• Tidak ada hasil yang ditemukan

MA'ARIF MIRQOTUSSA'ADAH DESA SU - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "MA'ARIF MIRQOTUSSA'ADAH DESA SU - etheses UIN Mataram"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

Bentuk-bentuk perilaku menyimpang siswa kelas VIII MT Al- .. faktor-faktor penyebab perilaku menyimpang siswa kelas VIII MT Al-. Oleh karena itu peneliti sangat tertarik untuk meneliti upaya guru mata pelajaran dalam penanganan perilaku menyimpang siswa kelas VIII MTs AL-.

Rumusan Masalah

Menghukum dengan tepat agar siswa tidak mengulangi kesalahan yang sama, mengancam dengan nilai agar siswa tidak melakukan kesalahan.

Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan

Setting Penelitian

Temuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Peran sekolah dalam menanggulangi perilaku menyimpang siswa di SMP Negeri 13 Kota Magelang yaitu. Guru sebagai administrator i) Guru sebagai pembimbing.. j) Guru sebagai pembaharu (inovator) k) Guru sebagai pemacu kreativitas l) Guru sebagai evaluator.

Perilaku Menyimpang Siswa

Menurut Santrock, teman sebaya adalah anak-anak dengan usia atau tingkat kedewasaan yang kurang lebih sama. Sesuai dengan keadaan tersebut, maka sekolah sebagai tempat pendidikan anak dapat menjadi sumber konflik psikologis yang pada prinsipnya memudahkan anak menjadi pelaku kejahatan 18 c.

Kendala-Kendala dalam Menanggulangi Perilaku Menyimpang Siswa

Jadi, kendala dalam mengatasi perilaku menyimpang siswa dapat disebutkan dengan cara beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan pergaulan teman sebaya.

Upaya Menanggulangi Perilaku menyimpang

Untuk mendapatkan data, peneliti melakukan observasi, melakukan observasi dan melakukan wawancara dengan subjek untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya.Data dalam penelitian ini berkaitan dengan peran guru kelas dalam menghadapi perilaku. Dalam penelitian dikenal dua jenis metode observasi, yaitu observasi partisipan dan observasi non partisipan. Terkait penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara dengan berbagai narasumber atau informan seperti: wali kelas, kepala sekolah.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis induksi, sedangkan proses penelitian bersifat interaktif, dimana ketiga komponen analisis tersebut berupa interaksi dengan proses pengumpulan data sebagai proses yang bersiklus. Dalam penelitian ini data dan informasi diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi mengenai perilaku menyimpang siswa. Dalam penelitian ini data disajikan secara sistematis dan terstruktur melalui catatan lapangan sebagai hasil pengumpulan data terkait peran guru kelas dalam mengatasi perilaku menyimpang siswa kelas VIII MTs.Al-.

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perilaku menyimpang siswa memiliki dampak yang signifikan terhadap aspek fisik dan sosial, terutama pada sifat dan perilaku siswa tersebut.

Sejarah MTs AL-

Jumlah 64 Siswa 88 Siswa 109 Siswa Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang

Keadaan Guru MTs AL-

5 Mansur Sait, S.Pd Dosen Bahasa Indonesia 6 Fitriawati, SE Dosen IPS Terintegrasi 7 Rena Mendurihanti, S.Ag Akidah Akhlaq Dosen 8 Hapizatul Mahrina, S.Pd Sains Terpadu. 12 Laily Sofiana, S.Pd Guru Prakarya 13 Kholidi, S.Pd Guru Pendidikan Jasmani 14 Dyana Ermayanti, S.Pd Guru Matematika 15 Kamaruddin, S.PdI Guru Bahasa Arab 16 Muhammad Ali, S.HI Guru Akidah Akhlaq 17 Guntur Mulyadi Putra Guru Bahasa Inggris 18 M.

Visi-Misi MTs AL-

Misi MTs AL-

Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang Siswa di kelas VIII MTs Al-

Perilaku menyimpang ini dilakukan pada saat guru sedang mengajar di kelas, siswa terkadang tidak mendengarkan dan terkadang mengganggu siswa lainnya. Perilaku menyimpang ini dilakukan karena mereka merasa jarak rumah ke madrasah cukup jauh sehingga memakan banyak waktu, sehingga terlambat ke sekolah. Pada jam pelajaran ketika siswa tidak mengerjakan tugas (pekerjaan rumah), siswa malas pergi ke sekolah karena sanksi guru terkesan membuat mereka bosan.

Dari hasil observasi ternyata banyak siswa yang lupa atau sengaja tidak mengerjakan tugas yang diberikan sehari sebelumnya, karena dari penjelasan salah satu siswa mengatakan banyak yang malas atau sengaja tidak mau mengerjakan karena lupa atau tidak bisa. Siswa melakukan perilaku menyimpang yaitu merokok di warung karena ada anggota masyarakat setempat yang membantu dalam hal ini. Kalaupun pihak madrasah sudah berpesan agar mereka malah datang ke toko hanya untuk mengingatkan siswa yang merokok agar masuk ke kelas guru tentang perilaku.

Pernyataan tentang perilaku menyimpang siswa yang masih tergolong ringan tidak berhenti sampai di situ.

Faktor-Faktor Yang Menjadi Penyebab Terjadinya Prilaku menyimpang Siswa di Kelas VIII MTs Al-

Untuk permasalahan saat ini, perhatian orang tua dirasa sangat kurang karena kesibukan bekerja dari pagi hingga sore hari sehingga perhatian orang tua tidak tercurah pada perilaku anaknya. Dari hasil penelitian yang dilakukan, ternyata anak-anak yang berperilaku menyimpang di sekolah kurang mendapat perhatian orang tua terhadap perilaku anaknya dan juga mereka tidak tinggal bersama orang tuanya melainkan dengan neneknya dan juga yang tetap bekerja. perantauan dengan salah satu orang tuanya, orang tua sehingga anak kurang mendapat perhatian terutama dalam hal tingkah laku. Karena di madrasah ini mereka duduk belajar dan bergaul dengan teman sebaya menghabiskan waktu sekitar 6 jam di MTs Al-.

Pernyataan tentang pengaruh teman sebaya oleh Tn. Dapat disimpulkan bahwa faktor perilaku menyimpang berasal dari faktor lain teman, yang melakukan hal yang sama dengan teman yang lain. Sudah menjadi kewajiban guru Pendidikan Agama Islam khususnya dan guru pada umumnya untuk memberikan arahan atau contoh baik dan buruk dalam hal perilaku yang menyimpang.

Dari beberapa pendapat di atas, maka akan dapat diatasi perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak dengan melibatkan banyak faktor, salah satunya faktor masyarakat untuk menunjang tumbuh kembang anak tersebut.

Upaya Guru Mata Pelajaran dalam Menangani Perilaku Menyimpang Siswa di Kelas VIII MTs Al-

Hal ini sesuai dengan pernyataan kepala MTs Al-Harpan Zain tentang bentuk penanggulangan perilaku menyimpang siswa melalui berbagai kegiatan yang meliputi kegiatan keagamaan dan ekstrakurikuler. Dari keterangan kepala madrasah dan guru Akidah Akhlaq disebutkan bahwa upaya mengatasi perilaku menyimpang para siswa sangat memprihatinkan. Upaya guru mata pelajaran dan kelas dalam mengatasi perilaku menyimpang siswa melalui upaya kuratif.

Guru ke rumah dan guru mata pelajaran bekerja sama untuk mengatasi perilaku menyimpang siswa. Dari wawancara di atas, terlihat jelas bahwa guru dan guru kelas berjuang untuk mengatasi perilaku menyimpang di sekolah. Upaya preventif adalah upaya guru mata pelajaran, guru kelas dan kepala sekolah untuk memastikan bahwa siswa tidak melakukan tindakan atau perilaku yang menyimpang.

Upaya kuratif adalah upaya guru, home teacher bagi siswa yang sering melakukan perilaku menyimpang dalam perilakunya, maka dilakukan langkah-langkah dengan pelatihan, contoh dan nasehat untuk memberikan kesan bahwa perilaku tersebut tidak boleh dilakukan oleh siswa MTs Al. -.

Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang Siswa di kelas VIII MTs

Akibatnya, terkadang mereka datang terlambat ke sekolah karena ban kempes, bangun terlambat, bosan di sekolah atau tidak ada yang menemani karena orang tua mereka ada keperluan kerja dan harus berangkat pagi-pagi sekali, sehingga terkadang ketika mereka sampai di madrasah, siswa sama sekali tidak langsung ke sekolah, ke madrasah, tapi jalan dulu ke toko. Tidak menyelesaikan tugas atau pekerjaan rumah (PR) merupakan salah satu bentuk perilaku menyimpang siswa di MTs Al-. Hal ini dipicu karena hal-hal sepele seperti kesalahpahaman, contoh dan pertanyaan yang tidak sesuai, kesengajaan, lupa dll.

Santri menunjukkan perilaku menyimpang yaitu merokok di warung karena ada warga sekitar atau lingkungan yang membantu. Perilaku merokok tidak hanya disebabkan oleh faktor internal, tetapi juga faktor lingkungan. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk perilaku menyimpang di kalangan pelajar, dilihat dari perspektif Zakiah Daradjat, masih tergolong sebagai kenakalan ringan91.

Dari pembahasan di atas, kita dapat melihat bahwa perilaku menyimpang dalam hal ini disebut sebagai kenakalan normal.

Faktor-Faktor Yang Menjadi Penyebab Terjadinya Prilaku menyimpang Siswa di Kelas VIII MTs Al-

Orang tua yang cenderung sibuk dengan pekerjaannya mengakibatkan ketidakpedulian terhadap perkembangan anaknya sehingga akibatnya anak bingung siapa yang akan menyelesaikan semua masalah dan bercerita siapa karena kesibukan orang tua atau kurangnya perhatian terhadap anaknya dalam hal sikap. , perilaku dan pendidikan. Menurut Santrock, teman sebaya adalah anak-anak dengan usia atau tingkat kedewasaan yang kurang lebih sama. Lingkungan teman sebaya adalah interaksi dengan orang-orang yang memiliki usia, status sosial, hobi dan pemikiran yang sama, dalam interaksinya mereka akan melakukannya.

Ketika mereka melihat perilaku menyimpang yang dilakukan oleh teman sebayanya yang akhirnya juga mengikutinya, mereka mendiskusikan persamaan persepsi bahkan ketika ada hukuman agar hukuman yang diambil oleh departemen disiplin seimbang atau sama dengan apa yang mereka harapkan. Orang biasa berbagi ide, bekerja sama dan berkolaborasi untuk membuat kreasi, berpikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik. Selain kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik, menjadi diri sendiri di media sosial menjadi alasan media sosial berkembang pesat.

Dari teori di atas dan hasil wawancara terdapat persamaan yaitu, kecanggihan media massa dan media sosial yang memanjakan penggunanya saat ini, jika tidak diimbangi dengan baik maka efek atau akibat yang ditimbulkan sangat besar dan dapat berupa perilaku menyimpang pada siswa.

Upaya Guru Mata Pelajaran dalam Menangani Perilaku Menyimpang Siswa di Kelas VIII MTs Al-

Segala bentuk perilaku menyimpang pada siswa memiliki konsekuensi negatif baik bagi masyarakat umum maupun bagi siswa itu sendiri. Fasilitas ekstra kurikuler yang bisa dikatakan banyak memungkinkan siswa yang memiliki bakat dan hobi tertentu dapat tersalurkan dengan baik. Selain itu, guru menjaga hubungan baik dengan orang tua dan masyarakat sekitar madrasah untuk menciptakan lingkungan belajar dan kegiatan yang berunsur positif.

Upaya atau tindakan untuk menertibkan dan mencegah perilaku menyimpang siswa sesering mungkin atau untuk mencegah kejadian yang lebih kuat. Upaya guru mata pelajaran, wali kelas dan kepala madrasah di MTs Al- bagi siswa yang sering melakukan perilaku menyimpang yaitu dengan menindak lanjuti seperti menasihati atau menegur, memanggil orang tua dan juga menghukum sesuai dengan kesalahan yang dilakukan. Guru memiliki tanggung jawab yang besar dalam membina dan mengoreksi perilaku menyimpang siswa, dimana guru dituntut untuk mampu menekan bahkan meredam perilaku menyimpang siswa agar harapan pihak madrasah terhadap perilaku menyimpang siswa tidak terulang kembali. timbul.

Setiap guru madrasah harus memahami bahwa segala sesuatu yang ada di dalamnya adalah pembinaan bagi siswanya.

KESIMPULAN

SARAN

Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Peningkatan Kualifikasi dan Mutu Guru di Era Globalisasi, (Jakarta: Erlangga.2013), hal.39. Apakah ada kasus siswa yang kedapatan minum dan menyalahgunakan narkoba pada jam sekolah?

Referensi

Dokumen terkait