• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latihan Soal UTS Ergonomi

N/A
N/A
3PA40@Annisa Wahyu Rohima

Academic year: 2025

Membagikan "Latihan Soal UTS Ergonomi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Annisa Wahyu Rohima NPM : 10522208

Kelas : 3PA40

Latihan Soal UTS Ergonomi

1. Jelaskan konsep-konsep dasar ergonomi sebagai berikut:

a. Definisi ergonomi menurut salah satu ahli ergonomi.

➢ Ergonomi adalah ilmu atau pendekatan multidisipliner yang bertujuan mengoptimalkan system manusia-pekerjaannya, sehingga tercapai alat, cara dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan efisien. (dalam Buku Ergonomi Hutabarat, 2017)

b. Apa, kenapa, dimana, kapan, siapa dan bagaimana penerapan ergonomi.

➢ Apa? Ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam system kerja.

➢ Kenapa? Setiap pekerjaan yang dilakukan, apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan mengakibatkan ketidaknyamanan, kecelakaan, dan penyakit. Dengan demikian penerapan ergonomic di segala bidang kegiatan adalah suatu keharusan.

➢ Dimana? Secara umum, penerapan ergonomic dapat dilakukan dimana saja, baik di lingkungan rumah, di perjalanan, di lingkungan sosial maupun di lingkungan tempat kerja.

➢ Kapan? Ergonomi dapat diterapkan kapan saja dalam putaran 24 jam sehari semalam.

➢ Siapa? Setiap komponen Masyarakat baik Masyarakat pekerja maupun Masyarakat sosial harus menerapkan ergonomic dalam upaya menciptakan kenyamanan, Kesehatan, keselamatan dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.

➢ Bagaimana? Untuk dapat menerapkan ergonomic secara benar dan tepat, maka kita harus mempelajari dan memahami ergonomic secara detail.

c. Fungsi dan tujuan ergonomi, serta mengapa diperlukan standar pada ergonomi.

➢ Fungsi ergonomic adalah melakukan penyesuaian lingkungan kerja agar sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia.

➢ Tujuan ergonomic antara lain meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui Upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

(2)

➢ Standar ergonomic sangat penting karena beberapa alasan yaitu standar memastikan semua orang memahami dan menerapkan prinsip ergonomi dengan cara yang sama, Standar menetapkan batasan yang aman untuk berbagai aktivitas kerja, Standar membantu mengoptimalkan desain peralatan dan lingkungan kerja, sehingga meningkatkan produktivitas dan mengurangi pemborosan.

d. Sebutkan masalah-masalah di dalam ergonomic

➢ Postur duduk yang buruk: Terlalu membungkuk, leher menunduk terlalu lama saat menatap layar, atau posisi duduk yang tidak didukung dengan baik,

➢ Gerakan repetitif: Melakukan gerakan yang sama berulang-ulang dalam waktu yang lama, seperti mengetik atau menggerakkan mouse,

➢ Beban angkat yang tidak tepat: Mengangkat beban yang terlalu berat atau dengan cara yang salah dapat menyebabkan cedera punggung dan otot,

➢ Peralatan kerja yang tidak ergonomis: Kursi kerja yang tidak nyaman, meja kerja yang terlalu tinggi atau rendah, atau peralatan yang sulit dijangkau,

➢ Pencahayaan yang buruk: Cahaya yang terlalu terang atau terlalu redup, serta silau dapat menyebabkan ketegangan mata,

➢ Suhu dan kelembaban yang tidak nyaman: Suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin, serta kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan mengurangi produktivitas,

➢ Kebisingan: Tingkat kebisingan yang tinggi dapat mengganggu konsentrasi dan menyebabkan stress,

➢ Getaran: Getaran dari peralatan kerja dapat menyebabkan kerusakan saraf dan otot.

2. Berikan satu contoh jenis pekerjaan Manual Material Handling. Berdasarkan jenis pekerjaan yang dipilih, identifikasi dan jelaskan hal-hal berikut ini:

a. Sebutkan anggota tubuh yang dapat mengalami gangguan sistem musculoskeletal (mengacu pada kuesioner nordic body map yang telah dipelajari).

➢ Mengangkat dan memindahkan beban berat di gudang atau pabrik, dalam pekerjaan ini pekerja sering terlibat dalam kegiatan mengangkat, memindahkan, dan meletakkan beban yang berat. Anggota tubuh yang paling berisiko mengalami gangguan sistem musculoskeletal dalam pekerjaan manual material handling adalah:

(3)

Punggung bawah (lumbar spine): Sering mengalami tekanan dan cedera akibat mengangkat atau membungkuk dengan beban yang berat.

Pundak: Terutama bagian atas punggung dan bahu yang bisa tegang atau terluka akibat mengangkat beban tinggi atau tidak seimbang.

Tangan dan pergelangan tangan: Mungkin mengalami gangguan jika pekerja sering menggenggam beban yang berat atau dalam posisi yang salah.

Kaki: Terutama jika pekerja sering berdiri dalam waktu lama atau terbentur benda berat.

b. Sebutkan potensi bahaya dan prinsip manual handling yang harusnya dilakukan dalam jenis pekerjaan yang dipilih.

Potensi bahaya:

Cedera punggung: Mengangkat beban yang terlalu berat atau dengan teknik yang salah dapat menyebabkan cedera pada punggung bawah.

Tersandung atau terjatuh: Proses pemindahan barang bisa menyebabkan pekerja terjatuh atau tersandung beban atau halangan lain.

Cedera otot dan sendi: Terutama pada tangan, pergelangan tangan, dan bahu akibat posisi tubuh yang tidak benar saat mengangkat atau memindahkan beban.

Prinsip manual handling:

Rencanakan beban dan rute pemindahan: Sebelum memindahkan beban, pastikan untuk merencanakan rute yang aman dan tidak menghalangi.

Gunakan teknik pengangkatan yang benar: Angkat dengan kaki, bukan dengan punggung, dan jaga agar beban tetap dekat dengan tubuh.

Gunakan alat bantu: Jika memungkinkan, gunakan alat seperti troli, derek, atau alat bantu lainnya untuk mengurangi beban fisik.

Batasi waktu dan beban angkatan: Hindari mengangkat beban yang terlalu berat dalam satu waktu dan pastikan untuk beristirahat secara teratur.

c. Sebutkan jenis posisi kerja yang dominan dilakukan dan sebutkan jenis penyakit dan gangguan psikologis yang mungkin terjadi.

Posisi kerja yang dominan:

Posisi membungkuk atau jongkok, Posisi berdiri dalam waktu lama.

(4)

Penyakit dan Gangguan Psikologis:

Hernia (terutama pada punggung bawah) akibat mengangkat beban yang terlalu berat.

Nyeri punggung bawah dan bahu akibat postur yang buruk.

Gangguan sendi dan otot (misalnya, radang sendi, tendinitis, atau otot tegang).

Stres dan kecemasan karena beban pekerjaan yang berat atau ancaman cedera.

Burnout: Kelelahan mental dan fisik akibat pekerjaan yang berulang dan berat, serta kurangnya kontrol terhadap pekerjaan.

Frustrasi atau kecemasan terkait dengan waktu dan tekanan untuk menyelesaikan tugas.

d. Sebutkan jenis kelelahan (fatigue) yang dapat dialami pekerja

Kelelahan fisik: Pekerja yang terlibat dalam pengangkatan dan pemindahan beban berat dapat mengalami kelelahan otot yang disebabkan oleh ketegangan berulang, pergerakan yang tidak efisien, atau postur tubuh yang buruk.

Kelelahan mental: Tugas yang monoton atau repetitif dapat menyebabkan kelelahan mental, yang mengurangi konsentrasi dan kemampuan untuk mengerjakan tugas dengan aman.

3. Berikan satu contoh lingkungan kerja yang pernah Anda lihat dan jelaskan kondisinya, meliputi:

a. Kondisi lingkungan kerja dan faktor-faktor yang memengaruhi, seperti: pencahayaan, suhu, kebisingan, dan getaran.

Pabrik Pengolah Makanan

Pencahayaan:

Pencahayaan di area pabrik biasanya cukup terang, tetapi bisa tidak merata di beberapa sudut, seperti di area penyimpanan atau pengemasan. Pekerja sering bekerja di bawah cahaya lampu neon atau lampu berwarna kuning yang cenderung memberikan pencahayaan yang kurang optimal.

Suhu:

Pabrik pengolahan makanan seringkali memiliki suhu yang tidak stabil, terutama di area pengolahan makanan yang menggunakan mesin-mesin panas

(5)

atau dingin. Suhu bisa sangat panas di dekat mesin pemanas atau ruang pengering, sementara di ruang pendingin atau penyimpanan bahan baku, suhu bisa sangat dingin.

Kebisingan:

Kebisingan yang tinggi berasal dari mesin pemrosesan, pengemasan, dan peralatan lainnya. Kebisingan ini bisa cukup mengganggu pekerja dan mempengaruhi komunikasi serta fokus kerja mereka.

Getaran:

Mesin besar yang digunakan dalam pemrosesan bahan makanan sering menghasilkan getaran yang terasa oleh pekerja. Getaran ini bisa datang dari mesin pengolah, atau alat pengemas otomatis yang bergetar saat beroperasi.

b. Sebutkan dampak fisik dan psikologis yang ditimbulkan dari faktor-faktor yang memengaruhi.

Dampak fisik:

Pencahayaan yang buruk dapat menyebabkan ketegangan mata dan gangguan penglihatan jangka panjang.

Suhu yang ekstrem dapat menyebabkan pekerja mengalami dehidrasi jika mereka bekerja di area dengan suhu tinggi, sementara suhu yang terlalu rendah dapat menyebabkan frostbite (kerusakan jaringan tubuh akibat suhu ekstrem dingin).

Kebisingan tinggi dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen atau sementara, serta kelelahan pendengaran.

Getaran yang berkelanjutan dapat menyebabkan gangguan musculoskeletal, seperti nyeri.

Dampak psikologis:

• Kebisingan yang tinggi dapat menambah tingkat stres psikologis karena mengganggu komunikasi dan meningkatkan ketegangan antara pekerja.

• Suhu ekstrem juga dapat menyebabkan stres kerja dan penurunan kenyamanan fisik, yang mengarah pada kelelahan.

• Lingkungan kerja yang bising dan kurang pencahayaan yang baik bisa menyebabkan frustrasi, kecemasan, kehilangan konsentrasi, mengurangi kualitas kerja serta meningkatkan kemungkinan kesalahan.

(6)

c. Berikan solusi desain untuk memperbaiki faktor yang memengaruhi di poin (a) dan alat pelindung yang dapat digunakan.

Pencahayaan:

Solusi desain: Perbaiki sistem pencahayaan dengan memastikan distribusi cahaya yang merata di seluruh area kerja. Gunakan lampu dengan intensitas cahaya yang tepat dan sesuaikan posisi pencahayaan agar tidak ada bayangan yang mengganggu pekerja.

Alat pelindung: Menggunakan kacamata pelindung jika paparan cahaya dari mesin atau bahan kimia sangat kuat.

Suhu:

Solusi desain: Menambahkan sistem ventilasi yang lebih baik dan menggunakan AC atau pemanas di area kerja untuk menjaga suhu tetap stabil.

Pertimbangkan penggunaan ruang isolasi atau pembagian area kerja dengan suhu yang lebih rendah dan lebih tinggi untuk membatasi paparan suhu ekstrem.

Alat pelindung: Untuk suhu tinggi, pekerja bisa menggunakan pelindung tubuh seperti pakaian anti-panas dan pelindung tangan untuk melindungi diri dari panas. Di area dingin, pekerja bisa menggunakan pakaian hangat dan sarung tangan untuk menghindari frostbite.

Kebisingan:

Solusi desain: Mengurangi kebisingan dengan menginstal penyerap suara di sekitar mesin atau menggunakan mesin dengan teknologi yang lebih senyap.

Alat pelindung: Pekerja harus menggunakan penutup telinga untuk melindungi pendengaran mereka dari kebisingan berlebih.

Getaran:

Solusi desain: Menggunakan mesin atau peralatan yang lebih halus dan mengurangi getaran.

Alat pelindung: Pekerja dapat menggunakan pelindung tangan untuk melindungi tangan dan lengan dari dampak getaran berlebihan.

(7)

4. Berikan satu contoh jenis pekerjaan yang menggunakan sistem shift kerja malam, dan jelaskan hal-hal sebagai berikut:

a. Sebutkan dampak bagi kesehatan pekerja.

Pekerjaan di Rumah Sakit (Petugas Medis atau Perawat)

Gangguan tidur: Pekerja yang bekerja pada shift malam sering mengalami kesulitan tidur di siang hari, yang dapat menyebabkan kurang tidur atau kualitas tidur yang buruk. Ini dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti insomnia.

Gangguan metabolisme: Kerja malam dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh, yang dapat berdampak pada sistem metabolisme tubuh, meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.

Peningkatan risiko kecelakaan atau cedera: Pekerja yang terpapar kurang tidur atau gangguan ritme tubuh lebih rentan mengalami kelelahan, yang meningkatkan risiko kecelakaan atau kesalahan medis di tempat kerja.

Gangguan pencernaan: Pola makan yang tidak teratur akibat bekerja di malam hari bisa menyebabkan masalah pencernaan seperti gastritis atau maag.

Depresi dan kecemasan: Perubahan pola tidur dan kehidupan sosial dapat menyebabkan stres mental.

Penurunan konsentrasi: Kurangnya tidur atau gangguan ritme tubuh dapat mengurangi kemampuan pekerja untuk berkonsentrasi dan membuat keputusan yang tepat.

b. Jika kerja shift malam tidak dapat dihindari, berikan rekomendasi yang dapat diberikan.

➢ Rotasi shift yang adil, Lingkungan tidur yang optimal, Pola makan yang teratur, Aktivitas fisik ringan, Menciptakan rutinitas tidur yang konsisten, Cahaya terang saat shift malam.

c. Jelaskan faktor penyebab kelelahan pada shift kerja malam pada jenis pekerjaan tersebut dan langkah mengatasinya

Faktor penyebab kelelahan pada shift kerja malam:

Gangguan ritme sirkadian: Pekerja shift malam bekerja pada jam tubuh yang alami untuk tidur, yang mengganggu ritme biologis tubuh. Akibatnya, tubuh

(8)

lebih mudah merasa lelah karena tidak mendapatkan tidur yang cukup di waktu yang tepat.

Kurang tidur atau tidur yang terganggu: Kerja malam sering mengurangi waktu tidur yang cukup, dan kualitas tidur pada siang hari tidak sebaik pada malam hari.

Kelelahan mental dan fisik: Pekerjaan yang berlangsung sepanjang malam, seperti di rumah sakit, membutuhkan konsentrasi tinggi dan sering dihadapkan pada tugas-tugas yang menantang secara fisik maupun mental. Tanpa cukup tidur atau waktu istirahat, pekerja menjadi mudah lelah dan stres.

Konsumsi makanan tidak teratur: Pekerja shift malam cenderung makan pada jam-jam yang tidak normal, yang bisa mengganggu metabolisme tubuh dan menyebabkan penurunan energi serta kelelahan.

Langkah mengatasinya:

Rotasi shift dan jam kerja yang optimal: Mengatur jadwal shift malam dengan memperhatikan waktu istirahat yang cukup antar shift.

Peningkatan kualitas tidur: Membantu pekerja menciptakan lingkungan tidur yang nyaman selama siang hari.

Pengelolaan beban kerja: Menyusun jadwal kerja yang seimbang untuk menghindari pekerja terlalu lama bekerja dalam kondisi kelelahan fisik atau mental yang berlebihan.

Pola makan sehat: Memberikan makanan bergizi dan waktu makan yang sesuai untuk pekerja shift malam, dengan menyarankan makanan ringan yang sehat dan menghindari makanan berat atau kafein yang berlebihan.

Pemanfaatan teknologi: Menggunakan teknologi seperti aplikasi pengingat tidur atau fitur manajemen waktu untuk membantu pekerja mengatur waktu tidur dan istirahat mereka dengan lebih baik.

Referensi

Dokumen terkait