MAKALAH
PARTAI POLITIK SEBAGAI JEMBATAN DEMOKRASI DI NEGARA BHINEKA TUNGGAL IKA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perbandingan Hukum Tata Negara
Dosen Pengampu: Mirdedi, S.H., M.H.
Oleh :
M. Miftah Firdaus (1111230349)
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2025
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, makalah dengan judul "Partai Politik Sebagai Jembatan Demokrasi di Negara Bhineka Tunggal Ika" dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perbandingan Hukum Tata Negara di Fakultas Hukum, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Saya ucapkan terima kasih atas bimbingan dan arahan dari dosen pengampu mata kuliah serta pihak-pihak yang telah membantu penulisan makalah ini:
1. Bapak Mirdedi, S.H., M.H. pengampu mata kuliah Perbandingan Hukum Tata Negara yang telah meluangkan waktu memberikan bimbingan dan masukan pada pembuatan makalah ini;
2. Teman-teman Program Studi Ilmu Hukum Univeritas Sultan Ageng Tirtayasa;
3. Para pihak yang memberikan dukungan moril maupun materil.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini di masa mendatang.
Serang, 18 April 2025
M. Miftah Firdaus 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...1
DAFTAR ISI...2
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang...3
1.2Identifikasi Masalah...5
1.3 Tujuan...5
1.4 Metode...6
BAB II PEMBAHASAN 2.1Peran Partai Politik sebagai Jembatan Demokrasi...7
2.2 Tantangan Partai Politik dalam Konteks Keberagaman Indonesia 8 2.3Strategi Penguatan Peran Partai Politik ... 10 BAB III PENUTUP 3.1Simpulan...12
3.2 Saran... ... 13
DAFTAR PUSTAKA...14
2
1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN
Indonesia, dengan lebih dari 17.000 pulau dan ratusan kelompok etnis, adalah salah satu negara dengan keberagaman budaya, agama, dan bahasa yang paling kaya di dunia.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika mencerminkan semangat persatuan di tengah pluralitas ini, yang menjadi landasan utama kehidupan berbangsa. Dalam sistem demokrasi, partai politik memiliki peran strategis sebagai jembatan yang menghubungkan aspirasi masyarakat dengan kebijakan pemerintahan Partai politik tidak hanya bertugas sebagai alat agregasi kepentingan, tetapi juga sebagai penjaga harmoni sosial di tengah keberagaman. Namun, tantangan seperti polarisasi ideologi, rendahnya representasi kelompok minoritas, dan konflik kepentingan sering kali menghambat efektivitas partai politik dalam menjalankan fungsinya.1
Sejarah politik Indonesia menunjukkan perkembangan sistem kepartaian yang penuh dinamika. Pada era Orde Baru, sistem kepartaian dibatasi dengan hanya tiga partai yang diizinkan, yaitu Golkar, PPP, dan PDI, yang mengakibatkan minimnya ruang bagi partisipasi politik yang plural. Pasca-Reformasi 1998, Indonesia beralih ke sistem multipartai yang memungkinkan munculnya berbagai partai politik dengan ideologi dan basis massa yang beraga. 2 Transformasi ini memberikan peluang untuk partisipasi politik yang lebih luas, namun juga memunculkan tantangan seperti fragmentasi politik dan pragmatisme partai yang lebih mengutamakan kekuasaan daripada visi ideologis.
Keberagaman masyarakat Indonesia menuntut sistem
4
kepartaian yang mampu mengakomodasi berbagai kepentingan tanpa memicu konflik. UU
1 Lesmana, C., Suryadi, K., & Anggraeni, L. (2021). Partai Politik sebagai Utilitas Publik dalam Demokrasi di Indonesia. Jurnal Publisitas, 8(1), 11-18.
2 Adityawarman. (2017). Sistem Kepartaian dan Pembangunan Politik di Indonesia.
Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 3(2): 24-36.
No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum menegaskan peran partai politik sebagai agen demokrasi yang bertanggung jawab untuk menyalurkan aspirasi rakyat. Namun, implementasi undang-undang ini masih menghadapi kendala, seperti rendahnya kepercayaan publik terhadap partai politik akibat isu korupsi, kolusi, dan nepotisme. 3 Selain itu, banyak partai politik yang gagal merepresentasikan kelompok marginal seperti perempuan, masyarakat adat, dan minoritas agama, sehingga melemahkan legitimasi mereka sebagai jembatan demokrasi.
Di era globalisasi, tantangan yang dihadapi partai politik semakin kompleks. Isu seperti radikalisme, populisme, dan ketimpangan sosial dapat mengancam kohesi nasional jika tidak dikelola dengan baik. Partai politik dituntut untuk tidak hanya menjadi wadah kompetisi politik, tetapi juga sebagai fasilitator dialog antar kelompok masyarakat yang berbeda. Dalam konteks ini, kemampuan partai politik untuk membangun konsensus dan merangkul keberagaman menjadi kunci dalam memperkuat demokrasi. Keberhasilan demokrasi di Indonesia bergantung pada kemampuan partai politik untuk menyeimbangkan kepentingan lokal dan nasional tanpa memicu konflik horizontal.4
Peran partai politik sebagai jembatan demokrasi juga harus dilihat dari perspektif pembangunan institusi politik yang kuat.
Partai politik yang sehat adalah mereka yang memiliki struktur organisasi yang transparan, akuntabel, dan mampu mendidik kader untuk menjadi pemimpin yang berintegritas. Namun, realitas di Indonesia menunjukkan bahwa banyak partai politik masih bergantung pada figur karismatik atau patronase, yang dapat menghambat demokratisasi internal partai. Hal ini berdampak pada
6
3 Ramadhan, D. A. (2019). Menuju Penyederhanaan Partai Politik di Indonesia serta Dampaknya Terhadap Persatuan Bangsa. Administrative Law and Governance Journal, 2(4), 570-597.
4 Crouch, H. (2010). Political Reform in Indonesia after Soeharto. Institute of Southeast Asian Studies.
kualitas representasi politik dan kepercayaan masyarakat terhadap sistem kepartaian secara keseluruhan.5
Oleh karena itu, kajian mengenai peran partai politik sebagai jembatan demokrasi di Indonesia yang berlandaskan Bhinneka Tunggal Ika menjadi sangat relevan. Dengan memahami dinamika dan tantangan yang dihadapi sistem kepartaian, dapat dirumuskan strategi untuk memperkuat peran partai politik dalam mendukung demokrasi yang inklusif dan stabil. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana partai politik dapat menjalankan fungsinya sebagai penghubung antara masyarakat dan pemerintahan, serta mengidentifikasi langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi hambatan yang ada dalam konteks keberagaman Indonesia.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Bagaimana peran partai politik sebagai jembatan demokrasi di tengah keberagaman masyarakat Indonesia yang berlandaskan Bhinneka Tunggal Ika?
2. Apa saja tantangan yang dihadapi partai politik Indonesia dalam menjalankan fungsinya sebagai wadah agregasi kepentingan dan penjaga harmoni sosial?
3. Bagaimana partai politik dapat mengatasi hambatan berupa polarisasi ideologi, pragmatisme kekuasaan, dan rendahnya kepercayaan publik dalam memperkuat perannya sebagai jembatan demokrasi.
1.3 Tujuan
1. Untuk menganalisis peran partai politik sebagai jembatan demokrasi dalam konteks keberagaman masyarakat Indonesia yang berlandaskan Bhinneka Tunggal Ika.
8
5 Arifah, Y. N., Khasanah, D. M., Yuliana, C. G., Ghafur, A. F., Fernanda, N., Arifin, R. A.,
& Hadji, K. (2024). Kontribusi Partai Politik Terhadap Pembangunan Demokrasi Dalam Perspektif Hukum Tata Negara. Amandemen: Jurnal Ilmu pertahanan, Politik dan Hukum Indonesia, 1(3), 26-43.
2. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji tantangan yang dihadapi partai politik Indonesia dalam menjalankan fungsinya sebagai wadah agregasi kepentingan dan penjaga harmoni sosial.
3. Untuk mengetahui strategi dan solusi untuk mengatasi hambatan berupa polarisasi ideologi, pragmatisme kekuasaan, dan rendahnya kepercayaan publik guna memperkuat peran partai politik sebagai jembatan demokrasi.
1.4 Metode
Metode penelitian dalam kajian ini mengadopsi pendekatan kualitatif deskriptif berbasis studi pustaka (library research).
Sumber data penelitian bersumber dari beragam referensi seperti buku, jurnal ilmiah, dan berbagai literatur terkait. Proses analisis meliputi pengumpulan data, pengklasifikasian, analisis mendalam, dan penyajian hasil secara ringkas dan terstruktur secara sistematis.
1 0 BAB II PEMBAHASAN
2.1 Peran Partai Politik sebagai Jembatan Demokrasi
Partai politik memiliki peran vital sebagai pilar utama dalam sistem demokrasi, terutama dalam menjembatani aspirasi rakyat dengan kebijakan pemerintah. Di Indonesia, partai politik tidak hanya menjadi sarana untuk mencari kekuasaan, tetapi juga berperan sebagai penyalur aspirasi masyarakat melalui wakil-wakilnya di parlemen. Keberadaan partai politik sangat penting dalam demokrasi karena melalui partai politik aspirasi masyarakat dapat diperjuangkan dengan lebih efektif.6
Sebagai jembatan demokrasi, partai politik menjalankan fungsi komunikasi politik antara masyarakat dengan pemerintah. Suryadi (2004), menjelaskan bahwa partai politik merupakan aktor penting dalam proses politik demokratis yang bertugas menjembatani kepentingan warga negara dengan pemerintah. Dalam konteks ini, partai politik bertindak sebagai wadah penyerapan tuntutan dan aspirasi publik untuk kemudian ditransformasikan menjadi kebijakan yang akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. 7 Peran sebagai jembatan ini menjadi semakin penting mengingat kompleksitas permasalahan dalam masyarakat yang membutuhkan saluran representasi yang efektif.
Dalam perkembangannya, partai politik di Indonesia telah mengalami transformasi peran, terutama setelah reformasi.
Sebagaimana dijelaskan Abadi (2020), pasca reformasi orientasi partai politik berubah menjadi lebih berfokus pada fungsinya
sebagai utilitas publik melalui pemberian pendidikan politik dan wadah aspirasi masyarakat. Perubahan orientasi ini tidak terlepas dari adanya pembiayaan negara yang memberikan legitimasi
6 Imansyah, T. (2012). “Regulasi Partai Politik dalam Mewujudkan Penguatan Peran dan Fungsi Kelembagaan Partai Politik,” J. Rechts Vinding, vol. 1, no. 1, hal. 375–395.
7 Bischoff, C. S., & Christiansen, F. J. (2016). “Political parties and innovation,” Public Manag. Rev.,
vol. 19, no. 1, hal. 74–89.
1 2
kepada partai politik untuk menjalankan fungsi publiknya. Dalam Undang- Undang No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik disebutkan bahwa partai politik memiliki fungsi sebagai sarana pendidikan politik, sarana penciptaan iklim kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa, sarana penyerap aspirasi masyarakat, sarana partisipasi politik, serta sarana rekrutmen politik.
Sebagai jembatan demokrasi, partai politik juga berperan penting dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat.
Demokrasi di Indonesia dituangkan melalui pemilihan umum secara langsung dengan harapan aspirasi masyarakat dapat tersampaikan dengan baik dan memenuhi harapan mereka.
Dalam konteks ini, partai politik memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa masyarakat memiliki pemahaman yang cukup tentang hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara dalam proses politik. Hal ini sejalan dengan fungsi partai politik sebagai sarana pendidikan politik yang diamanatkan dalam undang-undang partai politik.8
2.2 Tantangan Partai Politik dalam Konteks Keberagaman Indonesia Partai politik menghadapi berbagai tantangan dalam menjalankan fungsinya di pemerintahan, termasuk peran yang tidak optimal dalam menghubungkan rakyat dengan pemerintah serta merumuskan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu, dalam sistem kepartaian yang banyak, sering terjadi fragmentasi dan polarisasi yang menyebabkan ketegangan antar partai dan menghambat kerja sama. Partai juga kesulitan menjaga loyalitas anggotanya, baik di tingkat pusat maupun daerah, yang bisa mengarah pada hilangnya arah politik yang jelas. Pengaruh kuat dari kelompok kepentingan
atau lobi juga menjadi tantangan, di mana keputusan politik bisa lebih mengutamakan kepentingan tertentu daripada rakyat banyak. Terlebih lagi,
8 Kusuma, I. G. W., Widiati, I. A. P., & Suryani, L. P. (2020). “Fungsi Partai Politik dalam Memberikan Pendidikan Politik Masyarakat,” J. Konstr. Huk., vol. 3, no. 1, hal. 164–169.
1 4
penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi dalam partai politik yang berkuasa semakin merusak kredibilitas mereka dan mengurangi efektivitas pemerintahan. Tantangan-tantangan ini membutuhkan perhatian serius agar partai politik dapat berperan secara maksimal dalam memperkuat demokrasi9
Salah satu tantangan utama adalah ketidakmerataan representasi kelompok-kelompok minoritas dalam struktur partai politik. Meskipun partai politik seharusnya mendukung pluralisme politik, berpartisipasi dalam pemilihan umum, dan melakukan pengawasan terhadap pemerintah sesuai dengan hukum dalam praktiknya masih terdapat kelompok masyarakat yang kurang terwakili dalam struktur kepartaian. 10 Fenomena ini tidak hanya mengancam prinsip keadilan representasi namun juga memperlemah fungsi partai politik sebagai sarana pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Tantangan berikutnya adalah kecenderungan partai politik untuk lebih mengutamakan kepentingan politik jangka pendek daripada upaya memperjuangkan kepentingan masyarakat yang beragam. Partai politik seringkali mempunyai kepentingan politik yang bertentangan dengan peran pengawasannya, yang menyebabkan mereka menghindari kritik terhadap kebijakan pemerintah karena hal tersebut dapat merusak citra mereka di mata masyarakat. Situasi ini diperparah oleh munculnya fenomena dinasti politik yang dapat memperkuat ketidaksetaraan politik di masyarakat karena mereka dapat menindas atau mengontrol orang-orang yang berada
9 Mirdedi. “Modul Pembelajaran Perbandingan Hukum Tata Negara”. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
10 Farika, F., Akbar, A. M., & Ardiana, H. R. (2023). Analisis problematika peraturan hukum yang melanggengkan dinasti politik dalam pemilihan kepala daerah di Indonesia. Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(4), 359–378.
1 6
di luar lingkaran keluarga politik dari akses kekuasaan politik, sumber daya, dan kesempatan politik
2.3 Strategi Penguatan Peran Partai Politik
Salah satu strategi utama untuk memperkuat peran partai politik adalah melalui pembangunan institusi partai yang sehat dan demokratis secara internal. Partai politik yang sehat harus memiliki struktur organisasi yang transparan dan akuntabel, serta mampu menjalankan mekanisme kaderisasi yang efektif untuk mencetak pemimpin-pemimpin berintegritas. Kaderisasi yang baik tidak hanya meningkatkan kualitas kepemimpinan, tetapi juga memperkuat basis ideologis partai sehingga tidak mudah terjebak dalam pragmatisme kekuasaan semata. Namun, realitas di Indonesia menunjukkan bahwa banyak partai masih bergantung pada figur karismatik dan sistem patronase, yang menghambat proses demokratisasi internal dan menurunkan kualitas representasi politik.11
Selain itu, penguatan peran partai politik juga harus memperhatikan inklusivitas dan representasi kelompok marginal seperti perempuan, masyarakat adat, dan minoritas agama.
Meskipun terdapat kebijakan afirmatif seperti kuota perempuan dalam pencalonan legislatif, representasi kelompok marginal seringkali bersifat simbolis dan kurang mengakomodasi kepentingan substantif mereka. Partai politik perlu mengembangkan mekanisme yang lebih efektif untuk mengintegrasikan aspirasi kelompok- kelompok ini dalam platform politik dan kebijakan publik. Hal ini penting agar partai politik dapat berfungsi sebagai jembatan demokrasi yang inklusif dan memperkuat legitimasi mereka di mata masyarakat.12
11 Dahlan, D. M. (2019). Peningkatan Peran Partai Politik Di Indonesia: Sebuah Paradigma Baru Pasca Berlakunya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang- undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik. Jurnal Hukum Responsif, 7(2), 40-52.
12 Toloh, P. W. Y. (2023). Politik Hukum Peguatan Partai Politik Untuk Mewujudkan Produk Hukum Yang Demokratis. Japhtn-Han, 2(1): 141-168.
1 8
Penguatan peran partai politik juga dapat dilakukan melalui reformasi regulasi dan pengawasan yang lebih ketat. Pemerintah dan lembaga terkait perlu memastikan bahwa partai politik menjalankan prinsip transparansi dan akuntabilitas, terutama dalam pengelolaan keuangan dan proses pengambilan keputusan. Sistem pengawasan yang efektif akan meminimalisir praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang selama ini menjadi faktor utama menurunnya kepercayaan publik terhadap partai politik. Selain itu, penguatan kapasitas partai dalam pendidikan politik kepada masyarakat juga menjadi strategi penting untuk meningkatkan partisipasi politik yang berkualitas dan berkelanjutan.13
Secara keseluruhan, penguatan peran partai politik di Indonesia membutuhkan pendekatan yang komprehensif, mulai dari reformasi internal partai, peningkatan representasi kelompok marginal, hingga penguatan regulasi dan pengawasan eksternal. Dengan demikian, partai politik dapat berfungsi secara optimal sebagai agen demokrasi yang mampu menyalurkan aspirasi rakyat, memperkuat persatuan bangsa, dan menjaga stabilitas politik dalam sistem demokrasi Indonesia yang pluralistik. Upaya ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas demokrasi, tetapi juga memperkuat legitimasi sistem kepartaian sebagai pilar utama kehidupan berbangsa dan bernegara.
13 Utama, A. S. (2023). Pengaturan Partai Politik Di Indonesia. Andrew Law Journal, 2(2), 44–52.
2 0 3.1 Simpulan
BAB III PENUTUP
Simpulan dari makalah ini adalah bahwa partai politik di Indonesia memiliki peran vital sebagai jembatan demokrasi, penghubung antara aspirasi masyarakat dengan kebijakan pemerintah. Namun, peran ini dihadapkan pada berbagai tantangan kompleks, seperti rendahnya kepercayaan publik akibat korupsi, kurangnya representasi kelompok marginal, polarisasi ideologi, serta kecenderungan pragmatisme kekuasaan. Untuk mengatasi tantangan tersebut dan memperkuat peran partai politik, diperlukan strategi komprehensif yang mencakup pembangunan institusi partai yang transparan dan akuntabel, peningkatan kualitas kaderisasi, peningkatan representasi inklusif kelompok marginal, reformasi regulasi dan pengawasan yang ketat, serta penguatan pendidikan politik kepada masyarakat. Dengan menerapkan strategi- strategi ini, partai politik di Indonesia diharapkan dapat berfungsi secara optimal sebagai agen demokrasi yang efektif, mampu menyalurkan aspirasi rakyat, memperkuat persatuan bangsa, serta menjaga stabilitas politik dalam sistem demokrasi Indonesia yang pluralistik. Keberhasilan dalam penguatan peran partai politik akan berdampak positif pada peningkatan kualitas demokrasi dan legitimasi sistem kepartaian sebagai pilar utama kehidupan berbangsa dan bernegara.
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan mengenai peran dan tantangan partai politik sebagai jembatan demokrasi di Indonesia, terdapat beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk memperkuat
fungsi partai politik dalam mendukung demokrasi yang inklusif dan stabil di tengah keberagaman masyarakat:
1.Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas Internal Partai
Partai politik perlu memperkuat struktur organisasi yang transparan, terutama dalam pengelolaan keuangan dan pengambilan keputusan. Laporan keuangan partai harus diaudit secara independen dan dipublikasikan untuk membangun kepercayaan publik. Selain itu, mekanisme pengawasan internal harus diperketat untuk mencegah praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang merusak citra partai.
2.Memperkuat Kaderisasi Berbasis Ideologi
Partai politik disarankan untuk mengembangkan program kaderisasi yang tidak hanya berfokus pada penciptaan pemimpin, tetapi juga pada penguatan ideologi partai.
Kaderisasi yang baik dapat mengurangi ketergantungan pada figur karismatik atau sistem patronase, sehingga partai dapat menghasilkan pemimpin yang berintegritas dan mampu mewujudkan visi partai secara konsisten.
3.Meningkatkan Representasi Kelompok Marginal
Untuk mencerminkan semangat Bhinneka Tunggal Ika, partai politik harus lebih serius mengintegrasikan kelompok marginal, seperti perempuan, masyarakat adat, dan minoritas agama, dalam struktur kepemimpinan dan platform politik.
Kebijakan afirmatif, seperti kuota perempuan, perlu didukung dengan pelatihan kepemimpinan dan akses yang lebih besar terhadap sumber daya politik.
2 2
DAFTAR PUSTAKA
Abadi, S. A. (2020). “Pertanggungjawaban Keuangan Partai Politik yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah,” J. Ilm.
Pendidik. Pancasila dan Kewarganegaraan, vol. 4, no. 2.
Adityawarman. (2017). Sistem Kepartaian dan Pembangunan Politik di Indonesia. Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 3(2):
24-36.
Arifah, Y. N., Khasanah, D. M., Yuliana, C. G., Ghafur, A. F., Fernanda, N., Arifin, R. A., & Hadji, K. (2024). Kontribusi Partai Politik Terhadap Pembangunan Demokrasi Dalam Perspektif Hukum Tata Negara. Amandemen: Jurnal Ilmu pertahanan, Politik dan Hukum Indonesia, 1(3), 26-43.
Bischoff, C. S., & Christiansen, F. J. (2016). “Political parties and innovation,” Public Manag. Rev., vol. 19, no. 1, hal. 74–89.
Crouch, H. (2010). Political Reform in Indonesia after Soeharto.
Institute of Southeast Asian Studies.
Dahlan, D. M. (2019). Peningkatan Peran Partai Politik Di Indonesia: Sebuah Paradigma Baru Pasca Berlakunya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undangundang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik. Jurnal Hukum Responsif, 7(2), 40-52.
Farika, F., Akbar, A. M., & Ardiana, H. R. (2023). Analisis problematika peraturan hukum yang melanggengkan dinasti politik dalam pemilihan kepala daerah di Indonesia.
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(4), 359–378.
Imansyah, T. (2012). “Regulasi Partai Politik dalam Mewujudkan Penguatan Peran dan Fungsi Kelembagaan Partai Politik,” J.
Rechts Vinding, vol. 1, no. 1, hal. 375–395.
Kusuma, I. G. W., Widiati, I. A. P., & Suryani, L. P. (2020). “Fungsi Partai Politik dalam Memberikan Pendidikan Politik Masyarakat,” J. Konstr. Huk., vol. 3, no. 1, hal. 164–169.
Lesmana, C., Suryadi, K., & Anggraeni, L. (2021). Partai Politik sebagai Utilitas Publik dalam Demokrasi di Indonesia.
Jurnal Publisitas, 8(1), 11-18.
Mirdedi. “Modul Pembelajaran Perbandingan Hukum TataNegara”.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Ramadhan, D. A. (2019). Menuju Penyederhanaan Partai Politik di Indonesia serta Dampaknya Terhadap Persatuan Bangsa. Administrative Law and Governance Journal, 2(4), 570- 597.
Suryadi, K. 2017. Menak Senayan. Bandung: Pustaka Jaya.
Toloh, P. W. Y. (2023). Politik Hukum Peguatan Partai Politik Untuk Mewujudkan Produk Hukum Yang Demokratis.
Japhtn-Han, 2(1): 141-168.
Utama, A. S. (2023). Pengaturan Partai Politik Di Indonesia.
Andrew Law Journal, 2(2), 44–52.