan mereka guna mewujudkan
keberlanjutan usaha produktif masyarakat/petani dan melestarikan sumber daya alam yang dimiliki.
Bapak/Ibu yang kami hormati,
Karena itulah, kami berinisiatif mengirimkan surat kepada Bapak Dr. Kuntoro Mangkusubroto selaku Ketua Satgas Persiapan Kelembagaan REDD+ sesuai dengan surat kami nomor 185/III/PW-LH/Bappeda-2012 tanggal 20 Maret 185/III/PW-LH/Bappeda-2012 yang lalu untuk mohon dukungan agar Propinsi Sumatera Barat menjadi propinsi prioritas untuk mendapatkan fasilitasi REDD+ tersebut.
Pada kesempatan ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Kuntoro Mangkusubroto yang telah memberikan dukungan agar Sumatera Barat menjadi salah satu propinsi mitra Satuan Tugas REDD+ sesuai dengan surat Bapak Ketua Satgas Persiapan Kelembagaan REDD+ nomor B-135/REDD-II/05/2012 tanggal 16 Mei 2012.
Kami yakin dengan dukungan Satgas REDD+, masyarakat Sumatera Barat siap menjadi daerah percontohan penerapan mekanisme REDD+ karena kami memiliki sejumlah keunggulan komparatif dalam mengelola sumber daya alam. Masyarakat Sumatera Barat kaya dengan sejumlah kearifan lokal yang dimilikinya. Sudah sejak lama masyarakat kami
menerapkan sistem
Parak
yang memadukankebutuhan ekonomi dan pelestarian hutan dalam pengelolaan lahannya. Kami juga masih kuat dengan
penerapan
Rimbo-Rimbo
Larangan
,Lubuak
Larangan
, serta tradisi-tradisi adat yang ramahterhadap alam dan lingkungan seperti
tradisi lelong
,arat sabulungau
(di Mentawai),tradisi balangge
, danBapak/Ibu yang kami hormati,
Dalam rangka memberikan pengakuan terhadap kearifan lokal masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam terutama sumber daya hutannya, kami terus mendorong penerapan berbagai skema pengelolaan hutan bersama masyarakat seperti Hutan Desa/Nagari, Hutan Kemasyarakatan, Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Rakyat, Kemitraan dan lain sebagainya. Saat ini, kami telah memberikan Hak Pengelolaan Hutan Nagari seluas 1.738 ha kawasan hutan lindung kepada masyarakat Nagari Simanau Kabupaten Solok dan masyarakat Jorong Simancuang Nagari Alam Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan.
Kami juga telah mengusulkan areal kawasan hutan seluas lebih kurang 8.000 ha untuk ditetapkan sebagai areal kerja Hutan Kemasyarakatan. Kami
juga telah mendapatkan pencadangan areal kerja Hutan Tanaman Rakyat seluas 5.300 ha dari Menteri Kehutanan, dimana 130 ha diantaranya sudah diberikan izin pemanfaatan oleh Bupati, sedangkan yang lainnya sedang dalam proses perizinan.
Terkait dengan pengelolaan hutan bersama masyarakat dalam skema Hutan Nagari, Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Tanaman Rakyat ini, kami menargetkan dalam 5 tahun yang akan datang dapat diperluas menjadi ± 250.000 ha kawasan hutan yang dicadangkan untuk masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelestarian hutan. Untuk itu, kami telah membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Pengembangan Perhutanan Sosial yang beranggotakan dinas/instansi terkait di daerah, yang
juga dibantu oleh Lembaga Swadaya masyarakat seperti KKI Warsi.
Upaya-upaya sebagaimana kami sebutkan di atas akan terus kami lanjutkan untuk mewujudkan masyarakat Sumatera Barat Madani yang adil, sejahtera dan bermartabat menuju propinsi terkemuka dalam pengelolaan sumber daya alam bersama masyarakat. Kami juga mengundang peran aktif dari LSM, lembaga donor, lembaga penelitian, perguruan tinggi, dan organisasi peduli lingkungan lainnya untuk bahu membahu bersama kami dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat Sumatera Barat dalam pengelolaan sumber daya alamnya.
Bapak/Ibu yang kami hormati,
Akhirnya, pada kesempatan ini kami mohon kesediaan Satgas Persiapan Kelembagaan REDD+ untuk dapat menerima Usulan Sumatera Barat sebagai Propinsi Percontohan untuk Mekanisme REDD+ yang telah kami siapkan.
Kami juga mengharapkan kepada seluruh peserta dapat memberikan kontribusi yang positif dalam lokakarya ini dan dapat menjadi bahan masukan penting dalam rangka meningkatkan upaya-upaya pengelolaan sumber daya alam bersama masyarakat di Indonesia.
Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahiim, Lokakarya Menyiapkan Skema Pengelolaan Hutan Berbasiskan Masyarakat Sebagai Penerima Manfaat Utama Pendanaan Karbon Dan Mendukung Target
Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Di Indonesia, kami buka secara resmi.
Demikianlah sambutan kami, terima kasih atas segala perhatian, mohon maaf atas segala kekurangan.
Wabillahi taufik walhidayah.
Wassalamu’alaikum warahmatulahi wabarakatuh.
Padang, 30 Mei 2012
GUBERNUR SUMATERA BARAT d.t.o