• Tidak ada hasil yang ditemukan

majas dalam kumpulan puisi air tulang ibu

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "majas dalam kumpulan puisi air tulang ibu"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

MAJAS DALAM KUMPULAN PUISI AIR TULANG IBU KARYA ZELFENI WIMRA

Oleh

Nola Isla Maulana¹, Lira Hayu Afdetis Mana ², Emil Septia ³ 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji tentang masalah penggunaan majas yang terdapat dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra. Majas merupakan gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan ide, gagasannya dalam suatu bentuk karya sastra.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui majas apa saja yang terdapat dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra, agar memudahkan pembaca untuk dapat memahami dan mengetahui maksud dari pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode analisis isi. Sumber data dalam penelitian ini kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra. Data dalam penelitian ini adalah teks berupa kata, frase dan kalimat yang berkaitan dengan penggunaan majas dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra . Berdasarkan penelitian terhadap penggunaan majas dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra dapat disimpulkan bahwa terdapat lima majas yang digunakan Zelfeni Wimra. Majas-majas yang ditemukan dalam penelitian ini adalah majas perbandingan, personifikasi, metafora, alegori dan fabel. Sedangkan majas parabel tidak ditemukan dalam penelitian ini. Penggunaan majas-majas dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra menimbulkan efek kepuitisan yang memang menjadi tujuan penciptaan puisi. Hasil penelitian yang ditemukan adalah majas yang dominan digunakan dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra adalah majas personifikasi dan majas perbandingan. Dari tujuh puluh puisi yang diteliti, lebih banyak menemukan majas personifikasi yang terdapat dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra dibandingkan dengan majas yang lainnya.

Kata kunci : majas, kumpulan, puisi

(5)

FIGURE IN COLLECTION AIR TULANG IBU CREATION OF ZELFENI WIMRA

By

Nola Isla Maulana¹, Lira Hayu Afdetis Mana ², Emil Septia ³ 1) University Student STKIP PGRI Sumatera Barat

2) 3) Lecturer Study Program Pendidikan Bahasa and Sastra Indonesia STKIP PGRI West Sumatera

ABSTRACT

This research study about problem of usage of figure which there are in anthology Air Tulang Ibu of Zelfeni Wimra. Figure represent Ianguage style used by author to submit idea, its idea in belleslettres form. Target of this research is to know figure any kind of which there are in anthology Air Tulang Ibu of Zelfeni Wimra, so that facilitating reader to be able to comprehend and know intention of message which wish to be sent by author to reader. This Research type is research qualitative. Method which used in this research represent content analysis method. Source of data in this research anthology Air Tulang Ibu of Zelfeni Wimra. Data in this research is text in the form of word, sentence and frase related to usage of figure in anthology Air Tulang Ibu of Zelfeni Wimra. Pursuant to research to usage of figure in anthology Air Tulang Ibu of Zelfeni Wimra can be concluded that there are five used figure is Zelfeni Wimra. Figure which found in this research comparison figure, personifikation, metaphor, allegory and is fab. While parabel figure do not be found in this research. Usage of figures in anthology Irrigate Air Tulang Ibu of Zelfeni Wimra generate poetic effect which it is true become the target of creation of poem. Result of research the found is figure which dominant to be used in anthology Air Tulang Ibu of Zelfeni Wimra is personifikation figure and of figure comparition. From seventy accurate poem, more finding personifikation figure which there are in anthology Air Tulang Ibu of Zelfeni Wimra compared to the other figure.

Keyword: figure, antology, poems

(6)

PENDAHULUAN

Sastra atau kesusastraan, dapat dikatakan sebagai ekspresi pemikiran atau gagasan manusia, tentang segala aspek kehidupannya yang disalurkan melalui bahasa sebagai medianya.

Puisi selalu disajikan dengan gaya bahasa yang menarik untuk menambah nilai estetika dari puisi tersebut. Puisi tidak pernah terlepas dari penggunaan gaya bahasa majas. penggunaan majas dalam puisi merupakan kajian dari stilistika. Stilistika adalah ilmu tentang gaya atau style. Semi (2008:

11) menjelaskan bahwa stilistika adalah kajian keindahan bahasa sastra, khususnya untuk menjelaskan tentang kemampuan sastrawan mengolah bahasa yang bergaya dan memiliki nilai estetika.

Gani (2014: 14) menjelaskan bahwa puisi merupakan ungkapan perasaan penulis yang diterjemahkan dalam susunan kata-kata dalam bentuk bait-bait berirama dan memiliki makna yang dalam. Atmazaki (2008:1) mengatakan bahwa, puisi lebih merupakan sifat atau nilai keindahan dalam pengungkapan bahasa. Maksudnya puisi merupakan suatu ungkapan perasaan yang disusun menjadi sebuah kata-kata yang indah agar memiliki makna yang dalam dan indah.

Menurut HasanuddinWS (2002: 133) menjelaskan bahwa majas merupakan penggunaan kata-kata yang disusun dan artinya sengaja disimpangkan atau dilepaskan dari arti dan susunan sebenarnya yang bergunan untuk menambah keindahan dan kekuatan ekspresi. Caranya ialah menggunakan majas perbadingan. Personifikasi, metafora, alegori, parabel, fabel, pertentangan, sindiran dan majas lainnya yang maknanya sudah dikenal oleh pembaca dan pendengar. Dalam penelitian ini peneliti mengambil acuan pada teori yang dikemukakan oleh Hasanuddin WS, sebagai objek yang akan diteliti dalamkumpulan puisi Air Tulang Ibu. Bentuk majas menurut Hasanuddin WS adalah majas perbandingan, majas personifikasi, majas metafora, majas alegori, majas parabel dan majas fabel.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang tidak menggunakan perhitungan dan angka-angka. Ratna (2010:46) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan menyajikannya dengan bentuk deskripsi. Metode dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode analisis isi. Dasar dari metode analisis isi adalah berhubungan dengan isi komunikasi, baik itu secara verbal dalam bentuk bahasa, maupun non verbal. Ratna (2010:48) mengatakan bahwa metode analisis isi adalah analisis yang berhubungan dengan pesan-pesan yang dengan sendirinya sesuai dengan hakikat sastra.

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan secara rinci hasil penelitian berhubungan dengan penggunaan majas dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra dengan menggunakan metode deskriptif analisis isi. Hasil penelitian ini akan diuraikan berdasarkan data yang diperoleh sebagai bukti hasil penelitian. Kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra diterbitkan oleh pustaka Publishing, pada tahun 2012. Puisi-puisi ini menggambarkan tentang kehidupan yang penuh perjuangan, tentang sebuah harapan, tentang perasaan sepi dan kerinduan, serta rasa akan memiliki dan kehilangan.

Pada bagian ini akan dianalisis aspek yang berkaitan dengan penggunaan majas yang terdapat pada kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra. Analisis digunakan pengkodean ATI untuk menyatakan kumpulan puisi Air Tulang Ibu. Berdasarkan teori Hasanuddin, maka majas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu.

a. Majas Perbandingan

Bahasa bermajas perbandingan adalah bahasa yang menyamakan sesuatu hal yang lain dengan mempergunakan kata perbandingan seperti: bagai, bak, seperti, laksana, umpama, ibarat, dan kata perbanding lainnya. Penggunaan majas perbandingan dapat dilihat pada salah satu kutipan puisi yang berjudul “Surat Hujan Kepada Laut”.

Jejak itu kini, wahai, makin biru digasak matahari bak cacing, ia kelu dalam geliat sendiri

Dengan dada yang bergemuruh Ia diamuk silang-saling keinginan

Mencakar menampar debu kemarau (ATI:12)

(7)

b. Majas Personifikasi

Personifikasi atau prosopopoenia adalah semacam gaya bahasa bermajas yang mengambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan. Penggunaan majas personifikasi dapat dilihat pada salah satu kutipan puisi yang berjudul “Surat Hujan Kepada Laut”.

Ia tulis surat itu tengah malam Ketika belalang nyinyir bernyanyi

Dan udara seperti letih menggendong cuaca Ia jemput kembali jengkal-jengkal jejaknya Di lumpur pesisir, di kuduk gunung Diperut sawah, digeladak kapal yang gatal Mengukir singgah miang rindu (ATI: 12) c. Majas Metafora

Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk singkat. Penggunaan majas metafora dapat dilihat pada kutipan puisi “Wirid Air ”

Aku biarkan tubuhku hanyut Melintas pori-pori bumi Membeku di akar pohon Mencair ke relung batang Di bungkil putik (ATI: 13) d. Majas Alegori

Bahasa bermajas alegori biasanya dilakukan dengan cara menampilkan suatu cerita singkat yang mengandung makna kiasan. Penggunaan majas alegori dapat dilihat pada kutipan puisi “Hulu dan Hilir”

orang merantau kita katakan berangkut ke hilir perantau pulang kita sebut balik ke hulu pengantin kawin, bayi lahir, dan orang mati kia anggap melingkari putaran

yang berakhir di pelabuhan matahari

kita sendiri sedang apa?

berjuntai-juntai diguyur arus

beruntung ada ikan yang suka, lalu memakan kita atau ada peternak sapi datang membawa sabit dan karung baru boleh dikatakan diri ke dalam usus dan anus ternak

kalu tidak demikian,

selamnya kita ditepi sungai ini mengigit lidah, berputih mata orang-orang terus merantau orang-orang terus pulang

dan anak pinus yang dulu berlindung di balik rimbun daun kita telah besar menjulang (ATI: 18)

e. Majas Fabel

Fabel adalah suatu bentuk pengucapan yang dapat dikategorikan kepada bentuk bahas bermajas metafora, yaitu metafora berbentuk cerita mengenai dunia binatang. Penggunaan majas fabel dapat dilihat pada kutipan puisi “Adinda Yang Gemar Berkaca”.

usah berlama-lama didepan kaca semua akan punah menjadi remang menjadi bayang-bayang

diranah pembuangan ini

yang membuat gelap adalah cahaya

(8)

adapun kelok, menurun, dan mendaki hanya sebutan jalan kita

sedang bunyi adalah kaca yang pecah

di pelayanan ini,

riang dijelaskan dengan gelombang risau digulung badai

adapun sampan dan pelabuhan

hanyalah cerita yang selalu diulang-ulang agar kita tetap bisa berharap pulang

dalam hidup ini,

yang membuat tanda tanya adalah teka-teki

jawabnya: tak pernah (ATI: 21) Pembahasan

Penggunaan majas dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra menimbulkan efek kepuitisan pada puisi. Kepandaian Zelfeni Wimra dalam memainkan kata-kata dan kuat akan idiom-idiom yang bersifat Minangkabau dengan bentuk puisinya yang simbolik, sehingga membuat kumpulan puisi ini mempunyai warna sendiri dalam bahasanya. Sebuah puisi dapat dikatakan puitis apabila mampu memberikan perasaan dan menarik perhatian serta menimbulkan keharuan bagi yang membacanya. Penggunaan majas dalam sebuah puisi berfungsi memperindah bahasa, selain itu majas juga berfungsi untuk memberikan efek makna yang kuat.

Memperjelas atau menegaskan suatu maksud tertentu, menyembunyikan maksud, memperluas maksud, mempertajam pemahaman, dan memancing daya pikir.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitin terhadap penggunaan majas dalam kumpulan puisi Air Tulang Ibu karya Zelfeni Wimra dapat disimpulkan bahwa terdapat lima majas yang digunakan Zelfeni Wimra berdasarkan toeri Hasanuddin WS (2002). Majas-majas tersebut adalah majas perbandingan, personifikasi, metafora, alegori, dan fabel. Sedangkan majas parabel tidak ditemukan dalam penelitian ini. Penggunaan majas tersebut menimbulkan efek kepuitisan yang memang menjadi tujuan penciptaan puisi.

SARAN

Dari kesimpulan di atas disarankan bahwa hasil penelitian ini hendak dapat menambah pemahaman pembaca mengenai karya sastra khususnya puisi. Kemudian, hasil penelitian ini hendaknya bisa dijadikan bahan pedoman bagi calon guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam menganalisis majas dalam puisi. selanjutnya, sebagai bahan perbandingan untuk peneliti lain dalam melakukan penelitian sastra yang sama yaitu menganalisis majas pada puisi dengan menggunakan objek yang berbeda, sehingga mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

Dengan memahami majas, merupakan salah satu cara untuk memahami kata-kata dan makna dalam puisi. disamping itu karya satra diciptakan bukan hanya untuk pengarang saja melainkan juga untuk pembaca atau penikmat sastra.

DAFTAR PUSTAKA

Atmazaki.2008. Analisis Sajak Teori, Metodologi & Aplikasi. Padang: UNP Press.

Gani, Erizal. 2014. Kiat Pembacaan Puisi Teori & Terapan. Bandung: Rineka Citra.

Hasanuddin WS. 2002. Membaca dan Menulis Sajak. Bandung: Angkasa Bandung.

Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Semi, M. Atar. 2008. Silistika Sastra. Padang: UNP Press.

Referensi

Dokumen terkait

Data penelitian adalah majas lokalitas dalam kumpukan sajak Mangkutak di Negeri Prosaliris karya Rusli Marzuki Saria dan sumber data adalah kumpulan sajak Mangkutak di Negeri