• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAGA PESANTREN DALAM KONTEKS

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "LEMBAGA PESANTREN DALAM KONTEKS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

11 CAMPUR TANGAN ORANG TUA TERHADAP RUMAH TANGGA

ANAKNYA DI KECAMATAN LAMPIHONG Rif’an Syafruddin, Sami Faidhullah, dan Sri Sumiati

Abstrak:

The research is inspired by parental interference with the child's household. The problem in this study is in married couples who experience disharmony in navigating domestic life due to parental intervention because they still do not have their own house yet;

therefore, they still live with their parents. Based on these problems, the authors want to know more about the factors of parental intervention in children's households and how they affect children's households in Lampihong District. This research used a qualitative approach method with the type of field research. The data collected are in the form of primary and secondary data; the data obtained by using direct interview techniques for field observation. Based on the results of the research, it can be concluded that the factors of parental intervention in the child's household are organizing economic issue which is finances, having differences of perceptions in parenting and educating children, regulating household affairs, and being involved in problems with child domestic quarrels / disputes. The parents’ intervention impacts negative and positive ways on the child's household. In positive terms for example there is a place to complain and counsel in solving problems, and the child feels more frugal because there is no need to think about money to pay the rent.

On the other hand, in the negative case the household becomes

Rif’an Syafruddin adalah dosen UIN Antasari Banjarmasih, email:

[email protected]. Sami Faidhullah adalah dosen tetap STAI Rakha Amuntai prodi Hukum Keluarga, email: [email protected]. Sri Sumiati adalah mahasiswi STAI Rakha Amuntai prodi Hukum Keluarga, email:

[email protected]

(2)

12

disharmonious which the child cannot be independent because he still lives with the parents; a trivial quarrel becomes big due to interference from the parents; and it can end in divorce.

Kata kunci:

Parents, Intervention, and Child’s Household.

A. Pendahuluan

Pernikahan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua makhluk-Nya, baik pada manusia, hewan maupun tumbuh- tumbuhan. Ia adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah SWT. sebagai jalan bagi makhluk-Nya untuk berkembang biak, dan melestarikan hidupnya1.

Allah SWT. berfirman dalam Al-Qur’an pada surah Ar-Rum ayat 21 yang berbunyi sebagai berikut:





























2



Berdasarkan ayat di atas berpasangan berhubungan erat dengan ketenteraman, cinta dan kasih sayang, pangkal dari berpasangan itu adalah tanda-tanda kekuasaan Allah atau tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir tentang ciptaan Allah, konsekuensi kaum yang berpikir adalah kebijaksanaan dan keimanan adalah ujian yang berat maka dipermudahkanlah urusan saudara, cucu, anak keponakan, guru, murid atau orang tua dan seterusnya untuk berpasangan melalui pernikahan mengikui syariat. Syariat tidak mempersulit untuk menikah,

1 Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqih Munakahat 1,(Bandung: CV Pustaka Setia, 1999), Cet. Ke-1, hlm. 9.

2 Departemen Agama RI Mushaf Al-Qur’an Terjemah, Al-Qur’an Transliterasi Latin Terjemah Indonesia, (Jakarta: PT. SUARA AGUNG, 2009), hlm. 826.

(3)

13 pemikiran suatu kaum dalam Al-Qur’an Surah Ar-Rum ayat 21 ini Allah SWT. menyebutkan pengkhususan tanda-tanda kebesaran Allah, yaitu pada kaum yang berpikir.

Tafsirnya ayat sebelum ini berbicara tentang kejadian manusia hingga mencapai tahap basyariyat yang mengantarnya berkembang biak sehingga menjadikan mereka bersama anak cucunya berkeliaran di persada bumi ini. Kini ayat di atas menguraikan pengembangbiakan manusia serta bukti kuasa rahmat Allah dalam hal tersebut. Ayat di atas melanjutkan pembuktian yang lalu dengan menyatakan bahwa : Dan juga di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya suami dan istri dari jenis kamu sendiri, supaya kamu tenang dan tenteram serta cenderung kepadanya yakni kepada masing-masing pasangan itu, dan dijadikan- Nya di antara kamu mawadddah dan rahmat. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir tentang kuasa dan nikmat Allah3.

Pernikahan atau perkawinan menurut UU No 1 Tahun 1974 ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengn seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga, rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa4.

Setiap manusia terutama seorang muslim yang memasuki kehidupan perkawinan, selain mengikuti sunah rasulnya, juga tidak terlepas dari tujuan untuk mendapatkan kebahagiaan. Perkawinan itu dapat diharapkan menjadi suatu perkawinan yang bahagia apabila pelaku perkawinan tersebut memiliki rasa saling mencintai serta menyayangi (mawaddah wa rahmah) yang direalisasikan dalam bentuk melaksanakan segala bentuk kewajiban masing-masing. Perkawinan seperti inilah yang dapat diharapkan membawa kebahagiaan dan ketenteraman (sakinah).

3 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al- Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 33.

4 Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2004), hlm. 42.

(4)

14

Seperti layaknya jasad, maka tubuh perkawinan yang seperti ini layaknya jasad yang sehat5.

Setelah menikah suami berkewajiban untuk menyediakan tempat tinggal bagi istri sesuai dengan kemampuannya. Sehingga istri terjaga kehormatannya dan merasakan kedamaian dalam berumah tangga bersama suami6.

Adakalanya keluarga muda memilih tinggal bersama orang tua, bukan dirumah kontrakan atau bahkan rumah sendiri. Sebagian memilih tinggal bersama mertua karena desakan orang tua atau sanak kerabat istri. Sebagian karena desakan ekonomi, sehingga lebih baik dana yang terbatas untuk kepentingan-kepentingan lain daripada membayar sewa rumah, sebagian lagi karena dorongan untuk berbakti kepada orang tua7.

Namun pada kenyataanya tidak selamanya suami istri hidup dalam situasi bahagia, damai dan tenteram. Faktor ketidakcocokan, salah paham, gangguan orang ketiga kadang-kadang terjadi antara suami istri yang menyebabkan perselisihan dan keretakan dalam rumah tangga.

Terjadinya perselisihan dan cekcok antara suami dan istri dalam rumah tangga, maka Islam memberikan jalan keluar agar masing-masing suami dan istri menyediakan juru pendamai (hakam) dari kalangan keluarga untuk menyelesaikan konflik dan persengketaan rumah tangga tersebut.

Allah SWT. berfirman dalam Al-Qur’an pada surah An-Nisa ayat 35 yang berbunyi sebagai berikut:

5 Rahmat Hakim, Hukum Perkawinan Islam, (Bandung:CV Pustaka Setia, 2000), Cet. Ke-1, hlm. 107.

6 Mohammad Fauzil Adhim, Mencapai Pernikahan Barakah, (Yogyakarta:

Mitra Pustaka, 2012), hlm. 107.

7 Ibid., hlm. 122.

(5)

15































8



Inilah yang terjadi pada pasangan suami istri di Kecamatan Lampihong yang mengalami ketidakharmonisan dalam mengarungi kehidupan rumah tangga akibat campur tangan orang tua. Karena belum mempunyai rumah sendiri jadi tinggal bersama dengan orang tua. Oleh karenanya peneliti bermaksud untuk mengetahui tentang apa faktor campur tangan orang tua terhadap rumah tangga anak dan bagaimana dampak campur tangan orang tua terhadap rumah tangga anak.

Penelitian ini diharpakan dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya untuk memperdalam tentang pembahasan ini. Penelitian ini meliputi tentang apa factor campur tangan orang tua terhadap rumah tangga anak dan bagaimana dampak campur tangan orang tua terhadap rumah tangga di Kecamatan Lampihong.

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan jenis data kualitatif. Lokasi penelitian ini adalah Kecamatan Lampihong. Peneletian ini dilakukan dengan kolaborasi bersama 1 orang mahasiswi Program Studi Hukum Keluarga dan 2 orang Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Rasyidiyah Khalidiyah (RAKHA) Amuntai.

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah 10 pasangan yang telah menikah dan masih tinggal bersama dengan orang tua dan 10 orang tua di Kecamatan Lampihong. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah mengenai campur tangan orang tua terhadap rumah tangga anak di Kecamatan Lampihong.

Pengumpulan data melalu teknik observasi ini penulis lakukan dengan mengadakan pengamatan secara lansung pada lokasi penelitian.

8 Departemen Agama RI Mushaf Al-Qur’an Terjemah, Al-Qur’an Transliterasi Latin Terjemah Indonesia, (Jakarta: PT. SUARA AGUNG, 2009), hlm. 158.

(6)

16

Pengumpulan data melalui teknik wawancara ini penulis lakukan dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan masyarakat berdasarkan pedoman wawancara yang telah disiapkan. Penulis juga mengadakan Tanya jawab langsung dengan informan guna untuk mengecek dan melengkapi kembali data-data yang mungkin belum sepenuhnya diperoleh. Pengumpulan data dengan teknik dokumenter ini penulis lakukan guna untuk memperoleh data penunjang berkenaan dengan lokasi penelitian. Dalam melaksanakan penulis menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumen-dokumen, peraturan- peraturan, dan sebagainya. Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data yang kasar yang terdapat pada catatan lapangan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah menajamkan analisis, mengkategorikan kedalam tiap permasalahan melalui uraian singkat, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data sehingga kesimpulan- kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Penulis meneliti kembali data yang telah terkumpul untuk mengetahui apakah data sudah lengkap atau belum, dan untuk mempermudah dalam melihat gambaran keseluruhan untuk mengambil kesimpulan yang tepat mengenai data.

Data-data yang sudah terkumpul dikelompokkan dengan kategori- kategori tertentu. Setelah pengolahan data selesai, kemudian penulis melakukan analisis dengan menggunakan analisis kualitatif dengan memanfaatkan teori-teori hukum yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

C. Hasil Temuan dan Pembahasan

Campur tangan orang tua sangat banyak dijumpai di dalam masyarakat hal ini tidak lepas dari pola kekerabatan yang sangat lekat ketika pasangan yang sudah menikah tapi masih tinggal bersama dengan orang tua maupun mertua, akan semakin besar peluang hal itu bisa terjadi. Dari hasil wawancara dengan para responden, terdapat berbagai pendapat tentang penyebab campur tangan orang tua terhadap rumah tangga anak di Kecamatan Lampihong.

(7)

17 Menurut penelitian yang dilakukan sumber permasalahan yang sering timbul terkait tinggal bersama orang tua adalah adanya campur tangan mertua perempuan tentang masalah ekonomi yaitu keuangan.

Masalah ekonomi yang mana pasangan suami istri masih tinggal dalam satu rumah dengan orang tua, pada umumnya, fungsi pencarian nafkah dilakukan oleh kepala keluarga, dan diatur oleh istri sebagai ibu rumah tangga. Namun akan berbeda kondisinya, apabila pasangan suami istri tinggal di rumah orang tua, akan ada dua pengatur keuangan keluarga di dalam rumah tersebut, yakni ibu mertua dan menantu perempuan.

Kondisi yang telah dijelaskan di atas tentu dapat menyebabkan perhitungan ekonomi keluarga menjadi lebih rumit, yang dapat memicu terjadinya konflik apabila tidak dibarengi saling pengertian menantu dan ibu mertua9.

Menurut penelitian yang dilakukan sumber permasalahan yang timbul karena masih tinggal bersama dengan orang tua selain dari hal ekonomi mertua juga campur tangan dalam hal perbedaan pola asuh dan mendidik anak.

Soal pengasuhan anak juga sering menjadi topik pertingkaian antara menantu perempuan dengan ibu mertua yang tinggal dalam satu rumah. Terlebih jika kebetulan menantu perempuan merupakan pasangan muda yang belum punya pengalaman perihal mengurus anak.

Sebaliknya di sisi lain, ibu mertua merasa sudah begitu ahli karena memiliki segudang pengalaman. Sekaligus ibu mertua tidak ingin mengulangi kesalahan yang mungkin pernah ia lakukan di masa lalu.

Akibatnya, ibu mertua sering ikut ambil bagian ketika ibu mertua merasa menantu perempuannya salah dalam mengasuh anak10.

Menurut penelitian yang dilakukan sumber permasalahan yang timbul karena masih tinggal bersama dengan orang tua selain yang tadi Mertua juga campur tangan dalam hal mengatur urusan rumah tangga anak.

9 T.O. Ihromi, Bunga Rampai Sosiologi Keluarga, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004), hlm. 216.

10 Ibid., hlm. 217.

(8)

18

Meskipun terkesan sepele, masalah pekerjaan rumah tangga sering menjadi pemicu terjadinya konflik antara menantu perempuan dengan ibu mertua yang tinggal dalam satu rumah. Hal ini bukan tanpa sebab, karena terdapat anggapan bahwa perempuan bertanggung jawab atas segala pekerjaan reproduktif maupun pekerjaan domestik yang terkait dengan organisasi rumah tangga, baik menantu perempuan dan ibu mertua sama-sama memiliki posisi sebagai ibu rumah tangga. Kondisi yang terjadi apabila menantu perempuan tinggal di rumah mertua, otomatis rumah tangga yang harus diurus hanya satu, sedangkan baik menantu perempuan maupun ibu mertua sama-sama memiliki cara dan aturan masing-masing dalam mengurus pekerjaan rumah tangga11.

Berdasarkan penelitian lapangan di Kecamatan Lampihong sumber permasalahan yang sering timbul karena masih tinggal bersama dengan orang tua adalah adanya campur tangan mertua perempuan tentang masalah keluarga anaknya. Faktor-faktor yang menyebabkan orang tua campur tangan terhadap rumah tangga anak karena masalah ekonomi, pengelolaan keuangan, Mengatur urusan rumah tangga, perbedaan persepsi dalam masalah pola asuh dan mendidik anak dan terlibat dalam masalah pertengkaran/perselisihan rumah tangga anaknya.

Dampak ialah benturan pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif)12. Sementara campur tangan ialah turut mencampuri (memasuki) perkara orang lain13.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa dampak campur tangan orang tua adalah turut mencampuri perkara orang lain baik ayah maupun ibu ataupun keduanya dalam suatu masalah yang mendatangkan akibat positif atau negatif. Dalam tradisi masyarakat, wanita yang sudah menikah akan mengikuti keluarga barunya. Namun dalam praktiknya sekarang ini banyak pasangan suami istri yang tinggal

11 Ibid., hlm. 216

12 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet. Ke-3, hlm. 234.

13 Ibid., hlm. 190.

(9)

19 dengan orang tuanya. Sehingga dapat membuka celah orang tua campur tangan terhadap urusan-urusan rumah tangga anaknya yang terkadang melahirkan konflik antara anak dan menantu. Orang tua yang terlalu campur tangan dalam keluarga anak akibatnya bukan menyelesaikan masalah, tetapi akan memperburuk keadaan, sehingga terjadi kesalahpahaman yang berakibat fatal yakni perceraian. Dampak positif apabila seseorang tinggal bersama dengan orang tua dapat menjadi pembimbing di dalam menjalankan bahtera rumah tangga yang tidak di dapatkan pada orang yang berpisah dengan orang tuanya karena orang tua lebih berpengalaman dalam hal tersebut. Selain itu juga dalam berumah tangga tidak mungkin tidak terjadinya perselisihan dalam keluarga jadi disini orang tua juga dapat menjadi penengah yang adil dari permasalahan tersebut. Namun juga ada sisi negatifnya seperti rumah tangga menjadi tidak harmonis, permasalahan yang sepele menjadi besar karena campur tangan dari orang tua dan bisa berakibat rumah tangga anak berakhir dengan perceraian.

Dari hasil wawancara dan penelitian lapangan yang telah dilakukan dampak yang di timbulkan karena campur tangan orang tua yaitu:

1. Dampak Positif

Dari hasil penelitian terdapat dampak positif karena adanya campur tangan orang tua dalam rumah tangga anak sebagai berikut:

a. Dari faktor ekonomi anak merasa bisa lebih hemat karena tinggal bersama dengan orang tua tidak perlu memikirkan uang untuk bayar kontrakan.

b. Menjadi tempat berkeluh kesah dan menjadi pembimbing dan penasehat dalam menyelesaikan masalah.

c. Menambah wawasan dalam hal mendidik anak dan mertua mengajari cara mengasuh anak yang benar.

2. Dampak Negatif

Dari hasil penelitian terdapat dampak negatif karena adanya campur tangan orang tua dalam rumah tangga anak sebagai berikut:

a. Anak belum bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga sendiri

(10)

20

atau belum bisa mandiri karena masih tinggal bersama dengan orang tua.

b. Campur tangan Orang tua terhadap rumah tangga anak menjadi tidak harmonis.

c. Dampak dari campur tangan orang tua masalah yang kecil menjadi besar yang harusnya bisa diselesaikan berdua tapi karena campur tangan orang tua masalah menjadi rumit.

d. Rumah tangga berakhir dengan perceraian D. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dan pengolahan data hasil wawancara mengenai campur tangan orang tua terhadap rumah tangga anak di Kecamatan Lampihong akhirnya dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor campur tangan orang tua terhadap rumah tangga anak di Kecamatan Lampihong, yaitu :

a. Masalah ekonomi

b. Perbedaan persepsi dalam masalah pola asuh dan mendidik anak c. Mengatur urusan rumah tangga anak

d. Ikut terlibat dalam masalah pertengkaran/perselisihan rumah tangga anak

2. Dampak campur tangan orang tua terhadap rumah tangga anak di Kecamatan Lampihong: Dampak campur tangan orang tua terhadap rumah tangga anak itu berdampak dalam hal positif ataupun dalam hal negatif. Dampak dalam hal positif anak merasa lebih hemat karena tidak perlu memikirkan uang untuk bayar kontrakan, adanya tempat untuk berkeluh kesah dan panasehat dalam penyerlesaian masalah. Dampak dalam hal negatif rumah tangga menjadi tidak harmonis, anak tidak bisa mandiri karena masih tinggal bersama orang tua yang sepele.

(11)

21 DAFTAR PUSTAKA

Adhim, Mohammad Fauzil, Mencapai Pernikahan Barakah, Yogyakarta, Mitra Pustaka, 2012.

Aminuddin, Slamet Abidin, Fiqih Munakahat 1, Bandung, CV Pustaka Setia, 1999.

Azhari Akmal Tarigan, Amiur Nuruddin , Hukum Perdata Islam Di Indonesia, Jakarta, Prenada Media, 2004.

Departemen Agama RI Mushaf Al-Qur’an Terjemah, Al-Qur’an Transliterasi Latin Terjemah Indonesia, Jakarta, PT. Suara Agung, 2009.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 2005.

Hakim, Rahmat, Hukum Perkawinan Islam, Bandung, CV Pustaka Setia, 2000.

Ihromi, T.O., Bunga Rampai Sosiologi Keluarga, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2004.

Shihab, M.Quraish, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al- Qur’an, Jakarta, Lentera Hati, 2002.

Referensi

Dokumen terkait

Before acupuncture, a bladder ultrasound US showed a postvoid residual volume PVR of 53 mL, and a uroflowmetry test showed a maximum flow rate of 20.6 mL/s, with an average flow rate of

Mechanisms to establish a business in the Online Single Submission system OSSFor a limited liability company PT The first step to be able to apply for a business license through the OSS