• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Corporate Governance Kelompok 6 FIX

N/A
N/A
Stevy Cindy

Academic year: 2024

Membagikan "Makalah Corporate Governance Kelompok 6 FIX "

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

CORPORATE GOVERNANCE

Dosen Pengampuh : Maria Natalia Wainip Epin, S.E., M.Ak

Disusun Oleh Kelompok 6

1. Cindy Stevania 202162201006 2. Fatimah Az-Zahra Poey 202062201076 3. Liberata Kenain 202162201079 4. Maria Yosenta Namon 202162201022 5. Merinte Kiwo 202162201012 6. Yeni Arma Haruni 202162201019

UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI 2024

(2)

i KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengembangan Corporate Governance Scorecard di Perusahaan” tepat waktu.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak ” Maria Natalia Wainip Epin, S.E., M.Ak” selaku Dosen Mata Kuliah Corporate Governance. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Merauke, 10 Mei 2024

Penulis

(3)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

C. Tujuan... 1

BAB II PEMBAHASAN ... 2

A. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) ... 2

B. Peranan investor institusional, investor asing dan kreditur ... 3

C. Pengungkapan dan Transparansi ... 6

D. Kualitas pelaporan keuangan peran Auditor eksternal dalam GCG ... 9

BAB III PENUTUP ... 14

A. Kesimpulan ... 14

DAFTAR PUSTAKA... 15

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Good Corporate Governance (GCG) atau tata kelola perusahaan yang baik merupakan paradigma yang berkembang di Indonesia saat ini. Karena jika ingin meningkatkan kualitas perusahaan maka perlu mengimplementasikan Good Corporate Governance.

Good Corporate Governance yaitu suatu sistem untuk merencanakan dan mengendalikan suatu perusahaan untuk menciptakan nilai tambah bagi pemegang sahamnya, dengan bertambahnya berbagai jenis kegiatan usaha yang secara tidak langsung mengupayakan praktik tat kelola perusahaan yang sehat, kondisi eksternal dan internal perusahaan semakin rumit, selian meningkatkan daya saing, penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik juga memberikan perlindungan bagi masyarakat (Ratnaningsih dan Cholis, 2012)

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan corporate sosial responbility?

2. Bagaimana peranan investor institusional, investor asing dan kreditur?

3. Bagaimana pengungkapan dan transparasi?

4. Bagaimana kualitas pelaporan keuangan peran auditor eksternal dalam GCG?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan corporate sosial responbility 2. Untuk mengetahui peranan investor instotusional, investor asing dan

kreditur

3. Untuk mengetahui pengungkapan dan transparasi

4. Untuk mengetahui kualitas pelaporan keuangan peran auditor eksternal dalam GCG

(5)

2 BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggungjawab sosial perusahaan merupakan adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.

Sedangkan pengertian CSR berdasarkan para ahli menurut Baker, tanggung jawab sosial adalah bagaimana cara perusahaan mengelola proses bisnisnya untuk menghasilkan segala hal yang positif yang berpengaruh terhadap lingkungannya.

Tanggung jawab sosial dapat dikatakan sebagai cara perusahaan mengatur proses produksi yang berdampak positif pada komunitas. Dapat pula dikatakan, sebagai proses penting dalam pengaturan biayayang dikeluarkan untuk meraih keuntungan, baik internal (pekerja, shareholder ),maupun eksternal (kelembagaan pengaturan umum, anggota-anggota komunitas, kelompok komunitas sipil dan perusahaan lain).

Menurut Bank Dunia tanggung jawab sosial perusahaan terdiri dari beberapa komponen yaitu perlindungan lingkungan, jaminan kerja, hak azasi manusia, interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat, standar usaha, pasar, pengembangan ekonomi dan badan usaha, perlindungan kesehatan, kepemimpinan dan pendidikan serta bantuan bencana kemanusiaan.

Menurut World Business Council for Sustainable Development mengemukakan bahwaCorporate Social Responsibility (CSR) merupakankomitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis danmemberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya.Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR sangat beragam. Berdasarkan pengertian para ahli diatas intinya, CSR adalah suatu kegiatan bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, tetapi untuk pembangunan sosial ekonomi kawasan secara melembaga dan berkelanjutan. CSR sebagai sebuah gagasan, perusahaan tidak lagi dihadapkan padatanggung jawab yang berpijak pada

(6)

3 B. Peranan investor institusional, investor asing dan kreditur

Sesuai namanya, investor institusional adalah penanam modal yang berasal dari pihak organisasi atau perusahaan. Berbeda dengan investor individu, investor institusional melakukan transaksi investasi dengan atas nama pihak atau orang lain.

1. Investor Institusional

Investor institusional adalah organisasi atau perusahaan yang melakukan aktivitas atau transaksi investasi atas nama pihak lain. Terkait aktivitasnya tersebut, investor institusional berperan melakukan transaksi guna mengelola modal milik klien atau nasabahnya. Pengertian investor institusional lain adalah organisasi atau orang yang menjual sekuritas. Umumnya, sekuritas yang ditawarkan oleh investor jenis ini mempunyai biaya lebih terjangkau sehingga mampu menarik minat investor lain untuk menggunakan jasanya. Investor institusional adalah pihak yang memiliki kemampuan mengelola dana dalam jumlah besar dan mengembangkannya secara optimal.

Promo Asuransi Mobil Zurich Syariah

Sebagai contoh, investor institusional berperan untuk mengelola dana pensiun, manajer keuangan, reksa dana, perusahaan asuransi, perwalian komersial, bank investasi, dan sebagainya. Klien atau nasabah dari investor besar ini adalah investor lain yang mempercayakan modal atau dana investasinya. Fakta menarik tentang investor institusional, pada NYSE, jenis investor ini dipercaya mengakuisisi ¾ volume perdagangan di bursa efek terbesar Amerika Serikat tersebut. Banyak dari mereka yang memindahkan mayoritas saham serta mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap fluktuasi harga pasar saham.

Tidak hanya dana, investor institusional juga dianggap memiliki pengetahuan dan pengalaman yang tak perlu diragukan lagi seputar dunia investasi.

Investor jenis ini juga akan cenderung menjauhi aktivitas investasi yang kurang meyakinkan serta jarang tunduk pada aturan perlindungan dari SEC atau Securities

& Exchange Commission.

Promo BFI Multiguna

Cara Kerja Investor Institusional

Jika dibandingkan dengan investor pada umumnya, investor institusional mempunyai cara kerja yang sedikit berbeda. Seperti yang telah dijelaskan sedikit sebelumnya, investor institusional mendapatkan sumber dananya dari pihak atau investor lain. Jadi, dana yang dikelola oleh investor ini bukanlah modal pribadi miliknya sendiri.

Sebagai contoh, perusahaan asuransi akan memanfaatkan dan menginvestasikan dana dari klien atau nasabahnya di instrumen tertentu. Para nasabah tersebut pun secara tak langsung bisa merasakan manfaat dari aktivitas maupun keahlian investasi ini.

Selain itu, besarnya struktur investor institusional membuat potensi keuntungan yang lebih menjanjikan. Bahkan, investor jenis ini memiliki kemampuan negosiasi biaya, baik untuk meningkatkan atau menurunkan nilai

(7)

4 investasi. Mereka juga mempunyai akses khusus dan jarang dimiliki investor biasa, contohnya investasi dengan minimal pembelian yang besar.

Asuransi Umum (Side)

Aktivitas transaksi yang dilakukan investor institusional memiliki pengaruh yang besar di pasar saham. Dengan jumlah penjualan dan pembelian yang besar, mereka mampu memicu ketidakseimbangan pada tingkat penawaran maupun permintaan. Alhasil, bisa terjadi gejolak dan fluktuasi harga yang terjadi tiba-tiba pada saham, obligasi, atau jenis aset lainnya hanya dari aktivitas investasi investor jenis ini.

Karakteristik Investor Institusional

Jika membandingkannya dengan jenis investor pada umumnya, investor institusional mempunyai beberapa karakteristik yang membuatnya unik dan menarik untuk dipahami. Berikut adalah 3 karakteristik utama dari investor jenis ini.

Promo Asuransi Mobil Mega Syariah Contoh Investor Institusional

Sebenarnya, ada banyak contoh perusahaan yang termasuk ke dalam kategori investor institusional. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah contoh investor institusional.

Bank umum.

Lembaga dana abadi.

Lembaga dana lindung nilai.

Lembaga dana pensiun.

Manajer Investasi reksa dana.

Perusahaan asuransi.

Misalnya, perusahaan asuransi yang mendapatkan pembayaran premi dari nasabahnya akan mengelola dana tersebut ke sejumlah instrumen investasi. Dana tersebut akan diinvestasikan dengan strategi tertentu, dan tetap akan menggunakannya untuk memenuhi klaim nasabahnya. Sehingga, perusahaan asuransi ini tergolong sebagai investor institusional karena investasi dengan dana dan atas nama kliennya.

2. Investor Asing

Investor asing adalah individu, perusahaan, atau lembaga keuangan yang menginvestasikan dana mereka di negara lain daripada negara asal mereka.

Investasi asing ini bisa berbentuk saham, obligasi, proyek bisnis, atau bahkan investasi langsung dalam bentuk kepemilikan perusahaan atau properti. Investor asing bisa berasal dari berbagai negara dan memiliki tujuan yang beragam ketika mereka berinvestasi di luar negeri.

Investor asing memiliki berbagai alasan yang mendorong mereka untuk berinvestasi di luar negeri. Beberapa faktor yang menjadi motivasi mereka antara lain:

(8)

5 a. Potensi Keuntungan: Investor asing adalah seringkali mencari peluang investasi yang memiliki potensi keuntungan yang lebih tinggi daripada yang tersedia di negara asal mereka. Hal ini bisa berupa peluang pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat atau sektor industri yang menarik.

b. Diversifikasi Portofolio: Investasi di berbagai negara membantu investor untuk diversifikasi portofolio mereka, mengurangi risiko yang terkait dengan ekonomi atau pasar yang stagnan di negara asal mereka.

c. Akses ke Pasar Baru: Investasi asing memberikan akses ke pasar yang lebih luas dan peluang untuk memasarkan produk atau layanan mereka di negara lain.

d. Keuntungan Pajak: Beberapa negara menawarkan insentif pajak kepada investor asing adalah sebagai upaya untuk menarik investasi.

e. Keamanan dan Stabilitas: Negara yang dianggap memiliki sistem hukum yang kuat, stabilitas politik, dan lingkungan yang aman akan lebih menarik bagi investor asing.

Pengertian kreditur adalah seseorang atau suatu badan usaha pemberi kredit. Sementara itu menurut UU No. 37 tahun 2004 tentang Kepailitan, pengertian kreditur adalah orang dengan hak piutang baik karena perjanjian atau undang-undang, dan dapat menagih hak tersebut di pengadilan.

Sebagai informasi, hak piutang yang dimaksud dalam pengertian kreditur di atas tidak sebatas pada piutang kredit. Apapun jenis transaksinya, apabila salah satu pihak memiliki hak menerima pembayaran dari orang/badan usaha lainnya, maka pihak tersebut dapat dikategorikan sebagai kreditur.

selanjutnya peran kreditur adalah sebagai berikut.

• Menyediakan Dana Sesuai Permintaan Debitur

Peran pertama kreditur adalah menyediakan dana sesuai pengajuan debitur. Berapapun nominal pengajuan debitur, kreditur bertugas memenuhi kebutuhan tersebut. Akan tetapi, sebelum menyetujui sebuah pengajuan, kreditur akan terlebih dulu mengecek riwayat kredit debitur melalui BI checking dan standar 5 C’s of Credit, yang meliputi: Character (karakter), Capacity (kemampuan membayar), Capital (jumlah kekayaan), Collateral (agunan) dan Condition (kondisi ekonomi saat itu)

• Meningkatkan Jumlah Pendanaan Produktif

Salah satu peran paling krusial dari seorang kreditur adalah menyediakan utang produktif bagi para pelaku usaha dan terus meningkatkannya sesuai kebutuhan ekonomi saat itu. Peningkatan utang produktif dari kreditur akan membantu lebih banyak usaha berkembang, sehingga lapangan kerja pun ikut bertambah banyak.

• Menyediakan Jalur Kredit Cadangan

Kreditur adalah jalur kredit cadangan paling ampuh, terutama bagi badan usaha yang likuiditasnya bermasalah. Dengan adanya kreditur, badan

(9)

6 usaha bisa lebih tenang saat arus kasnya kurang lancar, karena ada kreditur sebagai jalur kredit cadangan.

• Memperlancar Perputaran Ekonomi Sebuah Negara

Tak dapat dipungkiri, kreditur adalah salah satu mitra bank sentral dalam memperlancar perputaran uang dalam masyarakat.

C. Pengungkapan dan Transparansi

Transparansi Bushman & Smith (2003) mendefinisikan transparansi perusahaan sebagai ketersediaan relevansi yang tersebar luas, informasi yang dapat dipercaya mengenai kinerja perusahaan dalam suatu periode yang terkait, posisi keuangan, kesempatan investasi, pemerintah, nilai dan risiko perusahaan dagang yang bersifat umum. Dalam tingakatan negara, Bushman, Piotroski, dan Smith (2004) mengidentifikasikan dua jenis transparansi perusahaan yaitu transparansi keuangan dan transparansi pemerintah. Transparansi keuangan tingkat negara disusun berdasarkan intensitas pelaporan perusahaan, waktu pelaporan, jumlah analisis, dan media penyebarannya.

Pengungkapan Dan Transparansi Kerangka tata kelola perusahaan harus memastikan bahwa pengungkapan yang tepat waktu dan akurat dilakukan pada semua hal material mengenai perusahaan, termasuk situasi keuangan, kinerja, kepemilikkan, dan tata kelola perusahaan. Menurut OECD (2004) pengungkapan harus termasuk, namun tidak terbatas pada, informasi material terkait :

1. Kinerja keuangan dan operasi perusahaan 2. Tujuan perusahaan

3. Kepemilikan dan hak suara utama

4. Kebijakan remunerasi untuk anggota dewan komisaris dan direksi dan informasi mengenai anggota dewan termasuk kualifikasinya, proses seleksi, jabatan direktur dan komisaris perusahaan yang lain dan apakah mereka independent

5. Transaksi pihak berelasi

6. Faktor- faktor resiko yang diketahui

7. Isu terkait karyawan dan pemangku kepentingan lain

8. Struktur dan kebijakan tata kelola, terutama kode atau kebijakan tata kelola yang ada dan proses implementasinya.

Prinsip OECD terdapat enam sub-bagian dari pembahasan mengenai pengungkapan dan transparansi ini.

1. Pengungkapan harus mencakup informasi material tentang:

- Keuangan dan hasil operasi perusahaan - Tujuan perusahaan

- Kepemilikan saham mayoritas dan hak suara

- Kebijakan remunerasi untuk dewan komisaris dan direksi, dan informasi tentang anggota dewan, termasuk kualifikasi mereka, proses seleksi, perangkapan jabatan dan independensinya

(10)

7 - Transaksi dengan pihak terkait (afiliasi)

- Faktor-faktor risiko yang akan diperkirakan;

- Hal-hal penting berkiatan dengan karyawan dan pemangku (stakeholder) lainnya; dan kepentingan

- Struktur dan kebijakan tata kelola khususnya bekaitan dengan isi dari pedoman atau kebijakan tata kelola perusahaan dan penerapannya.

2. Informasi harus disajikan dan diungkapkan sesuai dengan standar kualitas akuntansi yang berkualitas tinggi dan pengungkapan keuangan dan non- keuangan.

3. Audit tahunan harus dilakukan oleh auditor independen, kompeten dan berkualitas dalam rangka memberikan jaminan eksternal dan obyektif kepada pengurus dan pemegang saham bahwa laporan keuangan cukup mewakili posisi keuangan dan kinerja perusahaan dalam semua hal yang material.

4. Auditor eksternal harus bertanggung jawab kepada pemegang saham dan berkewajiban kepada perusahaan untuk melakukan kerja profesional dalam melakukan audit.

5. Media penyebaran informasi harus memberikan akses informasi yang relevan bagi pengguna secara sama (equal), tepat waktu, dan biaya yang efisien.

6. Kerangka tata kelola perusahaan harus mengarah dan mendorong terciptanya ketentuan mengenai analisa atau saran dari analis, pedagang perantara efek,pemeringkat dan pihak lainnya yang relevan dengan keputusan investor, tidak mengandung benturan kepentingan yang material yang mungkin mempengaruhi integritas analisa atau saran yang diberikan.

a. Komite Nasional Kebijakan Governansi (KNKG)

Seperti GCG yaitu transparasi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi serta kewajaran

1. Transaparansi

Prinsip dasar Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.

Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.

Asimetri Informasi

Beberapa pihak dalam transaksi bisnis mungkin memiliki keunggulan informasi dibandingkan pihak lain.

Dua jenis utama asimetri informasi :

• Pilihan yang merugikan

• Bahaya moral Pilihan yang merugikan :

(11)

8 1. Satu atau lebih pihak (manajer dan orang dalam lainnya) dalam transaksi bisnis, atau transaksi potensial, memiliki keunggulan informasi atas pihak lain (investor).

2. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan investor untuk membuat keputusan investasi yang baik.

3. Akuntansi dan pelaporan keuangan sebagai mekanisme untuk mengendalikan masalah pilihan yang merugikan dengan mengubah informasi dalam menjadi informasi luar.

Bahaya Moral

1. Satu atau lebih pihak dalam transaksi bisnis atau transaksi potensial, dapat mengamati tindakan mereka dalam pemenuhan transaksi tetapi pihak lain tidak bisa.

2. Terjadi karena pemisahan kepemilikan dan pengendalian 3. Akuntansi laba bersih sebagai ukuran kinerja manajerial.

Peran Penting: Audit independent, Standar akuntansi dan pengungkapan, Tata kelola perusahaan dewan dan komite audit

2. Regulasi BAPEPAM-LK

Kewajiban bagi emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan tahunan :

1. Ikhtisar data keuangan penting 2. Laporan komisaris

3. Laporan layanan 4. Profil perusahaan

5. Analisis dan pembahasan manajemen 6. Tata kelola perusahaan

7. Tanggung jawab atas laporan keuangan 8. Laporan keuangan yang telah diaudit

Peraturan Nomor VIII.G.7 Tentang pedoman penyajian laporan keuangan

Peraturan ini menetapkan bentuk, isi, dan persyaratan dalam penyajian laporan keuangan yang harus disampaikan oleh emiten atau perusahaan publik.

Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau perusahaan publik (P3LKEPP) :

1. Untuk memberikan suatu panduan penyajian dan pengungkapan yang terstandarisasi dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip kerja penuh (pengungkapan penuh), sehingga dapat memberika kualitas penyajian dan memuaskan bagi pengguna informasi yang disajikan dalam pelaporan keuangan emiten atau perusahaan.

2. Aturan yang lebih detail sebagai acuan untuk pelasanaan guna melaksanakan Peraturan Nomor VIII G.7 Tentang Penyajian Laporan Keuangan.

(12)

9 Peraturan Nomor XK1 : Keterbukaan Informasi yang harus segera diumumkan kepada publik Bukti Empiris

1. Botosan (1997)

Untuk sampel perusahaan dengan pengikut analis yang relatif rendah, pengungkapan yang lebih besar dikaitkan dengan biaya modal ekuitas yang lebih rendah.

2. Sengupta (1998) Mendokumentasikan hubungan negatif yang signifikan secara statistik antara ukuran pengungkapan kualitas perusahaan secara keseluruhan dan dua ukuran alternatif biaya pinjaman tambahan perusahaan.

Pengendalian Internal Suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lain suatu entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai mengenai pencapaian tujuan dalam kategori berikut :

1. Efektifitas dan efisiensi operasi 2. Keandalan pelaporan keuangan

3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku Lima komponen :

1. Kontrol lingkungan 2. Tugas berisiko 3. Aktivitas kontrol

4. Informasi dan komunikasi 5. Pemantauan

D. Kualitas pelaporan keuangan peran Auditor eksternal dalam GCG

a. Kualitas Pelaporan Keuangan

Kualitas pelaporan keuangan memiliki pengertian yang beragam namun pada prinsipnya pengertian kualitas pelaporan keuangan dapat dipandang dalam dua sudut pandang. Pandangan pertama menyatakan bahwa kualitas pelaporan keuangan berhubungan dengan kinerja keseluruhan perusahaan yang tergambarkan pada laba perusahaan. Informasi sejumlah kebijakan dalam keseluruhan kerangka prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Akibatnya manajemen memiliki kemungkinan untuk memanipulasi laba- rugi dan akun-akun yang lain dalam laporan keuangan, tetapi harus menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Dengan adanya Good Corporate Governance, maka diharapokan perusahaan dapat meyajikan pelaporan keuangan yang berkualitas.

Faktor-faktor Penentu Kualitas Pelaporan Keuangan Fanani dkk (2011) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan adalah kualitas akrual, prediktabilita, perataan laba, nilai keberpautan dan konservatisme. Sedangkan persistensi dan ketepatwaktuan hanya memberikan

(13)

10 konribusi yang kecil. Fanani dkk (2011) menyatakan bahwa faktor-faktor penentu kualitas pelaporan keuangan adalah: Siklus operasi, Ukuran perusahaan, Umur perusahaan, Likuiditas, Risiko lingkungan, Penentu kepemilikan manajerial, Konsentrasi pasar dan Kualitas auditor.

Pratiwi (2008) menyatakan bahwa permasalahan kualitas pelaporan keuangan terdiri dari:

1. Minimnya SDM yang memiliki kemampuan membuat laporan keuangan dengan kualitas tinggi menjadi kendala utama rendahnya kualitas laporan keuangan di instansi pemerintah.

2. Pengaruh kualitas auditor sangat penting karena dengan kualitas audit yang tinggi maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai pengambilan keputusan.

3. Software akuntansi dengan kualitas yang terbaik untuk memanage pengeluaran dan income usaha anda agar tidak mengalami kerugian.

4. Harga software-software akuntansi dengan kualitas terbaik terbilang mahal.

5. Pengaruh motivasi yang kurang pada masing-masing pekerja di perusahaan tersebut.

b. Tujuan Pelaporan Keuangan

Tujuan pelaporan menentukan konsep-konsep dan prinsipprinsip yang relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan. Kepentingan pemakai juga beragam tidak hanya antar kelompok pemakai tetapi juga di dalam kelompok pemakai. Beragam kepentingan antara lain adalah pertanggungjawaban, kebermanfaatan keputusan, riset keuangan dan pasar, penentuan tarif, dan lainnya (Suwardjono, 2006: 146). Bloom dan Elgers (1995, dalam Suwardjono, 2006: 148) menyatakan bahwa ada tiga macan tujuan pelaporan keuangan yaitu tujuan fungsional, tujuan bersama dan tujuan kelompok dominan. FASB mendasarkan penyusunan tujuan pelaporan ada 3 aspek landasan pikiran yaitu:

• Tujuan pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan ekonomik, hukum, politis, dan sosial tempat akuntansi diterapkan.

• Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan informasi yang dapat disampaikan melalui mekanisme pelaporan keuangan.

• Tujuan pelaporan memerlukan suatu fokus untuk menghindari terlalu umumnya informasi akibat terlalu banyaknya pihak pemakai yang ingin dipenuhi kebutuhan informasionalnya. 5 Tujuan pelaporan keuangan untuk keputusan investasi yaitu pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang berguna. Informasinya harus komprehensif dan dapat dipahami oleh mereka yang berpengetahuan mengenai aktivitas ekonomi. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang dapat membantu investor, kreditor, calon investor dan kreditor potensial serta pemakai lainnya (Rosjidi, 1999:231). Tujuan pelaporan keuangan seharusnya dibuat untuk diarahkan pada kebutuhan pemakai yang dapat memahami secara lengkap serangkaian laporan keuangan atau secara alternative, pada kebutuhan

(14)

11 para ahli yang diminta pemakai yang sederhana untuk memberikan saran-saran pada mereka (Belkoui, 2000:157). Yang menjadi sasaran pelaporan keuangan, terutama adalah untuk tujuan umum bagi para pemakai pihak luar perusahaan, yaitu para investor, kreditor dan calon investor kreditor

Pengertian Auditor Eksternal Eksternal auditor adalah profesi audit yang melakukan audit atas laporan keuangan dari perusahaan, pemerintah, individu atau organisasi lainnya. Eksternal auditor merupakan anggota kantor akuntan publik yang memberikan jasa klien. Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai macam jasa bagi masyarakat yang dapat digolongkan menjadi tiga kelompok: Jasa assurance, Jasa atestasi, dan Jasa non assurance. Peran utama eksternal auditor adalah untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material. Secara normal, eksternal auditor mereview prosedur pengendalian teknologi informasi saat menilai pengendalian internal keseluruhan. Eksternal auditor ini mempunyai independensi dari perusahaan yang diaudit. Eksternal auditor bertanggung jawab atas opini terhadap pemeriksaan Laporan Keuangan dan Laporan Manajemen lainnya yang dipersiapkan Direksi, yang menjadi dasar bagi stakeholders dalam menilai kondisi perusahaan. Perbedaan auditor eksternal dengan auditor internal : Auditor eksternal dan auditor internal memiliki perbedaan dalam hal-hal berikut ini:

1. Perbedaan Misi Tanggung jawab utama auditor eksternal adalah memberikan opini atas kewajaran pelaporan keuangan organisasi. Mereka juga menilai apakah laporan keuangan organisasi disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara 7 umum, diterapkan secara konsisten dari periode ke periode, dan seterusnya. Sementara itu, tanggung jawab utama auditor internal tidak terbatas pada pengendalian internal berkaitan dengan tujuan reliabilitas pelaporan keuangan saja, namun juga melakukan evaluasi desain dan implementasi pengendalian internal, manajemen risiko, dan governance dalam pemastian pencapaian tujuan organisasi.

2. Perbedaan Organisasional Auditor Internal merupakan bagian integral dari organisasi di mana klien utama mereka adalah manajemen dan dewan direksi dan dewan komisaris, termasuk komite komite yang ada. Biasanya auditor internal merupakan karyawan organisasi yang bersangkutan.

Sebaliknya, auditor eksternal merupakan pihak ketiga alias bukan bagian dari organisasi Mereka melakukan penugasan berdasarkan kontrak yang diatur dengan ketentuan perundang-udangan maupun standar profesional yang berlaku untuk auditor eksternal.

3. Perbedaan Fokus dan Orientasi Auditor internal lebih berorientasi ke masa depan, yaitu kejadian-kejadian yang diperkirakan akan terjadi serta bagaimana organisasi bersiap terhadap segala kemungkinan pencapaian tujuannya. Sedangkan auditor eksternal terutama berfokus pada akurasi dan bisa dipahaminya kejadian-kejadian historis sebagaimana terefleksikan pada laporan keuangan organisasi.

4. Perbedaan Timing Auditor internal melakukan review terhadap aktivitas organisasi secara berkelanjutan, sedangkan auditor eksternal biasanya melakukan secara periodik/tahunan. Peran Auditor Eksternal dalam Good Corporate Governance Audit eksternal adalah audit terpisah dari perusahaan yang disewa oleh perusahaan untuk memastikan bahwa

(15)

12 laporan keuangan perusahaan yang disusun telah mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. Auditor eksternal adalah orang yang melakukan audit eksternal pada sebuah organisasi/perusahaan. Audit eksternal pada perusahaan dilakukan dengan mengecek dokumen-dokumen dan catatan- catatan serta peralatan elektronik dan pengendalian komputer. De Angelo (1981) dalam Lin dan Liu (2009) menyebutkan bahwa auditor eksternal memegang peranan di dalam menentukan kredibilitas suatu informasi laporan keuangan maka 8 kualitas audit merupakan hal yang sangat penting. Kualitas audit merupakan faktor yang sangat sulit untuk diukur secara langsung, dimana salah satu proksi yang biasa digunakan untuk mengukur kualitas audit adalah ukuran dari kantor akuntan publik.

Semakin besar ukuran suatu kantor akuntan publik, maka akan lebih baik pula kualitas audit yang disediakan oleh kantor akuntan publik tersebut.

Kualitas dari audit yang independen memiliki pengaruh terhadap tata kelola perusahaan. Hal ini menyebabkan pemilihan auditor merupakan keputusan penting dan harus dipertimbangkan secara matang oleh perusahaan. Beberapa fungsi auditor eksternal yaitu:

a. Membentuk dan menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

b. Mendokumentasikan semua penilaian dan simpulan yang telah dicapai.

c. Memastikan sifat cakupan tugas yang dilaksanakan oleh pemeriksa internal untuk manajemen dan memastikan apakah manajemen mempertimbangkan rekomendasi pemeriksaan internal dan bagaimana rekomendasi tersebut dibuktikan.

d. Memastikan bahwa pekerjaan alasan pencalonan tersebut dan besarnya honorarium yang diusulkan untuk auditor eksternal;

e. Auditor Eksternal harus bebas dari pengaruh komisaris, direksi maupun pihak yang berkepentingan di perusahaan

f. Perusahaan wajib menyediakan semua catatan akuntansi dan data penunjang yang diperlukan sehingga memungkinkan auditor eksternal memberikan pendapatnya tentang kewajaran dan kesesuaian laporan keuangan perusahaan dengan standar laporan keuangan Indonesia.

Terhadap Auditor Eksternal yang melakukan audit atas laporan keuangan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Dewan Komisaris wajib menyampaikan kepada RUPS menyangkut alasan pencalonan dan besarnya honorarium/imbal jasa yang diusulka untuk Auditor Eksternal Perseroan.

2. Direksi dapat mengusulkan calon-calon Auditor Eksternal kepada Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.

3. Auditor Eksternal melakukan audit terhadap laporan Perseroan untuk memberikan pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan secara independen danprofesional. 10

4. Auditor Eksternal menyampaikan laporan hasil audit kepada Direksi dan Dewan Komisaris secara tepat waktu Opini yang dikeluarkan auditor eksternal berguna untuk memastikan apakah pelaporan keuangan yang disajikan oleh entitas telah

(16)

13 sesuai dengan standar yang berlaku umum. Selain itu, auditor eksternal dapat memberikan penilaian apakah laporan keuangan disajikan bebas dari salah saji material. Dengan sifatnya yang independen, auditor eksternal dapat memperbesar peluang untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan.

(17)

14 BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Corporate Sosial Responbility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan adalah suatu konsep bahwa organisasi khususnya perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.

Sesuai namanya, investor institusional adalah penanam modal yang berasal dari pihak organisasi atau perusahaan. Berbeda dengan investor individu, investor institusional melakukan transaksi investasi dengan atas nama pihak atau orang lain.

Transparansi Bushman & Smith (2003) mendefinisikan transparansi perusahaan sebagai ketersediaan relevansi yang tersebar luas, informasi yang dapat dipercaya mengenai kinerja perusahaan dalam suatu periode yang terkait, posisi keuangan, kesempatan investasi, pemerintah, nilai dan risiko perusahaan dagang yang bersifat umum. Dalam tingakatan negara, Bushman, Piotroski, dan Smith (2004) mengidentifikasikan dua jenis transparansi perusahaan yaitu transparansi keuangan dan transparansi pemerintah. Transparansi keuangan tingkat negara disusun berdasarkan intensitas pelaporan perusahaan, waktu pelaporan, jumlah analisis, dan media penyebarannya.

(18)

15 DAFTAR PUSTAKA

https://csr.jabarprov.go.id/page/tentang-csr

https://m.bisnis.com/amp/read/20221123/12/1601562/apa-itu-csr-ini-aturan-jenis- tujuan-manfaat-dan-contohnya

https://www.ocbc.id/id/article/2021/07/23/kreditur-adalah https://vcloudproperty.com/blog/investor-asing-

adalah/#:~:text=Investor%20asing%20adalah%20individu%2C%20perusahaan%2C

%20atau%20lembaga%20keuangan,investasi%20langsung%20dalam%20bentuk%

20kepemilikan%20perusahaan%20atau%20properti https://www.cermati.com/artikel/investor-

institusional#:~:text=Investor%20institusional%20adalah%20organisasi%20atau%

20perusahaan%20yang%20melakukan,transaksi%20guna%20mengelola%20modal

%20milik%20klien%20atau%20nasabahnya

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://i d.scribd.com/document/358986039/Bab-12-Pengungkapan-Dan-

Transaparansi&ved=2ahUKEwilleTnjfiFAxUi8DgGHS88Ax0QFnoECBMQAQ&usg=AOv Vaw3Jh-xO6aZ8T41i2Fcie7zT

https://id.scribd.com/document/378514496/Kualitas-Pelaporan-Keuangan-Dan- Peran-Auditor-Eksternal-Dalam-GCG

Referensi

Dokumen terkait

Dengan Good Corporate Governance, integritas perusahaan lebih dipercaya pihak luar yang berkepentingan (stakeholder), memacu profesionalisme karyawan, kinerja keuangan yang

Direktur Utama serta Anggota Direksi lainnya berasal dari pihak yang independen terhadap pemegang saham pengendali yakni tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,

Hal ini sangat menguntungkan pihak perusahaan karena Big Four mengambil tindakan yang diperlukan dengan memastikan kualitas tertinggi pelaporan keuangan sesuai

Calon investor yang ingin melakukan investasi pada saham perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di BEI dan mengharapkan imbal hasil berupa dividen,

Pemakai penting lain meliputi pemasok, pelanggan, organisasi perdagangan, analis keuangan, calon investor, penjamin, ahli statistik, ahli ekonomi, dan pihak yang

Akuntansi keuangan terutama digunakan untuk mengelolah informasi keuangan masa lalu untuk menggambarakan pertanggungjawaban dana yang dipercayakan oleh pihak luar