TRANSPORTASI BANGUNAN
BERTINGKAT
Anugrah Dwi Andrian (4.11.21.1.07) Arief Karuniawan (4.11.21.1.08) Mutiara Hayunda (4.11.21.1.17) Zakiya Nurhana (4.11.21.1.24) Zalfa Maura Jasmine (4.11.21.1.25)
LATAR BELAKANG
Gedung Plasa Simpanglima terletak di Jalan Ahmad Yani No. 1 Semarang, merupakan pusat perbelanjaan berbagai macam barang/produk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dari berbagai kalangan. Perkembangan Gedung Pertokoan Plasa Simpanglima sebagai salah satu pusat perbelanjaan terbesar
di Semarang sekarang ini cukup menggembirakan.
Perkembangan ini terasa setelah dibukanya icon Plasa Simpanglima, yaitu Semarang Cellular Trade Center
(Handphone Center) di Plasa Simpanglima II Lantai 3 maupun Semarang Computer Center (Computer Center) di Plasa
Simpanglima I Lantai 5.
LATAR BELAKANG
Di Plasa Simpanglima II hampir seluruh space yang ada terisi dengan Toko maupun counter Handphone baik baru maupun bekas serta pusat service dan spare part maupun accessories
handphone. Sedangkan di Plasa Simpanglima I Lantai 5, banyak sekali ditawarkan komputer baik PC maupun Laptop
serta notebook dengan berbagai merk dan spare part serta service. Selain sebagai IT mall, terdapat tenant yang paling besar yaitu Matahari Department Store yang berada di Lantai
2 & 3, juga ada pusat toko sepatu seperti Toko Buccheri, Virgo, dll serta pusat toko kaca mata seperti Toko Minly,
Nusantara, dll.
LATAR BELAKANG
Plasa Simpanglima I : ± 30.139,00 m² Plasa Simpanglima II : ± 8.796,00 m²
Jumlah : ± 38.935,00 m²
Luas Jembatan Penghubung Plasa Simpanglima – Mall Ciputra : ± 534 m²
Luas Keseluruhan Gedung Plasa Simpanglima (I + II + Jembatan Penghubung ) :
± 39.469,00 m²
Luas Parkir : ± 17.504,00 m²
DATA TEKNIS
DATA TEKNIS LIFT
● Jenis Lift : Lift observasi
● Merk : Pillar
● Jumlah Lantai dan Pemberhentian : 7 lantai dan 1 lantai dasar
● Ukuran : 1,6 x 1,4 m
● Kapasitas Lift : 13 orang (900 kg)
● Fasilitas Lift : Tombol lantai, tombol emergency, railing, exhauster, lampu
● Lebar dan Tinggi Pintu : 79 x 210 cm
● Waktu Buka Tutup Pintu : 10 detik
● Waktu Perjalanan ke Atas : 1 menit 25 detik
● Waktu Perjalanan ke Bawah : 1 menit 48 detik
DATA TEKNIS TANGGA
● Jumlah Anak tangga : 22
● Optrade & Antrade : 15 cm & 30 cm
● Lebar tangga : 191 cm
● Panjang dan Lebar Bordes : 412,5 cm x 154,5 cm
● Tinggi Railing : 80 cm
DATA TEKNIS ESKALATOR
● Jenis Perletakan Eskalator : Paralel
● Lebar escalator : 100 cm
● Jumlah Anak Tangga : 25
● Antrade & Optrade : 40 & 20
● Waktu Perjalanan Bawah ke Atas : 20 detik
DATA TEKNIS RAMP
● Lebar Ramp : 320 cm
● Panjang Ramp : 14 cm
● Tinggi Hand Rail : 95 cm
DATA TEKNIS TANGGA DARURAT
● Luas Ruangan : 7 x 4 m
● Lebar & Tinggi Pintu : 105 cm & 210 cm
● Jumlah Anak Tangga : 26
● Lebar Anak Tangga : 1,63 m
● Antrade Optrade : 29 & 18 cm
● Ukuran Bordes : 340 x 160 cm
● Tinggi Hand Rail : 96 cm
RTT
Adalah metode untuk memperkirakan efisiensi dan efektitivitas pada pemasangan Lift dengan menghitung waktu perjalanan lift. Dalam hal ini, kami menggunakan sampel lapangan dari matahri plasa simpang lima dengan data sebagai berikut :
1. Kapasitas kereta 13 orang dengan max beban 900 kg 2. H rata” per lantai adalah 3,5 m
3. Terdapat 8 lantai pada bangunan dengan rincian 1 lantai grounda dan 7 lantai pusat perbelanjaan
4. Kecepatan motor 0,8 m/s dan asumsi bukaan pintu 0,5m/s
5. Lebar bukaan pintu lift adalah 79 cm
S1
S1 adalah jumlah kemungkinan berhentinya kereta dalam penggunaan, dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Analisa s1 pada sampel
TU
Adalah perhitungan perjalanan ke atas bangunan Gedung.
Dapat dirumuskan sebagai berikut :
Analisa TU pada sampel
TD
Adalah waktu perjalanan untuk turun kebawah.
Dapat dirumuskan sebagai berikut :
Analisa TD pada sampel
TP
Adalah waktu transfer penumpang, penentuan waktu ditentukan pada kedalaman lift pada 2-3 sekon. Dapat dirumuskan sbg
berikut:
Analisa TP pada sampel
TO
Adalah waktu bukaan pintu lift. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Analisa TO pada sampel
RTT
Dari ke lima Analisa tadi dilakukan penjumlah guna mengetahui hasil rtt. Pada sampel Matahari Plasa Simpang Lima Semarang didapat kan hasil RTT dengan nilai sebagai berikut :
RTT = S1+TU+TD+TP+TO
RTT = 6,59+39,375+36,6+26+7,195
RTT = 115,76 s
KESIMPULAN
Menurut perhitungan RTT Lift sampel Matahari Plasa Simpang Lima Semarang didapat kan hasil 115,76 s
Sedangkan di lapangannya RTT lift didapatkan hasil 120 s
Jadi, dapat disimpulkan berdasarkan perhitungan rencana RTT
dan RTT pada keadaan riil mempunyai selisih 4,24 s dikarenakan
sudah lamanya lift beroperasi sehingga kemampuan lift semakin
berkurang.
KEBUTUHAN
LIFT
Menghitung beban puncak
kereta/lift
Menghitung daya angkut
kereta/lift
Menghitung Persamaan
KESIMPULAN
Jadi, jumlah kereta/lift berdasarkan perhitungan rencana
dan jumlah kereta/lift sesuai keadaan rill untuk melayani
Gedung mall plasa simpang lima 7 lantai tambah 1 lantai dasar
dengan luas lantai 3767,375 m2/ lantai adalah sama yakni
membutuhkan 2 lift
KEBUTUHAN
ESKALATOR
Power Eskalator
Dalam hasil pengamatan lapangan Matahari Plasa Simpang Lima didapatkan hasil sebagai berikut
H rata”/lantai = 3,5 m
V ekskalator = 0,175m/s = 10,5m/min Lebar ekskalator = 1000mm
antrade = 400mm
Kemiringan ekskalator = 35ᵒ Kapasitas teoritis = 40%
Asumsi berat 1 orang penumpang = 68 kg
Analisa Perhitungan Power
Ekskalator
PERBANDINGA
N SNI
Perbandingan SNI 05-7052-2004 dengan Lapangan
SNI 05-7052-2004 LAPANGAN
Pintu lantai harus dari bidang yang rapat tidak berlubang-lubang dapat menutup seluruh luas bukaan pintu pada ruang luncur.
Pintu lantai dari bidang yang rapat tidak berlubang- lubang dapat menutup seluruh luas bukaan pintu pada ruang luncur.
Sisi tekukan bagian pintu harus lengkung dan tidak terdapat bagian yang tajam yang akan membahayakan pemakai lift.
Sisi tekukan pintu lengkung dan tidak terdapat bagian yang tajam
Pada kondisi menutup celah antara daun pintu dengan sisi rangka pintu atau dengan gantungan atau ambang harus sekecil mungkin dan maksimal 5 mm.
Celah pintu saat menutup 2 mm atau kurang dari 5 mm
Pintu lantai harus dilengkapi dengan kunci kait (interlock) yang mengunci dengan sendirinya saat pintu menutup rapat.
Pintu lantai dilengkapi dengan kunci kait (interlock)
Pintu lantai harus dapat dibuka dari luar secara manual dengan menggunakan kunci darurat (interlock releasing device) untuk rnaksud pemeriksaan dan pertolongan.
Pintu lantai dilengkapi kunci darurat (interlock releasing device)
Pintu Lantai
Syarat Umum
Perbandingan SNI 05-7052-2004 dengan Lapangan
SNI 05-7052-2004 LAPANGAN
Tinggi pintu dibatasi minimal 2000 mm dan lebar pintu dibatasi minimal 700 mm.
Tinggi Pintu 2100 mm Lebar Pintu 790 mm Lebar bukaan pintu lantai maksimal sama dengan lebar
kereta diukur pada dinding dari sisi ke sisi.
Lebar bukaan pintu lantai sama dengan lebar kereta.
Pintu Lantai
Ukuran dan Bentuk Pintu
SNI 05-7052-2004 LAPANGAN
Konstruksi pintu dan peralatannya dirancang sehingga
memperkecil risiko kerusakan dan kecelakaan. Konstruksi pintu dan peralatannya dirancang sehingga memperkecil risiko kerusakan dan kecelakaan.
Peralatan pengaman pintu sorong otomatis harus bekerja secara otomatis menghentikan dan membuka kembali pintu yang sedang menutup pada saat seseorang melintasi bukaan pintu atau pada saat mulai terjepit.
Peralatan pengaman tersebut dipasang pada pintu kereta.
Peralatan pengaman pintu sorong otomatis bekerja secara otomatis menghentikan dan membuka kembali pintu yang sedang menutup pada saat seseorang melintasi bukaan pintu
Keselamatan Operasi
Perbandingan SNI 05-7052-2004 dengan Lapangan
SNI 05-7052-2004 LAPANGAN
Pencahayaan sekitar daerah pintu harus memberikan cahaya alamiah ataupun iluminasi lampu dengan intensitas minimal 50 lux pada lantai depan pintu.
Tidak terdapat pencahayaan pada pintu
Sinyal kedatangan
Dalam hal pintu bekerja otomatis, tidak diharuskan memakai sinyal kedatangan.
Pintu tidak memakai sinyal kedatangan Percahayaan dan Sinyal Pintu Lantai
Perbandingan SNI 05-7052-2004 dengan Lapangan Pintu Lantai
Keamanan Pintu Lantai
SNI 05-7052-2004 LAPANGAN
Pencegahan risiko bahaya jatuh
Dalam keadaan normal, pintu lantai tidak dapat membuka kecuali bila kereta telah sampai pada zona pintu. Pada saat kereta berhenti, lantai kereta sama rata dengan lantai perhentian, atau mungkin tidak sama rata, tetapi masih dalam zona pintu (door zone), dimana kunci kait terbuka. Zona pintu dibatasi iidak lebih dari 0,2 m di atas dan 0,2 m di bawah muka lantai perhentian.
Dalam keadaan normal, pintu lantai tidak dapat membuka kecuali bila kereta telah sampai pada zona pintu.
Pencegahan risiko bahaya terpotong.
• Dalam keadaan normal lift tidak mungkin dijalankan jika pintu lantai dalam keadaan terbuka.
• Lift dengan pintu terbuka diperbolehkan bergerak hanya pada zona pintu, untuk maksud mengatur posisi kereta agar rata dengan lantai hentian (leveling and releveling) oleh kerja kendali pusat.
• Dalam keadaan normal lift tidak mungkin dijalankan jika pintu lantai dalam keadaan terbuka.
• Lift dengan pintu terbuka diperbolehkan bergerak hanya pada zona pintu, untuk maksud mengatur posisi kereta agar rata dengan lantai hentian (leveling and
releveling) oleh kerja kendali pusat.
Perbandingan SNI 05-7052-2004 dengan Lapangan
Pintu Lantai
Keamanan Pintu Lantai
SNI 05-7052-2004 LAPANGAN
Sistem penguncian
• Pintu lantai harus dilengkapi alat pengunci atau kunci kait (interlock) untuk memenuhi persyaratan pada butir 4.4.7.1).
• Alat pengunci harus dilengkapi dengan pegas atau pemberat yang menghasilkan gaya untuk menekan kunci terus menerus selama pintu tertutup.
• Penguncian efektif pintu menutup harus mendahului gerakan kereta. Proses penguncian pintu harus diikuti oleh kontak listrik pengaman, sebeium kereta dapat bergerak.
• Elemen kunci harus tahan terhadap benturan tanpa perubahan bentuk secara permanen, jika dikenakan gaya 1000 N horizontal arah bukaan pintu.
• Dilengkapi dengan interlock
• Alat pengunci dilengkapi dengan pegas atau pemberat yang menghasilkan gaya untuk menekan kunci terus menerus selama pintu tertutup.
• Penguncian efektif pintu menutup mendahului gerakan kereta
Perbandingan SNI 05-7052-2004 dengan Lapangan
Pintu Lantai
Pembukaan Dengan Kunci Darurat
SNI 05-7052-2004 LAPANGAN
Setiap pintu lantai harus dilengkapi dengan sarana dimana pintu lantai dapat dibuka dengan kunci darurat dari luar pada saat-saat diperlukan oleh petugas yang berwenang dan berkompeten (butir 4.4.1.5) untuk maksud pemeriksaan dan pertolongan.
Setiap pintu lantai dilengkapi dengan sarana dimana pintu lantai dapat dibuka dengan kunci darurat
Perbandingan SNI 05-7052-2004 dengan Lapangan
Kereta Dan Bobot Imbang
Tinggi Kereta
SNI 05-7052-2004 LAPANGAN
Tinggi kereta dari lantai sampai atap ataupun sampai langit-langit dekorasi minimal 2000 mm (clear ceiling height).
Tinggi kereta : 2500 mm
Tinggi pintu kereta minimal 2000 mm Tinggi pintu kereta : 2100 mm Ruang dalam Kereta
SNI 05-7052-2004 LAPANGAN
Untuk menghindari jumlah penumpang melebihi kapasitas
lift, maka luas kereta harus dibatasi. Luas Kereta 2,24 m2
Perbandingan SNI 05-7052-2004 dengan Lapangan
Kereta Dan Bobot Imbang
Ruang dalam Kereta
SNI 05-7052-2004 LAPANGAN
Hubungan antara beban rata-rata dan luas kereta sebagai acuan tercantum dalam Tabel 2.
Luas Kereta 2,24 m2 Jumlah penumpang : 13
Beban : 900 kg
Perbandingan SNI 05-7052-2004 dengan Lapangan
Kereta Dan Bobot Imbang
Pintu Kereta
SNI 05-7052-2004 LAPANGAN
Kereta harus dilengkapi dengan pintu yang bekerja
secara otomatis, dan jenis sorong (sliding doors). Kereta dilengkapi dengan pintu yang bekerja secara otomatis, dan jenis sorong (sliding doors).
Pintu kereta harus dari bidang yang rapat dan tidak
berlubang-lubang. Pintu kereta dari bidang yang rapat dan tidak
berlubang-lubang.
SNI 05-7052-2004 LAPANGAN
Harus dilengkapi dengan mekanisme pembuka/penutup pintu, bekerja secara otomatis. Motor harus tetap aktif bekerja menekan pintu agar tetap menutup selama lift beroperasi.
Dilengkapi dengan mekanisme
pembuka/penutup pintu, bekerja secara otomatis.
Motor Penggerak Pintu
Perbandingan SNI 05-7052-2004 dengan Lapangan
Kereta Dan Bobot Imbang
Perlengkapan Kereta
SNI 05-7052-2004 LAPANGAN
Jumlah lampu pencahayaan kereta minimal 2 (dua) buah dan dihubungkan secara paralel. Intensitas iluminasi minimal 50 lux pada lantai kereta.
Lampu penerangan berbentuk melingkar namun tidak semua menyala sehingga sedikit redup
Kereta harus dilengkapi dengan lampu darurat dengan daya minimal 5 watt selama 1 jam memakai sumber arus searah. Bila aliran listrik terputus, secara otomatis
pencahayaan darurat akan menyala.
Tidak terdapat lampu darurat
Kereta harus dilengkapi dengan kipas angin listrik secara permanen, dipasang pada bagian atap kereta, yang
dilengkapi dengan saklar pemutus.
Terdapat kipas angin listrik namun sudah banyak debu seingga tidak terasa dan pengap Kereta juga harus dilengkapi dengan alat komunikasi
(intercom) dua arah, dan bel tanda bahaya (alarm bell) dengan sumber arus searah.
dilengkapi dengan alat komunikasi (intercom) dua arah, dan bel tanda bahaya (alarm bell) dengan sumber arus searah.
Perbandingan SNI dengan lapangan
SNI 05-7052-2004 LIFT YANG DIOBSERVASI
Bila pesawat pengaman bekerja dan pada kereta ada beban muatan dengan distribusi yang merata maka kemiringan pada lantai kereta tidak boleh meiebihi 5
% dari kondisi datar.
Kemiringan lantai kereta lift kurang dari 5%
Kemiringan lantai kereta
SNI 05-7052-2004 LIFT YANG DIOBSERVASI
Diameter nominal tali baja pengaman minimai 6,0 mm
Diameter nominal tali baja pengaman lebih dari 6 mm
Tali harus tegang, dengan puli penegang yang dilengkapi dengan pemberat yang terarah pada lekuk dasar.
Tali tegang dengan puli penegang yang dilengkapi dengan pemberat
Tali pengaman
Perbandingan SNI dengan lapangan
Rel Pemandu
SNI 05-7052-2004 LIFT YANG DIOBSERVASI
Jumlah jalur rel yang dipergunakan untuk mengarahkan pergerakan kereta dan bobot imbang, masing-masing minimal 1 (satu) pasang atau duajalur.
Mempunyai jumlah jalur rel 1 (satu) pasang atau dua jalur
Rel pemandu untuk pengarah gerakan kereta dan bobot imbang harus terbuat dari baja karbon profil "T"
dan mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan gaya reaksi akibat kerja pesawat pengaman, dengan kereta bermuatan penuh dan tidak tergantung besaran kecepatan.
Rel pemandu terbuat dari baja karbon profil “T”
Rel dan sambungan rel harus cukup mampu menahan beban dan semua gaya yang menimpanya terutama saat pesawat pengaman bekerja untuk memastikan pengoperasian lift yang aman.
Rel dan sambungan cukup mampu menahan beban dan semua gaya karena pengoperasian lift sudah aman.
Perbandingan SNI dengan lapangan
Dinding ruang luncur
SNI 05-7052-2004 LIFT YANG DIOBSERVASI
Dinding ruang luncur harus tertutup rapat dan rata permukaannya, tegak lurus (vertikal), dengan toleransi tonjolan dan lekukan maksimal 50 mm.
Dinding ruang luncur sudah tertutup rapat.
SNI 05-7052-2004 LIFT YANG DIOBSERVASI
Panel operator kereta ditempatkan di dalam kereta pada dinding yang mudah dijangkau dan dilihat
Panel operator sudah ditempatkan dalam kereta pada dinding yang mudah dijangkau dan dilihat.
Indikator penunjuk posisi kereta pada lantai-lantai perhentian
Terdapat Indikator penunjuk posisi kereta pada lantai- lantai perhentian
Panel operator kereta
Perbandingan SNI dengan lapangan
SNI 05-7052-2004 LIFT YANG DIOBSERVASI
Terdapat informasi Kapasitas beban dalam satuan
kg. Terdapat informasi Kapasitas beban dalam satuan
kg.
Terdapat Informasi kapasitas jumlah maksimal
penumpang dalam satuan orang. Terdapat Informasi kapasitas jumlah maksimal penumpang dalam satuan orang.
Terdapat tulisan atau simbol dilarang merokok. Terdapat tulisan atau simbol dilarang merokok.
Terdapat tombol pelayanan atau permintaan lantai. Terdapat tombol pelayanan atau permintaan lantai.
Terdapat tombol pintu buka. Terdapat tombol pintu buka.
Terdapat tombol bel darurat. Terdapat tombol bel darurat.
Terdapat terIntercom atau alat komunikasi dua arah. Terdapat terIntercom atau alat komunikasi dua arah.
Panel operator kereta
TANGGA
DARURAT
Perda DKI Jakarta no 7 Tahun 1991 TANGGA DARURAT YANG DIOBSERVASI
Setiap tangga kebakaran tertutup pada bangunan 5 lantai atau lebih, harus dapat melayani semua lantai mulai dari lantai bawah, kecuali ruang bawah tanah (basement) sampai lantai teratas harus dibuat tanpa bukaan (opening) kecuali pintu masuk tunggal pada tiap lantai dan pintu keluar pada lantai yang berhubungan langsung dengan jalan, pekarangan atau tempat terbuka.
Tangga darurat pada Gedung mall 7 lantai tambah 1 lantai dasar ini tertutup dan dapat melayani semua lantai mulai dri lantai bawah sampai lantai teratas dengan dibuat tanpa bukaan opening kecuali pintu masuk Tunggal pada tiap lantai dan pintu keluar pada lantai yang berhubungan langsung dengan jalan, pekarangan atau tempat terbuka.
Perbandingan standar dengan lapangan
Pasal 113
Perda DKI Jakarta no 7 Tahun 1991 TANGGA DARURAT YANG DIOBSERVASI
Dilarang menggunakan tangga melingkar (tangga spiral) sebagai tangga kebakaran
Tidak menggunakan tangga melingkar (tangga spiral)
Tangga kebakaran dan bordes harus memiliki lebar minimal 1,20 m dan tidak boleh menjepit ke arah bawah.
Tangga kebakaran dan bordes ini memiliki lebar minimal 1,60 m dan tidak menjepit ke arah bawah.
Tangga kebakaran harus dilengkapi pegangan (hand rail) yang kuat setinggi 1,10 m dan mempunyai lebar injakan anak tangga minimal 28 cm dan tinggi maksimal anak tangga 20 cm.
Tangga darurat ini memiliki pegangan (hand rail) yang kuat setinggi 0,95 m dan mempunyai lebar injakan anak tangga 29 cm dan tinggi anak tangga 18 cm.
Jarak pencapaian ke tangga kebakaran dari setiap titik dalam ruang efektif, maksimal 25 m apabila tidak dilengkapi dengan spinkler dan maksimal 40 m apabila dilengkapi dengan spinkler.
Jarak pencapaian ke tangga kebakaran dari setiap titik dalam ruang efektif, lebih dari 25 m tidak dilengkapi dengan sprinkler.
Perbandingan standar dengan lapangan
Pasal 115
Perda DKI Jakarta no 7 Tahun 1991 TANGGA DARURAT YANG DIOBSERVASI
Setiap bangunan sedang dan tinggi harus dilengkapi tangga kebakaran.
Bangunan Gedung mall 7 lantai tambah 1 lantai dasar ini sudah dilengkapi tangga kebakaran.
Perbandingan standar dengan lapangan