• Tidak ada hasil yang ditemukan

luas pengungkapan corporate social responsibility dalam

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "luas pengungkapan corporate social responsibility dalam"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LUAS PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DALAM SUSTAINABILITY REPORT BERDASARKAN

GLOBAL REPORTING INITIATIVE (GRI) G4

(STUDI KASUS PADA PT ANEKA TAMBANG TBK TAHUN 2013-2015)

Amalia Sindy

Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya e-mail: amaliasindy008@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luas pengungkapan Corporate Social Responsibility pada sustainability report yang diterbitkan oleh PT Aneka Tambang Tbk tahun 2013-2015 berdasarkan pedoman Global Reporting Initiative (GRI) G4 - Core. Manfaat dari penelitian bagi perusahaan adalah penelitian ini dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan pengungkapan corporate social responsibility PT Aneka Tambang dimasa yang akan datang. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan adalah content analysis dengan membandingkan kesesuaian antara sustainability report dengan pedoman GRI-G4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas pengungkapan sustainability report PT Aneka Tambang Tbk dari tahun 2013-2015 terus mengalami peningkatan.

Kata Kunci: corporate social responsibility, pengungkapan

Abstract

The research aims to find out the extent of Corporate Social Responsibility disclosure in the sustainability report published by PT Aneka Tambang Tbk during 2013-2015 with regard to Global Reporting Initiative (GRI) G4 - Core. The research is beneficial for the company in terms of the motivation it can give to improve the corporate social responsibility disclosure of PT Aneka Tambang Tbk in the future. The data of this descriptive qualitative study are analyzed through content analysis by comparing the sustainability report with GRI- G4 guidelines. The result of the study shows that the sustainability report disclosure of PT Aneka Tambang Tbk from 2013 up to 2015 has increased.

Keywords: Corporate social responsibility, Disclosure

PENDAHULUAN

Perusahaan merupakan organisasi yang memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian. Perusahaan memberikan sumbangsih kepada masyarakat berupa penyediaan lapangan pekerjaan, pemenuhan kebutuhan dengan produk yang dihasilkan, dan pembayaran pajak

kepada negara. Akan tetapi, ketiga hal tersebut tidaklah cukup apabila perusahaan ingin bertahan sampai 5 tahun kedepan.

Masyarakat tidak hanya menuntut penyediaan barang dan jasa, akan tetapi juga pertanggungjawaban secara sosial dan lingkungan terhadap masyarakat. Sumber

(2)

daya manusia dan sumber daya alam memiliki hubungan yang erat dengan perusahaan. Semakin maju dan berkembangnya perusahaan, semakin banyak pula sumber daya manusia yang diserap dan sumber daya alam yang diambil.

Perusahaan memberikan berbagai dampak positif bagi masyarakat, akan tetapi juga banyak menimbulkan dampak- dampak negatif. Hernan (2010) dan Kiernan (2009) mengungkapkan bahwa perusahaan merupakan penyebab dari sebagian besar bencana lingkungan paling buruk dan 75% masalah sosial lingkungan juga disebabkan oleh perusahaan.

Perusahan dianggap sebagai penyebab polusi udara dan air, diskriminasi, produksi makanan yang tidak sehat sehingga menyebabkan kerugian fisik dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, dan berbagai hal buruk lainnya. Berbagai kasus industri telah banyak terjadi ketika perusahaan melaksanakan kegiatan operasionalnya yang tidak memperhatikan lingkungan hidup dan lingkungan sosial.

Hadi (2011), mengungkapkan beberapa kasus dan bencana yang terjadi seperti Kasus ketidakadilan Freeport Indonesia, bencana lumpur yang disebabkan PT Lapindo Brantas, kasus pemerasan buruh pada perusahaan Nike, bencana asap di Riau, dan lain sebagainya.

Adanya berbagai permasalahan tersebut, perusahaan harus bertanggung jawab dengan dampak yang ditimbulkan.

Elkington (1997) mengungkapkan bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab atas dampak positif dan negatif yang ditimbulkan terhadap aspek ekonomi, lingkungan dan sosial. Tanggung jawab perusahaan dapat dilakukan dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR).

CSR adalah langkah perusahaan untuk berkontribusi dalam mengembangkan ekonomi yang berkelanjutan serta memperhatikan tanggung jawab sosial terhadap aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Kegiatan CSR dilakukan oleh perusahaan dengan program-program

sosial dan lingkungan berupa fasilitas kesehatan, beasiswa, pembangunan sarana umum, pendidikan untuk karyawan, mengembangkan produk dan jasa yang ramah lingkungan, dan sebagainya.

Corporate Social Responsibility (CSR) dianggap sebagai investasi perusahaan karena sangat berpengaruh kepada citra dan reputasi perusahaan. Khan, Majid, Yasir, dan Arshad (2013) meneliti hubungan antara CSR dan reputasi perusahaan pada industri semen di Pakistan. Penelitian tersebut menemukan bahwa CSR berpengaruh kuat terhadap reputasi perusahaan. Khususnya pada perusahaan besar yang memberikan dampak secara langsung terhadap lingkungan dan sosial.

Perusahaan dituntut untuk transparan dalam melaporkan apa saja yang telah dilakukan untuk memperbaiki dampak negatif yang ditimbulkan. Oleh karena itu, perusahaan melaporkannya dalam laporan tahunan atau terpisah yang disebut sebagai sustainability report (laporan keberlanjutan). Masyarakat membutuhkan informasi mengenai sejauh mana perusahaan telah melaksanakan aktivitas sosialnya untuk memastikan bahwa hak- hak mereka terpenuhi. Beberapa tahun terakhir, semakin banyak perusahaan yang menyadari akan pentingnya kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dan melaporkan dalam sustainability report.

Praktek pelaporan aktivitas kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang diungkapkan dalam sustainability report menggunakan pedoman Global Reporting Initiative (GRI).

Sustainability report telah berkembang dan menjadi hal yang penting bagi perusahaan dan berbagai macam penelitian terkait Coporate Social Responsibility telah dilakukan. Pengungkapan sustainability report menjadi media bagi perusahaan untuk menginformasikan kinerja organisasi dalam aspek ekonomi, sosial dan lingkungan kepada seluruh Tarigan dan Semuel (2014) mengungkapkan bahwa kemampuan

(3)

perusahaan untuk mengkomunikasikan kegiatan dan kinerja sosial dan lingkungan secara efektif dalam sustainability report dinilai penting untuk keberhasilan jangka panjang, kelangsungan hidup dan pertumbuhan organisasi. Penelitian tersebut juga didukung oleh Robert et al, (2016) yang menemukan bahwa bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan (profitabilitas dan pertumbuhan aset).

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, termasuk bahan tambang. Menurut data USGS (United State Geological Survey), potensi sumber daya alam di Indonesia menjadi salah satu negara yang mempunyai produksi dan cadangan bahan tambang terbesar di dunia.

Dunia pertambangan di Indonesia telah menyumbang banyak kemajuan perekonomian Indonesia. Aktivitas pertambangan telah menghasilkan devisa bagi Indonesia dari investor-investor yang menanam modalnya, meningkatkan PDB, dan juga menyediakan banyak sekali lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Eksplorasi terus menerus terhadap sumber daya tambang tanpa memperhatikan keberlanjutan akan merusak lingkungan yang selanjutnya juga berpengaruh pada sosial masyarakat. Pada jenis industri pertambangan pengungkapan Corporate Social Responsibilty sangat diwajibkan karena diangap sebagai salah satu penyebab kerusakan lingkungan. Hal tersebut tidak dapat dibantah, karena aktivitas bisnis yang dilakukan memang murni didasarkan pada eksplorasi sumber daya alam yang sebagian besar tidak dapat diperbaharui.

Eksplorasi pertambangan yang tidak memperhatikan lingkungan akan berdampak buruk bagi lingkungan. PT Aneka Tambang Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan. Sebagai perusahaan pertambangan, tentunya dalam kegiatan operasinya memiliki dampak secara langsung terhadap lingkungan dan

masyarakat sekitar. PT Aneka Tambang Tbk menyadari bahwa aspek lingkungan dan masyarakat merupakan tanggung jawab yang harus dikelola dengan baik.

Untuk mengurangi dampak negatif yang secara langsung berpengaruh terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar PT Aneka Tambang Tbk berperan aktif dalam pengembangan masyarakat sekitar dan upaya pelestarian lingkungan. Dengan mengelola CSR dengan baik PT Aneka Tambnang Tbk banyak memperoleh penghargaan-penghargaan. Akan tetapi, Ridhoni (2015) mengungkapkan adanya degradasi sumber daya hutan di daerah Pongkor. Selain itu, di pertambangan pada daerah Pomala terdapat polusi yang sangat tinggi karena ada lalu lalang truck produksi dengan bak terbuka dan tertutup.

Ekosistem pantai Pomala juga rusak akibat pembuangan limbah atau tailing yang membuat kondisi laut menjadi merah.

Bukit-bukit gundul yang kemerah-merahan terlihat jelas dari kejauhan. Dan yang lebih membahayakan lagi adalah waduk-waduk buatan atau Chek Dam yang banyak dibuat diatas ketinggian bukit-bukit sekitar tambang yang sewaktu-waktu dapat meluap dan membanjiri pemukiman dan areal pertanian penduduk sekitarnya.

LANDASAN TEORI

Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan perusahaan untuk berkomitmen penuh terhadap peningkatan kualitas perusahaan dengan pengungkapan bisnis secara transparan, peningkatan kualitas hidup masyarakat (khususnya disekitar perusahaan) dengan menyejahterahkannya, serta lingkungan sosialnya sesuai dengan hukum dan prinsip-prinsip yang berlaku untuk mengevaluasi kinerja perusahaan.

Dengan melaksanakan CSR, perusahaan memperoleh berbagai manfaat, yaitu: Meningkatkan dan mempertahankan reputasi atau citra perusahaan; mendapatkan dukungan

(4)

penuh dari masyarakat sekitar daerah operasi; mengurangi risiko bisnis perusahaan; melebarkan akses sumber daya dan akses menuju pasar, mengurangi biaya, memperbaiki hubungan dengan stakeholder dan reglator; meningkatkan semangat da produktivitas karyawan;

berpeluang mendapat enghargaan, dan meningkatka profitabilitas serta kinerja finansial perusahaan.

Undang-undang yang mengatur pelaksanaan CSR di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang dijelaskan dalam pasal 74 ayat (1) menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan segala sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

Teori yang mendasari Corporate Social Responsibility

Terdapat berbagai macam teori yang melandasi pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Akan tetapi, dalam penelitian ini akan dibahas 2 teori utama yang mendasari, yaitu stakeholder theory dan legitimasi theory.

Tarigan dan Semuel (2014) menyatakan bahwa pemikiran awal dari teori ini adalah Freeman pada tahun 1948 yang mendefinisikan stakeholders sebagai kelompok yang secara signifikan mempengarui kesusksesan dan kegagalan perusahaan. Dengan kata lain, Freeman menggambarkan bahwa stakeholders theory sebagai respon manajer kepada lingkungan bisnis yang ada. Oleh karena itu, kelangsungan hidup perusahaan bergantung kepada pemangku kepentingan sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Salah satu cara untuk menjaga hubungan baik dengan stakeholder adalah dengan melaksanakan CSR yang diharapkan dapat memenuhi keingingan para pemangku kepentingan sehingga dapat menjalin hubungan yang baik.

Teori kedua adalah legitimasi theory, Deegan (2009) menegaskan bahwa perusahaan terus berupaya untuk memastikan bahwa mereka beroperasi dalam bingkai dan norma yang ada dalam masyarakat atau lingkungan dimana perusahaan berada dan memastikan bahwa aktivitas mereka diterima oleh pihak luar sebagai sesuatu yang sah. Gozhali dan Chariri (dikutip oleh Tarigan dan Semuel, 2014) menyatakan bahwa hal yang mendasari teori legitimasi adalah adanya kontrak sosial antara perusahaan dengan masyarakat dimana perusahaan beroperasi.

Teori ini mendorong perusahaan untuk meyakinkan masyarakat bahwa aktivitas perusahaan dapat diterma oleh masyarakat dengan melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility.

Sustainability Report

Menurut Elkington (dikutip oleh Tarigan dan Semuel, 2014) sustainability report adalah laporan yang memuat informasi keuangan dan non keuangan yang berasal dari aktivitas sosial dan lingkungan yang dapat memungkinkan perusahaan bertumbuh secara berkesinambungan.

Terdapat berbagai macam alasan untuk perusahaan dalam melaporkan dan mempublikasikan kegiatan tangggung jawab sosialnya. Tujuan yang paling sederhana adalah penting untuk melaporkan pada stakeholder eksternal.

Tujuan lainnya adalah menghasilkan kesesuaian antara manajemen dan pengendalian kebijakan keberlanjutan perusahaan. Menurut World Bussines Council for Sustainable Development dalam Wijayanti (2016), manfaat dari sustainability report adalah: Memberikan informasi kepada stakeholders dan meningkatkan prospek perusahaan;

Membangun reputasi sebagai alat yang memberikan kontribusi untuk meningkatkan brand value, market share, dan loyalitas konsumen jangka panjang;

Menjadi cerminan bagaimana perusahaan dalam mengelola risiko. Digunakan

(5)

sebagai stimulasi leadership thinking and performance yang didukung dengan semangat kompetisi; Mengembangkan dan memfasilitasi pengimplementasian sistem manajemen yang lebih baik dalam mengelola dampak lingkungan, ekonomi dan sosial; Mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi keinginan pemegang saham jangka panjang;

Membantu membangun ketertarikan pemegang saham dengan visi jangka panjang.

Global Reporting Initiative (GRI)

Global Reporting Initiative (GRI) adalah sebuah organisasi internasional yang membantu bisnis, pemerintah, dan organisasi lainnya memahami dan mengkomunikasikan dampak bisnis pada isu-isu keberlanjutan penting seperti perubahan iklim, Hak Asasi Manusia, korupsi dan banyak lainnya. GRI didirikan di Boston, USA pada tahun 1997 oleh The Boston-Based Coalition on Enviromentally Responsible Economies (CERES) dan Tellus Intitute serta The United Nations Enviroment Programme (UNEP) yang juga terlibat dalam pembentukan GRI.

Pedoman laporan keberlanjutan Global Reporting Initiative G4 terdiri dari 2 jenis pengungkapan, yaitu:

1. Pengungkapan standar umum

Pengungkapan ini mengungkapkan semua konteks pelaporan, memberikan deskripsi organisasi dan proses pelaporan. Terdapat tujuh jenis pengungkapan standar umum, mulai dari perspektif strategis organisasi tentang mengatasi masalah keberlanjutan, dan bagaimana organisasi melibatkan pemangku kepentingan dalam proses ini, sampai bagaimana organisasi mengatasi masalah utama seperti tata kelola perusahaan dan etika serta integritas.

2. Pengungkapan standar khusus, terbagi menjadi 2 area:

a. Pendekatan manajemen

Pengungkapan pendekatan manajemen memberikan peluang bagi organisasi untuk menjelaskan cara organisasi mengelola dampak material ekonomi, lingkunganm atau sosial. Pendekatan manajemen berfokus kepada 3 hal yakni: menjelaskan mengapa aspek tersebut material, bagaimana dampak yang dikelola, dan bagaimana pendekatan pengelolaan aspek dievaluasi.

b. Indikator

Indikator memungkinkan perusahaan memberikan informasi sebanding tentang dampak serta kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial. Sebagian besar indikator ini berbentuk data kuantitatif.

Organisasi hanya diminta untuk memberikan Indikator tentang aspek yang oleh organisasi dan pemangku kepentingannya telah diidentifikasi sebagai hal penting terhadap bisnis. G4 memuat Indikator untuk berbagai masalah keberlanjutan. Indikator kinerja dalam GRI dikategorikan menjadi 3, yaitu kategori ekonomi, sosial dan masyarakat. Kategori-kategori tersebut terdapat aspek-aspek yang harus dipenuhi.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan, menggambarkan dan mengevaluasi luas pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam sustainability report yang diterbitkan oleh PT Aneka Tambang Tbk tahun 2013-2015 menggunakan standar pelaporan pertanggungjawaban sosial yaitu Global Reporting Initiative (GRI) G4.

Dilihat dari tujuan tersebut, maka penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah metode content analysis. Menurut

(6)

Moleong (1988), content analysis ialah teknik penelitian yang digunaan untuk referensi replikabel dan valid dari data pada konteksnya. Peneliti mencari bentuk dan struktur serta pola yang beraturan dalam teks dan membuat kesimplan atas dasar keteraturan yang ditemukan tersebut.

Peneliti membandingkan kesesuaian antara sustainability report perusahaan dengan pedoman GRI-G4 untuk mengetahui tingkat kepatuhan pelaporan pada PT Aneka Tambang Tbk dari tahun 2013 sampai 2015.

PEMBAHASAN Kategori Ekonomi

Pada tahun 2013 ANTAM telah melaporkan 7 indikator kinerja ekonomi dan 2 indikator tidak dilaporkan. Dengan rincian 5 indikator diaporkan secara lengkap dan 2 indikator dilaporkan sebagian atau tidak ada penjelasan secara detail. Pada tahun 2014 dan 2015 terjadi penurunan, presentase indikator yang diungkapkan secara penuh sebesar 6 dari 9 indikator. Sisa 3 indikator tidak diungkapkan sama sekali.

Implementasi CSR ANTAM pada kategori ekonomi, nilai ekonomi yang dihasilkan dan didistribusikan terjadi penurunan pada tahun 2014. Penjualan menurun pada tahun 2014 kemudian naik kembali pada tahun 2015. Sedangkan jumlah pengeluaran kepada masyarakat semakin tahun semakin sedikit, dari 92.052 juta pada tahun 2013, 62.778 juta pada tahun 2014, dan kenaikan sedikit pada tahun 2016 sebesar 63.3 juta.

Secara keseluruhan, keadaan ekonomi ANTAM dari tahun 2013 ke 2015 semakin menurun. Akan tetapi ANTAM terus berusaha untuk menyisihkan nilai ekonomi yang dihasilkan untuk didistribusikan kepada masyarakat dan lingkungan.

Kategori Lingkungan

Setiap tahun, pengungkapan kategori lingkungan yang dilaporkan sudah sangat baik. Pada tahun 2013, ANTAM melaporkan 27 indikator secara penuh dan

7 indikator tidak diungkapkan sama sekali.

Kemudian pada tahun 2014, indikator yang diungkapkan secara penuh meningkat sebesar 31, indikator yang tidak diungkapkan hanya ada 3. Pada akhir tahun penelitian, presentase sebesar 88%

menurun sedikit dari tahun sebelumnya dengan rincian 30 indikator diungkapkan dan 4 indikator tidak diungkapkan sama sekali.

GRI mengklasifikasikan dampak lingkungan terkait dengan input (seperti energi dan air) dan output (seperti emisi, efluen, dan limbah). Setiap tahun, ANTAM menggunakan energi dan air yang cukup besar untuk proses produksinya dan semakin meningkat tiap tahunnya. Sehingga bukan tidak mungkin hasil emisi, efluen dan limbah dari proses produksi juga semakin meningkat. Akan tetapi, ANTAM berusaha untuk melakukan program-program pengelolaan lingkungan untuk menjaga kelestarian alam. ANTAM memahami pentingnya menjaga kualitas lingkungan dalam beroperasi di sektor pertambangan. Untuk itu ANTAM melaksanakan prinsip-prinsip pertambangan yang baik (Good Mining Practices) di setiap area pertambangan yang seluruhnya memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP). ANTAM memiliki standart operasi lingkungan, kebijakan- kebijakan lingkungan yang harus dipenuhi dan perhatian terhadap keanekaragaman hayati.

Kategori sosial

Sub-kategori Keternagakerjaan

Pelaporan sub-kategori ketenagakerjaan secara penuh kian meningkat dari tahun 2013 hingga 2015. Pada tahun 2013, indikator yang diungkapkan secara penuh yaitu 5, dilaporkan sebagian hanya 1, dan sisanya tidak diungkapkan sama sekali.

Selanjutnya pada tahun 2014, terdapat peningkatan yakni 11 dilaporkan secara penuh dan 5 indikator tidak diungkapkan sama sekali. Pada tahun 2015 terjadi peningkatan kembali, 13 indikator telah diungkapkan, 1 indikator dingkapkan

(7)

tanpa penjelasan yang memadai, dan hanya 2 indikator tidak diungkapkan.

Pada sub-kategori ini, tahun 2013 ANTAM telah melaporkan turnover karyawannya akan tetapi tidak dijelaskan secara rinci menurut kelompok umur, gender, dan wilayah. Untuk imbal jasa pekerjaan dan remunerasi, ANTAM menjelaskan bahwa imbal jasa yang diberikan kepada karyawan tanpa membedakan pegawai pria ataupun wanita.

Perseroan telah memiliki ketentuan mengenai salary range di tiap tingkatan.

Setiap pegawai mendapatkan besaran gaji pokok sesuai grade dalam jabatannya, dan pembayaran tunjangan besarannya ditentukan dengan memperhatikan lokasi penempatan maupun kondisi unit bisnis yang berbeda.

Selain itu, pada tahun 2013 ANTAM telah menjelaskan secara rinci terkait aspek kesehatan dan keselamatan karyawan dan memiliki Sistem Manajemen tersendiri untuk keselamatan dan kesehatan kerja.

Mengingat sifat maupun risiko pekerjaan yang dihadapi para pegawai, terutama mereka yang bertugas di bidang pelaksana penambangan. Upaya yang dilakukan adalah dengan menyediakan peralatan perlindungan diri dan keselamatan, serta pelatihan yang terus- menerus dilaksanakan. Untuk aspek pelatihan dan pendidikan, pada tahun 2013 kurang dijelaskan secara rinci, hingga pada tahun 2014 dan 2015 telah diungkapkan secara mendetail dengan penjelasan yang memadai.

Pada tahun 2014, ANTAM telah melaporkan secara detail mengenai program manajemen ketrampilan dan pembelajaran seumur hidup yang mendukung keberlanjutan kinerja karyawan dan presentase karyawan yang menerima reviu kinerja dan pengembangan karir yang sebelumnya tidak diungkapkan pada tahun 2013.

Hingga pada tahun 2015, ANTAM telah menjelaskan secara lebih detail beberapa indikator yang belum dijelaskan sebelumnya. Pada tahun 2013 dan 2014,

ANTAM tidak mengungkapkan aspek asesmen pemasok atas praktik ketenagakerjaan dan masalah terkait ketenagakerjaan. Akan tetapi pada periode pelaporan 2015 telah dijelaskan bahwa tidak ada dampak negatif yang disebabkan pemasok dan tidak ada masalah terkait ketenagakerjaan.

Sub-Kategori Hak Asasi Manusia

Pengungkapan pada sub-kategori ini, dinilai sangat buruk karena pada tahun 2013 tidak satupun indikator yang diungkapkan dan pada tahun 2014 hanya 2 saja yang diungkapkan. Pada tahun 2014, pengungkapan hanya mencakup penjelasan mengenai tidak adanya pemogokan pegawai dan insiden yang disebabkan oleh diskriminasi.

Pada tahun 2015, terdapat peningkatan secara drastis. 9 indikator telah diungkapkan secara penuh, 1 indikator diungkapkan namun tanpa disertai penjelasan yang memadai dan 2 indikator tidak dijelaskan sama sekali. ANTAM tidak menjelaskan sama sekali mengenai aspek kebebasan berserikat dan perjanjian kerja sama dan aspek praktik pegamanan.

Dalam subkategori Hak Asasi Manusia, ANTAM menjunjung tinggi nilai-nilai Hak Asasi Manusia dalam menjalankan kegiatan operasional. ANTAM memiliki sejumlah kebijakan terkait Hak Asasi Manusia (HAM) yang wajib dipatuhi oleh seluruh karyawan. ANTAM tidak memiliki pelatihan khusus HAM namun setiap kebijakan terkait HAM disosialisasikan kepada karyawan.

ANTAM juga memiliki sejumlah materi tentang HAM, misalnya perilaku dalam menjalin hubungan dengan sesama karyawan dan masyarakat, yang disampaikan kepada setiap karyawan pada saat pertama kali bergabung dengan ANTAM. Selain itu, pada tahun 2015 ANTAM juga menjelaskan tidak ada insiden diskriminasi, pekerja anak, pekerja paksa, insiden adat, dampak Hak Asasi Manusia, maupun masalah lain terkait pelanggaran Hak Asasi Manusia.

(8)

Sub-kategori masyarakat

Pada tahun 2013, indikator yang diungkapkan secara lengkap ada 5 indikator dan 6 tidak diungkapkan.

Selanjutnya, pada tahun 2014 terjadi peningkatan indikator yang diungkapkan secara penuh yaitu 6 indikator dan yang tidak diungkapkan ada 5 indikator. Tahun 2015, indikator yang diungkapkan secara penuh meningkat drastis yaitu 8 indikator, 1 indikator diungkapkan sebagian tanpa penjelasan yang memadai, dan 2 indikator sisanya tidak diungkapkan sama sekali.

Pada sub-kategori ini, ANTAM lebih banyak menjelaskan berbagai program sosial kemasyarakatan dari tahun 2013 hingga 2015. Berbagai program kemitraan dengan masyarakat yang dilaksanakan dijelaskan dengan penjelasan-penjelasan yang memadai dan detail bahkan menampilan beberapa foto dari pelaksanaan program-program sosial tersebut. ANTAM menjalankan berbagai program kemsyarakatan seperti Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan Program pengembangan komunitas pada wilayah operasi Perseroan maupun wilayah-wilayah penutupan tambang dan pascatambang. Penjelasan program- program kemasyarakatan tersebut dijabarkan panjang dalam satu halaman dari masing-masing program yang dilaksanakan. Kemungkinan, ANTAM ingin membangun citra positif di mata masyarakat. ANTAM juga melaporkan tidak ada dampak negatif dan pengaduan resmi tentang dampak terhadap masyarakat yang diajukan.

Sub-kategori Tanggung Jawab Atas Produk

Pada subkategori ini, ANTAM tidak menjelaskan penjelasan terlalu panjang karena perusahaan pertambangan tidak terlalu memperhatikan masalah pelabelan dan promosi. ANTAM lebih menjelaskan mengenai berbagai bahan yang diproduksi tidak menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan. Selain itu, ANTAM juga

menjelaskan mengenai pelaksanaan survei untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan secara rutin yang digunakan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.

Tahun 2015, pengungkapan semakin meningkat dengan menjabarkan mengenai pemasaran produk yang luas dan jaminan kepuasan pelanggan.

Pembahasan Keseluruhan

Dalam semua kategori yang diungkapkan, yang paling banyak dilaporkan dan dilaporkan secara konsisten setiap tahun adalah kategori lingkungan.

Hal dikarenakan bahwa ANTAM merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan. Perusahaan- perusahaan dalam bidang tambang banyak memanfaatkan sumber daya alam yang sangat bisa membahayakan bahkan merusak lingkungan. Oleh karena itu, ANTAM sebagai perusahaan tambang berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan kegiatan pertambangan sesuai dengan standar lingkungan yang berlaku agar dapat diterima masyarakat sekitar lingkungan. Kategori lingkungan merupaka kategori utama atau kategori yang sangat material untuk diungkapkan

Tabel 4.59

Rekapitulasi Presentase

Pengungkapan Indikator Kinerja GRI Pada Sustainability Report ANTAM

Periode 2013-2015 Kategori/ Sub-

Kategori

Tahun 2013 2014 2015

Ekonomi 78% 67% 67%

Lingkungan 79% 91% 88%

Praktik

Ketenagakerjaan 38% 69% 88%

Hak Asasi

Manusia 0% 17% 92%

Masyarakat 45% 55% 82%

Tanggung Jawab Atas

Produk 22% 67% 56%

Sumber: Data Penelitian, Diolah 2017

(9)

dalam laporak keberlanjutan setiap tahunya. Sedangkan untuk pengungkapan yang diungkapkan sangat sedikit adalah pada sub-kategori Hak Asasi Manusia.

Dalam sub-kategori HAM ini, pada tahun 2013 tidak dilaporkan sama sekali dan pada 2014 dilaporkan hanya 2 indikator saja. Namun, pada tahun 2015 telah mengalami peningkatan pengungkapan.

Selain itu, terdapat temuan mengenai konsistensi pengungkapan pada indikator kinerja pada sustainability report ANTAM. Terdapat beberapa pelaporan atau indikator yang terkesan hilang.

Karena pada pelaporan 2013 sudah diungkapkan akan tetapi pada tahun 2014 justru tidak diungkapkan kembali, kemudian pada tahun 2015 ada lagi.

Padahal, jika indikator tersebut diungkapkan secara konsisten akan dapat meningkatkan presentase pengungkapan.

Ketidak-konsistenan pengungkapan tersebut berdampak pada fluktuasi penurunan presentase pengungkapan indikator.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis terhadap luas pengungkapan indikator GRI, kinerja Corporate Social Responsibility PT Aneka Tambang Tbk terbilang bagus. Oleh karena dari tahun ke tahun PT Aneka Tambang Tbk berusaha untuk melengkapi 91 indikator yang digunakan dalam penelitian ini. Presentase pengungkapan dari tahun 2013 hingga 2015 semakin meningkat. Hal tersebut berarti, PT Aneka Tambang Tbk selalu mengevaluasi, memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan mutu pengungkapan tanggung jawab sosial pada sustainability reportnya untuk disajikan pada pemangku kepentingan.

Berdasarkan hasil penelitian per kategori, ditemukan bahwa :

- Kategori ekonomi yang telah diungkapkan tahun 2013 adalah 78%, tahun 2014 sebesar 67%, dan tahun 2015 diungkapkan 67%.

- Kategori lingkungan telah diungkapkan tahun 2013 adalah 79%,

tahun 2014 diungkapkan 91%, dan tahun 2015 diungkapkan 88%.

ANTAM konsisten dalam melaporkan kategori ini, terbukti presentase pengungkapan kategori tersebut mencapai lebih dari 70% setiap tahun.

- Kategori sosial yang telah diungkapkan pada tahun 2013 sebesar 27%, tahun 2014 diungkapkan 52%, dan pada tahun 2015 diungkapkan 79%. Terdapat 4 sub-kategori dalam kategori sosial, yaitu sub-kategori ketenagakerjaan dan kenyamanan dalam bekerja, sub-kategori Hak Asasi Manusia (HAM), sub-kategori masyarakat lokal, dan sub-kategori tanggung jawab produk. Presentase pengungkapan yang paling rendah adalah pada sub-kategori Hak Asasi Manusia.

KETERBATASAN DAN SARAN

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penggunaan data sekunder dengan metode content analysis dalam proses pemahaman informasi pada sustainability report yang diterbitkan perusahaan, sehingga terjadi subjektivitas pada peneliti.

Saran peneliti untuk penelitian berikutnya, sebaiknya peneliti melakukan penelitian di lapangan untuk mewawancarai secara mendalam dengan pihak-pihak yang bersangkutan dalam pelaksanaan Corporate Soial Responsibility yang dapat memungkinkan memberi hasil yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Budiarsi, Sri Yunan. (2005). Corporate Sustainability: Melalui Pendekatan Corporate Social Responsibility. Media Ekonomi, Tahun XV, No.2, pp. 115-135.

Deegan, Craig dan Jeffrey Unerman.

(2009). Financial Accounting Theory (European Edition). McGraw-Hill, Australia.

(10)

Elkington, J. (1997). Cannibals with Forks: The Tripple Bottom Line of 21”

Century Business. Copstone.ford.

Global Reporting Initiative (GRI). (2016).

About sustainability Reporting.

https://www.globalreporting.org/informati on/sustainability-

reporting/Pages/default.aspx)

Global Reporting Initiative (GRI). (2013).

Pedoman Pelaporan Keberlanjutan G4.

https://www.globalreporting.org/standards/

gri-standards-download-center/

Hadi, Nor. (2011). Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hernan, Robert Emmet. (2010). Lesson from the Fifteen Worst Environmental Disasters around the World. New York.

NY: Palgrave Macmillan.

Khan, M., Majid, A., Yasir, M., Arshad, M. (2013). Corporate Social Responsibility and Corporate Reputation:

A case of Cement Industry in Pakistan.

Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research Business, Vol 5, No 1.

Kiernan, M. J. (2009). Investing in Sustainable World: Why Green is the New Colour of Money on Wall Street. Amacom.

Marina, Anna. (2009). Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial dalam Praktek di Perusahaan Go Publik di Indonesia. (Skripsi, Fakultas Ekonomi Unversitas Muhammadiyah Surabaya) Diakses dari:

https://www.researchgate.net/publication/2 79487167_AKUNTANSI_PERTANGGU NGJAWABAN_SOSIAL_DALAM_PRA KTEK_DI_PERUSAHAAN_GO_PUBLI K_DI_INDONESIA

Moleong, L. J. 1988. Metodologi Penelitian Kualitattif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan perseroan Terbatas. Diakses dari:

http://www.hukumonline.com/pusatdata/d ownload/lt4f98d41bab121/node/lt4f98d3a 83cfd2

Robert, K. M., Lyria, R., & Mbogo, M. J.

(2016). Influence of corporate social responsibility on financial performance of industries listed at Nairobi securities exchange, Kenya. Int. J. Adv. Multidiscip.

Res, 3(10), 82-108.

Satrio. 2014. Masalah Utama Pengelolaan Pertambangan. Diakses dari:

http://satriokoyo.blogspot.co.id/2014/11/pe rtambangan-di-indonesia.html?m=1

Sekilas ANTAM. (2017). Diakses dari:

https://www.antam.com

Solikin, Muhammad. (2013). Prospek Bisnis pertambangan nasional 2011 dan tantangannya. Diakses dari:

http://m.kompasiana.com

Susanto, A.B. (2009). Reputation-Driven Corporate Social Responsibility. Jakarta:

Erlangga.

Tarigan, Josua & Semuel, Hatane. (2014).

Pengungkapan Sustainability Report dan Kinerja Keuangan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 16(2), 88-110.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 40 Tahun tentang Perseroan Terbatas. Diakses dari:

http://www.hukumonline.com/pusatdata/d ownload/fl52313/node/26940

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tetntang Perlingungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Diakses dari:

http://www.hukumonline.com/pusatdata/d ownload/lt4b2885d00d163/node/lt4b2885a 7bc5ad

(11)

Untung, Hendik Budi. (2008). Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika.

Wahyudi, I & Azheri, B. (2009).

Reputation-Driven: Corporate Social Responsibility. Jakarta: Erlangga.

Wibisono, Yusuf. (2007). Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Fascho Publishing: Gresik.

Wijayanti, R. (2016). Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.

World Business Council for Sustainable Development. (2000). Corporate Social Responsibility: Making Good Business Sense. Geneva: Switzerland.

Referensi

Dokumen terkait

Dealing with the problem stated in the background of research section, the researcher formulated a research questions is “what techniques are used in teaching