i LAPORAN
PENELITIAN DASAR KEILMUAN
ANALISIS KESESUAIAN INFORMASI NILAI GIZI DAN KLAIM GIZI TERKAIT SERAT PADA PRODUK PANGAN KEMASAN
Tim Pengusul
Nur Setiawati Rahayu (0311039001) Debby Endayani Safitri (0320049002)
Mouhamad Bigwanto (0317108701)
Nomor Surat Kontrak Penelitian : 168/F.03.07/2021 Nilai Kontrak : Rp. 9.000.000
PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR HAMKA JAKARTA 2021
ii
TINIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
PROF. DR.HAMKA
LEMBAGA PENELITIAN DAI\ PENGEMBANGAN
Jln. Tanah Merdeka, Pasar Rebo, Jakarta Timur Telp. 02{-8416624, 87781809; Fax. 87781809
SURA.T PERJANJIAN KONTRAK KERJA PENELITIAN LEMBAGA PENELITIAN DAI{ PENGEN{BANGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR HAMKA
Nomor Tanggal
1Gg 1F.03.07 I 2021
: 19 April 2021
B i s m i. ll u h ir r a h m an irr a h im
Pada hari ini, Senin, tanggal Serribilan Belas, bulan April, Tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu, yang bertanda tangan
di
bawahini
Prof.Dr.
Suswandari, M.Pd, Kefua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Universitas Muharnmadiyah Prof-. DR. HAMKA, seianjutnya disebut sebagaiPIHAK PERTAMA; Nur setiawati Rahayu S.Pd., MKM., selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kontrak Kerja Penelitian yang didanai oleh RAPB Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA Tahr-rn
202012021.
Pasal 1
PIHAK KEDUA
akan melaksanakan kegiatan penelitian denganjudul :
ANALISISKESESUAIAN INFORMASI
NILAI
GIZI DANKLAIM
GIZI TERKAIT SERAT PADA PRODUK PANGAN KEMASAN dengan luaran waiib dan luaran tambahan sesuai data usulan penelitian Bacth 1 Tahun 2020 melalui simakip.uhamka.ac.id..Pasal 2
Rukti luaran penelitian r,vajib dan tambahan harus sesuai sebagaimana yang dqanjikan dalam Pasal
l. Luaran penelitian yang dimaksud dilampirkan pada saat Monitoring Evaluasi dan laporan akhir penelitian yang diunggah melalui sirnakip.uhamka.ac.id.
Pasal 3
Kegiatan tersebut dalarn Pasal 1 akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA mulai tanggal 19 April 2A2l dan selesai pada tanggal 20 Novernber 2021.
Pasal 4
Beldasarkan kemanrpuan keuangan lernbaga, PIHAK PERTAMA menyediakan dana sebesar Rp.9.000.000.- (Terbilang : Sembilan Jttta)kepada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan kegiatan tersebut dalam Pasal 1.
Pasal 5
Pembayaran dana tersebut dalam Pasal4 akan dilakukan dalam 2 (dua) termin sebagai berikut;
I
Hak Clipta O http:iisimakip. uhamka.ac.id Tanggal Dou,nload: 1/+-04-202i Halatran I dari l
(1) Termin
I
50 %: Sebesar 4.500.000 (Terbilang: Empat Jtia Lintu Ratu,s Ribu Rupialz) setelah PIHAK KED{JA menyerahkan proposal perielitian yang telah direview dan diperbaiki sesuai saran revierver pada ke--tiatan tersebut Pasal 1 yang dilengkapi dengan tanda tangan asli dekan dan ketua program studi.(2) Ternrin
II
50 oA : Sebesar 4.500.000 (Terbilang: Erutpat Juta Lima Rattts Ribu Rupictlr) setelahPIHAK KEDIJA mengikuti proses monitoring dan evaluasi serta mengunggah laporan akhir penelitian dengan melampirkan bukti luaran penelitian wajib dan tambahan sesuai Pasal 1 ke
s irnakip.uh amka. ac.id.
Pasal 6
(1) PIHAK KEDUA wajib melaksanakan kegiatan tersebut dalam Pasal
I
dalarn rvaktu yang ditentukan dalarn Pasal 3.(2) PIHAK PERTAMA akan melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan rersebur sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 1. Bila PIHAK KEDUA tidak mengikuti Monitoring dan Evaluasi sesuai dengan jadwal yang ditentukan, tidak bisa melanjutican penyelesaian penelitian dan harus mengikr-rti proses Monitoring dan Evaluasi pada periode berikutnya.
(3) PIHAK PERTAMA akan mendenda PIHAK KEDUA setiap hari keterlambatan penyerahan laporan hasil kegiatan sebesar 0.5 oh (setengah persen) maksimal 20% (dua puluh persen) dari jumlah dana tersebut dalarn Pasal4.
(4) Dana Penclitian dikerrakan Pajak Pertar.nbahan Nilai (PPN) dari keseluruhan dana 1,ang diterima oleh PIHAK PERTAMA sebcsar 5 % (lima persen)
Jakarta, 19 Aprll 2021
PIHAK PERTAMA
Lembaga Penelitian dan Pengembangan
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
Prof. Dr. Suswandari, M.Pd
MI(M. f{ur setiawati Rahayu S.Pd.,
PIHAK KEDUA
Peneliti.
E *N\".\S
J s\\
= ,N\l
= Wil 5'.Nr
N
E81 F1 lilul
II UHAMKA
SARI M.Ag.
Hak Cipta iO http://simakip.uharnka.ac.rd Tanggal l)ownload: I 4-04-2021 Halaman I dari 2
A\-
iv RINGKASAN
Prevalensi obesitas di wilayah perkotaan semakin meningkat. Unicef mengungkapkan bahwa salah satu faktor penyebabnya adalah akses yang mudah terhadap pangan kemasan.
Oleh karena itu, peran produsen pangan kemasan sangat penting. Salah satu komitmen yang diharapkan dari produsen pangan kemasan adalah untuk menyajikan produk pangan yang sehat dengan klaim gizi sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kepatuhan produsen pangan kemasan dalam pelabelan produk yogurt dengan klaim gizi terkait serat. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain studi kualitatif. Unit penelitian adalah label produk yoghurt kemasan. Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga Juli 2021 di Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR. Hamka, Jakarta. Pada penelitian ini, produk yogurt yang berhasil teridentifikasi sebanyak 73 sampel, meliputi produk yogurt stirred dan yogurt drink. Sebanyak 73 sampel produk yogurt berasal dari 6 merek yang sangat dikenal di pasaran, yaitu Biokul (3 produk), Cimory (18 produk), Delicyo (3 produk), Greenfields (26 produk), Heavenly Blush (21 produk), dan Yovic (2 produk). Berdasarkan data, 60 dari 73 sampel produk (82,19%) memiliki klaim sumber serat, sedangkan 13 (17,81%) lainnya memiliki klaim tinggi serat. Seluruh sampel memenuhi kriteria klaim gizi, yaitu mengandung 3 gram per 100gram (dalam bentuk padat) atau 1,5 gram per 100 kkal (dalam bentuk cair) untuk “Sumber Serat” dan mengandung 6gram serat per 100gram (dalam bentuk padat) atau 3 gram per 100 kkal (dalam bentuk cair) untuk “Tinggi Serat”.
Terdapat dua sampel yang tidak menampilkan kandungan kolesterol pada informasi nilai gizinya. Salah satu sampel produk menuliskan informasi nilai gizi lemak dalam satuan mg, tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur melalui Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 22 Tahun 2019 Tentang Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan Olahan.
Dalam ketentuan tersebut, lemak harus ditampilkan dalam satuan gram.
v DAFTAR ISI
Cover ...
Lembar Pengesahan ...ii
Surat Perjanjian Kontrak ...iii
Daftar Isi ...v
BAB 1 Pendahuluan ...1
1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Rumusan Masalah ...1
1.3 Tujuan Penelitian ...2
1.4 Manfaat Penelitian ...2
BAB 2 Tinjauan Pustaka ...3
BAB 3 Metodelogi Penelitian ...5
BAB 4 Hasil dan Pembahasan ...6
BAB 5 Kesimpulan dan Saran ...12
BAB 6 Luaran yang Dicapai ...13
Daftar Pustaka ...14
1 BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kelebihan berat badan merupakan salah satu masalah kesehatan di wilayah perkotaan. Di Indonesia, prevalensi penduduk yang mengalami kelebihan berat badan terus meningkat dalam 10 tahun terakhir. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018, proporsi berat badan lebih dan obesitas pada orang dewasa masing-masing mencapai 13,6% dan 21,8%. Dengan menggunakan indikator obesitas sentral, proporsi bahkan lebih tinggi, mencapai 31% pada tahun yang sama.
Asupan serat merupakan salah satu faktor yang diketahui dapat menurunkan risiko obesitas (Jovanovski, et al., 2021; Safitri & Rahayu, 2020). Serat memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan pencernaan, salah satunya membuat rasa kenyang lebih lama, untuk mengurangi nafsu makan berlebih. Pangan yang kaya serat biasanya rendah lemak dan gula sederhana, sehingga densitas energi pangan lebih rendah.
Masyarakat perkotaan biasanya memiliki akses yang lebih baik terhadap pangan kemasan (UNICEF, 2021). Kesibukan yang tinggi juga mendukung masyarakat perkotaan untuk memilih pangan kemasan yang lebih praktis. Peluang ini dimanfaatkan oleh produsen produk pangan untuk menciptakan produk yang menjawab kebutuhan masyarakat, salah satunya dengan memasarkan produk pangan dengan klaim sumber atau tinggi serat. Pangan yang banyak produksi dengan klaim tinggi serat adalah produk yoghurt dan produk sereal sarapan.
Label pangan merupakan salah satu media bagi suatu produk untuk menampilkan keunggulan produk tersebut. Keputusan konsumen untuk membeli dan mengonsumsi suatu produk salah satunya dipengaruhi oleh keunggulan produk yang ditampilkan dalam label (Tambunan, 2016). Dalam pelabelan pangan, klaim gizi diatur melalui PerKaBPOM No 13 tahun 2016. Klaim gizi yang tidak sesuai pada label pangan, dapat merugikan konsumen dan menimbulkan dampak kesehatan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kepatuhan produsen pangan kemasan dalam klaim gizi terkait serat.
1.2. Rumusan Masalah
Prevalensi obesitas di wilayah perkotaan semakin meningkat. Unicef mengungkapkan bahwa salah satu faktor penyebabnya adalah akses yang mudah terhadap pangan kemasan. Oleh karena itu, peran produsen pangan kemasan sangat
2 penting. Salah satu komitmen yang diharapkan dari produsen pangan kemasan adalah untuk menyajikan produk pangan yang sehat dengan klaim gizi sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan.
1.3. Tujuan
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kepatuhan produsen pangan kemasan dalam pelabelan produk yogurt dengan klaim gizi terkait serat.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai pengaya referensi terkait pelabelan pangan kemasan sekaligus menjadi fungsi kontrol bagi produsen pangan kemasan dalam melakukan klaim gizi terkait serat.
3 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Pangan olahan didefinisikan sebagai makanan atau minuman hasil proses dengan metode tertentu, dengan atau tanpa menggunakan bahan tambahan. Klaim merupanan segala bentuk uraian yang secara langsung maupun tidak langsung menyatakan, menyarankan karakteristik tertentu dari suatu pangan. Terkait pangan olahan dan klaim ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengaturnya dalam Peraturan Kepala BPOM nomor 13 tahun 2016.
Klaim pada produk pangan olahan dibedakan menjadi beberapa golongan. Pembagian tersebut terdiri dari Klaim Gizi, Klaim Kesehatan, Klaim Kandungan Zat Gizi, Klaim Perbandingan Zat Gizi, Klaim Fungsi Zat Gizi, Klaim Fungsi Lain, dan Klaim Penurunan Risiko. Klaim biasanya tertera pada label pangan atau disampaikan produsen melalui iklan pangan. Pangan olahan yang memiliki klaim tertentu, diwajibkan untuk memenuhi syarat asupan per saji tidak melebihi 18 gram lemak total, 4 gram lemak jenuh, 60 mg kolesterol, dan 300 mg natrium.
Klaim yang terkait serat, dibagi menjadi Sumber Serat dan Tinggi Serat. Untuk memenuhi klaim gizi Sumber Serat, suatu produk harus mengandung 3 gram per 100 gram (dalam bentuk padat) atau 1,5 gram per 100 kkal (dalam bentuk cair). Sedangkan, untuk memenuhi klaim gizi Tinggi Serat, suatu produk paling tidak mengandung 6 gram serat per 100 gram (dalam bentuk padat) atau 3 gram per 100 kkal (dalam bentuk cair).
Setiap pangan kemasan yang mencantumkan klaim gizi wajib mencantumkan informasi nilai gizi pada label kemasannya. Format penulisan informasi nilai gizi secara baku diatur melalui Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 22 Tahun 2019 Tentang Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan Olahan. Informasi Nilai Gizi (ING) adalah daftar kandungan zat Gizi dan non Gizi Pangan Olahan sebagaimana produk Pangan Olahan dijual (as sold) sesuai dengan format yang dibakukan. Format baku ING ditampilkan dalam Gambar 1.
4 Gambar 1. Format Baku Informasi Nilai Gizi
Yogurt merupakan produk susu terfermentasi yang telah dikenal di seluruh dunia.
Produk ini biasa dibuat dari susu segar yang difermentasi menggunakan bakteri asam laktat dengan rasio 1:1. Bakteri yang biasa digunakan adalah Lactobacillus bulgaricus dan/atau Acidophilus dan Streptococcus thermophilus. Fermentasi dilakukan pada suhu dan lingkungan terkontrol (Das, et al. 2019). Yogurt merupakan salah satu produk kemasan yang umum memiliki klaim sumber/tinggi serat.
5 BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain studi kualitatif. Unit penelitian adalah label produk yoghurt kemasan.
3.2. Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga Juli 2021 di Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR. Hamka, Jakarta.
3.3. Tahap Penelitian
Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap, tahap persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan. Pada tahap persiapan, dilakukan penyusunan proposal dan instrument penelitian. Instrumen penelitian dibuat berdasarkan PerKa BPOM no 13 tahun 2016 tentang Pengawasan Klaim pada Label dan Iklan Pangan Olahan. Pada tahap ini juga peneliti akan berkoordinasi dengan BPOM terkait populasi produk yang terdapat di pasaran. Tahap pelaksanaan, diawali dengan menentukan sampel produk penelitian.
Sampel merupakan produk yogurt kemasan yang memiliki klaim sumber atau tinggi serat. Sampel dipilih melalui purposive sampling. Selanjutnya, sampel produk dianalisis kesesuaiannya dengan peraturan yang berlaku. Terakhir, pelaporan hasil penelitian, termasuk penyusunan luaran penelitian.
Diagram Alir Penelitian
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
6 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Yogurt merupakan salah satu produk kemasan yang umum memiliki klaim sumber/tinggi serat. Produk ini biasa dibuat dari susu segar yang difermentasi menggunakan bakteri asam laktat dengan rasio 1:1. Bakteri yang biasa digunakan adalah Lactobacillus bulgaricus dan/atau Acidophilus dan Streptococcus thermophilus. Fermentasi dilakukan pada suhu dan lingkungan terkontrol (Das, et al. 2019).
Yogurt merupakan produk probiotik yang memiliki berbagai manfaat kesehatan yang juga diberikan oleh serat pangan. Konsumsi yogurt berhubungan dengan penurunan risiko kanker paru-paru setelah memperhitungkan factor perancu (Yang, et al. 2020). Potensi pencegahan kanker yang ditunjukkan oleh konsumsi yogurt berkaitan dengan peranan prebiotic dan probiotik yang dikandung dalam yogurt.
Pada penelitian ini, produk yogurt yang berhasil teridentifikasi sebanyak 73 sampel, meliputi produk yogurt stirred dan yogurt drink. Sebanyak 73 sampel produk yogurt berasal dari 6 merek yang sangat dikenal di pasaran, yaitu Biokul (3 produk), Cimory (18 produk), Delicyo (3 produk), Greenfields (26 produk), Heavenly Blush (21 produk), dan Yovic (2 produk). Rincian data terkait produk ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Identitas Sampel No Merek Dairy
Produk Nama Produk Ukuran Takaran
saji Satuan Varian
1 Biokul Sttired Yogurt 80 80 ml Plain
2 Biokul Sttired Yogurt 80 80 ml Strawberry
3 Biokul Sttired Yogurt 80 80 ml Blueberry
4 Cimory Mini Yoghurt Drink 70 125 ml Blueberry
5 Cimory Mini Yoghurt Drink 70 125 ml Strawberry
6 Cimory Mini Yoghurt Drink 70 125 ml Mixed Berry
7 Cimory Mini Yoghurt Drink 70 125 ml Original
8 Cimory Yogurt Drink 250 250 ml Mixed Bery
9 Cimory Yogurt Drink 250 250 ml Mixed Fruit
10 Cimory Yogurt Drink 250 250 ml Lychee
11 Cimory Yogurt Drink 250 250 ml Blueberry
12 Cimory Yogurt Drink 250 250 ml Strawberry
Manggo
13 Cimory Yogurt Drink 250 250 ml Mango
7 No Merek Dairy
Produk Nama Produk Ukuran Takaran
saji Satuan Varian
14 Cimory Yogurt Drink 250 250 ml Original
15 Cimory Yogurt Drink 250 250 ml Red Grape
16 Cimory Yogurt Drink Low Fat 250 250 ml Strawberry Manggo 17 Cimory Yogurt Drink Low Fat 250 250 ml Tropical Fruit 18 Cimory Yogurt Drink Low Fat 250 250 ml Aloevera 19 Cimory Yogurt Drink Low Fat 250 250 ml Blueberry
20 Cimory Yogurt Drink Low Fat 250 250 ml Banana
21 Cimory Yogurt Drink Low Fat 250 250 ml Original
22 Delicyo Yogurt Drink 250 125 ml Blueberry
23 Delicyo Yogurt Drink 250 125 ml Strawberry &
Banana
24 Delicyo Yogurt Drink 250 125 ml Pomegranate
25 Greenfields Yogurt Drink 250 250 ml Mango
26 Greenfields Yogurt Drink 250 250 ml Blueberry
27 Greenfields Yogurt Drink 250 250 ml Lychee
28 Greenfields Yogurt Drink 250 250 ml Peach
29 Greenfields Yogurt Drink 250 250 ml Mixed Fruit
30 Greenfields Yogurt Drink 250 250 ml Original
31 Greenfields Yogurt Drink 250 250 ml Raspberi Leci
32 Greenfields Yogurt Drink 250 250 ml Tropical Banana
33 Greenfields Yogurt Drink 250 250 ml Sirsak
34 Greenfields Yogurt Drink 250 250 ml Strawberry
35 Greenfields Yogurt Drink Kids 150 150 ml Blueberry 36 Greenfields Yogurt Drink Kids 150 150 ml Lychee 37 Greenfields Yogurt Drink Kids 150 150 ml Strawberry
38 Greenfields Yogurt Kids 80 125 gram Strawberry
39 Greenfields Yogurt Kids 80 125 gram Blueberry
40 Greenfields Yogurt Kids 80 125 gram Mango Peach
41 Greenfields Yogurt Kids 80 125 gram Raspberry
Lychee
42 Greenfields Yogurt Kids 80 125 gram Mixed Berry
43 Greenfields Yogurt Kids 80 125 gram Banana
44 Greenfields Yogurt Kids 80 125 gram Original
45 Greenfields Yogurt Stirred 125 125 gram Mango&Peach 46 Greenfields Yogurt Stirred 125 125 gram Strawberry 47 Greenfields Yogurt Stirred 125 125 gram Mixed Berry 48 Greenfields Yogurt Stirred 125 125 gram Blueberry 49 Greenfields Yogurt Stirred 125 125 gram Raspberry
Lychee
8 No Merek Dairy
Produk Nama Produk Ukuran Takaran
saji Satuan Varian
50 Greenfields Yogurt Stirred 125 125 gram Mango
51 Heavenly Blush Tummy Yogurt 180 125 ml Lemon
52 Heavenly Blush Tummy Yogurt 180 125 ml Passion Fruit 53 Heavenly Blush Tummy Yogurt 180 125 ml Guanabana
Starfruit 54 Heavenly Blush Tummy Yogurt Drink 180 180 ml Blueberry
Redbeet 55 Heavenly Blush Tummy Yogurt Drink 180 180 ml Raspberry
Broccoli 56 Heavenly Blush Tummy Yogurt Drink 180 180 ml Mango Carrot 57 Heavenly Blush Tummy Yogurt Stirred 80 80 gram Strawberry
Banana 58 Heavenly Blush Tummy Yogurt Stirred 80 80 gram Original 59 Heavenly Blush Tummy Yogurt Stirred 80 80 gram Coconut Almond 60 Heavenly Blush Tummy Yogurt Stirred 80 80 gram Blueberry
Redbeet
61 Heavenly Blush Yo! 200 200 ml Lychee Spinach
62 Heavenly Blush Yo! 200 200 ml Raspberry
Pumpkin
63 Heavenly Blush Yo! 200 200 ml Banana Berries
Brocoly
64 Heavenly Blush Yo! 200 200 ml Mango Carrot
65 Heavenly Blush Yo! Kiddo Actgro 180 125 ml Mango 66 Heavenly Blush Yo! Kiddo Actgro 180 125 ml Raspberry 67 Heavenly Blush Yo! Kiddo Actgro 180 125 ml Classic 68 Heavenly Blush
Yoguruto (Yogurt
Drink) 200 125 ml Wholesome
Original 69 Heavenly Blush
Yoguruto (Yogurt
Drink) 200 125 ml
Strawberry 70 Heavenly Blush
Yoguruto (Yogurt
Drink) 200 125 ml
Peach 71 Heavenly Blush
Yoguruto (Yogurt
Drink) 200 125 ml
Blackcurrant
72 Yovic Yogurt Drink 200 200 ml Strawberry
73 Yovic Yogurt Drink 200 200 ml Mango
Sebagian besar (67,12%) sampel memiliki takaran saji dalam jumlah yang sama dengan ukuran kemasan. Sebagian produk memiliki jumlah sajian per kemasan lebih dari 1 sajian, seperti Heavenly Blush Yo! Kiddo Actgro dan Yoguruto. Hal ini, seringkali menjadi perancu bagi konsumen, yang menyebabkan konsumsi energi lebih dari yang diperkirakan. Sebagai contoh, pada Produk Delicyo, kemasan berukuran 250ml sementara takaran saji yang menjadi dasar pencantuman informasi nilai gizi, adalah 125ml. Dengan demikian, apabila konsumen
9 mengonsumsi habis 1 kemasan, zat gizi yang diasup dua kali lipat nilai yang tertera pada informasi nilai gizi.
Berdasarkan data, 60 dari 73 sampel produk (82,19%) memiliki klaim sumber serat, sedangkan 13 (17,81%) lainnya memiliki klaim tinggi serat. Seluruh sampel memenuhi kriteria klaim gizi, yaitu mengandung 3 gram per 100 gram (dalam bentuk padat) atau 1,5 gram per 100 kkal (dalam bentuk cair) untuk “Sumber Serat” dan mengandung 6 gram serat per 100 gram (dalam bentuk padat) atau 3 gram per 100 kkal (dalam bentuk cair) untuk “Tinggi Serat”.
Kandungan serat paling tinggi dalam satu takaran saji dimiliki oleh produk Heavenly Blush Tummy Yogurt Drink, yaitu 11 gram per takaran saji (180ml, 160kkal). Sedangkan kandungan serat paling rendah dalam satu takaran saji adalah 2 gram per takaran saji (150ml, 110kkal) dimiliki oleh Greenfields Yogurt Drink Kids.
Berdasarkan data, jumlah kalori tertinggi yang dikandung dalam setiap satu sajian sampel adalah 200 kkal, yaitu Cimory Yogurt Drink Low Fat (250ml/takaran saji). Sampel ini memberikan sumbangan kalori lebih besar dibandingkan produk dari merek yang sama dengan varian lain, Cimory Yogurt Drink. Padahal, konsumen umumnya berasumsi bahwa varian Low Fat memberikan kontribusi energi lebih rendah. Sementara itu, jumlah kalori paling rendah yang dikandung dalam satu sajian adalah 35 kkal, yaitu Delicyo Yogurt Drink Blueberry.
Takaran saji yang disarankan dari produsen untuk Delicyo Yogurt Drink Blueberry adalah 125 ml, sementara produk ini dikemas dalam volume 250 ml.
Pangan olahan yang memiliki klaim tertentu, diwajibkan untuk memenuhi syarat asupan per saji tidak melebihi 18gram lemak total, 4gram lemak jenuh, 60 mg kolesterol, dan 300 mg natrium. Syarat ini harus dapat diketahui melalui informasi nilai gizi yang dicantumkan pada label produk. Sampel penelitian ini, memiliki lemak total per takaran saji paling tinggi sebesar 5gram, yaitu Greenfields Yogurt Drink varian rasa Leci dan Sirsak. Kedua produk ini juga memiliki kontribusi kolesterol paling tinggi di antara sampel lain, yaitu sebesar 20mg.
Yovic Yogurt Drink (Varian Mangga dan Strawberry) memiliki kandungan lemak total per takaran saji yang sedikit lebih rendah, yaitu 4,5 gram. Namun demikian, produk ini tidak menampilkan kandungan kolesterol pada informasi nilai gizinya, seperti tampak pada Gambar 3. Nilai kolesterol tidak wajib ditampilkan pada informasi nilai gizi apabila kandungan pada produk tidak mencapai 2mg.
10 Gambar 3. Informasi Nilai Gizi Yovic Yogurt Drink
Produk Greenfields Yogurt Drink Rasa Tropical Banana memiliki kandungan natrium paling tinggi di antara produk lain, yaitu sebesar 135mg (10% AKG). Sedangkan kandungan natrium paling rendah adalah 30mg, dimiliki oleh Greenfields Yogurt Kids dan Greenfields Yogurt Stirred. Batasan asupan natrium yang dianjurkan WHO adalah 2400mg. Pemerintah Indonesia, melalui Permenkes RI Nomor 30 Tahun 2013 mengatur Batas maksimal asupan natrium untuk mencegah penyakit tidak menular sebanyak 2000mg per hari.
Salah satu sampel produk menuliskan informasi nilai gizi lemak dalam satuan mg, tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur melalui Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 22 Tahun 2019 Tentang Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan Olahan. Dalam ketentuan tersebut, lemak harus ditampilkan dalam satuan gram.
Saat ini perilaku membaca label pangan menjadi perhatian dan cukup banyak menjadi topik edukasi gizi. Safitri dan Rahayu (2018) melakukan edukasi terkait pemahaman terhadap informasi nilai gizi di Kebupaten Bekasi dan secara signifikan meningkatkan kemampuan membaca label. Topik yang serupa juga menjadi materi edukasi yang dilakukan oleh Megawati (2019) di Kota Depok dan Ningtyas, et al. (2018) di Kota Malang. Penelitian juga menunjukkan bahwa informasi nilai gizi pada label pangan menjadi factor penentu dalam pembelian produk pangan pada 91,11% responden (Widiawati dan Komalasari, 2020). Karena itu, produsen
11 produk pangan sebaiknya menjaga kredibilitas informasi yang diberikan melalui label pangan sebagai bentuk kontribusi dalam upaya pencegahan penyakit tidak menular yang terus digalakkan oleh pemerintah.
12 BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Perilaku membaca label pangan menjadi salah satu factor penentu dalam keputusan membali produk pangan. Berdasarkan data pada penelitian ini, seluruh sampel mematuhi aturan jumlah serat minimal untuk mencantumkan klaim sumber serat dan tinggi serat. Sebagian kecil sampel memuat informasi yang tidak sesuai dengan peraturan yang ditetapkan pemerintah. Dua sampel tidak memuat informasi kandungan kolesterol pada informasi nilai gizi, sedangkan satu sampel lain menuliskan satuan yang tidak sesuai dengan yang ditetapkan.
5.2. Saran
Pada produk yogurt kemasan masih ditemukan praktik pelabelan pangan yang tidak sesuai dengan ketantuan. Kontrol terhadap pelabelan produk pangan oleh pemerintah harus terus dilakukan. Sementara itu, produsen hendaknya memperbarui diri dengan ketentuan baku terbaru terkait label pangan dan lebih cermat dalam menyajikan informasi pada label pangan.
13 BAB 6. LUARAN YANG DICAPAI
Jurnal
IDENTITAS JURNAL
1 Nama Jurnal ARGIPA (Arsip Gizi dan Pangan)
2 Website Jurnal https://journal.uhamka.ac.id/index.php/argipa/index
3 Status Makalah Submitted
4 Jenis Jurnal Jurnal Nasional terakreditasi Sinta 3 4 Tanggal Submit 21 November 2021
5 Bukti Screenshot submit
Pemakalah di seminar
IDENTITAS SEMINAR
1 Nama Jurnal 2 Website Jurnal 3 Status Makalah 4 Jenis Prosiding 4 Tanggal Submit
5 Bukti Screenshot submit
ICNDFS 2022 :16 (International Conference on Nutrition, Dietetics and Food Science) waset.org
submitted
30 November 2021
Prevalensi obesitas di wilayah perkotaan semakin meningkat. Unicef mengungkapkan bahwa salah satu faktor penyebabnya adalah akses yang mudah terhadap pangan kemasan. Oleh karena itu, peran produsen pangan kemasan sangat penting. Salah satu komitmen yang diharapkan dari produsen pangan kemasan adalah untuk menyajikan produk pangan yang sehat dengan klaim gizi sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kepatuhan produsen pangan kemasan dalam pelabelan produk yogurt dengan klaim gizi terkait serat. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain studi kualitatif. Unit penelitian adalah label produk yoghurt kemasan. Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga Juli 2021 di Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR. Hamka, Jakarta. Pada penelitian ini, produk yogurt yang berhasil teridentifikasi sebanyak 73 sampel, meliputi produk yogurt stirred dan yogurt drink. Sebanyak 73 sampel produk yogurt berasal dari 6 merek yang sangat dikenal di pasaran, yaitu Biokul (3 produk), Cimory (18 produk), Delicyo (3 produk), Greenfields (26 produk), Heavenly Blush (21 produk), dan Yovic (2 produk). Berdasarkan data, 60 dari 73 sampel produk (82,19%) memiliki klaim sumber serat, sedangkan 13 (17,81%) lainnya memiliki klaim tinggi serat. Seluruh sampel memenuhi kriteria klaim gizi, yaitu mengandung 3 gram per 100gram (dalam bentuk padat) atau 1,5 gram per 100 kkal (dalam bentuk cair) untuk “Sumber Serat” dan mengandung 6gram serat per 100gram (dalam bentuk padat) atau 3 gram per 100 kkal (dalam bentuk cair) untuk “Tinggi Serat”. Terdapat dua sampel yang tidak menampilkan kandungan kolesterol pada informasi nilai gizinya. Salah satu sampel produk menuliskan informasi nilai gizi lemak dalam satuan mg, tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur melalui Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 22 Tahun 2019 Tentang Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan Olahan. Dalam ketentuan tersebut, lemak harus ditampilkan dalam satuan gram
Keywords—serat, obesitas, label pangan
1. Program Studi Gizi, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka
2. Program studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka Nur Setiawati Rahayu1, Debby Endayani Safitri1, Mouhammad Bigwanto2
Evaluasi Nilai Serat pada Pangan Kemasan
14 DAFTAR PUSTAKA
Das, K., Choudhary, R., & Thompson-Witrick, K. A. (2019). Effects of new technology on the current manufacturing process of yogurt-to increase the overall marketability of yogurt. Lwt, 108, 69-80.
Jovanovski, E., Mazhar, N., Komishon, A., Khayyat, R., Li, D., Mejia, S. B., et al. (2020).
Effect of viscous fiber supplementation on obesity indicators in individuals consuming calorie- restricted diets: a systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. European journal of nutrition, 1-12.
Ningtyas, I., Handayani, D., & Kusumastuty, I. (2018). Pengetahuan Nutrition Facts dan Pemilihan Makanan Kemasan Mahasiswa Obesitas antara Metode Edukasi Personal dan Ceramah. Amerta Nutrition, 2(3), 271-282.
Safitri, D. E., & Rahayu, N. S. (2020). Determinan status gizi obesitas pada orang dewasa di perkotaan: Tinjauan sistematis. ARKESMAS (Arsip Kesehatan Masyarakat), 5(1), 1-15.
Safitri, D. E., & Rahayu, N. S. (2018). The effect of food label literacy education on high school students’ knowledge. ARGIPA (Arsip Gizi Dan Pangan), 3(2), 91-95.
https://doi.org/10.22236/argipa.v3i2.1667
Tambunan, S. R. (2016). Proses Pengambilan Keputusan Melalui Kemasan Pada Produk Snack. Komunikatif, 5(1), 93-115.
Unicef.org. (2021, 4 Maret). Indonesia: Tingkat obesitas di kalangan orang dewasa berlipat ganda selama dua dekade terakhir UNICEF dan WHO menyerukan peningkatan konsumsi makanan dan minuman sehat pada Hari Obesitas Sedunia. Diakses pada 10 Maret 2021, dari https://www.unicef.org/indonesia/id/press-releases/indonesia-tingkat- obesitas-di-kalangan-orang-dewasa-berlipat-ganda-selama-dua-dekade
Widiawati, D., & Komalasari, E. (2020). Gambaran Tingkat Kepatuhan Membaca Label Pangan pada Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Al Azhar Indonesia. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains dan Teknologi, 5(3), 151-157.
Yang, J. J., Yu, D., Xiang, Y. B., Blot, W., White, E., Robien, K., ... & Shu, X. O. (2020).
Association of dietary fiber and yogurt consumption with lung cancer risk: a pooled analysis. JAMA oncology, 6(2), e194107-e194107.
1
ARGIPA (Arsip Gizi dan Pangan). 2017. Vol. x, No.y: p-pp Available online on https://journal.uhamka.ac.id/index.php/argipa p-ISSN 2502-2938; e-ISSN 2579-888X DOI:
ANALISIS KESESUAIAN INFORMASI NILAI GIZI DAN KLAIM GIZI TERKAIT SERAT PADA PRODUK PANGAN KEMASAN
Analysis of conformity of nutrition fact and fiber related nutrition claim in packed food products
Nur Setiawati Rahayu1), Debby Endayani Safitri1), Mouhamad Bigwanto2)
1 Prodi Ilmu Gizi, FIKES UHAMKA, Jakarta; 2 Prodi Kesehatan Masyarakat, FIKES UHAMKA, Jakarta Email korespondensi: [email protected]
Submitted: Revised: Accepted:
How to cite:
ABSTRACT
Commitment expected from packaged food producers is to serve healthy food products with nutritional claims in accordance with the specified qualifications. This study was conducted to evaluate the compliance of packaged food producers in labeling yogurt products with nutritional claims related to fiber. This research is a qualitative study design. The research unit is the label of packaged yogurt products. The research was conducted from May to July 2021 at the Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Prof DR. Hamka, Jakarta. In this study, 73 samples of yogurt products were identified, including stirred yogurt products and yogurt drinks. A total of 73 samples of yogurt products came from 6 well-known brands in the market, namely Biokul (3 products), Cimory (18 products), Delicyo (3 products), Greenfields (26 products), Heavenly Blush (21 products), and Yovic ( 2 products). Based on the data, 60 of the 73 product samples (82.19%) had claims of fiber sources, while 13 (17.81%) had high-fiber claims. All samples met the nutritional claim criteria, namely containing 3 grams per 100gram (in solid form) or 1.5 grams per 100 kcal (in liquid form) for “Source of Fiber” and containing 6 grams of fiber per 100gram (in solid form) or 3 grams per 100 kcal (in liquid form) for
“High Fiber”. There are two samples that do not display cholesterol content in the nutritional value information. One of the product samples wrote information on the nutritional value of fat in mg units, not in accordance with the provisions regulated through BPOM Regulation No. 22 of 2019.
Keywords: Fiber, Food Label, Nutrition fact ABSTRAK
Salah satu komitmen yang diharapkan dari produsen pangan kemasan adalah untuk menyajikan produk pangan yang sehat dengan klaim gizi sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kepatuhan produsen pangan kemasan dalam pelabelan produk yogurt dengan klaim gizi terkait serat. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain studi kualitatif. Unit penelitian adalah label produk yoghurt kemasan. Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga Juli 2021 di Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR. Hamka, Jakarta. Pada penelitian ini, produk yogurt yang berhasil teridentifikasi sebanyak 73 sampel, meliputi produk yogurt stirred dan yogurt drink. Sebanyak 73 sampel produk yogurt berasal dari 6 merek yang sangat dikenal di pasaran, yaitu Biokul (3 produk), Cimory (18 produk), Delicyo (3 produk), Greenfields (26 produk), Heavenly Blush (21 produk), dan Yovic (2 produk). Berdasarkan data, 60 dari 73 sampel produk (82,19%) memiliki klaim sumber serat, sedangkan 13 (17,81%) lainnya memiliki klaim tinggi serat. Seluruh sampel memenuhi kriteria klaim gizi, yaitu mengandung
2
3 gram per 100gram (dalam bentuk padat) atau 1,5 gram per 100 kkal (dalam bentuk cair) untuk “Sumber Serat” dan mengandung 6gram serat per 100gram (dalam bentuk padat) atau 3 gram per 100 kkal (dalam bentuk cair) untuk “Tinggi Serat”. Terdapat dua sampel yang tidak menampilkan kandungan kolesterol pada informasi nilai gizinya. Salah satu sampel produk menuliskan informasi nilai gizi lemak dalam satuan mg, tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur melalui Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun 2019.
Kata kunci: Informasi Nilai Gizi, Label Pangan, Serat
PENDAHULUAN
Kelebihan berat badan merupakan salah satu masalah kesehatan di wilayah perkotaan. Di Indonesia, prevalensi penduduk yang mengalami kelebihan berat badan terus meningkat dalam 10 tahun terakhir. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018, proporsi berat badan lebih dan obesitas pada orang dewasa masing-masing mencapai 13,6% dan 21,8%. Dengan menggunakan indikator obesitas sentral, proporsi bahkan lebih tinggi, mencapai 31% pada tahun yang sama.
Asupan serat merupakan salah satu faktor yang diketahui dapat menurunkan risiko obesitas (Jovanovski, et al., 2021; Safitri &
Rahayu, 2020). Serat memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan pencernaan, salah satunya membuat rasa kenyang lebih lama, untuk mengurangi nafsu makan berlebih. Pangan yang kaya serat biasanya rendah lemak dan gula sederhana, sehingga densitas energi pangan lebih rendah.
Masyarakat perkotaan biasanya memiliki akses yang lebih baik terhadap pangan kemasan (UNICEF, 2021). Kesibukan yang tinggi juga mendukung masyarakat perkotaan untuk memilih pangan kemasan yang
lebih praktis. Peluang ini dimanfaatkan oleh produsen produk pangan untuk menciptakan produk yang menjawab kebutuhan masyarakat, salah satunya dengan memasarkan produk pangan dengan klaim sumber atau tinggi serat.
Pangan yang banyak produksi dengan klaim tinggi serat adalah produk yoghurt dan produk sereal sarapan.
Label pangan merupakan salah satu media bagi suatu produk untuk menampilkan keunggulan produk tersebut. Keputusan konsumen untuk membeli dan mengonsumsi suatu produk salah satunya dipengaruhi oleh keunggulan produk yang ditampilkan dalam label (Tambunan, 2016). Dalam pelabelan pangan, klaim gizi diatur melalui PerKaBPOM No 13 tahun 2016.
Klaim gizi yang tidak sesuai pada label pangan, dapat merugikan konsumen dan menimbulkan dampak kesehatan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kepatuhan produsen pangan kemasan dalam klaim gizi terkait serat.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain studi kualitatif. Unit penelitian adalah label produk yoghurt kemasan.
3
Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga Juli 2021 di Fakultas Ilmu- ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof DR. Hamka, Jakarta.
Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap, tahap persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan. Pada tahap persiapan, dilakukan penyusunan proposal dan instrument penelitian. Instrumen penelitian dibuat berdasarkan PerKa BPOM no 13 tahun 2016 tentang Pengawasan Klaim pada Label dan Iklan Pangan Olahan. Pada tahap ini juga peneliti akan berkoordinasi dengan BPOM terkait populasi produk yang terdapat di pasaran. Tahap pelaksanaan, diawali dengan menentukan sampel produk penelitian. Sampel merupakan produk yogurt kemasan yang memiliki klaim sumber atau tinggi serat. Sampel dipilih melalui purposive sampling.
Selanjutnya, sampel produk dianalisis kesesuaiannya dengan peraturan yang berlaku. Terakhir, pelaporan hasil penelitian, termasuk penyusunan luaran penelitian.
HASIL
Pada penelitian ini, produk yogurt yang berhasil teridentifikasi sebanyak 73 sampel, meliputi produk yogurt stirred dan yogurt drink. Sebanyak 73 sampel produk yogurt berasal dari 6 merek yang sangat dikenal di pasaran, yaitu Biokul (3 produk), Cimory (18 produk), Delicyo (3 produk), Greenfields (26 produk), Heavenly Blush (21 produk), dan Yovic (2 produk).
Sebagian besar (67,12%) sampel memiliki takaran saji dalam jumlah yang sama dengan ukuran kemasan.
Sebagian produk memiliki jumlah sajian per kemasan lebih dari 1 sajian, seperti Heavenly Blush Yo! Kiddo Actgro dan Yoguruto. Hal ini, seringkali menjadi perancu bagi konsumen, yang menyebabkan konsumsi energi lebih dari yang diperkirakan. Sebagai contoh, pada Produk Delicyo, kemasan berukuran 250ml sementara takaran saji yang menjadi dasar pencantuman informasi nilai gizi, adalah 125ml. Dengan demikian, apabila konsumen mengonsumsi habis 1 kemasan, zat gizi yang diasup dua kali lipat nilai yang tertera pada informasi nilai gizi.
Berdasarkan data, 60 dari 73 sampel produk (82,19%) memiliki klaim sumber serat, sedangkan 13 (17,81%) lainnya memiliki klaim tinggi serat. Seluruh sampel memenuhi kriteria klaim gizi, yaitu mengandung 3 gram per 100 gram (dalam bentuk padat) atau 1,5 gram per 100 kkal (dalam bentuk cair) untuk “Sumber Serat” dan mengandung 6 gram serat per 100 gram (dalam bentuk padat) atau 3 gram per 100 kkal (dalam bentuk cair) untuk “Tinggi Serat”. Kandungan serat paling tinggi dalam satu takaran saji dimiliki oleh produk Heavenly Blush Tummy Yogurt Drink, yaitu 11 gram per takaran saji (180ml, 160kkal).
Sedangkan kandungan serat paling rendah dalam satu takaran saji adalah 2 gram per takaran saji (150ml,
4
110kkal) dimiliki oleh Greenfields Yogurt Drink Kids.
Berdasarkan data, jumlah kalori tertinggi yang dikandung dalam setiap satu sajian sampel adalah 200 kkal, yaitu Cimory Yogurt Drink Low Fat (250ml/takaran saji). Sampel ini memberikan sumbangan kalori lebih besar dibandingkan produk dari merek yang sama dengan varian lain, Cimory Yogurt Drink. Padahal, konsumen umumnya berasumsi bahwa varian Low Fat memberikan kontribusi energi lebih rendah. Sementara itu, jumlah kalori paling rendah yang dikandung dalam satu sajian adalah 35 kkal, yaitu Delicyo Yogurt Drink Blueberry.
Takaran saji yang disarankan dari produsen untuk Delicyo Yogurt Drink Blueberry adalah 125 ml, sementara produk ini dikemas dalam volume 250 ml.
Pangan olahan yang memiliki klaim tertentu, diwajibkan untuk memenuhi syarat asupan per saji tidak melebihi 18gram lemak total, 4gram lemak jenuh, 60 mg kolesterol, dan 300 mg natrium. Syarat ini harus dapat diketahui melalui informasi nilai gizi yang dicantumkan pada label produk.
Sampel penelitian ini, memiliki lemak total per takaran saji paling tinggi sebesar 5gram, yaitu Greenfields Yogurt Drink varian rasa Leci dan Sirsak. Kedua produk ini juga memiliki kontribusi kolesterol paling tinggi di antara sampel lain, yaitu sebesar 20mg.
Yovic Yogurt Drink (Varian Mangga dan Strawberry) memiliki kandungan lemak total per takaran saji
yang sedikit lebih rendah, yaitu 4,5 gram. Namun demikian, produk ini tidak menampilkan kandungan kolesterol pada informasi nilai gizinya, seperti tampak pada Gambar 3. Nilai kolesterol tidak wajib ditampilkan pada informasi nilai gizi apabila kandungan pada produk tidak mencapai 2mg.
Produk Greenfields Yogurt Drink Rasa Tropical Banana memiliki kandungan natrium paling tinggi di antara produk lain, yaitu sebesar 135mg (10% AKG). Sedangkan kandungan natrium paling rendah adalah 30mg, dimiliki oleh Greenfields Yogurt Kids dan Greenfields Yogurt Stirred. Batasan asupan natrium yang dianjurkan WHO adalah 2400mg.
Pemerintah Indonesia, melalui Permenkes RI Nomor 30 Tahun 2013 mengatur Batas maksimal asupan natrium untuk mencegah penyakit tidak menular sebanyak 2000mg per hari.
Salah satu sampel produk menuliskan informasi nilai gizi lemak dalam satuan mg, tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur melalui Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 22 Tahun 2019 Tentang Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan Olahan. Dalam ketentuan tersebut, lemak harus ditampilkan dalam satuan gram.
DISKUSI
Yogurt merupakan salah satu produk kemasan yang umum memiliki klaim sumber/tinggi serat. Produk ini biasa dibuat dari susu segar yang
5
difermentasi menggunakan bakteri asam laktat dengan rasio 1:1. Bakteri yang biasa digunakan adalah Lactobacillus bulgaricus dan/atau Acidophilus dan Streptococcus thermophilus. Fermentasi dilakukan pada suhu dan lingkungan terkontrol (Das, et al. 2019).
Yogurt merupakan produk probiotik yang memiliki berbagai manfaat kesehatan yang juga diberikan oleh serat pangan. Konsumsi yogurt berhubungan dengan penurunan risiko kanker paru-paru setelah memperhitungkan factor perancu (Yang, et al. 2020). Potensi pencegahan kanker yang ditunjukkan oleh konsumsi yogurt berkaitan dengan peranan prebiotic dan probiotik yang dikandung dalam yogurt.
Klaim pada produk pangan olahan dibedakan menjadi beberapa golongan. Pembagian tersebut terdiri dari Klaim Gizi, Klaim Kesehatan, Klaim Kandungan Zat Gizi, Klaim Perbandingan Zat Gizi, Klaim Fungsi Zat Gizi, Klaim Fungsi Lain, dan Klaim Penurunan Risiko. Klaim biasanya tertera pada label pangan atau disampaikan produsen melalui iklan pangan. Pangan olahan yang memiliki klaim tertentu, diwajibkan untuk memenuhi syarat asupan per saji tidak melebihi 18 gram lemak total, 4 gram lemak jenuh, 60 mg kolesterol, dan 300 mg natrium.
Klaim yang terkait serat, dibagi menjadi Sumber Serat dan Tinggi Serat.
Untuk memenuhi klaim gizi Sumber Serat, suatu produk harus
mengandung 3 gram per 100 gram (dalam bentuk padat) atau 1,5 gram per 100 kkal (dalam bentuk cair).
Sedangkan, untuk memenuhi klaim gizi Tinggi Serat, suatu produk paling tidak mengandung 6 gram serat per 100 gram (dalam bentuk padat) atau 3 gram per 100 kkal (dalam bentuk cair).
Setiap pangan kemasan yang mencantumkan klaim gizi wajib mencantumkan informasi nilai gizi pada label kemasannya. Format penulisan informasi nilai gizi secara baku diatur melalui Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 22 Tahun 2019 Tentang Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan Olahan.
Informasi Nilai Gizi (ING) adalah daftar kandungan zat Gizi dan non Gizi Pangan Olahan sebagaimana produk Pangan Olahan dijual (as sold) sesuai dengan format yang dibakukan.
Saat ini perilaku membaca label pangan menjadi perhatian dan cukup banyak menjadi topik edukasi gizi.
Safitri dan Rahayu (2018) melakukan edukasi terkait pemahaman terhadap informasi nilai gizi di Kebupaten Bekasi dan secara signifikan meningkatkan kemampuan membaca label. Topik yang serupa juga menjadi materi edukasi yang dilakukan oleh Megawati (2019) di Kota Depok dan Ningtyas, et al. (2018) di Kota Malang.
Penelitian juga menunjukkan bahwa informasi nilai gizi pada label pangan menjadi factor penentu dalam pembelian produk pangan pada 91,11% responden (Widiawati dan Komalasari, 2020). Karena itu,
6
produsen produk pangan sebaiknya menjaga kredibilitas informasi yang diberikan melalui label pangan sebagai bentuk kontribusi dalam upaya pencegahan penyakit tidak menular yang terus digalakkan oleh pemerintah.
SIMPULAN
Perilaku membaca label pangan menjadi salah satu factor penentu dalam keputusan membali produk pangan. Berdasarkan data pada penelitian ini, seluruh sampel mematuhi aturan jumlah serat minimal untuk mencantumkan klaim sumber serat dan tinggi serat. Sebagian kecil sampel memuat informasi yang tidak sesuai dengan peraturan yang ditetapkan pemerintah. Dua sampel tidak memuat informasi kandungan kolesterol pada informasi nilai gizi, sedangkan satu sampel lain menuliskan satuan yang tidak sesuai dengan yang ditetapkan.
DAFTAR RUJUKAN
Das, K., Choudhary, R., & Thompson- Witrick, K. A. (2019). Effects of new technology on the current manufacturing process of yogurt- to increase the overall marketability of yogurt. Lwt, 108, 69-80.
Jovanovski, E., Mazhar, N., Komishon, A., Khayyat, R., Li, D., Mejia, S. B., et al. (2020). Effect of viscous fiber supplementation on obesity indicators in individuals consuming calorie- restricted diets: a systematic review and meta-analysis of randomized
controlled trials. European journal of nutrition, 1-12.
Ningtyas, I., Handayani, D., &
Kusumastuty, I. (2018).
Pengetahuan Nutrition Facts dan Pemilihan Makanan Kemasan Mahasiswa Obesitas antara Metode Edukasi Personal dan Ceramah. Amerta Nutrition, 2(3), 271-282.
Safitri, D. E., & Rahayu, N. S. (2020).
Determinan status gizi obesitas pada orang dewasa di perkotaan:
Tinjauan sistematis. ARKESMAS (Arsip Kesehatan Masyarakat), 5(1), 1-15.
Safitri, D. E., & Rahayu, N. S. (2018). The effect of food label literacy education on high school students’
knowledge. ARGIPA (Arsip Gizi Dan Pangan), 3(2), 91-95.
https://doi.org/10.22236/argipa.
v3i2.1667
Tambunan, S. R. (2016). Proses Pengambilan Keputusan Melalui Kemasan Pada Produk Snack.
Komunikatif, 5(1), 93-115.
Unicef.org. (2021, 4 Maret). Indonesia:
Tingkat obesitas di kalangan orang dewasa berlipat ganda selama dua dekade terakhir UNICEF dan WHO menyerukan peningkatan konsumsi makanan dan minuman sehat pada Hari Obesitas Sedunia. Diakses pada 10
Maret 2021, dari
https://www.unicef.org/indones ia/id/press-releases/indonesia- tingkat- obesitas-di-kalangan- orang-dewasa-berlipat-ganda- selama-dua-dekade
7
Widiawati, D., & Komalasari, E. (2020).
Gambaran Tingkat Kepatuhan Membaca Label Pangan pada Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Al Azhar Indonesia. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains dan Teknologi, 5(3), 151-157.
Yang, J. J., Yu, D., Xiang, Y. B., Blot, W., White, E., Robien, K., ... & Shu, X. O. (2020).
Association of dietary fiber and yogurt consumption with lung cancer risk: a pooled analysis. JAMA oncology, 6(2), e194107-e194107.