• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Ijtihad

N/A
N/A
Muhammad Farpi

Academic year: 2024

Membagikan "Makalah Ijtihad"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH IJTIHAD

DISUSUN OLEH:

M FARFI ARTILA (230705189) A BARID DINDA KHAIR NST (230705---)

FASYA HABIBURRAHMAN (230705124)

PRODI TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH

TAHUN AJARAN 2024/2025

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya kepada kita. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan teladan sempurna dalam segala aspek kehidupan.

Dalam setiap zaman, umat manusia dihadapkan pada tantangan-tantangan baru yang menuntut pemahaman dan adaptasi. Salah satu aspek penting dalam menjawab tantangan tersebut adalah ijtihad, proses penalaran dan interpretasi dalam hukum Islam. Ijtihad menjadi pondasi utama dalam pemahaman agama yang dinamis dan relevan dengan zaman.

Dalam makalah ini, penulis berusaha untuk menggali lebih dalam tentang konsep ijtihad, termasuk sejarah, metodologi, dan relevansinya dalam konteks kontemporer. Diskusi mengenai ijtihad tidak hanya membuka pintu pemahaman terhadap hukum Islam, tetapi juga memperlihatkan fleksibilitas dan kekayaan intelektual dalam tradisi Islam.

Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan rekan-rekan sejawat yang telah memberikan masukan dan dorongan selama proses penulisan.

Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat dalam memperdalam pemahaman tentang ijtihad dan relevansinya dalam konteks masa kini. Segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa mendatang.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...1

DAFTAR ISI...2

BAB I...3

PENDAHULUAN...3

A. LATAR BELAKANG...3

B. RUMUSAN MASALAH...3

C. TUJUAN...3

BAB II...4

PEMBAHASAN...4

A. PENGERTIAN IJTIHAD...4

B. MACAM – MACAM IJTIHAD...4

C. FUNGSI IJTIHAD...5

BAB III...6

PENUTUP...6

A. KESIMPULAN...6

B. SARAN...6

DAFTAR PUSTAKA...7

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG1

Ijtihad, sebagai salah satu konsep penting dalam hukum Islam, telah menjadi subjek yang mendalam bagi para ulama dan peneliti dalam mengeksplorasi relevansinya dalam konteks zaman modern. Dalam tradisi Islam, ijtihad merujuk pada upaya penalaran dan interpretasi hukum agama yang dilakukan oleh cendekiawan agama (mujtahid) untuk memecahkan masalah-masalah baru yang tidak secara langsung diatur dalam sumber-sumber hukum primer seperti Al-Qur'an dan Sunnah.

Sejarah panjang ijtihad mencakup berbagai periode, dari masa awal Islam hingga masa kini. Selama periode keemasan Islam, ijtihad berkembang pesat, didorong oleh semangat intelektual dan keinginan untuk menjawab tantangan-tantangan baru dalam kehidupan sosial dan politik umat Islam. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, praktik ijtihad mengalami penurunan, terutama sejak periode abad ke-12 Masehi, yang disebabkan oleh berbagai faktor termasuk konservatisme intelektual dan dominasi mazhab-mazhab hukum yang sudah mapan.

Dalam konteks masa kini, ijtihad kembali menjadi topik yang hangat dibicarakan.

Dengan kompleksitas tantangan-tantangan global yang dihadapi oleh umat Islam, mulai dari perkembangan teknologi hingga masalah-masalah sosial yang kompleks, ijtihad dianggap sebagai alat yang penting untuk menemukan solusi-solusi yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama Islam namun juga relevan dengan tuntutan zaman.

B. RUMUSAN MASALAH 1. Pengertian Ijtihad ? 2. Macam – macam ijtihad ?

C. TUJUAN

1. Mengetahui apa itu ijtihad.

2. Mengetahui macam – macam ijtihad.

1 Brown, Jonathan A.C. "The Canonization of Al-Bukhari and Muslim: The Formation and Function of the Sunni Hadith Canon." *Leiden, Brill, 2007.

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN IJTIHAD2

Ijtihad adalah sebuah konsep yang memegang peranan sentral dalam hukum Islam, merujuk pada upaya aktif para cendekiawan agama (mujtahid) untuk menggunakan akal dan pengetahuan mereka dalam melakukan penalaran serta interpretasi terhadap prinsip- prinsip agama Islam guna memecahkan masalah-masalah baru yang muncul dalam kehidupan umat Muslim. Proses ijtihad ini dijalankan dengan mempertimbangkan berbagai konteks sosial, budaya, dan politik yang berkembang, serta berdasarkan pada sumber-sumber hukum Islam, termasuk Al-Qur'an, Sunnah (tradisi Nabi Muhammad), hadis, ijma' (kesepakatan umat Islam), qiyas (analogi), dan maslahah mursalah (kepentingan umum yang tidak terbatas). Ijtihad bukanlah sekadar sebuah metode interpretasi hukum, tetapi juga mencerminkan semangat dinamisitas dan adaptasi dalam tradisi hukum Islam, yang memungkinkan agama tersebut untuk tetap relevan dan dapat diaplikasikan dalam konteks zaman yang terus berubah.

B. MACAM – MACAM IJTIHAD3

1. Ijma’

Ijma’ merupakan kesepakatan untuk menetapkan hukum sebuah masalah sesuai dengan ketentuan agama Islam. Kemudian, kesepakatan tersebut menghasilkan Fatwa yang artinya keputusan yang sudah diambil bersama dan harus diikuti oleh semua umat.

2. Qiyas

Qiyas sederhananya adalah sebuah pengibaratan atau analogi terhadap hukum sesuatu dengan melihat persamaan prinsip. Misalnya, ketika sebuah perkara yang terjadi di masa kini pernah terjadi di masa sebelumnya dan memiliki kesamaan sebab, akibat, bahaya, dan aspek lainnya. Hasil keputusan Qiyas disamakan dengan hasil ketetapan perkara sebelumnya.

3. Maslahah Mursalah

2 Kamali, Mohammad Hashim. "Principles of Islamic Jurisprudence." *Islamic Texts Society, 2003

3 Medcom.id, “Ijtihad” (https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/GbmBZRxk-ijtihad-pengertian- tujuan-jenis-dan-fungsi) diakses pada tanggal 25 Maret 2024.

(6)

Maslahah Mursalah adalah cara menetapkan hukum Islam berdasarkan pada pertimbangan manfaat dan kegunaannya. Misalnya adalah penerapan hukum penjara dan adopsi sistem keuangan Romawi yang dilakukan oleh Khalifar Umar bin Khattab.

4. Sududz Dzariah

Sududz Dzariah adalah sebuah keputusan hukum atas hal mubah, makruh, atau haram demi kepentingan umat Islam. Salah satu contohnya adalah menanam pohon anggur. Dalam Islam, diperbolehkan untuk menanam pohon anggur namun haram hukumnya jika anggur tersebut diproduksi menjadi minuman keras.

5. Istishab

Istishab adalah suatu penetapan hukum atau aturan hingga ada alasan tepat untuk mengubah ketetapan tersebut. Misalnya ketika seseorang melakukan wudhu untuk solat Subuh, maka wudhu tersebut masih diperhitungkan pada saat ia melakukan solat Dhuha.

6. Urf

Urf adalah penetapan bolehnya suatu adat istiadat dan kebebasan suatu masyarakat selama tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Hadist. Misalnya berdasarkan Al Urf al-Khash, yaitu urf yang berlaku pada suatu tempat, contohnya adalah kegiatan halal bihalal yang hanya berlaku di Indonesia.

7. Istihsan

Istihsan adalah suatu tindakan meninggalkan satu hukum kepada hukum lainnya, karena adanya dalil syara’ yang mewajibkannya. Contohnya adalah dalam dunia kesehatan, yakni ketika dokter memeriksa pasien lawan jenis dan mengharuskan ia melihat auratnya. Menurut Istihsan, dokter diperbolehkan melihat aurat lawan jenis demi kepentingan kesehatan pasien.

C. FUNGSI IJTIHAD4

Fungsi utama dalam Ijtihad adalah untuk mendapatkan solusi hukum atas sebuah masalah. Saat pertama kali Al-Quran diturunkan hingga saat ini, sudah banyak perubahan manusia yang terjadi.

4 Medcom.id, “Ijtihad” (https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/GbmBZRxk-ijtihad-pengertian- tujuan-jenis-dan-fungsi) diakses pada tanggal 25 Maret 2024.

(7)
(8)

Berbeda dengan zaman itu, saat ini manusia sudah hidup di zaman modern, di mana permasalahan menjadi lebih banyak dan kompleks. Permasalahan baru yang muncul ini membutuhkan solusi baru yang berdasarkan ajaran Islam.

Ketika terjadi sebuah permasalahan dalam umat Islam, hal pertama yang dilakukan adalah mengkaji perkara tersebut apakah sudah ada ketentuannya dalam Al-Quran atau Hadist. Jika sudah ada, maka permasalahan tersebut harus diselesaikan sesuai dengan Al- Quran dan Hadist. Namun jika belum ada ketentuan yang jelas, maka permasalahan tersebut memerlukan ketetapan Ijtihad.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ijtihad merupakan instrumen penting dalam tradisi hukum Islam yang memungkinkan adaptasi dan relevansi hukum Islam dalam menghadapi perubahan zaman dan kondisi sosial. Dengan berbagai jenisnya, ijtihad memberikan fleksibilitas dalam menemukan solusi atas masalah-masalah baru yang muncul dalam masyarakat Muslim. Dengan demikian, ijtihad bukan hanya sekadar proses interpretasi, tetapi juga merupakan cerminan dari dinamisitas dan adaptabilitas dalam tradisi hukum Islam.

B. SARAN

Pada akhir penulisan ini, penulis memberikan saran kepada seluruh umat muslim yang ada di indonesia, khususnya bagi pengikut Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama‟.

Sebagai berikut :

1. Tetaplah menjalankan perintah Allah dan Rasul serta ulama-ulama masyhur terdahulu, tanpa menyalahkan satu sama lain, karena ilmu itu sangat luas.

2. Harus terbuka satu sama lain, karena kita tidak boleh terlalu fanatik dengan mazhab ataupun organisasi, akan tetapi fanatiklah terhadap islam agama kita.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Brown, Jonathan A.C. "The Canonization of Al-Bukhari and Muslim: The Formation and Function of the Sunni Hadith Canon." *Leiden, Brill, 2007.

Kamali, Mohammad Hashim. "Principles of Islamic Jurisprudence." *Islamic Texts Society, 2003

Medcom.id, “Ijtihad” (https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/GbmBZRxk- ijtihad-pengertian-tujuan-jenis-dan-fungsi) diakses pada tanggal 25 Maret 2024.

Referensi

Dokumen terkait