MAKALAH
HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI)
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Dagang pada semester ganjil (3A)
Disusun Oleh:
Ita Rosita (1111210010) Syarah Nabillah (1111210031) Linda Rut Manyakori (1111210401) Samuel Bierhof (1111210034)
FAKULTAS HUKUM – ILMU HUKUM UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat melakukan penyusunan makalah Hukum Dagang dengan judul " Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) " tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat terlaksana dengan baik serta berjalan dengan lancar. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun berharapkan dapat menjadi manfaat. Semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil pelajaran dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.
Serang, 15 September 2022
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Bisnis era globalisasi saat ini persaingan perdagangan tidak semata-mata didasarkan pada kualitas produk dan harga tetapi terfokus pada penguasaan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HKI). Oleh karenanya obyek perdagangan Internasional maupun nasional 70 % dikuasa oleh benda bergerak yang tidak berwujud yaitu Hak Kekayaan Intelektual.
Dalam upaya untuk dapat bersaing dalam perdagangan Internasional maka Indonesia telah menetapkan pembangunan ekonominya dengan mencanangkan perekonomian kreatif sebagai andalannya.
Sistem perekonomian kreatif pada dasarnya mengutamakan sumber daya manusia sebagai bahan pokok, oleh karenanya produk pada perekonomian kreatif tidak dapat dipisahkan dengan sentuhan Hak kekayaan Intelektual (HKI) berupa hasil olah pikir manusia yang menghasilkan idea atau gagasan-gagasan inovatif.
Disatu sisi berdasarkan jumlah pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual di Dirjen HKI ternyata masih rendah, sehingga penting dilakukan peningkatan pemahaman tentang HKI.
Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak eksklusif yang diberikan suatu peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya.
Secara sederhana HAKI mencakup Hak Cipta, Hak Paten Dan Hak Merk. Namun jika dilihat lebih rinci HAKI merupakan bagian dari benda (Saidin : 1995), yaitu benda tidak berwujud (benda imateriil). Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) termasuk dalam bagian hak atas benda tak berwujud (seperti paten, merek, dan hak cipta). Hak Atas Kekayaan Intelektual sifatnya berwujud, berupa informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sastra, keterampilan dan sebaginya yang tidak mempunyai bentuk tertentu terstruktur.
Luasnya cakupan hak atas kekayaan intelektual ini juga berhubungan erat dengan bisnis dan persaingan ekonomi di masa globalisasi ini. Maka dari itu sangat penting untuk mengetahui bagaimana HAKI secara keseluruhan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari hak atas kekayaan intelektual ? 2. Apa saja fungsi dari hak atas kekayaan intelektual?
3. Apa saja macam-macam dari hak kekayaan intelektual?
4. Bagaimana cara mendaftar hak atas kekayaan intelektual?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis
Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen dalam mata kuliah hukum Dagang.
2. Bagi Pembaca
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas hak atas kekayaan intelektual dalam hukum dagang. Para pembaca yang dominan dari kaula mahasiswa sehingga diharapkan bisa menambah wawasan terhadap materi makalah ini yaitu hak atas kekayaan intelektual dalam hukum dagang.
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat bisa lebih memahami tentang arti dan maksud dari ha katas kekayaan intelektual dalam hukum dagang yang meliputi pengertian, fungsi, macam-macam dan cara memperoleh ha katas kekayaan itu sendiri, sehingga bertujuan untuk memberikan cangkupan yang lebih luas mengenai arti hak atas kekayaan intelektual itu sendiri.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah untuk menambah wawasan penyusun dan pembaca nantinya, karena isi dari makalah ini sendiri merupakan hal yang wajib kita ketahui karena sangat dibutuhkan agar dapat membedakan apa saja yang termasuk ha katas kekayaan intelektual.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hak Atas Kekayaan Intelektual
Istilah HAKI atau Hak atas Kekayaan Intelektual merupakan terjemahan dari Intellectual Property Right (IPR), sebagaimana diatur dalam undang-undang No. 7 Tahun 1994 tentang pengesahan WTO (Agreement Establishing The World Trade Organization). Pengertian Intellectual Property Right sendiri adalah pemahaman mengenai hak atas kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia, yang mempunyai hubungan dengan hak seseorang secara pribadi yaitu hak asasi manusia (Human Right).
HaKI atau Hak atas Kekayaan Intelektual adalah hak eksklusif yang diberikan suatu hukum atau peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya. Pada intinya HaKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam HaKI adalah karya- karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.
Setiap hak yang digolongkan ke dalam HaKI harus mendapat kekuatan hukum atas karya atau ciptannya. Untuk itu diperlukan tujuan penerapan HaKI.
Tujuan dari penerapan HaKI yang Pertama, antisipasi kemungkinan melanggar HaKI milik pihak lain, Kedua meningkatkan daya kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi kekayaan intelektual, Ketiga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan strategi penelitian, usaha dan industri di Indonesia.
Hak Atas Kekayaan Intelektual atau sering disebut HAKI adalah hak yang diberikan kepada orang-orang atas hasil dari buah pikiran mereka. Biasanya hak ekslusif tersebut diberikan atas penggunaan dari hasil buah piriran pencipta dalam kurun waktu tertentu. Buah pikiran tersebut dapat terwujud dalam tulisan, kreasi, artistik, symbol-simbol, penamaan citra, dan desain yang digunakan dalam kegiatan komersil.
Hak Atas Kekayaan Intelektual terdiri dari jenis-jenis perlindungan yang berbeda, bergantung kepada objek atau karya intelektual yang dilindung. Secara
garis besar, terdapat dua pembagian hak kekayaan intelektual, yakni hak cipta, (Copyrights) dan hak kekayaan industry (Industrial Property Rights). Ruang lingkup hak cipta adalah karya cipta dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Hak Kekayaan Industri mencangkup paten (patent), desain industri (industrial desain), merek (trademark), dan indikasi geografis (ig), desain tata letak sirkuit terpadu (Layout Desainof Integrated Circuit), dan rahasia dagang (Trade Secret).
Penggolongan Hak Atas Kekayaan Intelektual kedalam hak cipta dan hak kekayaan industri, diperlukan karena adanya perbedaan sifat hasil ciptaannya, dan hasil temuannya. Perlindungan terhadap suatu hak cipta bersifat otomatis, artinya suatu ciptaan diakui secara otomatis oleh negara sejak saat pertama kali ciptaannya tersebut selesai diciptakan atau muncul, meskipun ciptaannya tersebut belum dipublikasikan dan belum didaftarkan. Sebaliknya, hak kekayaan industry yang terdirindari hak paten, merek, desain industry, DTLST, rahasia dagang, dan PVT mengandung asas first to file yaitu didasarkan kepada pihak yang pertama kali mendaftarkan hasil karya intelektuanya ke instansi berwenang dan berhasil disetujui.
Berdasarkan asas first to file ini, maka permohonan hak tersebut harus segera mendaftarkan karya intelektualnya ke instansi berwenang agar tidak didahului pihak lain.
2.2 Perundang-Undangan Yang Mengatur Hak Atas Kekayaan Intelektual
Dalam upaya untuk menyelaraskan semua peraturan perundang-undangan di bidang HKI dengan persetujuan TRIPs,pada tahun 2001 pemerintah Indonesia mengesahkan UU No.14 Tahun 2001 tentang Paten,dan UU No.15 Tahun 2001 tentang Merek. Kedua UU ini menggantikan UU yang lama di bidang terkait. Pada pertengahan tahun 2002,disahka UU No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang menggantikan UU yang lama dan berlaku efektif satu tahun sejak diundangkannya.
Secara ringkas,perkembangan peraturan perundang-undangan di bidang HKI yang berlaku di Indonesia. Ringkasan Perkembangan Peraturan Perundang- Undangan di bidang HKI:
1. Hak Cipta
 UU Hak Cipta 1912
 UU No. 6 Tahun 1982
 UU No. 7 Tahun 1987
 UU No. 12 Tahun 1997
 UU No. 19 Tahun 2002 2. Paten
 UU Paten Tahun 1910
 Pengumuman Menteri Kehakiman No.J.S. 5/41/4 tentang Pengajuan Sementara Permintaan Paten Dalam Negeri
 Pengumuman Menteri Kehakiman No. J.G. 1/2/17 tentang Pengajuan Sementara Permintaan Paten Luar Negeri
 UU No. 6 Tahun 1989
 UU No. 13 Tahun 1997
 UU No. 14 Tahun 2001 3. Merek
 UU Merek Tahun 1884
 UU No. 21 Tahun 1961
 UU No. 19 Tahun 1992
 UU No. 14 Tahun 1997
 UU No. 15 Tahun 2001 4. Desain Industri
 UU No. 31 Tahun 2000
5. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
 UU No. 32 Tahun 2000 6. Rahasia Dagang
 UU No. 30 Tahun 2000
7. Perlindungan Varietas Tanaman
 UU No. 29 Tahun 2000
2.3 Jenis-Jenis Hak Atas Kekayaan Intelektual
Dalam perundingan persetujuan umum tentang tariff dan perdagangan (general on tariff anda trade/ gatt) dunia dan wto telah menyepakati norma norma dan standar perlindungan haki yang meliputi jenis-jenis haki:
1. Hak Cipta
Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya. Termasuk ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, sastra dan seni.
Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu pengetahuan, kesenian, dan kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara eksklusif kepada pencipta, yaitu “seorang atau beberapa orang secara bersama- sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.
2. Hak Kekayaan Industri yang Meliputi A. Paten
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 1, Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
Paten hanya diberikan negara kepada penemu yang telah menemukan suatu penemuan (baru) di bidang teknologi. Yang dimaksud dengan penemuan adalah kegiatan pemecahan masalah tertentu di bidang teknologi yang berupa : Proses, hasil produksi, penyempurnaan dan pengembangan proses, penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi.
B. Merek
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 1 Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Jadi merek merupakan tanda yang digunakan untuk membedakan produk (barang dan atau jasa) tertentu dengan yang lainnya dalam rangka memperlancar perdagangan, menjaga kualitas, dan melindungi produsen dan konsumen.
Terdapat beberapa istilah merek yang biasa digunakan, yang pertama merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan
oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
Merek jasa yaitu merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang atau jasa sejenis lainnya.
Hak atas merek adalah hak khusus yang diberikan negara kepada pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu, menggunakan sendiri merek tersebut atau memberi izin kepada seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk menggunakannya.
C. Desain Industri
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Desain Industri, bahwa desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.
D. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bahwa, Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang di dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik.
E. Rahasia Dagang
Menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang bahwa, Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.
F. Indikasi Geografis
Berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Pasal 56 Ayat 1 Tentang Merek bahwa, Indikasi-geografis dilindungi sebagai suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan.
2.4 Peran Dan Fungsi Hak Atas Kekayaan Intelektual
Permasalahan HKI merupakan permasalahan yang terus berkembang dan hal tersebut sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
HKI telah menjadi bagian penting bagi suatu negara untuk menjaga keunggulan industri dan perdagangannya. Menurut Munaf (2001), peran HKI pada saat ini cukup penting, antara lain:
a. Sebagai alat persaingan dagang, terutama bagi negara maju agar tetap dapat menjaga posisinya menguasai pasar internasional dengan produk barangnya.
b. Alat pendorong kemajuan IPTEK dengan inovasi-inovasi baru yang dapat diindustrikan.
c. Aat peningkatan kesejahteraan perekonomian masyarakat, khususnya para peneliti yang mempunyai temuan yang diindustrikan yaitu dengan mendapatkan imbalan berupa royalti.
Pembangunan ekonomi di dunia sekarang ini tidak akan terlepas dari sistem HKI, dalam kehidupan sehari-hari, telah disadari bagaimana besarnya dampak intelektualitas manusia. Hasil dari kejeniusan manusia dengan karya intelektual yang dihasilkannya telah memberi banyak hal yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan dengan cara yang lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat dari sekeliling atau dari rumah tempat kita tinggal, berbagai peralatan rumah, pakaian,
elektronika, komunikasi, transportasi, peralatan kantor dan lain-lain merupakan hasil karya intelektual manusia yang sangat membantu kehidupan manusia dalam menjalankan aktivitasnya. Oleh karena itu, untuk mendorong kreasi yang berguna lebih lanjut, sangat penting untuk memberikan suatu insentif kepada pihak-pihak yang menciptakan atau menanamkan modal dalam pembuatan karya intelektual.
Negara-negara maju sudah berabad-abad mengenal kebutuhan akan insentif dengan membangun suatu sistem yang membuat karya intelektual yang baru atau asli diperlakukan sebagai suatu kekayaan, yang dikenal sebagai kekayaan intelektual.
Prinsip-Prinsip HaKI atau Hak atas Kekayaan Intelektual
Prinsip-prinsip Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Ekonomi
Dalam prinsip ekonomi, hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif dari daya pikir manusia yang memiliki manfaat serta nilai ekonomi yang akan member keuntungan kepada pemilik hak cipta.
2. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan merupakan suatu perlindungan hukum bagi pemilik suatu hasil dari kemampuan intelektual, sehingga memiliki kekuasaan dalam penggunaan hak atas kekayaan intelektual terhadap karyanya.
3. Prinsip Kebudayaan
Prinsip kebudayaan merupakan pengembangan dari ilmu pengetahuan, sastra dan seni guna meningkatkan taraf kehidupan serta akan memberikan keuntungan bagi masyarakat, bangsa dan Negara.
4. Prinsip Sosial
Prinsip sosial mengatur kepentingan manusia sebagai warga Negara, sehingga hak yang telah diberikan oleh hukum atas suatu karya merupakan satu kesatuan yang diberikan perlindungan berdasarkan keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat/lingkungan.
Cara Mendaftar Hak Atas Kekayaan Intelektual
Permohonan pendaftaran HAKI dapat dilakukan dengan memilih salah satu cara berikut ini:
1. Langsung ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual;
2.
Melalui Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI di seluruh Indonesia;3.
Melalui Kuasa Hukum Konsultan HKI terdaftar;4.
Jika ingin mendaftarkan mandiri bisa dilakukan secara online, dapat melihat di http://www.dgip.go.id/. Pemohon HAKI dapat dilihat di web Ditjen HKI, dan bisa diketahui apakah produk HKI tersebut sudah terdaftar atau belum.BAB III PENUTUP a). Kesimpulan
b). Saran
Saya berharap semoga makalah ini dapat menjadi salah satu bahan untuk dapat menambah pengetahuan dalam hal ini Hak Atas Kekayaan Intelektual dan perundang-undangan mengenai HAKI yang berlaku di Indonesia. Dan juga penulis mengharapkan adanya sumbangsih kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyusunan makalah berikutnya agar lebih baik lagi.
DAFTAR ISI