• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH BUDIDAYA MAGGOT BSF

N/A
N/A
Bayu Saptaji

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH BUDIDAYA MAGGOT BSF"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

BUDIDAYA MAGGOT BSF

Disusun oleh : Kelompok 1

Izzatu Zaskia Dzakiyatul Unsi 200210081

Ahmad Tri Hartoko 210210023

Merikandina Noor Cholifah 210210039

Niki Putri Rahayu 210210061

Putri Rahma Alamanda 210210075

Bayu Saptaji 210210081

Lisa Pangestu 210210091

Faruq Al Aslami 210210126

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya Makalah Budidaya Maggot BSF dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ir. Lukman Amin, M.P selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Manajemen Ternak Perah yang telah membimbing penulis dalam pembuatan Makalah Budidaya Maggot BS, sehingga dapat terselesaikan sesuai harapan.

Penulis menyadari bahwa dalam menulis Makalah Budidaya Maggot BSF ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat laporan singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Yogyakarta, September 2023

Penulis

(3)

Daftar Isi

KATA PENGANTAR...2

BAB I...4

PENDAHULUAN...4

Manfaat:...5

BAB II...6

TINJAUAN PUSTAKA...6

C. Keuntungan Mengelola Sampah Organik dengan Maggot (Larva Black Soldier Fly):...7

BAB III...8

METODE PENYULUHAN...8

C. Prosedur...10

BAB IV...12

PENUTUP...12

Daftar Pustaka...13

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertanian dan peternakan merupakan dua sektor yang sangat penting dalam menyediakan makanan bagi populasi dunia yang terus berkembang. Seiring dengan pertumbuhan populasi dan permintaan yang semakin meningkat terhadap produk-produk peternakan, peningkatan produksi pakan ternak berkualitas tinggi menjadi suatu kebutuhan yang mendesak.

Protein merupakan komponen esensial dalam pakan ternak, berperan penting dalam pertumbuhan dan produksi hewan. Namun, sumber-sumber protein konvensional seperti kedelai dan ikan semakin terbatas dan mahal, menyebabkan ketidakstabilan dalam harga pakan ternak. Selain itu, industri peternakan juga memiliki dampak signifikan pada lingkungan, terutama dalam hal manajemen limbah organik.

Dalam upaya mencari solusi yang berkelanjutan dan ekonomis untuk masalah tersebut, Upaya yang dilakukan penyuluhan dalam menangani sampah organik adalah dengan mengubah sampah tersebut menjadi maggot BSF. Hal itu dikarenakan maggot dapat digunakan sebagai pengurai sampah organik ([ CITATION Dor17 \l 1033 ]) dan juga bisa digunakan sebagai pakan ternak karena mengandung protein yang cukup tinggi, yaitu 40% sampai 50% dengan kandungan lemak berkisar 29% sampai 32% [ CITATION War16 \l 1033 ]. Budidaya maggot (larva) Black Soldier Fly (BSF) atau lalat tentara hitam telah muncul sebagai salah satu alternatif yang menjanjikan.

Namun, pemahaman tentang konsep dasar budidaya maggot BSF, manfaatnya, serta cara efektif untuk mengkomunikasikan informasi terkait kepada peternak dan pemangku kepentingan masih terbatas. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk menguraikan dengan lebih rinci tentang budidaya maggot BSF sebagai alternatif pakan protein dalam konteks pertanian modern. Kami juga akan membahas strategi komunikasi yang efektif untuk mendukung penyebaran informasi tentang budidaya maggot BSF kepada para pemangku kepentingan dalam dunia peternakan.

B. Rumusan Masalah:

Pada makalah ini, kami akan membahas budidaya maggot BSF sebagai alternatif pakan protein untuk peternakan. Beberapa pertanyaan pokok yang akan kita bahas meliputi:

1. Apa saja konsep dasar budidaya maggot BSF?

2. Apa manfaat utama budidaya maggot BSF dalam konteks pertanian modern?

3. Bagaimana cara efektif mengkomunikasikan informasi tentang budidaya maggot BSF kepada peternak dan pemangku kepentingan terkait?

C. Tujuan:

Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mempresentasikan konsep dasar budidaya maggot BSF dan menguraikan langkah-langkah praktis dalam melakukan budidaya tersebut.

2. Menyoroti manfaat budidaya maggot BSF dalam mendukung produksi pakan protein berkualitas tinggi untuk ternak dan sekaligus mengatasi masalah limbah organik.

3. Menyediakan panduan komunikasi yang efektif untuk menyebarkan informasi terkait budidaya maggot BSF kepada peternak dan pemangku kepentingan dalam dunia peternakan.

(5)

Manfaat:

Manfaat dari penyuluhan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa :

a. Mahasiswa dapat memperoleh pemahaman mengenai teknis budidaya larva black soldier fly.

b. Mahasiswa dapat berbagi informasi mengenai budidaya larva black soldier fly dengan menggunakan pendekatan penyuluhan yang tepat.

2. Bagi Sasaran :

a. Target audience dapat memahami keuntungan dari beternak larva black soldier fly.

b. Sasaran dapat mengimplementasikan budidaya larva black soldier fly untuk meningkatkan aspek ekonomi.

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Morfologi Black Soldier

Black Soldier Fly merupakan lalat tentara hitam, berwarna transparant (wasp waist), sekilas menyerupai lebah tetapi tidak memiliki penyengat sebagaimana lebah. Panjang black soldier fly kisaran 15 – 20 mm. Ketika black soldier fly dewasa berkembang dari pupa, kondisi sayap masih terlipat kemudian mengembang sempurna hingga menutupi bagian toraks. Black Soldier Fly dewasa tidak memiliki bagian mulut fungsional, sebab semasa hidupnya hanya digunakan untuk bereproduksi dan produksi telur.[ CITATION Sab22 \l 1033 ]

B. Taksonomi

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta

Ordo : Dipptera (only have a single pair of wings) Suborder : Brachycera (flies)

Infraorder : Tabanomorpha Family : Stratiomydae Subfamily : Hermetiineae Genus : Hermetia

Species : Hermetia illucens

C. Penetasan Telur Black Soldier Fly

Di alam, black soldier fly betina tertarik pada bau senyawa aromatik dari limbah organik (attractant), sebagai tempat untuk bertelur. Telur black soldier fly berwarna putih, lonjong, panjang sekitar 1 mm, dan dikumpulkan dalam koloni (Wardhana, 2016). Dalam buku saku maggot KKN – T IPB 2021, menjelaskan mengenai siklus hidup fase telur black soldier fly menandakan permulaan dari siklus hidup sekaligus berakhirnya tahap hidup sebelumnya. Telur black soldier fly melewati masa inkubasi selama 72 jam atau 3 hari. Lalat betina akan bertelur sekitar 400 hingga 800 telur didekat bahan organik yang membusuk dan memasukkannya ke dalam rongga-rongga yang kecil, kering, dan terlindung atau disebut eggis sebagai tempat bertelur (Holmes et al., 2012). Masa inkubasi telur black soldier fly beragam, karena faktor suhu dan kelembaban udara dapat berpengaruh. Suhu lingkungan dan kelembaban berkorelasi negatif dengan waktu inkubasi telur atau perkembangan embrio. Gobbi et al. (2013) dalam penelitian Wardhana (2016) menyebutkan bahwa jumlah telur berbanding lurus dengan ukuran tubuh lalat dewasa. Black Soldier Fly betina yang memiliki ukuran tubuh lebih besar dan sayap lebih lebar, cenderung lebih subur dibandingkan dengan jantan yang tubuh dan sayapnya kecil. Dalam pemeliharaan, telur black soldier fly ditetaskan menggunakan media yang mudah didapat dilingkungan sekitar seperti limbah organik seperti limbah sayur, limbah buah, limbah resto, ampas kelapa, dan lain sebagainya

D. Maggot

(7)

Maggot merupakan larva lalat black soldierfly atau serangga bunga, keberadaan lalat selama ini hanya dianggap sebagai hama oleh sebagian besar masyarakat. Maggot black soldierfly memiliki nama latin Hermetia illuciens L, termasuk kerabat lalat (keluarga diptera), tubuh dewasanya menyerupai tawon, berwarna hitam dan memiliki panjang 15-20 mm.

E. Siklus Hidup Maggot

Siklus hidup maggot BSF memiliki empat tahap yaitu tahap telur, tahap larva, tahap pupa, dan tahap dewasa (Putra & Ariesmayana, 2020). Siklus metamorfosis BSF dapat berlangsung sekitar 40 hari, tergantung pada kondisi lingkungan dan asupan makanan (Salman et al., 2020).

Tahap pertama adalah telur BSF. Telur yang dikeluarkan oleh lalat betina BSF dalam satu kali bertelur sekitar 300-500 butir telur. Telurnya diletakkan pada tempat yang gelap, berupa lubang atau celah yang berada di atas atau di sekitar material yang sudah membusuk seperti pada sayuran busuk, kotoran, atau sampah (Putra & Ariesmayana, 2020; Kartika, 2022). Tahap kedua adalah Larva. Larva BSF tumbuh lebih cepat pada suhu 30°C sampai 36°C. Larva yang baru menetas dengan cepat menemukan tempat lembab di mana mereka dapat mulai memakan bahan organik yang membusuk (Kartika, 2022). Larva maggot umur 12 sampai 18 hari dapat mengonsumsi sampah organik dalam jumlah besar (Rahayu et al., 2021). Tahap ketiga adalah pupa. Pupa berukuran sekitar dua pertiga ukuran prapupa dengan tekstur kasar dan berwarna cokelat tua. Tahap keempat adalah lalat dewasa. Panjang lalat dewasa sekitar 12 mm sampai 20 mm. BSF dewasa berwarna hitam dengan kaki putih di bagian bawah, dan antena (terdiri dari tiga bagian) yang dua kali panjang kepala. BSF dewasa memiliki umur yang relatif pendek yaitu 4 sampai 8 hari (Ahmad & Sulistyowati, 2021).

Gambar 1. Siklus hidup BSF

(8)

C. Keuntungan Mengelola Sampah Organik dengan Maggot (Larva Black Soldier Fly):

Keuntungan mengelola sampah organik dengan maggot (larva Black Soldier Fly atau BSF) merujuk pada berbagai manfaat yang diperoleh dalam proses pengolahan dan pengelolaan limbah organik menggunakan larva BSF. Larva BSF dikenal sebagai pengurai organik yang efisien, dan keuntungan- keuntungan utama dari pendekatan ini mencakup:

1) Pengurangan Sampah: Mengurangi volume sampah organik yang masuk ke tempat pembuangan akhir, sehingga mengurangi dampak penumpukan sampah

2) Pemrosesan Cepat: Larva BSF dapat mengurai materi organik dengan cepat, mempercepat proses pengomposan.

3) Peningkatan Kualitas Kompos: Maggot BSF merombak materi organik menjadi produk yang lebih stabil dan kaya nutrisi, meningkatkan kualitas kompos yang dihasilkan.

4) Pengurangan Bau dan Lalat Lain: Larva BSF mengurangi bau limbah organik dan mencegah pertumbuhan populasi lalat lain yang biasanya berkembang dalam limbah.

5) Produksi Pakan Ternak: Menghasilkan larva yang kaya protein yang dapat digunakan sebagai pakan berkualitas tinggi untuk unggas, ikan, dan hewan ternak lainnya.

6) Pemulihan Sumberdaya: Membantu dalam mendaur ulang sisa makanan dan limbah organik menjadi sumberdaya yang bernilai seperti larva dan pupa.

Keuntungan-keuntungan ini menciptakan pendekatan yang berkelanjutan dalam mengelola sampah organik, dengan mengurangi dampak lingkungan, meningkatkan pemanfaatan limbah, dan menciptakan produk bernilai tambah. Maggot BSF menjadi salah satu komponen penting dalam siklus pengelolaan limbah organik yang efisien dan berkelanjutan.

(9)

BAB III

METODE PENYULUHAN

A. Persiapan Budidaya BSF

Gambar 2. Skema budidaya larva BSF

Berdasarkan skema, banyak peluang usaha yang bisa dikembangkan saat membudidayakan maggot BSF budidaya maggot BSF dapat dijadikan kegiatan pendukung dari kegiatan yang sudah ada sebelumnya. Misalnya, jika pembudidaya sudah memiliki peternakan, budidaya maggot BSF dapat digunakan sebagai unit untuk menunjang ketersediaan pakan ternak dan menekan biaya produksi.

Selain sebagai kegiatan pendukung, budidaya maggot BSF juga bisa dilakukan secara mandiri untuk dijual dalam keadaan segar maupun berbentuk pakan pellet. Bisa juga dijual sebagai bibit BSF atau sebagai dekomposter dampah organic.

Selain menghasikan naggot BSF, hasil samping budidaya maggot BSF yaitu berupa pupuk organic yang dihasilkan dari kasgot (bekas maggot) sebagai residu atau sisa dari proses dekommposter limbah organic oleh maggot BSF.

Dengan menentukan tujuan budidaya maggot BSF, para pembudidaya akan lebih mudah dalam mempersiapkan sumber daya, bahan, dan tujuan pemasarannya.

B. Langkah - Langkah

Berikut adalah langkah-langkah budidaya maggot (larva) dari Black Soldier Fly (BSF) dari awal hingga panen:

 Langkah 1: Persiapan Tempat Budidaya

 Pilih Lokasi: Pilih lokasi yang terlindung dari sinar matahari langsung dan hujan.

Tempatkan wadah budidaya di tempat yang terlindung dari gangguan hewan liar.

 Siapkan Wadah Budidaya: Pilih wadah yang sesuai, seperti drum bekas, ember berongga, atau kotak dengan lubang di bagian bawah sebagai saluran air. Pastikan wadah memiliki tutup agar larva tidak bisa keluar.

 Langkah 2: Perolehan Bibit Larva BSF

(10)

 Dapatkan Bibit Larva: Anda dapat mendapatkan bibit larva BSF dari peternakan BSF lokal atau dari sumber yang terpercaya. Pastikan bibit tersebut sehat dan bebas penyakit.

 Langkah 3: Persiapan Makanan dan Lingkungan

 Pilih Makanan: Larva BSF memakan bahan organik seperti sisa makanan, limbah dapur, kotoran hewan, atau bahan organik lainnya. Pastikan makanan yang diberikan aman untuk larva.

 Siapkan Tempat Sampah Organik: Jika memungkinkan, gunakan tempat sampah organik atau sistem pengelolaan limbah organik yang memisahkan sisa makanan dari sampah lainnya.

 Langkah 4: Budidaya Larva BSF

 Tempatkan Bibit Larva: Letakkan bibit larva BSF di dalam wadah budidaya yang telah disiapkan.

 Berikan Makanan: Berikan makanan organik kepada larva secara teratur. Pastikan makanan ini selalu tersedia, tetapi hindari memberikan terlalu banyak sehingga tidak terbuang sia-sia atau membusuk.

 Pantau Suhu dan Kelembaban: Jaga suhu di dalam wadah antara 27-32°C dan kelembaban antara 50-70%. Gunakan termometer dan alat pengukur kelembaban untuk pemantauan.

 Langkah 5: Perawatan Harian dan Pengelolaan Lingkungan

 Periksa Larva dan Lingkungan: Periksa larva dan wadah budidaya setiap hari.

Bersihkan sisa makanan yang busuk, kotoran, atau bahan yang tidak sesuai yang bisa mengganggu pertumbuhan larva.

 Jaga Kebersihan: Pastikan wadah budidaya tetap bersih. Bersihkan wadah secara berkala untuk menghindari perkembangan penyakit.

 Langkah 6: Pemanenan Larva BSF

 Pemanenan Larva: Ketika larva mencapai ukuran yang cukup besar (biasanya sekitar 1- 2 cm), Anda dapat memanen mereka. Pisahkan larva dari sisa makanan dan kotoran dengan menggunakan ayakan, saringan, atau metode pemisahan lainnya.

 Langkah 7: Penggunaan Larva BSF

 Manfaatkan Larva: Larva BSF yang telah dipanen dapat digunakan sebagai pakan ternak, pupuk organik, atau bahan baku dalam produksi makanan ternak dan ikan.

 Langkah 8: Perawatan Lanjutan dan Evaluasi

 Bersihkan Wadah Budidaya: Setelah pemanenan, pastikan untuk membersihkan wadah budidaya dan mempersiapkannya untuk siklus budidaya berikutnya.

 Evaluasi dan Perbaikan: Terus pantau dan evaluasi proses budidaya Anda untuk mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan produksi, efisiensi, atau kualitas larva.

Penting untuk menjaga kebersihan dan kondisi lingkungan yang optimal selama seluruh proses budidaya untuk memastikan keberhasilan dan kesehatan larva BSF Anda. Selain itu, patuhi peraturan setempat yang mungkin berlaku terkait penggunaan limbah organik dan disposisi larva BSF.

(11)

C. Prosedur

Prosedur budidaya maggot dari larva hingga panen melibatkan penggunaan beberapa alat dan bahan.

Berikut adalah daftar alat dan bahan yang umumnya digunakan dalam budidaya maggot BSF serta beberapa langkah dalam pemilihan dan penggunaannya:

Alat yang diperlukan:

1. Wadah Budidaya: Pilih wadah yang sesuai, seperti drum bekas, ember berongga, kotak dengan lubang di bagian bawah, atau wadah khusus budidaya BSF. Pastikan wadah tersebut cukup besar dan memiliki kemampuan drainase yang baik.

2. Bibit Larva BSF: Dapatkan bibit larva BSF dari sumber yang terpercaya atau peternakan BSF lokal.

3. Alat Pemberian Makanan: Ini bisa berupa wadah tambahan untuk makanan yang ditempatkan di sebelah wadah larva atau struktur untuk mengatur limbah organik, seperti tempat sampah dapur.

4. Termometer: Gunakan termometer untuk mengukur suhu di dalam wadah budidaya. Ini membantu Anda memantau suhu optimal (27-32°C) untuk pertumbuhan larva.

5. Pengukur Kelembaban: Anda dapat menggunakan alat pengukur kelembaban seperti higrometer untuk memantau dan mempertahankan kelembaban dalam kisaran 50-70%.

6. Alat Pemanenan: Ini bisa berupa ayakan atau saringan untuk memisahkan larva dari sisa makanan dan kotoran.

Bahan yang diperlukan:

1. Larva BSF Bibit: Diperoleh dari sumber yang terpercaya atau peternakan BSF.

2. Makanan Organik: Makanan untuk larva dapat berupa sisa makanan, limbah dapur, kotoran hewan, atau bahan organik lainnya. Pastikan makanan ini aman untuk diberikan kepada larva.

3. Air: Untuk menjaga kelembaban yang sesuai di dalam wadah budidaya. Anda mungkin perlu menyemprotkan air secara berkala.

4. Pakan Tambahan (Opsional): Untuk memperkaya nutrisi larva, Anda dapat memberikan pakan tambahan, seperti sayuran atau sumber protein lainnya sesuai kebutuhan.

5. Material Drainase: Pilihan yang baik adalah material seperti pasir atau kerikil yang dapat ditempatkan di dasar wadah untuk memfasilitasi drainase air.

6. Alat Kebersihan: Sisipkan sikat, cangkul, dan peralatan kebersihan lainnya untuk membersihkan wadah dan mengelola limbah organik.

Prosedur Penggunaan Alat dan Bahan:

 Tempatkan bibit larva BSF di dalam wadah budidaya yang telah disiapkan.

 Berikan makanan organik secara teratur.

 Pantau suhu dan kelembaban dalam wadah dengan termometer dan alat pengukur kelembaban.

 Bersihkan wadah dan periksa larva secara rutin.

 Pemanen larva menggunakan alat pemanenan, lalu pisahkan mereka dari sisa makanan dan kotoran.

 Jika menggunakan pakan tambahan, pastikan untuk memberikannya dengan hati-hati sesuai dengan rekomendasi yang ada.

Prosedur ini harus diikuti dengan teliti dan perawatan yang baik untuk memastikan keberhasilan budidaya maggot BSF. Selalu patuhi pedoman kebersihan dan tata cara pemeliharaan yang baik untuk menjaga kondisi lingkungan yang sesuai bagi larva BSF untuk tumbuh dengan baik.

(12)
(13)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam rangka mengatasi permasalahan pengelolaan sampah organik, budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) telah terbukti sebagai solusi yang efektif. Selain mengurangi volume sampah organik yang masuk ke tempat pembuangan akhir, budidaya maggot BSF juga memiliki potensi ekonomi yang besar. Namun, keberhasilan implementasi memerlukan dukungan dari berbagai pihak.

B. Saran

(14)

Daftar Pustaka

FARIDAH, Fita; CAHYONO, Puguh. Pelatihan Budidaya Magot sebagai Alternative Pakan Ternak di Desa Baturono Lamongan. Jurnal Abdimas Berdaya: Jurnal Pembelajaran, Pemberdayaan dan Pengabdian Masyarakat, 2020, 2.01: 36-41.

Diener, S., Zurbrügg, C., & Tockner, K. (2009). Conversion of organic material by black soldier fly larvae: establishing optimal feeding rates. Waste Management & Research, 27(6), 603-610

Sheppard, C., & Newton, L. (2005). A Value-Added Manure Management System Using the Black Soldier Fly. Bioresource Technology, 50(3), 275-279.

Putra, Y., & Ariesmayana, A. (2020). Efektifitas penguraian sampah organik menggunakan Maggot (BSF) di pasar Rau Trade Center. Jurnal Lingkungan Dan Sumberdaya Alam (JURNALIS), 3(1), 11–

24.

Rahayu, T., Zakaria, H., Suharno, S., Nurlela, S., & Sarsono, S. (2021). Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Kadipiro Dan Nusukan Kota Surakarta Dalam Penanganan Sampah Organik Melalui Budidaya Maggot (Hermetia Illucens). E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 81–92.

Kartika, N. M. A. (2022). Pengaruh Penggunaan Perbedaan Media Tetas Terhadap Produksi Baby Magot BSF. AGRIPTEK (Jurnal Agribisnis Dan Peternakan), 2(1), 12–17.

https://doi.org/https://doi.org/10.51673/agriptek.v2i1.1028

Ahmad, S. M., & Sulistyowati, S. (2021). Pemberdayaan Masyarakat Budidaya Maggot Bsf dalam Mengatasi Kenaikan Harga Pakan Ternak. JE (Journal of Empowerment), 2(2), 243–260.

Sabila, S. B., & Rawendra, R. (2022). Penyuluhan budidaya maggot Black Soldier Fly menggunakan tiktok dan youtube (Doctoral dissertation, Polbangtan Malang).

Wardhana, A. H. 2016. Black Soldier Fly sebagai Sumber Protein Alternatif untuk Pakan Ternak.

Bogor: Balai Besar Penelitian Veteriner.

Holmes, L. A., Vanlaerhoven, A. L., dan Tomberlin, J. K. 2013. Substrate Effects on Pupation and Adult Emergence of Hermetia illucens (Diptera: Stratiomyidae). Source: Environmental Entomology, 42(2):370-374. 2013. Entomological Society of America.

Referensi

Dokumen terkait

Hijauan pakan adalah bagian tanaman yang dapat dimakan ternak ( edible ) selain biji-bijian, yang dapat menyediakan makanan bagi ternak atau yang dipanen untuk

Sistern Pengadaan Bahan Baku dan Analisis Struktur Biaya Produksi Pakan Ternak (Studi Kasus pada Pabrik Makanan Ternak Koperasi Peternakan Bandung Selatan Pangalengan,

Maggot atau larva dari lalat black soldier fly (Hermetia illucens) merupakan pegganti pakan sebagai sumber protein. Ada beberapa pembudidaya mencoba untuk mengkultur

Hijauan pakan adalah bagian tanaman yang dapat dimakan ternak (edible) selain biji-bijian, yang dapat menyediakan makanan bagi ternak atau yang dipanen untuk

Bersadarkan hasil penelitian diketahui bahwa Strategi pengembangan kualitas produk yaitu Maggot diletakkan pada lingkungan teduh yang jauh dari cahaya matahari dan diberi pakan

Kandungan nutrisi media akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sel anakan BSF hingga menjadi maggot dewasa Purnamasari, dkk., 2021, sehingga diperlukan formula yang pakan yang

Maggot atau larva dari lalat Black Soldier Fly BSF tidak hanya dimanfaatkan sebagai pengurai sampah organik sisa konsumsi masyarakat, tetapi juga bisa menjadi pilihan bagi para peternak

Layanan ini bertujuan untuk membantu mitra dalam meningkatkan kualitas Maggot BSF yang akan digunakan sebagai pakan ternak dengan menggunakan mesin pengering oven pemanggang Maggot