1 I. Pendahuluan
Presbiopia adalah kondisi hilangnya daya akomodasi yang diakibatkan oleh berkurangnya elastisitas lensa kristalina seiring bertambahnya usia. Presbiopia umumnya terjadi pada usia diatas 40 tahun. Gejala umum presbiopia adalah kesulitan untuk fokus saat melihat dekat. Prevalensi presbiopia yang tidak terkoreksi di negara berkembang adalah 50% dari populasi diatas 50 tahun, disebabkan oleh kurangnya kesadaran dan keterjangkauan pelayanan medis yang rendah.1-3
Presbiopia dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang apabila tidak dikoreksi.
Tatalaksana koreksi yang tepat pada presbiopia dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup seseorang.Pilihan tatalaksana presbiopia antara lain kacamata, lensa kontak, serta tindakan operatif. Kacamata bifokal atau kacamata baca merupakan pilihan yang paling mudah didapatkan, namun memberikan lapang pandang yang terbatas, image jump, bayangan yang lebih besar, menunjukkan tanda penuaan, membutuhkan penggantian kacamata untuk membaca, serta terdapat distorsi bayangan.2,4,5
Lensa kontak memberikan lapang pandang yang lebih luas dan lebih sedikit distorsi dibandingkan kacamata. Lensa kontak bersifat minimal invasif, dapat dengan mudah diganti, sehingga cocok untuk kondisi dimana prosedur surgikal tidak diindikasikan. Seleksi pasien yang tepat, pemilihan jenis lensa kontak, serta evaluasi pre-fitting yang komprehensif akan mendukung efektivitas tatalaksana presbiopia dengan lensa kontak.4,6,7 Sari kepustakaan ini akan menjelaskan mengenai lensa kontak sebagai tatalaksana presbiopia.
II. Presbiopia
Presbiopia adalah keadaan insufisiensi akomodasi fisiologis yang menyebabkan berkurangnya amplitudo akomodasi dengan berkurangnya tajam penglihatan dekat secara berangsur dan progresif. Prevalensi dan tingkat keparahan presbiopia meningkat seiring usia. Sebanyak 85% populasi berusia 40 tahun keatas mengalami presbiopia. Secara global, pada tahun 2015 sebanyak 1.8 juta orang mengalami
presbiopia dan prevalensi ini diperkirakan mencapai puncak yaitu sekitar 2.1 juta pada tahun 2030.1,5,8
Hingga usia 40 tahun akomodasi berkurang 1.00 D setiap 4 tahun, sedangkan setelah usia 40 tahun, akomodasi berkurang lebih cepat, seperti dijelaskan pada grafik 2.1. Teori penyebab presbiopia dapat diklasifikasikan dengan mekanisme lentikular dan ekstra lentikular. Teori lentikular menjelaskan bahwa presbiopia dihasilkan oleh pertumbuhan lensa yang terus menerus dalam ukuran dan massa, serta hilangnya elastisitas kapsul lensa. Teori ekstra lentikular menjelaskan bahwa presbiopia terjadi karena disfungsi otot siliaris, hilangnya elastisitas zonular, serta berkurangnya resistensi vitreus.1,2,4
Grafik 2.1. Amplitudo akomodasi berdasarkan usia.
Dikutip dari: Wolffshon.2
Tujuan tatalaksana presbiopia adalah untuk mengembalikan sebagian akomodasi aktif sebagai upaya untuk meningkatkan penglihatan. Terdapat berbagai strategi dan modalitas untuk mengoreksi presbiopia. Tatalaksana optikal meliputi penggunaan kacamata dan lensa kontak. Kacamata untuk koreksi presbiopia terdapat dalam bentuk kacamata baca, kacamata lensa bifokal, trifokal, serta progresif. Tatalaksana surgikal untuk presbiopia terdiri atas beberapa opsi meliputi bedah refraktif pada kornea dan lensa. Pilihan terapi farmakologis untuk presbiopia sampai saat ini terus diteliti. Food and Drug Administration (FDA) pada tahun 2021 telah menyetujui tetes mata pilokarpin sebagai tatalaksana presbiopia.1,2,5
III. Lensa Kontak sebagai Tatalaksana Presbiopia
Fienbloom pertama kali menjelaskan lensa kontak bifokal untuk mengoreksi presbiopia pada tahun 1938. Perkembangan lensa kontak untuk presbiopia terus berlanjut, Jessen menjelaskan lensa kontak multifokal pertama pada tahun 1958, yang kemudian dikenal dengan lensa kontak bifokal aspheric pada tahun 1961.
Lensa kontak multifokal telah berkembang dengan adanya peningkatan desain optik, material lensa, serta kemudahan untuk fitting. Prinsip kerja lensa kontak untuk koreksi presbiopia tergantung pada tipe lensa atau cara koreksi penglihatan dekat, intermediet, dan jauh.2,4,7
Kebutuhan akomodasi pengguna lensa kontak perlu diperhatikan seiring bertambahnya usia. Terdapat tiga pilihan untuk pengguna lensa kontak dengan presbiopia, diantaranya penggunaan lensa kontak dengan kacamata baca, monovision, dan lensa kontak bifokal. Opsi pertama, yaitu menggunakan kacamata baca untuk koreksi penglihatan dekat, dan lensa kontak untuk koreksi penglihatan jauh. Opsi kedua adalah monovision, yakni mengoreksi satu mata untuk penglihatan jauh dan mata lainnya untuk penglihatan dekat. Opsi ketiga adalah penggunaan lensa kontak bifokal.1,4,5
Indikasi penggunaan lensa kontak pada pasien dengan presbiopia antara lain adalah untuk memenuhi kebutuhan tajam penglihatan dekat pasien, keperluan pekerjaan, olahraga atau hobi, binokularitas, serta adanya keinginan untuk terbebas dari kacamata.Lensa kontak pada presbiopia dikontraindikasikan pada beberapa kondisi diantara lain pasien dengan dry eye atau kadar tear film yang inadekuat, adanya kelainan permukaan okular, ptosis, retraksi kelopak mata, kelopak mata bawah high riding, Sjogren syndrome, Stevens-Johnson Syndrome, pasien dengan alergi cairan lensa kontak, serta pasien dengan ukuran pupil besar.4,6,9
3.1 Seleksi Pasien
Informasi terkait pekerjaan, hobi, dan aktivitas yang dilakukan oleh pasien dapat menentukan pemilihan lensa kontak yang tepat. Motivasi pasien berperan penting dalam fitting lensa kontak. Pasien perlu diberikan penjelasan mengenai pemilihan lensa kontak adalah berdasarkan kebutuhan, dengan mempertimbangkan kelebihan
dan kekurangannya. Pasien juga perlu diberikan ekspektasi yang realistis terkait kemungkinan tingkat penglihatan dengan penggunaan lensa kontak.5,7,10
Perhatian lebih perlu diberikan saat mempertimbangkan pasien dengan gangguan penglihatan binokular, ambliopia, pasien dengan tajam penglihatan kurang dari 6/12, atau menuntut kebutuhan kritis untuk penglihatan jarak jauh atau dekat. Pemilihan bahan lensa dengan dengan tingkat wettability yg tinggi dan koefisien friksi yang rendah dapat dipertimbangkan untuk kelompok usia presbiopia.4,5,10
3.2 Pemeriksaan Awal
Pada pemeriksaan awal, perlu diperhatikan kualitas dan kuantitas tear film, serta posisi kelopak mata yang seringkali menurun pada kelompok usia presbiopia.
Pemeriksaan mata dominan diperlukan untuk fitting lensa kontak monovision dan lensa kontak simultaneous-vision. Mata dominan dapat ditentukan dengan cara sederhana, yaitu dengan menempatkan objek sejauh 3 meter dari pasien. Pasien memanjangkan tangannya dan membentuk segitiga dengan jari. Pasien melihat objek melalui segitiga tersebut dengan kedua mata terbuka, kemudian mata kiri ditutup. Apabila objek masih tampak diantara segitiga, maka mata kanan adalah mata dominan, sedangkan bila tangan menjauh dari objek ke arah kiri, maka mata dominan adalah mata kiri.4,10,13
Ukuran pupil berkurang seiring dengan bertambahnya usia, saat melihat objek yang dekat, serta pada kondisi photopic. Walaupun perubahan ukuran pupil relatif kecil, namun dapat berpengaruh besar terhadap kemampuan penglihatan. Sebagian lensa kontak multifokal telah menyesuaikan desainnya dengan perubahan ukuran pupil.6,10
3.3 Kacamata Baca dengan Lensa Kontak
Kombinasi kacamata baca dengan lensa kontak terdiri atas kacamata baca dengan kekuatan spheris positif untuk koreksi penglihatan dekat, dan lensa kontak single vision untuk koreksi penglihatan jauh. Pilihan ini memiliki kelebihan diantaranya sederhana, terjangkau, dan efektif. Banyak pasien merasa kurang
nyaman karena perlu memakai dan melepaskan kacamata untuk menyesuaikan keperluan aktivitas jarak dekat dan jauh. Hal ini yang mencetuskan perkembangan lensa kontak desain multifokal.1,4,7
3.4 Monovision
Monovision adalah teknik mengoreksi satu mata untuk penglihatan jauh, dan mata lainnya untuk penglihatan dekat. Teknik ini berdasarkan prinsip sistem visual dapat mengganti supresi sentral antar kedua mata saat melihat secara bergantian antara target jarak jauh dan dekat. Umumnya mata dominan digunakan untuk koreksi tajam penglihatan jauh. Pilihan ini lebih mudah dan terjangkau dibandingkan dengan penggunaan lensa kontak multifokal, namun terdapat keterbatasan diantaranya berkurangnya kemampuan stereopsis dan sensitivitas kontras.2,10,11
Teknik enhanced monovision merupakan teknik koreksi satu mata dengan lensa multifokal dan mata lainnya dengan lensa single-vision. Terdapat beberapa variasi pilihan, yang tersering adalah dengan menggunakan lensa kontak single-vision untuk koreksi jauh pada mata dominan, dan lensa kontak multifokal pada mata non- dominan. Cara ini meningkatkan binokularitas untuk penglihatan jauh. Cara lain adalah dengan lensa multifokal addisi rendah pada mata dominan untuk penglihatan jauh dan intermediate, serta lensa multifokal addisi tinggi pada mata non-dominan untuk penglihatan jauh dan dekat, memungkinkan adanya binokularitas untuk melihat jauh dan intermediate. Enhanced monovision juga dapat dilakukan dengan menggunakan lensa multifokal center-distance pada mata dominan, dan lensa multifokal center-near untuk mata non-dominan, yang memungkinkan binokularitas untuk penglihatan intermediate.10-12
Teknik monovision yang dimodifikasi meliputi penyesuaian power refraktif lensa atau dengan menggunakan desain lensa alternatif pada setiap mata untuk meningkatkan tajam penglihatan jauh pada satu mata, dan meningkatkan tajam penglihatan dekat pada mata lainnya. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan power negatif atau menurunkan power positif pada mata dominan
untuk memperbaiki tajam penglihatan jauh, dan menurunkan power negatif atau meningkatkan power positif pada mata non-dominan.4,10
Seluruh jenis lensa kontak lunak ataupun rigid dapat digunakan untuk koreksi monovision. Koreksi monovision menyebabkan sedikit penurunan tajam penglihatan jauh dibandingkan dengan koreksi kacamata, dan tidak ada perbedaan bermakna untuk tajam penglihatan dekat. Teknik monovision dikontraindikasikan pada beberapa kondisi seperti pasien dengan satu mata, terganggunya kemampuan binokuler, kemampuan stereopsis yang kurang, ketidakseimbangan, kurangnya sensitivitas kontras dan kualitas penglihatan, serta adanya supresi.4,10,13
Teknik monovision memiliki kelebihan diantaranya metode fitting yang sederhana, kemampuan tajam penglihatan binokular yang mirip dengan kacamata, terdapat banyak jenis desain dan bahan lensa yang dapat digunakan, lebih murah, dan dapat dengan mudah mengoreksi astigmatisma. Kekurangan dari teknik monovision diantaranya berkurangnya kemampuan stereopsis dan sensitivitas kontras, kurangnya koreksi intermediate, dan tingkat kesuksesan akan menurun seiring bertambahnya addisi untuk penglihatan dekat.5,6,10
3.5 Lensa Kontak Bifokal dan Multifokal
The International Organization for Standardization (ISO) Ophthalmic Optics-
Contact Lenses mendefinisikan lensa kontak bifokal sebagai lensa kontak yang di desain dengan dua zona optik, yaitu untuk koreksi jauh dan dekat. Lensa kontak multifokal adalah lensa kontak yang di desain dengan dua atau lebih zona dengan kekuatan refraksi yang berbeda. Lensa kontak progresif adalah lensa kontak yang di desain untuk menyediakan koreksi lebih dari satu jangkauan, dengan kekuatan refraksi berubah secara kontinu dan tidak terpisah. Beberapa studi komparatif menjelaskan bahwa lensa kontak multifokal menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan koreksi monovision. Terdapat studi yang melaporkan bahwa pengguna lensa kontak multifokal kurang puas dengan penglihatannya saat menyetir di malam hari karena adanya keluhan glare dan halo.6,10,12
Terdapat dua prinsip kerja lensa kontak bifokal, yaitu alternating-vision dan simultaneous-vision. Lensa kontak alternating-vision memiliki fungsi yang
menyerupai kacamata bifokal, terdapat area terpisah untuk penglihatan jauh dan dekat, sehingga retina memfokuskan bayangan dari satu bidang pada satu waktu.
Lensa kontak simultaneous-vision memungkinkan retina menangkap bayangan jauh, intermediate, dan dekat untuk fokus secara bersamaan.1,4,6
Gambar 2.1 Ilustrasi berbagai desain lensa kontak. Warna merah: area untuk penglihatan dekat. Warna biru: area untuk penglihatan jauh.
Dikutip dari: Remon L, dkk6
3.5.1 Lensa Kontak Alternating Vision
Lensa kontak alternating vision memiliki dua bagian dengan kekuatan yang berbeda. Prinsip kerja lensa kontak alternating vision adalah retina menerima cahaya hanya dari satu lokasi objek pada satu waktu. Lensa kontak alternating vision terdiri atas dua jenis, yaitu segmented dan concentric. Lensa kontak segmented memiliki dua bagian, yakni atas dan bawah seperti kacamata bifokal.
Lensa kontak konsentrik memiliki dua cincin, yakni satu cincin untuk penglihatan jauh dan satu cincin untuk penglihatan dekat.1,4,6
Pengguna lensa kontak alternating harus melihat ke bagian atas untuk melihat jauh dan melihat ke bawah untuk melihat dekat. Lensa jenis ini baik bagi pasien yang membutuhkan addisi penglihatan dekat yang lebih besar, pasien dengan kebutuhan stereopsis yang lebih baik, pasien yang kurang dapat mentoleransi blur, serta pasien yang gagal dengan lensa kontak simultaneous. Keterbatasan lensa
kontak alternating diantaranya adalah pasien harus menyesuaikan posisi kepala dan pergerakan, serta ada kemungkinan terjadinya image jump.4,10
Gambar 2.2 Lensa kontak alternating-vision. (A) Lensa segmented. (B) Lensa konsentrik.
Dikutip dari: Brodie, dkk1
Lensa kontak alternating terdiri atas lensa fused dan lensa solid, terdapat beragam desain lensa kontak alternating seperti pada gambar 2.3. Lensa kontak solid memiliki bagian untuk penglihatan jauh dan dekat yang berdekatan dan menghasilkan sifat yang menyerupai kacamata bifokal. Lensa kontak fused memiliki bagian dengan indeks refraksi yang lebih tinggi daripada bagian lensa lain untuk menghasilkan power addisi lensa.6,10
Gambar 2.3 Bentuk segmen lensa kontak bifokal. Fused: (A) Straight top. (B) Crescent.
Solid one-piece: (C) Straight top. (D) Reversed crescent. (E) Crescent.
(F) Triangular.
Dikutip dari: Meyler.10
Lensa kontak alternating-vision memiliki beberapa kelebihan seperti hasil luaran tajam penglihatan jauh dan dekat yang baik sehingga dapat dibandingkan dengan koreksi kacamata, serta penurunan kemampuan stereopsis dan kontras yang
minimal. Kekurangan dari lensa kontak alternating-vision adalah proses fitting yang lebih kompleks, bergantung pada arah pandangan, membutuhkan posisi kelopak mata yang baik dan kuat, dan umumnya tidak lebih nyaman dibandingkan lensa kontak simultaneous-vision.5,6,10
3.5.2 Lensa Kontak Simultaneous Vision
Lensa kontak simultaneous-vision memungkinkan retina menangkap bayangan jauh dan dekat untuk fokus secara bersamaan. Lensa ini memiliki berbagai desain optik, dengan cincin untuk membedakan jarak fokus sehingga memungkinkan efek bifokal atau multifokal. Sinar yang masuk dari jarak jauh, sedang dan dekat secara bersamaan memberikan penglihatan jauh dan dekat tanpa berpengaruh pada pergerakan lensa kontak. Pupil memiliki kemampuan koreksi penglihatan jauh dan dekat secara bersamaan, semakin besar ukuran pupil maka semakin baik desain simultaneous bekerja. Lensa jenis ini lebih mudah untuk di fit dengan karakteristik fitting mirip dengan lensa single-vision.1,4,6
Gambar 2.4 Prinsip lensa kontak simultaneous-vision. (A) Desain centre-distance.
(B) Desain centre-near.
Dikutip dari: Meyler.10
Terdapat tiga jenis lensa kontak simultaneous-vision, yaitu lensa kontak multifokal concentric, lensa kontak multifokal aspheric, dan lensa kontak diffractive. Lensa kontak multifokal concentric memiliki zona penglihatan primer pada bagian tengah yang memungkinkan penglihatan jauh dan dekat, dikelilingi dengan cincin-cincin concentric untuk penglihatan dekat atau jauh. Lensa kontak multifokal aspheric memungkinkan adanya manipulasi aberasi spherical untuk
memodifikasi depth of focus. Desain ini memiliki gradasi power yang berubah dalam pola radial melintasi lensa, dari bagian tengah ke perifer.4,6
Lensa kontak aspheric memiliki power refaktif yang berubah secara bertahap dari bagian tengah ke perifer. Lensa kontak aspheric memiliki permukaan anterior dan posterior yang di desain untuk memungkinkan penglihatan jauh dan dekat secara bersamaan. Bagian belakang lensa aspheric menghasilkan perubahan power koreksi jauh pada bagian tengah ke power yang dibutuhkan untuk penglihatan dekat dengan menimbulkan aberasi spherical positif. Bagian depan lensa aspheric menimbulkan aberasi spherical negatif, menghasilkan berkurangnya power positif dari tengah ke perifer. Lensa ini dapat meningkatkan depth of perception dan field depth dari retina.4,6,10
Gambar 2.5 (A) Bagian depan lensa aspheric desain centre-near.
(B) Bagian belakang lensa aspheric desain centre-distance.
Dikutip dari: Meyler.14
Lensa kontak difraktif memiliki “zone plate” pada bagian belakang lensa yang mampu membagi sinar yang masuk melalui dua focal point yang berbeda. Desain ini berkerja melalui zona sentral yang memfokuskan bayangan pada jarak jauh oleh pembiasan cahaya dan jarak dekat melalui prinsip difraksi yang dibentuk oleh zona echellettes. Dengan jumlah cahaya seimbang yang masuk menuju lensa dari jarak jauh dan dekat, lensa difraktif merupakan lensa pupil-independent murni. Lensa ini
terdiri atas zona dengan ukuran yang meningkat dengan susunan konsentris, menghasilkan gambar yang tajam dengan resolusi tinggi. Lensa jenis ini cocok untuk miopia sedang, memiliki kualitas yang baik dan mudah untuk fit.4,6,10
Gambar 2.6 Lensa kontak difraktif.
Dikutip dari: Meyler.10
Lensa kontak simultaneous-vision memiliki kelebihan diantaranya dapat memenuhi kebutuhan penglihatan jarak dekat dan jauh pada satu waktu, pada seluruh arah pandangan. Kemampuan stereoskopis terjaga dengan baik. Lensa simultaneous-vision tidak membutuhkan stabilitas rotasi lensa. Umumnya lensa kontak jenis simultaneous-vision lebih nyaman dibanding lensa kontak alternating- vision. Lensa kontak simultaneous-vision memiliki beberapa keterbatasan seperti membutuhkan adaptasi yang lebih, tidak cocok untuk kondisi pencahayaan rendah, menyebabkan berkurangnya sensitivitas kontras. Lensa jenis ini bergantung pada ukuran pupil yang akan memengaruhi hasil tajam penglihatan, sehingga penting untuk memerhatikan sentrasi lensa.1,6,10
IV. Simpulan
Lensa kontak saat ini sudah berkembang untuk memenuhi kebutuhan koreksi tajam penglihatan pasien dengan presbiopia. Terdapat tiga metode utama yang dapat dipilih, yaitu penggunaan kacamata baca dengan lensa kontak, monovision, dan lensa kontak bifokal. Tidak ada satu desain lensa kontak yang cocok untuk semua pasien. Pemilihan lensa kontak pada pasien dengan presbiopia harus
disesuaikan dengan indikasi dan kontraindikasi, serta dengan memerhatikan kebutuhan penglihatan pasien sesuai dengan pekerjaan dan aktivitas sehari-harinya.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Brodie SE, Ang M, Irsch, Jackson ML, Maunger TF, Oostra T, dkk. Contact lenses. Dalam: Clinical optics and vision rehabilitation. San Fransisco:
American Academy of Ophthalmology; AAO; 2022. hlm 241-3.
2. Wolffsohn JS, Davies LN. Presbyopia: Effectiveness of correction strategies.
3. Fricke TR, Tahhan N, Resnikoff S, dkk. Global prevalence of presbyopia and vision impairment from uncorrected presbyopia: systematic review, meta- analysis, and modelling. Ophthalmology. 2018:1-8.
4. Contact Lenses for Presbyopia. StatPearls Publishing; 2023.
5. Katz JA, Karpecki PM, Dorca A, Razavi SC, Floyd H, Barnes E, dkk.
Presbyopia – A review of current treatment options and emerging therapies.
Clinical Ophthalmology; 2021:2167-74.
6. Remon L, Merino PP, Araujo RJM, Souse AIA, Meijome JMG. Bifocal and multifocal contact lenses for presbyopia and myopia control.J Ophthalmol.
Hindawi; 2020. hlm 1-14.
7. Naroo SA, Nagra M, Retallic N. Exploring contact lens opportunities for patients above the age of 40 years. Cont Lens Anterior Eye; 2022.
8. McDonald MB, Barnett M, Gaddie IB, Karpecki P, Mah F, Nichols KK, Trattler WB. Classification of presbyopia by severity. Ophthalmol Ther; 2022.
9. Park WC, Kim CH, Jin SW. Clinical performance of presbyopia correction with a multifocal corneoscleral lens. Int J Ophthalmol; 2021.
10. Meyler J, Ruston D. Presbyopia. Dalam: Contact Lens Practice. Efron N.
Elsevier; 2018. hlm 214-30.
11. Zeri F, Censi MD, Livi S, Ercoli A, Naroo SA. Factors that influence the success of contact lens fitting in presbyopes: a multicentric survey. Aston Publications; 2018.
12. Bhayana AA, Gautam M, Orasad L, Bhavana S. Multifocal versus modified monovision contact lens correction for presbyopia – A synopsis. Indian J.Ophthalmol. 2023.
13. Marella BL, Conway ML, Suttle C, Bharadwaj SR. Contrast Rivalry Paradigm Reveals Suppression of Monocular Input in Keratoconus. Invest Ophthalmol Vis Sci. 2021:15.
14. Bifocal and Multifocal Contact Lenses. Bennett ES dalam: Phillips AJ, Speedwell L. Contact Lenses. Elsevier Health Sciences; 2018. hlm. 265-86.