Legal Review and Comparative Law Analysis of Fuerza Aerea del Peru Submission

(1)

Fuerza Aerea del Peru check 1

check 1 -- No Repository 012

bukan_turnitin_TINJAUAN_YURIDIS_PERBANDINGAN_HUKUM_PERS_1_

(1) (1).docx

1 1

Document Details

Submission ID trn:oid:::1:3277068621

Submission Date

Jun 15, 2025, 9:36 AM GMT-5

Download Date

Jun 15, 2025, 9:38 AM GMT-5

File Name

bukan_turnitin_TINJAUAN_YURIDIS_PERBANDINGAN_HUKUM_PERS_1__1_1_.docx

File Size 264.6 KB

91 Pages 15,472 Words 102,309 Characters

(2)

Top Sources

29% Internet sources 16% Publications

17% Submitted works (Student Papers)

(3)

16% Publications

17% Submitted works (Student Papers)

Top Sources

The sources with the highest number of matches within the submission. Overlapping sources will not be displayed.

1 Internet

dspace.cuni.cz 1%

2 Internet

id.wikipedia.org <1%

3 Internet

repository.unhas.ac.id <1%

4 Internet

dewanpers.or.id <1%

5 Internet

www.presserat.de <1%

6 Student papers

Universitas Diponegoro <1%

7 Internet

repository.trisakti.ac.id <1%

8 Internet

repository.uinfasbengkulu.ac.id <1%

9 Internet

repository.ub.ac.id <1%

10 Internet

repository.radenintan.ac.id <1%

11 Internet

etheses.uin-malang.ac.id <1%

(4)

Sriwijaya University <1%

13 Internet

digilib.unila.ac.id <1%

14 Internet

www.scribd.com <1%

15 Internet

dspace.uii.ac.id <1%

16 Internet

proceedings.unisba.ac.id <1%

17 Internet

ajenghapsari.wordpress.com <1%

18 Internet

www.neliti.com <1%

19 Internet

repository.uin-suska.ac.id <1%

20 Internet

123dok.com <1%

21 Publication

Namrysilia Buti Anjawai, F. Yudhi Priyo Amboro, Rufinus Hotmaulana Hutauruk. "… <1%

22 Internet

repository.unpar.ac.id <1%

Universitas Pelita Harapan <1%

24 Internet

repository.upnjatim.ac.id <1%

25 Internet

(5)

www.jogloabang.com <1%

Strategic Education <1%

Universitas Indonesia <1%

29 Internet

ejournal.unsa.ac.id <1%

30 Internet

es.scribd.com <1%

31 Internet

kumparan.com <1%

32 Internet

prosiding.ubt.ac.id <1%

33 Internet

repository.ar-raniry.ac.id <1%

34 Internet

repository.untag-sby.ac.id <1%

Taibah University <1%

36 Internet

www.hans-bredow-institut.de <1%

Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya <1%

38 Internet

repository.unsri.ac.id <1%

39 Internet

(6)

Universitas Brawijaya <1%

41 Internet

www.dewanpers.or.id <1%

42 Internet

digilib.esaunggul.ac.id <1%

43 Internet

e-journal.trisakti.ac.id <1%

44 Internet

ejournal.unsrat.ac.id <1%

45 Internet

eprints.uad.ac.id <1%

46 Internet

www.coursehero.com <1%

47 Internet

eprints.ums.ac.id <1%

48 Internet

ejurnal.uij.ac.id <1%

49 Internet

journal.uniku.ac.id <1%

50 Internet

jurnal.ilkom.fs.umi.ac.id <1%

Universitas Islam Indonesia <1%

Universitas Putera Batam <1%

53 Internet

(7)

net24jam.id <1%

55 Internet

digilib.uinsgd.ac.id <1%

56 Internet

jurnal.stisipwidyapuri-smi.ac.id <1%

57 Internet

repositori.usu.ac.id <1%

58 Internet

docplayer.info <1%

59 Publication

Anggi Setyowati, Pramukhtiko Suryo Kencono. "Kebebasan Pers Dalam Penyamp… <1%

60 Internet

jurnal.iicet.org <1%

61 Internet

online-journal.unja.ac.id <1%

62 Internet

www.slideshare.net <1%

63 Publication

Puji Rianto. "Perbandingan Paradigma Otoritarianisme dan Demokrasi dalam Re… <1%

64 Internet

adoc.pub <1%

Clayton College & State University <1%

Purdue University <1%

67 Internet

(8)

pt.scribd.com <1%

69 Internet

hukum.studentjournal.ub.ac.id <1%

70 Internet

zombiedoc.com <1%

71 Internet

id.123dok.com <1%

72 Internet

tobapos.co <1%

73 Internet

www.bundestag.de <1%

74 Publication

Firda Nisa Syafithri, Fakhri Aulia Rahman, Aip Piansah, Diki Firmansyah. "Empiris… <1%

75 Internet

ejournal.unisbablitar.ac.id <1%

76 Internet

kisp-id.org <1%

Universitas Mataram <1%

78 Internet

sab.landtag.sachsen.de <1%

79 Publication

Achmad Luqman Hakim, Rifqi Ridlo Phahlevy. "Transparansi Berjaya Seiring Melu… <1%

80 Internet

repository.uinmataram.ac.id <1%

81 Internet

(9)

qresear.ch <1%

83 Internet

digilib.uinsby.ac.id <1%

84 Internet

eprints.radenfatah.ac.id <1%

85 Internet

www.situshukum.com <1%

86 Publication

Michael Kleinjohann. "Chapter 9 Stakeholder, Dienste und Auszeichnungen", Spri… <1%

87 Internet

litera-academica.com <1%

88 Internet

repository.uinjkt.ac.id <1%

unimal <1%

Universitas Negeri Surabaya The State University of Surabaya <1%

91 Internet

docslib.org <1%

92 Internet

jurnal.ubl.ac.id <1%

93 Internet

www.hukumonline.com <1%

Nanyang Technological University <1%

95 Internet

(10)

repository.unibos.ac.id <1%

97 Internet

waskita.ub.ac.id <1%

98 Publication

Carissa Amanda Siswanto, Wishnu Kurniawan, Dita Birahayu. "Indonesia's Partici… <1%

99 Publication

I Ketut Astawa, Daud Munasto. "TINDAKAN EXTRAJUDICIAL KILLING TERHADAP T… <1%

100 Internet

ejournal.unuja.ac.id <1%

eprints.walisongo.ac.id <1%

informasilengkap.com <1%

riset.unisma.ac.id <1%

vdocuments.site <1%

www.dpr.go.id <1%

106 Student papers

Charles University in Prague <1%

107 Publication

Stefan Weinacht. "Chapter 52-2 Journalism and Advertising. On the Separation of … <1%

Trisakti University <1%

(11)

Universiteit van Amsterdam <1%

Dhina Setyo Oktaria. "Perlindungan Hukum Pada Penumpang Perempuan Kereta… <1%

Udayana University <1%

University of the Andes <1%

id-jurnal.blogspot.com <1%

IAIN Bengkulu <1%

Padjadjaran University <1%

Temple University <1%

Universitas Terbuka <1%

backend.hrw.org <1%

cheloveknauka.com <1%

e-jurnal.lppmunsera.org <1%

jptam.org <1%

(12)

peraturanpedia.id <1%

wiraraja.ac.id <1%

www.mkri.id <1%

Geofani Milthree Saragih, Ade Sathya Sanathana Ishwara, Rengga Kusuma Putra.… <1%

UIN Raden Intan Lampung <1%

Universitas International Batam <1%

bahruninfocom.blogspot.com <1%

business-law.binus.ac.id <1%

lib.umpo.ac.id <1%

mpn.kominfo.go.id <1%

pasca.uinsyahada.ac.id <1%

repo.jayabaya.ac.id <1%

repository.uki.ac.id <1%

(13)

www.regulasip.id <1%

Farrel Alanda Fitrah. "Perbandingan Hukum terkait Pembentukan Pasal Penghin… <1%

LL DIKTI IX Turnitin Consortium Part IV <1%

caribes.net <1%

dspace.oduvs.edu.ua <1%

gosulsel.com <1%

jokotsg.blogspot.com <1%

ppotoda.org <1%

qdoc.tips <1%

www.visionerbima.com <1%

issuu.com <1%

www.harianhaluan.com <1%

Ahmad Jazuli. "Penyelesaian Konflik Penodaan Agama dalam Perspektif Hukum P… <1%

(14)

Nicken Sarwo Rini. "Penyalahgunaan Kewenangan Administrasi Dalam Undang U… <1%

Patlis J.M.. "Pedoman umum penyusunan peraturan daerah pengelolaan hutan", … <1%

Universitas Borneo Tarakan <1%

e-journal.uajy.ac.id <1%

fh.upnvj.ac.id <1%

hmpsih.unpar.ac.id <1%

honda-tolima.gov.co <1%

hukum.unsrat.ac.id <1%

id.scribd.com <1%

journal.iaingorontalo.ac.id <1%

jurnalhost.com <1%

repository.untar.ac.id <1%

repository.usu.ac.id <1%

(15)

wollongong.ppi-australia.org <1%

Azza Riski Dwiyanti, Chusnul Chotimah. "Penerapan Pembelajaran Berbasis Medi… <1%

Elia Fitriani, Dwi Putri Lestarika. "Delik Pidana dalam Jurnalistik Berdasarkan Tan… <1%

Endang Widuri. "Wajah Undang-undang Keter (Tutup) Bukaan Informasi Publik di… <1%

Henry Donald. "Problematika Implementasi Pembiayaan dengan Perjanjian Jami… <1%

Universitas Putera Indonesia YPTK Padang <1%

adhonknow.wordpress.com <1%

bdkbandung.id <1%

beritasatumedia.cld.bz <1%

danielstephanus.wordpress.com <1%

dcaf.ch <1%

docobook.com <1%

ejournal.balitbangham.go.id <1%

(16)

eprints.undip.ac.id <1%

etheses.iainponorogo.ac.id <1%

geograf.id <1%

hokkaipedia.org <1%

jurnalfai-uikabogor.org <1%

komisiinformasi.go.id <1%

konsultasiskripsi.com <1%

mafiadoc.com <1%

mrrakib.wordpress.com <1%

pustakalibrary.com <1%

repository.radenfatah.ac.id <1%

repository.uir.ac.id <1%

repository.unair.ac.id <1%

(17)

slamethar.wordpress.com <1%

text-id.123dok.com <1%

www.jurnal.uinsu.ac.id <1%

www.kompasiana.com <1%

Finsensius Yuli Purnama. "Gerakan #Blokirkominfo: Kebebasan Berpendapat seb… <1%

journal.ubb.ac.id <1%

repository.unika.ac.id <1%

Dedi Sahputra. "Implementasi Hukum Pers di Sumatera Utara", Jurnal Penelitian … <1%

Firdaus Firdaus, Donny Michael. "Implementasi Peraturan Menteri Hukum dan H… <1%

Irman Syahriar, Khairunnisa Khairunnisa, Dina Paramitha Hefni. "Hak jawab dala… <1%

Qurani Dewi Kusumawardani. "Perlindungan Hukum bagi Pengguna Internet ter… <1%

dppgwi.blogspot.com <1%

eprints.iain-surakarta.ac.id <1%

(18)

programsetapak.org <1%

repositori.uin-alauddin.ac.id <1%

repository.uinjambi.ac.id <1%

repository.uinsu.ac.id <1%

(19)

TINJAUAN YURIDIS PERBANDINGAN HUKUM PERS DI INDONESIA DAN JERMAN

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Studi Strata Satu

dalam Ilmu Hukum

Oleh:

Nama : Athala Hassan Parlambang Nim : 010002000044

Peminatan : Hukum Pemerintahan dan Perundang-Undangan

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

7

(20)

2024

TINJAUAN YURIDIS PERBANDINGAN HUKUM PERS DI INDONESIA DAN JERMAN

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Studi Strata Satu

dalam Ilmu Hukum

Oleh:

Nama : Athala Hassan Parlambang Nim : 010002000044

Peminatan : Hukum Pemerintahan dan Perundang-Undangan

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA 2024

7

(21)

(22)

SKRIPSI

Nama : Athala Hassan Parlambang NIM : 010002000044

Peminatan : Hukum Pemerintahan dan Perundang-undangan Judul Sementara : Tinjauan Yuridis Perbandingan Hukum Pers antara di Indonesia dan di Jerman

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi. Sejak bergulirnya reformasi pada tahun 1998, prinsip-prinsip demokrasi mulai diterapkan secara lebih konsisten, termasuk penghormatan terhadap hak asasi manusia, kebebasan berpendapat, serta pelaksanaan pemilihan umum yang bebas dan jujur¹. Sebelumnya, dalam masa pemerintahan Orde Baru, penerapan nilai-nilai demokrasi belum sepenuhnya dijalankan secara terbuka.Dalam kerangka demokrasi yang terbuka, kebebasan pers menjadi salah satu pilar utama yang memastikan transparansi dan akuntabilitas pemerintah. Oleh karena itu, untuk menjaga kebebasan tersebut agar tetap berada dalam koridor yang sehat dan bertanggung jawab, pengaturan hukum mengenai pers menjadi sangat penting ².

Peraturan terkait Pers di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Pers No. 40 Tahun 1999, yang menyatakan bahwa kebebasan pers merupakan wujud dari kedaulatan rakyat dan memiliki peran strategis dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta dalam membangun

1 Nadia Kusuma Dewi, “Reformasi 1998: Transisi dari Orde Baru ke Era Demokrasi di Indonesia,” dalam Historia Vitae, Vol. 04, No. 02, Oktober 2024, hlm. 79, Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Semarang.

2 Ikhwan Nasution dan Icol Dianto, "Demokrasi dan Kebebasan Pers: Negara, Demokrasi, dan Kebebasan Pers Sebagai Pilar Demokrasi," Volume 1 Tahun 2023, Pascasarjana Program Magister Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary, Padangsidimpuan, Indonesia. Dikutip pada tanggal 26 Desember 2024 pukul 12.29 WIB.

3 71

94

95 134 152

165

(23)

masyarakat yang demokratis³. Namun, meskipun kebebasan pers dijamin dalam prinsip demokrasi, kenyataannya kebebasan ini juga melahirkan berbagai tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana menjaga agar kebebasan pers tetap bertanggung jawab, tidak disalahgunakan, dan tetap menjaga ketertiban umum. Dalam konteks ini, penting untuk mengeksplorasi bagaimana pengaturan hukum dan etika pers, serta kesadaran akan tanggung jawab sosial media, dapat menjaga kebebasan yang sehat dan berkelanjutan⁴.Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana menjaga agar kebebasan pers tetap bertanggung jawab, tidak disalahgunakan, dan tetap menjaga ketertiban umum. Dalam konteks ini, penting untuk mengeksplorasi bagaimana pengaturan hukum, etika pers, serta kesadaran akan tanggung jawab media sosial dapat menjaga kebebasan yang sehat dan berkelanjutan.⁵

Selain itu, kemerdekaan informasi juga diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945, yang menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi guna mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya⁶. Setiap individu juga berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi melalui berbagai saluran yang tersedia. Meskipun kebebasan pers merupakan hak warga negara yang dijamin dalam prinsip demokrasi, kenyataannya kebebasan ini juga melahirkan berbagai tantangan di dunia pers dan media. Salah satu tantangan utama adalah munculnya media yang tidak terverifikasi dengan baik, serta penyalahgunaan hak oleh

3 yang menyatakan bahwa kebebasan pers adalah wujud dari kedaulatan rakyat dan memiliki peran strategis dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta da

4 Anggi Setyowati Djulhijjah dan Pramukhtiko Suryo Kencono, Indonesian Journal of Law and Justice, Vol. 2, No. 1, 2024, hlm. 1–18, Universitas Muhammadiyah Jember.

5 Refleksi Indeks Kebebasan Pers: 5 Tantangan Kebebasan Pers Indonesia – Monumen Pers Nasional dikutip pada tanggal 17 Desember 2024 pukul 10.14 WIB

6 Mulyadi Abdulkam Putraga dan Muhammad Faiz Mufidi, “Perlindungan Hukum atas Hak Informasi Pasien Operasi Caesar di Rumah Sakit Umum Muhammad Ali Kasim Gayo Lues sebagai Upaya Pemenuhan Hak Pasien di Bidang Kesehatan,” dalam Bandung Conference Series: Law Studies, Vol. 3, No. 2, hlm. 901, https://doi.org/10.29313/bcsls.v3i2.7248, Prodi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Islam Bandung, Indonesia.

16

16 59 59

111 123

133 210

(24)

beberapa wartawan yang tidak bertanggung jawab. Dalam konteks ini, meskipun pers harus bebas dari ancaman atau tekanan, kebebasan tersebut tidak bisa dijalankan tanpa adanya tanggung jawab sosial⁷.Sebagai bagian dari demokrasi, pers bertanggung jawab kepada hukum dan perundang-undangan negara, dan berkewajiban memberikan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah ⁸.

Meskipun kebebasan pers dijamin, pengaturan mengenai pers melalui hukum yang jelas menjadi sangat penting. Hukum pers tidak hanya mengatur kebebasan, tetapi juga memastikan bahwa kebebasan tersebut digunakan dengan cara yang bertanggung jawab dan sesuai dengan kepentingan publik. Dalam hal ini, pemerintah perlu memberlakukan ketentuan dan peraturan yang mengatur pers agar prinsip kebebasan yang bertanggung jawab dapat terwujud secara optimal⁹.

Jika kita membahas sejarah hukum pers atau peraturan pers di Indonesia, kita dapat melihat perjalanan regulasi tersebut yang dimulai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Pers.Undang-Undang ini kemudian diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1967, yang menambah ketentuan mengenai pers. Perkembangan selanjutnya terjadi dengan hadirnya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1982, dan kemudian berkembang menjadi Undang-Undang Nomor 40 1999 Mengenai Pers, yang memberikan penyesuaian lebih lanjut terhadap dinamika pers di Indonesia¹⁰.

7 KONFERENSI NASIONAL HUKUM TATA NEGARA Ke-3“DEMOKRATISASI PARTAI POLITIK DI INDONESIA”Padang-Bukittinggi, 5-8 September 2016

8 Theresia Romaito Sihombing, KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB PERS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS, Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 2/Apr-Jun/2020 hlm 141, Universitas Sam Ratulangi

9 Dikutip dari Oxford Dictionary, Hukum Pers merupakan serangkaian peraturan yang mengatur mengenai ketentuan pers, dan jaminan keamanan wartawan dalam melakukan pekerjaan mereka.Hukum pers merupakan bagian penting dari sistem hukum yang mengatur kegiatan jurnalisme dan penerbitan media, PRESS LAW | Definition of PRESS LAW by Oxford Dictionary on Lexico.com also meaning of PRESS LAW (archive.org) dikutip pada tanggal 28 Oktober 2024.

10 Akhmad Efendi, Perkembangan Pers di Indonesia, h.14

2 34

34 44

46

50

61 71

(25)

Akhirnya, sebagai upaya untuk memperkuat kebebasan pers sekaligus menjamin integritas media, pemerintah Indonesia mengesahkan Undang- Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, yang hingga kini tetap berlaku.

Dengan demikian, eksistensi hukum pers di Indonesia telah terjaga cukup lama dan terus berkembang mengikuti dinamika zaman. Kehadiran regulasi ini menegaskan pentingnya keberadaan hukum pers dalam menjaga profesionalisme dunia jurnalistik. Seiring berjalannya waktu, pemahaman mendalam tentang peraturan dan ketentuan pers semakin krusial, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan yang terus berkembang. Oleh karena itu, pemahaman dan penerapan tata cara kerja jurnalis serta insan media menjadi hal yang sangat penting untuk dijalankan dengan baik.

Sebagai lanjutan dari pentingnya pemahaman terhadap regulasi pers, penerapan Kode Etik Jurnalistik menjadi sangat vital. Kode etik ini bukan hanya sebagai pedoman moral, tetapi juga sebagai landasan untuk menjaga integritas, kredibilitas, dan independensi wartawan dalam menghadapi tantangan informasi yang berkembang pesat saat ini. Untuk memastikan bahwa profesionalisme dan etika kerja dijalankan sesuai dengan peraturan yang berlaku, di Indonesia, cara kerja pers diatur melalui Kode Etik Jurnalistik. Kode Etik ini diterapkan sebagai panduan yang mengatur wartawan agar tetap menjalankan tugasnya dengan integritas dan profesionalisme.Kode Etik Jurnalistik ini diatur oleh Dewan Pers Indonesia, yang bertanggung jawab dalam mengawasi dan memastikan wartawan menjalankan tugasnya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Kode Etik Jurnalistik diberlakukan sebagai peraturan untuk memberikan kontrol kepada wartawan, agar mereka dapat bekerja secara profesional, dan demi terjaminnya kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta profesionalisme¹¹.Kode Etik Jurnalistik ini diatur oleh Dewan Pers

11 Kode Etik Jurnalistik hlm 1.

4 10

10 14 126

179

191 196

205

(26)

Indonesia, sebuah lembaga independen yang dibentuk pada tahun 1968.

Landasan hukum Dewan Pers Indonesia adalah Pasal 15 Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers¹². Sesuai dengan Undang-Undang tersebut, Dewan Pers berperan dalam mengembangkan kehidupan pers dan media di Indonesia. Selain itu, lembaga ini berperan untuk mengatur mengenai kehidupan pers di Indonesia dengan mengeluarkan peraturan, mengenai pers dan media. Dengan adanya peraturan-peraturan mengenai pers dan kode etik jurnalis, seharusnya kehidupan pers di Indonesia sudah terjamin, dan prinsip bebas dan bertanggungjawab seharusnya sudah dilaksanakan dengan baik dan benar. Namun, nyatanya, kehidupan pers di Indonesia masih jauh dari ideal. Salah satu contoh kasus adalah kasus kematian wartawan media Sempurna di Sumatera Utara, Pasaribuan. Pada bulan Juli 2024, Pasaribuan tewas terbakar di rumahnya, setelah rumahnya dibakar oleh dua oknum diduga dari TNI dan Kepolisian¹³. Selain itu, di Indonesia masih banyak media melakukan pemberitaan yang terlalu memihak , contohnya pada kasus PT Jui Shin Indonesia, Perusahaan distribusi media elektronik melawan media tobapos.co¹⁴. PT Jui Shin Indonesia mengadukan tobapos.co kepada Dewan Pers karena merendahkan PT Jui Shin Indonesia,dan melakukan wawancara dengan cara yang tidak profesional. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh oknum, dan penyelewengan yang dilakukan oleh insan media dapat mencederai kehidupan pers di Indonesia.

Di sisi lain, berbeda dengan kondisi di Indonesia, di mana masih banyak media yang terkesan memihak, seperti dalam kasus Wahid Halim melawan DetikX. Jerman justru memiliki sistem pers yang lebih bebas dan dilindungi oleh hukum. Meski demikian, kebebasan pers di Jerman tidak tanpa tantangan. Pada 2023, misalnya, dua wartawan asal Dortmund dipenjara akibat meliput demonstrasi, dan ada juga media yang merendahkan

12 Undang-Undang No.40 1999 tentang Pers

13 Tribunnewsdepok.com Dikutip pada tanggal 17 November 2024

14 Pernyataan Penilaian dan Rekomendasi (PPR) Dewan Pers Nomor: 13/PPR- DP/VIII/2024 Tentang Pengaduan PT. Jui Shin Indonesia terhadap Media Siber tobapos.co dikutip pada tanggal 17 November 2024 pukul 08.00 WIB.

4 55

72 166

(27)

seorang politikus dengan tuduhan kekerasan seksual.¹⁵ Namun, secara umum, Jerman dianggap sebagai negara yang relatif aman dan ramah bagi wartawan, dengan sistem hukum yang melindungi kebebasan jurnalistik dan profesionalisme media.Berdasarkan laporan dari Reporters Without Borders, pers di Jerman lebih aman dan diatur dengan ketat untuk menjaga profesionalisme dan kebebasan jurnalistik. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tantangan terhadap media selalu ada, keberadaan regulasi yang jelas dan pengawasan yang kuat dapat menciptakan lingkungan pers yang lebih independen dan terpercaya. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pers yang lebih bebas dan bertanggung jawab, serta memperbaiki implementasi hukum pers di Indonesia, sebaiknya mempelajari sistem hukum pers yang lebih maju.Kami mencontohi negara dengan hukum pers dan peraturan pers yang lebih bagus yakni Jerman, yang memiliki pers yang beroperasi dalam kerangka hukum yang lebih mendukung kebebasan dan tanggung jawab media. Jerman memiliki undang-undang yang melindungi kebebasan pers dan mendorong praktik jurnalistik yang profesional dan etis. Media di Jerman berfungsi sebagai pengawas yang kritis terhadap pemerintah dan memiliki tingkat kepercayaan publik yang tinggi. Pers di Jerman berbeda dengan pers di Indonesia, terutama merujuk pada tata hukum yang diikuti.

Pada prinsipnya Jerman mengadopsi Hukum pers yang lebih desentralistik. Sistem ini memungkinkan setiap daerah untuk memberlakukan peraturan yang lebih sesuai dengan kebutuhan, sekaligus menjamin kebebasan dan pluralitas bagi pers, dan menjamin keamanan insan media dan pers dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini kontras dengan Indonesia di mana meskipun ada kebebasan pers, media sering kali terpengaruh oleh kepentingan politik dan ekonomi tertentu, yang dapat memengaruhi objektivitas pemberitaan¹⁶. Konstitusi Jerman meyakini bahwa setiap orang berhak atas kebebasan berekspresi, dan menjamin

15 https://www.presserat.de/entscheidungen-finden-details/b-36-91-1601.html dikutip pada tanggal 17 November 2024 pukul 20.30 WIB

16 Agus Ainul Yaqin, Analisis Framing Media Indonesia.com dan Detik.com Dalam Isu Endorse Jokowi Pada Prabowo Subianto , Media Jurnal Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Jember, Jember, Volume 1 Nomor 2 Desember 2023 p-ISSN 2988-1420 e-ISSN 2988-1412, dikutip pada 17 November 2024 pukul 15.00 WIB.

48 48 189

198

(28)

pluralitas berpendapat, transparansi, perlindungan jurnalis, standar etika yang ketat, diversitas media, penegakan hukum yang konsisten, dan perlindungan terhadap sensor, yang semuanya mendukung jurnalisme yang kritis dan inovatif.Sistem hukum serta pers di Indonesia berbeda dibandingkan dengan negara barat. Fenomena ini sangat kontras dengan realita yang ada di Indonesia. Meskipun terdapat beberapa prinsip kebebasan berekspresi dan perlindungan terhadap wartawan, penerapan dan penegakan hukum terhadap pers sering kali tidak sesuai dengan Peraturan. Di Indonesia, wartawan dan insan pers lainnya sering menghadapi risiko ancaman, kekerasan, dan intimidasi yang dapat membatasi kemampuan mereka untuk melaporkan berita secara objektif.

Di sisi lain, ada juga wartawan yang tidak sepenuhnya taat pada kode etik jurnalistik yang telah ditetapkan.¹⁷ Oleh karena itu, sesuai dengan latar belakang yang dijelaskan diatas, terdapat persoalan terkait hukum pers dan implementasinya baik di Indonesia maupun dengan yang ada di Jerman, sehingga penulis tertarik untuk membahasnya, maka penulis tertarik untuk menggali lebih dalam mengenai isu-isu ini.

B. Rumusan Permasalahan

1. Bagaimanakah Pengaturan terkait Pers dalam peraturan perundang- undangan di Indonesia dan Jerman?

2. Apa saja persamaan dan perbedaan hukum pers di Jerman dan Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

1. Menggambarkan Hukum Pers berdasarkan peraturan perundang- undangan terkait pers di Indonesia dan Jerman.

2. Menggambarkan kelebihan dan kekurangan Hukum Pers di Indonesia dan di Jerman

D. Manfaat Penelitian :

17https://rotel.pressbooks.pub/comm-media-studies/chapter/9-6-media-system-in- germany/ dikutip pada tanggal 16 November 2024 pukul 19.00 WIB.

57

117 195

(29)

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoretis atau akademis adalah manfaat penelitian terhadap pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, manfaat ini berpotensi memberikan dampak pada perkembangan teori dalam bidang yang diteliti.¹⁸Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu hukum, khususnya dalam bidang Perbandingan Hukum Tata Negara, Hukum Hak Asasi Manusia, dan Hukum Pers, dengan fokus pada perbandingan hukum pers antara Indonesia dan Jerman. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam mengembangkan kerangka teoritis yang lebih komprehensif dalam ketiga bidang hukum tersebut. Dengan mempelajari perbandingan antara Indonesia dan Jerman, diharapkan dapat ditemukan elemen-elemen yang dapat diadaptasi dan diimplementasikan dalam konteks hukum pers di Indonesia.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis merupakan manfaat yang berperan dalam menyelesaikan masalah secara langsung atau menawarkan alternatif solusi untuk suatu permasalahan¹⁹ . Penelitian ini dapat memberikan rekomendasi konkret bagi pemerintah dan lembaga terkait dalam merumuskan kebijakan yang lebih efektif dalam perlindungan kebebasan pers dan hak asasi manusia, berdasarkan praktik terbaik dari Jerman. Manfaat dari penelitian ini adalah penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ke ilmu Hukum dalam Perbandingan Hukum Tata Negara dan Hukum Hak Asasi Manusia, serta Hukum Pers, terutama mengenai perbandingan hukum pers antara Indonesia dengan Jerman.

18 Rinikso Kartono,Skripsi dan Skripsi Karya, Universitas Muhamaddiyah Malang, Malang, UMMPress, 2020, dikutip pada tanggal 11 Desember 2024, pukul 13.41 WIB.

Hlm 44.

19 Otong Setiawan DJ, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis,Disertasi. Makassar, Penerbit Yrama Widya, 2018. h.5

20 51 100

109 112

155

(30)

E. Metode Penelitian

Penelitian adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan secara sistematis, metodologis, dan konsisten, serta melibatkan analisis. Tujuannya adalah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik dalam aspek teori maupun praktik.²⁰ Istilah "metodologi" berasal dari kata "metode," yang biasanya didefinisikan sebagai suatu cara atau prosedur sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Secara lebih khusus, metodologi mengacu pada kajian atau teori tentang metode yang digunakan dalam suatu disiplin ilmu, yang mencakup pemilihan, penggunaan, dan evaluasi berbagai metode untuk penelitian atau penyelesaian masalah²¹. Dalam konteks penelitian ini, metodologi mengacu pada pendekatan dan langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis perbandingan hukum pers antara Indonesia dan Jerman, dengan tujuan untuk menggali elemen-elemen yang dapat diadaptasi dan diterapkan dalam konteks hukum pers Indonesia.

1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang diterapkan dalam studi ini adalah tipe penelitian hukum normatif. Penelitian normatif meneliti norma-norma hukum yang berlaku²². Penelitian ini biasanya menggunakan peraturan-peraturan

20Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Depok, Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)2007, h.3

21 Ibid (2007) h.5

22 Normalita Rizky, “Studi Komparasi Penyelesaian Sengketa Hubungan Industrial Dalam Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Menurut Sistem Peradilan di Indonesia dengan Malaysia”, Universitas Trisakti, Jakarta Barat, 2021. Dikutip pada tanggal 11 Desember 2024, pukul 13.42 WIB.

7 101

103 128

(31)

yang berlaku, sehingga dapat mempelajari konsistensi, dan keadilan suatu peraturan perundang-undangan. Pendekatan ini dipilih untuk menggali lebih dalam tentang saling keterkaitan antara hukum dan praktik jurnalistik di kedua negara.

Pada penelitian hukum normatif, yang mencakup inventarisasi hukum positif, asas-asas dan doktrin hukum, penemuan hukum dalam perkara in concreto, sistematik hukum, taraf sinkronisasi hukum, perbandingan hukum, serta sejarah hukum. Penelitian ini berfokus kepada studi Tinjauan Yuridis Perbandingan Hukum Pers antara Indonesia dan Jerman ²³ .

Pendekatan dalam yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif analitis. Dengan ini penelitian ini memberikan gambaran data dengan cermat mengenai manusia, kondisi, atau gejala lainnya, dengan tujuan untuk memperjelas hipotesis yang ada. Pendekatan ini bertujuan untuk memperkuat teori-teori yang sudah ada atau dalam rangka menyusun teori-teori baru.

Penelitian ini bertujuan agar dapat menggambarkan perbandingan hukum secara horizontal²⁴. Metode perbandingan hukum horizontal digunakan untuk membandingkan sistem hukum yang sejajar²⁵. Pada penelitian ini objek yang dijadikan bahan adalah Perbandingan Hukum Pers secara keseluruhan antara Indonesia dengan Jerman.

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian dalam skripsi ini bersifat deskriptif analitis. Penelitian deskriptif analitis ini bertujuan untuk memberikan gambaran-gambaran secara rinci, sistematis, dan menyeluruh terhadap Tinjauan Yuridis Perbandingan Hukum Pers di Indonesia dan di Jerman. Dalam analisis harus sesuai dengan fakta yang diperoleh data-data yang telah

23 Soekanto op.cit h.51

24 Fathul A’dhim Mersikdiansyah, Desain Penyelenggaraan Pemilihan Umum di Indonesia (Telaah Ketentuan Pasal 523 Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum pada Penyelenggaraan Pemilihan Presiden Tahun 2019 Perspektif Demokrasi Konstitusional), Skripsi, NIM 18230103, Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, 2022, hlm. 31.

25Soekanto op.cit h.10

11 23

30

99 108 132

181

(32)

dikumpulkan dan akan dilakukan analisis cermat untuk menjawab permasalahan penelitian.

3. Data dan Sumber Data:

Sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Data merupakan informasi yang berbentuk dan dapat diproses oleh komputer, seperti representasi digital dari teks, angka, gambar grafis, atau suara²⁶.Data tersebut dibagi menjadi data primer, data sekunder, dan data tersier. Data dalam penelitian ini menggunakan sekunder, sebagai data utama. Data Primer merupakan data yang diperoleh dari peraturan perundang- undangan, sementara itu data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku dan karya sastra, serta jurnal hukum atau rujukan hukum diluar peraturan, putusan, dan perundang-undangan²⁷. Selanjutnya, data tersier merupakan data bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus (hukum), ensiklopedia. Pengolahan dan analisis data pada dasarnya tergantung pada jenis data yang digunakan. Dalam penelitian hukum normatif yang hanya menggunakan data sekunder, yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier, proses pengolahan dan analisis bahan hukum tersebut tidak dapat terlepas dari berbagai penafsiran yang dikenal dalam ilmu hukum.Oleh karena itu, bahan dalam penelitian ini dibedakan menjadi primer dan sekunder, dan tersier sehingga menjadi seperti berikut:

a. Bahan Hukum Primer merupakan data yang diperoleh dari Bahan Hukum utama diantaranya peraturan perundang-undangan, yang memiliki

26 Hasil Pencarian - KBBI VI Daring Dikutip pada 15 November 2024 pukul 20.00 WIB.

27 Indah Lestari, PERBANDINGAN HUKUM TATA NEGARA ANTARA INDONESIA DAN BRUNEI DARUSSALAM DALAM EKSISTENSI HUKUM SYARIAH, Universitas Sriwijaya, Palembang, 2021.

12 19 23

30 38

38 47 156

(33)

kekuatan yang mengikat terdiri dari peraturan-peraturan pers di Indonesia dan Jerman.

b. Bahan Hukum sekunder merupakan data yang diperoleh dari buku-buku, serta teks atau jurnal yang ditulis oleh penulis dan peneliti terdahulu.

c. Bahan Hukum Tersier merupakan data pendukung daripada bahan premier dan sekunder daripada penelitian yang diteliti.

Peraturan Indonesia:

1) Undang -Undang Dasar Republik Indonesia 1945²⁸ 2) UU No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers²⁹

3) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik

Peraturan Jerman:

1) Grundgesetz für die Bundesrepublik Deutschland vom 23. Mai 1949³⁰

2) Staatsvertrag über den Rundfunk und die Telemedien (Medienstaatsvertrag

– MStV)

in der Fassung des Fünften Staatsvertrags zur Änderung medienrechtlicher Staatsverträge

(Fünfter Medienänderungsstaatsvertrag)

in Kraft seit 1. Oktober 2024)³¹

3) Gesetz zur Regelung des Zugangs zu Informationen des Bundes (Informationsfreiheitsgesetz)

vom 5. September 2005³² .

28 Merupakan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945.

29 Merupakan Undang-Undang Mengenai Pers yang diundangkan untuk mengatur mengenai pers di Indonesia.

30 Konstitusi Jerman

31 UU Pers Jerman

32 Informations Freiheit Gesetz adalah undang-undang yang diberlakukan untuk mengatur penyediaan informasi publik di sektor publik.

68 70

73

110

120 136

199

206

(34)

4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data didalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan (Library Research) dengan melakukan penelusuran dan pencarian peraturan perundang-undangan, dokumen- dokumen, buku-buku, artikel, dan hasil penelitian terdahulu yang dapat dilakukan di beberapa tempat, seperti: Perpustakaan Pusat Universitas Trisakti, dan Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Trisakti, serta mengkaji penelitian terdahulu yang berkaitan dengan objek yang diteliti yang mencakup Tinjauan Yuridis Perbandingan Hukum Pers antara Indonesia dengan Jerman.

5. Analisis Data

Metodologi analisis data yang ada dalam penelitian ini adalah metode analisis dengan pendekatan kualitatif. Metode ini berfokus pada analisis data sekunder yang telah dikumpulkan untuk menemukan jawaban atas permasalahan utama penelitian. Tujuan dari metode analisis ini adalah untuk memahami dan mendapatkan wawasan mendalam atau "subject understanding" mengenai topik yang menjadi permasalahan. Selain itu, penelitian ini menganalisis objek penelitian secara keseluruhan untuk melengkapi data sekunder yang ada.

F. Cara Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dalam skripsi ini menggunakan logika deduktif³³. Metode deduktif adalah pendekatan berpikir yang dimulai dari prinsip atau teori umum, kemudian bergerak menuju kesimpulan yang lebih spesifik.

Metode ini telah digunakan sejak zaman Yunani dan Romawi kuno, terutama melalui pemikiran Aristoteles, yang menekankan pada silogisme (penarikan kesimpulan logis) sebagai cara untuk mendapatkan kesimpulan berdasarkan premis yang sudah ada. Pada penelitian ini, pernyataan umum

33 Undari Sulung, Mohamad Muspawi, (2024) “Memahami Sumber Data Penelitian : Primer, Sekunder, Dan Tersier” hlm,34 dikutip pada tanggal 19 Oktober 2024, https://doi.org/10.47827/jer.v5i3.238

7

30 43 58

116

137 167 207

(35)

berdasarkan undang-undang nomor 40 1999, Undang-undang ITE, Undang-undang dasar 1945³⁴, Undang-undang Kebebasan Media Uni Eropa, Grundgesetz Jerman, serta Undang-undang mengenai kebebasan informasi tahun 2005.

Penelitian ini menitikberatkan kepada studi Tinjauan Yuridis Perbandingan Hukum Pers antara Indonesia dengan Jerman. Penelitian ini akan menggambarkan perbandingan hukum secara horizontal.

Perbandingan hukum horizontal merupakan suatu metode membandingkan sistem hukum (secara keseluruhan) atau lembaga hukum dari satu sistem hukum yang satu dengan sistem hukum (secara keseluruhan) atau lembaga hukum dari sistem hukum yang lain dalam kurun waktu yang sama. Pada penelitian ini objek yang dijadikan bahan adalah Perbandingan Hukum Pers secara keseluruhan antara Indonesia dengan Jerman .

G. Kerangka Konsepsional:

Kerangka konsepsional merupakan hubungan antara konsep-konsep yang dibangun berdasarkan hasil-hasil studi empiris terdahulu³⁵. Kerangka konsep ini berperan sebagai pedoman untuk melakukan penelitian ini yang berjudul Tinjauan Yuridis Perbandingan Hukum Pers di Indonesia dan Jerman, dengan teori sebagai berikut³⁶:

Perbandingan Hukum adalah ilmu pengetahuan yang memberikan penjelasan atau menyelidiki suatu penyebab dan akibat sesuatu (verklarend wetenschap), serta upaya pengembangan ke arah tersebut.³⁷ Menurut Adolf Schnitzer, Perbandingan Hukum merupakan cabang ilmu hukum yang baru berkembang di abad 19 masehi. Rudolf Schlesinger, menyatakan perbandingan hukum merupakan metode penyelidikan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih dalam.

34 Undang-Undang Dasar 1945

35 Gisely Vionalita, Modul Metodologi Penelitian Kuantitatif (KSM361): Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah, Modul 6 (Jakarta: Universitas Esa Unggul, 2020), hlm. 2.

36 Kusumayati, Metodologi Penelitian, (2009, UI Press, Jakarta)

37 Muhammad Eriton, Perbandingan Hukum Tata Negara, Fakultas Hukum Universitas Negeri Jambi, 2021, h.31 dikutip pada tanggal 16 November 2024 pukul 17.30 WIB.

11

14 139 140 159

(36)

Menurutnya, Ilmu Perbandingan Hukum bukanlah sebuah azas-azas dan perangkat-perangkat hukum.Selain itu, Gutteridge mengatakan bahwa perbandingan hukum merupakan tidak lain daripada suatu metode perbandingan yang dilakukan dalam sebuah cabang³⁸.

Secara keseluruhan, dapat dipastikan bahwa Perbandingan Hukum studi atau metode untuk membandingkan sistem hukum yang berbeda dari negara yang berbeda. Tujuannya adalah untuk memahami kesamaan dan perbedaan antara berbagai sistem hukum, baik dari segi prinsip-prinsip, aturan, penerapan hukum, maupun struktur lembaga hukum. Perbandingan ini bisa dilakukan untuk mencari solusi terhadap masalah hukum, meningkatkan efektivitas sistem hukum, atau memperoleh wawasan baru yang bisa diterapkan dalam sistem hukum suatu negara.

Hukum Pers merupakan serangkaian peraturan perundang- undangan yang mengatur mengenai pers dan media, terutama yang diatur dalam Undang-Undang Pers. Selain mengatur mengenai kebebasan pers, produk hukum ini juga mengatur mengenai hak dan tanggungjawab pers.

Menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford, hukum pers adalah undang- undang yang mengatur izin atau tata kelola percetakan dan penerbitan, khususnya yang berhubungan dengan industri media cetak seperti surat kabar.³⁹Di Indonesia, pers diatur dalam Undang-Undang Pers 1999, disahkan pada tanggal 23 September 1999 di Jakarta oleh Presiden Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie dan Sekretaris Negara Muladi.

Hukum Pers terdiri dari 10 bab dan 21 pasal yang mencakup berbagai aturan mengenai pembredelan, penyensoran, asas, fungsi, hak dan kewajiban perusahaan pers, hak-hak wartawan, serta keberadaan Dewan Pers.

Dewan Pers adalah lembaga negara yang bertugas mengatur dan bertanggung jawab atas kegiatan jurnalistik di Indonesia.Hukum Pers menganggap bahwa wartawan memiliki tiga hak utama, yakni Hak Tolak,

38 Djoni Sumardi Gozali, Pengantar Perbandingan Sistem Hukum, Penerbit Nusa Media, Bandung, 2020. Hlmn 7. Dikutip pada tanggal 11 Desember 2024 pukul 14.00 WIB

39PRESS LAW | Definition of PRESS LAW by Oxford Dictionary on Lexico.com also meaning of PRESS LAW dikutip pada tanggal 24 November 2024 pukul 12.00 WIB.

2

2 10

10

10 11

24 135

(37)

Hak Jawab, dan Hak Koreksi. Ketiga hak ini juga diatur dalam Kode Etik Jurnalistik untuk memastikan pelaksanaan jurnalistik yang adil dan sesuai dengan norma yang berlaku. Hukum Pers juga mengatur tentang kebebasan pers yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28F, yang menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya.

Lembaga ini hadir untuk menjamin Hak Asasi Manusia (HAM), karena kebebasan pers merupakan bagian dari HAM. Oleh karena itu, peran Dewan Pers meliputi perlindungan terhadap wartawan atau jurnalis, baik secara individu maupun melalui organisasi profesi seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI). Selain itu, Dewan Pers juga memberikan dukungan kepada perusahaan media massa, baik milik individu maupun korporasi, serta organisasi perusahaan pers seperti Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) dan lainnya⁴⁰.

Hal ini menegaskan bahwa pers memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi, mengawasi jalannya pemerintahan, dan memberikan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hukum Pers juga mengatur batasan-batasan tertentu untuk menjaga keseimbangan antara kebebasan menyampaikan pendapat dengan perlindungan terhadap kepentingan umum, seperti menghormati hak asasi manusia, tidak menyiarkan berita yang mengandung fitnah, hoaks, atau meresahkan masyarakat. Sebagai contoh, dalam Undang-Undang Pers, terdapat ketentuan yang melarang perusahaan pers atau wartawan untuk melakukan pencemaran nama baik atau penyebaran informasi yang dapat merugikan orang lain. Selain itu, Undang-Undang Pers juga mengatur tentang kewajiban perusahaan pers untuk memberikan perlindungan terhadap wartawan yang bekerja di bawahnya. Ini termasuk hak-hak terkait keselamatan kerja, jaminan sosial,

40 Metha Madonna, Aktualisasi Peran Dewan Pers sebagai Penegak Jurnalisme Independen terkait Pemberantasan Media Online Abal-Abal (Skripsi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, 2020), 1.

10 26

29

29 76

143

171 178 190