• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan secara sistematis, metodologis, dan konsisten, serta melibatkan analisis. Tujuannya adalah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik dalam aspek teori maupun praktik.20 Istilah "metodologi" berasal dari kata "metode," yang biasanya didefinisikan sebagai suatu cara atau prosedur sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Secara lebih khusus, metodologi mengacu pada kajian atau teori tentang metode yang digunakan dalam suatu disiplin ilmu, yang mencakup pemilihan, penggunaan, dan evaluasi berbagai metode untuk penelitian atau penyelesaian masalah21. Dalam konteks penelitian ini, metodologi mengacu pada pendekatan dan langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis perbandingan hukum pers antara Indonesia dan Jerman, dengan tujuan untuk menggali elemen-elemen yang dapat diadaptasi dan diterapkan dalam konteks hukum pers Indonesia.

1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang diterapkan dalam studi ini adalah tipe penelitian hukum normatif. Penelitian normatif meneliti norma-norma hukum yang berlaku22. Penelitian ini biasanya menggunakan peraturan-peraturan

20Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Depok, Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)2007, h.3

21 Ibid (2007) h.5

22 Normalita Rizky, “Studi Komparasi Penyelesaian Sengketa Hubungan Industrial Dalam Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Menurut Sistem Peradilan di Indonesia dengan Malaysia”, Universitas Trisakti, Jakarta Barat, 2021. Dikutip pada tanggal 11 Desember 2024, pukul 13.42 WIB.

7 101

103 128

yang berlaku, sehingga dapat mempelajari konsistensi, dan keadilan suatu peraturan perundang-undangan. Pendekatan ini dipilih untuk menggali lebih dalam tentang saling keterkaitan antara hukum dan praktik jurnalistik di kedua negara.

Pada penelitian hukum normatif, yang mencakup inventarisasi hukum positif, asas-asas dan doktrin hukum, penemuan hukum dalam perkara in concreto, sistematik hukum, taraf sinkronisasi hukum, perbandingan hukum, serta sejarah hukum. Penelitian ini berfokus kepada studi Tinjauan Yuridis Perbandingan Hukum Pers antara Indonesia dan Jerman 23 .

Pendekatan dalam yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif analitis. Dengan ini penelitian ini memberikan gambaran data dengan cermat mengenai manusia, kondisi, atau gejala lainnya, dengan tujuan untuk memperjelas hipotesis yang ada. Pendekatan ini bertujuan untuk memperkuat teori-teori yang sudah ada atau dalam rangka menyusun teori-teori baru.

Penelitian ini bertujuan agar dapat menggambarkan perbandingan hukum secara horizontal24. Metode perbandingan hukum horizontal digunakan untuk membandingkan sistem hukum yang sejajar25. Pada penelitian ini objek yang dijadikan bahan adalah Perbandingan Hukum Pers secara keseluruhan antara Indonesia dengan Jerman.

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian dalam skripsi ini bersifat deskriptif analitis. Penelitian deskriptif analitis ini bertujuan untuk memberikan gambaran-gambaran secara rinci, sistematis, dan menyeluruh terhadap Tinjauan Yuridis Perbandingan Hukum Pers di Indonesia dan di Jerman. Dalam analisis harus sesuai dengan fakta yang diperoleh data-data yang telah

23 Soekanto op.cit h.51

24 Fathul A’dhim Mersikdiansyah, Desain Penyelenggaraan Pemilihan Umum di Indonesia (Telaah Ketentuan Pasal 523 Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum pada Penyelenggaraan Pemilihan Presiden Tahun 2019 Perspektif Demokrasi Konstitusional), Skripsi, NIM 18230103, Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, 2022, hlm. 31.

25Soekanto op.cit h.10

11 23

30

99 108 132

181

dikumpulkan dan akan dilakukan analisis cermat untuk menjawab permasalahan penelitian.

3. Data dan Sumber Data:

Sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Data merupakan informasi yang berbentuk dan dapat diproses oleh komputer, seperti representasi digital dari teks, angka, gambar grafis, atau suara26.Data tersebut dibagi menjadi data primer, data sekunder, dan data tersier. Data dalam penelitian ini menggunakan sekunder, sebagai data utama. Data Primer merupakan data yang diperoleh dari peraturan perundang- undangan, sementara itu data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku dan karya sastra, serta jurnal hukum atau rujukan hukum diluar peraturan, putusan, dan perundang-undangan27. Selanjutnya, data tersier merupakan data bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus (hukum), ensiklopedia. Pengolahan dan analisis data pada dasarnya tergantung pada jenis data yang digunakan. Dalam penelitian hukum normatif yang hanya menggunakan data sekunder, yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier, proses pengolahan dan analisis bahan hukum tersebut tidak dapat terlepas dari berbagai penafsiran yang dikenal dalam ilmu hukum.Oleh karena itu, bahan dalam penelitian ini dibedakan menjadi primer dan sekunder, dan tersier sehingga menjadi seperti berikut:

a. Bahan Hukum Primer merupakan data yang diperoleh dari Bahan Hukum utama diantaranya peraturan perundang-undangan, yang memiliki

26 Hasil Pencarian - KBBI VI Daring Dikutip pada 15 November 2024 pukul 20.00 WIB.

27 Indah Lestari, PERBANDINGAN HUKUM TATA NEGARA ANTARA INDONESIA DAN BRUNEI DARUSSALAM DALAM EKSISTENSI HUKUM SYARIAH, Universitas Sriwijaya, Palembang, 2021.

12 19 23

30 38

38 47 156

kekuatan yang mengikat terdiri dari peraturan-peraturan pers di Indonesia dan Jerman.

b. Bahan Hukum sekunder merupakan data yang diperoleh dari buku-buku, serta teks atau jurnal yang ditulis oleh penulis dan peneliti terdahulu.

c. Bahan Hukum Tersier merupakan data pendukung daripada bahan premier dan sekunder daripada penelitian yang diteliti.

Peraturan Indonesia:

1) Undang -Undang Dasar Republik Indonesia 194528 2) UU No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers29

3) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik

Peraturan Jerman:

1) Grundgesetz für die Bundesrepublik Deutschland vom 23. Mai 194930

2) Staatsvertrag über den Rundfunk und die Telemedien (Medienstaatsvertrag

– MStV)

in der Fassung des Fünften Staatsvertrags zur Änderung medienrechtlicher Staatsverträge

(Fünfter Medienänderungsstaatsvertrag)

in Kraft seit 1. Oktober 2024)31

3) Gesetz zur Regelung des Zugangs zu Informationen des Bundes (Informationsfreiheitsgesetz)

vom 5. September 200532 .

28 Merupakan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945.

29 Merupakan Undang-Undang Mengenai Pers yang diundangkan untuk mengatur mengenai pers di Indonesia.

30 Konstitusi Jerman

31 UU Pers Jerman

32 Informations Freiheit Gesetz adalah undang-undang yang diberlakukan untuk mengatur penyediaan informasi publik di sektor publik.

68 70

73

110

120 136

199

206

4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data didalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan (Library Research) dengan melakukan penelusuran dan pencarian peraturan perundang-undangan, dokumen- dokumen, buku-buku, artikel, dan hasil penelitian terdahulu yang dapat dilakukan di beberapa tempat, seperti: Perpustakaan Pusat Universitas Trisakti, dan Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Trisakti, serta mengkaji penelitian terdahulu yang berkaitan dengan objek yang diteliti yang mencakup Tinjauan Yuridis Perbandingan Hukum Pers antara Indonesia dengan Jerman.

5. Analisis Data

Metodologi analisis data yang ada dalam penelitian ini adalah metode analisis dengan pendekatan kualitatif. Metode ini berfokus pada analisis data sekunder yang telah dikumpulkan untuk menemukan jawaban atas permasalahan utama penelitian. Tujuan dari metode analisis ini adalah untuk memahami dan mendapatkan wawasan mendalam atau "subject understanding" mengenai topik yang menjadi permasalahan. Selain itu, penelitian ini menganalisis objek penelitian secara keseluruhan untuk melengkapi data sekunder yang ada.