MAKALAH
ISI KARYA – KARYA SEJARAH DAN METODE PENULISAN SEJARAH PADA MASA AWAL ISLAM
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Historiografi
Dosen Pengampu : Herawati, S.Ag., M.Pd.
Disusun Oleh :
Mohammad Ikhya (21101020081) Annisa Rizqi Febriana (21101020084)
Irnada Zaintul Falah (21101020086)
PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2023
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kaum Muslimin telah mencapai kemajuan dalam penulisan sejarahnya. Mereka menempatkan sejarah sebagai sebuah ilmu yang mempunyai banyak manfaat, dan para sejarawan telah menuliskan banyak buku. Pertama, karya sejarah yang paling banyak dikarang yaitu bertujuan untuk mengambil manfaat dan teladan, karena mereka mendapatkan hal yang sama dalam Al-Qur'an tentang kisah-kisah umat yang telah lalu. Oleh karena itu, karya-karya sejarah pertama berisi berita penciptaan bumi, turunnya Nabi Adam dan kisah para nabi, dan riwayat hidup Nabi Muhammad. Historiografi Islam lebih mudah dipelajari dan dipahami dalam kerangka umum peradaban Islam.
Historiografi Islam merupakan penulisan sejarah yang berkaitan dengan Islam yang ditulis baik oleh orang-orang Islam maupun yang bukan Islam beragama. Pada masa pra-Islam, historiografi Islam dimulai melalui budaya penuturan secara lisan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada bangsa Arab, yakni melalui tradisi al-ayyam dan al-anshob.
Namun pada masa awal Islam, mulai muncul tradisi penulisan yang ditandai dengan munculnya al-maghazi dan sirah . Pada masa awal Islam, isi karya-karya sejarah hanya berorientasi pada al-maghazi dan sirah .
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam isi karya sejarah?
2. Bagaimana penulisan sejarah pada masa awal Islam?
3. Bagaimana membedakan cara penulisan sejarah Riwayah dan Dirayah?
BAB II Isi Karya Sejarah
A. Macam-Macam Isi Karya Sejarah
Historiografi Islam mulai dikenal melalui budaya penuturan secara lisan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada bangsa Arab yaitu melalui tradisi al- ayam dan al anshob. Akan tetapi pada masa pra Islam suda ada beberapa tanda akan munculnya historiografi islam karena munculnya al-maghazi dan sirah yang dijadikan sebagai orientasi utama pada masa pra Islam. Lambat laun seiring dengan perkembangan zaman, historiografi Islam mulai mengalami perkembangan, salah satu buktinya yaitu semakin banyak isi karya-karya sejarah Islam yang mulai beragam isinya. Isi dari karya tersebut diantaranya nasab, biografi, geografi, kosmologi, astrologi, filsafat serta ilmu sosial dan politik.
Kemajuan historiografi Islam mulai kelihatan perkembangannya dibuktikan dengan semakin beragamnya karya sejarah Islam. Pada masa pra Islam historiografi Islam belum diwujudkan dalam bentuk penulisan akan tetapi masih secara penuturan. Seiring perkembangan zaman maka muncul budaya penulisan dan semakin beraneka ragam isi karya-karya sejarah.
1. Nasab
Nasab secara terminologi berasal dari kata al-qorobah (kerabat).
Secara terminologis nasab merupakan keturunan ikatan keluarga sebagai hubungan darah. Kelompok profesional yang pertama muncul yaitu pada masa Bani Umayyah. Tiap-tiap pelopor selalu menyatakan bahwa dirinya ahli dalam bidang nasab untuk setiap keluarga tertentu. Pada abad ke 2 H, para ahli nasab muncul bukan saja untuk keluarga dan kabilah tertentu tetapi untuk beberapa kabilah serta keluarga. Tujuan historiografi Islam memfokuskan studi terhadap nasab yaitu untuk menyajikan apa-apa yang pernah dilakukan oleh para sejarawan pada masa pra Islam yang penuh dengan gaya yang menyenangkan serta meninggalkan kesan yang cukup
mendalam.1 Nasab mengalami kemajuan di historiografi Islam dikarenakan beberapa faktor, diantaranya yaitu perhatian yang diberikan oleh Khalifah, seperti Umar bin Khattab yang sudah membentuk lembaga Diwan. Kemudian sebelum runtuhnya Bani Umayyah, gerakan syu'ubiyah turut menjadi salah satu faktor penting dalam berkembangnya nasab di historiografi Islami.
2. Biografi
Biografi merupakan kisah atau keterangan yang menceritakan tentang kehidupan seseorang. Dalam biografi dijelaskan secara lengkap tentang kehidupan, proses, perjuangan serta perjalanan seorang tokoh sejak lahir sampai tutup usia. Biografi adalah salah satu bentuk penulisan sejarah pra Islam pertama, hal ini dikarenakan biografi telah menjadikan Rasulullah para sahabat dan para perawi hadis sebagai subyek utamanya.
Salah satu contoh yang menunjukkan pentingnya biografi yaitu biografi sangat penting bagi seorang perawi hadits. Karena seorang perawi hadits itu perlu diketahui riwayat hidupnya atau latarbelakangnya baik dari segi hafalan, kejujuran serta ketakwaannya yang dijadikan sebagai tolak ukur penting dalam merawikan hadist.2 Di samping itu terdapat beberapa alasan yang menyebabkan biografi menjadi semakin berkembang, diantaranya :
Biografi Nabi Muhammad SAW dijadikan sebagai sumber utama bagi pembangunan masyarakat Islam.
Meriwayatkan kehidupan nabi Muhammad SAW secara rinci tergantung kepada para perawi secara individual, serta apakah riwayatnya dapat diterima atau ditolak tergantung kepada perawi itu sendiri.
Perjuangan dalam menegakkan Islam sebagian besar ditunjukkan oleh beberapa keunggulan pribadi pemimpinnya yang telah berjasa dalam perjuangannya.3
1 Muin Umar, Historiografi Islam, hlm.55.
2 Badri Yatim, Historiografi Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm.196.
3 Muin Umar, Historiografi Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 1988), hlm.61.
Penulisan Al-sirah atau perjalanan hidup serta biografi yang ditulis serta ditujukan kepada nabi Muhammad di dalamnya memuat beberapa ilmu keislaman diantaranya yaitu tarikh, hadist serta fiqih. Seiring berjalannya waktu perkembangan sudah mulai mengalami kemajuan, hal ini dapat dilihat ketika sudah mulai muncul biografi dari sejumlah tokoh penting seperti ahli ilmu fikih, para Qadhi, ahli syair, dokter dan masih banyak lagi yang terkumpul dalam sebuah tobaqoh. Ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam penulisan biografi diantaranya adalah:
tanggal kelahiran, tanggal kematian, garis keturunan, tindakan-tindakan politiknya, dalam kasus ulama biasanya di paparkan riwayat pendidikan, guru, hadits dll.
3. Geografi
Geografi menjadi salah satu ilmu yang paling banyak dikembangkan oleh kaum muslim. Pada bidang geografi ini banyak para muslim yang meninggalkan beberapa karya tulis dalam bentuk bahasa Arab juga dalam bahasa Persia serta Turki. Geografi dalam Islam erat kaitannya dengan astronomi. Pada abad ke-3 H, Al kindi seorang filsuf yang masyhur juga menulis tentang bagian Keterangan tentang Bagian Bumi yang berpenghuni. Di samping itu terdapat ahli sejarah serta ahli geografi al ya'qubi telah menguraikan bagaimana mereka mengumpulkan bahan-bahan untuk karya geografinya. Hal yang dilakukan untuk memperoleh informasi, ia melakukan perjalanan jauh serta menanyakan kepada setiap orang yang ditemuinya untuk mendapatkan sebuah informasi yang kemudian ditulis apa saja yang diceritakan kepadanya, serta mencatat sejarah penaklukan muslim serta sejarah ekonomi, administrasi, serta situasi yang sedang berlaku di setiap daerah.
Beberapa penjelasan tentang geografi lainnya dapat diperoleh dalam karya-karya permulaan al-Baladzuri,4 yang berjudul Futuh Al Buldan. Karya ini berisi tentang perang antara nabi dan Yahudi, serta
4 Al-Baladzuri, namanya adalah Yahya bin Jabir Al-Baghdadi. Ia hidup pada abad ke-3 H/9 M. Ia berasal dari ketirunan Persia. Al-Baladzuri lahir di Baghdad, dan kemudian menimba ilmu pengetahuan di Irak, Damaskus, dan Humash. Al- Baladzuri wafat pada tahun 279 H/892 M.
beberapa perang melawan penduduk Makkah dan Thaif, serta dilanjutkan dengan peristiwa gerakan pemurtadan pada zaman Abu Bakar.5 Pada abad ke-3 H/9 M dan abad ke-4 H/10 M merupakan kebangkitan pelayaran pelaut muslim di Lautan Hindia serta penemuan Timur jauh. Keterangan pertama mengenai Cina awalnya berasal dari periode ini, pada saat itu Sulaiman seorang saudagar menulis tentang pelayarannya ke negeri itu.
Perjalanan ini menghasilkan legenda Sinbad Pelaut dalam kisah Seribu Satu Malam ataupun cerita-cerita serupa lainnya tentang petualangan di lautan yang tidak terlalu dikenal dikalangan masyarakat. Beberapa tokoh Islam yang sekaligus menjadi ahli sejarah serta ahli geografi yang lahir di Baghdad diantaranya ada Al-Mas'udi dan Abu al-Hasan Ali bin al-Husayn Ibn Ali al-Mas'udi yang dikenal dengan sebutan Pilinius dan sastra Arab karena pengetahuan geografinya. Selain itu dalam bukunya yang berjudul az-Zahab wa Ma'din al-Jawahir, dijelaskan tentang bagaimana terjadinya gempa bumi.
4. Kosmologi
Secara etimologi, kosmologi berasal dari bahasa Yunani, kosmos yaitu alam semesta atau dunia dan logos yang berarti ilmu atau bisa disebut dengan ilmu yang mempelajari tentang dunia alam semesta. Dalam Islam, karya yang berkenaan dengan sejarah kealaman atau penciptaan terbagi kedalam beberapa kategori. Kategori yang penting dalam kategori ini adalah kosmografis yang ada pada karya Abu Yahya al-Qazwini yang membahas tentang keajaiban Penciptaan yang didalamnya banyak membahas kosmografis dalam bahasa mitologis, akan tetapi disamping itu juga memberikan uraian berupa pengamatan langsung atas fenomena serta peristiwa dengan tekanan pada keajaiban penciptaan.
Selain itu terdapat teks tentang sejarah kealaman, yang pada pokoknya mengupas subjek tunggal-seperti Agrikultur Nabatea oleh Ibn Wahsyiyah, buku Agrikultur oleh Ibn Al Awwam, buku tentang Hewan
5 Yusri Abdul Ghani Abdullah, Historiografi Islam Dari Klasik Hingga Modern (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hlm.50.
(kita Al Hayawan) oleh Al Jahiz. Hampir seluruh buku ini ditulis untuk menunjukkan kebijaksanaan Sang Pencipta dalam ciptaan-Nya. Para sejarawan muslim tidak hanya mengamati tanda-tanda kebesaran Tuhan akan tetapi mereka justru menarik banyak pelajaran moral dari pengkajian kerajaan alam serta melihat dunia alam sebagai domain yang padu, yang selalu menunjukkan bahwa kekuasaan Allah ada dimana-mana serta Allah mahal mengetahui segalanya.
5. Astrologi
Astrologi berasal dari bahasa Yunani, astron (bintang), logos (kata, ucapan). Jika dilihat dari segi bahasa astrologi dapat diartikan sebagai bahasa, seni, serta ilmu pengetahuan yang mempelajari keterkaitan antara siklus benda-benda langit dan kehidupan manusia di muka bumi.6 Astrologi mempunyai peran yang cukup penting dalam historiografi pada masa awal Islam. Para sejarawan sering menggunakan kalkulasi astronomi yang memiliki keterkaitan dengan usia bumi serta sejarah sebelum Islam.
Dahulu mereka menggunakan ramalan astrologi pada saat mereka ingin menaruh perhatian terhadap suatu kejadian yang sama, atau berkaitan dengan suatu ramalan yang mempunyai sebuah sejarah yang sifatnya khusus.
6. Filsafat
Filsafat secara bahasa berasal dari bahasa Yunani, yaitu philos yang berarti cinta, tetapi dalam arti luas merupakan hasrat ingin tahu seseorang terhadap kebijaksanaan, kebenaran serta ilmu pengetahuan.
Sedangkan kata Shopia merupakan kebijaksanaan. Jadi, filsafat dapat diartikan sebagai mencintai keahlian.7 Alasan filsafat dapat masuk dalam historiografi Islam yaitu karena banyak karya-karya biografi yang terdapat pada karya-karya biografi di dalam tradisi klasik yang diekspresikan melalui kata-kata hikmah. Pada saat masuknya sejarah India dan Yunani masuk ke dalam sejarah dunia pada abad ke-9 membawa dampak pada
6 Ivan Taniputera, Astrologi dan Sejarah Dunia (Yogyakarta: A Plus Books,2009), hlm.13.
7 Zaprulkhan, Filsafat Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm.3.
perluasan filsafat Yunani dan India. Pada periode inilah filsafat mendapatkan posisi khusus dan terhormat dalam proses penguraian peristiwa sejarah. Beberapa tokoh yang membahas tentang filsafat adalah Ibn Sina, Ibn Rusyd, Sinan Ibn Tsabit yang banyak membahas tentang biografi dengan pengenalan tentang etika dan politik Plato dan dan Karya Ibn Khaldun, yang berjudul muqaddimah, berisi tentang filsafat sejarah.
7. Ilmu Sosial dan Politik
Ilmu sosial merupakan sekelompok disiplin keilmuan yang di dalamnya mempelajari berbagai aspek yang memiliki hubungan dengan manusia serta lingkungan sosialnya. Politik berasal dari bahasa Yunani Politikos yang berarti dari untuk atau yang berkaitan dengan warga. Jadi, secara definisi politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan khususnya, dalam Negara. Ilmu politik muslim secara luas berasal dari kesusastraan Persia dan Yunani. Banyak karya-karya sejarah yang dijadikan sebagai instrumental dalam menyajikan gambaran ideal penguasa muslim contohnya yang terdapat pada karya-karya biografi yang populer tentang manaqib dan fadlail, sikap moral dan politik para penguasa terutama para penguasa permulaan Islam. Terdapat beberapa karya yang membahas tentang ilmu sosial dan politik pada akhir abad ke- 13 M, Ibn Al-Tiqtaqa' dalam bukunya yang berjudul Fakhri yang di dalamnya memuat tentang penguasa muslim yang ideal beserta beberapa contohnya.
BAB III
METODE PENULISAN SEJARAH
A. Metode Penulisan Sejarah Pada Masa Awal
Pada masa awal penulisan sejarah Islam masih dipengaruhi oleh penulisan hadits yang bisa dikatakan sebagai awal mula penulisan sejarah Islam,8 Kondisi sosial pada umat Islam mulai berubah pasca wafatnya nabi Muhammad saw.
yang dibuktikan dengan kurangnya kepercayaan umat kepada pengganti nabi Muhammad, munculnya persoalan baru yang belum pernah terjadi pada masa Nabi dan umat terbelah menjadi kelompok-kelompok.9 Contoh karya yang muncul pada masa itu ialah Sirah Nabawiyah dan Al-Maghazi.
Banyak pendapat yang mengatakan tentang metode penulisan sejarah pada masa awal Islam, menurut Rosenthal dalam bukunya A History of Muslim Historiography, yang membahas tentang bagaimana Proses umat Islam dalam menulis sejarah, Orang arab pra-Islam mempunyai kebiasaan dan perhatian besar terhadap peristiwa penting dan nasab keluarga, yang sering menggunakan Lisan (syair).
Yusri A. Ghani berpendapat bahwa dalam Historiografi Islam dari klasik hingga modern, terdapat dua metode dalam penulisan sejarah Islam pada awalnya, yaitu metode Kronologis tahun atau Hauliyat, dan yang kedua adalah al-Uhud yaitu metode berdasarkan paparan berbagai kejadian/peristiwa, uraian kisah dan disusun berdasarkan masa/waktu kejadian.10
Berbeda dengan Yusri A. Ghani, Raghib As-Sijani, beliau memiliki pendapat sendiri dalam cara penulisan, yaitu ada 3 cara, pertama, metode para ahli hadits dalam menuliskan sejarah atau sirah Rasul. Kedua,
8 H.A. Muin Umar, Historiografi Islam, (Jakarta: CV. Rajawali, 1988), hlm.13.
9 Dr. Wilaela, M. Ag, Sejarah Islam Klasik (Riau: Fakultas Ushuluddin, UIN Sultan Syarif Kasim, 2016), hlm.37.
10 Ibid, hlm.34.
memberi gambaran lebih lengkap dan rinci pada kejadian yang diungkapkan dengan syair dan ungkapan. Ketiga, gabungan dari kedua cara diatas,Sirah Nabawiah Ibnu Ishaq dan Ibnu Hisyam, yang berisi tentang gabungan dari metode hadits dan pemeritaan yang didukung dengan banyaknya Syair (ungkapan).
B. Perbedaan Penulisan Sejarah Riwayah dan Dirayah 1. Penulisan sejarah riwayah
Metode pertama historiografi dikenal dengan riwayah yaitu suatu metode yang menghubungkan suatu informasi sejarah (riwayah) dengan sumber- sumbernya yang menurut ukuran sekarang dapat dipandang telah memenuhi secara ideal dalam penelitian historis dan ketelitian ilmiah.‘Urwah bin Zubair dan at Thabari adalah tokoh yang mengembangkan metode ini.
Metode ini mempelajari sanad dan matan peristiwa sejarah yang berpegang pada nash yang benar dan berita yang factual. Metode ini membahas biografi, sifat akhlak dan aqidah seorang rawi dengan cara mengkaitkan ilmu sejarah dengan salah satu ilmu hadits yang disebut dengan ilmu Jarh wa Ta’dil.
Dengan bantuan kitab-kitab tentang kaidah-kaidah periwayatan dalam ilmu Jarh wa Ta’dil sangat bermanfaat untuk mendalami sejarah sedalam-dalamnya.Dengan kaidah-kaidah ini akan tersingkap keadaan para rawi yang berguna untuk membedakan mana yang kuat, mana yang lemah, mana yang jujur dan mana yang dusta. Dengan kaidah ini juga akan diketahui nilai dari sebuah berita apakah shahih atau hasan dan menjauhi riwayah yang dhaif atau maudhu. Apalagi tujuan dari studi sejarah adalah untuk menguak hakekat sejarah.
Imam Thabari adalah ulama yang berjuang dengan metode At-Tautsiq wa Itsbatul Haqaiq lewat kitab-kitab sejarahnya. Dalam menulis sejarah beliau selalu meneliti jalur periwayatan salah satu persoalan yang dihadapi para Muarikh (Ahli Sejarah) terutama pada masa sekarang adalah tidak mampu membedakan khabar atau riwayah yang benar dan yang salah dan diperparah lagi mereka tidak mengetahui metode kritik sanad sebagaimana pendahulu mereka.
Imam Thabari telah berusaha semampu mungkin untuk tidak mencantumkan riwayah kecuali yang shahih saja, kalaupun ada riwayah yang
tidak benar, riwayah tersebut hanya ia nukil dari pendapat sebelum beliau, jika memang ia tidak tahu asal muasal riwayah tersebut.11
2. Penulisan secara dirayah
Metode yang berfokus pada pengetahuan secara langsung dari satu segi dan interprestasi rasional dari segi lainnya. Perkembangan metode sejarah itu berlangsung sejalan dengan perkembangan pemikiran dalam sejarah Islam. Para teolog dan filosof, khususnya yang mengenut aliran Mu’tazilah, menurut Effat al-Sharqawi, tidak mau menerima metode historiografi dengan riwayah, karena metode itu tidak memperhatikan prinsip-prinsip rasional dalam menginterpretasikan teks-teks sejarah.
Para teolog aliran Mutazilah itu menekankan peran akal dan menekankan ide kausalitas dalam melihat dan membaca peristiwa sejarah.
Bahkan sebagian penganut aliran Mu’tazilah menolak berita-berita, yang kredibilitsanya hanya didasarkan pada keadilan dan ketelitian para penutur. Suatu riwayat, hendaknya dilakukan oleh bukti rasio, karena menurut mereka para penutur tersebut cenderung melakukan kebohongan. Aspek intelektual adalah hal pertama yang harus dipegang oleh para peneliti atau para sejarawan dalam menerima riwayah dan sumber sumber sejarah. Hal itu mempunyai dampak besar terhadap metode penelitan sejarah. Setelah kaum muslimin kalangan al- thabari, ketika kebudayaan Islam memasuki kebudayaan baru, penelitian sejarah beralih dari metode riwayah ke metode dirayah, yaitu berdasarkan percobaan secara langsung. Metode ini melengkapi metode historiografi dengan riwayah sebelumnya.
Historiografi dengan dirayah juga menaruh perhatian terhadap isi teks sejarah yang diututurkan, tetapi teks itu baru diterima setelah melalui kritik intelektual dan rasional. Para sejarawan historiografi dengan dirayah ini memiliki wawasan histori yang konperhensif yaitu menaruh perhatian terhadap pengalaman, penyaksian, dan pengamatan secara langsung, di samping perhatian terhadap riwayah yang dituturkan. Jadi, dibandingkan dengan historiografi dengan riwayah, historigrafi dengan dirayah dilengkapi dengan perhatian yang besar
11 Imam Thabari, Muqaddimah Tarikh at-Thabari, 1/13. Maktabah Syamilah
terhadap variabel-variabel yang menentukan gerak sejarah. Dengan demikian para sejarawan, abad-abad keempat dan kelima Hijriah lebih menaruh perhatian terhadap realitas keinginan manusia yang menurut mereka terpengaruh oleh kondisi-kondisi geografis, iklim, dan sosial.12
BAB IV
12https://ahmadbinhanbal.com/historiografi-islam-antara-riwayat-dan-dirayat/ diakses pada tanggal 3 april 2023
KESIMPULAN
Historiografi Islam mulai dikenal melalui budaya penuturan secara lisan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada bangsa Arab yaitu melalui tradisi al- ayam dan al anshob. Akan tetapi pada masa pra Islam suda ada beberapa tanda akan munculnya historiografi islam karena munculnya al-maghazi dan sirah yang dijadikan sebagai orientasi utama pada masa pra Islam. Lambat laun seiring dengan perkembangan zaman, historiografi Islam mulai mengalami perkembangan salah satu buktinya yaitu semakin banyak isi karya-karya sejarah Islam yang mulai beragam isinya. Isi dari karya tersebut diantaranya nasab, biografi, geografi, kosmologi, astrologi, filsafat serta ilmu sosial dan politik.
Kemajuan historiografi Islam mulai kelihatan perkembangannya dibuktikan denga semakin beragamnya karya sejarah Islam. Pada masa pra Islam historiografi Islam belum diwujudkan dalam bentuk penulisan akan tetapi masih secara penuturan.
Seiring perkembangan zaman mulai muncul budaya penulisan dan semakin beraneka ragam isi karya-karya sejarah.
Metode riwayah lebih menekan kan sanad dan matan peristiwa sejarah yang berpegang pada nash yang benar dan berita yang terfilter yaitu dengan mengaitkan ilmu sejarah dengan salah satu ilmu cabang ilmu hadits yang disebut dengan ilmu Jarh wa Ta’dil, yang membahas biografi, sifat, akhlaq, dan aqidah seorang rawi. Sedangkan metode dirasah lebih menaruh perhatian terhadap pengetahuan secara langsung dari satu segi dan interpretasi rasional dari segi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Tusri Abdul Ghani. Historiografi Islam dari Masa Klasik Hingga Modern. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.
Azra, Azyumardi. Historiografi Islam Kontemporer: wacana, aktulitas, dan actor sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002.
Effendi: Menguak Historiografi Islam, Jurnal Tapis Vol.9 No. 1 Januari-juni 2013.
Fajriudin. HISTORIOGRAFI ISLAM Konsepsi dan Asas Epistemologi Ilmu Sejarah dalm Islam, Jakarta: PRENADA MEDIA GROUP, 2018.
Yatim, Badr. Historiografi Islam.Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1997.
Zaprulkhan. Filsafat Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2014