LAPORAN PENDAHULUAN
MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Manajemen Pelayanan Kebidanan Komprehensif
Oleh:
VINAERSA PO7124424050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN 2025
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Manajemen Pelayanan Kebidanan
Disusun Oleh VINAERSA PO.71.24.4.24.050
Menyetujui, Pembimbing Institusi
Wilma, SST,M.Kes NIP. 198011032006042005
Pembimbing Klinik
Bdn. Sandra Norviana, S.Tr.Keb NIP. 199811112022032019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Pendahuluan terkait Asuhan Kebidanan Komprehensif Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Penulisan Laporan Komprehensif ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas praktik Asuhan Kebidanan Keluarga Komprehensif Program Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Palembang. Laporan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Muhammad Taswin, S.Si, Apt, MM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Palembang
2. Dr. Syamsuddin Isaac SM, Sp.OG., MARS selaku Direktur RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan
3. Ibu Nesi Novita, S.SiT, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang
4. Ibu Bdn. Rosyanti Pastuty, S.SiT, M.Kes selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Palembang
5. Ibu Wilma, SST, M.Kes selaku Pembimbing Institusi
6. Ibu Bdn. Sandra Norviana, S.Tr.Keb selaku Pembimbing Lahan
7. Seluruh pihak yang telah membantu pada penyusunan laporan ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Palembang, Maret 2025
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... ii
DAFTAR GRAFIK... iii
DAFTAR TABEL... iv
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Tujuan ... 3
C. Manfaat... 3
BAB II TINJAUAN LAHAN... 5
A. Gambaran umum Rumah Sakit... 5
1. Sejarah Singkat... 5
2. Falsafah, Motto, Visi, Misi, dan Tujuan... 6
3. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi... 7
4. Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan... 8
B. Pengumpulan Data... 9
1. Data umum ruangan... 9
2. Data Khusus Ruangan... 15
C. Analisa Masalah... 40
D. Identifikasi Masalah... 42
F. Rencana Strategi... 43
BAB III PENUTUP... 44
A. Kesimpulan... 44
B. Saran... 44
DAFTAR PUSTAKA... 46
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Kesehatan Tahun 2020... 9 Tabel 2.2 Pengunjung Tahun 2020... 11
Tabel 2.3 Pengunjung Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2020 11 Tabel 2.4 Fasilitas Tempat Tidur Rawat Inap
Tabel 2.5 Tarif Pelayanan Instalasi Kebidanan... 13
Tabel 2.6 Tarif Pelayanan Kesehatan di Ruang Rawat Inap 14 Tabel 2.7 Tarif Visit Dokter... 14
Tabel 2.8 Jasa Pembuatan Askep 15
Tabel 2.9 Daftar SPO Di Ruang Kebidanan 15
Tabel 2.10 Daftar SPO Instalasi Laboratorium... 19 Tabel 2.11 Daftar SPO Sasaran Keselamatan Pasien 20
Tabel 2.12 Daftar SPO PPK 22
Tabel 2.13 Daftar SPO Kebidanan dan Keperawatan Maternitas... 23 Tabel 2.14 Daftar SPO Peningkatan Mutu Keselamatan Pasien 24
Tabel 2.15 Standar Asuhan Kebidanan (SAK) Ruang Kebidanan 25
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan lembaga dalam masyarakat, dimana rumah sakit sebagai suatu struktur terorganisasi yang menggabungkan semua profesi kesehatan, fasilitas diagnostic dan terapi, alat dan perbekalan serta fasilitas fisik untuk menghasilkan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi masyarakat (Triwibowo, 2013).
Kualitas pelayanan adalah derajat memberikan pelayanan secara efisien dan efektif sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan pasien, memanfaatkan teknologi tepat guna, dan hasil penelitian dalam pengembangan pelayanan kesehatan atau keperawatan dan kebidanan sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal. Pelayanan kesehatan dimasyarakat merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada pasien oleh suatu tim multi disiplin termasuk tim keperawatan dan kebidanan dalam melaksanakan pelayanan keperawatan dan kebidanan (Nursalam, 2011).
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di sebuah organisasi. Di dalam manajemen tersebut mencakup kegiatan POAC (planning, Organizing, Actuating, Controlling) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi tersebut.Kebidanan Indonesia sekarang ini masih berada dalam proses mewujudkan kebidanan sebagai profesi, maka dari itu banyak terjadi beberapa perubahan-perubahan dalam aspek kebidanan yaitu berupa penataan pendidikan tinggi kebidanan, pelayanan dan asuhan kebidanan, pembinaan dan kehidupan keprofesian, dan penataan lingkungan untuk perkembangan kebidanan. Perubahaan-perubahaan ini akan membawa dampak yang positif seperti makin meningkatnya mutu pelayanan kesehatan atau kebidanan yang diselenggarakan, makin sesuainya jenis dan keahlian tenaga kesehatan atau kebidanan yang tersedia dengan tuntutan masyarakat, dan bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan.
Organisasi berfungsi untuk pengorganisasian aktivitas untuk mencapai tujuan, penugasan suatu kelompok tenaga kebidanan, menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik vertical maupun horizontal, yang bertanggungjawab untuk mencapai tujuan organisasi. Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada
sesuai dengan keterampilan yang mereka miliki, dan dukungan sumber daya yang mampu disediakan. Pengendalian merupakan proses untuk mengetahui apakah pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana, pedoman, ketentuan kebijakan, tujuan dan sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya. Pengendalian dilakukan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan, dan ketidaksesuaian yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan atau sasaran organisasi.
RSUD Sungai Gelam sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Tujuan tersebut dapat terlaksana jika rumah sakit didukung dengan adanya organisasi yang mantap dan manajemen yang baik dengan berorientasi pada mutu pelayanan bagi masyarakat. Dalam pengorganisasian rumah sakit terdapat beberapa tenaga kesehatan yang berperan diantaranya Kepala Ruang, Ketua Tim, dan Bidan Pelaksana yang bertugas.
Kepala ruang sebagai seorang pemimpin dalam praktiknya harus melaksanakan fungsi manajemen sesuai dengan perannya. Dimana fungsi manajemen kepala ruang mencakup kegiatan POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) terhadap bidan pelaksana bertujuan untuk mencapai kinerja bidan pelaksana yang tinggi (Nursalam, 2011).
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palembang Prodi Profesi Bidan dituntut untuk mengaplikasikan langsung pengetahuan manajerialnya diruang Instalasi Kamar Bersalin RSUD Siti Fatimah, dimana ruang kebidanan adalah ruangan VK dan KBBL.
Pelayanan diruang VK dan KBBL adalah memberikan pelayanan terintergrasi dan komprehensif karena terdiri dari pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, dan pelayanan kebidanan terkoordinasi oleh semua pihak.
Maka dari itu pelayanan kebidanan harus dikelola secara profesional, karena itu perlu adanya Manajemen Kebidanan. Manajemen Kebidanan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga bidan perlu memahami bagaimana konsep dan aplikasinya di dalam organisasi kebidanan itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut, penulis akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan manajemen kebidanan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah melakukan studi pustaka dan Praktik klinik ini diharapkan mahasiswa Program Studi Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Palembang diharapkan mampu melakukan pengelolaan unit pelayanan kebidanan sesuai dengan konsep dan langkah manajemen kebidanan.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti pengalaman belajar klinik manajemen pengelolaan pelayanan kebidanan, mahasiswa mampu :
a. Melakukan kajian situasi unit pelayanan kebidanan di ruang rawat inap yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan tenaga kerja, pengarahan, dan pengendalian.
b. Menganalisa permasalahan manajemen pengelolaan ruangan.
c. Merumuskan masalah manajemen pengelolaan ruangan dan mencari akar masalah dengan menggunakan root cause analisis fishbone
d. Menyusun prioritas masalah manajemen pengelolaan ruangan.
e. Menyusun rencana penyelesaian masalah pada unit pelayanan kebidanan tertentu berdasarkan hasil kajian bersama dengan penanggungjawab unit.
f. Melaksanakan implementasi perbaikan fungsi manajemen pengelolaan ruangan sesuai masalah prioritas (melakukan peran tentang operan, supervisi, pengarahan, dan ronde kebidanan).
g. Melaksanakan evaluasi manajemen pengelolaan pelayanan kebidanan.
h. Melakukan peran dan fungsi manajerial dengan role play sebagai Kepala Ruang, Ketua Tim, dan Bidan Pelaksana.
i. Melakukan pendokumentasian pengelolaan manajerial.
C. Manfaat
1. Bagi Ruang Kebidanan
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan kepada bidan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kebidanan khususnya pemberian asuhan kebidanan.
2. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah
Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam rangka meningkatkan mutu manajemen pengelolaan pelayanan kebidanan dan sarana prasarana di setiap ruangan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai masukan atau refrensi bagi institusi pendidikan dalam hal manajemen kebidanan.
4. Bagi Mahasiswa
Sebagai pembelajaran bagi mahasiswa praktek untuk meningkatkan pengetahuan dan melaksanakan asuhan kebidanan di ruang rawat inap.
BAB II
TINJAUAN LAHAN
A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Singkat
Merupakan rumah sakit milik permerintah daerah terbesar di indonesia, yg berdiri di atas lahan seluas 4,1 Hektar dengan area bangunan seluas 52,952,11 m2.
Lahir sebagai bukti keseriusan pemerintah daerah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Di resmikan oleh Gubernur Sumatera Selatan dan di saksikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2018. Memulai operasionalnya di tahun 2018. RSUD Siti Fatimah memiliki 261 tempat tidur untuk layanan rawat inap.
Perbaikan manajemen yang terus-menerus dilaksanakan adalah untuk menghasilkan kinerja pelayanan yang baik yang didukung oleh sumberdaya yang potensial. Hal ini menjadikan RSUD Siti Fatimah siap dan berusaha untuk memenangkan persaingan dalam memberikan pelayanan prima dan kepuasan konsumen.
Sejak Rumah Sakit Umum Daerah Sungai Gelam diresmikan pada tahun 2018 dan ditetapkan tipe Rumah Sakit menjadi Tipe B pada oleh Menteri Kesehatan, rumah sakit mampu meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat sebagai rumah sakit rujukan, meskipun bila dilihat dari manajemen rumah sakit belum dapat berjalan secara optimal, mengingat masih banyak kekurangan baik dari segi fasilitas, sarana dan prasarana serta sumberdaya manusia yang dimiliki rumah sakit .
Dalam upaya penyesuaian paradigma baru berupa arus informasi yang begitu cepat dan ditandai dengan semakin tingginya tuntutan masyarakat akan pelayanan yang baik dan memuaskan. RSUD Siti Fatimah berusaha memberikan pelayanan yang terbaik , terjangkau masyarakat umum serta professional sehingga memuaskan semua pihak.
2. Falsafah, Motto, Visi, Misi, dan Tujuan a. Motto
Motto RSUD Siti Fatimah dalam meningkatkan kinerjanya adalah “KAMI SELALU TERDEPAN MELAYANI KESEHATAN ANDA”
Core Value “WE PROTECT”
1. Welcome 2. Empathy 3. Professional 4. Respect
5. One Stop Service Hospital (Curative and Rehabilitative) 6. Team Work
7. Embrace Innovation
8. Customer Oriented, Cost Effectiveness 9. Time Response
b. Visi
RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan mengemban visi sebagai berikut: “Menjadi Rumah Sakit Umum Rujukan Regional dan Rumah Sakit Pendidikan yang mampu mewujudkan pelayanan yang bermutu, profesional, efisien dengan standar pelayanan kelas dunia”.
c. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan menetapkan misi yaitu:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, prima, informatif, dan efektif dengan tetap memperhatikan aspek sosial kemasyarakatan.
2. Menyelenggarakan pelayanan yang mengutamakan keramahan, kecepatan, keselamatan, keamanan, kemudahan, dan kenyamanan
3. Memberikan pelayanan rujukan yang berfungsi sebagai pusat rujukan Provinsi Sumatera Selatan dengan menggunakan teknologi modern dan pelayanan kesehatan secara komprehensive kepada masyarakat
4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang berkesinambungan sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan & Teknologi
5. Menciptakan SDM yang mempunyai daya saing tinggi dan loyal terhadap organisasi.
6. Mengembangkan Pendidikan, Pelatihan, dan penelitian yang terintegrasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan
7. Menjalin kerja sama dengan institusi terkait baik dalam dan luar negeri untuk memperluas jaringan dan meningkatkan kinerja Rumah Sakit
8. Mewujudkan sistem manajemen Rumah Sakit yang mampu meningkatkan kesejahteraan seluruh karyawan dan menjamin kepastian hukum secara transparan, akuntabel dan auditable
9. Membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekitar
STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS
Struktur Organisasi RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 14 Tahun 2020, tentang Unit Pelaksana Teknis Dinas Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Adapun Susunan Organisasi RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan terdiri atas.
1. Direktur RSUD;
2. Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan yang membawahi : a) Bidang Pelayanan dan Pengembangan Medik yang membawahi :
Seksi Pelayanan dan Pengembangan Medik.
Seksi Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Medik.
Bidang Pelayanan Keperawatan yang membawahi :
Seksi Pelayanan dan Pengembangan Asuhan dan Profesi Keperawatan.?
Seksi Monitoring dan Evaluasi Asuhan dan Profesi Keperawatan.
Bidang Pelayanan Penunjang Medik yang membawahi:
Seksi Pelayanan dan Pengembangan Penunjang Medik.
Seksi Monitoring dan Evaluasi Penunjang Medik.
3. Wakil Direktur Umum dan Keuangan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah yang membawahi :
Bagian Umum yang membawahi :
Subbagian Tata Usaha dan Hukum.
Subbagian Rumah Tangga.
Subbagian Rekam Medik dan SIMRS.
Bagian Keuangan, membawahi :
Subbagian Perencanaan dan Anggaran.
Subbagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana.
Subbagian Akutansi.
Bagian Pengelolaan Barang Milik Daerah yang membawahi:
Subbagian Perencanaan Barang Milik Daerah.
Subbagian Penatausahaan Barang Milik Daerah.
Subbagian Pengendalian Barang Milik Daerah.
4. Wakil Direktur Sumber Daya Manusia, Hubungan Masyarakat dan Protokol, Pemasaran dan Kemitraan yang membawahi :
Bagian Sumber Daya Manusia yang membawahi :
Subbagian Pengelolaan Sumber Daya Manusia.
Subbagian Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia
Subbagian Pendidikan dan Penelitian
Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol, Pemasaran dan Kemitraan yang membawahi:
Subbagian Hubungan Masyarakat dan Protokol;
Subbagian Pemasaran;
Subbagian Kemitraan.
1. Dewan Pengawas 2. Komite;
3. Satuan Pemeriksa Internal;
4. Instalasi;
5. Kelompok Jabatan Fungsional.
3. Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan a. Instalasi Rawat Jalan , Meliputi :
1. Poliklinik Obsgyn/Kandungan 2. Poliklinik Bedah
3. Poliklinik Penyakit Dalam 4. Poliklinik Kardiovaskuler 5. Poliklinik Syaraf
6. Poliklinik Kulit Kelamin 7. Poliklinik Mata
8. Poliklinik Anak 9. Poliklinik THT
10. Poliklinik Patologi Anatomi 11. Poliklinik Radiologi
12. Poliklinik Gigi dan Mulut 13. Poliklinik Geriatri
b. Instalasi Gawat Darurat dan PONEK c. Instalasi Rawat Inap, Meliputi :
1. Pavilium Leanpuri (VVIP) 2. Pavilium Az-zahra (VIP)
5. Pavilium Cemara ( Ranap Anak dan Kebidanan) d. Ruang Intensif
1. HCU High Care Unit 2. ICU Intensif Care Unit
3. PICU Pediatric Intensif Care Unit 4. NICU Neotatus Intensif Care Unit 5. CVCU Cardiovaskuler Care Unit 6. IBS Instalasi Bedah Central 7. IKB Instalasi Kamar Bersalin 8. Perinatologi
9. Ruang Hemodialisa
e. Pelayanan Penunjang Medik, meliputi : 1. Pemeriksaan Radiologi
2. Pemeriksaan Laboratorium 3. Pelayanan Farmasi
4. Medical Check Up B. Pengumpulan data
1. Data umum ruangan
a. Tenaga dan Pasien (M1 – Man)
b. Bangunan, Sarana dan Prasarana (M2 - Material) Kelas Rumah Sakit : Tipe B
Luas Lahan RSUD : 41.000 m2 Luas Bangunan RSUD : 52.592,11 m2
Lokasi : Jl. Kolonel H. Barlian, Suka Bangun, Kec. Sukarami, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30151
c. Metode Pemberian Asuhan Kebidanan (M3/ Methode)
Ruang Instalasi Kamar Bersalin RSUD Siti Fatimah menggunakan metode pelayanan asuhan kebidanan jenis metode tim. Metode tim adalah suatu metode pelayanan asuhan kebidanan yang seorang bidan profesional memimpin sekelompok tenaga medis dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif.
d. Pembiayaan (M4/Money)
Pembiyaan kebutuhan Ruang Instalasi Kamar Bersalin berasal dari dana RS yang bersumber dari APBN (Alkes dan Obat) dan APBD (Operasional) Provinsi Sumatera Selatan.
2. Data Khusus Ruangan a. Fungsi Perencanaan
1) Visi Ruangan
Visi Ruang kebidanan yaitu terciptanya pelayanan kebidanan yang professional agar tercapai kepuasan pasien dan petugas.
2) Misi Ruangan
Misi Ruang kebidanan yaitu :
a) Melayani pasien dengan professional dan memuaskan b) Meningkatkan keterampilan petugas
c) Menjalin kerjasama yang baik antar petugas 3) Standar Operasional Prosedur
Standar operasional prosedur Ruang Instalasi Kamar bersalin RSUD SIti Fatimah sudah ada namun sebagian masih dalam proses pengajuan untuk dilakukan revisi untuk keperluan akreditasi rumah sakit.
a. Tabel 2.9 Daftar SPO Di Ruang Kebidanan b. Tabel 2.10 Daftar SPO Instalasi Laboratorium c. Tabel 2.11 Daftar SPO Sasaran Keselamatan Pasien
d. Tabel 2.12 Daftar SPO PPK (Pendidikan Pasien dan Keluarga) e. Tabel 2.13 Daftar SPO Kebidanan dan Keperawatan
Maternitas
f. Tabel 2.14 Daftar SPO Peningkatan Mutu Keselamatan Pasien 4) Standar Asuhan Kebidanan
Standar asuhan kebidanan adalah pernyataan deskriptif terhadap kualitas yang diinginkan untuk mengevaluasi asuhan kebidanan. Standar kebidanan dapat menjadi tolak ukur mutu asuhan kebidanan yang diberikan kepada pasien. Standar harus berdasarkan kesepakatan bersama sampai dianggap layak serta memadai untuk tujuan tertentu. Standar dapat dibuat,
Standar Asuhan Kebidanan identik dengan standar profesi kebidanan, berguna sebagai kriteria untuk mengukur keberhasilan dan mutu asuhan kebidanan. Depkes RI tahun 1998 menyebutkan bahwa standar-standar yang ditetapkan dalam Standar Asuhan kebidanan dimaksud terdiri dari:
Standar I : Pengkajian kebidanan
Standar II : Diagnosa kebidanan
Standar III : Perencanaan kebidanan
Standar IV : Intervensi kebidanan
Standar V : Evaluasi kebidanan
Standar VI : Catatan asuhan kebidanan
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu tujuan. Proses akhir dari proses kebidanan bisa berupa sebuah pembebasan dari gejala, eliminasi risiko, pencegahan komplikasi, argumentasi pengetahuan atau keterampilan kesehatan dan kemudahan dari kebebasan maksimal (Nursalam, 2007).
Tabel.2.15 Standar Asuhan Kebidanan (SAK) Ruang Kebidanan RSUD Siti Fatimah 2018
Sumber :
Keterangan : SAK yang belum ada masih dalam proses pembuatan oleh TIM SAK dan SOP Ruang kebidanan.
Standar asuhan Ruang Kebidanan RSUD Siti Fatimah sudah ada namun sebagian masih dalam proses pengajuan untuk dilakukan revisi dan pengesahan.
Salah satu asuhan yang dilakukan adalah keselamatan pasien. Terdapat enam sasaran pasien safety, yaitu :
a) Ketepatan identifikasi pasien
Ketepatan identifikasi pasien di Ruang Instalasi Kamar Bersalin RSUD Siti Fatimah sudah dilakukan dengan baik. Pemberian gelang identitas pasien, identitas sesuai dengan nama pasien, identitas gelang pasien ditulis sesuai dengan RM pasien, terdapat tanggal lahir digelang pasien, identitas gelang pasien sesuai dengan label obat pasien, perawat menanyakan nama pasien dan mencocokan di gelang identitas pasien saat memberikan obat, melakukan tindakan, laboratorium, rongten dan
operasi sudah dilakukan oleh petugas kesehatan dengan baik setiap harinya.
b) Peningkatan komunikasi efektif
Komunikasi efektif di Ruang Instalasi Kamar Bersalin RSUD Siti Fatimah antara tenaga kesehatan dan dokter dilakukan saat dokter melakukan visite kepada pasien, saat kolaborasi dengan tenaga medis lainnya seperti bagian laboratorium dan gizi. Selain itu komunikasi efektif ini dilakukan dengan menggunakan SOAP pada saat operan jaga.
c) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Keamanan obat di Ruang Instalasi Kamar Bersalin RSUD Siti Fatimah dilakukan pemisahan obat Hight Alert dan LASA dengan menggunakan label di setiap obat. Pelabelan ini sudah dilakukan di bagian farmasi.
Tersediananya loker pemisah obat antara pasien, sehingga meminimalisir adanya pertukaran obat. Tersedianya obat emergency yang telah dipisahkan tempatnya. Adanya etiket obat oral maupun parenteral , serta etiket yang terdiri dari nama pasien, no.RM, tanggal lahir, nama obat, cara pemberian dan waktu pemberian. Pada pemberian obat oral dan parenteral perawat sudah memperhatikan 5 benar obat (benar pasien, obat, dosis, indikasi dan cara pemberian).
d) Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi
Pelaksanaan tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi sudah sesuai dengan SOP yang sudah ada dan didokumentasikan dengan baik.
e) Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan diruang Kebidanan telah tersedia handwash, tissue, hand rub, wastefel, tempat sampah non infeksius di depan tiap kamar, dan sampah infeksius di 2 tempat serta sampah plabot infus. Penggunaan tempat sampah infekisus dan non infeksius sudah tepat dalam penggunaannya,untuk penggunaan safety box juga sudah digunakan secara tepat dan benar Petugas kesehatan di ruang Kebidanan belum melaksanakan cuci tangan five moment secara optimal.
Pengkajian sekala risiko jatuh pada pasien belum dilaksanakan secara objektif
5) Standar Kinerja
Standar kinerja yang diberlakukan pada Ruang Instalasi Kamar Bersalin RSUD Siti Fatimah yaitu berdasarkan pada standar yang telah ditetapkan.
Dilakukan evaluasi standar kinerja setiap 3 bulan oleh Kepala Ruang.
Standar Kinerja yang harus dicapai oleh petugas yaitu orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, dan kerjasama.
b. Fungsi Pengorganisasian 1) Struktur Organisasi
2) 3)
2) Uraian Tugas
Berikut merupakan uraian tugas kepala ruang, wakil kepala ruang, ketua tim, dan bidan pelaksana.
a) Kepala Ruang
(1) Membuat jadwal dinas koordinasi dengan ketua tim Kepala Ruang
Fitri Yuliana, Am.Keb
Ketua TIM I Okta Hardianti,
Am.Keb
Ketua TIM II Vinaersa, S.Tr.Keb
Anggota 1. Miftahul
Jannah, Am.Keb 2. Yunita
Nirwana, Am.Keb 3. Iis Dahlia,
Am.Keb
Anggota 1. Miranti
Octarina, SST 2. Wulan,
Am.Keb 3. Syarika Nadia, Am.Keb Ketua TIM III
Jumia Supriati, Am.Keb
Anggota 1. Widianti, Am.Keb 2. Inne Ristika
Am.Keb 3. Yessi Gasela,
Am.Keb 4. Rinda
Harmanita, Am.Keb
Ketua TIM IV Dian Oktaria, Am.Keb
Anggota 1. Inggrir
Alriska, Am.Keb 2. Ririn Silvi
Agustya, Am.Ken 3. Nurhidayah,
Am.Keb Sekertaris
Veggy Liviane, S.Tr.Keb
(2) Menyiapkan materi tentang permasalahan pasien dan ruangan yang ada pada hari tersebut termasuk laporan permasalahan dinas malam
(3) Kepala ruang melakukan meeting morning untuk menindaklanjuti masalah yang ada yang diawali dengan doa dan diakhiri dengan doa
(4) Membagi pasien ke dalam grup metode tim sesuai dengan kemampuan dan beban kerja
(5) Memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas ketua tim dan anggota tim
(6) Melakukan supervisor dan memberi motivasi seluruh staf keperawatan untuk mencapai kinerja yang optimal
(7) Memberikan reinforcement positif kepada semua staff termasuk pada saat mengakhiri meeting morning kepada dinas malam dan dinas pagi
(8) Melakukan upaya peningkatan mutu asuhan kebidanan dengan melakukan evaluasi melalui angket setiap pasien akan pulang (9) Mendelegasikan tugas kepada PPJR pada jaga sore, malam, libur (10)Berperan serta sebagai konsultan
(11)Melakukan pengawasan kedisiplinan tugas staff melalui daftar hadir yang ada di ruang
(12)Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga (13)Mengadakan CNE (Continuing Nursing Education) tiap bulan
sekali b) Seketraris
1) Menyusun rencana kerja bersama kepala ruang
2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan kebidanan di ruangan
3) Menyusun rencana kebutuhan kebidanan dari segi jumlah maupun kualitas berkoordinasi dengan kepala ruang, kepala keperawatan atau instalasi
4) Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan sesuai dengan
5) Menyusun jadwal dinas tenaga kebidanan atau tenaga lain yang baru di ruangan
6) Melaksanakan orientasi untuk tenaga kebidanan atau tenaga lain yang baru di ruangan
7) Memberikan orientasi pada siswa/mahasiswa kebidanan di ruangan
8) Memberi orientasi pada pasien dan keluarga meliputi, peraturan RS, tata tertib ruangan, fasilitas, dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari
9) Membimbing tenaga kebidanan untuk melaksanakan pelayanan sesuai dengan standart
10) Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu dengan staf kebidanan dan petugas lain yang bertugas di ruangan
11) Memberi ijin atau kesempatan kepada staf untuk mengikuti kegiatan ilmiah dengan koordinasi kepala seksi pelayanan kebidanan
12) Mengupayakan pengadaan, pengaturan, dan pemeliharaan peralatan dan obat-obatan sesuai kebutuhan berdasarkan kebijakan rumah sakit
13) Mendampingi visite dokter
14) Mengendalikan kualitas sistem pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan dan kegiatan lain secara tepat dan benar
15) Meneliti pengisian formulir sensus harian
16) Meneliti dan memeriksa daftar permintaan makanan pasien
17) Menyimpan berkas catatan medis dalam masa perawatan selanjutnya mengembalikan ke bagian rekam medis bila pasien keluar atau pulang
18) Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan asuhan kebidanan serta kegiatan lain dan disampaikan pada atasan
19) Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien atau keluarga sesuai kebutuhan dasar dalam kewenangannya
20) Melakukan serah terima dan kegiatan lain dalam pergantian dinas 21) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan kebidanan yang
22) Mengawasi dan menilai siswa/mahasiswa kebidanan untuk memperoleh pengalaman belajar sesuai tujuan program bimbingan yang telah ditentukan
23) Melakukan penilaian kinerja tenaga kebidanan yang berada di bawah tanggung jawabnya
24) Mengawasi dan mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga kebidanan, peralatan, dan obat-obatan
25) Mengawasi dan menilai mutu asuhan kebidanan sesuai standar yang berlaku secara mandiri atau berkoordinasi dengan Tim Pengendali Mutu Asuhan Kebidanan.
c) Ketua Tim
1) Bersama anggota tim menerima operan tugas jaga dari anggota tim yang tugas malam
2) Bersama anggota tim melakukan konfirmasi/supervisi tentang kondisi pasien segera setelah selesai operan tugas jaga malam 3) Bersama anggota tim melakukan doa bersama sebagai awal dan
akhir tugas dilakukan setelah operan tugas jaga malam
4) Melakukan pre conference dengan semua anggota tim yang ada dalam grupnya setiap awal dinas pagi
5) Membagi tugas atau pasien kepada anggota tim sesuai kemampuan dan beban kerja
6) Melakukan pengkajian, menetapkan masalah atau diagnosa dan perencanaan kebidanan kepada semua pasien yang menjadi tanggung jawab ada buku di rekam kebidanan
7) Memonitor dan membimbing tugas anggota tim
8) Membantu tugas tim untuk kelancaran pelaksanaan asuhan pasien 9) Mengoreksi, merevisi, dan melengkapi catatan asuhan kebidanan
yang dilakukan oleh anggota tim yang ada di bawah tanggung jawabnya.
10) Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai tujuan yang ada dalam perencanaan asuhan kebidanan dan ada bukti dalam rekam kebidanan
11) Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas dan menerima laporan tugas jaga dari anggota tim untuk persiapan operan tugas jaga berikutnya
12) Mendampingi anggota tim dalam operan tugas jaga kepada anggota tim yang tugas jaga berikutnya
13) Memperkenalkan anggota tim yang ada dalam satu grup atau yang akan merawat selama pasien dirawat atau kepada pasien/keluarga baru
14) Mendelegasikan tugas kepada anggota tim pada sore malam libur 15) Melaksanakan pendelegasian tugas PJ ruang bila pagi hari tidak
bertugas
16) Menyelenggarakan diskusi kasus dengan dokter dan tim kes lain setiap minggu
17) Menyelenggarakan diskusi kasus dalam pertemuan rutin kebidanan di ruangan minimal sebulan sekali
18) Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas
19) Melakukan bimbingan klinik kebidanan kepada mahasiswa praktik yang ada dalam grupnya dalam rangka orientasi dan pelaksanaan praktik kebidanan (ronde keperawatan/bed side teaching)
d) Anggota Tim/bidan pelaksana
1) Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dan kepada anggota tim yang ada dalam satu grup
2) Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi pasien segera setelah selesai operan setiap pasien
3) Melakukan doa bersama setiap awal dan akhir tugas yang dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga
4) Mengikuti pre conference yang dilakukan ketua tim setiap awal tugas
5) Melaksanakan asuhan kebidanan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam kebidanan
6) Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di rekam kebidanan
7) Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga kepada ketua tim
8) Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam kebidanan
9) Menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha untuk mengatasinya
10) Melengkapi catatan asuhan kebidanan pada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya
11) Melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya
12) Mengikuti post conference yang diadakan oleh ketua tim pada setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi dan perkembangan semua pasien dan menjadi tanggung jawabnya kepada ketua tim 13) Bila tidak ada ketua tim wajib mengenalkan anggota tim yang ada
dalam grup yang akan memberikan asuhan kebidanan pada jaga berikutnya kepada pasien/keluarga baru
14) Melaksanakan pendelegasian tugas katim pada sore malam libur 15) Berkoordinasi dengan PPJR/dokter/tim kesehatan lain bila ada
masalah pasien pada sore malam libur
16) Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/tim kesehatan lain setiap seminggu sekali
17) Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin kebidanan di ruangan
18) Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas anggota tim
19) Membantu melakukan bimbingan PKK kepada peserta didik kebidanan.
b. Pengaturan Jadwal Dinas
Pengaturan jadwal dinas di Ruang kebidanan lebih fleksibel, Setiap kali shift atau petugas yang berjaga dilakukan oleh bidan, apabila bidan berhalangan datang dan terpaksa untuk bertukar jaga, petugas yang diajak untuk bertukar jaga juga harus dari bidan, tidak diperkenankan
malam (21.00 – 07.00 WIB). Berdasarkan pembagian tersebut, ditentukan setiap jadwal shift terdiri dari tiga orang yaitu satu ketua tim bidan senior (yang menjadi penanggung jawab shift), dan dua anggota tim bidan junior.
c. Pengaturan Daftar Pasien
Pengaturan daftar pasien telah ditentukan saat dilakukannya admistrasi berdasarkan kelas yang dipilih oleh pasien, baik menggunakan jaminan kesehatan atau umum.
d. Pengorganisasian Perawatan Klien
Pengorganisasian pasien di Ruang Instalasi Kamar Bersalin RSUD Siti Fatimah dilakukan berdasarkan MPKP (Model Praktik Kebidanan Profesional) yang terdiri 4 komponen yaitu ketenagaan kebidanan, metode pemberian asuhan kebidanan, proses kebidanan dan dokumentasi kebidanan.
a) Ketenagaan Kebidanan
Ketenagaan Kebidanan di Ruang Instalasi Kamar Bersalin RSUD Siti Fatimah belum dihitung berdasarkan pada jumlah pasien dan derajat ketergantuangan pasien. Ketergantungan pasien berdasarkan perawatan minimal, perawatan intermediet dan perawatan maksimal telah diidentifikasi, kemudian berdasarkan tingkat ketergantuang pasien tersebut ditentukan dengan perencanaan asuhan dari masing-masing pasien. Jumlah tenaga Kebidanan Ruang Instalasi Kamar Bersalin RSUD Siti Fatimah sebanyak 19 bidan. Dalam satu kali shift diruang kebidanan terdiri dari 4 tenaga kebidanan, sedangkan untuk rata-rata jumlah pasien kebidanan minimal sejumlah 1 pasien dan intermediet sejumlah 3 pasien.
b) Metode Pemberian Asuhan Kebidanan
Pola yang digunakan dalam metode pemberian asuhan Kebidanan adalah menggunakan penugasan tim.
c) Proses Kebidanan
Proses Kebidanan yang dilakukan di ruang Ruang Instalasi Kamar
dan masalah pasien. Langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan pengkajian yang fokus pada keluhan utama dan eksplorasi lebih holistik, diagnosis yaitu menetapkan hubungan sebab akibat dari masalah kebidanan, rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah, implementasi masalah dan evaluasi hasil tindakan.
Bila permasalahan pasien harus dirujuk pada RS level lanjut maka dilakukan dengan SISRUT RS. Pada sistem rujukan ini yang sering terjadi lama
d) Dokumentasi Kebidanan
Dokumentasi dibuat berdasarkan pemecahan masalah pasien.
Dokumentasi terkait dengan format pengkajian, rencana kebidanan, catatan tindakan kebidanan, dan catatan perkembangan pasien.
e. Sistem Perhitungan Tenaga
Sistem penghitungan tenaga di Ruang Instalasi Kamar Bersalin RSUD Siti Fatimah dengan rata-rata jumlah pasien pada bulan Maret adalah 15 pasien.
Berikut cara penghitungan Menurut Depkes.
Perhitungan kebutuhan tenaga kebidanan berdasarkan rata-rata jam perawatan pasien dalam 24 jam menurut Depkes (2005) sebagai berikut :
Pasien penyakit dalam : 3,5 jam
Pasien bedah : 4 jam
Pasien anak : 4,5 jam
Pasien gawat : 10 jam
Pasien bidan/nifas : 3 jam
Pasien bersalin : 3-5 jam
Jam efektif perawat perhari : 7 jam
(1) Rumus berdasarkan kebutuhan bidan yang dibutuhkan (A) : A=rata−rata pasien x jam perawatan pasien minimal
jamefektifbidan (2) Jumlah tenaga kebidanan yang libur (B)
hariminggu
tahun +cuti+hari besar x kebutu h an tenaga
C=(A+B)x25 %
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dengan kepala Ruang Ruang Instalasi Kamar Bersalin RSUD Siti Fatimah, dan berdasarkan buku register resume pasien didapatkan hasil sebagai berikut :
Kebutuhan tenaga kesehatan yang dibutuhkan (A) A=15x4
7 =8,57(8orang) Jumlah tenaga kesehatan yang libur (B) B=(52+12+20)x8,57
365−83 =2,55 Tugas non kebidanan
C=(8,57+2,55)x25 % = 2,78
(4)Total kebutuhan tenaga kesehatan
= kebutuhan tenaga kesehatan + loss day + non nursing job + 1 karu
= 8,57+2,55+2,78+1
=14,9
=15 tenaga kesehatan
Berdasarkan hitungan menggunakan standar dari Depkes, jumlah tenaga kesehatan yang dibutuhkan sebanyak 15 orang, pada Ruang Kebidanan terdapat 14 orang tenaga kesehatan sehingga kekurangan tenaga sebanyak 1 orang.
c. Fungsi Pengarahan 1) Operan
Operan dilakukan saat pergantian shift, dan dilakukan Bersama sama dengan seluruh bidan di ruangan. Ketua tim dan anggota shift akan melaporkan pasien yang telah diberikan tindakan dan evaluasi tindakan untuk dapat dilakukan pada shift selanjutnya.
a) Mempersiapkan daftar nama pasien yang akan dijelaskan meliputi identitas pasien dan rekam medis pasien.
b) Menyampaikan masalah kebidanan yang mungkin masih muncul.
c) Menjelaskan tindakan kebidanan yang sudah atau belum dilakukan.
d) Intervensi kolaboratif dan dependensi.
e) Perencanaan umum dan persiapan yang perlu dilakukan kegitan selanjutnya misalnya operasi, pemeriksaan penunjang, dan lain-lain.
f) Melakukan klarifikasi yang telah disampaikan untuk persamaan persepsi dengan petugas yang jaga sebelumnya.
2) Pre dan post conference a) Pre Conferent
Sebelum kegiatan harian, diruang kebidanan dimulai dengan Pre Conferent. Adapun yang dilakukan yaitu :
(1) Pre conferent dilakukan setiap hari segera setelah pergantian dinas sesui dengan yang sudah dijadwalkan.
(2) Penyampaikan perkembangan dan masalah pasien berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisi pasien yang dilaporkan petugas yang berjaga sebelumnya.
Hal-hal yang disampaikan meliputi : (a) Keadaan umum pasien
(b) Keluhan pasien
(c) Tanda-tanda vital pasien dan kesadaran
(d) Hasil pemeriksaan laboratorium/diagnosis terbaru (e) Masalah kebidanan
(f) Rencana kebidanan (g) Perubahan terapi medis (h) Rencana medis
b) Post Conferent
Post conferent diruang Ruang Instalasi Kamar Bersalin RSUD Siti Fatimah ada namun belum dilakukan dengan maksimal.
Kegiatan diakhir shift melakukan operan antara shift jaga. Kegiatan post conferent ini belum dilakukan secara maksimal karena belum ada yang menggerakkan secara aktif. Dan juga karena keterbatasan dalam melakukan manajemen waktu antara memberikan pelayanan dan melakukan post conferent.
3) Motivasi kepada bidan
personal, serta pemberian reward yang disetujui oleh bagian diklat dengan diikutsertakan pelatihan-pelatihan kebidanan untuk melatih skill dan menambah pengetahuan bidan.
4) Pendelegasian
Di Ruang Instalasi Kamar Bersalin RSUD Siti Fatimah pendelegasian dilakukan dengan penyerahan kewenangan. Pendelegasian dilakukan oleh Kepala ruang kepada ketua tim untuk melakukan evaluasi pada bidan pelaksana jika kepala ruang tidak berada ditempat atau memiliki kepentingan yang lain. Selain itu kepala ruang memberikan tugas kepada salah satu bidan untuk menyiapkan seminar kasus yang dilakukan bersama dengan tenaga kesehatan lainnya setiap bulannya untuk memperbarui ilmu dan menambah pengetahuan baru.
5) Ronde Kebidanan
Ronde kebidanan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan klien yang dilaksanakan oleh bidan yang melibatkan klien untuk membahas dan melaksanakan asuhan kebidanan.
Ronde yang dilakukan diruang kebidanan belum terjadwal dan terstruktur. Ronde kebidanan di Ruang Instalasi Kamar Bersalin RSUD Siti Fatimah hanya dilakukan saat operan jaga, sekilas dan kurang optimal.
6) Supervisi
Supervisi di Ruang Instalasi Kamar Bersalin RSUD Siti Fatimah.
Di ruang kebidanan, supervisi dilakukan oleh kepala ruang untuk melakukan penilaian terhadap kinerja atau kompetensi bidan dalam memberikan asuhan pada klien. Supervisi dilakukan secara tidak terencana atau dengan pengamatan kelapa ruang secara langsung.
Supervisi tidak dilakukan setiap hari.
d. Pengendalian 1) Indikator mutu
Indikator mutu ruang kebidanan berpedoman pada indikator mutu rumah sakit, yaitu :
a) Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
b) Mewujudkan pengelolaan sumber daya rumah sakit yang profesional.
c) Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia sesuai dengan bidang tugasnya.
d) Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan rumah sakit.
2) Audit Dokumentasi Asuhan Kebidanan
Audit dokumentasi asuhan kebidanan seharusnya dilakukan oleh audit mutu rumah sakit. Akan tetapi di ruang kebidanan dilakukan oleh kepala ruang dengan melihat rekam medis atau catatan medis pasien. Namun, hal tersebut sering dilakukan pada ketua tim di ruang kebidanan. Sehingga audit dokumentasi asuhan di ruang kebidanan belum terlaksana dengan baik.
3) Survey Kepuasan
Survey kepuasan di ruang kebidanan bisa diukur dengan adanya kuesioner yang diberikan kepada pasien setiap satu bulan sekali, kemudian secara terbuka diberikan hak untuk menulis kritik maupun saran. Apabila ada keluhan, kepala ruang melakukan Handling Complain apabila terdapat komplain yang dapat diselesaikan ditingkat ruangan.
4) Survey Masalah Pasien
Survey masalah pasien di ruang kebidanan dilakukan setiap operan jaga yang dilakukan oleh ketua tim ruangan. Kepada pasien yang sedang dirawat di ruang kebidanan maka bidan menjelaskan kondisi pasien, menanyakan keluhan pasien, menanyakan saran prasarana di ruangan apakah ada yang perlu ditambahkan atau tidak.
C. Analisa Masalah
Analisis Fishbone diagram adalah salah satu metode untuk menganalisa penyebab dari sebuah masalah atau kondisi. Sering juga diagram ini disebut dengan diagram sebab akibat atau cause effect diagram.
Jawaban dari RS yang di tuju lambat
METODE FASILATAS
Sopir ambulance tidak stanby Listrik sering
mati
KETERLAMBATAN MELAKUKAN
RUJUKAN Signal jelek
PEMBIAYAAN PETUGAS
Akses RS jauh
Keluarga lambat mengambil keputusan
LINGKUNGAN
Tidak ada kendaraan angkot yang reguler
Akses RS jauh
PRA SARANA PEMBIAYAA
N
METODE PETUGAS
Kurangnya pemantauan
dari atasan Hadir tidak tepat waktu
Pembinaan yang
kurang dari atasan
Gaji dibawah UMR
OPERAN DINAS TIDAK TEPAT
WAKTU
Tenaga kurang
D. Identifikasi Masalah
NO DATA URAIAN MASALAH
1. Sasaran Keselamatan Pasien Belum Optimal
a. Petugas
- Bidan masih sering lupa untuk menggunakan tanda resiko jatuh pada pasien yang berisiko jatuh.
b. Lingkungan -
c. Fasilitas
- Tanda resiko jatuh tidak sesuai dengan jumlah bed yang tersedia d. Metode
-
2. Operan dinas tidak tepat waktu a. Sarana/Fasilitas
- Tidak punya kendaraan angkut reguler - Akses RS jauh
b. Pembiayaan
- Gaji dibawah UMR c. Metode/Proses
- Kurangnya pembinaan dari atasan - Kurangnya pemantauan dari atasan d. Petugas
- Hadir tidak tepat waktu - Tenaga kurang
E. Rencana Strategis
No Masalah Kegiatan Ruang Sasaran Metode Hasil yang diharapkan
1. Penerapan Sasaran Keselamatan Belum Optimal
Kepala ruangan dan manajemen bagian pelayanan (kasi perawatan dan kasi pelayanan medik) mensosialisasikan SOP Pasien Safety
Ruang Instalasi
Kamar Bersalin RSUD Siti
Fatimah
- Kepala ruangan - Ketua Tim - Anggota
TIM
Diskusi mengenai penerapan SOP Pasien Safety
SOP Pasien Safety dapat diberlakukan secara optimal
2. Operan dinas tidak tepat waktu
Kepala ruangan
mengadakan pertemuan dengan tim/bidan pelaksana untuk membicarakan cara dan waktu operan sesuai dengan SOP yang ditentukan
Perawatan
kebidanan - Kepala ruangan - Ketua tim - Bidan
pelaksana
Diskusi pemecahan masalah sesuai dengan SOP dan kesepakatan bersama
Pelaksanaan asuhan/
pelayanan di perawatan kebidanan terlaksana sesuai dengan SOP yang ada
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengkajian data diruang praktek manajemen menemukan beberapa masalah yaitu:
1. Model yang digunakan dalam asuhan kebidanan memakai model modifikasi TIM dengan pembagian tim menjadi 4 kelompok, namun dalam penugasan metode tim belum optimal.
2. Kegiatan manajemen dilakukan dengan mengikuti standart operasional prosedur. Namun dalam rutinitas kegiatan Operan, Prekonference, Post konference, Ronde keperawatan dan Supervisi Keperawatan belum optimal.
3. Belum Optimalnya penerapan Pasien Safety terumata pada penggunaan tanda pasien yang berisiko jatuh. SOP sudah ada namun belum tersosialisasi dengan merata.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, disarankan kepada : 1. Pimpinan / kepala
a. Memberikan dukungan dan kesempatan serta kemudahan bagi bidan untuk mengembangkan karir dan pendidikan.
b. Pada setiap ruangan sebaiknya disediakan speaker yang terhubung langsung dengan bagian keamanan sehingga saat jam kunjungan tiba dan berakhir dapat diumumkan secara langsung dan pengunjung pasien dapat segera meninggalkan ruangan/bangsal.
2. Subdepartemen Kebidanan ( KASI Perawatan )
a. Melakukan supervisi secara teratur ke ruangan agar kemampuan yang sudah terbentuk menjadi budaya kerja yang terus dipertahankan dan ditingkatkan, memberi pujian terhadap hasil yang telah dicapai untuk meningkatkan motivasi dan kualitas kerja bidan.
b. Dalam melakukan asuhan sebaiknya menggunakan format asuhan
kebidanan dan rencana asuhan kebidanan.
3. Kepala Ruangan dan Ketua Tim.
a. Melakukan audit kebidanan secara berkala pada pasien yang akan pulang atau dalam proses perawatan.
b. Melakukan supervisi yang rutin dan terjadwal.
4. Bidan Pelaksana
a. Melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan jadwal.
b. Disiplin dalam ketepatan waktu shift, sehingga pre dan post coference, operan dan ronde kebidanan bisa terlaksana dengan baik.
c. Pada saat operan seharusnya bidan yang akan bertugas menggantikan shift jaga lebih memperhatikan operan yang disampaikan.
5. Mahasiswa/ praktekan
Mahasiswa diharapkan dapat menambah kegiatan lain yang belum dapat dilaksanakan seperti : rencana mingguan, bulanan, dan ronde keperawatan dan memahami format pengkajian dan rencana intervensi yang sudah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. (2007). Manajemen Keperawatan, dan Aplikasinya. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2011). Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep dan Praktek.
Jakarta: Salemba Medika.
Profil RSUD Sungai Gelam Tahun, 2020. RSUD Sungai Gelam 2020.
Triwibowo. (2013). Manajemen Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta:
TIM