• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAR PERSEMBAHAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "LEMBAR PERSEMBAHAN "

Copied!
53
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara tropis dengan kelembaban yang tinggi dan memiliki lingkungan yang baik untuk perkembangbiakan cacing khususnya Soil Transmitted Helminths (STH). Berdasarkan data World Health Organization (WHO), lebih dari 1,5 miliar orang atau 24% penduduk dunia terjangkit infeksi soil-transmitted henminht (STH) yang tersebar luas di daerah tropis dan sub tropis dengan jumlah terbanyak terjadi di daerah subtropis terjadi. -Sahara Afrika, Amerika, China dan Asia Timur. Lebih dari 270 juta anak usia sekolah dan lebih dari 600 juta anak usia sekolah tinggal di daerah di mana parasit ini ditularkan secara intensif dan memerlukan intervensi pengobatan dan pencegahan.

Di Indonesia penyakit kecacingan cukup banyak menyerang sekitar 60% dari 220 juta penduduk dan 21% diantaranya menyerang anak usia sekolah dasar. Cacingan merupakan penyakit endemik kronis yang disebabkan oleh satu atau lebih cacing yang menyerang tubuh manusia, dengan prevalensi yang tinggi pada anak-anak (Fatimah et al, 2012). Tingginya kejadian infeksi cacing tidak terlepas dari kondisi Indonesia yang memiliki iklim tropis dengan kelembaban dan kesuburan tanah yang tinggi, merupakan lingkungan yang optimal bagi kehidupan cacing.

Infeksi yang disebabkan oleh cacing dapat didiagnosis dengan beberapa cara, salah satunya dengan pemeriksaan langsung sediaan dengan pewarnaan eosin. Penggunaan eosin untuk penelitian langsung biasanya pada konsentrasi 2% telur cacing sudah dapat dibedakan dengan jelas. Metode preparasi langsung dengan menggunakan Eosin memerlukan banyak reagen dan hanya spesifik untuk melihat telur cacing dalam tinja (Natadisastra, 2009).

Bunga rosella yang muncul dari ketiak daun merupakan bunga tunggal, artinya hanya terdapat satu bunga pada setiap batang. Bunganya memiliki 8-11 helai kelopak berbulu, panjang 1 cm, pangkalnya saling menempel dan berwarna merah. Bahan utama dalam kelopak rosella adalah pigmen antosianin yang membentuk flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan.

Rumusan Masalah

Bagaimana kualitas bunga rosella rendaman air (Hibiscus sabdarifa Linn) pada hasil identifikasi telur cacing tular tanah secara mikroskopis.

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umun
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Bagi institusi
  • Bagi Peneliti
  • Bagi Tenaga Teknis Laboratorium

TINJAUAN PUSTAKA

  • Soil Transmitted Helminths
  • Jenis Cacing Kelompok Soil Transmitted Helminths
    • Cacing Gelang (Ascaris Lumbricoides)
    • Cacing Cambuk (Trichuris trichura)
  • Pewarnaan Pada Telur Cacing
  • Bunga Rosella
  • Metode Pemeriksaan Telur Cacing
    • Cara Langsung (Sedian Basah)
    • Cara Tidak Langsung

Cacing betina panjangnya 20-35 cm, bagian belakang bulat dan lurus, 1/3 bagian depan tubuh terdapat cincin kapsuler. Cacing pita betina dapat bertelur begitu banyak per hari Ascaeis lumbricoides memiliki dua jenis telur, yaitu telur yang dibuahi dan telur yang tidak dibuahi. Proses ini membutuhkan waktu sekitar dua bulan sejak tertelan hingga menjadi cacing dewasa (Utama, 2008).

Stadium cacing dewasa dapat menyebabkan malabsorbsi, malnutrisi terutama pada anak-anak, anemia, penurunan nafsu makan, diare, penurunan berat badan. Pencegahan penyakit ascariasis dengan memutus siklus hidup cacing, pengobatan massal secara berkala, penyuluhan dan peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan, memasak makanan dan minuman sampai matang, menggunakan alas kaki dan buang air besar di jamban (Palgunadi, 2010). Cacing dewasa hidup di usus besar (sekum dan kolon), kadang juga ditemukan di sekum dan ileum distal.

Cacing betina memiliki panjang 5 cm, bagian belakang tubuhnya bulat tumpul, dan dapat bertelur per hari. Telur-telur ini matang dan menjadi infektif di tanah dalam waktu 3-4 minggu.Jika seseorang menelan telur cacing yang infektif, dinding telur pecah di usus kecil dan larva muncul ke dalam sekum dan berkembang menjadi dewasa. cacing. Dalam sebulan menelan telur infektif di mulut, cacing menjadi dewasa dan cacing betina mulai bertelur. Trichuris trichura spesies dewasa dapat hidup di usus manusia selama beberapa tahun (Soedarto, 2016). Bagian depan cacing Trichuris trichura dewasa akan menembus lapisan usus besar, merusak pembuluh darah dan menyebabkan pendarahan, darah yang keluar akan dihisap oleh cacing sebagai makanannya, dan sebagian akan menyebabkan tinja berdarah, sehingga sepertinya gejala disentri.

Pencegahan penyakit trikuriasis dengan memutus siklus hidup cacing, pengobatan massal secara berkala, penyuluhan dan peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan, memasak makanan dan minuman sampai matang, penggunaan sepatu dan buang air besar di jamban (Palgunadi, 2010). Bentuk tubuh N.americanus biasanya seperti huruf S, cacing betina berukuran 9 x 0,4 mm dan cacing jantan berukuran 7 x 0,3 mm, memiliki tubuh kitin yang sedikit, cacing betina dapat bertelur sebanyak 9000 butir per hari. Bentuk tubuh A. duodenale seperti huruf C, cacing betina berukuran 10 x 0,6 mm dan cacing jantan berukuran 8 x 0,5 mm, memiliki dua pasang gigi, cacing betina dapat bertelur sebanyak 10.000 telur per hari.

Pewarnaan eosin merupakan larutan yang sering digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dalam upaya mencari protozoa dan telur cacing serta digunakan sebagai pengencer feses (Gandasoebrata, 2007). Telur cacing akan tampak lebih jelas jika fesesnya diwarnai dengan Eosin 2% bukan larutan NaCl fisiologis. Pemeriksaan feses dengan metode langsung adalah pemeriksaan dengan mikroskop untuk mengetahui feses positif mengandung telur cacing.

Prinsip dalam menyelidiki metode sedimentasi adalah adanya gaya sentrifugal dari centrifuge yang dapat memisahkan suspensi dan supernatan, sehingga telur cacing akan mengendap (Fuad, 2012). Prinsip pemeriksaan teknik Kato adalah feses direndam dalam larutan gliserin berwarna hijau, dikeringkan dengan kertas saring dan didiamkan selama 20-30 menit dalam inkubator dengan suhu 40oC untuk mendapatkan telur dan larva cacing (Fuad, 2012). . .

Gambar 1. Telur Ascaris lumbricoides (Nadhiasari, 2014)
Gambar 1. Telur Ascaris lumbricoides (Nadhiasari, 2014)

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Desain Penelitan
  • Waktu dan Tempat Penelitian
  • Populasi dan Sampel Penelitian
    • Populasi
    • Sampel
    • Rancangan penelitian
  • Persiapan Penelitian
    • Persiapan Alat
    • Bahan
  • Prosedur Penelitian
    • Prosedur Pembuatan Eosin 2%
    • Prosedur Pembuatan Rendaman Bunga rosela
    • Pembuatan Larutan Bunga rosela (Hibiscus Sabdariffa L)
    • Prosedur Peeriksaan Telur Cacing Menggunakan Eosin 2 %
    • Cara Kerja Pemeriksaan Telur Cacing dengan
  • Pengolahan dan Analisa Data

Konsentrasi hisap Rosella: Aquadest (1:1), Konsentrasi hisap Rosella: Aquadest (1:2), Hisap Rosella: Aquadest (1:3), Sampel feses (+) Cacing yang ditularkan melalui tanah Telur cacing dalam Formalin 10%, kertas saring dan label kain, kaca objek, kaca geladak, tongkat. Adanya telur cacing pada feses dapat dideteksi dengan pemeriksaan mikroskopis dengan pewarnaan dengan larutan eosin 2%. Ambil slide dan bersihkan agar slide tidak berminyak Ambil 1 tetes air yang dibasahi bunga rosella dan teteskan pada slide Ekstraknya diambil dari ujung batang (± 2 mg) dicampur dengan 1-2 tetes bunga rosella direndam kemudian dihomogenkan, bila ada bagian yang kasar dibuang, kemudian ditutup dengan kaca penutup ukuran 20 x 20 mm sampai kaca penutup menutupi sediaan secara merata sehingga tidak ada gelembung udara yang terbentuk, kemudian diamati di bawah mikroskop dengan menggunakan Perbesaran 10x sampai 40x, kemudian diamati dan difoto menggunakan optilab.

Dengan mengubah perbandingan konsentrasi air rendaman bunga rosela dengan aquadest dengan prosedur yang sama seperti di atas. Nilai (1) diberikan jika: bidang pandang tidak kontras, telur cacing tidak menyerap warna, telur tidak terlihat jelas. Nilai (2) diberikan jika: bidang pandang tidak kontras, telur cacing tidak menyerap warna, telur tidak terlihat jelas.

Nilai (3) diberikan jika lapang pandang kontras, telur cacing menyerap warna, telur cacing terlihat jelas. Pada penelitian tentang deskripsi preparat telur cacing tular tanah menggunakan pewarnaan alternatif bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L) yang direndam air dengan pewarnaan eosin 2%, dilakukan di laboratorium Universitas Perintis Indonesia dengan perlakuan sebanyak 5 sampel. Berdasarkan tabel dan grafik 4.1 hasil penelitian deskripsi telur cacing tular tanah dengan alternatif pewarnaan air rendaman rosella (Hisbiscus sabdariffa L) menggunakan uji SPSS versi 18 Metode Kruskal Wallis memperoleh hasil berdasarkan rangking rata-rata yaitu larutan induk atau murni (3,50), pengenceran larutan pembanding atau Pengenceran Eosin 1:3 mendapatkan nilai peringkat rata-rata terendah yaitu 1,00.

Dari hasil pemeringkatan rata-rata diketahui bahwa membandingkan konsentrasi air rendaman rosella (Hisbiscus sabdariffa L) dengan akuades memberikan kualitas pewarnaan yang kontras dengan larutan kontrol/pembanding. Berdasarkan penelitian deskripsi telur cacing cacing yang dibakar dari dalam tanah menggunakan alternatif pewarnaan air rendaman bunga rosella (Hisbiscus sabdariffa L) menggunakan eosin 2% sebagai kontrol, maka dapat disimpulkan hasil sebagai berikut. Air rendaman bunga rosella dapat menodai telur ulat bollworm yang ditularkan melalui tanah pada konsentrasi pengenceran 1:1 dan 1:2.

Untuk penelitian selanjutnya dapat digunakan dengan pewarna alami lainnya sebagai alternatif pemeriksaan mikroskopis telur cacing tular tanah. Untuk penelitian selanjutnya, daya tahan resapan bunga rosella dapat diuji sebagai alternatif pewarnaan dalam screening telur cacing tular tanah. Kontaminasi telur cacing pada sayuran dan tindakan pencegahan Kontaminasi telur cacing pada sayuran dan tindakan pencegahan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Kemudian diperoleh data kajian untuk masing-masing perlakuan seperti terlihat pada tabel dan grafik 4.1 seperti di bawah ini. Berdasarkan tabel dan grafik 4.1 diperoleh hasil pengamatan mikroskopis yang menunjukkan data penelitian pada masing-masing sampel perlakuan.

Pembahasan

Identifikasi telur cacing gelang pada sayuran daun kol yang dijual pedagang kaki lima di kawasan Simpang Lima Kota Semarang. Prosiding Seminar Nasional: Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan Berkelanjutan (CMHE), Vol.

Gambar 4.2.1 Ascaris Lumbricoides & Ancylostoma Duodenale  Lapangan pandang dari pewarnaan air perasan rendaman bunga rosela :
Gambar 4.2.1 Ascaris Lumbricoides & Ancylostoma Duodenale Lapangan pandang dari pewarnaan air perasan rendaman bunga rosela :

PENUTUP

Saran

Gambar

Gambar 2. Cacing Dewasa Ascaris lumbricoides (Nadhiasari, 2014)
Gambar 1. Telur Ascaris lumbricoides (Nadhiasari, 2014)
Gambar 3. Siklus Hidup Ascaris lumbricoides (Budiman, 2012)
Gambar 4. Telur Cacing Tric huris trichiura (Nadhiasari, 2014)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melihat dari latar belakang masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah (1) untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pasien di