• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masalah hubungan antara perempuan dan laki-laki merupakan masalah yang tidak pernah ada habisnya di setiap zaman. Hubungan antara laki-laki dan perempuan sering disebut dengan relasi gender, yaitu hubungan yang dikaitkan dengan peran sosial dalam masyarakat. Ketiga, seksualitas gender yang menitikberatkan pada pembagian sosial atau sistem klasifikasi manusia menurut jenis kelaminnya, yaitu laki-laki dan perempuan.

Dalam konteks ini, seksualitas mengacu pada tuntutan sosial, pola perilaku, dan perilaku individu yang selanjutnya dapat menjelaskan perbedaan laki-laki dan perempuan. Masalah yang sering terjadi di masyarakat adalah perbedaan perlakuan terhadap laki-laki dan perempuan dalam kaitannya dengan hak seksual dan reproduksi. Perbedaan biologis antara perempuan dan laki-laki terkait dengan perbedaan cara mereka bereproduksi.

Misalnya wanita memiliki rahim sedangkan pria tidak, pria memiliki sel sperma dan wanita memiliki sel telur. Pria sebenarnya juga memiliki kemungkinan yang sama untuk mengalami kemandulan, namun secara sosial hal ini selalu tersembunyi.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan penelitian pada masyarakat Jawa (Banjarsari), perempuan Jawa berada pada posisi nomor dua dalam hal infertilitas, sehingga ketika tidak ada anak dalam suatu perkawinan, maka perempuanlah yang disalahkan. Kemandulan pada pria dianggap tabu untuk diungkapkan karena dianggap menurunkan harga diri pria. Sedangkan jika pejantan Madura mengalami kemandulan, umumnya mereka akan meninggalkan wilayahnya karena akan diejek sebagai “danau ta” (bukan laki-laki).(Pranata, 2009).

Realitas sosial ini kemudian dicoba untuk direpresentasikan dalam film "Test Pack" yang disutradarai oleh sutradara Monty Tiwa. Film ini memang bukan film terbaru, namun masih cukup relevan untuk dianalisis dalam kaitannya dengan realitas hak reproduksi perempuan yang berkembang di masyarakat. Dalam film ini, perempuan digambarkan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kehadiran seorang anak dalam pernikahannya.

Selama ini perempuan tidak bisa secara subyektif menginterpretasikan tubuhnya sendiri karena adanya intervensi di luar tubuh itu sendiri. Secara khusus, penelitian ini juga bertujuan untuk mempelajari faktor sosial budaya yang mempengaruhi hak reproduksi dan seksualitas perempuan ketika mereka terpojok.

Manfaat Penelitian

KAJIAN PUSTAKA

  • Media Massa
  • Film
  • Hak Reproduksi Perempuan
  • Teori Feminis
  • Semiotika Julia Kristeva
  • Ideology Patriarkhi
  • Penelitian Terdahulu
  • Semanalisis Julia Kristeva
    • Road Map Penelitian

Sedangkan semiotika poststruktural, menurut Piliang, mengacu pada konsep intertekstual Julia Kristeva dan konsep dekonstruksi Jacques Derrida. 12 Julia Kristeva adalah seorang penulis Prancis dan satu-satunya penulis yang kontribusinya sangat penting dalam menentang tradisi Barat yang didominasi laki-laki yang ingin menghilangkan wacana tentang perempuan. Sedangkan ideologi patriarki adalah ideologi yang memperlakukan perempuan sebagai inferior dari laki-laki dalam hubungan sosial, memposisikan mereka sebagai gender kelas dua (lain jenis kelamin).Masyarakat yang menganut sistem patriarki menempatkan laki-laki pada posisi dan kekuasaan yang dominan dibandingkan dengan perempuan.

Laki-laki dianggap memiliki kekuatan lebih dibandingkan perempuan.Dalam segala lapisan masyarakat memandang perempuan sebagai sosok yang lemah dan tidak berdaya. Patriarki secara tegas memisahkan peran sosial laki-laki dan perempuan atau feminitas dan maskulinitas di ranah publik dan domestik. Ranah domestik diidentikkan dengan perempuan dan tanggung jawab mereka dalam membesarkan anak. Sedangkan ruang publik diidentikkan dengan laki-laki, maskulinitas, yang terkait dengan hierarki dan terbentuk terpisah dari hubungan ibu-anak, sehingga laki-laki bebas membentuk organisasi hierarkis yang bebas dari pengasuhan anak. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika Julia Kristeva dengan menganalisis adegan-adegan dalam iklan tersebut dan mencari resistensi perempuan terhadap hak reproduksinya.

Kedua, penelitian Elya Munfarida, dosen Departemen Komunikasi Dakwah STAIN Purwokerto berjudul “Kritik Wacana Seksualitas Perempuan” dan temuannya. Wacana seksualitas perempuan kemudian dikonstruksi melalui penggunaan bahasa yang cenderung ke arah laki-laki. Norma dan praktik sosial cenderung melegitimasi kontrol atas hasrat seksual perempuan agar tidak melemahkan kontrol seksual laki-laki terhadap perempuan. Rasio ini dicapai melalui proses gerakan tangan. pendengaran, dan vokal dan pengulangannya. https://desianiyudha.wordpress.com wanita-dalam-semiotika-julia-kristeva/).

Pada tahun 2017 penelitian tentang seksualitas dan hak reproduksi perempuan yang terpojok (analisis semiotika oleh Julia Kristeva dalam film “Test Pack”).

Metodologi

  • Pendekatan Penelitian
  • Tehnik Analisis
  • Unit analisis dan Unit
  • Metode Pengumpulan Data
  • Informan
  • Alur Penelitian

Sedangkan Heru adalah sosok yang tidak memiliki sikap tetap sebagai suami dan istri. Makna Terkait dengan masalah keturunan, terdapat perlakuan yang tidak sama antara laki-laki dan perempuan. Makna Setting Adegan 13 Rahmat cemas menunggu hasil tes kesuburannya dan mencoba curhat kepada teman-teman kantornya tentang apa yang akan terjadi jika seorang laki-laki mandul.

Makna Bagi seorang laki-laki, kemampuan menghamili istrinya merupakan kebanggaan yang tak tergantikan. Secara sosiokultural, kesempurnaan seorang laki-laki ketika dapat menghamili istrinya, sehingga mereka tidak siap menghadapi kenyataan ketika merekalah yang mengalami kemandulan. Dalam ideologi patriarki, peran perempuan dan laki-laki dibedakan secara tegas, seolah-olah tidak dapat dipertukarkan.

Apa yang diungkapkan SR menjelaskan bahwa pria tidak akan pernah dengan mudah mengungkapkan status kesuburannya. Hal ini dikarenakan hubungan yang timpang antara laki-laki dan perempuan akan berdampak pada aspek lainnya.

Hasil Penelitian dan

Hasil Penelitian

Penyajian realitas ini tentunya memiliki misi atau gagasan yang dapat mengubah atau memperbaiki tatanan sosial yang tidak sesuai dengan perkembangan yang ada. Ada dua gagasan dasar dalam konsep hak asasi manusia: pertama, pandangan bahwa manusia dilahirkan dengan hak-hak individu yang tidak dapat dipisahkan darinya. Kekerasan/pelecehan seksual, perdagangan manusia, kehidupan seks yang tidak sehat, kehamilan yang tidak diinginkan, infeksi menular seksual (IMS) seringkali menimpa perempuan sebagai korban.

Sebagai teori tekstual yang tidak berorientasi sistemik, ia menganggap kajian teks dan konteksnya sama pentingnya, meskipun mendekati dan memahami makna secara tekstual. Makna Apa yang dialami Tata berupa tekanan dari keluarga suaminya menjadi beban tersendiri, sehingga Tata tidak mau berhubungan seks dengan suaminya dengan sesuatu yang tidak disukainya. Melahirkan bukan hanya tanggung jawab perempuan, tetapi juga tanggung jawab laki-laki.

Kesedihannya lebih merupakan akibat dari konsekuensi sosial yang harus ia tanggung, yaitu penolakan ibu mertuanya dan berurusan dengan suami yang tidak memiliki hubungan dengan rumah tangganya. 37 Pentingnya Wanita lebih berinisiatif untuk mengidentifikasi masalah kesuburan mereka daripada pria, meskipun pria dan wanita memiliki peran yang sama dalam proses kehamilan. Sementara itu, lakukan invitro. bukan hal yang menyenangkan bagi Tata karena harus mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan fisik.

Signifikansi Secara biologis, pemilik rahim adalah seorang wanita, sehingga secara sosial, khususnya pria, menganggap kehamilan dan kesuburan adalah urusan dan masalah wanita semata. Ternyata laki-laki pun memiliki kekhawatiran akan kesuburannya jika ditempatkan pada posisi yang sama dengan perempuan ketika hendak memiliki keturunan. Seringkali, untuk menyembunyikan kelemahannya, pria lebih suka menghindari tes kesuburan, sehingga mereka lebih suka menyalahkan wanita atas ketidaksuburan.

Sifat pemarah Rahmat menularkan kondisi mandulnya akibat pandangan sosial yang menganggap laki-laki mandul tidak berharga. Titik balik yang coba diangkat oleh film "Test Pack" ini adalah bahwa masalah kemandulan bukan hanya kodrat perempuan saja, tetapi laki-laki atau laki-laki pun bisa mengalami kemandulan seperti yang dialami Rahmat.

Tabel 1. Analisis Setting Adegan 1
Tabel 1. Analisis Setting Adegan 1

Pembahasan Hasil Penelitian

Apa yang disuguhkan dalam film tes paket tersebut merupakan realita yang juga dialami oleh perempuan yang memiliki masalah anak dalam pernikahannya, seperti yang dialami oleh informan SR berikut ini. Apa yang diungkapkan kedua informan di atas menunjukkan bahwa perempuan dipandang sebagai “orang lain” yang tubuhnya dikendalikan oleh pihak internal akibat tekanan eksternal yang meyakini bahwa identitas tubuh perempuanlah yang harus disalahkan atas keadaan infertilitas dalam perkawinan. Walaupun sebenarnya laki-laki yang mengalami kemandulan, namun budaya dan masyarakat selalu menutupi kondisi tersebut sehingga perempuan (dalam hal ini istri) yang menjadi kambing hitam hingga suaminya mencopot atau menceraikannya.

Mereka cenderung menyembunyikan kondisi mereka karena masyarakat akan mencap mereka sebagai laki-laki yang "tidak berguna". Dari perspektif gender, laki-laki dan perempuan memiliki eksistensi tubuh yang berbeda karena budaya membentuk mereka dengan cara yang berbeda, misalnya tubuh yang seksi memiliki persepsi yang berbeda di setiap budaya, ada budaya yang percaya bahwa tubuh yang seksi adalah tubuh yang gemuk, tetapi pada budaya lain, tubuh langsing adalah tubuh seksi. Dalam banyak masyarakat dan budaya, khususnya budaya patriarki, keberadaan perempuan lebih rendah daripada laki-laki.

Banyak konstruksi budaya yang menentukan aturan-aturan tentang keberadaan perempuan yang seringkali juga diasosiasikan dengan identitas tubuhnya. Dalam berbagai budaya, ada tabu adat haid, yang dalam praktiknya terkait dengan larangan tertentu terhadap perempuan, seperti larangan berkebun, dan pengusiran dari lingkungan hidup, seperti yang terjadi di Papua. Larangan konsumsi makanan tertentu seperti pisang ambon, ketimun di Jawa Barat yang konon mengganggu kemudahan seksual pria.

Berbagai adat terhadap perempuan di atas menunjukkan bahwa kedudukan perempuan berada di bawah laki-laki dan harus selalu mengikuti keinginan suami (suami), harus mendahulukan kepentingan laki-laki di atas kepentingan dan keinginannya sendiri. Menurut teori Jacques Lacan, seorang filsuf Prancis, seperti dikutip Putri Arivia dalam “Negara dan kekerasan terhadap perempuan” (ed. Subono), yang menggambarkan situasi ini sebagai “aturan simbolis”. peran gender dan peran kelas serta terus menghasilkan aturan main yang berlaku.

Lebih lanjut dikatakan pula bahwa karena anatominya, seorang anak perempuan seringkali mengalami kesulitan menginternalisasikan aturan-aturan simbolik yang berlaku dalam masyarakatnya, yang membuatnya merasa terasing dari aturan-aturan simbolik masyarakatnya. Marginalisasi hak seksual dan reproduksi perempuan terutama disebabkan oleh ideologi patriarki yang masih dipraktikkan baik secara sosial maupun adat. Secara akademis, masih banyak yang dapat dilakukan untuk menganalisis hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam segala bidang kehidupan dengan menggunakan berbagai teori dan pendekatan.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Saran

Film merupakan salah satu bentuk refleksi kondisi sosial masyarakat, khususnya perempuan, yang di berbagai daerah masih mengalami diskriminasi, penindasan dan kekerasan fisik, psikis dan seksual.

Gambar

Tabel 1. Analisis Setting Adegan 1
Tabel  2. Analisis Setting adegan 2
Tabel  3. Analisis Setting adegan 3
Tabel 5. Analisis adegan 5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ketika kamu mengalami kebimbangan dalam menentukan apa yang dilakukan setelah lulus dari sekolah, kepada siapakah kamu berbagia. Apa yang menjadi pertimbanganmu ketika