MAKALAH
EKSPOSURE KERUGIAN DALAM PENDAPATAN PADA PT PHAPROS TBK
Dosen Pengampu : Dwi Widi Pratito SN, S.E., M.M.
TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN RESIKO SEMESTER GASAL 2024/2025
Disusun Oleh : Kelompok 10 1. Wulan Ariyanti (B.131.23.0222) 2. Siti Ainul Latifah (B.131.23.0244) 3. Faza Amrina Rosada (B.131.23.0245) 4. Lilis Wulandari (B.141.22.0034)
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-nya yang telah diberikan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan ini dengan yang baik.
Adapun maksud tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk menambah wawasan serta untuk mengetahui kemampuan penulis dalam penyusunan makalah dan sebagai syarat untuk mendapatkan nilai tugas “manajemen resiko” yang maksimal.
Kami menyadari sepenuhnya dengan keterbatasan kemampuan pada diri kami bahwa penulisan makalah ini masih jauh dengan apa yang dikatakan sempurna. Karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi tercapainya kesempurnaa makalah ini. Semoga makalah ini benar-benar bermanfaat bagi para pembaca. Amin.
Semarang, 25 September 2024 Penyusun
Kelompok 10
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...ii
Daftar Isi...iii
Daftar Gambar... iv
Bab I Pendahuluan...1
1.1... La tar Belakang...2
1.2... Tu juan Penyusunan...3
1.3... Ru ang Lingkup Pembahasan...3
Bab II Gambaran Umum Dan Tinjauan Teori...4
2.1... Pr ofil Pt Phapros Tbk...4
2.2... Ek sposure Risiko...7
2.3... Je nis-Jenis Risiko yang Berdampak pada Pendapatan...7
2.4... M anejemen Risiko untuk Mengurangi Eksposure Pendapatan...9
2.5... Mi tigari Risiko untuk Menghadapi Eksposure Pendapatan...9
Bab III Pembahasan...11
3.1...Fa ktor-faktor Penyebab Kerugian pada PT Phapros Tbk...11
3.2...Da mpak Kerugian Pendapatan pada PT Phapros Tbk...14
3.3...Str
ategi Mitigasi Risiko pada PT Phapros Tbk...14
Bab IV Penutup... 19
4.1. Kesimpulan...19
4.2. Saran...20
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organiasasi PT Phapros Tbk
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Manajemen resiko adalah proses sistematis untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengendalikan, dan memitigasi kemungkinan ancaman yang dapat merugikan serta menggagalkan tujuan bisnis.
Kerugian harta yang sifatnya langsung dan tidak langsung, yang dibicarakan di sini pada dasarnya tidaklah hanya kerugian-kerugian yang terjadi ketika hak milik tersebut rusak, hancur, atau hilang saja. Kerugian tak langsung itu tidak terbatas sampai kerugian harta saja, tetapi termasuk kerugian-kerugian tak langsung timbul selama harta tersebut dalam penggantian atau perbaikan. Perusahaan mungkin mengalami menurunnya pendapatan jika harta yang rusak itu mengganggu produksi dan kegiatan lain, seluruhnya maupun sebagai akibatnya antara lain:
menurunnya pendapatan atau meningkatnya biaya-biaya.
Walaupun dalam beberapa kejadian, kerugian pendapatan melebihi kerugian langsung dan tak langsung lainnya, ternyata perusahaan-perusahaan kurang awas terhadap aksposure kerugian terhadap pendapatan itu. Manajer resiko juga menemukan suatu hal yang lebih sulit untuk mengukur kerugian potensial dari eksposure terhadap pendapatan bersih karena banyak variabel yang tersangkut. Bab ini menggambarkan eksposure pendapatan yang utama dan kerugian potensialnya.
Beberapa kejadian utama yang menurunkan pendapatan sebagai akibat dari
terganggunya kegiatan perusahaan, terganggunya operasi perusahaan pemasok atau pemakai, berkurangnya laba pada barang jadi dan pengumpulan piutang mengecil.
Industri farmasi merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam perekonomian, terutama dalam menyediakan produk kesehatan yang berkualitas. Namun, di tengah peluang besar yang ada, perusahaan-perusahaan farmasi seperti PT Phapros Tbk juga menghadapi risiko yang signifikan terkait dengan kerugian pendapatan. Eksposur terhadap kerugian ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan regulasi, persaingan yang semakin ketat, dan fluktuasi permintaan pasar.
Perubahan kebijakan pemerintah dalam hal regulasi dan harga obat, misalnya, dapat berdampak langsung pada margin keuntungan perusahaan. Selain itu, dengan meningkatnya jumlah pesaing, baik lokal maupun internasional, PT Phapros Tbk harus beradaptasi dengan cepat untuk mempertahankan pangsa pasar.
Faktor-faktor eksternal seperti kondisi ekonomi yang tidak stabil dan perubahan perilaku konsumen juga dapat berkontribusi pada penurunan pendapatan.
Kerugian dalam pendapatan tidak hanya mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, tetapi juga berpotensi menurunkan kepercayaan pemangku kepentingan dan berdampak pada investasi di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi PT Phapros Tbk untuk memahami dan mengevaluasi eksposur terhadap risiko ini serta mengembangkan strategi mitigasi yang efektif.
Dalam konteks ini, makalah ini akan membahas secara mendalam mengenai berbagai faktor yang menyebabkan eksposur kerugian dalam pendapatan di PT Phapros Tbk, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi tantangan
tersebut. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai risiko yang dihadapi, perusahaan diharapkan dapat mengambil tindakan proaktif untuk melindungi kinerjanya dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.
1.2. Tujuan Penyusunan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kerugian pendapatan pada PT Phapros Tbk
2. Untuk mengetahui dampak kerugian pendapatan pada PT Phapros Tbk 3. Untuk mengetahui strategi mitigasi risiko pada PT Phapros Tbk
1.3. Ruang Lingkup Pembahasan
1. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kerugian pendapatan pada PT Phapros Tbk
2. Menganalisis dampak kerugian pendaparan pada PT Phapros Tbk 3. Mengidentifikasi strategi mitigasi risiko pada PT Phapros Tbk
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN TINJAUAN TEORI
2.1. Profil PT Phapos Tbk
PT Phapros Tbk adalah salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia yang telah beroperasi selama lebih dari 60 tahun. Perusahaan ini didirikan pada 21 Juni 1954 sebagai anak perusahaan dari PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pada awal berdirinya, PT Phapros berfokus pada produksi dan distribusi obat-obatan, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan dalam negeri.
Pada tahun 1975, PT Phapros mulai memproduksi obat-obatan generik dan terus mengembangkan lini produk farmasinya. Hingga kini, PT Phapros memproduksi lebih dari 300 jenis obat-obatan, baik obat generik maupun obat dengan merek dagang sendiri.
Pada tahun 2019, PT Phapros menjadi bagian dari Holding BUMN Farmasi di bawah PT Kimia Farma Tbk, setelah PT Kimia Farma mengakuisisi mayoritas sahamnya. Langkah ini merupakan bagian dari konsolidasi perusahaan farmasi milik negara untuk memperkuat industri kesehatan nasional.
PT Phapros Tbk memiliki struktur organisasi yang berbentuk perseroan terbatas terbuka (Tbk), yang berarti perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan sahamnya dapat diperjualbelikan oleh public. PT Phapros memiliki tanggung jawab hukum sebagai badan usaha yang terpisah dari pemilik sahamnya. Status sebagai perusahaan terbuka membuat PT Phapros harus mematuhi regulasi pasar
modal yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan peraturan Bursa Efek Indonesia.
Bentuk organisasi ini memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan pendanaan dari investor publik serta meningkatkan tata kelola perusahaan yang transparan dan akuntabel. Struktur organisasi PT Phapros dipimpin oleh Dewan Direksi yang bertanggung jawab atas operasional sehari-hari, serta Dewan Komisaris yang mengawasi kinerja direksi dan memberikan arahan strategis.
Gambar 1. Struktur Organiasasi PT Phapros Tbk
Sumber: Data primer PT Phapros Tbk
PT Phapros Tbk bergerak di industri farmasi dengan fokus pada produksi, distribusi, dan pemasaran produk-produk farmasi, termasuk:
a. Obat-obatan generik: PT Phapros memproduksi berbagai jenis obat generik yang telah dikenal di kalangan masyarakat luas.
b. Obat dengan merek dagang: Perusahaan ini memiliki berbagai produk unggulan bermerek sendiri seperti Antimo, Pehacain, dan Livron B Plex.
c. Produk kesehatan lain: Selain obat-obatan, PT Phapros juga memproduksi produk suplemen kesehatan, alat kesehatan, dan produk sanitasi.
Selain itu, perusahaan terus berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan (R&D) untuk menghasilkan produk-produk inovatif yang dapat memenuhi kebutuhan pasar farmasi yang berkembang.
PT Phapros Tbk memiliki cakupan pemasaran yang luas, baik di pasar domestik maupun internasional. Di Indonesia, produk-produk PT Phapros telah didistribusikan ke hampir seluruh wilayah nusantara, termasuk di rumah sakit, apotek, serta berbagai pusat layanan kesehatan. Di tingkat internasional, PT Phapros mulai mengekspor produk-produknya ke beberapa negara, terutama di Asia Tenggara. Langkah ekspansi ini bertujuan untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan daya saing perusahaan di pasar global.
2.2. Eksposur Risiko
Menurut Darmawi (2010), eksposur risiko adalah potensi kerugian yang dihadapi oleh perusahaan akibat fluktuasi variabel keuangan atau perubahan kondisi eksternal. Dalam konteks eksposur kerugian pendapatan, hal ini merujuk pada risiko yang muncul akibat penurunan pendapatan perusahaan dari aktivitas bisnis utama, baik disebabkan oleh faktor eksternal (misalnya, perubahan regulasi, kondisi pasar) maupun faktor internal (inefisiensi operasional, kurangnya inovasi).
2.3. Jenis-Jenis Risiko yang Berdampak pada Pendapatan
Darmawi membagi risiko keuangan yang dapat mempengaruhi pendapatan ke dalam beberapa kategori:
1. Risiko Pasar: Termasuk fluktuasi harga produk, perubahan suku bunga, dan kondisi ekonomi makro yang mempengaruhi daya beli konsumen.
Penurunan pendapatan sering terjadi ketika pasar mengalami guncangan
ekonomi atau ketidakstabilan, yang mengakibatkan menurunnya permintaan produk atau jasa.
2. Risiko Operasional: Faktor internal yang terkait dengan kegagalan proses, sumber daya manusia, atau sistem teknologi informasi yang mengganggu kelancaran operasi perusahaan. Kegagalan ini dapat menurunkan produktivitas dan menyebabkan penurunan pendapatan.
3. Risiko Regulasi: Herman Darmawi juga menekankan bahwa perubahan dalam regulasi pemerintah dapat mengakibatkan perusahaan menghadapi biaya tambahan atau batasan dalam penjualan produk, yang pada akhirnya memengaruhi pendapatan.
4. Faktor Penyebab Eksposur Pendapatan
Menurut Darmawi, eksposur kerugian pendapatan bisa disebabkan oleh beberapa faktor:
a. Ketidakstabilan Pasar: Penurunan pendapatan bisa terjadi ketika permintaan konsumen berfluktuasi akibat perubahan ekonomi atau perubahan preferensi konsumen.
b. Persaingan: Meningkatnya persaingan dari kompetitor dapat menggerus pangsa pasar perusahaan, yang berujung pada penurunan penjualan dan pendapatan.
c. Keterbatasan Inovasi Produk: Jika perusahaan gagal mengembangkan produk baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar, risiko penurunan pendapatan menjadi lebih tinggi.
2.4. Manajemen Risiko untuk Mengurangi Eksposur Pendapatan
Darmawi menekankan pentingnya manajemen risiko sebagai pendekatan untuk mengurangi eksposur pendapatan. Pendekatan ini mencakup:
a. Diversifikasi Produk: Mengurangi ketergantungan pada satu produk atau pasar tertentu dengan mengembangkan produk baru yang inovatif dan menargetkan segmen pasar yang berbeda.
b. Penguatan Struktur Keuangan: Menjaga stabilitas keuangan perusahaan dengan pengelolaan arus kas yang baik, serta menjaga likuiditas untuk menghadapi fluktuasi pendapatan.
c. Perencanaan Strategis dan Operasional: Melakukan perencanaan jangka panjang yang mempertimbangkan berbagai skenario risiko untuk meminimalisir dampak negatif terhadap pendapatan.
2.5. Mitigasi Risiko untuk Menghadapi Eksposur Pendapatan
Darmawi juga menekankan pentingnya strategi mitigasi risiko untuk menghadapi eksposur pendapatan, seperti:
a. Hedging: Penggunaan instrumen keuangan untuk melindungi perusahaan dari fluktuasi harga atau perubahan suku bunga yang dapat mempengaruhi pendapatan.
b. Asuransi: Beberapa perusahaan menggunakan asuransi sebagai perlindungan terhadap risiko penurunan pendapatan akibat bencana alam atau gangguan operasional.
c. Manajemen Biaya: Mengurangi eksposur dengan efisiensi operasional dan pengelolaan biaya yang efektif untuk mempertahankan margin keuntungan ketika pendapatan menurun.
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Faktor-faktor Penyebab Kerugian pada PT Phapros Tbk
PT Phapros Tbk (PEHA) mengalami penurunan kinerja keuangan yang signifikan pada semester I tahun 2024. Perusahaan mencatat kerugian bersih sebesar Rp49,5 miliar, yang merupakan penurunan 739% dibandingkan dengan laba Rp7,74 miliar pada periode yang sama di tahun 2023. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan penjualan bersih sebesar 33,71%, dari Rp554,91 miliar pada semester I 2023 menjadi Rp367,81 miliar pada 2024.
Produk Obat Generik Berlogo (OGB) menjadi penyumbang terbesar pendapatan perusahaan, namun penjualannya juga turun dari Rp301,38 miliar pada 2023 menjadi Rp245,45 miliar pada 2024. Beban pokok pendapatan juga menurun 26%, namun tidak cukup untuk menutupi penurunan pendapatan keseluruhan, sehingga laba kotor merosot hingga 41,70%. Total rugi sebelum pajak tercatat Rp62,12 miliar, naik drastis dari laba sebelum pajak Rp10,96 miliar pada tahun sebelumnyaEksposure kerugian dalam pendapatan pada PT Phapros Tbk dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik eksternal maupun internal,yang melibatkan regulasi,kompetisi pasar, serta dinamika operasional. Berikut adalah faktor-faktor utama yang dapat mempengaruhi pendapatan PT Phapros Tbk:
1. Penurunan Penjualan yang Signifikan
Penurunan pendapatan merupakan faktor utama penyebab kerugian. Pada
mengalami penurunan sebesar 33,71% dari Rp554,91 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini terjadi hampir di semua lini produk perusahaan, termasuk:
a. Produk Obat Generik Berlogo (OGB) : Produk ini merupakan penyumbang terbesar terhadap pendapatan PT Phapros Tbk, tetapi penjualannya turun dari Rp301,38 miliar pada semester I 2023 menjadi Rp245,45 miliar pada semester I 2024.
b. Produk Ethical: Penjualan produk ini juga mengalami penurunan drastis, dari Rp167,18 miliar menjadi Rp62,62 miliar.
c. Obat non-resep (OTC): Pendapatan dari segmen ini turun dari Rp77,51 miliar menjadi Rp51,32 miliar
Penurunan penjualan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti permintaan pasar yang melemah dan persaingan yang ketat di industri farmasi.
2. Efisiensi Beban Pokok Pendapatan Tidak Mampu Menutup Penurunan Penjualan
Meskipun PT Phapros Tbk berhasil melakukan efisiensi pada beban pokok pendapatan yang turun sebesar 26%, dari Rp276 miliar menjadi Rp205 miliar, efisiensi ini tidak cukup untuk mengimbangi penurunan penjualan yang lebih besar. Akibatnya, laba kotor perusahaan turun 41,70% dari Rp278,75 miliar pada semester I 2023 menjadi Rp162,5 miliar pada semester I 2024.
3. Peningkatan Beban Keuangan
Selain penurunan pendapatan, PT Phapros Tbk juga mengalami peningkatan beban keuangan. Beban keuangan perusahaan pada semester I 2024 naik menjadi Rp31,72 miliar dibandingkan Rp30,14 miliar pada periode yang sama tahun 2023. Peningkatan ini memberikan tekanan tambahan pada arus kas perusahaan dan memperburuk kondisi laba rugi.
4. Penurunan Pembelian dari Pelanggan Utama
Salah satu pelanggan utama PT Phapros Tbk, yakni PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD), mengurangi pembeliannya secara signifikan. Pada semester I 2024, KFTD hanya menyumbang Rp258,92 miliar dalam penjualan PT Phapros Tbk, jauh menurun dibandingkan Rp483,28 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Penurunan ini sangat memengaruhi pendapatan total perusahaan, mengingat KFTD merupakan salah satu pembeli terbesar produk PT Phapros Tbk.
5. Penurunan Kinerja Pasar Obat Generik
Industri farmasi Indonesia, khususnya segmen obat generik yang menjadi andalan PT Phapros Tbk, menghadapi tantangan berupa persaingan yang semakin ketat dan perubahan kebijakan pemerintah terkait harga obat.
Produk Obat Generik Berlogo (OGB), yang biasanya menyumbang sebagian besar pendapatan PT Phapros Tbk, juga mengalami penurunan penjualan. Hal ini dipicu oleh berbagai faktor eksternal, seperti kebijakan pengetatan pengeluaran di sektor kesehatan dan daya beli masyarakat yang
6. Kondisi Makroekonomi yang Tidak Menguntungkan
Perubahan kondisi ekonomi global dan nasional turut memengaruhi kinerja PT Phapros Tbk. Faktor-faktor makroekonomi seperti inflasi, fluktuasi nilai tukar rupiah, dan peningkatan suku bunga mempengaruhi daya beli konsumen dan juga biaya operasional perusahaan, khususnya dalam hal bahan baku yang diimpor.
3.2. Dampak Kerugian Pendapatan pada PT Phapros Tbk
Dampak dari kerugian yang dialami PT Phapros Tbk pada semester I 2024 cukup signifikan, baik untuk perusahaan itu sendiri maupun bagi pemangku kepentingan lainnya. Berikut adalah beberapa dampak utama yang dapat diidentifikasi:
1. Kehilangan Kepercayaan Investor
Kerugian bersih sebesar Rp49,5 miliar dan penurunan pendapatan yang signifikan dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan dari investor dan pemegang saham. Penurunan performa ini dapat mengakibatkan turunnya harga saham PT Phapros Tbk di pasar, sehingga mempengaruhi nilai perusahaan secara keseluruhan.
2. Restrukturisasi dan Efisiensi Operasional
Dampak finansial yang negatif ini kemungkinan akan mendorong manajemen untuk melakukan restrukturisasi. Perusahaan mungkin harus mencari cara untuk mengurangi biaya operasional, termasuk efisiensi dalam proses produksi dan pengelolaan sumber daya manusia.
3. Pengaruh terhadap Daya Saing Pasar
Dengan menurunnya pendapatan dan laba, PT Phapros Tbk mungkin kesulitan untuk berinvestasi dalam inovasi produk dan pemasaran, yang dapat memperlemah posisi kompetitifnya di pasar. Dalam industri farmasi yang sangat kompetitif, hal ini bisa berakibat serius pada keberlanjutan bisnis.
4. Dampak Sosial dan Ketenagakerjaan
Kerugian finansial yang berkepanjangan dapat berpengaruh pada keputusan perusahaan terkait ketenagakerjaan. Jika perusahaan perlu mengurangi biaya, ini bisa berujung pada pengurangan staf atau penangguhan proyek yang mengakibatkan hilangnya pekerjaan.
5. Risiko Likuiditas
Dampak finansial yang negatif juga dapat menyebabkan risiko likuiditas bagi perusahaan, di mana PT Phapros Tbk mungkin kesulitan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini bisa mengarah pada pengambilan utang yang lebih tinggi, yang akan meningkatkan beban keuangan di masa depan.
3.3. Strategi Mitigasi Risiko pada PT Phapros Tbk 3.3.1. Diversifikasi Produk
Diversifikasi produk merupakan strategi penting untuk mengurangi ketergantungan pada produk tertentu dan memperluas jangkauan pasar.
atau produk kesehatan lainnya, PT Phapros Tbk dapat menjangkau segmen pasar yang berbeda. Menurut The Jakarta Post, perusahaan farmasi harus berinovasi dan mendiversifikasi produk untuk tetap bersaing, terutama dalam menghadapi perubahan permintaan pasar dan persaingan yang ketat.
3.3.2. Peningkatan R&D (Penelitian dan Pengembangan)
Investasi yang lebih besar dalam penelitian dan pengembangan (R&D) memungkinkan PT Phapros Tbk untuk menciptakan produk inovatif yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berkembang. Pada artikel Bisnis Indonesia, pengembangan produk baru yang berbasis pada riset dapat meningkatkan daya saing dan membantu perusahaan mengurangi risiko kerugian pendapatan. Dengan fokus pada R&D, perusahaan dapat merespons tren kesehatan terbaru dan mengembangkan solusi yang lebih efektif.
3.3.3. Penguatan Efisiensi Operasional
Meningkatkan efisiensi operasional adalah langkah penting untuk mengurangi biaya dan meningkatkan margin keuntungan. Pada Warta Ekonomi mencatat bahwa perusahaan farmasi perlu fokus pada efisiensi proses produksi dan distribusi untuk menekan biaya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadopsi teknologi baru, otomatisasi proses, dan pengelolaan rantai pasokan yang lebih baik. Dengan mengurangi biaya operasional, PT Phapros Tbk dapat meningkatkan profitabilitas meskipun ada penurunan pendapatan dari produk tertentu.
3.3.4. Pemasaran dan Brand Awareness
Strategi pemasaran yang efektif adalah kunci untuk meningkatkan penjualan dan memperkuat posisi di pasar. Marketeers menekankan pentingnya pemasaran digital dan media sosial untuk meningkatkan visibilitas merek. PT Phapros Tbk dapat memanfaatkan platform digital untuk menjangkau audiens yang lebih luas, melakukan kampanye promosi, dan meningkatkan interaksi dengan pelanggan. Meningkatkan kesadaran merek akan membantu menarik lebih banyak konsumen dan meningkatkan penjualan.
3.3.5. Ekspansi Pasar
Mencari peluang ekspansi ke pasar internasional atau daerah baru yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi dapat menjadi strategi mitigasi yang efektif. Laporan dari Research and Markets menunjukkan bahwa pasar farmasi di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, mengalami pertumbuhan yang signifikan. Dengan memasuki pasar baru atau memperluas distribusi produk, PT Phapros Tbk dapat meningkatkan pangsa pasar dan mengurangi dampak kerugian pendapatan dari segmen pasar yang lebih kecil.
3.3.6. Kemitraan Strategis
Membangun kemitraan dengan perusahaan lain, baik di dalam maupun luar negeri, dapat membuka peluang baru dan memperkuat posisi
membantu perusahaan mendapatkan akses ke teknologi baru, jaringan distribusi, dan keahlian yang mungkin tidak dimiliki. Dengan membentuk aliansi strategis, PT Phapros Tbk dapat memperluas penawaran produk dan menjangkau lebih banyak pelanggan.
3.3.7. Manajemen Risiko
Implementasi manajemen risiko yang baik sangat penting untuk menghadapi tantangan yang dihadapi industri farmasi, termasuk fluktuasi harga bahan baku dan perubahan regulasi. Deloitte dalam laporannya menekankan pentingnya perusahaan untuk memiliki strategi manajemen risiko yang komprehensif. PT Phapros Tbk dapat mengidentifikasi potensi risiko dalam operasional dan keuangan, serta merancang rencana mitigasi yang sesuai untuk mengurangi dampak negatif.
3.3.8. Peningkatan Layanan Pelanggan
Meningkatkan layanan pelanggan dapat berkontribusi pada loyalitas pelanggan yang lebih besar. Harvard Business Review menyatakan bahwa pengalaman pelanggan yang positif dapat meningkatkan kepuasan dan mendorong pelanggan untuk kembali. PT Phapros Tbk dapat mengembangkan program layanan pelanggan yang lebih baik, termasuk dukungan purna jual dan komunikasi yang lebih baik dengan konsumen.
Dengan meningkatkan pengalaman pelanggan, perusahaan dapat meningkatkan reputasi merek dan mendongkrak penjualan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Manajemen resiko adalah proses sistematis untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengendalikan, dan memitigasi kemungkinan ancaman yang dapat merugikan serta menggagalkan tujuan bisnis.
Eksposur kerugian pendapatan dipandang sebagai salah satu aspek risiko finansial yang memerlukan perhatian khusus dalam manajemen risiko perusahaan.
Faktor-faktor seperti ketidakstabilan pasar, persaingan, dan regulasi pemerintah menjadi penyebab utama yang mempengaruhi eksposur ini. Melalui diversifikasi, perencanaan strategis, dan mitigasi risiko, perusahaan dapat mengurangi dampak negatif dari eksposur kerugian pendapatan dan menjaga keberlanjutan bisnis.
Pada PT Phapros Tbk, kombinasi dari penurunan penjualan, peningkatan beban keuangan, dan perubahan eksternal di industri farmasi menjadi penyebab utama eksposur kerugian PT Phapros Tbk pada semester I 2024. Faktor-faktor ini menunjukkan tantangan yang signifikan bagi perusahaan dalam menjaga profitabilitas di tengah kondisi pasar yang tidak stabil.
Dengan menerapkan berbagai strategi mitigasi yang telah dijabarkan pada Bab III PT Phapros Tbk dapat menghadapi tantangan pendapatan dan memperkuat
manajemen risiko, dan layanan pelanggan yang ditingkatkan, perusahaan dapat mengurangi kerugian pendapatan dan menciptakan peluang pertumbuhan yang lebih besar di masa depan.
4.2. Saran
1. Inovasi Produk: Tingkatkan riset dan pengembangan (R&D) untuk produk obat-obatan baru, khususnya produk herbal dan bioteknologi.
2. Ekspansi Pasar: Perluas pasar internasional dan dapatkan sertifikasi global seperti WHO-GMP.
3. Transformasi Digital: Adopsi e-commerce dan digitalisasi operasional untuk meningkatkan efisiensi.
4. Penguatan Merek: Tingkatkan kampanye pemasaran dan kemitraan strategis untuk memperkuat distribusi dan brand awareness.
5. Efisiensi Biaya: Optimalkan rantai pasokan dan operasional untuk mengurangi biaya produksi.
6. Keberlanjutan: Implementasikan teknologi ramah lingkungan dan program CSR yang mendukung kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Antara News. (2024, Agustus 31). *Phapros optimistis kinerja tahun ini membaik
melalui strategi adaptif. ANTARA News.
https://www.antaranews.com/berita/3013993/phapros-optimistis-kinerja- tahun-ini-membaik-melalui-strategi-adaptif
Bisnis Indonesia. (2019). Kimia Farma Resmi Akuisisi PT Phapros Tbk. Diakses dari [https://www.bisnis.com](https://www.bisnis.com)
Bisnis Indonesia. (2023). Investasi dalam R&D sangat penting untuk pertumbuhan farmasi. Diakses dari [Bisnis Indonesia](https://www.bisnis.com)
Bursa Efek Indonesia. (2023). Laporan Tahunan PT Phapros Tbk. Diakses dari [https://www.idx.co.id](https://www.idx.co.id)
Darmawi, H. (2010). Manajemen Risiko. Jakarta: Bumi Aksara.
Deloitte. (2023). Manajemen risiko di industri farmasi: Tren dan strategi. Diakses dari [Deloitte](https://www2.deloitte.com)
Harvard Business Review. (2023). Pentingnya pengalaman pelanggan dalam mendorong loyalitas. Diakses dari [Harvard Business Review]
(https://hbr.org)
IDN Financials. (2024, September 5). Semester I penjualan turun, PEHA catat
kerugian. IDN Financials.
https://www.idnfinancials.com/id/news/50828/down-peha-booked-loss
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (2023). Profil Perusahaan PT Phapros Tbk di Bursa Efek Indonesia. Diakses dari [https://www.idx.co.id](https://www.idx.co.id )
PT Kimia Farma Tbk. (2019). Kimia Farma Akuisisi Phapros, Perkuat Sinergi Holding BUMN Farmasi. Diakses dari [https://kimiafarma.co.id]
(https://kimiafarma.co.id)
PT Phapros Tbk. (2023). Tentang Kami - Sejarah Perusahaan. Diakses dari [https://www.phapros.co.id](https://www.phapros.co.id)
Research and Markets. (2023). Peluang pertumbuhan di pasar farmasi Asia Tenggara. Diakses dari [Research and Markets]
(https://www.researchandmarkets.com)
RMOL. (2024, Agustus 31). Phapros rugi Rp49 miliar di semester I 2024.
RMOL.id. https://rmol.id/bisnis/read/2024/08/31/635046/phapros-rugi- rp49-miliar-di-semester-i-2024
Sinar Harapan. (2023). Kemitraan strategis di industri farmasi. Diakses dari [Sinar Harapan](https://sinarharapan.co.id)
Suara. (2024, Agustus 31). Phapros catat kerugian di semester I 2024, strategi apa
yang perlu dilakukan? Suara.com.
https://www.suara.com/bisnis/2024/08/31/103845/phapros-catat-kerugian- di-semester-i-2024-strategi-apa-yang-perlu-dilakukan
The Jakarta Post. (2023). Perusahaan farmasi perlu berinovasi untuk tetap kompetitif. Diakses dari [The Jakarta Post](https://www.thejakartapost.com )
Warta Ekonomi. (2023). Efisiensi operasional: Kunci profitabilitas di industri farmasi. Diakses dari [Warta Ekonomi](https://www.wartaekonomi.co.id)