SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYAKIT VERTIGO
PEMBIMBING LAHAN:
Mus Adah S. Kep., Ns
PEMBIMBING INSTITUSI:
Ninik Ambarsari, M. Kep
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
NAMA KELOMPOK:
Dhira Ayu P (1510009)
Febriansyah W I (1510015)
Fernanda Wike
(1510018)
Sherley Ajeng P (1510051)
Tiara Noviyanti
(1510052)
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2016/2017SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYAKIT
VERTIGO
STIKES HANG TUAH SURABAYA
Pokok Bahasan : Mengenal penyakit vertigo
Sasaran : Ibu-ibu, bapak-bapak dan para lansia Metode : Ceramah
Diskusi Media : Power Point
Leaflet Waktu : 30 menit.
Tempat : Puskesmas Klampis Ngasem Surabaya Hari dan tanggal : Kamis, 04 Mei 2017
Pukul : 08.00-08.30
I. LATAR BELAKANG
Vertigo merupakan kasus yang sering ditemui. Secara tidak langsung kitapun pernah mengami vertigo ini. Kata vertigo berasal dari bahasa Yunani “vertere” yang artinya memutar. Vertigo termasuk kedalam gangguan keseimbangan yang dinyatakan sebagai pusing, pening, sempoyangan, rasa seperti melayang atau dunia seperti berjungkir balik. Kasus vertigo di Amerika adalah 64 orang tiap 100.000, dengan presentasi wanita lebih banyak daripada pria. Vertigo juga lebih sering terdapat pada Usia yang lebih tua yaitu diatas 50 tahun.
Vertigo merupakan salah satu kelainan yang dirasakan akibat manifestasi dari kejadian atau trauma lain. Misalnya adanya cidera kepala ringan. Salah satu akibat dari kejadian atau trauma tersebut ialah seseorang akan mengalami vertigo. Kasus ini sebaiknya harus segera ditangani, karena jika dibiarkan begitu saja akan menggangu system lain yang ada di tubuh dan juga sangat merugikan klien karena rasa sakit atau pusing yang begitu hebat. Terkadang klien dengan vertigo ini sulit untuk membuka mata karena rasa pusing seperti terputar-putar. Ini disebabkan karena terjadi ketidakseimbangan atau gangguan orientasi.
Oleh karena itu, pembelajaran mengenai vertigo beserta asuhan keperawatannya dirasa sangat penting dan perlu. Dengan memiliki pengetahuan yang baik beserta pemberian asuhan keperawatan yang benar, maka diharapkan agar kasus vertigo ini dapat berkurang dan masyarakat bisa mengetahui akan kasus vertigo ini dan bisa mengantisipati akan hal tersebut.
II. TIU (Tujuan Intruksional Umum )
Setelah diberikan penyuluhan peserta dapat memahami serta mampu mengenal lebih dalam mengenai penyakit vertigo.
III. TIK ( Tujuan Intruksional Khusus ) a. Menjelaskan pengertian tentang vertigo b. Menjelaskan jenis-jenis vertigo
c. Menjelaskan etiologi vertigo d. Menjelaskan tanda gejala vertigo
e. Menjelaskan pemeriksaan penunjang vertigo f. Menjelaskan penatalaksanaan vertigo
IV. SASARAN
Ibu-ibu, bapak-bapak dan para lansia di puskesmas Klampis Ngasem Surabaya
V. MATERI (TERLAMPIR) VI. METODE a. Ceramah b. Diskusi VII. MEDIA a. Power point b. Leaflet
VIII. KRITERIA EVALUASI a. Kriteria Struktur :
1. Peserta hadir minimal 15 orang.
2. Penyelenggara penyuluhan dilakukan di puskesmas Klampis Ngasem Surabaya.
3. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan.
b. Kriteria Proses:
1. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan 2. Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan
3. Paserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar c. Kriteria Hasil:
1. Peserta mengetahui pengertian tentang vertigo 2. Peserta mengetahui jenis-jenis vertigo
3. Peserta mengetahui etiologi vertigo 4. Peserta mengetahui tanda gejala vertigo
5. Peserta mengetahui pemeriksaan penunjang vertigo 6. Peserta mengetahui penatalaksanaan vertigo
IX. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan Audience
1 5 Menit
Pembukaan
1. Penyuluh memulai penyuluhan dengan mengucapkan salam 2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan 4. Menyebutkan materi yang akan
diberikan 1. Menjawab salam 2. Memperhatikan 3. Memperhatikan 4. Memperhatikan 2 15 Menit Pelaksanaan
1. Menjelaskan pengertian tentang vertigo
2. Menyebutkan jenis-jenis vertigo 3. Menjelaskan etiologi vertigo 4. Menyebutkan tanda gejala
vertigo 5. Menjelaskan pemeriksaan penunjang vertigo 1. Memperhatikan 2. Memperhatikan 3. Memperhatikan 4. Memperhatikan 5. Memperhatikan 6. Memperhatikan
6. Menjelaskan penatalaksanaan vertigo
3 5 Menit
Evaluasi:
1. Diskusi atau tanya jawab
2. Meminta audience menjelaskan pengertian vertigo
3. Meminta audience menyebutkan tanda gejala vertigo
1. Bertanya dan mendengarkan jawaban 2. Menjelaskan pengertian penyakit vertigo 3. Menyebutkan tanda gejala vertigo 4 5 Menit Terminasi
1. Mengucapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan
2. Mengucapkan salam penutup
1. Memperhatikan
X. SETTING TEMPAT
Keterangan :
: Pembawa acara dan moderator : Observer
: Penyaji : Audience
XI. PENGORGANISASIAN
a. Pembawa acara dan moderator : Fernanda Wike b. Penyaji : Tiara Noviyanti c. Observer : Dhira Ayu P
d. Fasilitator : Febriansyah Wahyu I e. Notulen : Sherley Ajeng P
Surabaya, 04 Mei 2017 Mengetahui,
Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi
(Mus Adah S. Kep., Ns) (Ninik Ambarsari, M. Kep)
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa Penanggung Jawab Kegiatan
( Sherley Ajeng Pratiwi)
Ketua Kelompok
berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali (Israr, 2008).
B. Jenis- jenis Vertigo 1. Vertigo Periferal
Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas mengontrol keseimbangan. Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo periferal antara lain penyakitpenyakit seperti benign parozysmal positional vertigo (gangguan akibat kesalahan pengiriman pesan), penyakit meniere (gangguan keseimbangan yang sering kali menyebabkan hilang pendengaran), vestibular neuritis (peradangan pada sel-sel saraf keseimbangan), dan labyrinthitis (radang di bagian dalam pendengaran).
2. Vertigo Sentral
Saluran vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang senantiasa mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk menjaga keseimbangan. Vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak, khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak dan serebelum (otak kecil).
C. Etiologi Vertigo
Vetigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara tibatiba. Penyebab umum dari vertigo: (Israr, 2008)
1. Keadaan lingkungan
a. Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut) 2. Obat-obatan
b. Gentamisin 3. Kelainan sirkulasi
a. Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan arteri basiler
4. Kelainan di telinga
a. Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo)
b. Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri c. Herpes zoster
d. Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga) e. Peradangan saraf vestibuler
f. Penyakit Meniere 5. Kelainan neurologis
a. Sklerosis multiple
b. Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau keduanya
c. Tumor otak
d. Tumor yang menekan saraf vestibularis.
D. Tanda Gejala Vertigo N O VERTIGO PERIFERAL (VESTIBULOGENIK) VERTIGO SENTRAL (NON-VESTIBULER) 1 Pandangan gelap Penglihatan ganda
2 Rasa lelah dan stamina menurun Sukar menelan
3 Jantung berdebar Kelumpuhan otot-otot 4 Hilang keseimbangan Sakit kepala yang parah 5 Tidak mampu berkonsentrasi Kesadaran terganggu 6 Perasaan seperti mabuk Tidak mampu berkata-kata 7 Otot terasa sakit Hilangnya koordinasi 8 Mual dan muntah Mual dan muntah-muntah 9 Memori dan daya piker menurun Tubuh terasa lemas 10 Sensitive pada cahaya terang
E. Pemeriksaan Penunjang Vertigo 7. Tes Romberg yang dipertajam
Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup. Orang yang normal mampu berdiri dengan sikap yang romberg yang dipertajam selama 30 detik atau lebih
8. Tes Melangkah ditempat (Stepping Test)
Penderita disuruh berjalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak 50 langkah. Kedudukan akhir dianggap abnormal jika penderita beranjak lebih dari satu meter atau badan berputar lebih dari 30 derajat
9. Salah Tunjuk(post-pointing)
Penderita merentangkan lengannya, angkat lengan tinggi-tinggi (sampai fertikal) kemudian kembali kesemula
F. Penatalaksanaan Vertigo
Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan, terapi fisik / latihan dan olah raga. Dan jika kedua terapi di atas tidak dapat mengatasi kelainan yang diderita dianjurkan untuk terapi bedah.
Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) : Terdiri dari :
1. Terapi kausal
Terapi kasual yaitu pengobatan dengan meniadakan dan memusnahkan penyebab penyakit sampai pada akar-akarnya.
2. Terapi simtomatik
Terapi simtomatik adalah suatu cara pengobatan dengan mengurangi ataupun meringankan gejala penyakit, sedangkan penyebab utamanya yang lebih mendalam tidak dipengaruhi sama sekali. Sebagai contoh dengan meminum obat untuk menghilangkan secara sementara.
3. Terapi rehabilitative
Terapi rehabilitatif adalah suatu terapi pengobatan secara fisik dengan latihan fisik. Ada 2 metode terapi fisik yaitu :
Latihan metode Brandt-Daroff yaitu pasien duduk tegak di tepi tempat tidur dengan kaki tergantung. Lalu tutup kedua mata dan berbaring dengan cepat pada salah satu sisi tubuh selama 30 detik, kemudian duduk tegak kembali. Setelah 30 detik baringkan tubuh ke sisi lain dengan cara yang sama, tunggu selama 30 detik, setelah itu duduk tegak kembali. Lakukan latihan ini 5 kali pada pagi hari, dan 5 kali pada malam hari sampai 2 hari berturut-turut tidak timbul vertigo lagi 2) Latihan Visual Vestibular dan Latihan Berjalan
a. Pada penderita yang harus berbaring
a) Melirik ke atas, ke bawah, ke samping kanan, ke samping kiri. Selanjutnya gerakan serupa sambil menatap jari yang digerakkan pada jarak 30 cm, mula-mula gerakkannya lambat, makin lama makin cepat.
b) Gerakkan kepala ke kiri dan ke kanan, makin lama makin cepat. Lalu diulangi dengan mata tertutup.
b. Pada penderita yang sudah bisa duduk
a) Gerakkan kepala dengan cepat ke atas dan ke bawah, seperti sedang manggut, sebanyak 5 kali, lalu tunggu 10 detik atau lebih lama sampai vertigo menghilang. Ulangi latihan tersebut sebanyak 5 kali.
b) Gerakkan kepala menatap ke kiri atau ke kanan atas selama 30 detik, kembali ke posisi biasa selama 30 detik, lalu menatap ke atas sisi lain selama 30 detik dan seterusnya. Ulangi latihan sebanyak 3 kali.
c) Sambil duduk membungkuk dan mengambil benda yang diletakkan di lantai.
c. Pada penderita yang sudah bisa berjalan
a) Sambil berdiri gerakkan mata ke kiri dan kekanan dan gerakkan kepala juga ke kiri dan ke kanan juga ke depan dan ke belakang.
b) Duduk di kursi lalu berdiri dengan mata terbuka dan tertutup. c) Jalan menyeberang ruangan dengan mata terbuka dan tertutup.
d) Jalan turun-naik pada lantai miring atau undakan dengan mata terbuka dan tertutup bergantian.
e) Berjalan mengelilingi seseorang sambil melempar bola dengannya.
DAFTAR HADIR KEGIATAN PENYULUHAN PADA IBU, BAPAK SERTA LANSIA TENTANG PENYAKIT VERTIGO DI PUSKESMAS KLAMPIS
NGASEM SURABAYA
No Nama Tanda Tangan
1. 1. 2. 2. 3. 3. 4. 4. 5. 5. 6. 6. 7. 7. 8. 8. 9. 9. 10. 10. 11. 11. 12. 12. 13. 13. 14. 14. 15. 15. 16. 16. 17. 17. 18. 18. 19. 19. 20. 20. 21. 21. 22. 22. 23. 23. 24. 24. 25. 25.
DAFTAR PUSTAKA
Lumban Tobing. S.M, 2003, Vertigo Tujuh Keliling, Jakarta: FK UI
Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia, 1998, Vertigo Patofisiologi, Diagnosis dan Terapi, Malang: Perdossi
Mansjoer et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Sudoyo Aru.W et al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Doengoes Marilynn. E et al. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3. Jakarta: EGC