• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH IAIN LANGSA KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

N/A
N/A
Abi Al Asri

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH IAIN LANGSA KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Keamanan Sistem Informasi

Makalah Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi

Dosen Pengampu: Anwar, S, Ag, M. Kom, I

Disusun Oleh : Mutia Jashina (3012021002)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA

TAHUN 2024 M/1445 H

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul " Keamanan Sistem Informasi, ". Shalawat dan salam juga kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai teladan bagi umat manusia.

Tak lupa, kami juga ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada dosen pengampu kami, Bapak Anwar, S, Ag, M. Kom, I .atas bimbingan, arahan, dan dukungan yang diberikan selama proses penyusunan makalah ini. Dosen pengampu telah memberikan wawasan, masukan, dan pengetahuan yang berharga untuk memperkaya isi makalah ini.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan kontribusi dan dukungan dalam penyelesaian makalah ini. Terima kasih kepada keluarga, teman, dan rekan-rekan yang telah memberikan dorongan, semangat, serta dukungan moral selama proses penulisan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Sebagai manusia yang tak sempurna, kami menerima dengan lapang dada segala kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini di masa depan. Kami berharap makalah ini dapat terus diperbaiki dan dikembangkan agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Langsa, 19 April 2024

Mutia Jashina

(3)

DAFTAR ISI

Keamanan Sistem Informasi...i

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI...3

BAB I...4

PENDAHULUAN...4

1.1 Latar Belakang...4

1.2 Rumusan Masalah...4

1.3 Tujuan Penulisan...4

BAB II...6

PEMBAHASAN...6

2.1 Keamanan Sistem Informasi...6

a. Pengertian Keamanan Sistem Informasi...6

b. Pentingnya Keamanan Sistem Informasi...6

2.2 Tujuan Keamanan Sistem Informasi...7

a. Mencegah Akses yang Tidak Sah...7

b. Melindungi Data dan Informasi Penting...9

c. Menjaga Keberlanjutan Operasional Sistem...10

2.3 Kebijakan Sistem Keamanan Informasi...11

a. Pengertian Kebijakan Sistem Keamanan Informasi...11

b. Komponen Kebijakan Sistem Keamanan Informasi...12

c. Implementasi Kebijakan Sistem Keamanan Informasi...13

BAB III...15

PENUTUP...15

Kesimpulan...15

Saran...15

DAFTAR PUSTAKA...16

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era digital yang semakin maju, sistem informasi telah menjadi bagian penting dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam dunia bisnis, pendidikan, maupun pemerintahan. Sistem informasi memainkan peran yang krusial dalam menyimpan, mengelola, dan mengakses data dan informasi penting. Namun, semakin berkembangnya teknologi juga membawa risiko keamanan yang semakin kompleks.

Keamanan sistem informasi menjadi isu yang sangat penting untuk diperhatikan.

Ancaman-ancaman seperti peretasan, pencurian data, dan serangan siber dapat menyebabkan kerugian besar bagi organisasi atau individu. Kehilangan data yang penting atau terjadi pelanggaran privasi dapat merusak reputasi perusahaan, mengakibatkan kerugian finansial, dan bahkan dapat melanggar undang-undang.

Tujuan dari keamanan sistem informasi adalah untuk melindungi integritas, kerahasiaan, dan ketersediaan data dan informasi yang ada dalam sistem. Integritas data berarti memastikan bahwa data tidak diubah atau dimanipulasi secara tidak sah. Kerahasiaan data berarti memastikan bahwa data hanya dapat diakses oleh pihak yang berwenang.

Ketersediaan data berarti memastikan bahwa data dapat diakses dan digunakan oleh pihak yang berwenang saat dibutuhkan.

Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai keamanan sistem informasi dengan fokus pada dua sub pembahasan, yaitu tujuan keamanan sistem informasi dan kebijakan sistem keamanan informasi. Dengan memahami tujuan keamanan sistem informasi dan menerapkan kebijakan yang efektif, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang aman dan terlindungi bagi sistem informasi.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, akan dijawab beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa tujuan dari keamanan sistem informasi?

2. Apa saja kebijakan yang perlu diterapkan dalam menjaga keamanan sistem informasi?

3. Bagaimana pentingnya keamanan sistem informasi dalam melindungi data dan informasi penting?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari makalah ini adalah:

1. Menjelaskan konsep dan pentingnya keamanan sistem informasi dalam menjaga integritas, kerahasiaan, dan ketersediaan data dan informasi.

(5)

2. Mengidentifikasi dan menjelaskan tujuan dari keamanan sistem informasi, seperti mencegah akses yang tidak sah, melindungi data dan informasi penting, serta menjaga kelancaran operasional sistem.

3. Membahas kebijakan yang perlu diterapkan dalam menjaga keamanan sistem informasi, seperti kebijakan akses dan otorisasi, kebijakan sandi, dan kebijakan penggunaan perangkat.

Dengan menjawab rumusan masalah dan mencapai tujuan makalah, diharapkan pembaca dapat memahami pentingnya keamanan sistem informasi dan memiliki pengetahuan yang cukup untuk menerapkan kebijakan yang efektif dalam menjaga keamanan sistem informasi.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Keamanan Sistem Informasi

a. Pengertian Keamanan Sistem Informasi

Keamanan Sistem Informasi adalah suatu rangkaian langkah dan tindakan yang diambil untuk melindungi sistem informasi dari ancaman dan risiko yang dapat merusak kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data serta mengganggu operasional sistem. Dalam konteks keamanan sistem informasi, tujuan utamanya adalah untuk mencegah akses yang tidak sah, melindungi data dan informasi penting, serta menjaga kelancaran operasional sistem.

Menurut Ahli Keamanan Informasi, Whitman dan Mattord (2016), keamanan sistem informasi dapat didefinisikan sebagai "perlindungan terhadap akses yang tidak sah, penggunaan, pengungkapan, gangguan, modifikasi, atau penghancuran data yang disimpan, diproses, atau ditransmisikan oleh sistem informasi". Dalam definisi ini, penting untuk memahami bahwa keamanan sistem informasi melibatkan perlindungan terhadap data dalam berbagai bentuk, baik dalam penyimpanan fisik maupun dalam bentuk digital.1

Selain itu, keamanan sistem informasi juga melibatkan pengaturan kebijakan dan prosedur yang mengatur penggunaan, perlindungan, dan pengelolaan sistem informasi.

Kebijakan ini mencakup aspek teknis, organisasi, dan manusia yang terkait dengan keamanan sistem informasi. Hal ini mencakup pengaturan akses pengguna, enkripsi data, pemantauan dan deteksi serangan, serta pelaksanaan tindakan pemulihan setelah terjadinya insiden keamanan.

Dalam era digital yang semakin maju, keamanan sistem informasi menjadi isu yang semakin penting. Ancaman seperti peretasan, serangan malware, pencurian data, dan kesalahan manusia dapat menyebabkan kerugian besar bagi organisasi atau individu. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang keamanan sistem informasi dan penerapan kebijakan yang efektif sangatlah penting untuk melindungi data dan informasi yang sensitif.

b. Pentingnya Keamanan Sistem Informasi

Keamanan sistem informasi memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga integritas, kerahasiaan, dan ketersediaan data. Berikut adalah beberapa alasan mengapa keamanan sistem informasi penting:

1. Melindungi Data dan Informasi Penting: Keamanan sistem informasi membantu melindungi data dan informasi penting dari akses yang tidak sah. Data dan informasi yang sensitif, seperti informasi keuangan, data pelanggan, dan rahasia bisnis, harus dijaga kerahasiaannya agar tidak jatuh ke tangan yang salah. Dengan keamanan yang baik, organisasi dapat mencegah pencurian, manipulasi, atau penghancuran data yang dapat merugikan mereka.

1 Whitman, M. E., & Mattord, H. J. (2016). Principles of Information Security. Cengage Learning. Hal.3

(7)

2. Mencegah Gangguan Operasional: Serangan terhadap sistem informasi dapat menyebabkan gangguan operasional yang serius. Misalnya, serangan DDoS (Distributed Denial of Service) dapat membuat sistem tidak dapat diakses oleh pengguna yang sah.

Dengan keamanan yang kuat, organisasi dapat mengurangi risiko serangan dan menjaga kelancaran operasional sistem.

3. Menjaga Reputasi dan Kepercayaan: Keamanan sistem informasi juga berdampak pada reputasi dan kepercayaan pelanggan atau mitra bisnis. Jika organisasi tidak dapat menjaga keamanan data dengan baik, hal ini dapat merusak citra mereka dan mengurangi kepercayaan yang diberikan oleh pelanggan atau mitra bisnis. Sebaliknya, dengan memiliki keamanan yang kuat, organisasi dapat membangun reputasi yang baik dan memperkuat kepercayaan pelanggan atau mitra bisnis.

c. Ancaman terhadap Keamanan Sistem Informasi

Dalam menjaga keamanan sistem informasi, organisasi perlu menyadari berbagai ancaman yang dapat merusak keamanan sistem. Berikut adalah beberapa contoh ancaman yang sering dihadapi:

1. Peretasan (Hacking): Peretasan adalah upaya yang dilakukan oleh pihak yang tidak berwenang untuk mengakses sistem informasi dengan cara melanggar kebijakan keamanan.

Peretasan dapat mengakibatkan pencurian data, perusakan sistem, atau pengungkapan informasi yang sensitif.

2. Serangan Malware: Malware adalah perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk merusak atau mengambil alih sistem. Jenis malware yang umum meliputi virus, worm, trojan, ransomware, dan spyware. Serangan malware dapat menyebabkan kerusakan sistem, kehilangan data, atau pencurian informasi penting.

3. Kesalahan Manusia: Kesalahan manusia juga dapat menjadi ancaman terhadap keamanan sistem informasi. Contohnya, pengguna yang tidak sengaja membuka email phishing atau mengungkapkan informasi rahasia kepada pihak yang tidak berwenang. Kesalahan manusia dapat memicu serangan atau memberikan akses yang tidak sah kepada pihak yang tidak berhak.

Penting bagi organisasi untuk mengidentifikasi dan mengatasi ancaman-ancaman ini dengan menerapkan kebijakan keamanan yang tepat, melibatkan pelatihan dan kesadaran pengguna, serta menggunakan teknologi keamanan yang canggih.

2.2 Tujuan Keamanan Sistem Informasi a. Mencegah Akses yang Tidak Sah

Mencegah akses yang tidak sah menjadi salah satu tujuan utama dalam keamanan sistem informasi. Akses yang tidak sah merujuk pada upaya masuk atau penggunaan sistem informasi oleh pihak yang tidak memiliki hak atau izin yang sah. Mencegah akses yang tidak sah menjadi penting karena dapat mengakibatkan kerugian yang serius bagi organisasi, seperti pencurian data, manipulasi informasi, atau penghancuran sistem. Oleh karena itu,

(8)

tujuan mencegah akses yang tidak sah dalam keamanan sistem informasi memiliki beberapa aspek yang perlu diperhatikan.

1. Melindungi Data dan Informasi Penting

Salah satu alasan utama mencegah akses yang tidak sah adalah melindungi data dan informasi penting dari pencurian, manipulasi, atau penghancuran yang dapat merugikan organisasi. Data dan informasi yang sensitif, seperti informasi keuangan, rahasia bisnis, atau data pribadi pelanggan, harus dijaga kerahasiaannya agar tidak jatuh ke tangan yang salah.

Dengan mencegah akses yang tidak sah, organisasi dapat memastikan bahwa data dan informasi mereka tetap aman dan terlindungi.

2. Mencegah Kerugian Finansial

Akses yang tidak sah dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi organisasi. Misalnya, pencurian data pelanggan dapat mengakibatkan tuntutan hukum, kerugian reputasi, dan biaya pemulihan yang tinggi. Selain itu, kerugian finansial juga dapat timbul akibat gangguan operasional yang disebabkan oleh akses yang tidak sah. Dengan mencegah akses yang tidak sah, organisasi dapat mengurangi risiko kerugian finansial yang disebabkan oleh pelanggaran keamanan.

3. Menjaga Kepercayaan Pelanggan

Keamanan sistem informasi yang kuat dapat membangun kepercayaan pelanggan.

Pelanggan akan merasa lebih aman dan nyaman menggunakan layanan atau produk dari organisasi yang memiliki langkah-langkah keamanan yang baik. Dengan mencegah akses yang tidak sah, organisasi dapat menjaga kepercayaan pelanggan dan mempertahankan hubungan yang baik dengan mereka. Kepercayaan pelanggan sangat penting dalam membangun citra positif organisasi dan meningkatkan loyalitas pelanggan.

Untuk mencapai tujuan mencegah akses yang tidak sah, organisasi perlu menerapkan langkah-langkah keamanan yang efektif. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

- Autentikasi yang Kuat: Menggunakan mekanisme autentikasi yang kuat, seperti penggunaan kata sandi yang kompleks, penggunaan sertifikat digital, atau pengenalan biometrik, untuk memastikan bahwa pengguna yang mengakses sistem adalah pihak yang berwenang.

- Pengaturan Hak Akses Pengguna: Mengatur hak akses pengguna dengan tepat, sehingga setiap pengguna hanya memiliki akses yang sesuai dengan tanggung jawab dan perannya dalam organisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip least privilege, yaitu memberikan hak akses minimal yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya.

- Penggunaan Teknologi Keamanan: Menggunakan teknologi keamanan seperti firewall, sistem deteksi intrusi, dan enkripsi data untuk melindungi sistem dari serangan dan melindungi data saat berpindah melalui jaringan. Teknologi ini dapat membantu mendeteksi dan mencegah akses yang tidak sah.

(9)

- Pelatihan dan Kesadaran Pengguna: Memberikan pelatihan dan meningkatkan kesadaran pengguna mengenai keamanan informasi. Pengguna perlu diberikan pemahaman tentang praktik keamanan yang baik, seperti menjaga kerahasiaan kata sandi, tidak membuka email atau lampiran yang mencurigakan, serta melaporkan kejadian yang mencurigakan kepada tim keamanan.

Dengan menerapkan langkah-langkah keamanan yang tepat dan melibatkan seluruh elemen organisasi, organisasi dapat mencegah akses yang tidak sah dan menjaga keamanan sistem informasi dengan baik.

b. Melindungi Data dan Informasi Penting

Salah satu tujuan penting dalam keamanan sistem informasi adalah melindungi data dan informasi penting dari akses yang tidak sah. Data dan informasi yang sensitif, seperti informasi keuangan, rahasia bisnis, atau data pribadi pelanggan, merupakan aset berharga bagi organisasi. Oleh karena itu, perlindungan terhadap data dan informasi penting menjadi krusial dalam menjaga keamanan sistem informasi. Berikut adalah beberapa alasan mengapa melindungi data dan informasi penting menjadi tujuan yang penting dalam keamanan sistem informasi:

1. Kerahasiaan Data: Melindungi kerahasiaan data adalah salah satu aspek penting dalam keamanan sistem informasi. Data yang bersifat rahasia, seperti informasi keuangan, strategi bisnis, atau informasi pribadi, harus dijaga agar tidak jatuh ke tangan yang salah. Dengan melindungi kerahasiaan data, organisasi dapat mencegah pencurian informasi yang dapat digunakan oleh pihak yang tidak berwenang.

2. Integritas Data: Integritas data merujuk pada keaslian dan kebenaran data. Melindungi integritas data berarti memastikan bahwa data tidak diubah atau dimanipulasi secara tidak sah. Manipulasi data dapat mengakibatkan informasi yang salah atau merusak kepercayaan pengguna terhadap sistem informasi. Dengan melindungi integritas data, organisasi dapat memastikan bahwa data yang digunakan dalam pengambilan keputusan atau operasional bisnis adalah akurat dan dapat dipercaya.

3. Ketersediaan Data: Melindungi ketersediaan data berarti memastikan bahwa data dapat diakses dan digunakan oleh pihak yang berwenang saat dibutuhkan. Serangan atau gangguan pada sistem informasi dapat menyebabkan gangguan operasional dan mengakibatkan ketidaktersediaan data yang dapat merugikan organisasi. Dengan melindungi ketersediaan data, organisasi dapat memastikan kelancaran operasional sistem dan kontinuitas bisnis.

Untuk melindungi data dan informasi penting, organisasi perlu menerapkan langkah-langkah keamanan yang efektif, seperti:

- Penggunaan Enkripsi: Menggunakan teknik enkripsi untuk mengamankan data saat penyimpanan atau pengiriman. Enkripsi mengubah data menjadi bentuk yang tidak dapat dibaca tanpa kunci enkripsi yang sesuai.

- Pengaturan Hak Akses: Mengatur hak akses pengguna dengan tepat, sehingga hanya pengguna yang berwenang yang memiliki akses ke data dan informasi penting. Prinsip least

(10)

privilege harus diterapkan, yaitu memberikan hak akses minimal yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya.

- Pemantauan dan Deteksi Serangan: Mengimplementasikan sistem pemantauan dan deteksi serangan untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan atau serangan terhadap sistem informasi.

Hal ini dapat membantu mendeteksi dan merespons serangan dengan cepat.

- Pelatihan Pengguna: Memberikan pelatihan kepada pengguna mengenai praktik keamanan yang baik, seperti menjaga kerahasiaan kata sandi, menghindari membuka lampiran email yang mencurigakan, dan melaporkan kejadian yang mencurigakan kepada tim keamanan.2

Melindungi data dan informasi penting merupakan langkah penting dalam menjaga keamanan sistem informasi. Dengan melindungi kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data, organisasi dapat menjaga kepercayaan pelanggan, meminimalkan risiko kerugian, dan menjaga operasional bisnis yang lancar.

c. Menjaga Keberlanjutan Operasional Sistem

Salah satu tujuan penting dalam keamanan sistem informasi adalah menjaga keberlanjutan operasional sistem. Keberlanjutan operasional mengacu pada kemampuan sistem informasi untuk tetap beroperasi dengan baik dan memenuhi kebutuhan bisnis, meskipun menghadapi berbagai ancaman dan gangguan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa menjaga keberlanjutan operasional sistem menjadi tujuan yang penting dalam keamanan sistem informasi:

1. Menghindari Gangguan Bisnis: Sistem informasi yang mengalami gangguan atau tidak berfungsi dengan baik dapat menghambat operasional bisnis. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan produktivitas, penundaan dalam pelayanan pelanggan, atau kerugian finansial.

Dengan menjaga keberlanjutan operasional sistem, organisasi dapat meminimalkan dampak negatif terhadap bisnis dan memastikan kelancaran proses operasional.

2. Memastikan Ketersediaan Layanan: Keberlanjutan operasional sistem juga berhubungan dengan ketersediaan layanan yang disediakan oleh sistem informasi. Jika sistem informasi mengalami gangguan atau tidak dapat diakses, layanan yang diberikan kepada pelanggan atau pengguna dapat terganggu. Dengan menjaga keberlanjutan operasional sistem, organisasi dapat memastikan ketersediaan layanan yang konsisten dan memenuhi kebutuhan pengguna.

3. Menghadapi Ancaman dan Bencana: Sistem informasi rentan terhadap berbagai ancaman dan bencana, seperti serangan siber, bencana alam, atau kegagalan perangkat keras. Dalam menghadapi ancaman dan bencana tersebut, menjaga keberlanjutan operasional sistem menjadi penting. Dengan memiliki rencana pemulihan bencana yang baik, backup data yang teratur, dan penggunaan teknologi redundansi, organisasi dapat meminimalkan dampak negatif terhadap sistem informasi dan memastikan kelancaran operasional dalam situasi yang sulit.

Untuk menjaga keberlanjutan operasional sistem, organisasi perlu menerapkan langkah- langkah keamanan yang tepat, seperti:

2 Rahardjo, B. (2005). Keamanan sistem informasi berbasis internet. Bandung: PT. Insan Indonesia. Hal 20-25

(11)

- Backup dan Pemulihan Data: Melakukan backup data secara teratur dan memiliki rencana pemulihan data yang efektif. Backup data harus disimpan di lokasi yang aman dan dapat diakses saat diperlukan.

- Redundansi dan Failover: Menggunakan teknologi redundansi dan failover untuk memastikan ketersediaan sistem. Misalnya, menggunakan server cadangan atau sistem replikasi untuk menghindari kegagalan server utama.

- Monitoring dan Respons Cepat: Melakukan pemantauan sistem secara terus-menerus untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan atau serangan. Respons cepat terhadap ancaman dapat membantu meminimalkan dampak negatif dan memulihkan sistem dengan cepat.

- Pelatihan dan Kesadaran Pengguna: Memberikan pelatihan kepada pengguna mengenai praktik keamanan yang baik dan pentingnya menjaga keberlanjutan operasional sistem.

Pengguna perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya melaporkan kejadian yang mencurigakan dan mengikuti kebijakan keamanan yang telah ditetapkan.

Dengan menjaga keberlanjutan operasional sistem, organisasi dapat meminimalkan kerugian bisnis, memastikan ketersediaan layanan yang konsisten, dan siap menghadapi ancaman dan bencana yang mungkin terjadi.3

2.3 Kebijakan Sistem Keamanan Informasi

a. Pengertian Kebijakan Sistem Keamanan Informasi

Kebijakan Sistem Keamanan Informasi adalah seperangkat aturan, prosedur, dan pedoman yang ditetapkan oleh organisasi untuk mengatur penggunaan, perlindungan, dan pengelolaan sistem informasi. Kebijakan ini mencakup aspek teknis, organisasi, dan manusia yang terkait dengan keamanan sistem informasi. Tujuan dari kebijakan sistem keamanan informasi adalah untuk menjaga kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data serta melindungi sistem informasi dari ancaman dan risiko yang ada.

Kebijakan sistem keamanan informasi berfungsi sebagai panduan bagi pengguna, administrator, dan personel terkait dalam menjalankan tugas mereka dengan memperhatikan aspek keamanan. Kebijakan ini memberikan kerangka kerja yang jelas tentang praktik keamanan yang harus diikuti oleh seluruh pihak yang terlibat dalam penggunaan sistem informasi.

Dalam kebijakan sistem keamanan informasi, terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan, antara lain:4

3 Chazar, C. (2015). Standar manajemen keamanan sistem informasi berbasis ISO/IEC 27001: 2005. Jurnal informasi, 7(2). Hal 33-41

4 Whitman, M. E., & Mattord, H. J. (2016). Principles of Information Security. Cengage Learning.hal 34-37

(12)

1. Kebijakan Akses dan Otorisasi: Menetapkan aturan dan prosedur terkait hak akses pengguna ke sistem informasi. Hal ini termasuk pengaturan tingkat akses, pemberian izin, dan pengaturan mekanisme autentikasi untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses sistem.

2. Kebijakan Sandi: Menetapkan persyaratan dan kebijakan terkait penggunaan kata sandi yang kuat dan aman. Kebijakan sandi dapat mencakup panjang minimum, kompleksitas karakter, dan kebijakan penggantian kata sandi secara berkala.

3. Kebijakan Penggunaan Perangkat: Menetapkan aturan dan kebijakan terkait penggunaan perangkat seperti komputer, laptop, atau perangkat mobile yang terhubung ke sistem informasi. Hal ini termasuk pengaturan penggunaan perangkat pribadi, kebijakan penggunaan perangkat lunak yang sah, dan tindakan keamanan terkait perangkat.

4. Kebijakan Pemantauan dan Audit: Menetapkan prosedur pemantauan dan audit yang digunakan untuk mendeteksi dan melacak aktivitas yang mencurigakan atau melanggar kebijakan keamanan. Kebijakan ini dapat mencakup penggunaan log aktivitas, pemantauan jaringan, dan analisis keamanan untuk mengidentifikasi ancaman potensial.

5. Kebijakan Kejadian Darurat: Menetapkan tindakan yang harus diambil dalam situasi darurat atau insiden keamanan. Kebijakan ini mencakup prosedur respons, pemulihan bencana, dan komunikasi yang efektif dalam menghadapi situasi yang mengancam keamanan sistem informasi.

Penerapan kebijakan sistem keamanan informasi memerlukan komitmen dari seluruh pihak terkait dan pemantauan yang terus-menerus untuk memastikan kepatuhan terhadap kebijakan tersebut. Dengan adanya kebijakan yang jelas dan diterapkan dengan baik, organisasi dapat meningkatkan keamanan sistem informasi dan melindungi data serta aset informasi yang dimiliki.

b. Komponen Kebijakan Sistem Keamanan Informasi

Kebijakan Sistem Keamanan Informasi terdiri dari beberapa komponen yang berperan penting dalam mengatur penggunaan, perlindungan, dan pengelolaan sistem informasi.

Komponen-komponen tersebut mencakup aspek teknis, organisasi, dan manusia yang terkait dengan keamanan sistem informasi. Berikut adalah beberapa komponen yang umumnya terdapat dalam kebijakan sistem keamanan informasi:

1. Kebijakan Akses dan Otorisasi:

Komponen ini menetapkan aturan dan prosedur terkait hak akses pengguna ke sistem informasi. Hal ini mencakup pengaturan tingkat akses, pemberian izin, dan pengaturan mekanisme autentikasi untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses sistem. Kebijakan ini juga dapat mencakup prosedur untuk memberikan atau mencabut hak akses pengguna.

2. Kebijakan Sandi:

Komponen ini menetapkan persyaratan dan kebijakan terkait penggunaan kata sandi yang kuat dan aman. Kebijakan sandi dapat mencakup panjang minimum, kompleksitas

(13)

karakter, kebijakan penggantian kata sandi secara berkala, dan larangan penggunaan kata sandi yang mudah ditebak. Tujuan dari kebijakan sandi adalah untuk melindungi akun pengguna dari serangan yang dapat dilakukan dengan menebak kata sandi.

3. Kebijakan Penggunaan Perangkat:

Komponen ini menetapkan aturan dan kebijakan terkait penggunaan perangkat seperti komputer, laptop, atau perangkat mobile yang terhubung ke sistem informasi. Kebijakan ini mencakup penggunaan perangkat pribadi, kebijakan penggunaan perangkat lunak yang sah, kebijakan penggunaan perangkat penyimpanan eksternal, dan tindakan keamanan terkait perangkat. Tujuan dari kebijakan penggunaan perangkat adalah untuk melindungi sistem informasi dari ancaman yang dapat berasal dari perangkat yang digunakan.

4. Kebijakan Pemantauan dan Audit:

Komponen ini menetapkan prosedur pemantauan dan audit yang digunakan untuk mendeteksi dan melacak aktivitas yang mencurigakan atau melanggar kebijakan keamanan.

Kebijakan ini mencakup penggunaan log aktivitas, pemantauan jaringan, analisis keamanan, dan prosedur untuk melaporkan kejadian yang mencurigakan. Tujuan dari kebijakan pemantauan dan audit adalah untuk mendeteksi dan mencegah serangan serta memastikan kepatuhan terhadap kebijakan keamanan.

5. Kebijakan Kejadian Darurat:

Komponen ini menetapkan tindakan yang harus diambil dalam situasi darurat atau insiden keamanan. Kebijakan ini mencakup prosedur respons, pemulihan bencana, komunikasi yang efektif, dan koordinasi dengan tim keamanan atau pihak berwenang. Tujuan dari kebijakan kejadian darurat adalah untuk mengurangi dampak negatif dari insiden keamanan dan memulihkan sistem dengan cepat.

Setiap komponen kebijakan sistem keamanan informasi memiliki peran penting dalam menjaga keamanan sistem informasi secara keseluruhan. Dengan adanya kebijakan yang jelas dan diterapkan dengan baik, organisasi dapat meningkatkan keamanan sistem informasi dan melindungi data serta aset informasi yang dimiliki.

c. Implementasi Kebijakan Sistem Keamanan Informasi

Implementasi kebijakan sistem keamanan informasi melibatkan langkah-langkah konkret untuk menerapkan kebijakan tersebut dalam organisasi. Implementasi yang efektif memerlukan komitmen dari seluruh pihak terkait dan pemantauan yang terus-menerus untuk memastikan kepatuhan terhadap kebijakan keamanan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam implementasi kebijakan sistem keamanan informasi:

1. Penetapan Kebijakan: Langkah pertama dalam implementasi kebijakan adalah menetapkan kebijakan sistem keamanan informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan organisasi.

Kebijakan ini harus mencakup aspek-aspek penting seperti akses dan otorisasi, sandi, penggunaan perangkat, pemantauan dan audit, serta kejadian darurat.

2. Komunikasi dan Sosialisasi: Setelah kebijakan ditetapkan, penting untuk mengkomunikasikan kebijakan tersebut kepada seluruh anggota organisasi. Hal ini dapat

(14)

dilakukan melalui pertemuan, pelatihan, atau pengumuman internal. Sosialisasi kebijakan membantu memastikan pemahaman yang jelas tentang kebijakan dan pentingnya keamanan sistem informasi.

3. Pelatihan dan Kesadaran: Memberikan pelatihan kepada pengguna dan personel terkait mengenai kebijakan keamanan, praktik keamanan yang baik, dan langkah-langkah yang harus diikuti. Pelatihan ini dapat mencakup penggunaan sandi yang kuat, pengenalan terhadap ancaman keamanan, dan tindakan yang harus diambil dalam situasi darurat. Selain itu, meningkatkan kesadaran akan keamanan informasi melalui kampanye kesadaran juga sangat penting.

4. Penerapan Teknis: Implementasi kebijakan keamanan informasi juga melibatkan penerapan langkah-langkah teknis yang sesuai. Ini termasuk pengaturan hak akses, penggunaan mekanisme autentikasi yang kuat, penggunaan teknologi keamanan seperti firewall dan sistem deteksi intrusi, serta implementasi kebijakan sandi yang kuat. Penerapan teknis harus dilakukan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

5. Pemantauan dan Evaluasi: Setelah implementasi kebijakan, penting untuk melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala untuk memastikan kepatuhan terhadap kebijakan dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Pemantauan dapat melibatkan penggunaan log aktivitas, pemantauan jaringan, atau penggunaan alat keamanan lainnya untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan atau pelanggaran kebijakan.

6. Pembaruan dan Perbaikan: Kebijakan keamanan informasi harus selalu diperbarui dan diperbaiki sesuai dengan perkembangan teknologi dan ancaman keamanan yang baru.

Organisasi perlu mengikuti tren keamanan terbaru dan melakukan perbaikan jika ditemukan kelemahan dalam kebijakan yang ada.5

Implementasi kebijakan sistem keamanan informasi memerlukan kesadaran, komitmen, dan kerjasama dari seluruh anggota organisasi. Dengan implementasi yang baik, organisasi dapat meningkatkan keamanan sistem informasi dan melindungi data serta aset informasi yang dimiliki.

5 Nasution, M. I. P. (2008). Urgensi Keamanan Pada Sistem Informasi. Jurnal Iqra, 2(2), 41- 54. Hal 45- 47

(15)

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Keamanan sistem informasi merupakan hal yang sangat penting dalam era digital yang semakin maju. Dalam melindungi sistem informasi, terdapat beberapa tujuan yang perlu diperhatikan, antara lain mencegah akses yang tidak sah, melindungi data dan informasi penting, serta menjaga keberlanjutan operasional sistem. Untuk mencapai tujuan tersebut, organisasi perlu menerapkan kebijakan sistem keamanan informasi yang efektif. Kebijakan sistem keamanan informasi melibatkan beberapa komponen, seperti kebijakan akses dan otorisasi, kebijakan sandi, kebijakan penggunaan perangkat, kebijakan pemantauan dan audit, serta kebijakan kejadian darurat. Implementasi kebijakan tersebut memerlukan komunikasi, pelatihan, penerapan teknis, pemantauan, dan evaluasi secara berkala.

Dengan menjaga keamanan sistem informasi, organisasi dapat melindungi data dan informasi penting, mencegah kerugian finansial, menjaga kepercayaan pelanggan, dan menjaga kelancaran operasional sistem. Keamanan sistem informasi juga membantu organisasi dalam menghadapi ancaman dan bencana yang mungkin terjadi. Dalam menghadapi tantangan keamanan yang semakin kompleks, penting bagi organisasi untuk terus memperbarui dan meningkatkan kebijakan sistem keamanan informasi sesuai dengan perkembangan teknologi dan ancaman yang ada. Dengan melakukan langkah-langkah yang tepat, organisasi dapat menciptakan lingkungan yang aman dan terlindungi bagi sistem informasi.

Dalam kesimpulan, keamanan sistem informasi memainkan peran yang krusial dalam melindungi data dan informasi penting, menjaga kelancaran operasional sistem, dan menjaga kepercayaan pelanggan. Dengan menerapkan kebijakan sistem keamanan informasi yang efektif, organisasi dapat meminimalkan risiko dan melindungi aset informasi yang dimiliki.

Saran

Dalam menghadapi tantangan keamanan sistem informasi yang semakin kompleks, penting bagi organisasi untuk menjaga keamanan data dan informasi penting, melindungi sistem dari akses yang tidak sah, serta menjaga kelancaran operasional sistem. Dengan menerapkan kebijakan sistem keamanan informasi yang tepat, melibatkan seluruh anggota organisasi, dan melakukan pemantauan serta evaluasi secara berkala, organisasi dapat menciptakan lingkungan yang aman, terlindungi, dan dapat dipercaya bagi sistem informasi mereka.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Whitman, M. E., & Mattord, H. J. (2016). Principles of Information Security. Cengage Learning.

Rahardjo, B. (2005). Keamanan sistem informasi berbasis internet. Bandung: PT. Insan Indonesia.

Chazar, C. (2015). Standar manajemen keamanan sistem informasi berbasis ISO/IEC 27001:

2005. Jurnal informasi, 7(2).

Paryati, P. (2015, June). Keamanan Sistem Informasi. In Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF) (Vol. 1, No. 4).

Nasution, M. I. P. (2008). Urgensi Keamanan Pada Sistem Informasi. Jurnal Iqra, 2(2), 41- 54.

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, dalam menyampaikan informasi, wartawan muslim hendaknya melandasinya dengan itikad yang tinggi untuk senantiasa melakukan pengecekan kepada pihak-pihik

AJBS menyangkut antara lain: masalah sumber daya manusia, keamanan fisik dan lingkungan, operasional sistem informasi, kontrol akses, dan kejadian-kejadian yang

Audit Sistem Informasi merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah dapat melindungi aset milik organisasi,

Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Jurusan Dakwah dan Komunikasi didirikan berdasarkan surat keputusan.. izin operasional pada tanggal 4 September 2008. Lulusan Program

Rumusan masalah dalam penelitian ini diantaranya bagaimana bentuk kesalahan penulisan huruf kapital pada karya ilmiah makalah mahasiswa khususnya Prodi KPI IAIN Takengon?, bagaimana

Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) adalah bidang yang penting dalam manajemen perusahaan yang bertujuan untuk melindungi dan memastikan kesejahteraan karyawan serta menjaga kelestarian lingkungan tempat kerja. Konsep K3L mencakup serangkaian praktik dan kebijakan yang dirancang untuk mencegah kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, serta kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas perusahaan. Keamanan: Fokus pada upaya perlindungan terhadap karyawan dari potensi bahaya fisik dan kejahatan di tempat kerja. Ini meliputi penerapan sistem keamanan, pelatihan untuk tindakan darurat, penggunaan peralatan pelindung diri, dan penegakan aturan keselamatan di tempat kerja. Kesehatan: Berkaitan dengan upaya menjaga kesehatan fisik dan mental karyawan. Ini meliputi pencegahan penyakit akibat kerja, akses terhadap layanan kesehatan, program kesehatan dan kesejahteraan, serta promosi gaya hidup sehat. Keselamatan Kerja: Berfokus pada identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko di tempat kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan cedera. Ini termasuk pembangunan budaya keselamatan, pelatihan keselamatan, audit keselamatan, dan penerapan prosedur kerja yang aman. Lingkungan: Melibatkan upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan tempat kerja dan mencegah polusi serta kerusakan lingkungan. Ini termasuk pengelolaan limbah, konservasi sumber daya alam, penggunaan energi yang efisien, dan kepatuhan terhadap peraturan lingkungan. Dengan menerapkan praktik K3L yang baik, perusahaan dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya akibat cedera dan penyakit, serta membangun citra perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Selain itu, pemenuhan kriteria K3L juga seringkali menjadi persyaratan hukum dan regulasi yang harus dipatuhi oleh perusahaan untuk menjaga keberlanjutan operasional