LITERATURE REVIEW PEMBERIAN TERAPI FISIK BRANDT DAROFF TERHADAP VERTIGO
Dosen Pengampu :
Oleh :
PROGRAM STUDI
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Manusia pada posisi tegak akan selalu berusaha menjaga keseimbangan, baik dalam keadaan statis maupun dinamis menggunakan integrasi sensoris. Salah satu bagian dari sistem sensoris terintegrasi adalah sistem vestibular, bersama dengan sistem visual dan proprioseptif berperan menjaga keseimbangan postural seseorang. Informasi yang diperoleh ketiga sistem tersebut akan berintegrasi di tingkat kortikal dengan masukan dari serebelum. Keseimbangan saat berdiri dan berjalan merupakan kemampuan seseorang mempertahankan pusat gravitasi tubuhnya pada dasar tumpuan melawan pengaruh destabilisasi gravitasi dan gangguan eksternal.
Gangguan sistem vestibuler akan mempengaruhi keseimbangan postural secara statis maupun dinamis.1-2 Vertigo adalah gangguan orientasi spasial atau ilusi persepsi dari pergerakan tubuh (rasa berputar) dan/atau lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat berhubungan dengan gejala lain, seperti impulsion (sensasi tubuh seperti mengambang), oscillopsia (ilusi visual dari mata sehingga pandangan seperti maju atau mundur), nausea, muntah, atau gangguan melangkah.
Gerakan yang aman dalam melatih kesimbangan untuk mengurangi gejala vertigo yang dapat dilakukan secara mandiri tanpa perlu pengawasan ahi fisiotherapi adalah terapi fisik brandt daroff.
B. TUJUAN PENULISAN
1) Memaparkan informasi pengaruh tindakan terapi fisik brandt daroff terhadap vertigo
2) Menjadi landasan pengetahuan dalam praktik intervensi keperawatan pada pasien dengan gejala vertigo .
BAB II
TINAJUAN PUSTAKA A. KONSEP VERTIGO
1. DEFINISI
Vertigo merupakan suatu gangguan orientasi atau Keseimbangan tubuh terhadap suatu ruangan yang membuat penderita merasa bergerak ataupun berputar.Umur merupakan salah satu faktor risiko terjadinya vertigo perifer.
2. ETIOLOGI
Vertigo merupakan salah satu gangguan yang paling sering dialami dan menyusahkan sebagian besar manusia. Pada umumnya vertigo terjadi disebabkan oleh stress, mata lelah dan makanan dan minuman tertentu
3. KLASIFIKASI
Vertigo terbagi menjadi 2 yaitu vertigo vestibuler (sentral dan perifer) dan vertigo non vestibuler:
a. Vestibular adalah organ dalam telinga yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan dengan cara mengirimkan informasi berupa posisi tubuh ke otak. Vertigo yang disebabkan oleh gangguan pada vestibular dapat menyebabkan gejala berupa sensasi berputar yang muncul secara berkala, dan biasanya disertai dengan mual dan muntah.
b. Vertigo non vestibular adalah perasan melayang – layang yang berbeda dengan keadaan berputar. Vertigo non vestibular tidak disebabkan oleh gangguan pada organ telinga. Ada beberapa macam penyakit vertigo non vestibular. Penyakit tertentu seperti penyakit jantung, diabetes mellitus, dan hipertensi dapat menyebakan vertigo sistemik. Gangguan vertigo yang disebabkan oleh gangguan saraf disebut vertigo neurologik. Vertigo
ophtamologis disebabkan oleh berkurangnya daya penglihatan dan gangguan mata, dan vertigo yang disebabkan karena kurangnya pendengaran disebut vertigo otolaringologis. Penyebab lain dari vertigo dapat dikarenakan pola hidup yang tidak baik, contohnya memikirkan suatu masalah hingga stress. Vertigo yang disebabkan oleh keadaan ini disebut dengan vertigo psikogenik.
4. PATOFISIOLOGI
Vertigo bisa bersifat fungsional dan tidak ada hubunganya dengan perubahan- perubahan organ dalam otak. Otak sendiri sebenarnya tidak peka terhadap nyeri.
Artinya pada umumnya vertigo tidak disebabkan oleh kerusakan yang terjadi didalam otak. Namun satu ketegangan atau tekana pada selaput otak atau pembuluh darah besar didalam kepala dapat menimbulkan rasa sakit yang hebat pada kepala.
Sistem vestibular yang bertanggung jawab untuk menghubungkan rangsangan terhadap indera dengan pergerakan tubuh dan menjaga agar suatu objek tetap berada dalam fokus ketika tubuh bergerak.Selain disebabkan oleh gangguan pada sistem vestibular dan gangguan pada otak, vertigo juga bisa disebabkan oleh faktor idiopatik, trauma, fisiologis, konsumsi obat dan penyakit atau sindrom lain seperti Meniere.
B. KONSEP TERAPI FISIK BRANDT DAROFF
Terapi latihan Brandt Daroff adalah rehabilitasi vestibular salah satu bentuk latihan yang dapat dilakukan dengan aman di rumah dan tidak memerlukan seorang praktisi yang terlatih, menjadi bentuk latihan yang di sarankan dalam mengurangi gejala vertigo.
(Gambar 1) gerakan brandt daroff Gerakan-gerakan latihan sesuai urutan sebagai berikut:
1) Pertama, peserta duduk di tepi meja dengan kepala dirotasikan 45O ke satu arah.
2) Kedua, peserta kemudian dengan cepat berbaring ke sisi berlawanan dari posisi kepala dan mempertahankan pada posisi tersebut sampai vertigo mereda atau setidaknya 30 detik.
3) Ketiga, peserta kemudian duduk kembali dan memutar kepalanya 45 derajat ke sisi yang berlawanan dan kemudian melakukan prosedur nomor 2 dan 3 dan kembali duduk. Latihan dilakukan 5 kali dalam satu sesi, dua sesi per hari selama 4 minggu atau sampai 2 hari bebas dari vertigo symptoms
BAB III PEMBAHASAN
Systematic Review (SR) atau biasa disebut Systematic Literature Review (SLR) adalah cara sistematik untuk mengumpulkan, mengevaluasi secara kritis, mengintegrasikan dan menyajikan temuan dari berbagai studi penelitian pada pertanyaan penelitian atau topik yang menarik. SLR menyediakan cara untuk menilai tingkat kualitas bukti yang ada pada pertanyaan penelitian atau topik yang menarik. SLR memberikan tingkat pemahaman yang lebih luas dan lebih akurat daripada tinjauan literatur secara tradisional .
A. Analisis Jurnal
NO Penulis Tujuan Metode penelitian Hasil penelitian
1. Kusumaningsih, W., Mamahit, A.
A., Bashiruddin, J., Alviandi, W.,
& Werdhani, R.
A. (2015).
Untuk mengetahui dan
membandingkan efek terapi latihan vestibular mandiri BD dan MME terhadap
perbaikan gangguan keseimbangan penderita VPPJ.
Quasi eksperimen pada 23 subjek VPPJ yang diperoleh secara consecutive sampling,
laki-laki dan
perempuan berusia 20- 60 tahun. Secara random dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok BD (n=12) dan kelompok MME (n=11) untuk latihan mandiri di rumah. Nilai Symptoms Severity Score (SSS) dianalisis menggunakan uji McNemar dan nilai posturografi dianalisis
dengan uji t
berpasangan atau uji Wilcoxon Signed Rank bila sebaran data tidak normal.
Terdapat perbedaan bermakna pada nilai SSS pada latihan BD dan latihan MME (p<0,05). Tidak ditemukan perbedaan bermakna pada nilai posturografi dengan
latihan MME.
Ditemukan perbedaan bermakna (p<0,05) pada sepuluh variabel posturografi dengan latihan BD. Tidak ditemukan perbedaan bermakna (p>0,05) dari nilai SSS dan posturografi antara latihan Brandt Daroff dan MME. Kesimpulan:
Terdapat perbaikan bermakna nilai SSS yang lebih cepat pada kelompok yang diberi latihan Brandt Daroff dibandingkan dengan kelompok MME.
2. Andika herlina, Vino Rika Novia, Ibrahim Ibrahim (2017)
Untuk mengetahui efektifitas terapi latihan brandt daroff terhadap perbaikan
gangguan keseimbangan penderita vertigo.
Quasi eksperimen dengan jumlah sampel 28 orang sebagai sujek penelitian yang diperoleh secara consecutive sampling,
laki-laki dan
perempuan berusia 20- 60 tahun. Secara
random subjek
penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok control 14 orang responden dan kelompok perlakuan 14 orang responden untuk mealkukan latihan mandiri dirumah masing-masing setelah didemontrasikan terlebih dahulu teknik latihan yang akan dilakukan. Selanjutnya data yang diperoleh setelah observasi pre dan post terapi, nilai symptoms severity score (SSS) dianalisa dengan menggunakan uji t.
Didapatkan perbedaan bermakna pada latihan brandt daroff yang deberikan untuk menurunkan gangguan keseimbangan penderita vertigo dengan nilai (p<0,05) pada 14 subjek peneliti sebagai kelompok perlakuan.
Tidak ditemukan
perbedaan yang
bermakna (p>0,005) pada 14 subjek peneliti yang tidak diberikan latihan brandt daroff.
Kesimpulan: terdapat
perbedaan yang
bermakna nilai SSS yang lebih cepat pada kelompok yang diberi latihan brandt daroff dibandingkan dengan kelompok yang yang tidak diberi perlakuan latihan terapi.
3. Khoddafi, A. M., Zainaro, M. A., &
Andoko, A.
(2022).
Untuk mengetahui efektivitas
sebelum dan
sesudah dilakukan teknik brandt daroff pada pasien Vertigo Di Ruang
Unit Gawat
Darurat Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung apakah
mengalami
penurunan atau tidak.
studi kasus (case study) menggunakan 2 pasien yang ada di Ruang Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung. Analisa data dilakukan
menggunakan
Tindakan implemntasi dengan Teknik Brady Darrof.
Kegiatan ini dilakukan 4 hari selama 30 menit dengan menggunakan teknik brandt daroff
apakah dapat
menunjukkan adanya perbedaan antara sebelum dan sesudah diberikan teknik brandt daroff seperti jika sebelum dilakukan teknik brandt daroff skala nyeri 7 dan setelah dilakukan teknik brandt daroff skala nyeri menjadi 4. Latihan brandt daroff akan melatih sistem saraf dan keseimbangan
seseorang dan mampu menurunkan nyeri pada vertigo yang dialami,
karena dengan
melakukan latihan kurang lebih 3 kali sehari selama 4 hari mampu melancarkan peredaran darah, mempercepat
pemulihan atau
penurunan gangguan keseimbangan pada pasien vertigo.
4. Siagian, M. L.
(2022).
Untuk mengetahui pengaruh terapi brandt daroff terhadap tingkat vertigo pada lansia.
one group pre-post test
design. Jumlah
populasi sebanyak 20 lansia dengan jumlah sampel 19 lansia yang mengalami vertigo.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar kuisioner sebelum dan sesudah dilakukan terapi brandt daroff.
Hasil penelitian sebelum dilakukan terapi brandt daroff sebanyak 11 responden (58%) termasuk dalam kategori sedang dan sesudah dilakukan terapi brandt daroff sebanyak 14 responden (74%).
Analisa data
menggunakan uji statistic wilcoxon dan diperoleh tingkat signifikasi sebesar 0,000 dimana p>0,05 dengan demikian H1 diterima berarti ada pengaruh terapi brandt daroff terhadap tingkat vertigo pada lansia.
5. Monoarfa, S., Yunus, P., &
Kamasi, S.
(2024).
untuk mengetahui penerapan terapi fisik brandt daroff exercises pada pasien untuk mengatasi vertigo dan nyeri di ruangan Instalasi Gawat Darurat RSUD Prof. Dr.
H. Aloei Saboe Kota Gorontalo.
pra-eksperimental den gan pendekatan one- group pra-post test design, Sampel dalam penelitian ini yaitu pasien vertigo yang dirawat di ruangan IGD RSUD Prof. Dr. H.
Aloei Saboe Kota Kota Gorontalo dengan
jumlah sampel
sebanyak 20
responden.
nilai P-value yakni 0,007 melalui uji chi – squert. Berdasarkan syarat yang ada yakni terdapat perubahan yang signifikan apa bila nilai P-value <0.05. dan pada hasil penelitian nilai P- value 0.007 < 0.05, yang artinya terdapat perubahan nyeri yang signifikan setelah dilakukan terapi brandt daroff exercises.
A. Analisis Jurnal 6. Triyanti, N. C. D.
I., Nataliswati, T.,
& Supono, S.
(2018).
untuk mengetahui pengaruh
pemberian terapi fisik Brandt Daroff terhadap vertigo di UGD RSUD Dr. R Soedarsono Pasuruan.
Quasi Eksperimen jumlah sampel yang di peroleh sebanyak 30 responden,
pengambilan sampel menggunakan
metode Non Probability
Sampling, instrument yang digunakan adalah vertigo Symptom Scale Short Form (VSS SF) untuk mengukur skor vertigo, analisa data menggunakan uji Wilxocon Sign Rank Test.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pemberian terapi fisik brandt daroff terhadap vertigo (p sebesar 0,000).
Rekomendasi hasil penelitian ini adalah pasien yang mengalami
vertigo agar
mendapatkan tindakan terapi fisik Brandt Daroff karena dapat mengurangi vertigo.
B. Merumuskan PICOT
P : Pasien dewasa dengan diagnosia benign paroxysmal positional vertigo (bppv) I : Latihan brandt daroof
C : Tanpa intervensi (kelompok kontrol ) O : Penurunan gejala vertigo
C. Mencari dan mengumpulkan bukti penelitian
Langkah dalam memilih artikel yang digunakan sebagai bahan kajian pustaka adalah :
B. 5. 350 artikel Google scholar : 5.007
Pubmed : 343
2.145 google scholar, 343 pubmed artikel yang telah tersaring
Artikel dalam bentuk duplikasi : 2.516
71 google scholar, 4 pubmed artikel yang telah tersaring
Artikel dengan subjek tidak sama : 2.413
10 google scholar dan 1 pubmed artikel dinilai berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi
Penyaringan lanjutan
Dihilangkan artikel tidak lengkap : 60 Duplikasi : 4
6 artikel termasuk ke dalam kriteria inklusi dan sesuai dengan tujuan
Penyaringan berdasarkan kriteria inklusi lanjutan dan penilaian kualitas
Dihilangkan : 4
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN
Terapi fisik Brandt-Daroff telah terbukti menjadi salah satu metode yang efektif dalam mengatasi vertigo posisional paroksismal jinak (BPPV). Latihan ini dirancang untuk memindahkan kristal-kristal kecil di telinga bagian dalam yang menyebabkan sensasi pusing saat kepala bergerak ke posisi tertentu. Beberapa kesimpulan umum mengenai penerapan terapi ini adalah: Efektifitas: Berbagai penelitian menunjukkan bahwa latihan Brandt-Daroff sangat efektif dalam mengurangi frekuensi dan intensitas serangan vertigo pada pasien BPPV. Keamanan: Terapi ini umumnya aman dan memiliki risiko efek samping yang minimal. Mudah dilakukan: Latihan Brandt-Daroff dapat dilakukan sendiri di rumah setelah mendapatkan instruksi yang jelas dari tenaga kesehatan. Cepat melihat hasil: Banyak pasien mengalami perbaikan signifikan dalam beberapa hari atau minggu setelah memulai terapi. Biaya efektif: Terapi ini relatif murah dan tidak memerlukan peralatan medis yang khusus. Mekanisme Kerja: Terapi Brandt-Daroff bekerja dengan cara memindahkan kristal-kristal kecil (otolit) yang lepas dari posisinya yang normal di dalam kanalis semisirkularis telinga bagian dalam.
Dengan melakukan gerakan kepala tertentu, otolit ini dapat kembali ke posisi semula sehingga mengurangi gejala vertigo.
B. SARAN
Dengan melakukan penelitian lebih lanjut dan menerapkan saran-saran di atas, diharapkan terapi fisik Brandt-Daroff dapat menjadi semakin efektif dalam mengatasi vertigo dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kusumaningsih, W., Mamahit, A. A., Bashiruddin, J., Alviandi, W., & Werdhani, R. A.
(2015). Pengaruh latihan Brandt Daroff dan modifikasi manuver Epley pada vertigo posisi paroksismal jinak. Oto Rhino Laryngologica Indonesiana, 45(1), 43-52.
2. Novia, V. R., & Ibrahim, I. (2017). EFEKTIFITAS LATIHAN BRANDT DAROFF TERHADAP KEJADIAN VERTIGO PADA SUBJEKPENDERITA VERTIGO. Jurnal Kesehatan Medika Saintika, 8(2).
3. Khoddafi, A. M., Zainaro, M. A., & Andoko, A. (2022). Efektifitas Teknik Brady Daroff Terhadap Pasien Vertigo Di Ruang Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), 5(7), 2290-2294.
4. Siagian, M. L. (2022). Pengaruh Terapi Brandt Daroff Terhadap Tingkat Vertigo Pada Lansia Di Posyandu Lansia Bestari Maharani Pondok Benowo Indah Surabaya. Jurnal Keperawatan, 11(2), 45-51.
5. Septidianti, C. (2023). APLIKASI TERAPI BRANDT DAROFF EXERCISE TERHADAP PENURUNAN GANGGUAN KESEIMBANGAN PADA PASIEN YANG MENGALAMI VERTIGO (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS UNJA).
6. Monoarfa, S., Yunus, P., & Kamasi, S. (2024). Penerapan Terapi Fisik Brandt Daroff Exercises pada Pasien untuk Mengatasi Vertigo dan Nyeri di Ruangan UGD RSUD PROF. DR. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Malahayati Nursing Journal, 6(10), 4248- 4255.
7. Triyanti, N. C. D. I., Nataliswati, T., & Supono, S. (2018). Pengaruh Pemberian Terapi Fisik Brandt Daroff Terhadap Vertigo Di Ruang UGD Rsud Dr. R Soedarsono Pasuruan. Jurnal Keperawatan Terapan, 4(1), 59-64.
8. Setyawan, A., & Hidayat, R. (2023). Pengaruh terapi fisik Brandt-Daroff terhadap tingkat vertigo pada lansia di Posyandu Lansia Bestari Maharani Pondok Benowo Indah Surabaya. E-Journal STIKes William Booth, 10(1), 385-470.
https://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/Kep/article/download/385/470*
9. Ward, J. C. (2017). Benign paroxysmal positional vertigo. In W. H. Wilson, S.
Papparella, & J. O. Northern (Eds.), Scott-Brown's otolaryngology, head and neck surgery (9th ed., pp. 1045-1055). Churchill Livingstone.