• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN & KEDUDUKAN HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM NASIONAL

N/A
N/A
A. Zahwa Syaqira

Academic year: 2023

Membagikan "PERBEDAAN & KEDUDUKAN HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM NASIONAL"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH HUKUM INTERNASIONAL

”PERBEDAAN & KEDUDUKAN HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM NASIONAL”

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 5:

A.Zahwa Syaqira (04020210270) Dhea Adelia Azzahra H (04020210359)

Besse Rizki Febrianti (04020210235) Muh Rifaldy Palorongi Hamid (04020210258)

Muh Alif Fiqri Febriansyah (04020210361)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas makalah dengan judul “Sudut Pandang mengenai Hubungan Hukum Internasional dan Hukum Nasional” dapat diselesaikan denganbaik.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Hukum Internasional. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan pembaca dan juga penulis mengenai bagaimana hubungan Hukum Internasiona dan Hukum Nasional itu.Kamijuga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagianpengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 24 Oktober 2022

Kelompok 5

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...1

DAFTAR ISI...2

BAB I...3

PENDAHULUAN...3

A. Latar Belakang Masalah...3

B. Rumusan Masalah...4

C. Tujuan Penulisan...4

BAB II...5

PEMBAHASAN...5

A. Perbedaan antara Hukum Internasional dan Hukum Nasional...5

B. Perbedaan Hukum Internasional dan Hukum Nasional dari Teori Dualisme...5

C. Kedudukan Hukum Internasional & Hukum Nasional...6

D. Kedudukan Hukum Internasional dan Hukum Nasional dalam Sudut Pandang Peradilan Internasional...7

E. Kedudukan Hukum Internasional di Indonesia...8

BAB III...10

PENUTUP...10

A. Kesimpulan...10

B. Saran...10

DAFTAR PUSTAKA...11

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hukum internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas berskala internasional. Hukum nasional adalah hukum yang berlaku dalam suatu negara tertentu.

Hukum nasional di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum-hukum Eropa, hukum agama dan hukum adat.

Hukum nasional dan hukum internasional adalah dua domain hukum yang pada satu sisi terkadang dipahami sebagai satu kesatuan sistem hukum dan pada sisi lainnya terkadang pula diposisikan dalam dua wujud system hukum yang berbeda serta terpisah antara satu dengan yang lainnya. Kedua sudut pandang tersebut dalam prakteknya

menggambarkan hubungan antara hukum nasional pada satu sisi dan hukum internasional pada sisi lainnya. Terutama soal eksistensi dan daya laku hukum internasional dalam system hukum nasional suatu negara.

Ada pandangan yang menyakini bahwa hukum nasional merupakan sub dan bagian dari hukum internasional dengan sendirinya menundukan hukum nasional pada hukum internasional. Ada pula pandangan yang menyakini bahwa eksistensi dan daya laku hukum internasional tergantung pada penerimaan hukum nasional, dengan

sendirinya memaknai keberadaan hukum internasional interdependensi atas pengakuan dan penerimaan suatu negara. Memaknai hukum internasional sebagai satu domain hukum yang mengatur hubungan antara negara-negara nasional secara tidak langsung memberi satu sudut pandang bahwa eksistensi hukum internasional terkait erat dengan keberadaan negara-negara nasional. Hadirnya negara nasional di seluruh belahan bumi tidak lain karena latar belakang sejarah, sosial, politik, hukum,dan budaya yang berbeda hingga membentuk suatu identitas yang menjadi perekat sebagai satu bangsa sekaligus pembeda dengan negara bangsa lainnya. Negara nasional pada satu sisi dan internasional pada sisi lainnya adalah dua kenyataan dunia yang hanya mampu dipilah tetapi tidak dapat dipisahkan.

(5)

B. Rumusan Masalah

Ada pun rumusan masalah berdasarkan pernyataan latar belakang ialah:

1. Bagaimana perbedaan hukum internasional dan hukum nasional.

2. Bagaimana kedudukan hukum internasional dan hukum nasional.

C. Tujuan Penulisan

Ada pun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perbedaan-perbedaan hukum internasional dan hukum nasional.

2. Untuk mengetahui kedudukan-kedudukan hukum internasional dan hukum nasional.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Perbedaan antara Hukum Internasional dan Hukum Nasional

Terdapat perbedaaan-perbedaan yang penting antara hukum nasional dengan hukum internasional, yakni:

1. Objek pengaturan dari kedua sistem hukum itu sendiri terdapat perbedaan.

Hukum internasional memiliki negara sebagai objek utama dari pengaturan.

Sedangkan, hukum nasional lebih menekankan pada pengaturan hubungan antar individu dengan individu dan negara dalam wilayah yurisdiksi dari masing- masing negara.

2. Cara pandang kedua adalah dengan membedakan model atau bentuk hukum yang sama sekali berbeda. Apabila digunakan pengertian mengenai 'hukum' dari sudut pandang hukum nasional untuk menjelaskan hukum internasional, dapat berakhir pada peniadaan eksistensi hukum internasional. Hukum internasional tidak memiliki badan-badan seperti legislatif, eksekutif, dan yudikatif sebagaimana halnya dalam hukum nasional. Meskipun terdapat Majelis Umum PBB yang sering berlaku sebagai badan 'legislatif' tidak dapat dianalogikan sebagai parlemen ataupun ICJ, dianalogikan sebagai lembaga yudikatif. ICJ hanya menangani kasus yang diserahkan oleh negara melalui kesepakatan. Oleh karena itu, jelaslah bahwa kedua hukum tersebut memiliki perbedaan yang substansial.

3. Dan terakhir, perbedaan yang sangat menonjol dapat dibuktikan melalui prinsip- prinsip hukum internasional yang sangat mendasarkan pada prinsip persamaan subjek (negara) sebagai dasar untuk terbentuknya hukum. Seperti yang dapat dilihat dalam proses pembentukan hukum kebiasaan atau traktat, yang menuntut supaya terdapatnya persetujuan dari negara-negara atas dasar persamaan. Hal mana prinsip ini tidak begitu menonjol dalam hukum nasional yang serba tersentralisir.

B. Perbedaan Hukum Internasional dan Hukum Nasional dari Teori Dualisme

Dualisme mengatakan bahwa Hukum Internasional dan Hukum Nasional berbeda secara instrinsik, baik dalam Subjek, Sumber Hukum dan Hukum Nasional memiliki integritas yang lebih sempurna dibandingkan dengan Hukum Internasional. Hal ini didapat dilihat dari perbedaan hukum nasional dan hukum internasional itu sendiri, sebagai berikut:

(7)

 Hukum Nasional bersifat Subordinatif, artinya adanya hubungan tinggi rendah antara yang diperintah (rakyat)) dengan yang memerintah (penguasa).

Sedangkan Hukum Internasional bersifat Koordinatif, artinya tidak ada yang lebih tinggi, karena dilandasi oleh persamaan kedudukan antar anggota masyarakat bangsa-bangsa.

 Memiliki Subjek Hukum yang berbeda, Hukum Nasional memiliki subjek hukum, baik Individu maupun Badan Hukum yang ada di dalam negara tersebut (cakupan sempit). Sedangkan Hukum Internasional subjek hukumnya meliputi Individu, Negara, Organisasi Internasional, palang merah internasional, Vatican, pihak dalam sengketa (Belligerency).

 Kurang jelasnya aturan-aturan Hukum Internasional, sehingga mendukung terjadinya berbagai penafsiran di lapangan dan mengakibatkan kurangnya kepastian hukum (Cakupan Hukum yang terlalu luas dan kompleks). Berbeda dengan Hukum Nasional yang memiliki aturan-aturan yang jelas dalam mengatur anggota masyarakatnya.

 Hukum Nasional memiliki Badan Supranasional (Legislatif, Eksekutif, Yudikatif), sedangkan Hukum Internasional tidak memiliki Badan Supranasional. Walaupun terdapat PBB, tetapi tidak memiliki kewenangan untuk membuat aturan. PBB tidak bisa memaksa suatu negara untuk meratifikasi suatu konvensi atau perjanjian Internasional.

 Hukum Nasional memiliki Aparat Penegak Hukum, sedangkan Hukum Internasional tidak memiliki Aparat Penegak Hukum yang meliputi Polisi, Jaksa, Hakim. Walaupun memiliki Mahkamah Internasional, Pengadilan Pidana Internasional, Pengadilan Ad Hoc, Arbitrase Internasional, tetapi lembaga-lembaga tersebut tidak dilengkapi Polisi Internasional.

C. Kedudukan Hukum Internasional & Hukum Nasional

Hukum Internasional ialah aturan atau prinsip yang disepakati oleh negara-negara serta perkembangannya, hukum internasional juga mengatur hubungan antarnegara dan antar non-negara seperti organisasi internasional dan individu.

Dalam ilmu Hukum Internasional, ada dua pandangan mengenai hubungan antara Hukum Internasional dan Hukum Nasional, yaitu voluntarisme dan objektivisme.

Voluntarisme memandang bahwa hukum internasional tidak ada kaitannya sama sekali dengan hukum nasional. Tidak ada hubungan dan keterikatan khusus antara keduanya.

Oleh sebabnya, dari pandangan voluntarisme ini muncul paham Dualisme. Teori Dualisme menjelaskan bahwa Hukum Internasional dan Hukum Nasional ada di ranah terpisah dan tidak bisa ditujukan untuk berdampak pada yang lainnya. Hal ini disebabkan karena karakteristik dasar yang berbeda dalam hubungan antarnegara dan intra-negara dan struktur hukum yang berbeda yang digunakan oleh negara di satu sisi dan di sisi lain di antara negara-negara. Selain itu, teori dualisme menekankan bahwa Hukum

(8)

Internasional dan Hukum Nasional merupakan dua perangkat hukum yang berdampingan dan terpisah. Atau dengan kata lain berdiri sendiri-sendiri.

Berbeda dengan voluntarisme, objektivisme menyatakan bahwa hukum internasional tercipta dengan terlepas dari kemauan suatu negara. Dari sini, lahirlah paham Monisme yang melihat hukum internasional dan hukum nasional merupakan dua bagian dari satu kesatuan yang lebih besar yaitu hukum yang mengatur kehidupan manusia. Teori Monisme menjelaskan bahwa ada satu prinsip fundamental yang

mendasari baik hukum nasional maupun internasional, yaitu terletak dalam hukum pada umumnya. Hal ini menyebabkan Hukum Internasional setara dengan Hukum Nasional.

Monisme ini mengkritik paham dualisme yang mana menganggap hukum nasional dan hukum internasional itu terpisah.

Dalam perkembangannya, Teori Monisme terpecah menjadi 2 aliran, dimana satu sistem lebih unggul atau lebih rendah dari pada yang lainnya.

 Aliran Monisme Primat Hukum Nasional, menjelaskan bahwa Hukum Internasional berasal dari Hukum Nasional. Hal ini dapat dilihat, bahwa kebiasaan internasional terlahir dari praktek-praktek negara. Dengan demikian, kedudukan Hukum Nasional lebih tinggi daripada Hukum Internasional.

 Aliran Monisme Primat Hukum Internasional menjelaskan bahwa Hukum Nasional berasal dari Hukum Internasional. Dengan demikian, segala permasalahan yang terjadi Hukum Internasional harus didahulukan, karena kedudukannya yang lebih tinggi dari Hukum Nasional.

Dalam perkembangannya, kedua Aliran Monisme ini mendapatkan kritikan.

Aliran Monisme Primat Hukum Nasional memang mengandung fakta bahwa Hukum Internasional bersumber dari Hukum Nasional, Aliran Monisme Primat Hukum

Internasional pun juga mendapatkan kritik karena ketidak sesuaian fakta bahwa Hukum Internasional ada lebih dulu daripada Hukum Nasional.

D. Kedudukan Hukum Internasional dan Hukum Nasional dalam Sudut Pandang Peradilan Internasional

Kedudukan hukum nasional dalam sudut pandang peradilam internasional secara konsisten ditempatkan secara inferior (lebih rendah) dibanding hukum internasional dalam hal telah terjadinya konflik antara kedua sistem hukum.

Suatu negara pihak yang tidak mencantumkan perjanjian internasional dalam sistem hukum domestiknya tidak dapat dijadikan pembenaran atau ketidakmampuan melaksanakan perjanjian. The ermanenet Court of International Justice Pasal 46 menyatakan apabila suatu negara telah menerima kewajiban interanasional maka sudah seharusnya negara tersebut memodifikasi perundang-undangnya sehingga dapat

memenuhi segala kewajiban internasionalnya.

(9)

Seluruh kewajiban yang dibebankan oleh hukum internasional hendaknya dipatuhi dengan itikad baik. Sebab, hukum internasional yang tidak mencantumkannya tidak dapat menerima pembenaran atas ketidakmampuannya. Keadaan seperti itu, tidak lain karena telah disandarkan pada prinsp-prinsip fundamnetal hukum internasional dan penerapannya oleh peradilan internasional.

E. Kedudukan Hukum Internasional di Indonesia

Undang-Undang Dasar 1945 tidak memuat ketentuan mengenai kedudukan hukum internasional dalam sistem hukum nasional. Akan tetapi tidak dapat disimpulkan begitu saja bahwa Indonesia menganut pendirian hukum nasional mengatasi hukum internasional, sebaliknya pendirian menerima supremasi hukum internasional tidak berarti Indonesia harus menerima hukum internasional begitu saja. Banyak

pertimbangan-pertimbangan yang harus dikaji terutama keadaan masyarakat internasional dan Negara Indonesia pada saat yang bersangkutan.

Sebagai contoh adalah ketentuan hukum internasional mengenai zona ekonomi eksklusif (yang kemudian menjadi hukum perjanjian internasional dengan

ditandatanganinya "The United Nation Convention on the Law of the Sea 1982"), telah diterima dalam sistem hukum nasional Indonesia dengan dikeluarkannya Undang Undang tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (Undang Undang No. 5 tahun 1983,

Lembaran Negara 1983-44), dua tahun sebelum Indonesia ikut serta meratifikasi Konvensi Hukum laut 1982 dengan Undang-Undang No. 17 tahun 1985.

Indonesia nampaknya tidak menganut aliran dualisme, tetapi seperti halnya negara-negara Eropa, Indonesia condong untuk menganggap dirinya terikat untuk

melaksanakan ketentuan perjanjian Internasional dan konvensi yang telah disahkan, tanpa memerlukan perundang-undangan pelaksanaannya. Setiap perjanjian atau konvensi yang ditandatangani oleh Indonesia akan meminta persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat untuk diratifikasi dalam bentuk Undang-Undang, atau cukup dalam bentuk Keputusan Presiden [sekarang Peraturan Presiden] jika tidak memerlukan persetujuan DPR.

Dalam praktiknya Indonesia juga membedakan antara perjanjian internasional yang memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat, dengan perjanjian yang hanya memerlukan persetujuan pemerintah eksekutif dan pemberitahuan belaka kepada Dewan Perwakilan Rakyat ("executive agreement"). Setiap perjanjian yang memerlukan ratifikasi dari Dewan Perwakilan Rakyat, baru dapat dilaksanakan jika telah keluar Undang-

Undang Pengesahannya, dan setelah itu dapat langsung diterapkan dalam sistem hukum nasional dan pengadilan nasional, tanpa harus memerlukan suatu Undang Undang pelaksanaan tersendiri. Namun demikian, dalam hal yang penting sekali seperti bila perjanjian internasional itu akan mengakibatkan perubahan dalam Undang-Undang Nasional,langsung menyangkut kepentingan warga Negara, merubah luas wilayah dan hal-hal penting lainnya, maka tetap diperlukan pengundangan peraturan pelaksananya.

(10)

Akan tetapi dalam kenyataan di lapangan, hal ini tidak sesederhana yang tertulis dalam ketentuan hukum. Seringkali hakim tidak bisa langsung menerapkan satu

perjanjian internasional yang telah diratifikasi oleh Indonesia dengan alasan belum ada peraturan pelaksanaannya.

(11)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Hukum internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas berskala internasional. Hukum nasional adalah hukum yang berlaku dalam suatu negara tertentu.

Hukum nasional di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum-hukum Eropa, hukum agama dan hukum adat.

Perbedaan antara Hukum Internasional dan Hukum Nasional terletak pada:

1. Objek pengaturan sistem hukum

Hukum internasional memiliki negara sebagai objek dari pengaturan. Sedangkan hukum nasional lebih menekankan pada pengaturan hubungan antar individu dan negara dalam wilayah jurisdiksi dari masing-masing Negara.

2. Model dan bentuk hukum

Hukum internasional tidak memiliki badan-badan seperti legislatif, eksekutif, dan yudikatif sebagaimana halnya dalam hukum nasional.

3. Prinsip-prinsip hukum

Prinsip hukum internasional sangat mendasarkan pada prinsip persamaan subjek (negara) sebagai dasar untuk terbentuknya hukum. Sedangkan hukum nasional serba tersentalisir.

Kedudukan Hukum Internasional dan Hukum Nasional, ada dua pandangan mengenai hubungan antara Hukum Internasional dan Hukum Nasional:

 Voluntarisme memandang bahwa hukum internasional tidak ada kaitannya sama sekali dengan hukum nasional. Tidak ada hubungan dan keterikatan khusus antara keduanya. Oleh sebabnya, dari pandangan voluntarisme ini muncul paham Dualisme. Teori dualisme menekankan bahwa Hukum Internasional dan Hukum Nasional merupakan dua perangkat hukum yang berdampingan dan terpisah. Atau dengan kata lain berdiri sendiri-sendiri.

 Objektivisme menyatakan bahwa hukum internasional tercipta dengan terlepas dari kemauan suatu negara. Dari sini, lahirlah paham Monisme yang melihat hukum internasional dan hukum nasional merupakan dua

(12)

bagian dari satu kesatuan yang lebih besar yaitu hukum yang mengatur kehidupan manusia.

B. Saran

Dalam hubungan Hukum Internasional dan Hukum Nasional dilihat dari perbedaannya, tidak menutup kemungkinan akan terjadinya tumpang tindih pada perkembangan selanjutnya hukum internasional & hukum nasional maka dari itu kedua hukum tersebut hendaknya saling menjembatani karena keduanya saling membutuhkan dan mempengaruhi satu sama lain.

Ada pun dalam kedudukan hukum internasional dan hukum nasional aturannya tergantung pada aliran paham yang dianut dari negara itu sendiri.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Miftakhul Nur Arista,Ach.Fajruddin Fatwa.Hubungan Hukum Internasional dan Hukum Nasional.Agustus 2020.

http://repository.uinsby.ac.id/id/eprint/465/1/Hubungan%20hukum%20internasional

%20dan%20hukum%20nasional.pdf . Diakses pada 24 Oktober 2022

Hasan Hasyim.Hubungan Hukum Internasional Dan Hukum Nasional Perspektif Teori Monisme Dan Teori Dualisme”.Artikel jurnal /Mazahibuna.2019.

https://www.neliti.com/publications/349588/hubungan-hukum-internasional-dan-hukum- nasional-perspektif-teori-monisme-dan-teo .

Diakses pada 30 Oktober 2022.

Rizky Amalia Putri.”Monisme dan Dualisme dalam Hukum Internasional dan Nasional”.

Kawan Hukum.ID.22 februari 2022.

https://kawanhukum.id/monisme-dan-dualisme-dalam-hukum-internasional-dan-nasional/

Diakses pada 8 November 2022.

Referensi

Dokumen terkait

67 Morphology, Phase and Photoluminescence of ZnS Microstructures Grown by Thermal Deposition at Different Temperature of Substrates Nguyen Van Nghia1,2,*, Nguyen Duy Hung1

Research Process Searched database Scopus • Access on 18 August 2022 • All year until 2022 Literatur Search Retrieve publications: • Article Journal, Final • Article in